Anda di halaman 1dari 43

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR


PADA ANAK 0-2 TAHUN

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Program Studi D-III Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Permata Nusantara

NAMA : Tira Gusniati

NIM : 029PA20122

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERMATA NUSANTARA
CIANJUR TAHUN AJAR 2022 - 2023
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR


PADA ANAK 0-2 TAHUN

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Program Studi D-III Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Permata Nusantara

NAMA :Tira Gusniati

NIM : 029PA20122

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERMATA NUSANTARA
CIANJUR TAHUN AJAR 2022 - 2023
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

NIM :

Judul Karya Tulis Ilmiah

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini benar-benar hasil karya
saya sendiri bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang
diakui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Cianjur,

Yang menyatakan

NAMA:
MIN:
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis ini diajukan oleh

Nama :

NIM :

Judul :

Menyetujui Untuk Diajukan Dihadapan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Politeknik

Ditetapkan Di Cianjur

Hari/ Tanggal:

Oleh

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

( ) ( )

NIK: 351113821 NIK:


Mengetahui

Ketua Tim KTI

( )

NIK:
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah judul…..

Telah diuji

Pada tanggal …..

PANITIA PENGUJI

Ketua Penguji:

Nama ( )

Penguji Anggota:

1. Nama ( )

2. Nama ( )

Mengetahui

Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi D-III


Keperawatan Yapkesbi
Yapkesbi

Nama:
Nama:
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Photo

Nama Lengkap :
NIM :
Tempat Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Riwayat Pendidikan :
1. Tamat SDN

MOTTO :
KATA PENGANTAR

Cianjur, 30 Ahustus 2022

ZULFA SITI SABILA


Halaman
LEMBAR JUDUL LUAR

LEMBAR JUDUL DALAM


DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR ISTILAH/ SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan anak sangat penting untuk di perhatikan karena bisa
menjadi salah satu faktor utama dalam proses tumbuh kembangnya, Dalam
proses tumbuh kembang anak peran orang tua sangatlah berpengaruh
dalam menjaga kesehatan anak terutama dalam memberikan makanan
yang sehat dan juga imunisasi yang lengkap.

Imunisasi merupakan upaya untuk meningkatkan sistem kekebalan


tubuh seseorang, imunisasi juga menjadi salah satu cara untuk pencegahan
penyakit menular yang di lakukan dengan cara pberian vaksin.

Guna mencegah ketahanan dan kekebalan tubuh pada kulit,


diperlukan imunisasi. Bentuk imunisasi yang paling umum adalah vaksin
yang disuntikkan ke dalam tubuh. Vaksin yang disuntikkan ke dalam
tubuh melalui injeksi contoh:Vaksin polio (2012, Fida dan Maya)

Karena pembiakan bayi dan anak harus dilakukan untuk memisahkan


generasi yang akan mati, maka pembiakan bayi dan anak harus dilakukan
untuk memisahkan generasi yang akan mati agar generasi tersebut
memiliki kualitas, karakteristik. , dan manfaat kesehatan selain untuk
menjamin kelangsungan hidup bayi dan anak. Begitu dimulainya
kesehatan anak, hal itu dilakukan agar kesehatan anak antara kedua belah
pihak dapat berfungsi sebagai sarana untuk memastikan bahwa angka
kematian tersebut. anak tetap terjaga.Angka kematian neonatal (AKN),
Angka kematian bayi (AKB), dan Angka kematian Balita (AKABA)
adalah contoh indikator terkait anak (Depkes RI, 2014).

Indonesia masih menempati peringkat ke-4 di dunia setelah India,


Nigrtia dan Republik Demokrasi Kongo untuk Undervaccination Children
dalam cakupan imunisasi DPT3. Hal ini mengakibatkan Indonesia salah
satu negara prioritas yang di identifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk
melakukan akselerasi dalam pencapaian target 100% UCI Desa/Kelurahan.
Diperkirakan 1,5 juta balita di Indonesia belu terjangkau program
imunisasi dasar maupun pemberian vaksin lainnya (WHO,2017).

Menurut World Health Organization (WHO), Program imunisasi


diindonesia memikirkan tujuan untuk menurunkan angka kejadian
penyakit dan angka kematian akibat penyakit yang dapat di cegah dengan
imunisasi. Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun
1956. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program
pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap
penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) seperti penyakit
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, tetanus, polio, serta hepatitis B.

Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 2 dosis


DPT, 3 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1 dosis campak (Atikah, 2010).
WHO 2017 mencatat sebanyak 4,5 juta kematian dari 10,5 juta per tahun
terjadi akibat penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan imunisasi. Seperti
pneumococcus (28%), campak (21%), tetanus ( 18% ), total virus
penyebab diare ( 16% ), dan hepatitis B (16%). Sementara itu data WHO
ini diperkirakan setidaknya 50% angka kematian di Indonesia bisa di
cegah dengan imunisasi dan Indonesia termasuk sepuluh besar negara
dengan jumlah terbesar anak tidak tervaksinasi (WHO, 2017).

Menurut angka kesakitan dan kematian bayi dan Balita di Indonesia


maka perlu di tingkatkan pos pelayanan terpadu (posyandu), serta
penempatan bidan-bidan desa di pos persalinan desa (polindes), mengingat
bahwa wilayah Indonesia yang sangat luas. untuk itu, program pemerintah
dalam memperbanyak bidan desa merupakan hal yang sangat "urgent"
untuk memantau dan membantu kesehatan bayi dan balita yang jauh dari
fasilitas kesehatan. hal ini karena membawa bayi/Balita yang sakit ke
rumah sakit bukanlah pemecatan yang baik, tapi juga harus di aktifkan
pusat-pusat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan, termasuk bidan di
tingkat desa yang dapat menjangkau masyarakat luas (Maryunani, 2010).
Berdasarkan data musyawarah Puskesmas Poasia, jumlah peserta
sebanyak 10.852 orang, dengan KK 2496 orang dan PUS 2111 orang.
Jumlah orang yang diimunisasi di Kelurahan Rahandouna Januari-
Desember 2015 sebanyak 247 orang, dengan HB imunisasi sebanyak 175
orang, imunisasi BCG sebanyak 220 orang, imunisasi DPT sebanyak 224
orang, imunisasi polio sebanyak 223 orang, dan imunisasi campak
sebanyak 219 orang. mendapatkan imunisasi antara bulan Januari sampai
Desember 2016, dengan imunisasi HB sebanyak 271 orang, imunisasi
BCG sebanyak 259 orang, imunisasi DPT sebanyak 183 orang, imunisasi
polio sebanyak 258 orang, dan imunisasi campak sebanyak 226 orang. 296
kasus imunisasi pada bulan Januari-Desember 2017, dengan imunisasi HB
sebanyak 51 kasus, jumlah imunisasi BCG imunisasi DPT sebanyak 31
kasus, imunisasi DPT sebanyak 39 kasus, dan imunisasi polio sebanyak 31
kasus.

Menurut data penelitian saat ini, jika Anda menyelesaikan semua


imunisasi yang Anda minta, akan banyak orang yang tidak diimunisasi.
Selain itu, perlu diwaspadai bahwa jika seseorang tidak diimunisasi pada
hari pertama dalam seminggu, mereka akan berisiko terhadap lima jenis
imunisasi: hepatitis, TBC, influenza, batuk, polio, dan campylobacter.

Menurut informasi yang diberikan oleh Puskesmas Poasia, angka


memiliki ciri khas yang dapat dikaitkan dengan belum adanya pemberian
imunisasi yaitu TBC, dalam arti tahun 2015 sebanyak 179 kasus, tahun
2016 sebanyak 193 kasus, dan tahun 2016 sebanyak 193 kasus. 2017 ada
75 kasus, dan angka memiliki karakteristik tersebut dan diperkirakan akan
bertahan.

Ada banyak orang yang tidak memiliki kekebalan, dan ada banyak
orang yang tidak memiliki kekebalan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain minimnya partisipasi ibu dalam penelitian imunisasi di
Posyandu Rahandouna. Oleh karena itu, ungkapan "Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar di kelurahan Rahandouna
Wilayah Kerja Puskesmas Poasia" menjadi dipilih untuk juduljudul".

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah


"seberapa jauh pengetahuan ibu tentang imunisasi

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahun ibu tentang imunisasi dasar

2. Tujuan Khusus
a. Untuk melihat kemampuan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
b. Untuk melihat kemampuan pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi
dasar
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi
dasar

D. Manfaat Penelitian

1. Teritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi institusi lain


dalam pengembangan proses belajar mengajar untuk karya tulis ilmiah
berikutnya

2. Praktisi

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Diploma III


Keperawatan
E. Ruang Lingkup Penelitian

Disini penulis akan membahas mengenai imunisasi dasar


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pustaka
1. Definisi
Menurut Hudayat (2008), imunisasi adalah suatu cara pencegahan
kekebalan pada bayi dan anak dengan cara merangsang vaksin dalam
tubuh agar tubuh menghasilkan zat anti untuk mencegah keadaan yang
mendasarinya. Ada dua jenis vaksin yaitu yang digunakan untuk
mengobati TBC melalui paparan sinar matahari (vaksinasi dengan
BCG, DPT, dan Campak), dan yang digunakan untuk mengobati polio
(vaksinasi dengan polio).
Yang dimaksud dengan "imunisasi" adalah proses penyeimbangan
tuberkulosis dalam satu bagian tubuh dengan memisahkan bagian
tubuh dari tuberkulosis sehingga tuberkulosis tetap utuh di dalam
bagian tubuh yang belum berkembang atau matang sepenuhnya.
Menurut Lisnawati (2011), imunisasi bermula dari suatu jenis daya
tahan tubuh yang resisten atau lemah. Imunisasi merupakan suatu
metode intervensi kesehatan yang berfungsi baik untuk meningkatkan
kesehatan bayi dan balita. Banyak penyakit, antara lain TBC, difteri,
paratusis, tetanus, hepatitis B, poliomielitis, dan campak, dapat
dicegah dengan imunisasi (Dewi, 2010).

2. Tujuan Imunisasi Dasar


Tujuan dari program imunisasi adalah untuk meningkatkan kesadaran
akan pertahanan tubuh terhadap penyakit sehingga orang yang sakit
dapat lebih memahami dan mengobati penyakit serta penyakit itu
sendiri. Dalam hal vaksinasi, berikut ini adalah yang utama :
a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit
menular.
b. Imunisasii sangat efektif mencegah penyakit menular.
c. Istilah "imunisasi" mengacu pada moralitas dan moralitas
dalam konteks tubuh.proverawati, Citra Setyo Dewi Andhini,
dan Atikah, 2010)

3. Manfaat Imunisasi Dasar


a. Untuk anak, mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian
b. Menghilangkan kecemasan dalam psikologi pengobatan bila
anak sakit dengan keluarga.Mendorong pembentukan keluarga
ketika orang menyadari bahwa anak dapat menghasilkan
banyak anak-anak yang nyaman.
c. Ketika berbicara tentang bangsa, fokus pada kebaikan, fokus
pada keburukan, dan fokus pada kebaikan untuk membantu
bangsa (Atikah dan Citra Setyo Dwi Andhini, Proverawati,
2010)
4. Jenis-Jenis Imunisasi Dasar
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa, agar tidak menimbulkan
efek-efek yang merugikan, imunisasi ada 2 (dua) macam yaitu :
1. Imunisasi aktif.
Ini adalah jenis protein yang telah dicuci (vaksin) agar sistem
kekebalan tubuh merespons secara spesifik terhadap antigen dan
menghasilkan antibodi spesifik, yang kemudian dapat digunakan
untuk menghasilkan dan memproduksi antibodi ketika tubulus
berada di tempatnya. penyakit paling penting yang dapat dicegah
adalah polio atau campylobacter.
Macam-macam imunisasi aktif :
a. BCG (Bacillus Calmatte Guerine)
1. Pengertian
Imunisasi BCG (Bacillus Calmatte Gurine) adalah jenis
imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya jenis
TBC tertentu, sehingga jenis TBC yang persisten atau
berdenging ini dapat dicegah saat imunisasi BCG diberikan.
Vaksin hidup Bacillus Calmatte Gurine berasal dari
Mycobacterium bovis dan panjangnya sekitar 1-3 tahun;
akibatnya dapat menghasilkan spora yang bebas virus tetapi
imunogenetik. Vaksinasi BCG meningkatkan sensitivitas
tuberkulin, tidak menyebabkan tuberkulosis, tetapi
meningkatkan risiko tuberkulosis jenis lain, seperti
meningitis, tuberkulosis b, dan tuberkulosis miler (Ranuh,
2008). , hal.132).
2. Cara pemberian dan dosis
a) Sebelum disuntikan vaksin BCG harus dilakukan
terlebih dahulu. Melarutkan menggunakan alat suntik
steril Atuto Distruc Scheering (ADS) 5 ml.
b) Dosis pemberian : 0,05 ml.
c) Disuntikan secara interaktual di daerah lengan kanan
atas (insertion musculus deltoideus. Dengan
menggunakan Auto Distruct Scheering (ADS) 5 ml.
d) Vaksin yang sudah di larutkan harus di gunakan
sebelum 3 (tiga) jam
3. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan terhadap tuberculosis
4. Kontra indikasi
a) Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti :
eksim furunkolusis, dan sebagainya.
b) Mereka yang sedang menderita TBC
5. Efek samping
Vaksinasi BCG tidak menimbulkan gejala yang tidak biasa,
seperti demam.Bila ada pustula, indurasi dan kemerahan di
bawah sinar matahari bisa berlangsung selama satu sampai
dua menit, menyebabkan luka. Luka tidak punya rencana;
spontan dan memiliki selera humor yang baik. Istilah
"kadang" mengacu pada suatu daerah kelenjar ketiak atau
leher yang tidak sakit dan tidak disertai demam. Ini adalah
kejadian normal yang tidak memerlukan pengobatan dan
dapat berlangsung lama ( Depertemen Kesehatan RI, 2006).
b. DFT (Difteri Pertusis Tetanus)
1. Pengertian
Imunisasi yang dikenal dengan DFT (Difteri
Pertusis Tetanus) ini digunakan untuk mengobati penderita
difteri, pertusis, dan tetanus.
Menurut Depertemen Kesehatan RI (2006), vaksin
DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin penyebab
toksoid dan tetanus serta bakteri pertusis yang saat ini tidak
aktif.
Corynebacterium diphteria adalah bakteri yang
menyebabkan penyakit ini, yang dinamai menurut
namanya.Dipteri bersifat ganas, mudah menular dan
melihat saluran nafas atas.Karena adanya makanan yang
terkontaminasi bakteri difteri, hal ini mungkin terjadi
bahkan jika berkepanjangan melalui penderita melalui
bersin atau batuk.Penderita akan mengalami beberapa
gejala seperti demam lebih dari 38 derajat C, mual, muntah,
sakit waktu menelan dan terdapat pseudomembran putih
keabu-abuan di faring , laring, dan tonsil.
Paratusis adalah penyakit spesifik yang ditemukan
oleh Kuman Beodatela Pertusis. Kuman ini terdiri dari
toksis yang bertujuan untuk meringankan rasa sakit
kelelawar yang sakit dan sekarat. Batuk pertama adalah
serangan beruntun, dan batuk kedua adalah penyebab nafas
panjang, yang selain muntah. Karena butuh "batuk 100
hari", bisa dalam 1-3 minggu.
Infeksi kuman yang disebabkan oleh Clostridium
tetani dikenal sebagai tetanus. Kuman ini bersifat anaerob,
sehingga dapat bersembunyi di ruangan yang tidak
mengandung zat asam (oksigen).
Tetanus dapat menyebabkan kecemasan, dan orang
lain dapat menjadi tertekan. Pemotongan tali pusat tanpa
alat yang seteril atau dengan cara tradisional dimana alat
pemotong dibubuhi ramuan tradisional yang terkontaminasi
kuman spora tetanus dibayi penularan di sebabkan Adanya
tetanus sporadis atau luka kotor dapat menyebabkan infeksi
pada anak-anak atau orang dewasa lainnya.Menurut Atikah
(2010), ini Jenis kuman banyak ditemukan pada kuda
masyarakat yang tinggal di tanah (Atikah, 2010).
Saat Depertemen Kesehatan melaksanakan program
Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) melalui imunisasi
DPT, DT, atau TT, diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Imunisasi DPT 3 kali akan memberikan imunisasi 1-3
tahun. Dengan 3 dosis tiksios tetanus pada bayi dihitung
serta dengan 2 dosis pada anak yang lebih besar atau
dewasa.
b. Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4)akan
memperpanjang imunisasi 5 tahun yaitu sampai dengan
umur 6-7 tahun. Dengan dosis 4 toksid tetanus pada
bayi dan anak di hitung setara dengan 3 dosis pada
dewasa (sudarti, 2010).
2. Cara pemberian dan dosis :
a. Sebelum di gunakan vaksin harus di kocok terlebih
dahulu agar suspense menjadi homogeny.
b. Disuntik secara intramosculer dengan dosis pemberian
0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada
umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan
interval paling cepat 4 minggu (1 bulan) (Depertemen
Kesehatan RI, 2006).
c. Cara memberikan vaksin ini, sebagai berikut :
1. Letakkan bayi dengan posisi miring di atas
pangkuan ibu dengan seluruh kaki terlentang
2. Orang tua sebaliknya memegang kakai bayi
3. Pegang paha dengan ibu jari
4. Masukkan jarum dengan sudut 90 derajat
5. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui
kulit sehingga masuk kedalam otot (Atiksh, 2010)

3. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan secara simultan
terhadap difteri, tertusis dan tetanus.
4. Kontra Indikasi
Gejala – gejala keabnormalan otak pada priode bayi
baru lahir atau gejala serius keabnormalan pada syaraf
merupakan kontraindikasi pertusis. Anak-anak yang
mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama,
komponen pertusis harus di hindarkan pada dosis kedua,
dan untuk meneruskan imunisasisnya dapat diberikan Dt.
5. Efek Samping
Gejala – gejala yang bersifat sementara seperti :
lemas, demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang
biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi (Depkes RI,2006)
c. Vaksin Hepatitis B
1. Pengertian
Vaksin hepatitis b adalah vaksin virus rekombinan
yang telah di inaktivitaskan dan bersifat in infectionus,
berasal dari HBsAg yang di hasilkan dalam sel ragi
(Hansenula polymorph) menggunakan teknologi DNA
rekombinan.
2. Cara pemberian dan dosis :
a. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih
dahulu agar suspanse menjadi homogen
b. Vaksin di suntikan dengan disis 0,5 ml, pemberian
suntikan secara intramuskuler sebaiknya pada antero
lateral paha
c. Pemberian sebanyak 3 dosis
d. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis
berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1
bulan).
3. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap inveksi
yang disebabkan virus hepatitis B
4. Kontraindikasi
Hipersensitiv terhadap komponen vaksin. Sama
halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh di
berikan kepada penderita infeksi berat di sertai kejang.

5. Efek Samping
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan d sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang
terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setela 2 hari.
(Depkes, 2006).

d. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine)


1. Pengertian
Imunisasi polio adalah vaksin yang digunakan untuk
mencegah poliomielitis, penyakit yang dapat menyebabkan
anemia dalam darah.
Vaksin polio oral berasal dari virus suspense
poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (Strain Sabin) dan digunakan
untuk mengobati keratosis, menstabilkan sukrosa, dan
mencegah infeksi.
2. Cara pemberian dan dosis :
a. Di berikan secar oral (melalui mulut), satu dosis ada
dua tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian dengan
interval setiap dosis minimal 4 minggu.
b. Setiap membuka vial baru harus mrnggunakan penetes
(drroper) yang baru
3. Indikasi
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
poliomyelitis.
4. Kontrainidikasi
Tidak ada bukti seseorang dengan "kekurangan
kekebalan" yang akan menyebabkan mereka tertular polio
pada anak yang lebih tua. Namun, jika ada keraguan, dosis
dapat ditentukan setelah dosis awal diambil.
5. Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping berupa
paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi.
(Depkes RI, 2006).

e. Vaksin campak
1. Pengertian
Imunisasi camper adalah jenis vaksinasi yang diberikan
kepada orang yang tinggal di camp secara tahunan dan
dianggap menular.
Vaksin campak merupakan virus tersembunyi yang
ditemukan. Dosis pertama, yaitu 0,5 mililiter, hanya
mengandung 30 nanogram eritromisin dan 100 miligram
lanamycin.
Cara pemberian dan dosis :
a. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu
harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah
tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
b. Dosis pemberian 0,5 ml di suntikkan secara
subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11
bulan. Dan ulangan 11 (booster) pada usia 6-7 tahun
(kelas 1 SD) setelah catchup campaign campak pada
anak sekolah dasar kelas 1-6
2. Indikasi
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit campak
3. Kontra indikasi
Individu yang mengidap penyakit immune
deficiency atau individu yang di duga menderia gangguan
respon imun karena leukemia,limfoma.
4. Efek samping
Hinggan 15% pasien dapat mengalami demam
ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12
hari setelah vaksinsi (Depkes RI,2006)

2. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif merupakan proses yang melibatkan
penggunaan imunoglobulin, yaitu protein yang diproduksi oleh
plasma yang terinfeksi (dari plasenta atau pembuluh darah) dan
digunakan untuk mengobati mikroba yang masih ada di tubuh yang
terinfeksi.
Imunisasi pasif adalah penggunaan ATS (Serum Anti
Tetanus) pada orang yang memiliki tingkat kecelakaan rendah.
Istilah "contoh" mengacu pada suatu kondisi yang mempengaruhi
ibu hamil dalam arti mereka menghasilkan berbagai antibodi
terhadap janin melalui plasenta selama persalinan, termasuk
antibodi melawan campak. (Proverawati, Atikah dan Citra Setyo
Dwi Andhini,2010).

5. Kontra indikai pemberian imunisasi dasar

Kontra indikasi pemberian imunisasi ada 3, yaitu :

a. Analfilaksis atau atau reaksi hipersesitivitas (reaksi tubuh yang


terlalu sensitive) yang hebat merupakan kontra indikasi mutlak
terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang, demam dan
panas lebih dari 38̊ C merupakan kontra indikasi pemberian DPT
atau HB1 dan Campak.
b. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda-
tanda dan gejala AIDS, sedangkan vaksin yang lainnya sebaiknya
di berikan.
c. Jika orang tua sangat keberatan terhadap pemberian imunisasi
kepada bayi yang sakit lebih baik jangan di berikan vaksin, tetapi
mintalah kepada ibu kembali lagi ketika bayi sudah sehat.
(Proverawati, Atikah dan Citra Setyo Dwi Andhini,2010).

6. Jadwal imunisasi dasar

Tabel 6.1 jadwal imunisasi dasar berdasarkan Depkes RI


Tahun 2009

Umur Jenis Imunisasi


0-7 hari HB0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak

B. Tinjauan Teori Tentang Ibu


1. Pengertian
Akibatnya, keluarga memberikan dukungan tingkat tinggi untuk
perkembangan individu, khususnya selama tahap awal dan tahap-tahap
kritis, dan dikenal sebagai ibu.
Peran seorang ibu dalam keluarga terutama adalah mendidik dan
menjaga anak-anak. dari usia bayi bisa dewasa, karena anak tidak jauh
dari pengamatan orang tua terutama ibunya, (Asfryati,2003, h.27).
2. Peranan ibu
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan
di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat
anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah di
lepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorng ibu
tetap berperan dalam kehidupan anaknya, (dilampirkan oleh Zulkifli
dari bambang 1986, h.9).
Peranan ibu ada 6 yaitu :
1. Pemberi rasa aman dan sumber kasih sayang
2. Tempat mencurahkan isi hati
3. Pengatur kehidupan rumah tangga
4. Pembimbing kehidupan rumah tangga
5. Pendidik segi emosional
6. Penyimpan tradisi
Ibu mempuyai peranan dalam proses sosialisasi demikian
pentingnya peranan ibu maka di sebut bahwa kondisi yang
menyebabkan peran keluarga dalam proses sosialisasi anak adalah
sebagai berikut :
a. Ibu merupakan kelompok terkecil yang anggotanya berinteraksi
to face secara tetap, dalam kelompok demikian perkembangan
anak dapat di ikuti dengan sesame oleh orang tuanya dan
penyesuaian secara pribadi dalam hubungan social lebih mudah
terjadi.
b. Ibu mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak
karena anak merupakan cinta kasih hubungan suami istri.
Motivasi yang kuat melahirkan hubungan emosional antara
orangtua dan anak,
c. Karena hubungan social dalam keluarga itu bersifat relative
tetap muka ibu memainkan peranan sangat penting terhadap
proses pertumbuhan anak.

3. Ciri – ciri ibu yang sempurna


1. Kuat
Cukup teguh, dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani
dalam hidup, sehingga anak memandang bahwa orang tuanya
mampu di andalkan. Orang tua semacam ini memberikan kekuatan
emosional dan kasih sayang yang melimpah.
2. Kepekaan
Mempunyai kemampuan bersikap peka terhadap orang lain.
3. Rasa social
Mempunyai perhatian terhadap masalah orang lain dan
berpartisipasi dalam kegiatan social.
4. Keterampilan
Orang yang mengembangkan kemampuannya selalu belajar
dan meningkatkan keahlian untuk memperbaiki kualitas hidup.
5. Dorongan
Memberikan semangat dan inspirasi bagi anak-anak untuk
selalu maju dan berkarya.
6. Pengertian
Mereka hidup dengan pemahaman dan pengertian.

4. Ciri – ciri ibu yang tidak baik


1. Mementingkan diri sendiri, mereka enggan
meluangkan waktu untuk perkembangan diri anak, dan mereka
ingin memnuhi segala kebutuhan orang tua.
2. Rasa dengaki yaitu dengan memakai kekuatan jasmani dan rohani
untuk melukai anak mereka.
3. Berlagak, yaitu selalu memandang rendah orang lain.
4. Skopkisisme yaitu terus menerus mengurangi semangat anak
dengan menelan apa yang salah sehingga kemungkinan tidak
berhasil.
5. Kesedihan yaitu terlalu memikirkan kesedihan mereka sendiri,
sehingga tidak memelihara semangat anak.
6. Jiwa mengabdi siap melayani siapa saja sehingga kehabisan energy
untuk anaknya
7. Stagnesi yaitu tidak mau berubah dan konservatif, mereka
mengajarkan anak untu mencari amannya saja dan membuat
pilihan yang mudah dan biasa.

C. Tinjauan Pengetahuan
1. Definisi
Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan disebut "tahu",
dan itu terjadi ketika individu melakukan penelitian untuk tujuan
tertentu. Melalui pancaindra buatan manusia terjadi hal-hal sebagai
berikut: indra rasa dan raba, penglihatan, dan penciuman.Manusia
menerima banyak perhatian melalui mat dan bahasa. Pengetahuan
pendengaran atau kognitif adalah domain yang dimaksudkan untuk
digunakan oleh individu.Ketika sampai pada proses perencanaan
dan pelaksanaan, jelas bahwa situasi berbahaya yang ditangani oleh
pemerintah cenderung bertahan lebih lama daripada yang tidak
ditangani oleh pemerintah.
Istilah "pengetahuan" digunakan dalam etimologi bahasa
Inggris untuk menggambarkan pengetahuan. Menurut
Encyclopedia of Philosophy, defensibility didasarkan pada
kepastian (pengetahuan membenarkan keyakinan yang benar).
Definisi teknis dari istilah tersebut dapat digunakan untuk
mempertahankan klaim. Drs . Menurut perkataan Sidi Gazalba,
"pengetahuan" mengacu pada hal-hal yang ditemukan atau hasil
dari tahu. Jenis pengobatan ini meliputi kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan panda. Ini terdiri dari beberapa miliks atau isi pikiran
untuk pengobatan. Menurut menurut Bakhtiar (2012), pengadaan
jenis ini merupakan proses buatan manusia untuk tahu.

2. Jenis pengetahuan
Jenis pengetahuan menurut Bakhtiar (2012), pengetahuan
yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:

a. pengetahuan biasa.

Adalah pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan


istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense,
karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara
baik. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari,
seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan
dapat memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan
mengeringkan sawah tadah hujan dan sebagainya.
b. pengetahuan ilmu.

yaitu ilmu sebagai terjemahan dari sciene. Dalam


pengertian yang sempit sciene diartikan untuk menunjukkan
ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.

c. pengetahuan filsafat.

yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang


bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat 8
lebih menekankan universalitas dan kedalaman kajian tentang
sesuatu. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang
reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan
cenderung tertutup menjadi longgar kembali.

d. pengetahuan agama.
yakni pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib
diyakini oleh para pemeluk agama.

3. Hakikat pengetahuan
Menurut Bakhtiar (2012), ada dua teori untuk mengetahui
hakikat pengetahuan itu, yaitu :

1 Realisme

Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam.


Realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan
tepat bila sesuai dengan kenyataan.

2 Idealisme.
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah
mustahil. Pengetahuan adalah prosesproses mental atau proses
psikologis yang bersifat subjektif. Subjektif dipandang sebagai
suatu yang mengetahui, yaitu dari orang yang membuat
gambaran tersebut.

4. Sumber pengetahuan
Menurut Bakhtiar (2012), pengetahuan yang ada pada
manusia diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang
merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada
beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain :

1 Emperisme.

Kata ini berasal dari kata Yunani emperikos,artinya


pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh
pengetahuan melalui pengalamannya.Dalam emperisme,
sumber utama untuk memperoleh pengetahuan adalah data
yang diperoleh dari pancaindera.

2 Rasionalisme.
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian
pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur
dengan akal. Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran emperisme
yang disebabkan kelemahan alat indera dapat dikoreksi,
seandainya akal digunakan. Rasionalisme tidak mengingkari
kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan
3 Intuisi.
Adalah hasil pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini
mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan
kebebasannya. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa
diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara
teratur.

4 Wahyu.

Adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada


manusia lewat perantaraan para nabi. Pengetahuan dengan jalan
ini merupakan kekhususan para nabi. Hal inilah yang
membedakan mereka 10 dengan manusia-manusia lainnya.
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai
kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pngalaman, maupun
yang mencakup masalah transedental, seperti latar belakang
dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta
kehidupan di akhirat nanti.

5. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang dicakup
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yakni :
1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajarin sebelumnya. Oleh sebab itu,’tahu’ ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan,
menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar.
3. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil (sebenarnya) serta dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-
komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis), menunjuk pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun,
dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation), ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan criteriakriteria yang
telah ada.
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jennis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskritif yang bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang variabel yang di teliti maupun data

B. Temapat dan waktu


1. Tempat penelitian
Lokasi dilakukannya penelitian adalah di posyandu bojong
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian di laksanakan pada
tanggan 21 bulan Juli
Sedangkan saya akan melakukan penelitian dengan waktu yang belum
di tetapkan.

C. Populasi dan sample


1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi
(usia 0-2 tahun) dengan jumlah 296 ibu yang ada di Posyandu bojong
2. Sampel
a. Besar sampel
Menurut Arikunto (2006 : 131) mengatakan bahwa sampel
adalah sebagian atau wakil populasi. Apabila jumlah populasi
lebih dari 100, maka di ambil 1025% atau lebih, dari populasi
yang ada. Sedangkan apabila jumlah populasi kurang dari 100,
lebih baik di ambil semua dari populasi yang ada untuk di
jadikan sampel. Besar dalam penelitian ini adalah 15% yaitu 44
orang.
b. Tenik sampling
Sample penelitian adalah rondom sampling yaitu teknik
pengambilan sample yang dipilih secara acak, cara ini dapat di
ambil apa bila analisis penelitian cendrung bersifat deskriptif
atau bersifat umum.

D. Instrumen penelitian
Instrument yang di gunakan dalam penelitian ini adalah berupa
lembar kuesioner yang memuat variabel penelitian yang meliputi
pengetahuan ibu tentang jenis-jenis imunisasi, pengetahuan ibu tentang
manfaat imunisasi, dan pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian
imunisasi.

E. Jenis – jenis cara pengumpulaan data

1. Data primer

Karasteristik responden yaitu tingkat pengetahuan, diperoleh


dengan wawancara menggunakan kuisioner.

2. Data sekunder

Meliputi data geografi dan demografi, serta jumlah ibu yang


memiliki bayi serta data penunjang lain yang relevan, diperoleh
dengan metode dokumentasi dari puskesmas.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai


berikut :
a. Persiapan

Kuisioner yang telah memenuhi criteria di cek mengenai


jumlah halaman, jumlah pertanyaan, kelengkapan aspek yang
ingin di teliti, membuat kesepakatan dengan reponden untuk
dapat mengisi kuisioner.

b. Pelaksanaan

Kuisioner diberikan responden untuk diisi, di konfirmasi


bila pertanyaan kurang jelas. Pada saat itu juga di cek tentang
kelengkapan selanjutnya dikumpulkan menjadi satu, untuk
segera dilakukan tabulasi data.

F. Pengelolaan data

1. Proses pengolahan data dilakukan secara dengan bantuan kalkulator


dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Editing data

Pada tahap ini kuisioner di cek kembali, sehingga dapat


dipastikan bahwa kuisiones benar-benar terisi ecara lengkap.

b. Coding

Memberikan kode jawaban dengan angka atau kode


tertentu. Jawaban benar di beri kode1, dan jawaban salah di beri
kode 0.

c. Scoring
Proses pemberian nilai pada jawaban responden lembar
kuesioner untuk analisa atau di masukkan kedalam mesin pengolah
data

d. Tabulating

Dari data mentah dilakukan penataan data, kemudian


menyusun dalam bentuk table distribusi.

G. Analaisa data
Data hasil penelitian di analisa dengan tehnik deskriptif, maka
rumus yang di gunakan dalam menganalisis data untuk mengetahui
presentase setiap variabel yang di teliti adalah :

:
xk

Keterangan :

X : Nilai presentase yang di peroleh

f : Frekwensi variabel yang di teliti

n : Jumlah sampel penelitian

k : Konstanta (100%) (Arikunto. S, 2006: 34)

H. Penyajian data
Penyajian data dilakukan secara deskriftif dalam bentuk narasi dan
tabel distribusi dengan penjelasannya.

Anda mungkin juga menyukai