Anda di halaman 1dari 8

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru

Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru diresmikan pada tanggal

13 Oktober 2016. Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru

berlokasi di Jalan Trikora Kelurahan Guntung Manggis Kota Banjarbaru.

Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru merupakan Rumah Sakit

tipe B. Rumah Sakit Idaman Banjarbaru sebagai bentuk pelayanan yang

efektif antara pasien dan pemberi pelayanan (provider) disadari sering

terjadi perbedaan persepsi. Pasien mengartikan pelayanan yang bermutu

dan efektif jika pelayanannya nyaman, menyenangkan dan petugasnya

ramah yang mana secara keseluruhan memberikan kesan kepuasan

terhadap pasien. Sedangkan provider mengartikan pelayanan yang

bermutu dan efesien jika pelayanan sesuai dengan standar pemerintah.

Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru berada di poliklinik.

Lantai dasar disiapkan tujuh poliklinik masing-masing, poliklinik penyakit

dalam, syaraf, gigi, mata, THT, bedah serta poliklinik orthopedic dan

traumatologi. Dilantai 2 terdapat sembilan poliklinik yakni anak, imunisasi,

laktasi, herbal, akupuntur dan gizi, kandungan dan poliklinik VIP. Kemudian

poliklinik paru, kulit dan kelamin serta poliklinik VCT/Napza (konseling

penanggulangan HIV/AIDS). Sedangkan di lantai III, ada poliklinik rehab

medic (rehabilitasi medis). VK/bersalin (ruang bersalin),OK (kamar

operasi), ruang rawat inap bedah dan perinatologi berada di lantai 2.

Sedangkan rawat inap penyakit dalam, rawat inap anak, hemodalisa,

49
50

diposisikan di lantai 3. Kantor manajemen pegawai rumah sakit dari

direktur hingga bagian pelayanan dipusatkan di lantai 4 rumah sakit.

5.2 Gambaran Karakteristik Responden

Subjek pada penelitian ini sebanyak 96 responden, terdiri dari pasien yang

berada di ruang instalasi rawat inap kelas III RSUD Idaman

Banjarbaru.Penelitian ini menunjukkan gambaran peran perawat sebagai

edukator, kolaborator dan koordinator dalam pelaksanaan perencanaan

pulang di instalasi rawat inap kelas III RSUD Idaman Banjarbaru.Hasil dari

pengisian kuesioner terhadap pasien pelaksanaan perencanaan pulang,

kemudian dilakukan analisis data univariat. Karakteristik responden

penelitian dapat dilihat dalam tabel 5.1

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat


pendidikan, jenis pekerjaan,dan kelas perawatan di ruang
instalasi rawat inap kelas III RSUD Idaman Banjarbaru.
Karakteristik Frekuensi Responden Persentase (%)
Usia
- 11-20 tahun 2 2,1%
- 21-30 tahun 31 32,3%
- 31-40 tahun 36 37,5%
- 41-50 tahun 19 19,8%
- 51-60 tahun 5 5,2%
- 61-70 tahun 2 2,1%
- 71-80 tahun 1 1,0%

Total 96 100%
Jenis Kelamin
- Laki-laki 51 53,1%
- Perempuan 45 46,9%

Total 96 100%
Pendidikan
- SD 18 18,8%
- SMP 23 24,0%
- SMA 38 39,6%
- Lainnya 17 17,7%

Total 96 100%
51

Karakteristik Frekuensi Responden Persentase (%)

- Petani/Pekebun 5 5,2%
- Ibu Rumah Tangga 33 34,4%
- Lainnya 8 8,3%

Total 96 100%
Kelas III Perawatan
- Camar 32 33,3%
- Kasuari 43 44,8%
- Nuri 21 21,9%

Total 96 100%

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan data terkait usia karakteristik responden di

ruang instalasi rawat inap kelas III RSUD Idaman Banjarbaru sebanyak

37,5% (36 responden) berusia 31-40 tahun dan hanya 1% (1 responden)

berusia 71-80 tahun.Terkait jenis kelamin responden yang dirawat di ruang

instalasi rawat inap kelas III RSUD Idaman Banjarbaru sebanyak 53,1% (51

responden) berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 46,9% (45 responden)

berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikan responden

yang berada diruang instalasi rawat inap kelas III RSUD Idaman Banjarbaru

sebanyak 39,6% (38 responden) merupakan lulusan Sekolah Menengah

Atas (SMA) dan sebanyak 17,7% (17 responden) tidak memiliki riwayat

pendidikan (Lainnya). Sebanyak 47,9% (46 responden) sebagai pekerja

swasta. Sebanyak 26,0% (25 responden) berasal dari wilayah Banjarbaru

Selatan dan sebanyak 44,8% (43 responden) dirawat di kelas III perawatan

kasuari.

5.3 Gambaran Peran Perawat di RSUD Idaman Banjarbaru

Pengambilan data terkait peran perawat di RSUD Idaman Banjarbaru yang

dilakukan peneliti untuk melihat peran perawat sebagai edukator, kolabator,

dan koordinator dalam perencanaan pelaksanaan pulang pada pasien di

ruang rawat kelas III RSUD Idaman Banjarbaru tidak baik dan baik.
52

Tabel 5.2 Peran perawat sebagai edukator, kolabator, dan koordinator dalam
perencanaan pelaksanaan pulang pasien di RSUD Idaman
Banjarbaru.
Peran Perawat Frekuensi Responden Persentase (%)
Tidak baik 47 48,95%
Baik 49 51,05%
Total 96 100%

Berdasarkan tabel 5.2.1 menunjukan bahwa peran perawat sebagai

edukator, kolabator, dan koordinator dalam perencanaan pelaksanaan

pulang pada pasien di ruang rawat kelas III RSUD Idaman Banjarbaru yang

yang memiliki persepsi bahwa peran perawat baik sebanyak 51,0% (49

orang).

Tabel 5.3 Distribusi peran perawat berdasarkan kelas perawatan


Kelas III Peran Frekuensi Persentasi
Perawatan Perawat Responden (%)
Camar - Baik 13 40,6%
- Tidak baik 19 59,4%

Sub Total 32 100%


Kasuari - Baik 27 62,8%
- Tidak baik 16 37,2%

Sub Total 43 100%


Nuri - Baik 9 42,9%
- Tidak baik 12 57,1%

Sub Total 21 100%


Total 96 100%

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa pasien yang di rawat pada kelas

III perawatan camar lebih banyak yang menyatakan bahwa peran perawat

tidak baik (59,4%) dibanding yang menyatakan bahwa peran perawat baik

(40,6%). Sedangkan pada pasien yang di rawat pada kelas III perawatan

kasuari lebih banyak yang menyatakan bahwa peran perawat baik (62,8%)

dibanding yang menyatakan bahwa peran perawat tidak baik (37,2%). Hal
53

ini berbanding terbalik dengan hasil yang didapatkan kepada pasien yang

berada di ruang perawatan kelas III nuri yang menyatakan peran perawat

tidak baik (57,1%), sedangkan hanya sebanyak (42,9%) yang menyatakan

baik.

Distribusi frekuensi jawaban responden terkait peran perawat sebagai

kolaborator dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi jawaban responden terkait peran perawat


sebagai kolaborator
Jawaban
No. Tidak Kadang- Sering Selalu
Daftar Pertanyaan
pernah Kadang

1. Bekerjasama dengan ahli gizi


untuk pemberian diet yang 32 27 25 12
sesuai dengan kondisi pasien (33,3%) (28,1%) (26,0%) (12,5%)
setelah perencanaan pulang.
2. Bekolaborasi dengan tim
kesehatan lain untuk memenuhi
8 37 22 29
kebutuhan kesehatan pasien
(8,3%) (38,5%) (22,9%) (30,2%)
setelah pasien pulang.

3. perawat melakukan diskusi


dengan tim kesehatan yang lain 21 30 30 15
untuk meningkatkan kesehatan (21,9%) (31,9%) (31,9%) (15,6%)
pasien pada saat pulang.
4. Bekerjasama dengan pasien,
keluarga dan perawatan
16 26 31 23
kesehatan lain untuk
(16,7%) (27,1%) (32,3%) (24,0%)
memfasilitasi perencanaan
untuk pulang
5. perawat berkolaborasi dengan
tim lain untuk merencanakan,
39 9 12 36
melakukan tindakan untuk
(40,6%) (9,4%) (12,5%) (37,5%)
meningkatkan kesehatan
sebelum pemulangan pasien.

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan data bahwa sebanyak 32 pasien (33,3%)

mengatakan perawat tidak pernah bekerjasama dengan ahli gizi untuk

pemberian diet yang sesuai dengan kondisi pasien setelah perencanaan

pulang. Sebanyak 37 pasien (38,5%) menyatakan perawat kadang-kadang

bekolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan


54

kesehatan pasien setelah pasien pulang. Sebanyak 30 pasien

(31,9%)menyatakan perawat kadang-kadang dan sering melakukan diskusi

dengan tim kesehatan yang lain untuk meningkatkan kesehatan pasien

pada saat pulang. Sebanyak 31 pasien (32,3%) menyatakan perawat

sering bekerjasama dengan pasien, keluarga dan perawatan kesehatan

lain untuk memfasilitasi perencanaan untuk pulang. Sebanyak 39 pasien

(40,6) menyatakan perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk

merencanakan, melakukan tindakan untuk meningkatkan kesehatan

sebelum pemulangan pasien.

Distribusi frekuensi jawaban responden terkait peran perawat sebagai

kolaborator dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi jawaban responden terkait peran perawat


sebagai koordinator
Jawaban
No. Tidak Kadang- Sering Selalu
Daftar Pertanyaan
pernah Kadang

6. Perawat mengarahkan
pelayanan kesehatan dari tim
kesehatan lainnya sehingga
asuhan keperawatan dan 5 37 37 17
kesehatan saat perencanaan (5,2%) (38,5%) (38,5%) (17,7%)
pulang dapat menjadi efektif,
efisien dan menguntungkan
klien.
7. Berkoordinasi dengan tim
kesehatan dalam pemberian
asuhan keperawatan yang 31 12 20 33
menyeluruh selama pasien (32,3%) (12,5%) (20,8%) (34,4%)
dalam perawatan sebelum
perencanaan pulang
8. perawat berkoordinasi dan
kerjasama antar tim dari
multidisiplin profesi dan ilmu
termasuk kerjasama dengan 12 25 36 23
klien dan keluarga dalam (12,5%) (26,0%) (37,5%) (24,0%)
menyusun dan melaksanakan
rencana pemulangan
55

Berdasarkan tabel 5.5 di dapatkan data sebanyak 37 (38,5%) responden

menyatakan bahwa perawat kadang-kadang mengarahkan pelayanan

kesehatan dari tim kesehatan lainnya sehingga asuhan keperawatan dan

kesehatan saat perencanaan pulang dapat menjadi efektif, efisien dan

menguntungkan klien, sedangkan 37(38,5%) responden menyatakan

perawat sering mengarahkan pelayanan kesehatan dari tim kesehatan

lainnya sehingga asuhan keperawatan dan kesehatan saat perencanaan

pulang dapat menjadi efektif, efisien dan menguntungkan klien. Sebanyak

33 (34,4%) responden menyatakan perawat selalu berkoordinasi dengan

tim kesehatan dalam pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh

selama pasien dalam perawatan sebelum perencanaan pulang. Sebanyak

36 (37,5%) responden menyatakan perawat selalu berkoordinasi dan

kerjasama antar tim dari multidisiplin profesi dan ilmu termasuk kerjasama

dengan klien dan keluarga dalam menyusun dan melaksanakan rencana

pemulangan.

Distribusi frekuensi jawaban responden terkait peran perawat sebagai

educator dapat dilihat pada tabel 5.6

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi jawaban responden terkait peran perawat


sebagai edukator
Jawaban
No. Tidak Kadang- Sering Selalu
Daftar Pertanyaan
pernah Kadang

9. melibatkan keluarga dalam


membantu pemberian obat 17 21 28 30
kepada pasien setelah (17,7%) (21,9%) (29,2%) (31,3%)
perencanaan pemulangan.
10. perawat memberikan informasi
kepada pasien serta pihak
10 23 32 31
keluarga untuk rutin
(10,4%) (24,0%) (33,3%) (32,3%)
pemeriksaan di pusat pelayanan
kesehatannya .
56

11. Perawat memberikan informasi


tentang hal-hal yang terkait 35 10 12 39
kesehatan pasien sebelum (36,5%) (10,4%) (12,5%) (40,6%)
perencanaan pemulangan
12. Perawat memberikan
pendidikan kesehatan kepada 32 15 42
7 (7,3%)
pasien dan keluarga sebelum (33,3%) (15,6%) (43,8%)
pasien pulang

Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan data sebanyak 30 (31,3%) responden

menyatakan perawat selalu melibatkan keluarga dalam membantu

pemberian obat kepada pasien setelah perencanaan pemulangan.

Sebanyak 32 (33,3%) responden menyatakan perawat sering memberikan

informasi kepada pasien serta pihak keluarga untuk rutin pemeriksaan di

pusat pelayanan kesehatannya. Sebanyak 39 (40,6%) responden

menyatakan perawat selalu memberikan informasi tentang hal-hal yang

terkait kesehatan pasien sebelum perencanaan pemulangan. Sebanyak 42

(43,8%) responden menyatakan perawat memberikan pendidikan

kesehatan kepada pasien dan keluarga sebelum pasien pulang.

Anda mungkin juga menyukai