Anda di halaman 1dari 5

JIM Fkep Volume II No.

3 Tahun 2017

FAKTOR LINGKUNGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU


MEROKOK REMAJA DI ACEH BESAR

FACTORS ENVIRONMENTAL IT IS RELATIONSHIP WITH ADOLESCENTS


SMOKING BEHAVIORS IN ACEH BESAR

Alif Dedi Setiana1; Teuku Tahlil2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
e-mail: alifdedi@mhs.unsyiah.ac.id; ttahlil@unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Karakteristik remaja yang serba ingin tahu, keinginan kuat untuk mandiri, pengaruh orang tua, pengaruh teman,
pengaruh iklan, dan impian kebebasan yang bertujuan untuk pemantapan identitas diri meningkatkan resiko
remaja untuk merokok. Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku
merokok masih merupakan perilaku yang dapat ditoleransi oleh masyarakat, dilingkungan rumah, kantor,
angkutan umum, maupun di jalan-jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor
lingkungan dengan perilaku merokok pada remaja di sebuah Desa di Aceh Besar. Penelitian ini merupakan
penelitian korelasi bersifat Cross Sectional Study dengan jumlah sampel 75 orang yang dilakukan pada bulan
Desember 2016. Alat pengumpulan data berupa kuesioner berjumlah 30 item pernyataan yang telah diuji
validitas dan reabilitas. Hasil analisis bivariatnya terdapat hubungan lingkungan dengan perilaku merokok pada
remaja (p = 0,005). Secara khusus hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan lingkungan fisik
dengan perilaku merokok remaja ( p = 0,023), ada hubungan lingkungan sosial dengan perilaku merokok remaja
(p = 0,001), dan ada hubungan lingkungan kultural dengan perilaku merokok remaja (p = 0,006). Untuk itu
orang terdekat remaja agar dapat mengetahui dan memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja
baik perubahan fisik maupun psikologisnya agar terhindar dari pengaruh buruk lingkungan luar.

Kata Kunci : Lingkungan, Perilaku Merokok, Remaja

ABSTRACT

Adolescent posscents possess strong ceriosily desire for independence, the influence of parents, the influence of
friends, the influence of advertising, and the dream of freedom that aims to strengthening self-identity increases
the risk of adolescents to smoke. Although everyone knows about the harm caused by smoking, smoking
behavior is still a behavior that can be tolerated by society, home environment, office, public transportation,
and in the streets. This study aims to determine the relationship between environmental factors with smoking
behavior in adolescents in a village in Aceh Besar. This study is a cross sectional study of correlation with the
number of samples of 75 people conducted in December 2016. Data collection tool in the form of questionnaires
amounted to 30 items of statements that have been tested for validity and reliability. The result of bivariate
analysis showed that there were environmental relationship with smoking behavior in adolescent (p = 0,005).
Specifically, the results of this study indicate that there is a correlation between the physical environment and
the adolescent smoking behavior (p = 0.023), there is a sosial environment relationship with teenage smoking
behavior (p = 0,001), and there is a cultural environment relationship with teen smoking behavior (p = 0,006).
For that people closest adolescents to be able to know and understand the changes that occur in adolescents
both physical and psychological changes to avoid the bad influence of the outside environment.

Keywords : Environment, Smoking Behavior, Youth


JIM Fkep Volume II No.3 Tahun 2017

PENDAHULUAN Sementara, pada usia 16-21 tahun, 47,92%


Merokok merupakan masalah yang perokok adalah laki-laki dan 6,25% adalah
belum bisa diatasi hingga saat ini. Merokok perempuan.
sudah melanda berbagai kalangan, baik anak- Perilaku merokok pada remaja
anak maupun orang tua, mahasiswa laki-laki umumnya semakin lama akan semakin
sampai perempuan, terlebih anak remaja. meningkat sesuai dengan tahap
Perilaku merokok adalah perilaku yang sangat perkembangannya yang ditandai dengan
merugikan dilihat dari berbagai sudut meningkatnya frekuensi dan intensitas
pandang, baik bagi diri sendiri maupun orang merokok, dan sering mengakibatkan mereka
disekitarnya. mengalami ketergantungan nikotin (Laventhal
Dari beberapa hasil penelitian & Cleary dalam Mc Gee, 2005). Hampir
menunjukkan bahwa pada tahun 2020, sebagian remaja memahami akibat-akibat yang
diperkirakan rokok akan menjadi penyebab berbahaya dari asap rokok tetapi mengapa
utama kematian dan kecacatan yang mereka tidak mencoba atau menghindari
menewaskan lebih dari 10 juta orang tiap perilaku tersebut. Ada banyak alasan yang
tahunnya, 2 juta diantaranya terdapat di Cina, melatarbelakangi perilaku merokok pada
jadi menyebabkan lebih banyak kematian di remaja.
seluruh dunia, lebih banyak dari gabungan Dari hasil wawancara pada 15 orang
kematian yang disebabkan HIV, TBC, keluarga yang mempunyai remaja mengatakan
kematian persalinan, kecelakaan lalulintas, memang benar bahwa remaja di keluarganya
bunuh diri dan pembunuhan. Satu dari dua mempunyai perilaku merokok dan hal ini
perokok yang merokok pada usia muda dan dikarenakan banyaknya teman-teman sebaya
terus merokok seumur hidup, akhirnya akan mereka yang merokok sehingga
meninggal karena penyakit yang berkaitan menghubungani perilaku remaja tersebut
dengan rokok. Rata-rata perokok yang untuk mencoba dan ikut merokok.
memulai merokok pada usia remaja akan Berdasarkan masalah diatas, maka penulis
meninggal pada usia setengah baya, sebelum tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan
70 tahun, atau kehilangan sekitar 22 tahun lingkungan dengan perilaku merokok pada
harapan hidup normal. Para perokok yang remaja di Desa Guegajah Kecamatan Darul
terus merokok dalam jangka waktu panjang Imarah Aceh Besar”
akan menghadapi kemungkinan kematian tiga
kali (Nasution, 2007). METODE
Menurut lembaga survey WHO tahun Penelitian ini menggunakan jenis
2008, Indonesia menduduki peringkat ke 3 penelitian korelasi dengan desain cross
dengan jumlah perokok terbesar di Dunia, dan sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
kini Indonesia juga mencetak rekor baru, yakni seluruh remaja yang ada di suatu desa di Aceh
jumlah perokok remaja tertinggi di Dunia. Besar yang berjumlah 312 remaja.
Sebanyak 13,2 % dari total keseluruhan remaja Pengambilan sampel dilakukan secara
di Indonesia adalah perokok aktif (Depkes RI, purposive sampling sebanyak 75 remaja. Alat
2003). pengumpulan data penelitian ini adalah
Berdasarkan hasil penelitian Nasution kuesioner yang berisi pernyataan / pertanyaan
(2007), diketahui 78% perokok di Indonesia yang mengkaji hubungan antara lingkungan
adalah kaum remaja. Survey juga menemukan, dengan perilaku merokok anak remaja.
20,84% perokok pada usia 7-12 tahun adalah Analisa data menggunakan SPSS mencangkup
anak laki-laki, 4,17% adalah anak perempuan. analisa univariate dan analisis bivariate
Pada usia 13-15 tahun, 12,5% perokok adalah berupa uji chi square.
pada laki-laki dan 8,33% adalah perempuan.
JIM Fkep Volume II No.3 Tahun 2017

HASIL Tabel 3. Proporsi Hubungan Lingkungan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah Fisik Dengan Perilaku Merokok Remaja
dilakukan terhadap 75 Responden telah
didapatkan hasil sebagai berikut : Perilaku Merokok
Tidak P
No Fisik Merokok jml %
Merokok value
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian
f % f %
(n=75) 1 Sering 28 44,4 35 55,6 63 100
Tidak
2 1 8,3 11 91,7 12 100 0,023
N Sering
Karakteristik f %
o Total 29 38,7 46 61,3 75 100
1 Usia
1). Remaja Awal
16 21,3 Tabel 3 menunjukkan bahwa 35 dari
(12-16 tahun)
2). Remaja Akhir 46 responden yang merokok ada hubungan
59
(17-25 tahun) 78,7 dengan lingkungan fisik (p = 0,023).
2 Jenis Kelamin
1). Laki-laki 73 97,3
2). Perempuan 2 2,7 Tabel 4. Proporsi Hubungan Lingkungan
3 Agama Sosial Dengan Perilaku Merokok Remaja
Islam 75 100
4 Tingkat Pendidikan
1). SMP 9 12 Perilaku Merokok
2). SMA 35 46,7 Tidak P
No Sosial Merokok jml %
3). D3 21 28 Merokok value
4). S1 10 13,3 f % f %
1 Sering 28 49,1 29 50,9 57 100
Tabel 1 diatas menunjukan proporsi/ Tidak 0,001
2 1 5,6 17 94,4 18 100
Sering
persentase terbesar responden adalah individu
Total 29 38,7 46 61,3 75 100
berusia antara 17-25 tahun (76%), jenis
kelamin laki-laki (97,3%), berpendidikan
Tabel 4 menunjukkan bahwa 29 dari
SMA (46,7%) dan beragama Islam (100%).
46 responden yang merokok ada hubungan
dengan faktor lingkungan sosial (p = 0,001).
Tabel 2. Proporsi Hubungan Lingkungan
Dengan Perilaku Merokok Remaja
Tabel 5. Proporsi Hubungan Lingkungan
Sosial Dengan Perilaku Merokok Remaja
Perilaku Merokok
Tidak P
No Kategori Merokok jml % Perilaku Merokok
Merokok value
f % f % Tidak P
No Sosial Merokok jml %
Tidak Merokok value
1 27 87,1 4 12,9 31 100 f % f %
Sering
0,005 1 Sering 27 65,9 14 34,1 41 100
2 Sering 2 4,5 42 95,5 44 100
Total 29 38,7 46 61,3 75 100 Tidak
2 2 5,9 32 94,1 34 100 0,006
Sering
Diketahui dari tabel 2 bahwa 42 dari Total 29 38,7 46 61,3 75 100
46 responden yang merokok berhubungan
dengan lingkungan. Hasil analisis ini juga Dari tabel 5 menunjukkan bahwa 14
menunjukkan bahwa ada hubungan antara dari 46 responden yang merokok ada
factor lingkungan dengan perilaku merokok hubungan dengan lingkungan kulturalnya ( p =
pada remaja ( p = 0,005) 0,006).
JIM Fkep Volume II No.3 Tahun 2017

PEMBAHASAN juga melaporkan bahwa ada hubungan yang


Penelitian ini bertujuan untuk signifikan antara faktor lingkungan fisik
mengetahui antara hubungan lingkungan dengan perilaku merokok pada remaja dimana
dengan perilaku merokok pada remaja di Desa nilai signifikan (0,000).
Guegajah Kecamtan Darul Imarah Aceh Terkait hubungan lingkungan sosial
Besar. Hasil penelitian ini menunjukkan terhadap perilaku merokok, hasil penelitian ini
bahwa perilaku merokok remaja ada hubungan menunjukkan bahwa kebanyakan responden
dengan lingkungan. merokok karena hubungan faktor lingkungan
Hasil penelitian ini sesuai dengan sosialnya (p = 0,001). Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Novianti hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyani
(2014) tentang Hubungan Lingkungan (2002) tentang hubungan antara persepsi
Pergaulan, Pengetahuan dan Kontrol Diri terhadap merokok dan kepercayaan diri
terhadap perilaku remaja laki-laki di SMK dengan perilaku merokok pada siswa STM
Ganesha Tama Boyolali. Novianti, (2014) Muhammadiyah Pakem Sleman Yogyakarta.
menemukan bahwa 45 responden (88,2%) Cahyani (2002) melaporkan bahwa sebanyak
mengidentifikasikan ada hubungan lingkungan 135 responden (76,7%) merupakan perokok.
sekitar terhadap perilaku merokok mereka, Responden menyebutkan bahwa mereka lebih
terutama dari hubungan teman sebayanya, banyak menghabiskkan rokok ketika sedang
sedangkan 6 responden (11,8%) menyatakan berkumpul bersama teman-temannya, sebagian
tidak ada hubungan dengan lingkungan dari responden juga berasal dari keluarga yang
(p=0.001). juga perokok sehingga mereka merasa bahwa
Menurut Kurt Lewin dikutip Komalasari merokok adalah hal yang biasa terjadi dalam
& Helmi (2006) perilaku merupakan fungsi lingkungannya, namun demikian masih
dari lingkungan dan individu, artinya perilaku terdapat 41 responden (23,3%) yang tidak
merokok selain disebabkan faktor-faktor merokok (Cahyani, 2002). Dari hasil
dalam diri juga disebabkan oleh faktor penelitiannya, Cahyani (2002) menyimpulkan
lingkungan. Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Susilo (2009) bahwa anak-anak berkembang faktor lingkungan sosial dengan perilaku
dari suatu hubungan interaksi antara gerakan- merokok pada remaja dimana nilai signifikan
gerakan dalam dan kondisi lingkungan (0,002).
luarnya. Menurut Soetjiningsih (2004) dikutip
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Nasution (2007) kelompok sebaya menjadi
mayoritas responden penelitian merokok sangat berarti dan sangat berpengaruh dalam
karena hubungan faktor lingkungan fisik Hal kehidupan sosial remaja, melalui kelompok
ini sesuai dengan hasil penelitian yang sebaya remaja bisa melatih kecakapan sosial,
dilakukan oleh Prasetya, (2004) tentang karena melalui kelompok sebaya, remaja dapat
hubungan faktor lingkungan terhadap perilaku mengambil berbagai peran. Kebutuhan untuk
merokok pada remaja di SMAN 1 Narmada dapat diterima sering kali membuat remaja
Lombok Barat, NTB dan menemukan bahwa berbuat apa saja agar dapat diterima oleh
(1) 145 responden (73,6%) merupakan kelompoknya. Sehingga dapatlah dimengerti
perokok, (2) sebagian responden menyatakan bahwa remaja harus dapat menjalankan peran
bahwa sebelum memulai pelajaran mereka dan tingkah lakunya sesuai dengan harapan
harus merokok terlebih dahulu agar lebih kelompok agar dapat tetap bergabung menjadi
konsentrasi dalam belajar, namun ada sebagian anggota kelompok(Komalasari & Helmi,
responden yang menyatakan bahwa mereka 2000).
mencari ketenangan jiwa dan pikiran dengan Kebanyakan responden yang diteliti
merokok, (3) responden yang tidak merokok juga mempunyai perilaku merokoknya
hanya 52 responden (26,4%). Prasetya (2004) berhubungan dengan lingkungan kulturalnya
JIM Fkep Volume II No.3 Tahun 2017

(p = 0,006). Hasil ini sesuai dengan penelitian Kepercayaan Diri dengan Perilaku
yang dilakukan oleh Suhariyono (2003) Merokok Pada Siswa STM
tentang intensitas merokok dan kecenderungan Muhammaddiyah Pakem Sleman
memilih tipe strategi menghadapi masalah Yogyakarta. Skripsi. Tidak
pada siswa SMTA di Yogyakarta. Suhariyono dipublikasikan. Yogyakarta: Fakultas
(2003) menemukan bahwa 89 responden Psikologis Universitas Gajah Mada.
(71,2%) mengikuti kebiasaan merokok yang
telah menjadi budaya siswa yaitu agar terlihat Depkes. (2013). Konsumsi Tembakau dan
keren, sedangkan 36 resonden (28,8%) Prevalensinya di Indonesia, Badan
responden tidak merokok. Lebih lanjut Penelitian dan Pengembangan
Suhariyono (2003) melaporkan bahwa ada Kesehatan Departemen Kesehatan RI,
hubungan yang signifikan antara faktor Jakarta.
lingkungan kultural dengan perilaku merokok Komalasari dan Helmi. (2000). Faktor-faktor
pada remaja (0,001). Penyebab Merokok Pada Remaja.
Jurnal Psikologi Unversitas Gajah Mada
Yogyakarta
KESIMPULAN
Mc Gee, dkk. (2005). Is Cigarette Smoking
Dari hasil penelitian dapat
Associated With Suicidal Ideation
disimpulkan bahwa ada hubungan lingkungan
Among Young People? : The American
fisik dengan perilaku merokok pada remaja di
Journal of Psychology. Washington.
Desa Guegajah Kecamatan Darul Imarah Aceh
http://www.proquest.com/ [on-line].
Besar (p = 0,005). Untuk itu disarankan agar
peneliti agar dapat menjadikan sebagai bahan Nasution,I.K. (2007). Perilaku Merokok Pada
referensi untuk diadakan penelitian Remaja. Medan: Fakultas Kedokteran
selanjutnya mengenai hubungan lingkungan Universitas Sumatra Utara.
dengan perilaku remaja. Novianti (2014) tentang Hubungan
Untuk masyarakat agar dapat Lingkungan Pergaulan, Pengetahuan
meningkatkan pengetahuan masyarakat dan Kontrol Diri terhadap perilaku
tentang hubungan lingkungan dengan perilaku remaja laki-laki di SMK Ganesha Tama
merokok pada remaja, terutama bagi orang tua Boyolali
yang memiliki remaja agar lebih aktif dalam
memantau pergaulan remaja dengan melihat Prasetya, A. (2004). Analisa Produktifitas
dan memahami gerak gerik remaja, pergaulan Pekerja dengan Metode Work
dan lingkungan permainan remaja yang dapat Sampling: Studi Kasus pada Proyek X
mehubungani perilakunya sehingga mampu dan Y. Civil Engineering Dimension,
membentengi remaja dari hubungan buruk 6(2), pp.73-74.
lingkungan sosialnya. Untuk Institusi
Pendidikan agar dapat menjadi tambahan Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang
informasi dan studi literatur tentang hubungan Remaja dan Permasalahanya. Jakarta:
lingkungan dengan perilaku merokok remaja Sagung Seto
sehingga dapat menjadi rujukan dalam
Suhariyono (2003) tentang intensitas merokok
penelitian selanjutnya.
dan kecenderungan memilih tipe
strategi menghadapi masalah pada
siswa SMTA di Yogyakarta
REFERENSI
Susilo, S. (2009). Psikologi Sosial. Surabaya:
Cahyani, B. (2002). Hubungan Antara Jenggala Pustaka Utama.
Persepsi terhadap Merokok dan

Anda mungkin juga menyukai