Anda di halaman 1dari 24

MARNI HANDAYANI, M.

KES
Skrining Gizi

Merupakan proses untuk mengidentifikasi


pasien/individu yang mempunyai masalah
gizi dan perlu dilakukan penilaian status
gizi lanjut serta intervensi gizi.
Informasi yang digunakan :
1. Diagnosis penyakit
2. Informasi riwayat penyakit
3. Penilaian fisik
4. Tes Laboratorium saat pasien di RS
5. Quesioner

Minimal skrining gizi dilakukan dalam waktu 24 jam


terhitung saat pasien masuk RS dan diulang
secara periodik oleh perawat
Komponen skrining gizi (European Society
For Parenteral and Enteral Nutrition/ ESPEN)

1. Kondisi sekarang, digambarkan dengan tinggi badan,


berat badan dan indeks massa tubuh atau LILA
2. Kondisi yang stabil, digambarkan dengan kehilangan
berat badan yang didapatkan dari riwayat pasien.
3. Kondisi yang memburuk digambarkan dengan
pertanyaan yang berkaitan dengan asupan makan yang
menurun
4. Pengaruh penyakit terhadap perburukan status gizi,
digambarkan dengan pengaruh penyakit yang
menyebabkan peningkatan kebutuhan dan penurunan
nafsu makan.
METODE DALAM SKRINING GIZI

1. Malnutrition universal screening tool


(MUST)

Digunakan pada pasien dewasa


Didesain untuk membantu mengidentifikasi
pasien dewasa yang underweight dan
berisiko malnutrisi dan obesitas
Dapat digunakan untuk semua kelompok
pasien dengan berbagai jenis perawatan
MUST

Hanya terdiri dari 3 pertanyaan


1. Berapa BMI pasien
2. Berapa penurunan berat badan dalam 3-
6 bulan yang lalu.
3. Apakah pasien menderita penyakit akut
dan pernah atau kemungkinan tidak
mendapatkan asupan zat gizi > 5 hari
Kategori :
Skor total 0 = pasien berisiko rendah
Skor 1 = pasien risiko sedang
Skor >= 2 pasien risiko tinggi
FORM MUST

1 BMI pasien (kg/m2)


a. > 20 a. Skor 0
b. 18,5 -20 b. Skor 1
c. < 18,5 c. Skor 2
2 Persentase penurunan BB tidak sengaja
(3-6 bl lalu)
a. < 5 % a. Skor 0
b. 5 -10 % b. Skor 1
c. > 10 % c. Skor 2
3 Pasien menderita penyakit berat/tidak Skor 2
mendapat asupam makanan > 5 hari
Total skor skrining MUST ..............
METODE DALAM SKRINING GIZI

2. Malnutrition screening tool (MST)


Digunakan pada pasien dewasa
Metode skrining gizi yang sederhana, cepat ,
valid dan reliabel untuk megidentifikasi
pasien yang mempunyai risiko kurang gizi
Metode skrining terdiri dari 2 pertanyaan
yaitu : kehilangan berat badan yang tidak
diharapkan dan penurunan nafsu makan
Dari hasil penelitian metode MST ini
mempunyai tingkat keakuratan lebih tinggi
dibandingkan metode skrining lainnya.
FORM MST
1 Apakah anda kehilangan BB secara a. Tidak (skor 0)
tidak sengaja ? b. Ragu (skor 2)
Jika Ya, berapa banyak (kg) Anda
kehilangan BB
1. 1-5 Skor 1
2. 6-10 Skor 2
3. 11-15 Skor 3
4. > 15 Skor 4
5. ragu Skor 2
2 Apakah anda mengalami penurunan
asupan makan karena penurunan a. Tidak (skor 0)
nafsu makan (atau karena tdk bisa b. Ya (skor 1 )
mengunyah dan menelan)?
Total skor skrining MST ...........
METODE DALAM SKRINING GIZI

23. Prognostic Nutritional Index (PNI)


(Indeks Prognosis Gizi)
- dikembangkan oleh Mullen (1979) untuk
identifikasi indeks gizi yg punya korelasi
kuat dgn malnutrisi klinis yg relevan
- memberikan indikasi risiko pasien thdp
kesakitan maupun kematian setelah
pembedahan.
- Digunakan 4 indeks gizi : serum albumin,
serum transferin, TLK trisep dan
hipersensitivitas kulit tipe lambat.
PNI (%) = 158 (166 x ALB) (0,78 x TSF) (0,2 x TFN) (5,8 x DCH)

Dimana:
PNI = Prognostic Nutritional index (%)
ALB = Serum albumin concentration (g/dl)
TSF = Triceps skin fold (mm)
TFM = Transferin (g/dl)
DCH = Delayed Coetaneous Hypersensitivity,
grade of reactivity to any of three antigens :
0 = Non reactive
1 = < 5 mm reaktivitas
2 = > 5 mm reaktivitas

Dengan interpretasi = resiko komplikasi sebelum operasi :


PNI < 40 % = Resiko rendah
PNI 40 50 % = Resiko sedang
PNI > 50 % = Resiko tinggi
METODE DALAM SKRINING GIZI

4. Hospital Prognostik Indeks (HPI)


(Indeks Prognosis Rumah Sakit)

dikembangkan oleh Harvey (1981) dr 282 px


operasi medis
Mempunyai nilai perkiraan angka kematian
72 % dg sensitivitas 74% spesivisitas 66 %.
Indeks yg digunakan, albumin serum,
respon hipersensitivitas kulit tipe lambat,
keadaan klinis (sepsis/tidak) dan ada
tidaknya kanker.
HPI = (0,91 x ALB) (1,00 x DCH) (1,44 x SEP)
+ (0,98 x DX) 1,09
Dimana:
HPI = Hospital Prognostic Index
ALB = Serum albumin concentration (g/dl)
DCH = Delayed Coetaneous Hypersensitivity
1 : Respon positif, satu atau lebih antigen
2 : Respon negatif seluruh antigen
SEP = Sepsis
1 : Ada
2 : Tidak ada / nampak
DX = Diagnosis
1 : Kanker
2 : tidak kanker
METODE DALAM SKRINING GIZI

5. Subyektive Global Assessment (SGA)/


Penilaian subyektif umum

Hanya berdasarkan RIWAYAT MEDIS


dan PEMERIKSAAN FISIK
LIMA KOMPONEN DLM RIWAYAT MEDIS

1. Perubahan BB
2. Perubahan asupan makanan
3. Adanya gejala-gejala gastrointestinal
4. Tk kapasitas fungsional
5. Kebutuhan metabolisme px
LIMA KOMPONEN DLM PEMERIKSAAN FISIK

1. Berkurangnya lemak subkutan


2. Berkurangnya massa otot
3. Adanya edema pd pergelangan kaki
4. Adanya edema pd daerah sakral
5. Adanya asites

Klasifikasi tiap gejala:


Normal (0), ringan (1+), sedang(2+),
berat (3+)
Table Components of subjective global assessment. From
Detsky et al.. Journal of Parenteral and Enteral Nutrition 11: 8-
13. 19S7 American Society for Parenleral and Enteral
Nutrition, (Form SGA.doc)
PERINGKAT SGA:

1. Gizi baik
2. Malnutrisi ringan atau diduga malnutrisi
3. Malnutrisi berat
METODE DALAM SKRINING GIZI

6. Mini Nutritional Assesment (MNA)


Dikembangkan secara khusus untuk mendeteksi malnutrisi
pada pasien usia lanjut ( Guigoz et al . , 1994 )

Barone et al . (2003), misalnya , menyimpulkan bahwa MNA


lebih baik/mampu daripada SGA untuk mengidentifikasi
pasien penderita gizi buruk diatas 65 th.

Dapat digunakan untuk mendeteksi kekurangan gizi pada


orang tua di rumah sakit , dalam praktek umum , di rumah
jompo , dan home-care ( Soini et al . , 2004 ) .
MNA terdiri dari 18 item dikelompokkan ke
dalam empat komponen :
1. penilaian antropometri ( berat badan, tinggi ,
dan
penurunan berat badan ) ,
2. penilaian umum ( gaya hidup, obat-obatan ,
dan mobilitas ) ,
3. penilaian diet ( jumlah makanan , asupan
makanan dan minuman, dan cara makan ) ,
4. penilaian subyektif ( persepsi diri tentang
kesehatan dan gizi ) .
Table Mini Nutritional Assessment. I Screening and II
Assessment. Adapted from Murphy et al. European Journal
of Clinical Nutrition 54: 555-562. 2000 (c)
(Form SGA.doc)
METODE DALAM SKRINING GIZI

7. NUTRITIONAL RISK INDEX (NRI)


Adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya masalah gizi pada usia
lanjut sehingga memerlukan pengkajian gizi lebih
lanjut dan lebih lengkap.
NRI berhubungan dengan indikator klinis dan
biokimia
Kemampuan NRI lebih baik untuk mendeteksi pasien
malnutrisi berat dibandingkan dengan SGA (Gibson,
2005)
Rumus menghitung NRI
NRI = (1,159 x Albumin) + (41,7 x Berat Sekarang
/ berat biasa
Albumin : albumin serum
Berat Biasa : berat stabil lebih dari 6 bulan
sebelum masuk RS
Kategori Ambang Batas NRI :
Status Gizi Ambang Batas
1. Tidak ada malnutrisi >100
2. Malnutrisi Ringan 97,5-100
3. Malnutrisi Sedang 83,5 97,4
4. Malnutrisi Berat < 83,5
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai