Anda di halaman 1dari 21

Senin, 6 September 2021

 Adanya publikasi ini membuat sorotan dari para ahli, kenapa bisa ada
malnutrisi di rumah sakit
 Prevalensi malnutrisi di rumah sakit masih tinggi
 Dikaitkan dengan komplikasi penyakit, biaya perawatan lebih tinggi, waktu
opname lebih lama, dll.
 Dikaitkan dengan covid-19
 Malnutrisi 49.11%
 Risiko kematian pasien covid dengan malnutrisi 10x lebih tinggi daripada yang
gizinya baik

Pengertian Malnutrisi
 Menggambarkan kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan zat gizi
(saunders dkk, 2010).
 Hospital malnutrisi menurut Studi Delphi → Defisiensi energi, defisiensi protein
dan penurunan masa bebas lemak yang digambarkan dengan kehilangan
berat badan, indek massa tubuh dan kurangnya asupan makanan (meijers dkk,
2010)

Malnutrisi di Rumah Sakit


STUDI DELPHI (Meijers dkk, 2010)

Defisiensi energi,

Defisiensi protein

Penurunan masa bebas lemak

Digambarkan dengan kehilangan berat badan, indeks massa tubuh dan


kurangnya asupan makanan

Etiologi Malnutrisi RS
(Rodriguez et al, 2014)
Penyebab terkait penyakit
• Penurunan asupan
• Obstruksi saluran cerna
• Kondisi inflamasi
• Peningkatan kebutuhan
• Usia
Penyebab terkait perawatan di RS
• Situasi emosional yg reaktif
• Perubahan kebiasaan/lingkungan
• Terapi (kemoterapi, operasi)
• Pengobatan
Penyebab terkait tim medis dan sistem penanganan
• Kurangnya asesmen gizi
• Kesalahan penggunaan obat
• Kurangnya jumlah ahli gizi
• Kurangnya koordinasi dan penanganan multidisipliner
 Cachexia: berat badan sangat kurang, kehilangan massa otot dan lemak,
peningkatan katabolisme protein karena adanya penyakit penyerta (e.g.
cachexia pada pasien kanker)
 Sarcopenia: kehilangan massa otot
 Malnutrisi: kekurangan konsumsi zat gizi tertentu
 Pada saat pasien masuk RS, harus dilakukan screening (ada inflamasi atau
enggak)
 Berisiko malnutrisi, tdk ada inflamasi => berarti malnutrisinya karena
kekurangan zat gizi tertentu aja (marasmus)
 Ada factor inflamasi => ada penyakit kronis yg berkaitan dengan malnutrisi
 Covid-19 bisa masuk ke protein-energy undernutrition

 Definisi malnutrisi rumah sakit lebih ke arah kekurangan zat gizi dan lebih
karena energi, protein, dan kekurangana supan sehingga gambaran yang bisa
dilihat adalah dari IMT, asupan, dan kehilangan berat badan.
 Untuk menegakkan malnutrisi di RS, GLIM punya kriteria internasional
- Phenotypic: kehilangan bb, penurunan massa otot
- Etiologic: factor penurunan asupan
Pencegahan Malnutrisi di RS
 Pencegahan malnutrisi → skrining gizi terhadap pasien baru dan diulang
secara periodik (Barendregt, 2008)

Metode Skrining Gizi


 Hasil evaluasi (1982 sampai 2002) terhadap alat skrining dan asesmen gizi
yang digunakan oleh perawat di beberapa rumah sakit Eropa didapatkan 35
macam alat skrining gizi (Green dan Watson, 2005).
 Hasil evaluasi terhadap 44 alat skrining gizi, hanya dua alat yang
dikembangkan dengan teknik multivariat (Jones, 2002).

Screening Tools
(Recommended by ESPEN)
 Malnutrition Universal Screening Tool (MUST) → British Association of
Parenteral and Enteral Nutrition (BAPEN)
 Nutritional Risk Screening (NRS-2002) → kondrup et al, Clin Nutr 2003
 Subjective Global Assessment → Detsky et al. 1984
 Mini Nutrition Assessment → Vellas et al, 1999

Screening dan Assessment Malnutrisi

(Aspen, 2019)

Nutrition Screening is NOT the end but just the beginning!

PERLU PENGEMBANGAN METODE SKRINING GIZI DI


INDONESIA → Valid dan reliabel
Pengembangan Instrumen Skrining Gizi

 Kondisi pasien sekarang: IMT, kalau BB tidak bisa diukur, bisa pakai LLA
(lingkar lengan atas) [ada edema, ibu hamil, nggak bisa bangun, tumor besar,
dll.]
 Riwayat penyakit: apakah penyakitnya mengalami peningkatan kebutuhan,
seperti infeksi, katabolik, atau yang menyebabkan nafsu makan menurun, dll.

Kuesioner Pengembangan SNST


4 Komponen utama variabel berisiko dr ASPEN (Rasmussen, 2010)

Variabel Pertanyaan Skor


1. Kondisi Apakah pasien terlihat kurus? Ya =1
pasien sekarang Tidak = 0
2. Penurunan Apakah pakaian anda terasa lebih longgar Ya =1
berat badan ? Tidak = 0
Apakah akhir-akhir ini Anda kehilangan Ya =1
berat badan secara tidak sengaja (3-6 Tidak = 0
bulan terakhir)?
3. Penurunan Apakah Anda mengalami penurunan Ya =1
asupan asupan makan selama 1 minggu terakhir ? Tidak = 0
makanan
4. Riwayat Apakah Anda merasakan lemah, loyo, dan Ya =1
penyakit tidak bertenaga? Tidak = 0
Apakah Anda menderita suatu penyakit Ya =1
yang mengakibatkan adanya perubahan Tidak = 0
jumlah atau jenis makanan yang Anda
makan?
 Jika mengalami 3 dari 6 pertanyaan, maka dikatakan berisiko mengalami
malnutrisi

Analisis Validitas Konstruk

Rata-rata (SD)

Parameter status gizi Total sampel P


Berisiko
Tidak berisiko
malnutrisi

Indeks Massa Tubuh 411 19,5 (3,73) 22,65 (4,5) <0,001*


(kg/m2)

Lingkar lengan atas (cm) 458 23,47 (4,38) 26,96 (3,92) <0,001*

Albumin (g/dl) 412 2,9 (0,72) 3,41 (0,58) <0,001*

Hemoglobin (g/dl) 458 11,07 (2,4) 12,4 (2,3) <0,001*

TLC (cell/mm)** 487 1280,1 1491,1 0,009

*t-test
Analisis Validitas Kriteria

Nilai Nilai

Se 97 Sp 80

FP 13,3 FN 3,8

NPP 78 NPN 92

ROC 0,93

 Sensitivitas: kalau diukur dengan gold standar (SGA) dinyatakan malnutrisi,


kemudian diukur dengan alat yang kita buat juga berisiko malnutrisi => pasien
diukur dengan alat yang berbeda, tetapi 97% hasilnya sama.
[ Menyatakan hasilnya ya sakit atau ya malnutrisi ]
 Spesifisitas: hasil yang tidak berisikonya, kalau diukur dengan gold standar
(SGA) dinyatakan tidak malnutrisi, kemudian diukur dengan alat yang kita
buat juga tidak berisiko malnutrisi
[ menyatakan tidak sakit atau tidak malnutrisi ]

Reliabilitas Inter-rater Antar-Ahli Gizi, Inter-rater Ahli Gizi-Perawat, Inter-rater


Ahli Gizi-Pramusaji Berdasarkan SNST

Kappa 0,803

Kappa 0,653

Hubungan Parameter Skrining Dengan IMT


Kappa 0,718
Hubungan Parameter Skrining Dengan IMT

 Validitas: Kappa > 0,6 dan kesepakatan > 80% dinyatakan baik atau valid
[ gold standar yes, alat buatan juga yes ]
 Reliabilitas: diukur oleh siapa pun hasilnya sama
Hubungan Parameter Skrining Dengan IMT

30

25

20

15
Berisiko
10 Tidak berisiko

Hubungan Parameter Skrining Dengan LLA

29
28
27
26
Berisiko
25
24
Tidak
23 berisiko
22
21
Hubungan Parameter Skrining Dengan Albumin

3,5
3,4
3,3
3,2
3,1
3
2,9
2,8
2,7
2,6
Berisiko
Tidak berisiko

Hubungan Parameter Skrining Dengan Hb

12,5

12

11,5

11 Berisiko
Tidak berisiko
10,5

10
Persentase Hasil Skrining Gizi Pasien Kanker di RSUP dr. Sardjito
90 85,1

80
70
58,3
60 52,6
47,4
50
41,7
40
30
20 14,7
10
0
NRS 2002 SNST RMNST

Berisiko Tidak berisiko

Malnutrisi pada pasien kanker rawat inap (Susetyowati, 2019)

PERBANDINGAN ANTARA NUTRITION RISK SCREENING 2002, SIMPLE


NUTRITION SCREENING TOOL, DAN NUTRISCORE TERHADAP PENILAIAN
ANTROPOMETRI DAN BIOKIMIA PADA PASIEN KANKER RAWAT INAP DI RSUP DR.
SARDJITO YOGYAKARTA (Sarasati, 2019)
 Penelitian dilakukan di RS Waluyo Jati dengan jumlah subjek 211 pasien rawat
inap dewasa
 Skrining gizi dilakukan dengan NRS 2002, SNST, dan MST pada 1 x24 jam
pertama pasien masuk RS

 The patients were malnourished based on the BMI (47,4%), MUAC (49,8%) ,
hemoglobin(70,6) and TLC (62,6%)
 The patients who were at risk of malnutrition had a lower average value of
these nutritional parameters than did those not at risk.
 There were significant associations between all nutrition screening tools and all
the nutritional status parameters (p<0,05), except for the TLC

Malnutriton in Hemodialysis Patients

 Malnutrition in HD patients is prevalent wordlwide


 Previous report found that prevalence of malnutrition MHD patients was about
23 – 73%
(Qureshi et al., 2002; Rezeq, H.A 2018, etc).

 Malnutrition prevalence based on DMS in hemodialysis patients in RSUP Dr.


Sardjito Yogyakarta, Indonesia : 31,8% (Rochayani et al., 2016).

Nutrition Screening Tools as Predictor of Malnutrition for Hemodialysis Patients in


Dr. Sardjito Hospital in Yogyakarta, Indonesia (Susetyowati dkk., 2017)
Paediatric Malnutrition

Blaauw, R. 2018. Hospital malnutrition in children : what are the challenges?. South
African Journal of Clinical Nutrition, 31(1):4-5.
Kuis

 inflamasi: faktor penyakit


 BMR menurun bukan penyebab malnutrisi. Ketika BMR menurun, justru kebutuhan nutrisi
juga menurun dan berisiko menjadi kegemukan.
 Peningkatan 1 derajat suhu tubuh akan meningkatkan kebutuhan basal sebanyak 13%
 Hipertiroid: kebutuhan basal meningkat
 Hipotiroid: kebutuhan basal menurun
 IMT dan LLA: assessment
 GLIM: kriteria untuk menentukan malnutrisi

Semangat bikin laporan akhir, 20rion!

Anda mungkin juga menyukai