383
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 3, Mei 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
384
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 3, Mei 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Berdasarkan Tabel 1, kelompok ibu dengan obesitas sebagian besar berusia 30-49
tahun (54,7%) sedangkan kelompok ibu non obesitas berusia 19-29 tahun (57,1%).
Tabel 2.Tabulasi Silang Variabel dengan Kejadian Obesitas pada Ibu Balita
Non
Obesitas p-
Variabel obesitas OR (CI 95%)
value
n % n %
≤ 6 tahun 31 58,5 25 47,2 1,578
Pendidikan 0,243p
(0,732-3,401)
>6tahun 22 41,5 28 52,8
Kurang 31 58,5 7 13,2 9,260
Pengetahuan 0,000*
Baik 22 41,5 46 86,8 (3,529-24,300)
≥ 2 anak 42 79,2 32 69,8 2,506
Paritas 0,034*
< 2 anak 11 20,8 21 39,6 (1,058 − 5,935)
385
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 3, Mei 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Berdasarkan tabel 2. Variabel yang menjadi bahwa riwayat keluarga berhubungan dengan
faktor risiko kejadian obesitas ibu balita yaitu : kejadian obesitas14. Faktor genetik secara
langsung maupun tidak langsung mengatur
berat badan seseorang. Hal tersebut diduga
Pengetahuan
mempengaruhi metabolisme dan faktor
Sebagian besar pengetahuan ibu balita hormonal dalam tubuh yang mengatur aspek
yang rendah berjumlah 31 orang (58,5%) pada asupan makanan, penggunan asupan
ibu balita obesitas. Hasil uji chi-square pada makanan, dan pengeluaran asupan makanan,
penelitian ini nilai p = 0,000 yang artinya sehingga mengakibatkan terjadinya obesitas15.
terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan ibu balita yang rendah dengan Aktvitas fisik
kejadian obesitas. Nilai OR sebesar 9,260 Yang memiliki aktivitas fisik rendah berjumlah
berarti ibu dengan pengetahuan rendah 9,260 43 orang (81,1%) pada ibu balita obesitas.
kali berisiko mengalami obesitas. Tingkat Hasil uji chi-square diperoleh nilai p = 0,011.
pengetahuan seseorang akan memengaruhi Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
status gizinya, karena pengetahuan hasil dari yang dilakukan di Bengkulu pada wanita usia
tahu dan bagaimana seseorang akan 25-54 tahun bahwa ada hubungan yang
mengaplikasikan ilmunya.Seseorang yang bermakna antara aktvitas fisik dengan kejadian
memiliki tingkat pengetahuan lebih tinggi obesitas16. Aktivitas fisik merupakan penentu
biasanya akan menghasilkan tindakan dan penting dalam peningkatan berat badan,
pengetahuan gizi yang baik pula11. kondisi yang tidak aktif dapat menimbulkan
kejadian gizi lebih. Obesitas lebih berpotensi
Paritas pada orang dengan aktivitas ringan17.
Persentase ibu balita dengan jumlah
paritas ≥ 2 anak berjumlah 42 orang (79,2%) Tingkat Kecukupan Energi
pada ibu balita obesitas. Hasil uji chi-square Tingkat kecukupan energi yang lebih
penelitian ini diperoleh nilai p = 0,034. Nilai OR berjumlah 30 orang (56,6%) pada ibu balita
sebesar 2,506 menunjukkan bahwa ibu balita obesitas. Hasil uji chi-square dan nilai yang
yang memiliki paritas ≥ 2 anak berisiko 2,506 diperoleh adalah nilai p = 0,000. Nilai OR
kali memiliki status obesitas. Hasil penelitian sebesar 10,217 menunjukkan bahwa ibu balita
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan yang memiliki tingkat kecukupan energi yang
oleh Tilaki dan Heidari (2007) di Iran dan Erem lebih, berisiko 10,217 kali memiliki status
et al (2004) pada penduduk Turki usia ≥20 obesitas. Ayu (2017) dan Bowen (2015) juga
tahun yang menyatakan hubungan bermakna mangatakan bahwa ada hubungan yang
antara jumlah paritas atau kelahiran dengan signifikan antara tingkat kecukupan energi
kejadian obesitas12. Pada saat wanita hamil dengan obesitas11,18.
maka akan terjadi resisten insulin, perubahan
hormon tersebut menyebabkan pendeknya Tingkat Kecukupan Protein
siklus ovulasi, dan timbunan berlebih jaringan Tingkat kecukupan protein yang lebih
lemak di daerah sekitar paha, pinggang, dan berjumlah 42 orang (79,2%) pada ibu balita
panggul. Kehamilan berhubungan terjadinya obesitas. uji chi-square nilai yang diperoleh
peningkatan jaringan lemak viseral dan sentral adalah nilai p = 0,001. Nilai OR sebesar 4,276
setelah melahirkan13. menunjukkan bahwa ibu balita yang memiliki
tingkat kecukupan protein yang lebih, berisiko
Riwayat keluarga 4,276 kali memiliki status obesitas. Hasil
Sebagian besar ibu balita dengan status penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan
obesitas berjumlah 42 orang (79,2%) yang bermakna pada tingkat kecukupan protein
memiliki riwayat keluarga. Hasil uji chi-square antara kelompok obesitas dengan kelompok
dnilai yang diperoleh adalah nilai p = 0,007. non obesitas19. Protein dalam tubuh memiliki
Nilai OR sebesar 3,160 menunjukkan bahwa paruh waktu pendek, artinya dengan cepat
ibu balita yang memiliki riwayat keluarga digunakan dan terdegradasi, sehingga
berisiko 3,160 kali memiliki status obesitas.
memerlukan produksi protein yang
Hasil penelitian Nisa (2013) juga membuktikan
386
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 3, Mei 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
berkelanjutan, apabila protein yang ada (84,9%). Pendidikan dalam penelitian ini bukan
didalam tubuh berlebihan maka akan diubah merupakan faktor risiko obesitas karena tidak
menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh20. semua ibu berpendidikan rendah memiliki
status gizi obesitas, dan sebaliknya ibu yang
berpendidikan tinggi tidak semuanya memiliki
Tingkat Kecukupan Lemak status gizi non obesitas25. Hal ini dapat terjadi
Tingkat kecukupan lemak yang lebih karena pendidikan bukan merupakan
berjumlah 47 orang (88,7%) pada ibu balita penyebab dasar dari masalah obesitas. Hasil
obesitas. Hasil uji chi-square dan nilai yang penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
diperoleh adalah nilai p = 0,000. Nilai OR dilakukan oleh Ayu (2017) di Posbindu
sebesar 8,135 menunjukkan bahwa ibu balita Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar
yang memiliki tingkat kecukupan lemak yang Minggu yang menyatakan bahwa variabel
lebih, berisiko 8,135 kali memiliki status yang tidak berhubungan dengan kejadian
obesitas. Pujiati (2010) juga mengatakan hal obesitas pada ibu balita adalah tingkat
yang serupa bahwa terdapat hubungan pendidikan11.
signifikan antara tingkat kecukupan lemak
dengan kejadian obesitas21. Lemak ASI Eksklusif
merupakan salah satu sumber energi yang Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa
berfungsi sebagai cadangan makanan. Akan pemberian ASI tidak eksklusif bukan
tetapi, jika dikonsumsi secara berlebihan akan merupakan faktor kejadian obesitas pada ibu
menimbulkan masalah kesehatan bagi balita (p=0,840). Berdasarkan hasil wawancara
seseorang. Tingginya konsumsi asupan lemak dengan ibu balita, pemberian ASI tidak
secara signifikan berkaitan dengan eksklusif lebih banyak pada ibu dengan status
peningkatan lingkar pinggang yang dimana non obesitas (37,7%). Penurunan berat badan
penggantian makanan berlemak menghasilkan akibat menyusui akan terjadi apabila ibu
distribusi lemak di perut22. menyusui mengonsumsi energi dalam jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut teori,
Tingkat Kecukupan Karbohidrat apabila asupan energi kurang dari energi yang
Tingkat kecukupan karbohidrat yang lebih dikeluarkan maka akan terjadi keseimbangan
berjumlah 21 orang (39,6%) pada ibu balita energi negatif sehingga terjadi penurunan
obesitas. %). Hasil uji chi-square dan nilai berat badan. Sama halnya dengan Althuizen
yang diperoleh adalah nilai p = 0,000. Nilai OR dkk (2011) menyatakan bahwa tidak ada
sebesar 16,734 menunjukkan bahwa ibu balita hubungan antara pemberian ASI tidak
yang memiliki tingkat kecukupan karbohidrat eksklusif dengan kejadian obesitas19.
yang lebih, berisiko 16,734 kali memiliki status
obesitas. Hasil penelitian Tehernof,dkk (2013) KB Hormonal
bahwa asupan karbohidrat yang berlebih Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa
mengakibatkan asupan energi seseorang juga
pemakaian KB Hormonal bukan merupakan
meningkat, sehingga mengakibatkan risiko
terjadinya obesitas79. Risiko obesitas faktor kejadian obesitas pada ibu balita di
meningkat 1,5 kali pada wanita dengan Desa Kembangan (p=0,241). Berdasarkan
konsumsi karbohidrat berlebih. Karbohidrat hasil wawancara dengan ibu balita, pemakaian
disimpan dalam bentuk glikogen yang ditimbun KB Hormonal lebih banyak pada ibu dengan
dalam hati dan otot, jika simpanan glikogen status non obesitas (96,2%). Pada dasarnya
berlebih, maka karbohidrat dikonversi menjadi
tidak semua metabolisme setiap individu
asam lemak dan disimpan dalam bentuk
trigliserida. Penumpukan trigliserida di dalam sama, yang menyebabkan pemakaian
tubuh akan menyebabkan obesitas24. kontrasepsi hormonal dapat berakibat
Berdasarkan tabel 2 variabel yang bukan obesitas. Obesitas merupakan suatu kelainan
faktor risiko kejadian obesitas ibu balita yaitu : kompleks pengaturan nafsu makan dan
metabolisme energi yang dikendalikan oleh
Pendidikan beberapa faktor biologik spesifik26 Hasil
Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa penelitian ini sejalan dengan Ruri (2014) yang
tingkat pendidikan yang rendah bukan menyatakan tidak terdapat hubungan antara
merupakan faktor kejadian obesitas pada ibu penggunaan KB Hormonal dengan kejadian
(p=0,566). Persentase tingkat pendidikan yang obesitas pada wanita usia subur di wilayah
rendah hampir mendekati pada kelompok ibu
kerja Puskesmas Kejaksaan kota Cirebon27.
obesitas (88,7%) dan ibu non obesitas
387
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 3, Mei 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
388
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 3, Mei 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
389
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 3, Mei 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
390