Anda di halaman 1dari 26

SEMINAR HASIL SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN
STUNTING USIA 6-60 BULAN

Mega Dwi Anggraeni


201510420311076
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Latar
Belakang
Stunting (pendek)
merupakan salah satu
masalah gizi di dunia. Pada
tahun 2016, diperkirakan
balita yang mengalami
stunting di dunia sebanyak Sedangkan dalam kawasan Asia
Tenggara, pada tahun 2017
22,9%, namun angka ini
Indonesia menduduki peringkat
sudah mengalami ketiga, Angka kejadian stunting di
penurunan pada tahun 2017 Indonesia sebesar 36,4% lebih
sebesar 22,2%, meskipun tinggi dari Negara-negara lain,
kejadian stunting ini seperti Bangladesh 36,1% dan
mengalami penurunan, Nepal 35,8% (World Bank, 2018).alu
memiliki tingkat kecemasan yang
tetapi belum mencapai lebih tinggi selama kehamilan, yang
standar yang sudah terus berlanjut sampai hampir tiga
ditetapkan oleh WHO yaitu tahun setelah mereka melahirkan
20% (Kementerian bayi yang sehat (Blackmore, 2011).
Kesehatan, 2018). Menurut
WHO Hasil
Seminar jumlah
– balita yang
Ilmumengalami stunting di Asia
Keperawatan
yaitu sebesar 55%, lebih
Latar
Belakang Prevalensi

Stunting ASI
Riskesdas
Eksklusif
WHO 2016 (29,5%),
2016 : 2017 (35,7%),
22,9% 2018 (37,3%)
2017 : Pemantauan Status
22,7% gizi Jawa Timur
2016 (37%),
2017 (39%), dan
Dinkes 2018 (40,5%)
Malang : Puskesmas Dinoyo (Kemenkes, 2018).
2016 : 2568 (13,2%) atau 379 dari
2017: 2519 2870
2018: 7074 Kelurahan Sumbersari
(27,4 %) sebanyak 65 balita
stunting
Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
Latar
Belakang

Rumusan Masalah Tujuan Umum


Berdasarkan latar
belakang yang telah Tujuan penelitian
dibahas diatas, maka ini adalah untuk
rumusan masalahnya mengetahui apakah
adalah “apakah ada hubungan
terdapat hubungan pemberian ASI
pemberian asi eksklusif terhadap
eksklusif dengan kejadian stunting
kejadian stunting pada pada balita.
balita?”
Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
Latar
Belakang

Tujuan Khusus

1.Mengidentifikasi pemberian
asi eksklusif pada balita
2.Mengidentifikasi kejadian
stunting pada balita.
3.Menganalisis hubungan
antara pemberian asi eksklusif
dengan stunting pada balita

Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
Kerangka
Konsep

Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
Definisi
Operasional
Variable Definisi Indikator Instrumen Skala Data Kategori

Operasional Data
Stunting Keadaan gizi anak Kategori yang Pengukuran Nominal - Stunting
yang ditentukan digunakan: TB/U dengan   - Tidak
secara 1.Pendek (Z- microtoise stunting
antropometri pada Score) <( -2) SD
balita umur 6-60 sampai dengan (-
bulan berdasarkan 3) SD
indeks TB/U atau 2.Sangat Pendek
PB/U memiliki nilai (Z-Score) <(-3)SD
standar deviasi
unit z (Z-Score).
Pemberia Pemberian ASI 1.Dikatakan balita Kuesioner dan Nominal - ASI
n ASI eksklusif tanpa “ASI Eksklusif” wawancara   Eksklusif
eksklusif menambahkan dan apabila bayi langsung pada - Tidak ASI
atau mengganti diberikan ASI (0- ibu Eksklusif
dengan makanan 6) bulan tanpa  
atau minuman lain, tambahan
diberikan sejak makanan, atau
bayi baru lahir minuman apapun
Seminar Hasilumur
sampai – 6 2. Dikatakan
Ilmu Keperawatan
bulan. Tidak ASI
Kerangka
Penelitian

Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
Analisa
Data

Dalam penelitian ini menggunakan


analisa data observasional analitik
yang merupakan penelitian untuk
mengetahui adanya hubungan
antara variabel melalui pengajuan
hipotesis, desain ini memiliki khas,
yaitu dilakukan tanpa adanya
intervensi (Swarjana, 2016).

Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
Hasil Penelitian,
Analisa Data dan
Pembahasan

Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
UMM
Hasil dan Data Umum
Pembahasan
Karakteristik f 100 (%) Min Max Mean
Umur :     20 48 34.72
20-35 24 55,8      
>35 19 44,2  

Pendidikan :          
SD 2 4,7      
SMP 4 9,3      
SMA 27 62,8      
Diploma 1 18,6      
S1 8 2,3      
S2 1 2,3      
Pekerjaan Ibu :          
Ibu Rumah Tangga 31 72,1      
Swasta 7 16,3      
Wiraswasta 2 4,7      
Dosen 3 7,0      
Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
Data Khusus
Karakteristik f % Min Max Mean

Usia : 11 60 27.71
(6-24) bulan 15 28,8    
(25-60) bulan 28 53,8    
BB Lahir :
BBLR 5 11,6  

Normal 38 88,3  

Jenis Kelamin :
Laki-Laki 20 46,5  
Perempuan 23 53,4

Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Kejadian
Stunting dan Pemberian ASI Eksklusif.

Analisa Univariat F (%)

Kejadian stunting    

Stunting 21 48,8

Tidak stunting 22 51,2

Pemberian ASI Eksklusif    

ASI Eksklusif 19 44,1

Tidak ASI Eksklusif 24 55,9


Tabel 5.3.1 Tabulasi Silang Hubungan Pemberian
ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada
Balita Usia 6-60 Bulan di Kelurahan Sumbersari.

  Stunting  
Tidak Stunting Total
Stunting

ASI Eksklusif Tidak ASI 5 17 22


Eksklusif

ASI Eksklusif 18 3 21
Total 23 20 43
Hasil uji Chi-Square
Pada tahap analisa data ini, data akan di input
ke dalam pengolahan data statistik menggunakan
program SPSS 22.0 dengan menggunakan uji Chi-
Square dimana hasil akhir didapatkan nilai :
  Stunting  
Expect
% % Total Sig.
Tidak Ya Count

Asi Tidak 5 11,6 17 39,5 22 0,00


0%
Eksklusif Ya 18 41,8 3 6,9 21 0
Total 23   20   43    

Pada uji chi square diperoleh nilai expected count 0%,


kemudian nilai (p-value 0,000 <0,05) yang artinya bahwa
penelitian ini memiliki hasil yang signifikan, karena nilai p <
nilai alpha (0,005), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting.
Pembahasan

1. Identifikasi Stunting
Sebagian besar responden dalam
kategori stunting sebanyak 21 responden
(48,8%) dan yang tidak stunting sebanyak
22 responden (51,2%). Hal ini bisa terjadi
karena beberapa faktor, diantaranya adalah
ada 5 balita (23,8%) dengan riwayat BBLR
mengalami stunting. Sejalan dengan
penelitian Nasution (2014) dengan judul
“Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan
kejadian stunting pada anak usia 6-24
bulan” mengatakan bahwa ada hubungan
Seminar Hasil –
bermakna antara BBLR dengan kejadian
Ilmu Keperawatan
Lanjutan

Terkait dengan kategori pendidikan yang menunjukkan


nilai paling tinggi bahwa ibu dengen pendidikan akhir
SMA, mayoritas balitanya mengalami stunting sebanyak
14 (51,8%) responden. Karena responden mengatakan
bahwa anaknya juga diberikan MP-ASI dini sebelum
waktunya, diantaranya diberikan pisang, dan bubur. Hal
ini berkaitan dengan hasil penelitian kategori jenis
kelamin balita, mayoritas laki-laki yang mengalami
stunting sebanyak 12 (60%). Hal ini bisa terjadi karena
beberapa ibu mengatakan “bayi laki-laki mudah lapar
dan minumnya kuat” sehingga diberikan MP-ASI dini.
Sejalan dengan penelitiannya Puji (2016) yang berujudul
“hubungan MP-ASI dini dengan kejadian stunting”
mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan.
Lanjutan
Menurut Departemen Kesehatan bahwa,
pemberian MP-ASI dini berisiko
meningkatkan kejadian stunting, karena
pada paraktek pemberian MP-ASI dini yang
belum cukup waktunya bisa menyebabkan
gangguan pertumbuhan pada awal masa
kehidupan bayi, bayi yang diberikan MP-ASI
dini status gizi beriko buruk, karena pada
awal masa kehidupan bayi, pencernaan bayi
belum sempurna, sehingga tidak bisa
mencerna nutrisi yang didapat.
jenis_kelamin * Stunting Crosstabulation

Count
Stunting

  tidak stunting stunting Total


Jenis_kelamin Perempuan 13 9 22
Laki-laki 9 12 21
Total 22 21 43

Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
2. Identifikasi ASI Eksklusif
Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar
responden tidak memberikan ASI secara Eksklusif
sebanyak 24 balita (55,8%) dari 43 ibu. Hasil dari
kuesioner, (61,9%) ibu yang tidak memberikan ASI
secara eksklusif mengatakan, ASI keluar sedikit
bahkan banyak yang tidak keluar, hal ini dikaitkan
dengan riwayat IMD waktu bayi baru lahir, beberapa
ibu mengatakan waktu IMD selama 1-3 hari ASI
tidak keluar, sehingga bayi diberikan susu formula
sebagai Ikatan
Menurut pengganti
DokterASI.
AnakHal ini bisa
Indonesia, terjadi karena
mengatakan bahwa
responden
bayi tidak
baru lahir tahu
selama cara
1-3 hari penanganan
bisa ketika
bertahan tanpa ASI
diberikan
tidakatau
ASI keluar.
minuman yang lain, karena masih menyimpan
cadangan makanan dari rahim ibu, sehingga bayi tidak akan
merasa lapar.

Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
3. Analisis Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
dengan Kejadian Stunting
  Stunting  
Expect
% % Total Sig.
Tidak Ya Count

Tidak 11,6 39,5


5 17 22
Asi Eksklusif 0% 0,000
Ya 41,8 6,9
18 3 21
Total    
23 20 43    
Dimana diperoleh p-value = 0,000 (0,000< 0,05).

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan


pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai
umur 6 bulan pertama, merupakan periode emas
untuk memberikan gizi yang paling penting bagi bayi,
pertumbuhan bayi ditentukan nutrisi yang diserapnya,
dan nutrisi paling baik pada 6 bulan pertama adalah
ASI Eksklusif, karena ASI paling mudah diserap oleh
tubuh bayi karena pencernaan bayi belum sempurna.
Keterbatasa
n Penelitian

Penelitian ini memiliki


beberapa keterbatasan
diantaranya adalah, pada
pengambilan data di posyandu,
didapatkan jumlah sampel
balita stunting yang kurang
maksimal, karena beberapa
responden tempat tinggalnya
tidak menetap atau pindah
rumah, di daerah yang di teliti.
Tetapi penelitian ini mencapai
hampir 80% dari sampel yang
didapat

Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
Implikasi
Keperawatan
Memberikan informasi yang dapat dijadikan
sebagai acuan bagi perawat sebagai tenaga
kesehatan, meningkatkan upaya penyuluhan
tentang stunting dan pentingnya pemberian ASI
EKsklusif, untuk langkah pertama tentang
pencegahan yang bisa meminimalisir kejadian
stunting. Karena masih banyak ibu yang
mempunyai stigma atau keyakinan yang salah
terkait pemberian gizi pada anak.

Seminar Hasil –
Ilmu Keperawatan
Kesimpulan
1. ASI Eksklusif pada balita
di Kelurahan Sumbersari
Ada hubungan
menunjukkan sebagian
pemberian ASI
besar responden
Eksklusif dengan
memberikan ASI
kejadian stunting
Eksklusif sebanyak 19 ibu
pada balita usia 6-
atau 44,1%, dari 43 ibu
60 bulan, dengan p
balita.
–value
2. Stunting pada balita usia
(0,000<0,05).
6-60 bulan di Kelurahan
Sumbersari Kota Malang
terdapat 43 ibu balita,
dan sebagian responden
dalam kategori stunting
Seminar Hasil 21
sebanyak – atau 48,8%.
Ilmu Keperawatan
Saran
Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai
pengetahuan, sikap dan tindakan orang tua tentang asupan gizi
yang diberikan kepada anaknya, terutama ASI Eksklusif, yang
dapat mempengaruhi status gizi anak, terutama untuk
menghindari risiko kejadian stunting.

Bagi Petugas Kesehatan atau Kader Wilayah


Menjadikan masukan, hendaknya selalu memotivasi ibu
yang memiliki bayi usia 0-6 bulan untuk memberikan ASI
Eksklusif, sehingga dapat memperbaiki status gizi bayi.

Bagi Peneliti Selanjutnya


Menambah referensi penelitian untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya meneliti faktor lain yang berhubungan
dengan kejadian stunting pada balita 6-60 bulan, seperti faktor-
faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula pada bayi
dan mengukur faktor perancu yang dapat mempengaruhi status
gizi anak.Hasil –
Seminar
Ilmu Keperawatan
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai