HALUSINASI
Disusun Oleh:
Siti Nursa’adah
NIM
029PA20117
A. KONSEP HALUSINASI
1. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang
dialami suatu persepsi melaluipanca indra tanpa stimullus eksteren :
persepsi palsu. (Prabowo, 2014 : 129)
Halusinasi adaah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsnagan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar
suara padahal tidak ada orang yang berbicara.(Kusumawati & Hartono,
2012:102)
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau persepsi sensori yang tidak
sesuai dengan kenyataan seperti melihat bayangan atau suara suara yang
sebenarnya tidak ada.(Yudi hartono;2012;107)
2. Tanda dan Gejala
Menurut Prabowo (2014) perilaku yang berkaitan dengan halusinasi
adalah sebagai berikut :
a. Bicara, senyum, dan ketawa sendiri
b. Menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, dan respon
verba lambat
c. Menarik diri dari orang lain dan berusaha untuk menghindari diri dari
orang lain
d. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang
tidak nyata
e. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
f. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik
dan berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya.
g. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya) dan takut.
h. Sulit berhubungan dengan orang lain
i. Ekspresi sehubungan dengan orang lain
j. Tidak mampu mengikuti perintah
k. Tampak tremor dan berkeringat, perilaku panik, agitasi dan kataton.
Menurut Prabowo (2014)
perilaku pasien yang
berkaitan dengan
halusinasi
adalah sebagai berikut :
a. Bicara, senyum, dan
ketawa sendiri
b. Menggerakkan bibir
tanpa suara, pergerakan
mata cepat, dan respon
verba
lambat
c. Menarik diri dari orang
lain,dan berusaha untuk
menghindari diri dari orang
lain
d. Tidak dapat membedakan
antara keadaan nyata dan
keadaan yang tidak nyata
e. Terjadi peningkatan
denyut ajntung, pernapasan
dan tekanan darah
2) Pertumbuhan dan
perkembangan individu
pada pranatal,perinatal
neonatus dan kanak kanak
b. Psikologis
Keluarga,pengasuh dan
lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon
psikologis diri klien,sikap
atau keadaan yang dapat
mempengaruhi ganguan
orientasi realitas adalah
penolakan atau kekerasan
dalam hidup klien.
Penolakan dapat dirasakan
dari keluarga,pengasuh atau
teman yang bersikap
dingin,cemas,tidak peduli
atau bahkan terlalu
melindungi sedangkan
kekerasan dapat bisa
berupa konflik dalam
rumah tangga merupakan
lingkungan resiko gangguan
orientasi realitas.
c. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya
dapat pula
mempengaruhi gangguan
orientasi
realitas seperti
kemiskinan,konflik
sosial,budaya,kehidupan
yang terisolir
disertai stres yang
menumpuk. .(Yudi
hartono;2012;108)
3. Tanda dan Gejala
Menurut Prabowo (2014)
perilaku pasien yang
berkaitan dengan
halusinasi
adalah sebagai berikut :
a. Bicara, senyum, dan
ketawa sendiri
b. Menggerakkan bibir
tanpa suara, pergerakan
mata cepat, dan respon
verba
lambat
c. Menarik diri dari orang
lain,dan berusaha untuk
menghindari diri dari orang
lain
d. Tidak dapat membedakan
antara keadaan nyata dan
keadaan yang tidak nyata
e. Terjadi peningkatan
denyut ajntung, pernapasan
dan tekanan darah
f. Perhatian dengan
lingkunganyang kurang
atau hanya beberapa
detik dan
berkonsentrasi dengan
pengalaman sensorinya.
g. Curiga,
bermusuhan,merusak (diri
sendiri, orang lain dan
lingkungannya)
3. Pengkajian Keperawatan Jiwa Berat
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelmain, tanggal pengkajian, tanggal
dirawat, nomor rekam medis.
b. Alasan masuk
Alasan klien datang ke RSJ, biasanya klien sering berbicara sendiri,
mendengar atau melihat sesuatu, suka berjalan tanpa tujuan,
membanting peralatan dirumah, menarik diri.
c. Faktor predisposisi
1) Biasanya klien pernah mengalami gangguan jiwa dan kurang
berhasil dalam pengobatan
2) Pernah mengalami aniaya fisik, penolakan dan kekerasan dalam
keluarga
3) Klien dengan gangguan orientasi besifat herediter
4) Pernah mengalami trauma masa lalu yang sangat menganggu
d. Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi pada klien dengan halusinasi ditemukan adanya
riwayat penyakit infeksi, penyakt kronis atau kelaina stuktur otak,
kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan kegagalan dalam
hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dalam keluarga atau
masyarakat yang sering tidak sesuai dengan klien serta konflik antar
masyarakat.
e. Fisik
Tidak mengalami keluhan fisik.
f. Psikososial
1) Genogram
Pada genogram biasanya terlihat ada anggota keluarga yang
mengalami kelainan jiwa, pola komunikasi klien terganggu
begitupun dengan pengambilan keputusan dan pola asuh.
2) Konsep diri
Gambaran diri klien biasanya mengeluh dengan keadaan tubuhnya,
ada bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai, identifikasi diri :
klien biasanya mampu menilai identitasnya, peran diri klien
menyadari peran sebelum sakit, saat dirawat peran klien
terganggu, ideal diri tidak menilai diri, harga diri klien memilki
harga diri yang rendah sehubungan dengan sakitnya.
3) Hubungan sosial : klien kurang dihargai di lingkungan dan
keluarga.
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan biasanya klien dengan sakit jiwa dipandang
tidak sesuai dengan agama dan budaya, kegiatan ibadah klien
biasanya menjalankan ibadah di rumah sebelumnya, saat sakit
ibadah terganggu atau sangat berlebihan.
g. Mental
1) Penampilan
Biasanya penampilan diri yang tidak rapi, tidak serasi atau cocok
dan berubah dari biasanya
2) Pembicaraan
Tidak terorganisir dan bentuk yang maladaptif seperti kehilangan,
tidak logis, berbelit-belit
3) Aktifitas motorik
Meningkat atau menurun, impulsif, kataton dan beberapa gerakan
yang abnormal.
4) Alam perasaan
Berupa suasana emosi yang memanjang akibat dari faktor
presipitasi misalnya sedih dan putus asa disertai apatis.
5) Afek : afek sering tumpul, datar, tidak sesuai dan ambivalen.
6) Interaksi selama wawancara
Selama berinteraksi dapat dideteksi sikap klien yang tampak
komat-kamit, tertawa sendiri, tidak terkait dengan pembicaraan.
7) Persepsi
Halusinasi apa yang terjadi dengan klien. Data yang terkait tentang
halusinasi lainnya yaitu berbicara sendiri dan tertawa sendiri,
menarik diri dan menghindar dari orang lain, tidak dapat
membedakan nyata atau tidak nyata, tidak dapat memusatkan
perhatian, curiga, bermusuhan, merusak, takut, ekspresi muka
tegang, dan mudah tersinggung.
8) Proses pikir
Biasanya klien tidak mampu mengorganisir dan menyusun
pembicaraan logis dan koheren, tidak berhubungan, berbelit,
ketidakmampuan klien ini sering membuat lingkungan takut dan
merasa aneh terhadap klien.
9) Isi pikir
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien. Ketidakmampuan memproses stimulus
internal dan eksternal melalui proses informasi dapat menimbulkan
waham.
10) Tingkat kesadaran
Biasanya klien akan mengalami disorientasi terhadap orang, tempat
dan waktu.
11) Memori
Terjadi gangguan daya ingat jangka panjang maupun jangka
pendek, mudah lupa, klien kurang mampu menjalankan peraturan
yang telah disepakati, tidak mudah tertarik. Klien berulang kali
menanyakan waktu, menanyakan apakah tugasnya sudah dikerjakan
dengan baik, permisi untuk satu hal.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Kemampuan mengorganisir dan konsentrasi terhadap realitas
eksternal, sukar menyelesaikan tugas, sukar berkonsentrasi pada
kegiatan atau pekerjaan dan mudah mengalihkan perhatian,
mengalami masalah dalam memberikan perhatian.
13) Kemampuan penilaian
Klien mengalami ketidakmampuan dalam mengambil keputusan,
menilai, dan mengevaluasi diri sendiri dan juga tidak mampu
melaksanakan keputusan yang telah disepakati. Sering tidak merasa
yang dipikirkan dan diucapkan adalah salah.
4. Rentang Respon
6. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sudeen faktor presipitasi dapat meliputi (Prabowo,
2014) :
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
B. POHON MASALAH
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan persepsi
sensori adalah sebagai berikut : a. Gangguan sensori persepsi : halusinasi. b. Resiko
perilaku kekerasan. c. Isolasi sosial d. Harga diri rendah (Keliat, 2006)
D. DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Data Subjektif
Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa ada wujud yang
tampak
2. Data Objektif
A. Data Obyektif . Apakah klien terdapat tanda dan gejala seperti di bawah ini :
1) Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang
sedang berbicara. 2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain
yang tidak sedang berbicara atau kepada benda mati seperti mebel,tembok dll.
3) Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab
suara 4) Tidur kurang/terganggu. 5) Penampilan diri kurang. 6) Keberanian
kurang. 7) Bicara tidak jelas. 8) Merasa malu. 9) Mudah panic
10) Duduk menyendiri. 11) Tampak melamun. 12) Tidak peduli lingkungan. 13)
Menghindar dari orang lain. 14) Adanya peningkatan aktifitas motorik. 15) Perilaku
aktif ataupun destruktif.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
G. IMPLEMENTASI
H. EVALUASI
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2146/3/WARSONO.pdf
https://samoke2012.files.wordpress.com/2017/03/lpsp-halusinasi-b.pdf
https://samoke2012.files.wordpress.com/2017/03/lpsp-halusinasi.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/162/jtptunimus-gdl-dewanggava-8073-2-
babii.pdf