Anda di halaman 1dari 11

F.

Hasil Pelaksanaan Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian


2. Analisis Deskriptif
1) Karakteristik Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu berjumlah 35
responden untuk kelompok kasus dan 35 responden untuk kelompok
kontrol. Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin, usia
dan jumlah saudara dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (Balita)


Normal Picky Eater
Karakteristik Total %
n % n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 11 42,3 15 57,7 26 100
Perempuan 24 54,5 20 45.5 44 100
Usia
24-47 bulan 27 48,2 29 51,8 56 100
48-59 bulan 8 57,1 6 42,9 14 100
Jumlah Saudara
Tidak ada 17 53,1 15 46,9 32 100
≤2 8 42,1 11 57,9 19 100
>2 10 52,6 9 47,4 19 100
Total 35 50 35 50 70 100

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi responden


berdasarkan jenis kelamin pada kelompok kontrol dan kasus berjenis
kelamin perempuan. Usia terbanyak responden pada kelompok
kontrol dan kasus adalah usia 24-47 bulan, hasil analisis deskriptif
juga menunjukkan bahwa usia minimum responden adalah 24 bulan
dan umur maksimum responden adalah 59 bulan dengan rata-rata
umur responden yaitu 37 bulan. Jumlah saudara pada kelompok
kasus dan kontrol terdapat pada tidak ada saudara yaitu sebanyak 32
responden.

2) Karakteristik orangtua

41
42

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh karakteristik orangtua


responden berdasarkan pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan
ayah dan pendapatan ibu yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Orangtua

Normal Picky Eater


Karakteristik Total %
n % n %
Pendidikan Ayah
Tidak Sekolah 0 0 0 0 0 100
SD 3 8,6 6 17,1 9 100
SMP 6 17,1 12 34,3 18 100
SMA 18 51,4 10 28,6 28 100
DIV/S1 8 22,9 7 20,0 15 100
Pendidikan Ibu
Tidak Sekolah 0 0 3 8,6 3 100
SD 0 0 7 20,0 7 100
SMP 5 14,3 12 34,3 17 100
SMA 25 71,4 11 31,4 36 100
DIV/S1 5 14,3 2 5,7 7 100
Pendapatan Ayah
Rendah (<UMP) 19 54,3 28 80,0 47 100
Tinggi (>UMP) 16 45,7 7 20,0 23 100
Pendapatan Ibu
Rendah (<UMP) 15 42,9 8 22,9 23 100
Tinggi (>UMP) 20 57,1 27 77,1 42 100
Total 35 50 35 50 75 100

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa distribusi responden


berdasarkan pendidikan ayah dan pendidikan ibu terbanyak pada
kelompok kontrol yaitu SMA dan kasus dengan tingkat Pendidikan
SMP. Pendapatan ayah terbanyak pada kelompok kontrol dan kasus
adalah rendah (<UMP), sedangkan hasil analisis deskriptif
pendapatan ibu menunjukkan bahwa pada kelompok kasus dan
kontrol adalah tinggi (>UMP).
3) Gambaran status gizi anak
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak
Normal Picky Eater
Status Gizi Total %
n % n %
Normal 24 68,6 10 28,6 34 100
Wasting 11 31,4 25 71,4 36 100
Total 35 50 35 50 70 100
43

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa distribusi responden


berdasarkan status gizi normal terjadi pada kelompok kontrol dan
status gizi wasting terbanyak pada kelompok kasus.
4) Gambaran asupan zat gizi makro anak
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Asupan Zat Gizi Makro Balita
Asupan Zat Gizi Normal Picky Eater
Total %
Makro n % n %
Karbohidrat
Baik 24 68,6 9 25,7 33 100
Kurang 11 31,4 26 74,3 37 100
Protein
Baik 21 60,0 10 28,6 31 100
Kurang 14 40 25 71,4 39 100
Lemak
Baik 19 54,3 8 22,9 27 100
Kurang 15 45,7 17 77,2 43 100
Total 35 50 35 50 70 100

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa distribusi responden


berdasarkan seluruh asupan zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein
dan lemak dengan kategori baik pada kelompok kontrol terbanyak
dengan kategori kurang pada kelompok kasus.
5) Gambaran perilaku makan anak
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Perilaku Makan Balita

Normal Picky Eater


Subskala Total %
n % n %
FR (Food
Responsiveness)
Risiko Wasting 18 51,4 31 88,6 49 100
Risiko Obesitas 17 48,6 4 11,4 21 100
EOE (Emotional Over-
eating)
Risiko Wasting 18 51,4 35 100 53 100
Risiko Obesitas 17 48,6 0 0 17 100
EOF (Enjoyment of
Food)
Risiko Wasting 16 45,7 31 88,6 47 100
Risiko Obesitas 19 54,3 4 11,4 23 100
DD (Desire of Drink)
Risiko Wasting 19 54,3 35 100 54 100
Risiko Obesitas 16 45,7 0 0 16 100
SR (Satiety
44

Responsiveness)
Risiko Wasting 16 45,7 32 91,4 48 100
Risiko Obesitas 19 54,3 3 8,6 22 100
SE (Slowness in Eating)
Risiko Wasting 18 51,4 31 88,6 49 100
Risiko Obesitas 17 48,6 4 11,4 21 100
EUE (Emotional Under-
Eating)
Risiko Wasting 19 54,3 35 100 44 100
Risiko Obesitas 16 16 0 0 16 100
FF (Food Fussiness)
Risiko Wasting 18 51,4 35 100 53 100
Risiko Obesitas 17 48,6 0 0 17 100
Total 35 50 35 50 70 100

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa distribusi perilaku


makan pada seluruh subskala, risiko wasting terbanyak pada
kelompok kasus, kemudian pada seluruh subskala untuk risiko
obesitas terbanyak pada kelompok kontrol.
3. Analisis Statistik
Tabel 6 Tabulasi Silang antara Status Gizi dengan Kasus Picky Eater
pada Balita

Status Gizi Picky p-


No Normal ∑ % OR
Balita Eater value
n % n %
1 Normal 24 68,6 10 28,6 34 100
2 Wasting 11 31,4 25 71,4 36 100 0.001 5.455
TOTAL 35 50 35 50 70 100

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari variabel status gizi balita
pada kelompok kontrol berada pada kategori status gizi normal. Kelompok
kasus dengan kategori status gizi wasting. Berdasarkan hasil uji Chi-
Square nilai p-value=0,001 (p<0,05) yang memiliki arti terdapat hubungan
yang signifikan antara status gizi balita dengan kasus picky eater pada
balita dengan nilai Odd Ratio (OR) 5,455 yang artinya bahwa status gizi
balita 5,455 kali lebih berisiko menyebabkan picky eater pada balita.

Tabel 7 Tabulasi Silang antara Asupan Zat Gizi Makro dengan Kasus Picky
Eater pada Balita
No Normal Picky ∑ %
Asupan Zat Eater p-
45

Gizi Makro value OR


n % n %
1 Karbohidrat
Baik 24 72,7 9 27,3 33 100 0,001 6,303
Kurang 11 29,7 26 70,3 37 100
2 Protein
Baik 21 67,7 10 32,3 31 100 0,016 3,750
Kurang 14 35,9 25 64,1 39 100
3 Lemak
Baik 19 70,4 8 29,8 27 100 0,014 4,008
Kurang 16 37,2 27 62,8 43 100
TOTAL 35 50 35 50 70 100

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa dari variabel asupan


zat gizi makro karbohidrat pada kategori baik pada kelompok
kontrol berada di kategori baik. Kelompok kasus dengan kategori
kurang. Berdasarkan hasil uji Chi-Square nilai p-value=0,001
(p<0,05) yang memiliki arti terdapat hubungan yang signifikan
antara asupan karbohidrat dengan kasus picky eater pada balita
dengan nilai Odd Ratio (OR) 6,303 yang artinya bahwa asupan
karbohidrat 6,303 kali lebih berisiko menyebabkan picky eater pada
balita. Variabel asupan zat gizi makro protein pada kategori baik
pada kelompok kontrol berada di kategori baik. Kelompok kasus
dengan kategori kurang. Berdasarkan hasil uji Chi-Square nilai p-
value=0,016 (p<0,05) yang memiliki arti terdapat hubungan yang
signifikan antara asupan karbohidrat dengan kasus picky eater pada
balita dengan nilai Odd Ratio (OR) 3,750 yang artinya bahwa
asupan karbohidrat 3,750 kali lebih berisiko menyebabkan picky
eater pada balita. Variabel asupan zat gizi makro lemak pada
kategori baik pada kelompok kontrol berada di kategori baik.
Kelompok kasus dengan kategori kurang. Berdasarkan hasil uji Chi-
Square nilai p-value=0,014 (p<0,05) yang memiliki arti terdapat
hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan kasus picky
eater pada balita dengan nilai Odd Ratio (OR) 4,008 yang artinya
bahwa asupan karbohidrat 4,008 kali lebih berisiko menyebabkan
picky eater pada balita
46

Tabel 8 Tabulasi Silang antara Perilaku Makan Balita dengan Kasus Picky
Eater pada Balita

Perilaku Picky p-
No Normal ∑ % value OR
Makan Balita Eater
n % n %
1 FR (Food
Responsiveness)
Risiko Wasting 18 36,7 31 63,3 49 100 0,002 0,137
Risiko Obesitas 17 81 4 19 21 100
EOE
2 (Emotional
Over-eating)
Risiko Wasting 18 34 35 66 53 100 0,000 0,340
Risiko Obesitas 17 100 0 0 17 100
EOF
3 (Enjoyment of
Food)
Risiko Wasting 16 34 31 66 47 100 0,000 0,109
Risiko Obesitas 19 82,6 4 17,4 23 100
DD (Desire of
4
Drink)
Risiko Wasting 19 35,2 35 64,8 54 100 0,000 0,352
Risiko Obesitas 16 100 0 0 16 100
SR (Satiety
5
Responsiveness)
Risiko Wasting 16 45,7 32 91,4 48 100 0,000 0,079
Risiko Obesitas 19 54,3 3 8,6 22 100
SE (Slowness in
6
Eating)
Risiko Wasting 18 51,4 31 88,6 49 100 0,001 0,137
Risiko Obesitas 17 48,6 4 11,4 21 100
EUE
7 (Emotional
Under-Eating)
Risiko Wasting 19 54,3 35 100 44 100 0,000 0,352
Risiko Obesitas 16 16 0 0 16 100
FF (Food
8
Fussiness)
Risiko Wasting 18 51,4 35 100 53 100 0,000 0,340
Risiko Obesitas 17 48,6 0 0 17 100
TOTAL 35 50 35 50 70 100

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa dari variabel perilaku


makan balita subskala FR (Food Responsiveness) pada kelompok
kasus dan kontrol berada pada kategori risiko wasting dan
berdasarkan hasil uji Chi-Square nilai p-value=0,002 (p<0,05) yang
memiliki arti terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku
47

makan balita subskala FR (Food Responsiveness) dengan kasus picky


eater pada balita dengan nilai Odd Ratio (OR) 0,137 yang artinya
bahwa FR (Food Responsiveness) 0,137 kali lebih berisiko
menyebabkan picky eater pada balita. Variabel perilaku makan balita
subskala EOE (Emotional Over-eating) pada kelompok kasus dan
kontrol berada pada kategori risiko wasting dan berdasarkan hasil uji
Chi-Square nilai p-value=0,000 (p<0,05) yang memiliki arti terdapat
hubungan yang signifikan antara perilaku makan balita subskala
EOE (Emotional Over-eating) dengan kasus picky eater pada balita
dengan nilai Odd Ratio (OR) 0,340 yang artinya bahwa EOE
(Emotional Over-eating) 0,340 kali lebih berisiko menyebabkan picky
eater pada balita. Variabel perilaku makan balita subskala EOF
(Enjoyment of Food) pada kelompok kontrol berada pada kategori
risiko obesitas sedangkan pada kelompok kasus berada di kategori
risiko wasting dan berdasarkan hasil uji Chi-Square nilai p-
value=0,000 (p<0,05) yang memiliki arti terdapat hubungan yang
signifikan antara perilaku makan balita subskala EOF (Enjoyment of
Food) dengan kasus picky eater pada balita dengan nilai Odd Ratio
(OR) 0,109 yang artinya bahwa EOF (Enjoyment of Food) 0,109 kali
lebih berisiko menyebabkan picky eater pada balita. Variabel
perilaku makan balita subskala DD (Desire of Drink) pada kelompok
kasus dan kontrol berada pada kategori risiko wasting dan
berdasarkan hasil uji Chi-Square nilai p-value=0,000 (p<0,05) yang
memiliki arti terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku
makan balita subskala DD (Desire of Drink) dengan kasus picky eater
pada balita dengan nilai Odd Ratio (OR) 0,352 yang artinya bahwa
DD (Desire of Drink) 0,352 kali lebih berisiko menyebabkan picky
eater pada balita. Variabel perilaku makan balita subskala SE
(Slowness in Eating) pada kelompok kontrol berada pada kategori
risiko obesitas sedangkan pada kelompok kasus berada di kategori
risiko wasting dan berdasarkan hasil uji Chi-Square nilai p-
value=0,000 (p<0,05) yang memiliki arti terdapat hubungan yang
48

signifikan antara perilaku makan balita subskala SE (Slowness in


Eating) dengan kasus picky eater pada balita dengan nilai Odd Ratio
(OR) 0,076 yang artinya bahwa SR (Satiety Responsiveness) 0,076 kali
lebih berisiko menyebabkan picky eater pada balita. Variabel
perilaku makan balita subskala EUE (Emotional Under-Eating) pada
kelompok kasus dan kontrol berada pada kategori risiko wasting dan
berdasarkan hasil uji Chi-Square nilai p-value=0,000 (p<0,05) yang
memiliki arti terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku
makan balita subskala EUE (Emotional Under-Eating) dengan kasus
picky eater pada balita dengan nilai Odd Ratio (OR) 0,352 yang
artinya bahwa EUE (Emotional Under-Eating) 0,352 kali lebih berisiko
menyebabkan picky eater pada balita. Variabel perilaku makan balita
subskala FF (Food Fussiness) pada kelompok kasus dan kontrol
berada pada kategori risiko wasting dan berdasarkan hasil uji Chi-
Square nilai p-value=0,000 (p<0,05) yang memiliki arti terdapat
hubungan yang signifikan antara perilaku makan balita subskala FF
(Food Fussiness) dengan kasus picky eater pada balita dengan nilai
Odd Ratio (OR) 0,340 yang artinya bahwa FF (Food Fussiness) 0,340
kali lebih berisiko menyebabkan picky eater pada balita.

3. Analisis Multivariat

Tabel 9 Hasil Seleksi Permodelan Analisis Regresi Binary Logistic


No Variabel B S.E Wald df Sign Exp (B)
1 Status Gizi Balita 1.696 0.522 10.558 1 0.001 3.538
2 Asupan Karbohidrat 1.841 0.531 12.013 1 0.001 6.303
3 Asupan Protein 1.322 0.509 6.744 1 0.009 3.750
4 Asupan Lemak 1.388 0.526 6.953 1 0.008 4.008
5 FR (Food Responsiveness) -1.991 0.630 9.990 1 0.002 0.137
6 EOE (Emotional Over-eating) -21.868 9.748 0.000 1 0.998 0.000
7 EOF (Enjoyment of Food) -2.220 0.630 12.397 1 0.000 0.109
8 DD (Desire of Drink) 2.154 0.602 12.789 1 0.000 8.615
9 SR (Satiety Responsiveness) -2.539 0.693 13.438 1 0.000 0.079
10 SE (Slowness in Eating) -1.991 0.630 9.990 1 0.002 0.137
EUE (Emotional Under-
11 -21.814 1.084 0.000 1 0.998 0.000
Eating)
12 FF (Food Fussiness) 2.752 0.602 0.889 1 0.998 8.615
Sumber: Data Primer Hasil Seleksi Permodelan Analisis Regresi Binary Logistic
49

Berdasarkan Tabel 9 dari hasil uji analisis Regresi Binary Logistik


menunjukkan bahwa yang memenuhi syarat permodelan adalah nilai
signifikan <0,25 yaitu status gizi balita, asupan karbohidrat, asupan protein,
asupan lemak, FR (Food Responsiveness), EOF (Enjoyment of Food), DD (Desire
of Drink), SR (Satiety Responsiveness) dan SE (Slowness in Eating).
Kemudian hasil tersebut dilakukan uji Multivariat Regresi Logistik
sehingga didapatkan hasil seperti pada tabel 10 di bawah ini:

Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik Regresi Logistik Analisis Asupan Zat Gizi
Makro Pada Balita Risiko Wasting (Studi Kasus Picky Eater Pada Balita)
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1 a
Status Gizi .385 .737 .273 1 .602 1.469
Karbohidrat .449 .909 .244 1 .621 1.567
Protein 1.092 .767 2.025 1 .155 2.979
Lemak .122 .905 .018 1 .893 1.130
FR (Food
.336 .716 .221 1 .639 1.400
Responsiveness)
EOE (Emotional
.119 .838 .020 1 .888 1.126
Over-eating)
EOF (Enjoyment
.868 9.748 .030 1 0.998 0.000
of Food)
DD (Desire of
.220 .630 2.397 1 0.000 0.109
Drink)
SR (Satiety
.154 .602 2.789 1 0.000 8.615
Responsiveness)
SE (Slowness in
.539 .693 3.438 1 0.000 0.079
Eating)
EUE (Emotional
.991 .630 9.990 1 0.002 0.137
Under-Eating)
FF (Food
.814 .084 0.000 1 0.998 0.000
Fussiness)
Constant -7.040 1.921 13.428 1 .000 .001
Step 2 a
Status Gizi .404 .721 .313 1 .576 1.498
Karbohidrat .511 .786 .422 1 .516 1.666
Protein 1.143 .666 2.947 1 .086 3.136
FR (Food .338 .716 .223 1 .637 1.402
Responsiveness)
50

EOE (Emotional
.102 .829 .015 1 .902 1.107
Over-eating)
FF (Food
2.046 .673 9.234 1 .002 7.737
Fussiness)
Constant -7.027 1.920 13.392 1 .000 .001
Step 3 a
Status Gizi .407 .720 .320 1 .572 1.503
Karbohidrat .530 .769 .475 1 .491 1.699
Protein 1.157 .655 3.122 1 .077 3.182
EOE (Emotional
.362 .688 .277 1 .599 1.437
Over-eating)
FF (Food
2.062 .662 9.714 1 .002 7.862
Fussiness)
Constant -6.963 1.845 14.240 1 .000 .001
Step 4 a
Karbohidrat .425 .716 .352 1 .553 1.530
Protein .628 .747 .707 1 .401 1.874
EOE (Emotional
1.211 .647 3.509 1 .061 3.358
Over-eating)
FF (Food
2.054 .660 9.685 1 .002 7.796
Fussiness)
Constant -6.732 1.776 14.373 1 .000 .001
Step 5 a
Karbohidrat .852 .644 1.754 1 .185 2.345
Protein 1.281 .636 4.051 1 .044 3.600
FF (Food
2.057 .658 9.771 1 .002 7.822
Fussiness)
Constant -6.582 1.746 14.212 1 .000 .001
Step 6 a
Karbohidrat 1.496 .616 5.896 1 .015 4.464
Protein 2.192 .644 11.583 1 .001 8.950
Constant -5.698 1.528 13.901 1 .000 .003

Berdasarkan Hasil SPSS Uji Regresi Logistik yang tertera pada Tabel
4.14 menunjukkan hasil akhir yaitu variabel yang paling berhubungan
terhadap kejadian balita picky eater berdasarkan nilai Exp (B) secara
berturut-turut adalah asupan karbohidrat dan asupan protein.

A. Pembahasan

1. Hubungan Status Gizi dengan Kasus Picky Eater pada Balita

Hasil tabulasi silang yang tertera pada Tabel 6 menunjukkan bahwa


status gizi terbanyak pada kelompok kontrol adalah normal ( 68,6%)
51

sedangkan pada kelompok kasus status gizi balita adalah wasting (71,4%).
Hasil uji Chi-Square dengan nilai p=0,025 (p<0,05) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara yang memiliki arti terdapat hubungan yang
signifikan antara status gizi balita dengan kasus picky eater pada balita
dengan nilai Odd Ratio (OR) 5,455 yang artinya bahwa status gizi balita
5,455 kali lebih berisiko menyebabkan picky eater pada balita.

2. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dengan Kasus Picky Eater pada
Balita

3. Hubungan Perilaku Makan Balita dengan Kasus Picky Eater pada Balita

4. Hubungan Status Gizi Balita, Asupan Zat Gizi Makro dan Perilaku
Makan Balita dengan Kasus Picky Eater pada Balita
Berdasarkan hasil permodelan Uji Binary Regresi Logistik yang tertera
pada Tabel ……………………..

Anda mungkin juga menyukai