Anda di halaman 1dari 11

Jurnal STIKES

Volume 5, No. 1, Juli 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA


MAHASISWA LAKI-LAKI DI ASRAMA PUTRA

FACTORS THAT INFLUENCE THE SMOKING BEHAVIOUR OF MALE


STUDENTS IN DORMITORIES

Samrotul Fikriyah
Yoyok Febrijanto
STIKES RS. Baptis Kediri
(fyoyok@yahoo.co.id)

ABSTRAK

Perilaku merokok adalah kebiasaan yang membahayakan. Meskipun setiap orang


mengetahui bahaya yang disebabkan oleh rokok, tetapi banyak anak-anak muda yang
suka merokok. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada anak-anak
muda adalah faktor psikologi, biologi dan lingkungan. Desain yang digunakan pada
penelitian ini adalah analitik deskriptif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa laki-
laki yang tinggal di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri yang masuk dalam kriteria
inklusi. Sampel sebanyak 33 responden, menggunakan total sampling. Faktor psikologi,
faktor biologi dan faktor lingkungan adalah variabel –variabel independen sedangkan
variabel dependen adalah perilaku merokok. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner dan dianalisa menggunakan uji statistik regresi linier dengan tingkat
signifikansi α ≤ 0.05. Hasil penelitian terhadap 33 responden didapatkan data kurang
dari 50% responden yang memiliki faktor psikologi beresiko rendah dan perilaku
merokok yang ringan yaitu 11 responden (33.3%). Setelah dilakukan uji statistik
Regresi Linier Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05)
didapatkan p = 0,007 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya ada pengaruh
faktor psikologi terhadap perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra
STIKES RS Baptis Kediri. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat faktor-faktor
verifikasi positif yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki yang
tinggal di asrama putra STIKES RS Baptis Kediri, yaitu faktor psikologi.

Kata kunci: Perilaku, merokok, mahasiswa laki - laki.

ABTRACT

Smoking behavior is behavior that harm to health, but many people still do it,
even more people start smoking when he was a teenager. Although everyone knows
about the dangers caused by smoking, but this has never ended and every moment can
be found many people who were smoking and even more smoking behavior has been
familiar among teenage boys. The use of substances becomes several factors for young
person, so that they become smokers, such as psychological factors, biological factors
and environmental factors. The design used in this research was analytic description.
The population was male students who living in dormitories of Stikes RS Baptis Kediri
who met the inclusion criteria. The samples were 33 respondents using total sampling.

99
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki Di Asrama Putra
Samrotul Fikriyah, Yoyok Febrijanto

The independent variables were psychological factors, biological factors, environmental


factors and the dependent variable was smoking behavior. The data were collected by
questionnaire, and then analyzed using multiple linear regression statistical test with
significance level α ≤ 0.05. The results of this researchshowed that less than 50% of
respondents who had less risk of psychological factor and light smoking behavior was
11 respondents (33.3%). The result of statistical test with multiple linear regressions
was p = 0.007,howas accepted and ha was rejected, which meant there was the
influence of psychological factors on smoking behavior to male students in dormitory
of Stikes RS Baptis Kediri. The conclusion of this research showed there was positive
verification factors that influence smoking behavior to male students in dormitory of
Stikes RS Baptis Kediri namely psychological factor.

Keywords: Behavior, smoking, male student

Pendahuluan Meskipun semua orang mengetahui


tentang bahaya yang ditimbukan akibat
Perilaku merokok merupakan rokok, tetapi hal ini tidak pernah surut
perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, dan hampir setiap saat dapat ditemui
tetapi masih banyak orang yang banyak orang yang sedang merokok
melakukannya, bahkan orang mulai bahkan perilaku merokok sudah sangat
merokok ketika dia masih remaja. wajar dipandang oleh para remaja,
Perilaku manusia adalah aktivitas yang khususnya remaja laki-laki (Susilo, 2009).
timbul karena adanya stimulus dan respon Ada 3 fase klinik penting dalam
serta dapat diamati secara langsung kecanduan tembakau yaitu: mencoba,
maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004). kadang-kadang menggunakan,
Aktifitas yang secara langsung dapat menggunakan setiap hari (Subanada,
diamati pada remaja laki – laki adalah 2008). Seperti penggunaan zat-zat
perilaku merokok. Perilaku merokok (substances) lainnya, terdapat beberapa
adalah perilaku yang dinilai sangat faktor bagi remaja sehingga mereka
merugikan dilihat dari berbagai sudut menjadi perokok, misalnya faktor
pandang baik bagi diri sendiri maupun psikologi, faktor biologi, faktor
orang lain disekitarnya (Aula, 2010). lingkungan (Subanada, 2008).
Menurut Levy (dalam Nasution, 2007) Menurut lembaga survey WHO
perilaku merokok adalah sesuatu aktivitas tahun 2008, Indonesia menduduki
yang dilakukan individu berupa peringkat ke 3 sebagai jumlah perokok
membakar dan menghisapnya serta dapat terbesar di Dunia, dan kini Indonesia juga
menimbulkan asap yang dapat terhisap mencetak rekor baru, yakni jumlah
oleh orang-orang disekitarnya. Menurut perokok remaja tertinggi di Dunia.
Laventhal dan Clearly ada empat tahap Sebanyak 13,2 % dari total keseluruhan
dalam perilaku merokok. Keempat tahap remaja di Indonesia adalah perokok aktif.
tersebut adalah sebagai berikut: Tahapan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Prepatory, Tahapan Intination (Tahapan umur remaja perokok 16-17 tahun dan
Perintisan Merokok),Tahap Becoming a semua telah memulai merokok pada umur
smoker, Tahap Maintaining of dibawah 15 tahun.Berdasarkan hasil pra
Smoking.Kandungan rokok membuat penelitian yang dilakukan oleh peneliti
seseorang tidak mudah berhenti merokok pada tanggal 14 april 2011 di asrama
karena dua alasan, yaitu faktor putra, terdapat 25 mahasiswa yang
ketergantungan atau adiksi pada nikotin merokok dengan berbagai faktor yang
dan faktor psikologis yang merasakan menyebabkan perilaku merokok.
adanya kehilangan suatu kegiatan tertentu Perilaku merokok yang dinilai
jika berhenti merokok (Aula, 2010). merugikan telah bergeser menjadi

100
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 1, Juli 2012

perilaku yang menyenangkan dan menjadi mendorong keinginan kita untuk berhenti
aktifitas yang bersifat obsesif. Faktor merokok. Kedua klasifikasikan rokok
terbesar dari kebiasaan merokok adalah sesuai tingkat esensinya. Ketiga, kurangi
faktor sosial atau lingkungan. Terkait hal konsumsi rokok secara teratur dan
itu, kita tentu telah mengetahui bahwa bertahap. Keempat, berhenti merokok
karakter seseorang banyak dibentuk oleh secara total. Kelima, konsisten berhenti
lingkungan sekitar, baik keluarga, merokok sepanjang waktu. ”Penelitian ini
tetangga, ataupun teman pergaulan (Aula, ditujukan untuk memperoleh informasi
2010). Di lingkungan STIKES RS Baptis tentang Faktor-Faktor Yang
Kediri, mahasiswa cendrungan untuk Mempengruhi Perilaku Merokok Pada
berperilaku merokok di lingkungan Mahasiswa Laki-laki Di Asrama Putra
asrama putra. Mereka merokok STIKES RS Baptis Kediri”.
disebabkan berbagai faktor ada yang
bermula dari coba-coba, pengaruh dari
teman yang merokok. Dari hasil Metode Penelitian
wawancara dengan pengelola asrama
bahwa tempat yang sering digunakan
untuk merokok yaitu di kamar, diteras, Desain penelitian adalah merupakan
bahkan kadang-kadang di toilet. suatu strategi penelitian dalam
Mahasiswa tersebut cenderung merokok mengidentifikasi permasalahan sebelum
pada saat berkumpul dengan teman- perencanaan akhir pengumpulan data
temanya waktu pulang kuliah dan waktu serta desain penelitian digunakan untuk
santai. mendefinisikan struktur dimana penelitian
Beragam kalangan memandang dilaksanakan (Nursalam, 2003). Desain
perilaku merokok sebagian besar yang digunakan adalah “deskriptif
mengarah bahwa rokok memiliki dampak analitik” dimana rancangan penelitian ini
negatif. Merokok yaitu demi relaksasi dan bertujuan untuk mendiskripsikan
ketenangan, terkandung bahaya yang (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang
sangat besar bagi orang yang merokok urgen terjadi dimasa kini disajikan apa
maupun orang di sekitar perokok yang adanya tanpa adanya manipulasi dan
bukan perokok. Rokok memiki peneliti menganalisis bagaimana dan
kandungan yang sangat berbahaya. mengapa fenomena tersebut bisa
Bahkan masyarakat umum pun mengerti terjadi(Nursalam dan Paini, 2001).
bahwa rokok dapat membahayakan Populasi dalam penelitian ini adalah
kesehatan. Dampak perilaku merokok Populasi adalah keseluruhan dari suatu
bagi kesehatan yaitu dapat menyebabkan variabel yang menyangkut masalah yang
kanker, serangan jantung, impotensi, diteliti (Nursalam, 2001). Pada penelitian
gangguan kehamilan dan janin, penyakit ini populasinya adalah Mahasiswa Laki-
stroke, katarak, merusak gigi, Laki yang Tinggal di Asrama Putra
osteoporosis, kelainan sperma (Aula, STIKES RS Baptis Kediri yang
2010), Upaya mengatasi perilaku memenuhi Kriteria Inklusi. Sampel
merokok pada mahasiswa yaitu keputusan diambil dari mahasiswa STIKES RS
untuk menggurangai konsumsi rokok Baptis Kediri yang tinggal di asrama putra
secara bertahap serta dengan niat dan yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak
motivasi yang kuat untuk tidak merokok, 33 orang. Tehnik sampling yang
maka dari itu dibutuhkan suatu kesadaran digunakan adalah Pemilihan sampel
yang tinggi dari masing-masing dalam penelitian ini dilakukan dengan
mahasiswa, dalam hal ini pengelola Total Purposive Sampling, yaitu suatu
asrama berperan aktif dalam teknik penetapan sampel dengan cara
memperingatkan tentang bahaya merokok memilih sampel diantara populasi sesuai
bagi kesehatan. Menurut Wetherall, 2008 dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan
ada 5 langkah berhenti merokok yaitu atau masalah dalam penelitian), sehingga
pertama, tentukan sebab-sebab yang sampel tersebut dapat mewakili

101
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki Di Asrama Putra
Samrotul Fikriyah, Yoyok Febrijanto

karakteristik populasi yang telah dikenal Tabel 1. Karakteristik responden


sebelumnya (Nursalam, 2003). Variabel berdasarkan umur di
dalam penelitian ini ada 2 yaitu Variabel Asrama Putra STIKES
independen adalah faktor pesikologis, Rumah Sakit Baptis Kediri
faktor biologi dan faktor lingkungan yang Umur ∑ %
mempengaruhi perilaku merokok pada <20 16 48.5
mahasiswa laki-laki di asrama putra 20 – 30 17 51.5
STIKES RS Baptis Kediri sedangkan Total 33 100
Variabel dependennya adalah perilaku
merokok. Instrumen pengumpulan data Berdasarkan tabel 1 didapatkan data
yang digunakan dalam penelitian ini responden dengan umur 20 – 30 tahun
adalah berupa kuesioner. Kuesioner yaitu lebih dari 50% yaitu sebanyak 17 (51.5%)
pengumpulan data secara formal kepada responden.
subyek untuk menjawab pertanyaan
secara tertulis (Nursalam, 2003).
Kuesioner yang dipakai menggunakan Tabel 2. Karakteristik responden
Closed Ended Questions dan dichotomy, berdasarkan mulai merokok
peneliti mengumpulkan data secara pada mahasiswa putra
formal kepada subyek untuk menjawab STIKES Rumah Sakit Baptis
pertanyaan tertulis. Kuesioner diberikan Kediri
kepada responden yang memenuhi kriteria Mulai ∑ %
inklusi untuk mengetahui faktor-faktor Merokok
yang mempengaruhi perilaku merokok SD 2 6.1
pada mahasiswa STIKES RS Baptis SMP 11 33.3
Kediri yang tinggal di asrama putra, Data SMA 18 54.5
PT 2 6.1
yang telah terkumpul kemudian diolah
Total 33 100
atau diprosentasekan dengan
menggunakan skoring. Data yang
Berdasarkan tabel 2 didapatkan data
diperoleh untuk menilai perilaku
responden yang merokok pertama kali saat
merokok dengan cara memberikan
pendidikanSMA lebih dari 50% yaitu
pertanyaan sesuai dengan indikator
sebanyak 18 (54.5%) responden.
perilaku merokok kemudian diolah untuk
pengujian hipotesa penelitian. Untuk
statistik yang digunakan adalah Regresi
Tabel 3. Karakteristik responden
Linier Ganda. Tingkat kemaknaannya
berdasarkan konsumsi rokok
dalam penelitian ini adalah = 0,05. Jika perhari di Asrama Putra
p 0,05 maka ada faktor yang STIKES Rumah Sakit Baptis
mempengruhi perilaku merokok pada Kediri
mahasiswa laki-laki di asrama putra Konsumsi ∑ %
STIKES RS Baptis Kediri Rokok Perhari
1 pack 26 78.8
Hasil Penelitian 1 - < 2 pack 6 18.2
2 - pack atau 1 3.0
Data Umum lebih
Total 33 100
Data umum dalam penelitian ini
meliputi Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 3. didapatkan data
Berdasarkan Umur, Karakteristik Konsumsi Rokok Perhari responden 1 pack
Responden Berdasarkan Mulai Merokok lebih dari 50% yaitu sebanyak 26 (78.8%)
dan Karakteristik Responden Berdasarkan responden.
Konsumsi Rokok Perhari

102
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 1, Juli 2012

Data Khusus Tabel 6. Distribusi frekuensi faktor


lingkungan pada mahasiswa
di Asrama Putra STIKES
Data khusus dalam penelitian ini Rumah Sakit Baptis Kediri
meliputi Faktor Psikologi, Faktor Biologi, Faktor ∑ %
Faktor Lingkungan, Frekuensi Perilaku Lingkungan
merokok, Tabulasi silang Faktor Psikologi Beresiko rendah 22 67
dengan Perilaku merokok, Tabulasi silang Beresiko tinggi 11 33.3
Faktor Biologi dengan Perilaku merokok Total 33 100
dan Tabulasi silang Faktor Lingkungan
dengan Perilaku merokok Berdasarkan tabel 6 didapatkan data
sebagian besar responden memiliki Faktor
Lingkungan beresiko rendah yaitu 22
Tabel 4. Distribusi frekuensi faktor responden (67%).
psikologi pada mahasiswa di
Asrama Putra STIKES
Rumah Sakit Baptis Kediri Tabel 7. Distribusi frekuensi perilaku
Faktor ∑ % merokok pada mahasiswa di
Psikologi Asrama Putra STIKES Rumah
Beresiko Sakit Baptis Kediri
rendah 23 70
[

Perilaku ∑ %
Beresiko merokok
tinggi 10 30 Ringan 11 33.3%
Total 33 100 Sedang 13 39.4%
Berat 9 27.3
Total 33 100%
Berdasarkan tabel 4 didapatkan data
sebagian besar faktor psikologi beresiko Berdasarkan tabel 7 didapatkan data
rendah sebanyak 23 responden (70%). kurang dari 50% responden memiliki
Perilaku merokok sedang yaitu 13
responden (39.4 %).
Tabel 5. Distribusi frekuensi faktor
biologi pada mahasiswa di
Asrama Putra STIKES Tabel 8. Tabulasi silang faktor psikologi
Rumah Sakit Baptis Kediri dengan perilaku merokok pada
Faktor ∑ % mahasiswa di Asrama Putra
Biologi STIKES Rumah Sakit Baptis
Beresiko Kediri
rendah 25 76
Beresiko Faktor Psikologi
Perilaku Beresiko Beresiko
tinggi 8 24.2 merokok Rendah Tinggi Jumlah
Total 33 100
∑ % ∑ % ∑ %
Ringan 11 33.3 0 0 11 33.3
Sedang 8 24.3 5 15.1 13 39.4
Berdasarkan tabel 5 didapatkan data Berat 4 12.1 5 15.2 9 27.3
mayoritas responden memiliki Faktor
Biologi beresiko rendah yaitu 25 Jumlah 23 69.7 10 30.3 33 100
responden (76%). Regresi Linier Ganda p = 0,007

Berdasarkan tabel 8 didapatkan data


kurang dari 50% responden yang memiliki
faktor psikologi beresiko rendah dan

103
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki Di Asrama Putra
Samrotul Fikriyah, Yoyok Febrijanto

perilaku merokok yang ringan yaitu 11 Berdasarkan tabel 10 didapatkan data


responden (33.3%). kurang dari 50% responden yang memiliki
Setelah dilakukan uji statistik Regresi faktor lingkungan beresiko rendah dan
Linier Ganda yang didasarkan taraf perilaku merokok yang sedang yaitu 10
kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) responden (30.3%).
didapatkan p = 0,007 maka Ho diterima Setelah dilakukan uji statistik Regresi
dan Ha ditolak yang artinya ada pengaruh Linier Ganda yang didasarkan taraf
faktor psikologi terhadap perilaku merokok kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05)
pada mahasiswa laki-laki di asrama putra didapatkan p = 0,760 maka Ho diterima
STIKES RS Baptis Kediri. dan Ha ditolak yang artinya tidak ada
pengaruh faktor lingkunganterhadap
perilaku merokok pada mahasiswa laki-
Tabel 9. Tabulasi silang faktor biologi
laki di asrama putra STIKES RS Baptis
dengan perilaku merokok
Kediri.
Faktor Biologi
Perilaku Beresiko Beresiko
merokok Rendah Tinggi Jumlah
Pembahasan
Σ % Σ % Σ %
Ringan 10 30.3 1 3 11 33.3
Sedang 8 24.2 5 15.2 13 39.4
Berat 7 21.3 2 6 9 27.3 Pengaruh faktor psikologi terhadap
Jumlah 25 76 8 24.2 33 100 perilaku merokok pada mahasiswa laki-
Regresi Linier Ganda p = 0,453 laki di asrama putra STIKES RS Baptis
Kediri
Berdasarkan tabel 9 didapatkan data
kurang dari 50% responden yang memiliki
faktor biologi beresiko rendah dan perilaku Hasil penelitian terhadap 33
merokok yang ringan yaitu 10 responden responden didapatkan data kurang dari
(30.3%). 50% responden yang memiliki faktor
Setelah dilakukan uji statistik Regresi psikologi beresiko rendah dan perilaku
Linier Gandayang didasarkan taraf merokok yang ringan yaitu 11 responden
kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) (33.3%). Setelah dilakukan uji statistik
didapatkan p = 0,453 maka Ho diterima Regresi Linier Ganda yang didasarkan
dan Ha ditolak yang artinya tidak ada taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤
pengaruh Faktor Biologi terhadap perilaku 0,05) didapatkan p = 0,007 maka Ho
merokok pada mahasiswa laki-laki di diterima dan Ha ditolak yang artinya ada
asrama putra STIKES RS Baptis Kediri. pengaruh faktor psikologi terhadap
perilaku merokok pada mahasiswa laki-
laki di asrama putra STIKES RS Baptis
Tabel 10. Tabulasi silang faktor Kediri.
lingkungan dengan Secara teori aspek perkembangan
perilaku merokok pada pada remaja antara lain : menetapkan
mahasiswa di Asrama Putra kebebasan dan otonomi, membentuk
STIKES Rumah Sakit identitas diri, penyesuaian perubahan
Baptis Kediri psikososial berhubungan dengan maturasi
Faktor Lingkungan fisik. Merokok dapat menjadi sebuah cara
Perilaku Beresiko Beresiko bagi remaja agar mereka tampak bebas dan
merokok Rendah Tinggi Jumlah dewasa saat mereka menyesuaikan diri
Σ % Σ % Σ % dengan teman-teman sebayanya yang
Ringan 7 67 4 33 11 100 merokok, tekanan-tekanan teman sebaya,
Sedang 10 77 3 23 13 100
Berat 5 56 4 44 9 100
penampilan diri, sifat ingin tahu, stres,
Jumlah 22 67 11 33 33 100 kebosanan, ingin kelihatan gagah, dan sifat
Regresi Linier Ganda p = 0,760
suka menentang, merupakan hal-hal yang
dapat mengkontribusi mulainya merokok.

104
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 1, Juli 2012

Sedangkan faktor resiko lainnya adalah Pengaruh Faktor Biologi terhadap


rasa rendah diri, hubungan antar perilaku merokok pada mahasiswa laki-
perorangan yang jelek, kurang mampu laki di asrama putra STIKES RS Baptis
mengatasi stres, putus sekolah, sosial Kediri
ekonomi yang rendah, tingkat pendidikan
orang tua yang rendah, serta tahun-tahun
transisi antara sekolah dasar dan sekolah Hasil penelitian terhadap 33
menengah (usia 11-16 tahun). Merokok responden didapatkan data kurang dari
sering dihubungkan dengan remaja dengan 50% responden yang memiliki faktor
nilai di sekolah yang jelek, aspirasi yang biologi beresiko rendah dan perilaku
rendah, suka melawan, dan pengetahuan merokok yang ringan yaitu 10 responden
tentang bahaya merokok yang rendah. (30.3%). Setelah dilakukan uji statistik
Teori lain berpendapat bahwa ada Regresi Linier Ganda yang didasarkan
beberapa alasan psikologis yang taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤
menyebapkan seseorang merokok yaitu 0,05) didapatkan p = 0,453 maka Ho
demi relaksasi, ketenangan, serta diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak
mengurangi kecemasan atau ketegangan. ada pengaruh faktor biologi terhadap
Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku merokok pada mahasiswa laki-
kurang dari 50% responden yang memiliki laki di asrama putra STIKES RS Baptis
faktor psikologi beresiko rendah dan Kediri.
perilaku merokok yang ringan. Setelah Secara teori faktor lain yang
dilakukan uji statistik Regresi Linier mungkin mengkontribusi perkembangan
Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan kecanduan nikotin adalah merasakan
yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = adanya efek bermanfaat dari nikotin, yaitu
0,007 maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk relaksai atau ketenangan, serta
yang artinya ada pengaruh faktor psikologi mengurangi kecemasan atau ketegangan.
terhadap perilaku merokok pada Sebagai contoh, beberapa dewasa perokok
mahasiswa laki-laki di asrama putra melaporkan bahwa merokok memperbaiki
STIKES RS Baptis Kediri. Ini disebabkan konsentrasi. Telah dibuktikan bahwa
merokok dapat menjadi sebuah cara bagi deprivasi nikotin mengganggu perhatian
remaja agar mereka tampak bebas dan dan kemampuan kognitif, tetapi hal ini
dewasa saat mereka menyesuaikan diri akan berkurang bila mereka diberi nikotin
dengan teman-teman sebayanya yang atau rokok. Studi-studi yang dilakukan
merokok, tekanan-tekanan teman sebaya, pada perokok remaja dan bukan perokok
penampilan diri, sifat ingin tahu, stres, memperlihatkan bahwa nikotin dapat
kebosanan, ingin kelihatan gagah, dan sifat meningkatkan respon motorik dalam tes
suka menentang, merupakan hal-hal yang fokus perhatian. Pada remaja efek nikotin
dapat mengkontribusi mulainya merokok. dalam meningkatkan penampilan tidak
Merokok juga diangap mampu diketahui, dengan demikian tidak jelas
meningkatkan daya konsentrasi, apakah nikotin memegang peranan penting
memperlancar kemapuan pemecahan dalam memulai atau memperhatikan
masalah, meredakan ketegangan dan merokok pada remaja.Patut diperhatikan
penghalau kesepian. Rokok merupakan bahwa belakangan ini kejadian merokok
bom waktu yang dapat mengakibatkan meningkat pada remaja wanita.Wanita
penyakit kanker, penyakit jantung koroner, perokok dilaporkan menjadi percaya diri,
impotensi dan sebagainya. Maka dari itu suka menentang dan secara sosial cakap,
dengan memberikan pendidikan kesehatan keadaan ini berbeda dengan laki-laki
tentang bahaya dari rokok diharapkan perokok yang secara sosial tidak
menurunkan perilaku merokok di asrama aman.Variasi genetik mempengaruhi
putra STIKES RS Baptis Kediri. fungsi reseptor dopamine dan enzim hati
yang memetabolisme nikotin.
Konsekuensinya adalah meningkatnya
resiko kecanduan nikotin pada beberapa

105
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki Di Asrama Putra
Samrotul Fikriyah, Yoyok Febrijanto

individu. Variasi efek nikotin dapat Pengaruh Faktor Lingkunganterhadap


diperantarai oleh polimorfisme gen perilaku merokok pada mahasiswa
reseptor dopamine yang mengakibatkan laki-laki di asrama putra STIKES RS
lebih besar atau lebih kecilnya ganjaran Baptis Kediri.
(reward) dan mudah kecanduan obat.
Kecanduan nikotin melibatkan faktor
lingkungan dan genetik yang multipel. Hasil penelitian terhadap 33
Faktor genetik dapat menjelaskan responden didapatkan data kurang dari
banyaknya variasi penggunaan tembakau 50% responden yang memiliki faktor
pada remaja, serta tampak mempengaruhi lingkunganberesiko rendah dan perilaku
reaksi farmakologik terhadap nikotin, merokok yang sedang yaitu 10 responden
beberapa diantaranya tampak berkaitan (30.3%). Setelah dilakukan uji statistik
dengan gen yang mempengaruhi ekspresi Regresi Linier Ganda yang didasarkan
alkoholisme. taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤
Hasil penelitian menunjukkan 0,05) didapatkan p = 0,760 maka Ho
bahwa kurang dari 50% responden yang diterima dan Ha ditolak yang artinya
memiliki faktor biologi beresiko rendah tidak ada pengaruh faktor
dan perilaku merokok yang ringan. lingkunganterhadap perilaku merokok
Setelah dilakukan uji statistik Regresi pada mahasiswa laki-laki di asrama putra
Linier Ganda yang didasarkan taraf STIKES RS Baptis Kediri.
kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) Faktor-faktor lingkungan yang
didapatkan p = 0,453 maka Ho diterima berkaitan dengan penggunaan tembakau
dan Ha ditolak yang artinya tidak ada antara lain orang tua, saudara kandung
pengaruh faktor biologi terhadap maupun teman sebaya yang merokok,
perilaku merokok pada mahasiswa laki- terpapar reklame tembakau, artis pada
laki di asrama putra STIKES RS Baptis reklame tembakau di media. Selain itu,
Kediri. Ini disebabkan karena faktor faktor lain yang menyebabkan seseorang
biologi dapat menjelaskan banyaknya merokok adalah pengaruh iklan. Melihat
variasi penggunaan tembakau pada iklan di media massa dan elektronik yang
remaja, sebagian besar menunjukkan menampilkan gambaran bahwa perokok
bahwa nikotin dalam rokok merupakan adalah lambang kejantanan atau glamour,
salah satu bahan kimia yang berperan membuat seseorang sering kali terpicu
penting dalam ketergantungan rokok, dan untuk meniru perilaku dalam iklan
pengaruh yang paling kuat yaitu orang tersebut. Orang tua memegang peranan
tua jika orang tuanya menjadi seorang terpenting.Dari remaja yang merokok,
perokok, maka anak-anaknya mungkin didapatkan 75% salah satu atau kedua
akan meniru perilaku orang tuanya. orang tuanya merokok.Sebuah studi pada
Maka dari itu perlu peran serta keluarga anak-anak SMU mendapatkan bahwa
dan pengelola asrama dalam dalam peralihan dari kadang-kadang
mengigatkan akan bahaya merokok merokok menjadi merokok secara teratur
danperlu disadari akan masing-masing adalah orang tua merokok dan konflik
individu akan bahaya merokok, tidak saja keluarga. Reklame tembakau
beresiko pada dirinya sendiri tapi juga diperkirakan mempunyai pengaruh yang
bagi orang lain yang ada di sekitarnya, lebih kuat daripada pengaruh orang tua
oleh karena itu diharapkan mahasiswa atau teman sebaya, mungkin karena
menurunkan perilaku merokok di asrama mempengaruhi persepsi remaja terhadap
putra STIKES RS Baptis Kediri. penampilan dan manfaat merokok.
Memulai menggunakan tembakau lebih
erat hubungannya dengan faktor-faktor
lingkungan, berbagai fakta
mengungkapkan bahwa semakin banyak
remaja merokok, semakin besar juga

106
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 1, Juli 2012

kemungkinan teman-temanya sebagai Regresi Linier Ganda yang didasarkan


perokok, taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 0,05) didapatkan p = 0,007 maka Ho
kurang dari 50% responden yang diterima dan Ha ditolak yang artinya ada
memiliki Faktor Lingkungan beresiko pengaruh faktor psikologi terhadap
rendah dan perilaku merokok yang perilaku merokok pada mahasiswa laki-
sedang. Setelah dilakukan uji statistik laki di asrama putra STIKES RS Baptis
Regresi Linier Ganda yang didasarkan Kediri.
taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ Secara teori Aspek perkembangan
0,05) didapatkan p = 0,760 maka Ho pada remaja antara lain : menetapkan
diterima dan Ha ditolak yang artinya kebebasan dan otonomi, membentuk
tidak ada pengaruh Faktor Lingkungan identitas diri, penyesuaian perubahan
terhadap perilaku merokok pada psikososial berhubungan dengan
mahasiswa laki-laki di asrama putra maturasi fisik. Merokok dapat menjadi
STIKES RS Baptis Kediri. Ini sebuah cara bagi remaja agar mereka
disebabkan karena faktor lingkungan tampak bebas dan dewasa saat mereka
sosial yang berkaitan dengan penggunaan menyesuaikan diri dengan teman-teman
tembakau antara lain orang tua, saudara sebayanya yang merokok, tekanan-
kandung maupun teman sebaya yang tekanan teman sebaya, penampilan diri,
merokok, terpapar reklame tembakau, sifat ingin tahu, stres, kebosanan, ingin
artis pada reklame tembakau di media. kelihatan gagah, dan sifat suka
Lingkungan sosial berpengaruh terhadap menentang, merupakan hal-hal yang
sikap individu, dan kebanyakan dapat mengkontribusi mulainya
seseorang akan berperilaku merokok merokok. Menurut teori (Aula, 2010) ada
dengan memperhatikan lingkungannya beberapa alasan psikologi yang
yang menyebabkan seseorang tersebut menyebapkan seseorang merokok, yaitu
ingin mencoba. Di balik kegunaan rokok demi relaksasi atau ketenagan, serta
yang memberi efek santai terkandung mengurangi kecemasan atau
bahaya besar bagi orang yang merokok ketegangan.Pada kebanyakan perokok,
maupun orang di sekitar perokok yang ikatan psikologis dengan rokok
bukan perokok. Rokok memiliki dikarenakan adanya kebutuhan untuk
kandungan yang sangat berbahaya mengatasi diri sendiri secara mudah dan
bahkan masyarakat umum tahu bahwa efektif.Rokok dibutuhkan sebagai alat
rokok dapat membahayakan kesehatan. keseimbangan.
Dengan adanya pendidikan kesehatan Hasil penelitian menunjukan bahwa
tentang bahaya rokok dan poster-poster kurang dari 50% responden yang
rokok diharapkan dapat menurunkan memiliki faktor psikologi beresiko
perilaku merokok secara bertahap di rendah dan perilaku merokok yang
asrama putra STIKES RS Baptis Kediri. ringan. Setelah dilakukan uji statistik
Regresi Linier Gandayang didasarkan
taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤
Pengaruh faktor yang paling dominan 0,05) didapatkan p = 0,007 maka Ho
yang mempengaruhi perilaku merokok diterima dan Ha ditolak yang artinya ada
pada mahasiswa laki-laki di asrama pengaruh faktor psikologi terhadap
putra STIKES RS Baptis Kediri perilaku merokok pada mahasiswa laki-
laki di asrama putra STIKES RS Baptis
Kediri. Berhenti merokok bukan
Hasil penelitian terhadap 33 sesederhana seperti menganti rokok
responden didapatkan data kurang dari dengan yang lain, untuk bisa mengurangi
50% responden yang memiliki faktor perilaku merokok perlu adanya motivasi
psikologi beresiko rendah dan perilaku dari diri sendiri yang dimulai secara
merokok yang ringan yaitu 11 responden bertahap dan sampai tidak merokok sama
(33.3%). Setelah dilakukan uji statistik sekali dengan pertimbanganakan bahaya

107
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki Di Asrama Putra
Samrotul Fikriyah, Yoyok Febrijanto

yang di timbulkan akibat rokok, berhenti Regresi Linier Ganda yang didasarkan
merokok akan menyentuh aspek taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤
kejiwaan yang sangat mendasar yang 0,05) didapatkan p = 0,007 maka hipotesa
mungkin selama ini telah memberikan ada pengaruh faktor psikologi terhadap
rasa ketenangan, mengurangi ketegangan perilaku merokok pada mahasiswa laki-
dan lain- lain. Ini disebabkan merokok laki di asrama putra STIKES RS Baptis
dapat menjadi sebuah cara bagi remaja Kediri
agar mereka tampak bebas dan dewasa
saat mereka menyesuaikan diri dengan
teman-teman sebayanya yang merokok. Saran
Dengan memberikan motivasi tentang
bahaya rokok dan penyuluhan
diharapkan mahasiswa laki-laki yang Setelah dilakukan penelitian ini maka
tinggal diasrama putra mampu peneliti perlu menyampaikan saran-saran
mengurangi perilaku merokoknya secara sebagai berikut pertama bagi responden
bertahap dan sampai tidak merokok sama diharapkan responden mengetahui tentang
sekali. bahaya merokok,sehingga dengan motivasi
dari diri sendiri responden dapat mengubah
pola hidup dengan mengurangi perilaku
Kesimpulan merokoknya secara bertahap sampai tidak
merokok sama sekali, sehingga dapat
menentukan sikap yang baik terhadap
Pertama Faktor psikologi berpengaruh perilaku merokoknya (responden berhenti
terhadap perilaku merokok pada dalam perilaku merokoknya), kedua bagi
mahasiswa laki-laki yang tinggal di asrama Profesi Keperawatan diharapkan hasil
putra Stikes RS Baptis Kediri di dapatkan penelitian ini sebagai masukan kepada
sebanyak 11 responden (33.3%). Kedua perawat dan petugas kesehatan lainnya
Faktor biologi tidak berpengaruh terhadap tentang pentingnya memberikan informasi
perilaku merokok pada mahasiswa laki- dan penyuluhan kepada responden tentang
laki yang tinggal di asrama putra Stikes RS dampak merokok sehingga responden
Baptis Kediri. Berdasarkan uji statistik dapat menentukan sikap yang baik
Regresi Linier Ganda yang didasarkan terhadap perilaku merokoknya( secara
taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ bertahap responden berusaha untuk
0,05) didapatkan p = 0,453 maka hipotesa berhenti merokok), ketiga bagi Asrama
tidak ada pengaruh faktor biologi terhadap Putra Penelitian ini diharapkan sebagai
perilaku merokok pada mahasiswa laki- masukan bagi para pengelola asrama
laki di asrama putra STIKES RS Baptis. putraStikes RS Baptis Kediri agar dapat
Ketiga Faktor lingkungan tidak memberikan penyuluhan dan peringatan
berpengaruh terhadap perilaku merokok secara rutin tentang bahaya merokok serta
pada mahasiswa laki-lakiyang tinggal di memberikan motivasi akan pentingnya
asrama putra Stikes RS Baptis Kediri. berhenti merokok dengan bekerja sama
Berdasarkan uji statistik Regresi Linier dengan pendidikan dan dagi peneliti
Ganda yang didasarkan taraf kemaknaan selanjutnya diharapkan peneliti selanjutnya
yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p = dapat lebih melengkapi dan
0,760 maka hipotesa tidak ada pengaruh menyempurnakan penelitian ini dengan
Faktor Lingkungan terhadap perilaku meneliti faktor – faktor lainnya yang tidak
merokok pada mahasiswa laki-laki di diteliti pada penelitian ini.
asrama putra STIKES RS Baptis Kediri
faktor Keempat Ada pengaruh faktor yang
paling dominan yang mempengaruhi
perilaku merokok pada mahasiswa laki-
laki di asrama putra Stikes RS Baptis
Kediri yaitu faktor psikologi dengan uji

108
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 1, Juli 2012

Daftar Pustaka

Aula, Lisa Ellizabet, (2010). Stop


Merokok. Jogjakarta : Garailmu
Dorland, W.A. Newman, (2002). Kamus
Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.
Nasution, Indri Kemala, (2007). Perilaku
Merokok Pada Remaja. Medan:
Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatra Utara.
Nursalam, dkk., (2001). Pendekatan
Praktek Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Nursalam. (2001). Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta : Sagung
Seto.
Nursalam, (2003). Konsep &
Pembelajaran Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan : Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen
Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Subanda, Ida Bagus, (2004). Tumbuh
Kembang Remaja Dan
Permasalahannya. Jakarta : Sagung
Seto.
Sunaryo, (2004). Psikologi untuk
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Susilo, Suko (2009). Psikologi Sosial.
Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.
Wetherall, Charles F, (2008). Lima
Langkah Jitu Cara Berhenti
Merokok. Jakarta: Darul Haq.

109

Anda mungkin juga menyukai