Anda di halaman 1dari 28

PENCEGAHAN STUNTING SELAMA NEW NORMAL

CV
• S1 Gizi FK Undip
• S2 Gizi FK Undip
• Studi S3 Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan
Undip (disertasi Hidrolisat Protein pada MP-ASI)

• Centre of Nutrition Research (CENURE) Undip


• Peneliti Kesehatan LPPM Undip
• 1000 HPK Fakultas Kedokteran Undip
• Program penelitian UNICEF Jawa Tengan 2018- Sekarang
Bunga Rampai

 Stunting merupakan gagal pertumbuhan pada bayi atau anak,


dimana tinggi badan terlalu rendah tidak sesuai dengan
perbandingan usia

(TB/U atau PB/U), dengan batas nilai z-score < -2 SD

 Pertumbuhan TB lebih berkaitan dengan bertambahnya ukuran


tulang keras
Prevalensi Stunting Berdasarkan Data
Global Hunger Index (GHI) tahun 2017

50,2%
36,4%
30,3%
29,2%
24,6%
17,7%
10,5%

Timor leste Indonesia Philipina Myanmar Vietnam Malaysia Thailand


2011

The “tiger” economies


experienced increases in
height of up to 3 cm per
decade during the fast
growth periods,
when per capita income
was growing at 7% per
capita per annum or even
more
5
Dampak kekurangan zat gizi

perkembangan kognitif
prestasi sekolah rendah.
rendanya produktivitas kerja
Rendahnya pendapatan
Meningkatnya risiko NCD

AJCN. Andrew M Prentice et al. 2013 (Black 2013; WHO. 2014; deOnis, 2016 dan Piesse 2016)
Perkembangan prevalensi stunting

40
35
30 37,2
25 30,8 2013
20 27,67 2018
15 2019
10 target RPJM 2025
14
5
0
Category 1

Riskesdas dan SSGB 2019


MASALAH DAN TANTANGAN
Remaja Ibu Hamil Neonatal Bayi -Balita
Anemia pada remaja Anemia pada ibu hamil : ASI ekslusif: 37,3%
BBLR: 6,2%
Pernikahan anak 48,9%
Imunisasi: 57,9%
Puskesmas melakukan
kelas ibu hamil (KIH):
94%, ibu ikut KIH 19%

(Sirkesnas 2016; Riskesdas 2018)


Differences LBW on Nutritional Status Pregnant Women

Nutritional Status
p
Under weight Normal Over weight Obesity
LBW 15 (4,3) 7 (2,0) 2 (0,6) 1 (0,3)
Normal 86 (24,5) 191 (54,4) 29 (8,3) 20 (5,7) 0,004

Kategori Pengeluaran kategori bb lahir


BBLR BBLN Total
Pengeluaran pangan < non pangan 4 42 46
Pengeluaran pangan > non pangan 18 226 244
pengeluaran pangan = non pangan 2 24 26
Total 24 292 316

p>0,05
Differences LBW on Energy Consumption of Pregnant Women

Energy Consumption
Heavy Moderate Mild Normal p
Deficit Deficit Deficit
LBW 4 (19,0) 1 (4,8) 5 (23,8) 11 (52,4)
Normal 45 (17,6) 32 (12,5) 43 (16,9) 137 (52,9) 0,692

Differences LBW on Carbohydrate Consumption of Pregnant


Women

Carbohydrate Consumption
Heavy Moderate Mild Normal p
Deficit Deficit Deficit
LBW 8 (38,1) 5 (23,8) 3 (14,3) 5 (23,8)
Normal 116 (45,5) 51 (20,0) 33 (12,9) 55 (21,5) 0,597
Differences LBW on Fat Consumption of Pregnant Women

Fat Consumption
Heavy Moderate Mild Normal p
Deficit Deficit Deficit
LBW 4 (19,0) 1 (4,8) 2 (9,5) 14 (66,6)
Normal 46 (18,0) 25 (9,8) 26 (10,2) 158 (62,0) 0,464

Differences LBW on Carbohydrate Consumption of Pregnant


Women
Protein Consumption
p
Low Normal
LBW 16 (76,2) 5 (23,8)
Normal 201 (78,8) 54 (21,2) 0,777
PENYEBAB

Antropom Jenis Penelitian Eropa China Asia Selatan


etri Lahir Kelamin
BB (gr) Laki-laki 3119.5±445,6 3336,4±434,3 3119,0±361,9 3060,0±345,1
Perempuan 3069,8±427,1 3050,7±414,1 3048,4±402,9 2956,8±436,3
PB (cm) Laki-laki 48.17±4,6 49,4±2,0 48,3±1,6 48,7±3,9
Perempuan 47,86±5,9 47,4±2,5 47,6±1,7 48,2±2,2

Standards for the measurement of birth weight, length and head circumference at term in neonates of European, Chinese and South
Asian ancestry (Janseen PA, 2007)
the occurrence of malnutrition and stunting
30
25
20
Kasus

15
BB/U < -2
10
PB/U <-2
5
0
5 bulan 6 bulan 12 bulan
Usia

what is highly suspected is during the 6 months that is when feeding the breastfeeding.
Indonesian complemetary feeding is very bad
PENYEBAB
Penelitian di India didapatkan hasil bahwa, Praktek Pemberian
MP-ASI merupakan prediktor paling signifikan terjadinya stunting
pada anak usia 2 tahun (Aguayo, 2016).

Systematik review tentang kebiasaan pemberian MP-ASI di Asia


Selatan. Didapatkan hasil bahwa, hanya 17,1% bayi diberi makan
MP-ASI yang mengandung sumber protein daging, ikan, unggas
dan / atau telur (Aguayo, 2017)

Sedangkan penelitian systematic review, menyimpulkan bahwa


penyediaan MP-ASI yang baik terutama dari bahan hewani dapat
meningkatkan Skor Z PB/U dan BB/U secara signifikan pada anak
kurang dari 2 tahun (Lassi 2013).
PENYEBAB

Penelitian di Afrika menunjukkan bahwa anak-anak yang


mempunyai risiko stunting mempunyai masalah dalam hal
kecukupan asam amino esensial seperti tryptofan dan lisin yang
terbatas pada dietnya (Nus 2011).

Penelitian pada anak balita di Malawi didapatkan hasil bahwa 9


asam amino esensial didalam serum darah anak-anak stunting
ternyata sangat rendah (Semba et al 2016).
BAGAIMANA SEBAIKNYA

Menurut WHO 2012, target global terpenting dalam menurunkan


prevalensi stunting sebesar 40% dan wasting pada 2025

adalah, dengan memastikan MP-ASI untuk anak usia 6 – 24 bulan


dari bahan lokal dan berkualitas dari segi nilai zat gizinya.

Fokus pada 1000 HPK


Pendekatan keluarga
FGD
Modul
FNA
- Mempercepat pemulihan ekonomi, sosial bangsa
- Perubahan anggaran program stunting di masing-masing
daerah segera diperbaiki untuk mendukung program sensitif
dan spesifik
- Posyandu sebagai pilar kesehatan masyarakat segera beroperasi
menggunakan prosedur keamanan covid-19 terutama wilayah
hijau
- Penguatan SDM bidang gizi ditingkat puskesmas
- Satu komando tingkat pusat untuk penurunan stunting
25
Aksi integrasi adalah instrumen
dalam bentuk kegiatan yang
Dokumen lengkap dapat diunduh
digunakan untuk meningkatkan
pelaksanaan integrasi intervensi gizi
8 AKSI pada tautan:

dalam penurunan stunting


Integrasi http://bit.ly/pedomanintegrasi

1. 2. Intervensi
Penurunan
Stunting di
3. 4.
Kabupaten/ Kota
Analisis Rencana Rembuk Perbup/Per
situasi Kegiatan Stunting wali:
PIC: Bappeda PIC: Bappeda PIC: Sekda/Bappeda Kewenanga
n Desa
PIC: BPMD
Pengukuran
Manajemen Reviu Kinerja
Pembinaan & Publikasi
Data Tahunan
KPM Stunting PIC: Sekda& Bappeda
PIC: BPMD PIC: Bappeda PIC: Dinkes

5. 6. 7. 8.
Masa depan Balita Indonesia 30 –
40% yang akan datang bagaimana?

26
KALO GIZI BAIK

27
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai