Anda di halaman 1dari 18

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan
proporsi dari variabel-variabel yang diamati beberapa variabel dependen (perilaku
pencegahan stunting pada balita ), serta variabel independen (pengetahuan dan
sikap ibu).
a. Pengetahuan Ibu
Gambaran pengetahuan ibu tentang stunting di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya
pada balita Usia 24-59 bulan. Dari data yang sudah didapatkan dengan cara
menyebarkan kuisioner, didapatkan hasil pada tabel 5.1 sebagai berikut:

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Maret Tahun 2023

Pengetahuan Ibu Frekuensi Presentasi


Baik 29 58%
Cukup 18 36%
Kurang 3 6%

Ʃ 50 100%

Berdasarkan tabel 5.1 distribusi frekuensi pengetahuan ibu, dari 50


sampel penelitian didapatkan hasil sebagai berikut, responden yang memiliki
pengetahuannya kurang sebanyak 3 ibu (6%), responden yang pengetahuannya
cukup sebanyak 18 ibu (36%) dan responden yang pengetahuannya baik
sebanyak 29 ibu (58%).
Tabel 5.2
Sub Variabel Pengetahuan Ibu Maret Tahun 2023

FIKes UIA 2023


NO Dimensi Pengetahuan Ibu Kategori N %
Definisi Stunting Baik 20 40 %
1 Cukup 26 52 %
Kurang 4 8%
Total 50 100 %
2 Penyebab Stunting Baik 16 32 %
2 2 Cukup 14 28 %
Kurang Baik 20 40 %
Total 50 100 %
Ciri – ciri Stunting Baik 35 70 %
3 Cukup 8 16 %
Kurang Baik 7 14 %
Total 50 100%
Dampak Stunting Baik 13 26 %
4 Cukup 31 62 %
Kurang Baik 6 12 %
Total 50 100 %
Perilaku Pencegahan Baik 26 52 %
5 Stunting Cukup 13 26 %
Kurang Baik 11 22 %
Total 50 100%

Pada tabel 5.2 di atas dapat di lihat bahwa dari 5 sub variabel
pengetahuan ibu responden menilai untuk sub variabel tertinggi yaitu ciri –
ciri stunting sebanyak 70 % dan sub variabel terendah terdapat pada dampak
stunting yaitu sebesar 26 %.

b. Sikap Ibu
Gambaran sikap ibu dalam pencegahan stunting pada balita di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya. Dari data yang sudah didapatkan dengan cara
menyebarkan kuisioner, didapatkan hasil pada tabel 5.3 sebagai berikut :

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Maret Tahun 2023

Sikap Ibu Frekuensi Presentasi


Negatif 9 18%
Positif 41 82%

Ʃ 50 100%

Berdasarkan tabel 5.3 distribusi frekuensi sikap ibu dalam pencegahan


stunting, dari 50 sampel penelitian di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya

FIKes UIA 2023


didapatkan hasil sebagai berikut, responden yang memiliki sikap ibu negatif
sebanyak 9 ibu (18%), responden yang memiliki sikap ibu positif sebanyak 41
ibu (82%).

Tabel 5.4
Sub Variabel Sikap Ibu Maret Tahun 2023

NO Dimensi Sikap Ibu Kategori N %


Komponen Kognitif Negatif 6 12 %
1 Positif 44 88 %
Total 50 100 %
2 Komponen Afektif Negatif 9 18 %
2 2 Positif 41 82 %
Total 50 100 %
Komponen Psikomotor Negatif 22 44 %
3 Positif 28 56 %
Total 50 100%

Pada tabel 5.4 di atas dapat di lihat bahwa dari 3 sub variabel sikap ibu
responden menilai untuk dimensi tertinggi sub variabel yaitu komponen
kognitif sebanyak 88 % dan dimensi terendah terdapat pada sub variabel
komponen psikomotor yaitu sebesar 56 %.

c. Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita


Gambaran perilaku pencegahan stunting pada balita di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya. Dari data yang sudah didapatkan dengan cara menyebarkan
kuisioner, didapatkan hasil pada tabel 5.5 sebagai berikut:

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59
Bulan

Perilaku Pencegahan Frekuensi Presentasi


Stunting

Negatif 9 18%

Positif 41 82%

FIKes UIA 2023


Ʃ 50 100%

Berdasarkan tabel 5.5 distribusi frekuensi perilaku pencegahan


stunting pada balita, dari 50 sampel penelitian di RW 04 Kelurahan Harapan
Jaya didapatkan hasil sebagai berikut, responden yang memiliki perilaku
pencegahan stunting negatif sebanyak 9 ibu (18%), responden yang memiliki
perilaku positif sebanyak 41 ibu (82%).

Tabel 5.6
Sub Variabel Perilaku Pencegahan Stunting Maret Tahun 2023

NO Dimensi Perilaku Kategori N %


Pencegahan stunting
Perbaikan Pola Makan Negatif 11 22 %
1 Positif 39 78 %
Total 50 100 %
2 Pola Asuh Negatif 9 18 %
2 2 Positif 31 62 %
Total 50 100 %
Perbaikan Sanitasi dan air Negatif 21 42 %
3 bersih Positif 29 58 %
Total 50 100%

Pada tabel 5.6 di atas dapat di lihat bahwa dari 3 sub variabel sikap ibu
responden menilai untuk dimensi tertinggi sub variabel yaitu perbaikan pola
makan sebanyak 78 % dan dimensi terendah terdapat pada sub variabel
perbaikan sanitasi dan air bersih yaitu sebesar 58 %.

2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
variabel-variabel independen dengan variabel dependen dengan cara membuat
tabulasi silang antara dua variabel, yaitu variabel independen (Pengetahuan dan
Sikap Ibu) dengan variabel dependen (Perilaku Pencegahan Stunting). Jika terdapat
hubungan, seberapa besar hubungan antara dua variabel tersebut. Teknik analisa
data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dengan
bantuan komputer dengan program SPSS 25.
a. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita
Usia 24-59 Bulan Di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
FIKes UIA 2023
Pada tabulasi silang akan dilihat apakah ada hubungan antara
pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita didapatkan
hasil pada ibu tabel 5.7 sebagai berikut:

Tabel 5.7
Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan

Perilaku
Pengetahuan Ibu Positif Negatif Total

Baik 25(50%) 3(6%) 56%


Cukup 16(32%) 3(6%) 38%
Kurang 1 (2%) 2(4%) 6%

Total 42(82%) 8(18%) 100%

Berdasarkan tabel tabulasi silang diatas antara pengetahuan ibu dengan


perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan mendapatkan hasil
sebagai berikut: dari 50 responden ibu yang mempunyai balita usia 24-59
bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya pada penelitian ini, Ibu balita
memiliki pengetahuan kurang dengan perilaku pencegahan stunting pada
balita yang Negatif terdapat 3 responden (6%), Ibu balita pengetahuan kurang
dengan perilaku positif terdapat 1 responden, Ibu balita pengetahuan cukup
dengan perilaku yang negatif terdapat 3 responden (6%), ibu balita yang
memiliki pengetahuan yang cukup dengan perilaku yang positif terdapat 16
responden responden (32%), Ibu balita pengetahuan baik dengan perilaku
negatif 2 responden (4%), ibu balita yang memiliki pengetahuan yang baik
dengan perilaku positif terdapat 25 responden (50%).
Selanjutnya untuk melihat apakah terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita digunakan
uji Pearson Chi Square, pada tabel kontingensi diatas. Adapun hipotesis yang
diuji adalah :

FIKes UIA 2023


Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW04 Kelurahan Harapan Jaya.
H₁: Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 di RW 04 Kelurahan harapan
Jaya.

Tabel 5.8
Uji Pearson Chi Square Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan

Value df Presentasi
Pearson Chi-Square 14.737 2 .001
N Of Valid 50

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa Pearson Chi-Square test


yaitu 0,001 nilai ini lebih kecil dari a = 5% (0,05) maka hipotesis null ditolak,
kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan
perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya. Maka artinya yaitu perilaku pencegahan stunting
pada balita usia 24-59 bulan akan menjadi lebih positif dan baik apabila
pengetahuan tentang stunting bertambah baik.
Selanjutnya untuk mengetahui besar hubungan antara pengetahuan ibu
dengan perilaku pencegahan stunting pada balita digunakan nilai contingency
coefficient (C) yang dibandingkan dengan koefisien maksimal (C maks), nilai
Contingency Coefficient yang disajikan pada tabel 5.9 sebagai berikut:

Tabel 5.9
Contingency Corfficient Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan

Value Approx.Significant
Nominal by Nominal .477 .001
N Of Valid Case 50

FIKes UIA 2023


Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Contingency Coefficient (C)
yaitu 0,543 kemudian dibandingkan dengan nilai Cmaks ditentukan dengan
cara sebagai berikut :

C max
√ m−1
m
=
√2−1
2
=0.707

Keterangan:

m = nilai minimum dan baris kolom.


nilai C 0,477
Perbandingan nilai C dengan nilai Cmaks yaitu = = 0,674.
nilai Cmaks 0,707
Hasil perbandingan nilai Contingency Coefficient (C) dengan nilai Cmaks
diperoleh 0,674.
Nilai ini menunujukkan adanya hubungan yang "sedang" antara
pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59
bulan berdasarkan tabel klasifikasi batasan nilai C, derajat keeratan sebesarr
0,674. Dengan demikian hasil penelitian dapat diklasifikasikan dalam kategori
"sedang". Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan memiliki daya keeratan
sebesar 0,67 x 100% atau sama dengan 67%.
Kesimpulan dari nilai keeratan hubungan pengetahuan dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya sebesar 67% artinya ada hubungan dengan tingkat "sedang"
antara hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada
balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

b. Hubungan Antara Sikap Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada


Balita Usia 24-59 Bulan Di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
Pada tabulasi silang akan dilihat apakah ada hubungan antara sikap ibu
dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 didapatkan hasil
pada tabel 5.10 sebagai berikut:

Tabel 5.10

FIKes UIA 2023


Tabulasi Silang Hubungan Antara Sikap Ibu Dengan Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan

Perilaku
Sikap Ibu Positif Negatif Total

Positif 40(80%) 1(2%) 82%


Negatif 1(2%) 8(16%) 18%

Total 41(82%) 9(18%) 100%

Berdasarkan tabel tabulasi silang diatas antara sikap ibu dengan


perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya mendapatkan hasil sebagai berikut: dari 50 responden
ibu balita 24-59 bulan pada penelitian ini, ibu balita yang memiliki sikap
negatif dengan perilaku yang negatif terdapat 8 responden (16%). sedangkan
ibu balita dengan sikap negatif dengan perilaku yang positif terdapat 1
responden (2%). Sikap positif dengan perilaku negatif terdapat 1 responden
(2%), sedangkan ibu balita dengan sikap positif dengan perilaku yang positif
terdapat 40 responden (80%).
Selanjutnya untuk melihat apakah terdapat hubungan antara sikap ibu
dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya digunakan uji Pearson Chi-Square pada tabel
kontingensi diatas. Adapun hipotesis yang diuji adalah :
Ho: Tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting
pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
H₁: Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting
pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

Tabel 5.11
Uji Pearson Chi Square Antara Sikap Ibu dengan Perilaku Pencegahan
Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan

Value df Presentasi
Pearson Chi-Square 37.368 1 .000
N Of Valid 50

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa Pearson Chi-Square test


yaitu 0,000 nilai ini lebih kecil dari a = 5% (0,05) maka hipotesis null ditolak,
FIKes UIA 2023
kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara sikap ibu dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya. Maka artinya yaitu perilaku pencegahan stunting akan menjadi
lebih positif dan baik apabila sikap ibu bertambah baik dan semakin positif.
Selanjutnya untuk mengetahui besar hubungan antara sikap ibu dengan
perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan digunakan nilai
contingency coefficient (C) yang dibandingkan dengan koefisien maksimal
(Cmaks). nilai Contingency Coefficient yang disajikan pada tabel 5.9 sebagai
berikut:

Tabel 5.12
Cofingency Coefficient Hubungan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pencegahan
Stunting Pada Balita 24-59 Bulan

Value Approx.Significant
Nominal by Nominal .654 .000
N Of Valid Case 50

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Contingency Cofficient (C)


yaitu 0,654 kemudian dibandingkan dengan nilai Cmaks ditentukan dengan
cara sebagai berikut:

C max
√ m−1
m
=
√2−1
2
=0.707

Keterangan:

m = nilai minimum dan baris kolom.


nilai C 0,654
Perbandingan nilai C dengan nilai Cmaks yaitu = = 0,925.
nilai Cmaks 0,707
Hasil perbandingan nilai Contingency Coefficient (C) dengan nilai Cmaks
diperoleh 0,925.
Nilai ini menunujukkan adanya hubungan yang "sangat kuat" antara
sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di
RW 04 Kelurahan Harapan Jaya berdasarkan tabel klasifikasi batasan nilai C,
derajat keeratan sebeasr 0,92. Dengan demikian hasil penelitian dapat
diklasifikasikan dalam kategori "sangat kuat". Hal ini menunjukkan bahwa

FIKes UIA 2023


sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di
RW 04 Kelurahan Harapan Jaya memiliki daya keeratan sebesar 0,92 x 100%
sama dengan 92%.
Kesimpulan dari nilai keeratan hubungan antara sikap sikap ibu dengan
perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya sebesar 92% artinya ada hubungan dengan tingkat
"sangat kuat" antara hubungan sikap sikap ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Pembahasan Analisa Univariat
a. Gambaran Pengetahuan Ibu
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan hasil penelitian di RW04 Kelurahan
Harapan Jaya didapatkan dari 50 sampel penelitian Ibu balita usia 24-59 bulan
didapatkan hasil sebagai berikut, responden yang memiliki pengetahuannya
kurang sebanyak 3 ibu (6%), responden yang pengetahuannya cukup sebanyak
18 ibu (36%) dan responden yang pengetahuannya baik sebanyak 29 ibu
(58%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu
balita tentang stunting secara umum sudah baik. Menurut peneliti ibu yang
memiliki pengetahuan yang cukup akan lebih mudah dalam melakukan
aktivitas dan membuat mudah dalam penyelesaian di dalam keluarga terutama
Pengetahuan ibu dalam merawat anak, memberi makan anak, dan
memperhatikan kebutuhan nutrisi yang tepat.
Pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh
seseorang melalui panca indera (Natoatmodjo, 2012). Pengetahuan adalah
hasil tahu dan ini terjadi setelah seorang mengadakan penginderaan terhadap
sesuatu objek tertentu (A.Wawan et al, 2019). Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
behavior). Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan
rasa percaya diri, maupun sikap dan prilaku setiap hari, sehingga dapat
dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan
seseorang. (Yohanna Theresia Hasibuan, 2018). Hal ini menunujukkan bahwa
pengetahuan ibu balita usia 24-59 bulan di RW04 Kelurahan Harapan sudah

FIKes UIA 2023


cukup baik, pengetahuan ibu tentang stunting akan lebih baik dengan adanya
informasi yang lebih banyak tentang stunting.
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa penilaian ibu balita terhadap
sub variable dampak stunting kategori baik menjadi paling rendah sebesar 26
%, hal ini diakibatkan kemauan pengetahuan ibu balita berkurang sehinga
tidak dapat memahami dampak dari stunting dengan secara baik. Sedangkan
penilaian sub variabel kategori cukup paling tinggi sebesar 62 % yaitu dampak
stunting hal ini dibuktikan dengan ibu balita yang memiliki pengetahuan
cukup dengan mendengar atau memahami dampak stunting agar supaya
mengetahui dan selalu bisa menjada balitanya agar tidak terdapat dampak
stunting pada balitanya. dan kategori kurang baik sebesar 12 %.
Hasil penilaian ibu balita terhadap sub variabel penyebab stunting
kategori baik menjadi rendah sebesar 32 %, hal ini diakibatkan pengetahuan
ibu dengan kesadaran dan pemahaman ibu yang sangat berkurang
menggakibatkan ibu balita belum sepenuhnya mengetahui penyebab stunting
pada balitanya, sedangkan penilaian kategori cukup sebesar 28 % sedikit
rendah dari kategori cukup maka dari itu masih wajar karna hamper semua ibu
balita mengetahui mengenai dampak dari stunting , dan kategori kurang baik
sebesar 40%.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel definisi stunting kategori
baik menjadi sebesar 40 %, hal ini menjadi nilai bagus karna ibu balita hamper
mengetahui mengenai stunting , sedangkan penilaian kategori cukup sebesar
52 % hampir tidak jauh beda penilaian antara kategori baik dan cukup,
menjadikan landasan awal untuk mengetahui arti dari stunting itu sendiri, dan
kategori kurang baik sebesar 8 %.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel perilaku pencegahan
stunting dengsn kategori baik menjadi sedikit rendah sebesar 52 %, hal ini
menjadi nilai bagus karna ibu balita hampir menerapakan perilaku pencegahan
stunting pada balita dengan sesuai arahan informasi kesehatan dari puskesmas
yang menghasilkan bisa menjaga balita nya tidak terkena resiko stunting,
sedangkan penilaian kategori cukup sebesar 26 %, dan kategori kurang baik
sebesar 22 %.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel ciri – ciri stunting dengan
kategori baik menjadi tinggi sebesar 70 %, hal ini diakibatkan kemauan

FIKes UIA 2023


pengetahuan ibu balita sangat baik sehinga dapat memahami betul mengenai
ciri – ciri stunting dengan secara baik. Sedangkan penilaian sub variabel
kategori cukup sebesar 16 % , dan kategori kurang sebesar 8 %.

b. Gambaran Sikap Ibu


Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan hasil penelitian di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya didapatkan dari 50 sampel penelitian didapatkan hasil
sebagai berikut, responden yang memiliki sikap ibu negatif sebanyak 9 ibu
(18%), responden yang memiliki sikap ibu positif sebanyak 41 ibu (82%).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu balita
tentang stunting secara umum sangat baik.
Sikap merupakan reaksi tertutup yang berupa kesiapan dan kesediaan
seseorang untuk bertindak, jika reaksi terbuka maka disebut sebuah perilaku
(Notoadmojo, 2012). Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia
terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek dan isu. (A.Wawan, 2019). Dari
beberapa definisi diatas Peneliti mendifinisikan bahwa sikap adalah kesiapan
dan kesediaan seseorang untuk bertindak sebagai evaluasi umum yang dibuat
manusia terhadap dirinya sendiri, terkait sikap ibu tentang perilaku
pencegahan stunting adalah Tanggapan atau respon ibu yang merawat balita
dirumah mengenai perilaku pencegahan stunting (Komponen kognitif,
komponen afektif, komponen psikomotor).
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa penilaian ibu balita terhadap
sub variabel komponen psikomotor kategori positif menjadi paling rendah
sebesar 56 %, hal ini diakibatkan sebuah tindakan yang dilakukan ibu balita
mengenai kurang pemahaman pencegahan stunting dengan berkenaan dengan
keinginan dan keyakinan. Psikomotor yang berisi perilaku-perilaku ibu yang
menekankan pada aspek keterampilan motorik seperti: mengerjakan,
memasang, membuat yang mencerminkan tingkah laku yang kurang terhadap
balita. dan sub variabel kategori negatif sebesar 44 %.

FIKes UIA 2023


Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel komponen afektif
kategori positif menjadi sebesar 82 %, hal ini nilai bagus karena sebuah
perasaan emosi ibu balita terhadap menerapkan tingkah laku kepada anak
maupun subjek lain sangat baik menghasilkan penilaian yang sangat positif
terhadap sikap ibu untuk pencegahan stunting pada balita dan sub variabel
kategori negative sebesar 18 %.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel komponen kognitif
kategori positif paling tinggi sebesar 88 %, hal ini nilai bagus karena proses
kognitif ibu balita dapat diperankan secara baik oleh otak manusia yang mana
informasi yang diperoleh ibu balita mengenai pencegahan stunting akan
masuk ke dalam otak lalu diproses dengan menganalisis, mensintesis dan
mengevaluasi yang akan menghasilkan penilaian yang baru terhadap suatu
objek maupun subjek sehingga dapat menerapkan pada balita saat baik dan
sub variabel negative sebesar 12 %.
Hal ini menunujukkan bahwa sikap ibu balita usia 24-59 bulan di RW
04 Kelurahan Harapan Jaya sebagian besar positif. Maka dari itu dengan
adanya pengetahuan yang sangat baik dan perawatan terhadap balita yang
benar dapat mencegah resiko stunting pada balita.

c. Gambaran Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita


Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan hasil penelitian di RW04 Kelurahan
harapan Jaya dari 50 sampel penelitian didapatkan hasil sebagai berikut,
responden yang memiliki perilaku pencegahan stunting negatif sebanyak 9
siswi (18%), responden yang memiliki perilaku positif sebanyak 41 siswi
(82%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perilaku pencegahan stunting
pada balita secara umum sangat positif.
Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme atau mahluk hidup yang. Perilaku adalah respon individu
terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan
mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari atau tidak.
Perilaku merupakan kumpulan berbagai factor yang saling berinteraksi
(A.Wawan,Dewi.M.2019). Dari beberapa definisi diatas, peneliti
mendefinisikan bahwa perilaku adalah semua kegiatan aktivitas atau tindakan

FIKes UIA 2023


dari respon terhadap suatu stimulus yang dapat diamati dan mempunyai
frekuensi sepesifik yang disadari atau tidak disadari.
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa penilaian ibu balita terhadap
sub variable perbaikan sanitasi dan air bersih kategori baik menjadi rendah
sebesar 58 %, hal ini diakibatkan ibu balita tidak menerapkan mencuci tangan
6 langkah hanya dengan mencuci tangan sekedar menghilangkan bau amis
bekas makanan dan lupa atau malas mencuci tangan dulu sebelum makan pada
balita nya, juga tidak menjaga kebersihan botol susu, cara-cara pemberian baik
ASI maupun susu formula melalui botol tidak di perhatikan berbagai hal
seperti cara penyajian, cara mencuci botol, dan cara sterilisasi. dan sub
variabel negative sebesar 42 %.
Hasil penilai ibu balita terhadap sub variabel pola asuh kategori positif
menjadi sebesar 62 %, hal ini menjadikan langkah perbaikan pola asuh yang
menjadi baik bagi ibu balita kepada anak dalam praktek pemberian makan
bagi balita dengan dimulai dari edukasi tentang kesehatan gizi bagi balita dan
ibu balita memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi pada balita saat
umur 24-59 bulan , dan ibu balita juga menerapkan pemberian asi sejak 6
bulan pada anaknya. Dan sub variabel negative sebesar 22 %.
Hal ini menunujukkan bahwa perilaku ibu terhadap pencegahan
stunting pada balita usia 24-29 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan sebagian
besar positif karna dengan adanya pengetahuan dan sikap ibu yang baik dapat
menerapakan perilaku pencegahan stunting yang positif.

2. Pembahasan Analisa Bivariat


a. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada
Balita Usia 24-59 bulan Di RW04 Kelurahan Harapan Jaya
Berdasarkan tabel 5.7 Berdasarkan tabel tabulasi silang diatas antara
pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59
bulan mendapatkan hasil sebagai berikut: dari 50 responden ibu yang
mempunyai balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya pada
penelitian ini, Ibu balita memiliki pengetahuan kurang dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita yang Negatif terdapat 3 responden (6%), Ibu
balita pengetahuan kurang dengan perilaku positif terdapat 0 responden, Ibu
balita pengetahuan cukup dengan perilaku yang negatif terdapat 3 responden

FIKes UIA 2023


(6%), ibu balita yang memiliki pengetahuan yang cukup dengan perilaku yang
positif terdapat 16 responden responden (32%), Ibu balita pengetahuan baik
dengan perilaku negatif 3 responden (6%), ibu balita yang memiliki
pengetahuan yang baik dengan perilaku positif terdapat 25 responden (50%).
Hasil uji statistic tabel 5.8 terlihat bahwa Uji bahwa Pearson Chi-
Square test untuk melihat hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku
pencegahan stunting pada balita usia 24-59 Bulan di RW 04 Kelurahan
Harapan Jaya dengan nilai Pearson Chi-Square test yaitu 0,001 nilai ini lebih
kecil dari a = 5% (0,05) sehingga hipotesis Ho ditolak. kesimpulannya adalah
terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW04 Kelurahan Harapan Jaya.
Dengan demikian pada tabel 5.9 hasil penelitian terdapat hubungan
antara pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia
24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya dan derajat keeratannya
sebesar 0,67 dengan demikian hasil penelitian dapat diklasifikasikan dalam
kategori hubungan yang "sedang". Adanya hubungan pengetahuan ibu dengan
perilaku pencegahan stunting ini mengidentifikasi bahwa sikap merupakan
dasar yang penting untuk mewujudkan perilaku positif dominan saat
pencegahan stunting .
Dari hasil perbandingan nilai Contingency coefficient (C) dengan nilai
Cmaks dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap ibu memberikan hubungan
terhadap perilaku pencegahan stunting sebesar 67% yang artinya “sedang”.
Sehingga dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang “sedang”
antara pengetahuan ibu dengan dengan perilaku pencegahan stunting pada
balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
Stunting pada balita dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan status
kesehatannya saat dewasa (Kemenkes RI, 2018). Anak yang menderita
stunting dapat menderita kerusakan fisik serta kognitif dan menyebabkan
pertumbuhannya terhambat (UNICEF et al., 2020). Kondisi tersebut yang
terus menerus berlangsung akan menurunkan kualitas serta produktifitas masa
depan warga negara indonesia (Harikatang et al., 2020). Oleh sebab itu, dalam
upaya mencegah hal tersebut dibutuhkan upaya penanggulangan masalah
stunting. Penanggulangan stunting meliputi upaya pencegahan serta
penanganan. Upaya pencegahan sendiri dapat dilakukan dengan memastikan

FIKes UIA 2023


bahwa anak memiliki status kesehatan yang baik, mendapat gizi cukup pada
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta mendapat imunisasi dan pola
hidup bersih untuk mencegah penyakit. Cara pencegahan yang dapat
dilakukan orang tua untuk mencegah buah hati dari stunting meliputi;
Memenuhi kebutuhan gizi pada 1000 HPK anak, Memenuhi kebutuhan nutrisi
bagi ibu dan balita, Konsumsi protein dengan kadar yang sesuai bagi anak
diatas 6 bulan, Menjaga kebersihan sanitasi serta memenuhi kebutuhan air
bersih, dan Rutin membawa anak ke posyandu minimal sekali dalam sebulan
(Kemenkes RI, 2018).

Salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan serta perilaku ibu


ialah
pendidikan. Dimana pendidikan ibu yang menengah dan tinggi lebih mudah
dalam menerima dan menyaring informasi yang benar khususnya tentang
pencegahan stunting pada anak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa
mayoritas responden berpendidikan menengah dan tinggi. Selain itu, salah
satu
hal yang mempengaruhi keputusan dalam berperilaku, dalam hal ini perilaku
pencegahan stunting ialah faktor pekerjaan. Ibu rumah tangga biasanya
memiliki waktu yang lebih banyak untuk berinteraksi dan memperhatikan
kesehatan anaknya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa sebanyak 25
(39,1%) responden yang tidak bekerja yakni sebagai ibu rumah tangga.
responden yang tidak bekerja yakni sebagai ibu rumah tangga.
Menurut Aswin (2017) peran ibu dalam mengasuh balita erat kaitannya
dengan ketersediaan waktu yang dimiliki ibu Penentuan pengetahuan ibu
dengan perilaku pencegahan stunting berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan bahwa pengetahuan ibu baik sebagian besar perilaku pencegahan
stunting baik. Hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu sebagai pengetahuan
ibu baik sehingga lebih dominan untuk menjadikan anak perilaku pencegahan
stunting baik pula. Sementara itu untuk pengetahuan ibu yang cukup bisa saja
menghasilkan status gizi balita yang perilaku pencegahan stunting baik, karena
perilaku pencegahan stunting disebabkan oleh faktor luar yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi perilaku pencegahan stunting.

FIKes UIA 2023


Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan ibu balita usia 24-59 bulan di
RW 04 Kelurahan Harapan Jaya terdapat hubungan yang signifikan dengan
perilaku pencegahan stunting pada balita. Perlu keselarasan antara
pengetahuan dan perliku positif yang dapat dilakukan oleh ibu balita dalam
melakukan pencegahan stunting.

b. Hubungan Sikap Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Stunting Pada Balita


Usia 24-59 bulan Di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya
Berdasarkan tabel 5.10 tabulasi silang diatas antara sikap ibu dengan
perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59 bulan di RW 04
Kelurahan Harapan Jaya mendapatkan hasil sebagai berikut: dari 50 responden
ibu balita 24-59 bulan pada penelitian ini, ibu balita yang memiliki sikap
negatif dengan perilaku yang negatif terdapat 8 responden (16%). sedangkan
ibu balita dengan sikap negatif dengan perilaku yang positif terdapat 1
responden (2%). Sikap positif dengan perilaku negatif terdapat 1 responden
(2%), sedangkan ibu balita dengan sikap positif dengan perilaku yang positif
terdapat 40 responden (80%).
Hasil uji statistic tabel 5.11 terlihat bahwa Uji bahwa Pearson Chi-
Square test untuk melihat hubungan sikap ibu dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita usia 24-59 Bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya
dengan nilai Pearson Chi-Square test yaitu 0,000 nilai ini lebih kecil dari a =
5% (0,05) sehingga hipotesis Ho ditolak. kesimpulannya adalah terdapat
hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita
usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
Dengan demikian pada tabel 5.12 hasil penelitian terdapat hubungan
antara sikap ibu dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia 24-59
bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya dan derajat keeratannya sebesar 0,92
dengan demikian hasil penelitian dapat diklasifikasikan dalam kategori
hubungan yang "sangat kuat". Adanya hubungan sikap ibu dengan perilaku
pencegahan stunting ini mengidentifikasi bahwa sikap merupakan dasar yang
penting untuk mewujudkan perilaku positif dominan saat pencegahan
stunting .
Dari hasil perbandingan nilai Contingency coefficient (C) dengan nilai Cmaks
dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap ibu memberikan hubungan terhadap

FIKes UIA 2023


perilaku pencegahan stunting sebesar 92% yang artinya “sangat kuat”.
Sehingga dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang “sangat kuat”
antara sikap ibu dengan dengan perilaku pencegahan stunting pada balita usia
24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Suyahmi, 2011)
menjelaskan jika sikap ibu yang baik dapat meningkatkan keluarga mandiri
sadar gizi yang baik juga. Sedangkan hasil penelitian pada keluarga balita
stunting di Posyandu RW 06 Puskesmas Bulak Banteng Surabaya
menunjukkan ketidaksesuaian hasil penelitian dengan teori, dimana
seharusnya sikap positif akan meningkatkan keluarga mandiri. Sikap positif
keluarga responden tersebut dapat dinilai berdasarkan jawaban pada
pernyataan positif kuesioner sikap. Dengan sikap positif yang dimiliki oleh ibu
balita usia 24-59 bulan di RW 04 Kelurahan Harapan Jaya menjadi landasan
dasar dalam pembentukan perilaku yang positif dalam pencegahan stunting
pada balita. Sikap yang semakin baik dan positif akan membentuk perilaku
menjadi lebih positif dan baik dalam pencegahan stunting. Namun sebaliknya,
pada ibu balita yang memiliki sikap yang negatif akan membentuk perilaku
negatif dalam pencegahan stunting.

FIKes UIA 2023

Anda mungkin juga menyukai