Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian serta pembahasannya.
diberikan kepada responden melalui lembaran angket. penelitian akan dibagi menjadi
data umum serta data khusus. Data umum terdiri dari gambaran lokasi penelitian,
usia, jenis kelamin, dan kelas. Sedangkan data khusus terdiri dari pola asuh orangtua
serta kematangan emosi dari responden yang didapatkan dari hasil mengisi kuesioner
dengan akreditasi B. Fasilitas yang tersedia di sekolah ini yaitu memiliki 10 ruang
kegiatan olahraga.
Jumlah 52 100 %
Sumber: Data primer,2023
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 52 Responden seluruhnya ber
Jumlah 52 100
Sumber: Data primer, 2023
MA hidayatut thalibin
dengan kategori tinggi yaitu 49 (94,2%). Berdasarkan hasil uji statistic rank
spearman di ketahui nilai p = (0.00) < 𝛼 =(0.05) maka H 1 diterima yang artinya
ada hubungan pola asuh orang tua dengan kematangan emosi pada remaja
5.2 Pembahasan
5.2.1. Pola asuh orang tua dengan kematangan emosi remaja (17-20 tahun) MA
Hidayatut Thalibin.
tua sebagai pendidik tetap melakukan kontrol atau bimbingan pada anak. bentuk pola
asuh ini mendorong remaja agar mandiri namun masih membatasi dan
itu tidak mutlak, orang tua memberikan bimbingan yang penuh pengertian kepada
anak.
Menurut Azizah (2019), Pola asuh demokratis dilihat dari segi Orang tua dengan latar
belakang ini adalah orang-orang rasional yang selalu bertindak berdasarkan keadaan
dan gagasan. Pola asuh yang demokratis seperti ini memberi anak kebebasan untuk
memilih perilaku dan pendekatan yang tulus. Pola asuh demokratis memberi anak
Menurut pendapat peneliti dari hasil penelitian yan didapatkan pola asuh yang
di berikan orang tua pada remaja yaitu demokratis sebagai bentuk didikan orang tua
dalam mendisiplinkan anak dengan meningkatkan aspek yang ada pada diri anak dan
perkembangan pribadi anak. Sesuai yang di cantumkan di kuesioner dari pola asuh
demokratis orang tua memberi hak penuh pada anak dalam mengambil keputusan
namun masih tetap dalam pengawasan orang tua sehingga orang tua masih bisa
demokratis adalah pola asuh yang menekankan pada pendidikan. Penjelasan diulangi
membantu anak memahami mengapa dia diminta untuk bertindak menurut aturan dan
konsekuensi tertentu.
mengemukakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola asuh orangtua adalah jenis
kelamin anak. Berger (dalam Ungsianik & Tri, 2017) menyatakan bahwa komunikasi
antara ibu dengan anak perempuan dapat menjadi prediktor perilaku seksual beresiko
pada ramaja putri. Berdasarkan hasil kuesioner pola asuh pada butir 7 151,%
menceritakan pengalaman ketika bersekolah. Hal ini terjadi karena sikap orang tua
Hasil penelitian pada tebel 5.5 menunjukan hasil kematangan emosi remaja (17-
20 tahun) di MA. Hidayatut Thalibin yang di dapatkan dari 52 responden yaitu, dari
(94.2%)
kematangan emosi yang sudah matang tidak cepat terpengaruh oleh rangsangan atau
stimulus baik dari dalam maupun dari luar. Emosi yang sudah matang selalu belajar
sosial bagi energi emosinya, misalnya bermain, melakukan hobi dan sebagainya.
dicapai oleh seorang remaja dengan memulai keterbuakaan perasaan terhadap orang
sehingga mampu memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari
satu suasana hati ke suasana hati yang lain dan mampu menekan/mengontrol emosi
yang timbul secara baik walaupun pada situasi yang kurang menyenangkan.
emosi menyebabkan remaja berperilaku realistis dan tidak gegabah dalam mengambil
keputusan. Matang secara emosi dapat mengontrol diri dengan baik sehingga
mempermudah dalam beradaptasi serta mampu mengekspresikan emosi sesuai
dengan situasi dan keadaan yang tepat. sehingga Kematangan emosi remaja dalam
pengambilan keputusan dan hal itu cukup dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
keluarga, orangtua dengan berbagai pola yang diterapkan dalam mendidik anaknya,
usia juga secara tidak langsung dapat mempengaruhi kematangan emosi anaknya, dan
lingkungan. Sehingga kematangan emosi remaja akan dipengaruhi oleh faktor dari
Ferieska (2016) berpendapat Pola asuh orang tua adalah salah satu faktor yang
pembimbing dalam meletakkan dasar dasar perilaku remaja karena sikap, perilaku
dan kebisan orang tua selalu dilihat, dinilai dan ditiru oleh anaknya yang kemudian
semua itu secara sadar atau tidak sadar diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan
hormonal antara laki-laki dan perempuan. Peran jenis maupun tuntutan sosial
berusia 17-21 yaitu 34(65,4%) sejalan dengan teori Walgito (2012). mengatakan
bahwa kematangan emosi berkaitan erat dengan usia seseorang dimana seseorang
diharapkan akan lebih matang emosinya dan individu akan lebih menguasai atau
yang mana diharapkan emosinya akan lebih matang dan individu akan dapat lebih
menguasai atau mengendalikan emosinya. Namun, ini tidak berarti bahwa bila
tinggi yaitu 49 (94,2%). Berdasarkan hasil uji statistic rank spearman di ketahui
nilai p = (0.00) < 𝛼 =(0.05) maka H 1 diterima yang artinya ada hubungan pola asuh
orang tua dengan kematangan emosi pada remaja (17-20 tahun) MA. hidayatut
thalibin
Kematangan emosi tidak lepas dari peranan pola asuh orangtua, karena
orangtua adalah orang pertama yang memiliki peranan dalam mengatur dan
mendidik seorang remaja untuk memperoleh kematangan emosi yang baik Intinya
remaja yang telah memilki kematangan emosi akan mampu melakukan kontrol
terhadap emosinya. Anak usia remaja, status remaja mendorong mereka menuntut
diperlakukan sebagai orang dewasa dan berupaya melepaskan diri dari ikatan
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuni
Banyuasin, dimana pola asuh yang paling banyak diterapkan pada remaja dalam
penelitian Ferieska (2016) terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh
orang tua dengan kematangan emosi remaja. Pola asuh orangtua yang baik akan
berdampak kepada kematangan emosi remaja, hal ini dikarenakan remaja yang
diasuh dengan pola asuh yang baik akan memiliki kemampuan untuk dapat
mengenai dampak perbuatan baik dan buruk kepada dirinya, serta remaja mampu
asuh orang tua dalam kematangan emosi yaitu: faktor lingkungan keluarga,
kematangan emosi dapat berkembang dengan baik dalam lingkungan keluarga yang
baik dan sehat, yaitu anggota keluarga hidup selaras satu sama lain. Hubungan yang
sangat hangat dan terbuka antara orang tua dan anak-anak akan memudahkan
komunikasi antara kedua bela pihak, sehingga kedua pihak bisa berkomunikasi
dengan baik dan orangtua dapat mengontrol kematangan emosi anak anak. Sejalan
untuk diklasifikasikan, hal ini ditunjukkan pada gejala kehidupan seharihari bahwa
perasaannya. Artinya tidak hanya jenis pola asuh orangtua dan jenis kelamin saja
yang menjadi faktor tercapainya kematangan emosi usia remaja, tetapi masih ada
faktor lainnya seperti lingkungan teman sebaya, pengalaman, pengaruh dunia luar
yaitu, rangsangan yang menimbulkan emosi, emosi akan berlangsung terus selama
stimulasinya ada dan yang menyertainya masih aktif, karena emosi mempengaruhi
tingkah laku, tingkah lakunya akan terus terpengaruh selama stimulasinya aktif,
namun demikian emosi bukan salah satunya faktor yang menentukan tingkah laku.
Kemudian faktor yang kedua yaitu, perubahan fisik dan psikologis, dapat
Penelitian lainnya yang sejalan adalah penelitian oleh Pertiwi dan Muminin
pada tahun 2020, didapatkan hasil, pola asuh yang sifatnya demokratis paling sering
dilakukan serta dianggap paling baik.14 Penelitian yang dilakukan oleh Yuni di
tahun 2018 juga didapatkan hasil bahwa mayoritas remaja mendapatkan pola asuh
demokratis (51 orang), 7 remaja lainnya mendapatkan pola asuh yang sifatnya
otoriter, serta tak ada remaja yang mendapatkan pola asuh yang sifatnya permisif.10
BAB 6
6.1 Kesimpulan
1. Pola asuh orang tua pada remaja (17-20 tahun) di MA hidayatut Thalibin di
3.Ada hubungan pada pola asuh orang tua dengan Kematangan emosi remaja
6.2 Saran
1. Penelitian mempergunakan desain penelitian cross sectional, jadi hasil yang
tertentu
menuntut ilmu, agar para siswa bisa lebih nyaman dan dapat menyesuaiankan
prestasi siswa
3. Bagi siswa agar dapat memahami, menjalankan dan mengikuti dengan baik
segala aturan yang ada disekolah agar siswa dapat menyesuaiankan diri dengan
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti variabel terikat yang sama,
sebagai variabel bebas yang juga dapat mempengaruhi kematangan emosi she