Anda di halaman 1dari 13

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Pengantar
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wasuponda, sejak
tanggal 02 - 08 Februari 2023. Pengambilan sampel dengan teknik
probability sampling. Jumlah sampel diambil sejumlah 81 orang.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai alat ukur
untuk mengolah data menggunakan komputer dengan program
SPSS for windows versi 25. Data ini kemudian dianalisis lebih
lanjut menggunakan uji statistik Chi Square dengan kemaknaan α=
0,05.
2. Gambaran Lokasi Penelitian
SMP Katolik Rantepao adalah salah satu sekolah swasta
yang ada di Toraja terletak di jln W.R Monginsidi,Kecamatan
Rantepao Kelurahan Malanggo,Kab Toraja Utara Prov, Sulawesi
Selatan, SMP Katolik juga dikelolah dan berada di bawah naungan
Kementrian Pendidikan dan Budaya. Sekolah ini didirikan pada
Tahun1950, dan mendapatkan izin operasional pada tahun 2014
dan mendaptkan Akreditasi pertama (A) pada pada Tahun 2015
Sekolah ini dikepalai oleh Ibu Andriani Datu Mirring S.pd dan di
dengan di bantu oleh 20 guru pengajar, 4 tenaga pewagai TU, 2
Pustaka,1 tenaga pegawai UKS 1,Tenaga Pegawai Keuangan 2
dan Tenaga Satpam

41
Adapun Visi dan Misi SMP Katolik Rantepao yaitu sebagai
berikut :
a. Visi
Komunitas,Pendidikan Yang Ungul Kreatif ,Kasih
Misioner
b. Misi
Dalam Terang Imam Katolik
1) Menumbukembangkan komunitas pendidikan agar
memiliki kecerdasan holistic berintegritas dan tata
kelola yang baik
2) Menumbukembangkan komunitas pendidikan agar
berbudaya inovatif, kritis,transformative, dan
produktif
3) Membangun komunitas pendidikan yang peduli,
bertanggungjawab, setia dan berbela rasa
4) Membangun komunitas pendidikan yang inklusif,
prulal menjujung tinggi kebenaran dan kedamayan

42
3. Karakteristik Umum Data Responden
Data mengenai karakteistik umum Responden dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin, Agama, dan
Status Tingal Bersama dari Responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin, Agama,


dan status tingal Bersama dari responden DI SMP Katolik
Rantepao

Karakteristik FRekuensi Persentase (%)


Responden

Jenis kelamin
Perempuan 39 48,1
Laki- Laki 42 51,9

Agama
Protestan 40 49,4
Katolik 40 49,4
Islam 1 1,2

Tingal Bersama
Orang Tua 65 80,2
Oma dan Opa 8 9,9
Tante dan Om 3 3,7

43
Kontrakan 5 6,2

Total 81 100

Sumber: Data Primer 2023

Berdasarkan Tabel 5.1 dari hasil penelitian yang dilaksanakan di


SMP Katoli Rantepao dapat diliat dari karakteristik Jenis Kelamin
yaitu ada 39 perempuan ( 48,1%) Responden dan laki -laki ada 42
( 51,9 %). Responden dan pada kategori Agama responden yang
beragama Kristen Protestan ada sebanyak 40 (49,4%) responden
Katolik 40 (49,4%) responden dan yang beragma Islam 1 ( 1,2% )
responden dan pada kategori siswa-siswi yang tingal Bersama
Orang tua ada sebanyak 65 ( 80,2 %) responden, kategorik yang
tingal bersama Oma dan Opa 8 ( 9,9%) responden,kategorik yang
tingal bersama Tante dan Om ada 3 ( 3,7 %) responden ,dan
kategorik tingal di kontrakan ada 5 (6,2 %) responden.

b. Hasil Analisa univariat Variabel yang Ditelitih


1) Kesehatan mental
Tabel.5.2 frekuensi Kesehatan Mental Di SMP Katolik
Rantepao

Kesehatan Mental Frekuensi Presentase (%)

Tinggi 44 54,3

Rendah 37 45,7

Total 81 100

Tabel : Data Primer 2023

44
Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data sebanyak 81 responden.
Dan pada tabel 5.2 ditemukan hasil kesehatan mental pada
kategori tinggi 44 (54,3%) responden dan pada kategori rendah
37 ( 45,7 %) responden

2) Nilai Raport
Tabel 5.3 Frekuensi Nilai Raport Di SMP Katolik Rantepao

Nilai Raport Frekuensi Presentase (%)

Sangat Baik 30 37,0

Baik 11 13,6

Cukup 17 21,0

Kurang 23 28,4

Total 81 100

Sumber : Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 5.3 Frekuensi nilai rapot di SMP Katolik


Rantepao diperoleh hasil Nilai Raport pada kategori Sangat
Baik 30 ( 37,0 ) responden, Baik 11 (13,6%), Cukup 17(21,0%)
Responden dan pada kategori kurang 23 (28,4 ) Responden

c. Hasil Analisis bivariat


Tabel 5.4 Hubungan Kesehatan mental mempengarui Hasil
Belajar SMP Katolik Rantepao

Nilai laport p
Pengetahuan Sangat baik cukup Kurang Total

45
baik
0.000
f % f % f % f % f %
Tinggi 25 30,9 7 8.6 8 9.9 4 4.9 44 54.3
Rendah 5 6.2 4 4.9 9 11.1 19 23.5 37 45.7

Total 30 37.0 11 13.6 17 21.0 23 28.4 81 100.0

Sumber : Data Primer 2023

Berdasarkan tabel analisis bivariat diperoleh nilai nilai p=0,000


dan nilai α = 0,05 sehingga p<α artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara hubungan kesehatan mental dengan hasil belajar di
SMP Katolik Rantepao. Hasil ini didukung oleh sel yang
mendeskripsikan bahwa pengetahuan tinggi dengan hasil nilai laport
sangat baik sebanyak 25 ( 30,9 ) dan juga pengetahun rendah dengan
nilai kurang berjumlah 19 (23.5%) frekuensi.

B. Pembasaan
Penelitian yang sudah dilakukan di SMP Katolik Rantepao,
pada tangga 2-Februari hingga 8- Maret 2023 dengan 81 responden
kemudian pengolahan data menggunakan SPSS versi 25 dengan uji
chi-square didapatkan hasil nilai p = 0,007 dan α = 0,05, hal ini
menunjukkan hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesisi alternatif (Ha)
diterima sehingga dapat disimpulkan p < α maka terdapat hubungan
kesehatan mental remaja dengan hasil belajar siswa di SMP Katolik
Rantepao
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rizka,2020)
didapatkan data bahwa ada hubungan antara kesehatan mental
dengan hasil belajar di SMP 1 Pekan Baru dengan nilai P = 0,000 dan
α = 0,05 dimana terdapat hubungan kesehatan mental dengan hasil

46
belajar yang dimana kesehatan mental sangat berperan penting dalam
mendukung proses belajar karena kesehatan mental yang baik akan
sangat berpengaruh penting terhaadap prestasi yang di dapatkan oleh
siswa

Dari data-data yang diperoleh saat penelitian di SMP Katolik


Rantepao dari 81 responden terdapat hasil kesehatan mental yang
tinggi 44 (43,3%) responden, dan yang terdapat pada kategori rendah
37 (45,7%) responden. Berdasarkan nilai raport diperoleh dengan hasil
Sangat Baik 30 (37,0%) responden, Baik 11 (36,6%) responden,
Cukup 17 (21,0%) Responden dan Kurang 23 (28,4%) Responden.
Berdasarkan data yang kami miliki, adanya hubungan antara
kesehatan mental dengan hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor,
salah satunya adalah tekanan dari lingkungan sekitarnya, tidak ada
motivasi serta konsentrasi untuk belajar maupun kurangnya perhatian
dari keluarga guru.
Penelitian ini selaras dengan (Palupi, 2020) mengatakan
bahwa tingkat kesehatan mental pada remaja menurun drastis yang
dialami remaja dalam pembelajaran daring cenderung karena
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, kurangnya interaksi antara
guru dan anak, anak tidak memahami materi, perubahan lingkungan
secara drastis.
Dalam pendidikan dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang
baik. Pembelajaran sendiri merupakan suatu proses dimana ada
interaksi antara guru dan siswa dimana guru memberikan suatu materi
untuk dipahami siswa yang kemudian bisa meningkatkan kemampuan

47
dan pengalaman siswa. Menurut (Andiarna & Kusumawati, 2020)
pembelajaran merupakan bantuan yang diberikaan pendidik agar
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik. Dalam proses pembelajaran diperlukan berbagai
faktor pendukung agar proses pembelajaran bisa berjalan sesuai
dengan tujuan sehingga bisa mencapai keberhasilan belajar siswa
yang maksimal, beberapa faktor diantaranya yaitu kesehatan mental
siswa.
Kesehatan mental merupakan kondisi seseorang yang mampu
menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan disekitarnya dengan rasa
nyaman dan aman sehingga dalam menjalani kehidupannya
seseorang tersebut tidak merasa terganggu ataupun tertekan dengan
keadaan disekitarnya. Kesehatan mental dalam proses pembelajaran
memiliki peran yang sangat penting karena dengan mental yang sehat
siswa akan memiliki rasa nyaman dan tenang sehingga bisa
meningkatkan konsentrasi belajar dalam melaksanakan pembelajaran.
Gangguan kesehatan mental pada remaja adalah suatu kondisi
yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan mood seseorang. Selain
itu, gangguan mental juga berpengaruh terhadap fungsi sehari-hari
individu dan kemampuan individu tersebut dalam berinteraksi dengan
orang lain (Andiarna & Kusumawati, 2020). Gangguan kesehatan
mental pada remaja ada beberapa macam yang meliputi : cemas,
depresi, Gangguaan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas serta
gangguan mental yang paling umum diderita oleh remaja adalah
depresi, gangguan kecemasan,
Namun kesehatan mental remaja yang rendah tidak selamanya
berdampak buruk terhadapa hasil belajarnya dari hasil penelitian yang

48
kami dapatkan pada kesehatan mental yang rendah dengan hasil
belajar yang sangat baik ada 5 (13,7 %) responden
Pada gambaran hasil bivariat didapatkan hubungan yang
signifikan antara kesehatan mental dengan hasil belajar dimana
terdapat kesehatan mental yang tinggi dengan nilai hasil belajar
sangat baik ada 25 (30,9%) responden, dan pada kategori kesehatan
mental yang rendah dengan hasil belajar cukup 19 ( 23,5 %)
responden hasil ini menjunjukan bahwa remaja dengan kesehatan
mental tinggi menunjukan hasil belajar yang sangat baik dan
kesehatan mental yang kurang menunjukan hasil belajarnya cukup
pada kategori kesehatan mental yang tinggi dengan nilai hasil
belajar yang Baik, 7 ( 8,6%) responden, pada kategori kesehatan
mental yang tinggi dengan kategori cukup 8 ( 9,9) responden, dan
kesehatn mental yang tinggi dengan nilai hasil belajar kategori kurang
4 ( 4,9 %) responden.,kesehatan mental rendah dengan nilai hasil
belajar baik 4 ( 4,9% ) responden , kesehatan mental rendah dengan
nilai hasil belajar yang cukup 9( 11,1% ) responden dan oleh karena
itu dapat di
menurut hasil wawancara yang kami lakukan terhadap siswa
dan siswi berprestasi yang menurut hasil penelitian kami kesehatan
mentalnya tinggi dan nilai hasil belajarnya sangat baik dimasa
pandemic covid -19 yang menjelaskan bahwa perlu membangun dan
menjaga kesehatan mental yang baik dimasa pandemi dimana setiap
aktivitas membutukan tenaga dan kesehatan mental yang baik.
kesehatan mental yang sehat akan memiliki pikiran yang berfokus dan
terarah sehingga lebih mudah untuk konsentrasi sehingga ini sangat
berdampak sangat baik terhadap hasil belajarnya. Kemudian kami
melakukakan wawancara dengan siswa- siswi yang kesehatan
mentalnya rendah dan hasil belajarnya juga rendah menjelaskan

49
bahwa selama masa pandemi covid-19 mereka kesepian merasa
bosan dan tidak ada motivasi untuk belajar, kurangnya fasilitas untuk
belajar ,kwatir dan cemas seta sulit untuk bersosialisai dengan banyak
orang. banyak dari mereka yang menceritakan bahwa mereka bayak
mengalami tekanan secara mental maupun fisik dari lingkungan
sekitarnya maupun dari orang tua yang kemudian itu sangat
berdampak buruk terhadap kesehatan mentalnya yang berakibat
membuat siswa dan siswi susah untuk focus belajar yang kemudian
berdampak terhadap ptestasinya dan simpulkan bahwa semakin baik
kesehatan mental maka akan semakin baik hasil belajar yang di
daptkan dan semakin rendah kesehatan mentalnya makah hasil
belajarnya juga akan kurang,
Beberapa faktor yang menyebabkan gangguan kesehatan
mental pada anak yaitu permasalahan psikologis, seperti tekanan,
kurang motivasi, kelelahan, cemas, dan lingkungan. ((Bariyyah et al.,
2018)) juga menyatakan gangguan kesehatan mental pada anak
selama pembelajaran daring merupakan respon anak terhadapat
berbagai tuntutan yang bersumber dari proses belajar mengajar
meliputi: menyelesaikan banyak tugas, tuntutan mendapat nilai
ulangan yang tinggi, tuntutan untuk dapat mengatur waktu
belajar.Masalah yang dihadapi anak pada masa pandemi Covid-19 ini
selain tuntutan-tuntutan yang dibebankan dengan model belajar
mengajar secara daring
Perawat memegang peranan pending terhadap kesehatan
mental seperti mengadakan diskusi mengenai kesehatan mental
membuat leaflet serta penyuluhan tidak hanya dilingkungan sekolah
namun perlu jga lingkungan keluarga dimana perawat perlu
melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan mental
terhadap orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak, banyak dari

50
orang tua yang secara tidak sadar merusak mental anak dari segi
verbal maupun secara fisik banyak dari orang tua yang memili
melampiaskan emosi atau amarahnya kepada anak Ketika
menghadapi masalah yang kemudian membuat anak menjadi trauma
atau takut yang kemudian berdampak buruk terhadap kesehatan
mentalnya.
Jadi kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan
yang siknifikan antara kesehatan mental dengan hasil belajar .dimana
semakin tinggi kesehatan mentanya maka motivasi siswa dalam
belajar semakin baik dan positif sebaliknya semakin rendah hasil dari
kesehatan mentalnya maka motivasi siswa dalam belajar semakin
negatif

BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Penelitian yang telah dilakukan terhadap 81 responden pada
tanggal 02 – 08 Februari 2023 di SMP Katolik Rantepao Yaitu adanya
hubungan kesehatan mental dengan hasil belajar
1. Tingkat keberhasilan untuk mengetahui kesehatan mental
didapatkan bahwa kategorik berhasil.
2. Ada hubungan antara kesehatan mental dengan hasil belajar

B. Saran
1. Bagi Siswa dan siswi
Diharapkan agar orang tua bisa memberikan pola asuh yang
baik dengan mempertahankan lingkungan pada anak-anak agar

51
pola asuh dapat diterapkan pada anak dan mampu bersosialisasi
dengan baik.
2. Bagi Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini boleh menjadi suatu bahan
referensi untuk menambah dan memperluas wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi para pembaca agar dapat memicu minat peneliti
selanjutnya dikampus STIK Stella Maris Makassar.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya bisa lebih mengeksplorasi
dan membandingkan mengenai hubungan antara gangguan
kesehatan mental dengan hasil belajar

52
.

53

Anda mungkin juga menyukai