Anda di halaman 1dari 9

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 2 Kuningan Kabupaten

Kuningan tahun 2021 tentang gambaran sikap remaja putri tentang dismenorea

berdasarkan pengetahuan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

5.1.1 Analisis Univariat

1. Gambaran Pengetahuan Tentang Dismenorea di SMPN 2 Kuningan Kabupaten

Kuningan tahun 2021

Distribusi frekuensi Pengetahuan Dismenorea di SMPN 2 Kuningan

Kabupaten Kuningan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang desminorea


di SMPN 2 Kuningan Kabupaten Kuningan Tahun 2021

Pengetahuan Frekuensi (F) Persentase (%)

Baik 28 50,00%
Cukup 16 28,57%
Kurang 12 21,43%
Total 56 100%
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 56 responden

sebagian besar remaja putri memiliki pengetahuan baik tentang desminorea

yaitu sebanyak 28 responden atau (50,00%)

35
36

2. Gambaran Sikap remaja putri tentang dismenorea di SMPN 2

KuninganKabupaten Kuningan tahun 2021

Distribusi frekuensi Sikap remaja putri tentang dismenorea di SMPN 2

Kuningan Kabupaten Kuningan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri tentang desminorea di


SMPN 2 Kuningan Kabupaten Kuningan Tahun 2021

Prilaku Frekuensi (F) Persentase (%)

Positif 39 69,64%
Negatif 17 30,36%
Total 56 100%
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui dari 56 responden, sebagian besar

remaja putri memiliki perilaku yang positif tentang desminorea yaitu

sebanyak 39 responden atau (69,64%).

5.1.2 Analisis Bivariat

1. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap tentang Dismenorea Pada Remaja

Putri di SMPN 2 Kuningan Kabupaten Kuningan tahun 2021.

Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap tentang Dismenorea

Dismenorea Pada Remaja Putri di SMPN 2 Kuningan Kabupaten Kuningan

tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:


37

Tabel 5.3 Hubungan Antara Sikap dengan Pengetahuan Dismenorea Pada


Remaja Putri di SMPN 2 Kuningan Kabupaten Kuningan tahun
2021
Pengetahuan
Total Nilai p
Baik Cukup Kurang
Positif 28 11 0 39
Sikap 0,002
Negatif 0 5 12 17
Total 28 16 12 56
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.3 dari 28 responden yang memiliki

pengetahuan baik seluruhnya berperilaku positif, sedangkan dari 16

responden yang memiliki pengetahuan cukup sebagian besar berperilaku

positif, dan dari 12 responden yang memiliki pengetahuan kurang

seluruhnya berperilaku negatif. Hasil uji statistik didapatkan nilai p =

0,002 berdasarkan tabel output diatas diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided)

pada uji pearson Chi-Square adalah sebesar 0.002 karena nilai Asymp.

Sig. (2-sided) 0.002 < 0.05 maka berdasarkan dasar pengambilan

keputusan diatas, dapat disimpulkan Bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan sikap tentang Dismenorea Pada Remaja Putri di SMPN 2

Kuningan Kabupaten Kuningan tahun 2021. Hal ini dapat diartikan pula

semakin baik tingkat pengetahuan seseorang maka semakin baik

perilakunya.
38

5.2 Pembahasan

5.2.1 Analisis Univariat

1. Gambaran Pengetahuan remaja putri tentang dismenorea di SMPN 2

Kuningan Kabupaten Kuningan tahun 2021

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai tingkat pengetahuan dismenorea dengan kriteria

baik yaitu terdapat 28 responden (50,00%). Pengetahuan dismenorea Siswi

SMPN 2 Kuningan dalam kriteria baik, hal ini dikarenakan responden

mendapatkan informasi dari berbagai sarana. Informasi merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, selain itu dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010: 10), cara

memperoleh pengetahuan dilakukan dengan cara coba dan salah dan

pengalaman sendiri. Pengalaman juga mempengaruhi pengetahuan

seseorang, sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan orang tersebut dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang

bersifat informal. Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan responden

yaitu umur, semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pengetahun

dismenorea juga, karena responden mengalami menstruasi setiap bulannya

dan mengalami dismenorea pada siklus haidnya, maka responden

mengetahui gejala yang dialami pada saat dismenorea.


39

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Paramita, 2010 menunjukan

bahwa tingkat pengetahuan tentang dismenorea pada siswi sebagian besar

pada kategori cukup yaitu sebanyak 50 orang dengan perilaku penanganan

dismenorea sebagian besar berada pada kategori baik yaitu sebangayk 40

orang.

Terkait dengan hal ini Pengetahuan merupakan faktor yang

mempengaruhi perilaku remaja yang berupa penanganan terhadap

dismenore, sehingga pengetahuan sangat penting untuk membentuk

perilaku seseorang. Namun, perilaku remaja tentang kesehatan tidak

hanya ditentukan oleh pengetahuan, tetapi juga ditentukan oleh sikap,

kepercayaan, tradisi. Jadi pengetahuan yang baik belum tentu mempunyai

perilaku yang baik terhadap penanganan dismenorea.

2. Gambaran Sikap Remaja Putri tentang Dismenorea di SMPN 2 Kuningan

Kabupaten Kuningan tahun 2021

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil dari nilai

sikap tentang dismenorea dalam kategori Positif, yaitu dapat diketahui

bahwa sikap tentang dismenorea sebagian besar terdiri dari 39 responden

(69,64%).

Perilaku dapat dianggap suatu kecenderungan seseorang untuk

bertindak dengan cara tertentu. Perilaku responden secara umum memiliki

Sikap positif. Sikap yang dimaksud adalah respon serta tanggapan

responden mengenai dismenorea yang dialami serta cara penanganan

dismenorea. Responden yang mempunyai Sikap positif tentang dismenorea


40

lebih banyak dari pada yang berperilaku negatif. Keadaan tersebut dapat

terjadi karena adanya bekal pengetahuan tentang dismenorea.

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010:76) bahwa

perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yaitu faktor

predisposisi (mencakup pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, usia, sosial

ekonomi, pekerjaan dan sebagainya), faktor pemungkin (mencakup sarana

dan prasarana, dukungan sosial, teman dan keluarga), dan faktor pendorong

atau penguat (sikap dan perilaku pada petugas kesehatan).

Sejalan dengan hasil penelitian Releghea (2012) tentang Hubungan

Pengetahuan Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea. Berdasarkan hasil

penelitian sebanyak 133 responden didapatkan sebanyak 45,1% memiliki

perilaku tidak baik dalam mengatasi dismenorea. Perilaku penanganan

dismenorea yang dilakukan remaja putri tergolong kurang karena kurangnya

pengetahuan yang diperoleh remaja putri tentang dismenorea.

Hal ini sesuai dengan teori menurut Fitriani (2012) yang menyatakan

bahwa dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan

reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang

terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Semakin


41

positif sikap remaja tentang dismenorea maka semakin baik penanganan

dismenorea.

5.2.2 Analisis Bivariat

1. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap tentang Dismenorea Pada

Remaja Putri di SMPN 2 Kuningan Kabupaten Kuningsn tahun 2021.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 56

responden,yaitu terdapat 28 responden, yang memiliki pengetahuan baik

seluruhnya berperilaku positif, sedangkan dari 16 responden yang

memiliki pengetahuan cukup sebagian besar berperilaku positif, dan dari

12 responden yang memiliki pengetahuan kurang seluruhnya berperilaku

negatif.

Berdasarkan tabel output diatas diketahui nilai Asymp. Sig. (2-

sided) pada uji pearson Chi-Square adalah sebesar 0.002 karena nilai

Asymp. Sig. (2-sided) 0.002 < 0.05 maka berdasarkan dasar pengambilan

keputusan diatas, dapat disimpulkan Bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan sikap tentang Dismenorea Pada Remaja Putri di SMPN 2

Kuningan Kabupaten Kuningan tahun 2021. Hal ini dapat diartikan pula

semakin baik tingkat pengetahuan seseorang maka semakin baik

perilakunya..

Sikap dapat dianggap suatu kecenderungan seseorang untuk

bertindak dengan cara tertentu. Perilaku responden secara umum memiliki


42

sikap positif. sikap yang dimaksud adalah respon serta tanggapan

responden mengenai dismenorea yang dialami serta cara penanganan

dismenorea. Responden yang mempunyai perilaku positif tentang

dismenorea primer lebih banyak dari pada yang berperilaku negatif.

Keadaan tersebut dapat terjadi karena adanya bekal pengetahuan tentang

dismenorea.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Paramita (2010) tentang

Hubunganh Pengetahuan Dengan Perilaku Penatalaksanaan Dismenorea.

menunjukan bahwa tingkat pengetahuan tentang dismenorea pada siswi

sebagian besar pada kategori cukup yaitu sebanyak 50 orang dengan

perilaku penanganan dismenorea sebagian besar berada pada kategori baik

yaitu sebangayk 40 orang. Ini berarti bahwa semakin baik tingkat

pengetahuan seseorang maka semakin baik perilakunya.

Berdasarkan hasil yang didapat peneliti berasumsi bahwa remaja

putri yang memiliki pengetahuan baik maka sikap tentang dismenorea pun

baik, begitu juga sebaliknya pada remaja putri yang memiliki

pengetahuan kurang maka perilaku tentang dismenorea pun tidak baik.

Akan tetapi pada remaja putri yang memiliki pengetahuan cukup sebagian

besar perilaku remaja putri tentang dismenorea pun cukup baik. Dengan

demikian semakin baik pengetahuan remaja putri maka semakin baik juga

dalam perilaku penatalaksanaan dismenorea.

Menurut peneliti faktor pendukung remaja putri di SMPN 2

Kuningan yang memiliki pengetahuan baik yaitu:

1. Informasi atau media masa


43

Informasi yang didapatkan oleh siswi melalui gadget, dimana siswi

mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi wanita khusunya

tentang dismenorea. Maka siswi tersebut memiliki pengetahuan tentang

apa itu nyeri haid, tanda dan gejala apa saja yang dirasakan, dan cara

mengatasi nyeri haid.

2. Lingkungan

Untuk mendapatkan informasi bisa didapatkan dari lingkungan

seperti, teman ataupun keluarga. Dengan saling mengingatkan ataupun

saling menceritakan pengalaman yang dialami oleh para remaja khususnya

masalah kesehatan reproduksi. Begitupula dengan masalah disminorea,

dimana lingkungan sangat mudah untuk mendapatkan informasi.

Maka dari itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan

remaja putri di SMPN 2 Kuningan mengenai dismenorea sebagian besar

didapatkan melalui informasi media masa dan lingkungan. Pengetahuan

yang baik maka akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang.

Anda mungkin juga menyukai