Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Univariat

4.1.1 Usia Ibu

Tabel 4.1 Gambaran Kelompok Usia Ibu

Jumlah %
Kelompok 17-25 12 36.4
Usia 26-35 16 48.5
36-45 5 15.2
Total 33 100.0

Pada penelitian ini diperoleh hasil kelompok usia yang diteliti mayoritas
berusia 26-35 tahun yaitu sebesar 46,5 % (16 orang), kemudian usia 17-25
sebesar 36.4%, dan terakhir kelompok usia 36-45 sebesar 15.2 %.

Tabel 4.2 Tabulasi Silang Usia dengan Tingkat Pengetahuan


Tingkat Pengetahuan
Kurang Cukup Baik Total
Umur 17-25 Jumlah 8 0 4 12
% 24.2% 0.0% 12.1% 36.4%
26-35 Jumlah 9 2 5 16
% 27.3% 6.1% 15.2% 48.5%
36-45 Jumlah 1 0 4 5
% 3.0% 0.0% 12.1% 15.2%
Total Jumlah 18 2 13 33
% 54.5% 6.1% 39.4% 100.0%

Gambaran distribusi usia ibu terhadap tingkat pengetahuan dapat


dilihat melalui tabulasi silang, di mana tingkat pengetahuan baik paling banyak
terdapat pada kelompok usia 26-35 yaitu 15.2%, sejalan pula dengan status
pemberian ASI tertinggi pada kelompok usia yang sama yaitu 36.4 %. Tingkat
pengetahuan kurang mayoritas ada pada kelompok usia 17-25 yaitu sebesar
24.2%. Menurut teori, semakin bertambahnya usia, maka tingkat pengetahuan

32
33

cenderung mengalami peningkatan pula. Meskipun demikian, ada faktor lain yang
dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, misalnya pendidikan, pengalaman, dan
lain sebagainya.

4.1.2 Pendidikan Ibu

Tabel 4.3 Gambaran Pendidikan Ibu


Jumlah %
Pendidikan SD 1 3.0
SMP 9 27.3
SMA 20 60.6
Diploma-
3 9.1
Sarjana
Total 33 100.0

Pada penelitian ini tampak bahwa rata-rata ibu berpendidikan SMA yaitu
sebesar 60.6% (20 orang), disusul dengan pendidikan SMP 27.3% (9 orang),
Diploma-Sarjana 9.1% (3 orang), dan SD 3 % (1 orang).

Tabel 4.4 Tabel Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan


Tingkat Pengetahuan
Kurang Cukup Baik Total
Pendidikan SD Jumlah 1 0 0 1
% 3.0% 0.0% 0.0% 3.0%
SMP Jumlah 4 1 4 9
% 12.1% 3.0% 12.1% 27.3%
SMA Jumlah 13 0 7 20
% 39.4% 0.0% 21.2% 60.6%
Diploma- Jumlah 0 1 2 3
Sarjana % 0.0% 3.0% 6.1% 9.1%
Total Jumlah 18 2 13 33
% 54.5% 6.1% 39.4% 100.0%

Berdasarkan tabulasi silang pendidikan dengan tingkat pengetahuan,


didapatkan bahwa tingkat pengetahuan baik paling banyak terdapat pada ibu
dengan pendidikan SMA, yakni 21.2%. Hal ini juga dikarenakan karena distribusi
34

pendidikan pada peserta penelitian ini mayoritas adalah SMA. Menurut teori,
semakin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi sehingga semakin luas pula pengetahuannya. Namun
pengetahuan tidak hanya diterima melalui pendidikan formal, namun juga
pendidikan non formal.

4.1.3 Pekerjaan Ibu

Tabel 4.5 Gambaran Distribusi Pekerjaan Ibu


Jumlah %
Pekerjaan Bekerja 6 18.2
Tidak Bekerja 27 81.8
Total 33 100.0

Berdasarkan hasil penelitian ini, mayoritas ibu tidak bekerja, yaitu sebesar
81.8 %, dan yang bekerja sebesar 18.2 %. Ibu yang tidak bekerja dimaksudkan
menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan tidak mengambil pekerjaan di
luar rumah.

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Status Pemberian ASI Eksklusif
Status pemberian ASI
Eksklusif Total
Tidak
Diberikan Diberikan
Pekerjaan Bekerja Jumlah 1 5 6
% 3.0% 15.2% 18.2%
Tidak Jumlah 10 17 27
Bekerja % 30.3% 51.5% 81.8%
Total Jumlah 11 22 33
% 33.3% 66.7% 100.0%

Tabulasi silang pekerjaan dengan status pemberian ASI eksklusif


menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja mayoritas memberikan ASI eksklusif.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dengan topik serupa, ibu yang tidak bekerja
35

atau sebagai ibu rumah tangga cenderung lebih banyak memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya. Hal ini karena lebih mudah bagi ibu untuk memberikan
ASI secara eksklusif selama 6 bulan, karena waktu ibu bersama bayi akan lebih
banyak dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Hal ini juga dapat dihubungkan
dengan mayoritas jawaban kuesioner mengenai alasan tidak diberikannya ASI
eksklusif, yaitu kebanyakan ibu belum memahami mengenai ASI perah dan
penyimpanannya.

4.1.4 Penolong Persalinan

Tabel 4.7 Gambaran Penolong Persalinan

Jumlah %
Penolong Bidan 27 81.8
Persalinan Dokter 2 6.1
Dukun 4 12.1
Total 33 100.0

Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata persalinan ibu ditolong oleh


bidan yaitu sebesar 81.8% (27 orang). Selebihnya ditolong oleh dukun sebesar
12.1% (4 orang) dan dokter sebanyak 6.1 % (2 orang). Penolong persalinan
memegang peranan penting untuk dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD)
dalam 1 jam pertama kelahiran bayi.16

4.1.5 Inisiasi Menyusui Dini

Tabel 4.8 Gambaran IMD

Jumlah %
IMD Ya 20 60.6
Tidak 13 39.4
Total 33 100.0

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa mayoritas ibu melakukan IMD


setelah bayi lahir, yaitu sebesar 60.6 % (20 orang). Dengan dilakukannya IMD,
36

seharusnya akan berhubungan dengan status pemberian ASI eksklusif. Namun


ada faktor lainnya yang akan dibahas pula dalam pembahasan berikutnya.

4.1.6 Tingkat Pengetahuan Ibu

Tabel 4.9 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu

Jumlah %
Valid Baik 13 39.4
Cukup 2 6.1
Kurang 18 54.5
Total 33 100.0

Tingkat pengetahuan ibu dalam penelitian ini rata-rata masih kurang, yaitu
54.5% (18 orang). Tingkat pengetahuan baik juga cukup besar yaitu di urutan
kedua sebesar 39.4% (13 orang). Hal ini menjadi gambaran bahwa meskipun
lebih banyak ibu dengan tingkat pengetahuan kurang, namun ada pula yang
memiliki pengetahuan baik. Distribusi ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti pendidikan, pengalaman, akses dengan sumber informasi yang tepat, serta
kemauan ibu untuk belajar khususnya mengenai ASI eksklusif.

4.1.7 Status Pemberian ASI Eksklusif

Tabel 4.10 Gambaran Status Pemberian ASI Eksklusif


Jumlah %
Status Tidak
22 66.7
Pemberian Diberikan
ASI Diberikan 11 33.3
Eksklusif Total 33 100.0

Status pemberian ASI eksklusif pada ibu-ibu yang menjadi responden


penelitian ini masih mayoritas tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya,
yaitu sebesar 66.7% (22 orang).
Berdasarkan wawancara, alasan tidak diberikannya ASI eksklusif yaitu ASI
dirasa kurang sehingga langsung digantikan atau diselingi dengan susu formula,
baik pada hari pertama bayi lahir maupun ketika bayi sudah bertambah usia.
37

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh pengosongan payudara dan isapan bayi.
Produksi ASI yang dirasa kurang sangat mungkin berhubungan dengan tidak
efektifnya IMD saat jam pertama kelahiran. Berdasarkan data mengenai IMD di
atas, dapat dilihat bahwa banyak ibu yang mengaku melakukan IMD. Hal ini
dapat menjadi bahan evaluasi mengenai ketepatan IMD dan teknik menyusui.
Faktor lainnya yang dapat berhubungan dengan hal ini yaitu motivasi dari
keluarga dan orang terdekat untuk tidak segera memberikan susu formula saat
ASI dirasa kurang.
Alasan lainnya yaitu pada ibu yang bekerja tidak memiliki pengalaman
mempersiapkan dan menyimpan ASI perah sehingga dirasa lebih praktis untuk
memberikan susu formula pada bayi.

4.2 Analisis Bivariat

4. 11 Tabel Korelasi Tingkat Pengetahuan dengan Status Pemberian ASI


Eksklusif
Status
Tingkat pemberian
Pengetahuan ASI
Tingkat Pearson
1 .716
Pengetahuan Correlation
Sig. (1-tailed) .000
N 33 33
Status pemberian Pearson
.716 1
ASI Eksklusif Correlation
Sig. (1-tailed) .000
N 33 33

Hubungan tingkat pengetahuan dengan status pemberian ASI Eksklusif


dianalisa dengan uji Pearson. Uji signifikansi dengan one-tailed sesuai dengan
hipotesis pada penelitian ini menunjukkan nilai signifikansi 0.000 (p<0.005) yang
berarti hipotesis H1 diterima, yaitu terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan status pemberian ASI eksklusif, dengan nilai korelasi 0.716 (>0.01), yaitu
korelasi positif.

Anda mungkin juga menyukai