Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

DENGAN MULTIPLE TRAUMA


DI INSTALASI KEPERAWATAN

WITRI NURHASANAH
029PA20124

STIKES PERMATA NUSANTARA


PRODI D-III KEPERAWATAN
CIANJUR 2021 / 2022
Jln. Perintis Kemerdekaan KM 02 Cianjur- 43251
DEFENISI
Multiple trauma adalah istilah medis yang menggambarkan kondisi seseorang yang telah
mengalami beberapa luka traumatis, seperti cedera kepala serius selain luka bakar yang
serius. Multiple trauma atau polytrauma adalah apabila terdapat 2 atau lebih kecederaan
secara fisikal pada regio atau organ tertentu, dimana salah satu bisa menyebabkan kematiian
dan memberi dampak pada fisik,kognitif,psikologik atau kelainan psikososial dan disabilitas
fungsional.
Multiple trauma atau polytrauma adalah suatu istilah yang bisa digunakan untuk
menggambarkanpasien yang mengalami suatu cedera berat yang diikuti dengan cedera yang
lain, misalnya dua atau lebih cedera berat yang dialami pada minimal dua area tubuh. Multi
trauma adalah keadaan yang disebabkan oleh luka atau cedera defenisi ini memberikan
gambaran superficial dari respon fisik terhadap cedera, trauma juga mempunyai dampak
psikologis dan sosial. Pada kenyataanya trauma adalah kejadian yang bersifat holistic dan
dapat menyebabkan hilangnya produktif seseorang
ETIOLOGI
Trauma dapat disebabkan oleh benda tajam, benda tumpul, atau peluru. Luka tusuk dan luka
tembak pada suatu rongga dapat dikelompokan dalam kategori luka tembus. Untuk
mengetahui bagian tubuh yang terkena, organ apa yang cedera, dan bagaimana drajat
kerusakannya, perlu diketahui biomekanik terutama cedera pada trauma dapat terjadi akibat
tenaga dari luar berupa benturan, perlambatan (deselerasi), dan kompresi, baik oleh benda
tajam benda tumpul, peluru, ledakan, panas, maupun zat kimia. Akibat cedera ini dapat
menyebabkan cedera muskuloskletal dan kerusakan organ.
MANIFESTASI KLINIS
1. Laserasi,memar,ekimosis
2. Hipotensi
3. Tidak adanya bising usus
4. Hemoperetenium
5. Mual dan muntah
6. Adanya tanda “bruit” (bunyi abnormal pada aukultasi pembuluh darah,biasanya pada
arteri karotis)
7. Nyeri
8. Pendarahan
9. Penurunan kesadaran
10. Sesak
11. Tanda kehrs adalah nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh pendarahan limfa.
Tanda ini saat pasien dalam dalam posisirecumbent.
12. Tanda Cullen adalah ekimosis periumbulikal pada perdarahan peritoneal
13. Tanda grey-tuner adalah ekimosis pada sisi tubuh (pinggang) pada pendarahan
retroperitoneal
14. Tanda coopernail adalah ekimosis pada premium, skortum atau labia pada fraktur
pelvis
15. Tanda balance adalah daerah suara tumpul yang menetap pada kuadran kiri atas
Ketika dilakukan perkusi pada hematoma limfet

FATOPISIOLOGI
Kecelakaan lalu lintas

Multiple praktur

Open fraktur fraktur klavisikula close fraktur tibia dan


fibula
Humerus dextra dextra femur dextra dextra

Multiple trauma

Trauma pada trauma dada trauma kepala trauma abdomen trauma abdomen fraktur
Dada terjadi fratur iga penurunan perfungsi penekanan

ekstramitas Extramitas
pada ginjal langsung pada pusat tulang
Kereusakan kerusakan jaringan cidera jaringan jumlah urine muntah patah
Plura paru paru otak menurun muntah proyektil
ujung
Tension kolaps paru obstruksi retensi cairan patah
tulang
Tekanan dalam gangguan ekspansi trakeobronkial meninggkat bergeser satu sama
lain
pleura meningkat paru pola nafas ketidak seimbangan
krepitasi

udara pertahanan Hipoksiaa tidak epektif volume cairan


perubahan
dilapisan pleura resiko syok bentuk tulang
KOMPLIKASI
1. Malunion adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi
yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut, atau miring.
2. Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi dengan
kecepatan yang lebuh lambat dari keadaan normal
3. Nonunion adalah patah tulang yang tidak menyambung Kembali
4. Compartment syindrom adalah suatu keadaan peningkatan tekanan yang berlebihan
didalam suatu ruangan yang disebabkan pendarahan masif pada suatu tempat
5. Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meninggkatkannya permeabilitas
kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi ini biasanya terjadi pada
fraktur
6. Thromboembolic complicastion trombo vena dalam sering terjadi pada individu yang
imobil dalam waktu yang lama karena trauma
7. Infeksi, sistem pertahanan tubiuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada suatu
trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk kedalam, ini
biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena pembedahan seperti
pin dan plat
8. Avascular necrosis pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau nekrosis iskemia
9. Atropi otot karena imobolisasi sampai osteoporosis
10. Decubitus karena penekanan jaringan lunak oleh gips
PENGOBATAN
Obat antipsikotik, yang dapat membantu meringankan gejala psikosis.
Terapi psikologis. Terapi bicara one on one, seperti terapi perilaku kognitif (CBT)
telah terbukti berhasil dalam membantu orang dengan psikosis, dan intervensi
keluarga (suatu bentuk terapi yang mungkin melibatkan pasangan, anggota keluarga
dan teman dekat) telah terbukti mengurangi perlunya perawatan di rumah sakit pada
orang dengan psikosis.
Dukungan Sosial. Dukungan akan kebutuhan sosial, seperti pendidikan, pekerjaan,
atau akomodasi juga berperan penting dalam pemulihan orang dengan psikosis.
Untuk penggunaan obat antipsikotik, beberapa pengidap dianjurkan untuk
mengonsumsinya dalam jangka panjang, bahkan mungkin seumur hidup mereka.
Sementara pengidap lain mungkin dapat secara bertahap mengurangi dosis obat
mereka, kemudian berhenti sama sekali bila ada perbaikan gejala.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Trauma tumpul
a. Diagnostik peritoneal lavage
DPL adalah prosedur invasive yang bisa cepat dikerjalan yang bermakna merubah
rencana untuk pasien berikutnya dan dianggap 98% sensitive untuk perdarahan
intraretroperitoneal. Hharus dilakukanoleh team bedah untuk pasien dengan
trauma tumpul multiple dengan hemodinamik yang abnormal, terutama bila
dijumpai :
1) Perubahan sensorium-trauma capitis, intoksikasi alcohol kecanduaan obat-
obatan
2) Perubahan sensasi trauma spinal
3) Cedera organ berdekatan-iga bahwa, pelvis,veltebra,lubaris
4) Ppemeriksaan diagnostic tidak jelas
5) Diperkirakan akan adan kehilangan kontak dengan pasien dalam waktu
agak lama, pembiusan untuk cedera extraabdominal, pemeriksaan X-ray
yang lama misalnya angiografi
6) Adanya lap-belt sign (kontusio dinding perut) dengan kecurigaan khusus
DPL juga diindikasikan pada pasien dengan hemodinamik normal nilai
dijumpai hal seperti diatas dan disisni tidak memiliki fasilitas USG
ataupun CT scan. Salah satu kontradikasi untuk DPL adalah adanya
indikasi yang jelas untuk laparatomi. Kontraidikasi relative antara lain
adanmya operansi abdomen sebelumnya, moribid obesitiy, shirrosis yang
lanjut, dan adanya koagulupati sebelumnya. Bisa dipakai Teknik terbuka
atau tertutup (seldinger) diinfraumbilikal oleh dokter yang terlatih. Pada
pasien dengan faktur pelvis atau ibui hamil, lebih baik dilakukan
supraumbilikal untuk mencegah kita mengenai hematoma pelvisnya
ataupun membahayakan uterus yang membesar, adanya aspirasi darah
segar, isi gastrointestinal, serat sayuran ataupun empedu yang keluar,
melalui tube DPL pada pasien dengan henodinamik yang abnormal
menunjukkan indikasi kuat untuk laporatami. Bila tidak ada darah segar
(>10 cc) ataupun cairan feses.

A. Dilakukan lavase dengan 1000cc Ringer Laktat (pada anak-anak 10cc/kg).


Sesudah cairan tercampur dengan cara menekan maupun melakukan regg-oll,
cairan ditampung Kembali dan diperiksa dilaboratorium untuk melihat isi
gastrointerinal, serat maupun empedu.
B. FAST (Focused assessment sonografhy in trauma)
Individu yang terlatih degan baik dapat menggunakan USG untuk mendeteksi
adanya hemoperitoniem. Dengan adanya khusus ditangan mereka yang
berpengalaman.
C. Computed Tomography
Digunakan untuk memperoleh keterangan mengenai organ yang mengalami
kerusakan dan tingkat kerusakannya, dan juga bisa untuk mendiagnosa trauma
retroperineal maupun pelvis yang sulit di diagnosadengan pemeriksaan fisik,
FAST maupun PDL.

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Kecelakaan lalulintas Ketidak efektifan pola
Klien merintih dan napas b.d dipsne
mengeluh adanya sesak, Multiple fraktur
nyeri dada
Open fraktur
DO :
Dampak kesulitan Multiple trauma

bernafas
Respirasi rate B= Brain

40x/menit
Trauma kepala
DS : -
DO :
Cedera jaringan otak
- Trakea bergeser
ke kiri
Kerusakan neuromuscular
- RR : 40x/menit
- Gerakan
Obstuksi trakeabronkial
dingding dada
asimetris memar
Ketidak efektifan pola nafas
didada kanan
bawah sampai
ke samping
- Bunyi nafas
kanan melemah
- Bising nafas kiri Multiple trauma
2. terdengar jelas Nyeri akut b.d pencedra
Cedera jaringan otak psiologis
DS : klien mengeluh
dadanya sesak, nyeri di
dada dan paha Respon peradangan
kanannya
DO :
- TD 90/50
mmHg
- Nadi
110x/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan pola napas
2. Nyeri akut b.d pencedra psiologis

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Ketidak efektifan jalan nafas 1. Setelah 1.Monitor pola 1untuk
dilakukan nafas mengetahui
Tindakan 2. monitor tingkat
keperawatan bunyi nafas gangguan pola
diharapkan pola tambahan nafas yang
nafas membaik posisikanm terjadi
dengan kriteria semi fowler 2.mengetahui
hasil dipsnea atau folwer permasalahan
menurun jalan nafas yang
2.penggunaan dialami dan ke
otot bantu nafas efektifan jalan
menurun nafas klien
3.diameter untuk
toraks anterior memenuhi
-posterior kebutuhan
meninggkat oksigen

2. Nyeri akut b.d pencedra Setelah 1.edukasi 1.sebagai acuan


psiologis dilakukan menejemen Tindakan
tujuan Tindakan nyeri selanjutnya
keperawatan 2. dukungan 2.menjaga pola
diharapkan pengungkapan nafas klien dan
tingkat nyerinya kebutuhan pola tidur klien
menurun 3.pantau pola
dengan kriteria nafas klien
hasil 4.pantau pola
1.keluhan nyeri tidur klien
menurun
kemampuan
2.meningkatkan
aktifitas
meningkat
3. pola nafas
membaik
3.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35875746/ASUHAN_KEPERAWATAN_MULTIPLE_VEHICLE_T
RAUMA_dan_AMBULANCE_docx
http://eprints.ums.ac.id/30609/2/BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai