Anda di halaman 1dari 12

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari
pengumpulan data dengan kuesioner “Hubungan pengetahuan dengan
perilaku bahaya merokok pada anak remaja di Smk Kujang Pilawa Kabupaten
Cianjur” yang telah dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2023. Variabel X
dalam penelitian ini adalah pengetahuan bahaya merokok sedangkan Variabel
Y dalam penelitian ini adalah Perilaku Bahaya merokok.

5.1 Hasil Penelitian


5.1.1 Gambaran Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diamati oleh peneliti yang berjudul
Hubungan pengetahuan dengan perilaku bahaya merokok pada anak
remaja Di Smk Kujang Pilawa Kabupaten Cianjur diperoleh data
mengenai karakteristik responden sebagai berikut.
1) Jenis Kelamin
Karakteristik responden yang diamati oleh peneliti adalah jenis
kelamin, sebagaimana tabel dibawah ini :
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Frekuensi Persentase
Karakteristik

Jenis kelamin

- Laki- Laki 52 100%

Pada tabel 5.1 di atas menunjukan karakteristik responden di


smk kujang pilawa kabupaten cianjur dengan jenis kelamin laki
laki yang berjumlah 52 (100%) siswa. Selisih jumlah responden
laki-laki memiliki rentang yang cukup besar.
2) Usia
Karakteristik responden yang diamati oleh penelitian adalah usia,
sebagaimana tabel di4bawah ini :
Tabel 5.2 Distribusi data responden berdasarkan usia

No Usia Frekuensi Presentase (%)

1. 16 Tahun 18 34.6%

2. 17 Tahun 17 32.7%

3. 18 Tahun 17 32.7%

Total 52 100%

Pada tabel 5.2 di atas menunjukan karakteristik responden di


smk kujang pilawa kabupaten cianjur dengan usia 16 tahun 18
(34.6%) siswa, 17 tahun 17 (34.6%) siswa, 18 tahun 17 (32.7%)
siswa.

3) Kelas
Tabel 5.3 karakteristik data responden berdasarkan Kelas

No Kelas Frekuensi Presentase (%)

1. Kelas 10 18 34.6%

2. Kelas 11 17 32.7%

3. Kelas 12 17 32.7%

Total 52 100%

Pada tabel 5.3 di atas menunjukan karakteristik responden di


smk kujang pilawa kabupaten cianjur dengan kelas 10, 18
(34.6%) siswa, kelas 11, 17 (32.7%) siswa, kelas 12, 17(32.7%)
siswa.
5.1.2 Variabel yang diukur
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan.
a. Pengetahuan
Tabel 5.4. Kategori Pengetahuan Responden

Pengetahuan Jumlah Responden

Frekuensi presentase%

Tinggi 36 69.2%

Rendah 16 30.8%

Dari tabel 5.3 dapat diketahui karakteristik tingkat


pengetahuan subjek penelitian tentang pengetahuan merokok Di
Smk Kujang pilawa kabupaten cianjur Siswi dikatakan memiliki
kreteria tertinggi sejumlah 36 (69.2%) siswa. Sedangkan pada
kriteria terrendah sejumlah 16 (30.8%) siswa.

2. Vriabel Dependen
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah perilaku bahaya
merokok.
b. Perilaku Bahaya Merokok
Tabel 5.5 Perilaku Bahaya Merokok Responden

Perilaku bahaya Jumlah Responden


merokok

Frekuensi presentase%

Perokok 40 76.9%

Non–Prokok 12 23.1%
Tabel 5.5 mengenai jumlah responden yang memiliki
perilaku merokok didapatkan sebanyak 40 (76.9%) siswa.
Sedangkan non-prokok sebanyak 12 (23.1%) siswa. pada penelitian
ini adalah non perokok. Persentase perokok dan non perokok.

5.1.3 Analisis Bivariat


Analisis Bivariat Menganalisis hubungan pengetahuan dengan
perilaku bahaya merokok pada anak remaja di Smk Kujang Pilawa :
Tingkat pengetahuan pada responden diubah kedalam dua
kelompok yakni kelompok pengetahuan rendah dan kelompok
pengetahuan tinggi. Hasil perolehan data dari responden dapat dilihat
pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Hubungan pengetahuan dengan perilaku bahaya merokok

No Pengetahuan Perilaku bahaya merokok Jumlah P a


Value

Tinggi Rendah

N % N % F %
perokok non-perokok

1. Tinggi 32 88.9% 4 11,1% 36 69.2% 0,004 0,05

2. Rendah 8 50.0% 8 50.0% 16 30.8%

Total 40 76,9% 12 23.1% 52 100%

Hasil uji Chi-square mengenai antara pengetahuan dengan perilaku


merokok, Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat diketahui 52 responden
sebanyak 32 (88,9%) hampir seluruhnya dari responden terdapat
pengetahuan tinggi. Namun sebagian mempunyai perilaku rendah
sebanyak 8 (50%) setengahnya dari tanggapan responden. Hasil uji
statistik didapatkan nilai P Value = 0,004 > nilai a 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima dengan demikian dapat
diartikan bahwa terdapat ada Hubungan antara variabel pengetahuan
dengan perilaku bahaya merokok.

5.2 Pembahasan
5.2.1 Gambaran Karakteristik Responden
1. Gambaran Jenis Kelamin Responden
Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
menunjukan bahwa anak laki-laki sebanyak 52 (100%).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Luky Pamuji Indah Putri
2021 dengan jenis kelamin laki-laki 60 (100%).
2. Gambaran Usia Responden
Usia merupakan salah satu faktor yang cukup dominan terhadap
pembentukan karakteristik seseorang. Usia mempunyai pengaruh
terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang . semakin bertambah
usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya.
Hasil statistik pada penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata usia
responden adalah 16 tahun 18 (34.6%) siswa, 17 tahun 17 (32.7%)
siswa, 18 tahun 17 (32.7%) siswa, dari 52 responden.
Penelitian lain yang dilakukan oleh laeli Farkhah 2021 dengan
karakteristik usia 20 responden terdapat 8 responden berusia 12-16
tahun (40,0%), dan dari 20 responden terdapat pula 12 responden
yang berusia 17-21 tahun (60,0%).
2. Gambaran kelas Responden
Gambaran karakteristik responden berdasarkan kelas
menunjukan sebagian besar kelas 10 yang diambil sebanyak 18
orang didapatkan hasil (34.6%) siswa, kelas 11 yang diambli
sebanyak 17 orang didapatakan (32.7%) siswa dan kelas 12 yang
diambil sebanyak 17 orang didapatkan (32.7%) siswa, dari 52
Responden.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ni KAdek Rika Zeni
Pranawati 2022 dengan kelas 10 yang diambil 78 (35,0%) siswa,
kelas 11 yang diambil sebanyak 67 (30,0%) siswa, dan 12 yang
diambil sebanyak 78 (35,0%) siswa,dari 223 Responden.

5.2.2 Gambaran Pengetahuan Dengan Perilaku Bahaya Merokok Pada


Anak Remaja Di Smk Kujang Pilawa
Pengetahuan berasal dari kata “Tahu” dalam kamus besar bahasa
indonesia kata tahu mempunyai arti yaitu, pemahaman stelah melihat
(mengalami, dll). Dengan mengetahui dan untuk mengerti. Pengetahuan
berjalan seiring waktu dengan pelatihan, semakin pendidikanya lebih
tinggi maka semakin banyak pengalaman dan luas pengetahuan orang
tersebut. Namun perlu ditekankan kembali, bukan berarti seorang yang
rendah pendidikan minim pengetahuan. menurut teori WHO (World
Health Organization) bentuk objek kesehatan dapat dijelaskan dengan
informasi dengan melalu pengalaman pribadi. Informasi adalah suatu
istilah digunakan untuk menggambarkan hasil dari pengalaman
seseorang tentang sesuatu pengetahuan (Darsini et al., 2019).
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar
pengetahuan responden tentang perilaku bahaya merokok yang
dilakukan 52 Responden menunjukan bahwa 36 responden (69.2%)
yang memiliki pengetahuan tinggi, dan 16 responden (30.8%) yang
memiliki pengetahuan rendah.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh laeli farkhah 2021 menunjukan bahwa dari 20 responden dapat
diketahui bahwa terdapat 9 responden yang memiliki pengetahuan yang
baik (45.0%), sedangkan dari 20 responden yang memiliki pengetahuan
yang tidak baik, terdapat 11 responden (55.0%).
5.2.3 Gambaran Perilaku Bahaya Merokok Pada Anak Remaja Di Smk
Kujang Pilawa
Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti cara
berbuat kelakuan perbuatan dan laku berarti perbuatan kelakuan cara
menjalankan. Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan
seorang pada melakukan respon terhadap sesuatu dan lalu dijadikan
norma lantaran adanya nilai yang diyakini. Perilaku adalah sebuah
tindakan atau gerakan bahasa tubuh yang dilakukan oleh individu,
seperti cara mengekspresikan tingkah laku manusia, yang merupakan
hasil gabungan dari anatomi, perkembangan fisik dan psikologi (Sidin
& Della, 2020).
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar
pengetahuan responden tentang perilaku bahaya merokok yang
dilakukan oleh 52 responden menunjukan bahwa 40 (76.9%) yang
memiliki berperilaku tinggi, dan 12 (23.1%) responden yang memiliki
berperilaku rendah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ni Kadek Rika Zeni Pranawati (2022) tentang hubungan antara tingkat
kecemasan dengan perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 1
Semarapuradiperoleh bahwa responden yang berperilaku tinggi
sebagian besar atau sebanyak 114 (51.1%) lebih besar dibandingkan
responden berperilaku kurang sebesar 109 (48.9%).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ( 2021). Bahwa
sebagian besar pengetahuan responden tentang perilaku bahaya
merokok yang dilakukan kepada 20 responden menunjukan bahwa 10
responden dengan perilaku yang baik dan 10 responden dengan perilaku
yang tidak baik (50.0%).
Didukung dengan Teori Lawrence Green yang dikutif oleh
notoatmodjo 2014 menjelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3
faktor yaitu : faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat.
Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi. Faktor pemungkin menjadi faktor selanjutnya
yang mempengaruhi perilaku seseorang dimana faktor tersebut meliputi
sarana dan perasaan atau fasilitas jesehatan pada masyarakat. Faktor
lainya yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang ialah faktor
penguat dimana faktor yang selalu meliputi sikap serta perilaku pada
msayarakat dan petugas kesehatan.

5.2.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Bahaya Merokok Pada


Anak Remaja Di Smk Kujang Pilawa Kabupaten Cianjur
Hasil analisis data menggunakan uji chi-square pada tabel 5.6
didapatkan nilai P Value 0,004 > (lebih kecil) dari 0,05, yang artinya
ada Hubungan yang signitifikan antara pengetahuan dengan perilaku
bahaya merokok pada anak remaja di Smk Kujang Pilawa kabupaten
cianjur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Luky pamuji indah putri 2021 diperoleh hasil uji statistic dengan nilai P
Value 0,001 dari 0,05. Artinya ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan pengetahuan bahaya rokok dengan perilaku merokok.
Penelitian lain juga yang dilakukan oleh Ni Kadek Rika Zeni
Pranawati 2022 mengenai Hubungan antara tingkat kecemasan dengan
perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Semarapura diperoleh
dengan nilai P Value sebesar 0,004 yang artinya adanya Hubungan
yang signitifikan antara tingkat kecemasan dengan perilaku merokok
pada remaja di SMA Negeri 1 Semarapura.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan pada bab
sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
6.1.1 Karakteristik responden penelitian berdasarkan usia,jenis kelamin,
kelas, diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berusia 16 tahun
(34.6%), 17 tahun (32.7%), 18 tahun (32.7%), berjenis kelamin laki-laki
(100.0%) , dengan kelas 10 (34.6%), kelas 11 (32.7%), kelas 12
(32.7%.).
6.1.2 Gambaran pengetahuan bahaya merokok pada anak remaja di SMK
Kujang Pilawa Kabupaten Cianjur. pada 52 responden di SMK Kujang
Pilawa Kabupaten Cianjur menunjukan sebagian besar jumlah 36
responden (69.2%) yang memiliki pengetahuan tinggi, dan 16
responden (30.8%) yang memiliki pengetahuan yang rendah.
Pengekuran pengetahuan bahaya merokok menggunakan kuesioner
dengan skala ordinal terdiri dari 19 pertanyaan.
6.1.3 Gambaran perilaku merokok pada anak remaja di SMK Kujang Pilawa
Kabupaten Cianjur. pada 52 responden di SMK kujang Pilawa
Kabupaten Cianjur menunjukan sebagian besar jumlah 12 responden
(23.1%) yang memilki perilaku non-perokok, dan 40 responden
(79.9%) yang memiliki perilaku perokok. Pengukuran perilaku
merokok menggunakan kuesioner dengan skala Nominal terdiri dari 1
pertanyaan.
6.1.4 Terdapat hubungan yang signitifikan antara pengetahuan dengan
perilaku bahaya merokok pada anak remaja di SMK kujang pilawa
kabupaten cianjur. Pada 52 responden anak usia 16-18 tahun di SMK
kujang pilawa kabupaten cianjur dengan nilai P value 0,004.
6.2 Saran
Adapun saran penelitian ini adalah :
1. Bagi Instansi Sekolah
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi anak sekolah di
Smk Kujang pilawa kabupaten cianjur mengenai pengetahuan bahaya
merokok
2. Bagi penelitian
Diharapakan hasil dari penelitian ini dapat menambah
pengetahuan, pemahan, pembanding serta pengalaman untuk peneliti
selanjutnya dan menambah jumlah variabel dan jumlah sample.

Anda mungkin juga menyukai