Anda di halaman 1dari 37

Nama : Danisha Sitigustina

Kelas : S1 Kesehatan Masyarakat Reguler B

NIM : CMR0190075

Mata Pelajaran : Epidemiologi Penyakit Menular (EPM)

JAWABAN

1. D 6. D 11. B 16. B 21. A


2. A 7. D 12. D 17. B 22. A
3. C 8. D 13. D 18. A 23. D
4. A 9. A 14. B 19. A 24. B
5. D 10. C 15. D 20. D 25. D

1.) System surveilan merupakan proses yang sesuai susunan terdiri dari pengumpulan,
pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dam orang sehingga
dapat dilakukan tindakan lanjut.
2.) Prepatogenesis dan pathogenesis
3.) Jaminan AOT, komitmen, diagnose, pengobatan dan monitoring
4.) Langkah-langkah :
a. Gregg 2008 :
i. Persiapan penelitian
ii. Memastikan KLB
iii. Memastikan etiologis
iv. Identifikasi dan menghitung kasus
v. Mendeskripsikan kasus menurut waktu, orang, atau tempat
vi. Penanggulangan sementara
vii. Identifikasi sumber dan cara penularan
viii. Identifikasi penyebab
ix. Merencanakan penelitian
x. Menetapkan dan saran pencegahan
xi. Menetapkan system kasus
xii. Melaporkan hasil penyelidikan
b. Dirjen :
i. Timbulnya penyakit
ii. Meningkatnya penyakit berturut-tuurut
iii. Meningkatnya penyakit 2x dari sebelumnya
iv. Rata-rata jumlah penderita baru naik
v. Angka kematian naik 50%

5.) Makalah
Cover Oleh Asyazahreta Bunga Rosdiana

TUGAS MEMBUAT PAPPER TRANSISI TIDAK LANGSUNG


Mata Kuliah : Epidemiologi Penyakit Menular
Dosen Pengampu : Hamdan S.KM., M.KM.

Disusun Oleh :
Kelas Reguler B
Semester 4 (Tingkat 2)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2021
Jl.Lingkar Bayuning No.2 Kadugede, Kuningan-Jawa Barat Telp.0232-875847
Fax. 0232-875123

KATA PENGANTAR
(Oleh: Annisah)
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt, karena berkat taufik dan
hidayahnyalah penulisan makalah ini dapat terselesaian. Makalah ini di buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular.

Kami selaku penyusun makalah ini, bahwa dalam penulisan dan susunan makalah ini masih
jauh dari kata baik. Karena itu kami selalu mengharapkan kritik dan saran dari Dosen
pembingbing mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular Bapak Hamdan SKM.MKM dan
teman teman untuk memberikan arahan kepada kami agar kedepannya saya menjadi lebih baik
lagi.

Dalam makalah Epidemiologi Penyakit Munular ini kami selaku penyusun dan penulis
memaparkan tentang “ Transmisi Penyakit Secara Tidak Langsung“ yang kami pelajari dari
beberapa sumber yang tersedia dan hasil analisis kami agar isi makalah ini mudah di mengerti
oleh para pembacanya.

Semoga makalah Epidemiologi Penyakit Menular ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi kami umumnya bagi para pembaca,dan pendengar semua. Dan semoga Allah Swt senan
tiasa memberikan rahmat dan hidahnya kepada kita semua yang mencintai pendidikan. Aamiin.

Kuningan

02 – April - 2021

Kesehatan Masyarakat Reg B


DAFTAR ISI

(Diffa Sari N. A dan Astri Distya)

KATA PENGANTAR (Oleh Annisah).................................................................................1

DAFTAR ISI (Diffa Sari N.A, Astri Distya dan M. Rijal)....................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1...........................................................................................................................................
LATAR BELAKANG (Caarissa Febrianti & Dhanti Mega)..........................................4
1.2...........................................................................................................................................
RUMUSAN MASALAH (Alby Faisal Arsy)..................................................................5
1.3...........................................................................................................................................TUJU
AN MASALAH (Aulia Mahardita & Devina Alvionisa)................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Airborne (Udara).............................................................................................................6

1. Rubella (oleh Evie Lutfiah).......................................................................................6


2. Histoplasmosis (Indri Handayani).............................................................................6
3. Influenza (Evi Sukmawati)........................................................................................7
4. Tuberkolosis (Evi Sukmawati)..................................................................................7

2.1.1. Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan (Firman)...................................................7

2.2. Vechielebore (Padiya Ainur Hasanah)............................................................................10

 Bagaimana Infeksi Menyebar? (Padiya Ainur Hasanah)...........................................11


 Bagaimana Cara Mencegah Penularan Penyakit? (Nitis Zara Heryanto)..................11
 Transmisi yang ditanggung Kendaraan (Nitis Zara Heryanto)..................................11

2.3. Vectoreborne Disease.....................................................................................................12

A. Pengertian Vektor Penyakit (Inda Purwasih).............................................................12


B. Hal-hal yang Dapat Mempengaruhi Timbulnya Penyakit (Inda Purwasih)...............12
C. Jenis-jenis Vektor Penyakit (Inda Purwasih).............................................................14
D. Peranan Vektor Penyakit (Inda Purwasih).................................................................15
E. Transmisi Penyakit dari Vektor Penyakit (Putri Prapasa).........................................16
F. Pengendalian Vektor Penyakit (Putri Prapasa)..........................................................17
G. Contoh Vektor Borne Disease (Putri Prapasa)...........................................................20

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN (Tiara Aulia S. & Siti Aisah Putri).......................................................31

3.2. SARAN (Sindi Nur Oktaviani & Syifa Nur Fauziah)....................................................32

DAFTAR PUSTAKA (Sigit Hermansyah Putra)..................................................................33

TIM EDITING PAPPER (M.Rijal Priatna dan Sindi Nur Oktaviani)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang: Oleh ( Carissa Febrianti & Dhanti Mega Y)


Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu epi atau upon yang berarti pada atau
tentang. Demos atau people berarti penduduk dan logia atau knowledge berarti ilmu.
Sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kejadian atau kasus
yang terjadi pada penduduk. Epidemiologi penyakit menular merupakan studi epidemiologi
yang berfokus pada distribusi dan determinan penyakit menular. Penyakit menular adalah
penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius (virus, bakteri, atau parasit) tertentu yang
timbul melalui transmisi agen dari orang yang terinfeksi, hewan, atau reservoir lainnya ke
pejamu (host) yang rentan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara
seperti media air, udara, vektor, tanaman, dan sebagainya. Nelson (2014), epidemiologi
penyakit menular mencakup evaluasi faktor yang menyebabkan infeksi oleh agen, faktor
yang mempengaruhi transmisi agen, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit
klinis pada pejamu (host) yang terinfeksi.

Mode transimsi penyakit secara tidak langsung adalah penularan penyakit yang terjadi
melalui perantara udara, benda hidup maupun benda mati. Cara penularan secara tidak
langsung antara lain : yang pertama melalui udara (airbone) yaitu beberapa agen penyebab
infeksi seperti virus, bakteri dan jamur bisa melayang di udara dan bertahan dalam waktu
yang lama. Penyakit seperti cacar, campak bisa menular melalui cara ini. Kedua melalui
benda yang terkontaminasi yaitu kuman bisa bertahan hidup di permukaan benda seperti
gagang pintu, pegangan tangan bahkan di handphone. Penularan terjadi ketika seseorang
menyentuh benda yang telah terkontaminasi kuman tersebut. Mikroorganisme penyebab
infeksi juga bisa ditularkan melalui penggunaan barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi,
pisau cukur, secara bergantian dengan orang lain. Contoh penyakit yang dapat ditularkan
dengan cara ini adalah COVID-19, penyakit kulit akibat jamur seperti panu, kadas, kurap
dan yang ketiga melalui makanan yang terkontaminasi seperti mengkonsumsi daging
setengah matang atau makanan kaleng yang terkontaminasi. Anthrax, flu babi, botulism
adalah jenis penyakit yang ditularkan melalui cara ini sedangkan yang keempat melalui
gigitan serangga terutama yang mengisap darah, seperti nyamuk, kutu, dan caplak. Penyakit
ditularkan saat serangga ini menggigit manusia. Malaria, demam berdarah, chikungunya,
filariasis (kaki gajah), Lyme disease adalah contoh penyakit yang ditularkan lewat cara ini
dan terakhir melalui lingkungan (air, tanah, tumbuhan) yang mengandung mikroorganisme
penyebab infeksi. Sebagai contoh Legionnaires disease yang disebabkan oleh bakteri yang
menyebar melalui unit Air Conditioner (AC).

1.2 Rumusan Masalah(Alby Faisal Arsy)


1. Apa yang di maksud dengan Airborne dan penyakit yang disebabkannya?
2. Apa yang di maksud dengan vichieleborne dan penyakit yang menyebabkan terjadinya
vichieleborne?
3. Apa yang di maksud dengan vectorborne dan penyakit yang menyebabkan terjadinya
vectorborne?
4. Apa yang di maksud dengan water borne disease dan penyakit yang di sebabkan
terjadinya water borne disease?
5. Apa yang di maksud dengan field borne disease dan penyakit yang menyebabkan
terjadinya field borne disease?
6. Apa yang di maksud dengan water related vector dan penyakit yang menyebabkan
terjadinya water related vector?

1.3 Tujuan Masalah (Aulia Mahardita P & Devina Alvionisa)


1. Untuk mengetahui apa itu airborne dan penyakit yang disebabkannya
2. Untuk mengetahui apa itu vichieleborne dan penyakit yang menyebabkan terjadinya
vichieleborne
3. Untuk mengetahui apa itu vectorborne dan penyakit yang menyebabkan terjadinya
vectorborne
4. Untuk mengetahui apa itu water borne disease dan penyakit yang di sebabkan terjadinya
water borne disease
5. Untuk mengetahui apa itu field borne disease dan penyakit yang menyebabkan terjadinya
field borne disease
6. Untuk mengetahui apa itu water related vector dan penyakit yang menyebabkan
terjadinya water related vector

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Airborne (Udara)

Airborne atau airborne disease adalah penyakit yang menyebar lewat udara. Akibatnya
seseorang bisa sakit hanya karena dia menghirup udara, yang telah tercemar virus atau
bakteri penyebab penyakit.Airborne disease bisa menyebar saat ada pasien yang
menunjukkan gejala infeksi berupa batuk, bersin, atau sekadar bicara. Gejala tersebut
mengakibatkan cairan pada tenggorokan dan saluran pernapasan keluar ke udara.Salah satu
kasus/penyakit yang terjadi akibat airborne yaitu :

1. Rubbella : Evie Lutfiah

Yang satu ini juga dikenal dengan campak Jerman. Penyakit ini disebabkan oleh virus
rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah. Penyakit ini kebanyakan menyerang anak-
anak dan remaja.Penularan utama rubella bisa melalui butiran liur di udara yang dikeluarkan
pengidapnya melalui batuk dan bersin.Penyakit ini akan menimbulkan ruam kemerahan pada
kulit, tapi tak sama dengan campak.Rubella yang menyerang wanita hamil dengan usia
kehamilan lima bulan, berpotensi tinggi menyebabkan sindrom rubella kongenital. Kemudian
bisa menyebabkan kematian bayi dalam kandungan.

2. Histoplasmosis : Indri Handayani

Penyakit yang ditularkan lewat udara ini merupakan infeksi jamur pada paru-paru yang
disebabkan karena menghirup spora jamur Histoplasma capsulatum. Kebanyakan virus ini
ditemukan di tanah, kotoran burung, dan kelelawar. Spora jamur ini akan masuk ke dalam
paru-paru ketika seseorang bernapas.

Sayangnya, kebanyakan orang yang mengidap histoplasmosis enggak menyadari bahwa


dirinya telah terinfeksi. Pasalnya, dalam kebanyakan kasus histoplasmosis tidak
menunjukkan gejala. Yang perlu diwaspadai, penyakit ini bisa berakibat serius pada orang
dengan sistem imun yang tidak prima.

Menurut ahli, histoplasmosis akan memunculkan gejala jika seseorang menghirup spora
jamur dalam kadar yang banyak. Umumnya, gejala ini baru akan muncul tiga sampai 17 jari
setelah terpapar. Gejalanya bisa berupa sakit kepala, nyeri otot, batuk kering, demam, dan
sesak napas.

3. Influenza : Evi Sukmawati

Sepertinya hampir semua orang tak asing dengan penyakit “sejuta umat” ini. Virus
influenza sangat mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit yang ditularkan
lewat udara terjadi karena kontak langsung, seperti bersin atau batuk. Penularan influenza
juga bisa melalui non-kontak. Misalnya, menyentuh benda yang sudah tercemar virus.

Dalam banyak kasus, seseorang yang mengidap virus ini akan mengalami gejala ringan
seperti batuk, bersin, demam, lelah, nyeri otot, hidung tersumbat, dan sakit kepala. Yang
bikin resah, penyakit yang ditularkan lewat udara ini terus bermutasi dan menyebabkan
berbagai penyakit serius lainnya. Misalnya, flu burung atau swine flu.

4. Tuberkulosis : Evi Sukmawati

Cara penularannya hampir sama dengan virus flu. Bakteri tuberkulosis (TB) bisa
menyebar di udara pada saat pengidapnya batuk, meludah, atau bersin. Tuberkulosis sendiri
merupakan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang bisa menyerang dan merusak
jaringan tubuh pengidapnya. Selain menyerang paru-paru, TB juga bisa menyebar ke tulang,
sistem saraf pusat, jantung, kelenjar getah bening, dan organ lainnya. TB laten merupakan
jenis TB yang paling sering diidap oleh seseorang yang terinfeksi. TB laten ini merupakan
bakteri TB yang “tertidur” atau belum aktif secara klinis. Bakteri TB ini akan aktif dan
menunjukkan gejala-gejalanya setelah periode waktu tertentu. Bisa beberapa minggu atau
tahun, bergantung dengan kondisi kesehatan dan daya tahan pengidapnya.

2.1.1 Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan: Oleh (Firman)


1) Particulate Matter (PM)

Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat memicu terbentuknya kanker
(paru ataupun leukemia) dan kematian pada janin. Penelitian terbaru dengan follow up
hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10) juga dapat
mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi gejala
pernapasan yang mengganggu aktivitas.

2) Karbonmonokdisa (CO)

Karbonmonoksida dibuat manusia karena pembakaran bensin tidak sempurna dalam


kendaraan. Pembakaraan di perindustrian, pembangkit listrik, pemanas rumah,
pembakaran di pertanian, dan sebagainya gas ini tidak berwarna atau berbau, tetapi amat
berbahaya. Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa
pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat
dapat berupa detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas,
kelemahan otot-otot, gangguan pada sistem kardiovaskuler, serangan jantung sampai
pada kematian.

3) Nitrogen oksida (NO, N2O, NO2)

NO mempunyai kemampuan membatasi kadar oksigen dalam darah, seperti halnya


dengan CO. Jika NO2 bertemu dengan uap air di udara atau dalam tubuh manusia akan
terbentuk segera HNO3 yang amat merusak tubuh, karena itulah NO2 akan terasa pedih
jika mengenai mata, hidung, saluran nafas, dan jantung. Konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kematian.
4) Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam tembakau. Asap rokok mengandung


mengandung benzopirena dapat yang menyebabkan kanker jantung.

5) Hujan Asam

Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga
dapat bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate,
yang mana partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan
penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko terkena kanker kulit
karena senyawa sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.

6) Partikel Debu

Partikel debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan campuran


yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara
dengan diameter yang sangat kecil, Dampak partikel debu terhadap kesehatan dapat
mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.

Macam-macam penyakit yang disebabkan oleh partikel debu antara lain:

 Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2,
yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Penyakit
silicosis akanlebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita
penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran
pernapasan lainnya.
 Penyakit Asbestosis.Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan
mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak.
Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar / melebar.
 Penyakit Bisinosisyang disebabkan oleh pencemaran debu kapas atau serat kapas
di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Reaksi alergi akibat adanya
kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal
bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya
juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan
emphysema.

7) Bakteri, Virus, dan Jamur

Beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur yang
menular melalui udara

 Difteri adalah infeksi dari bakteri Corynebacterium diphtheriae dan secara umum
berefek pada hidung dan tenggorokan. Bakteri ini menyebar melalui udara dan
pemakaian barang pribadi bersama-sama. diphtheriae menghasilkan toksin di
dalam tubuh yang menghasilkan lapisan tipis berwarna kelabu atau hitam pada
hidung, tenggorokan dan saluran udara yang juga berefek pada jantung dan
system saraf.
 FluH.Infasif penyakit Hib adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Haemophilus influenzae type b (Hib), yang menyebar ketika seseorang yang
terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.
 Campak adalah penyakit system pernafasan yang sangat menular yang disebabkan
virus yang menyebar melalui udara pada saat penderita batuk atau bersin. Gejala
awal dari campak adalah demam ringan, yang disertai batuk, hidung berair dan
mata merah berair. Jika campak berkembang, penderita akan mengalami demam
dan ruam kulit berwarna merah atau merah kecoklatan.
 Pertusis. Batuk rejan, itulah pertusis. Jika kita menjumpai seseorang yang
mengidapnya, menjauhlah. Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi pernafasan
yang sangat menular yang disebabkan bakteri Bordetella pertussis. Batuk akan
menyebarkan bakteri dan bisa berlangsung selama semenit atau lebih, sampai
menyebabkan anak berwarna ungu atau merah dan kadang-kadang muntah. Lebih
parah lagi, akan menyebabkan kurangnya oksigen di otak. Orang dewasa yang
mengidap pertusis biasanya berupa batuk pendek.
 Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru disebabkan
oleh bakteri Streptococus pneumoniae dan Hemopilus influenzae yang
berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri ini sering
ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Selain dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru, bakteri berbahaya itu juga
dapat mengakibatkan radang selaput pada otak (meningitis) serta infeksi
pembuluh darah yang amat fatal. Penyakit pneumonia ini banyak ditemukan di
daerah yang sistem sanitasinya buruk. Gejala yang mirip dengan penderita
selesma atau radang tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat,
napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa lemas.
 Corona virus. Penularan kontak langsung membran mukosa (mata, hidung,
dan mulut) dengan droplet pasien yang terinfeksi. Selain itu prosedur aerosolisasi
di Rumah Sakit (intubasi, nebulisasi, suction dan ventilasi) dapat meningkatkan
resiko penularan SARS.

2.2 Vechielebore: Oleh (Padiya Ainur Hasanah)


Transmisi kendaraan umum : Transmisi kendaraan umum mengacu pada transmisi
melalui sumber yang terkontaminasi. Contohnya termasuk makanan, obat-obatan, cairan
infus, atau peralatan yang menularkan infeksi ke banyak inang. Penularan ini dapat
menyebabkan wabah skala besar.
Penularan kontak langsung terjadi bila ada kontak fisik antara orang yang terinfeksi dan
orang yang rentan sedangkan penularan secara kontak tidak langsung terjadi jika tidak ada
kontak langsung dari manusia ke manusia. Kontak terjadi dari reservoir ke permukaan atau
objek yang terkontaminasi, atau ke vektor seperti nyamuk, lalat, tungau, kutu, kutu, hewan
pengerat atau anjing.

 Bagaimana infeksi menyebar?

Infeksi kontak langsung menyebar ketika mikroorganisme penyebab penyakit


berpindah dari orang yang terinfeksi ke orang sehat melalui kontak fisik langsung dengan
darah atau cairan tubuh. Contoh kontak langsung adalah sentuhan, ciuman, kontak
seksual, kontak dengan cairan mulut, atau kontak dengan lesi tubuh.

Infeksi kontak tidak langsung menyebar saat orang yang terinfeksi bersin atau batuk,
mengirimkan tetesan infeksi ke udara dan jika orang sehat menghirup tetesan infeksius,
atau jika tetesan yang terkontaminasi langsung masuk ke mata, hidung, atau mulut,
mereka berisiko jatuh sakit. Tetesan air umumnya berjalan antara tiga dan enam kaki dan
mendarat di permukaan atau objek termasuk meja, gagang pintu, dan telepon. Orang
sehat menyentuh benda yang terkontaminasi dengan tangan, lalu menyentuh mata,
hidung, atau mulut.

 Bagaimana cara mencegah penularan penyakit? :Oleh(Nitis Zara Heryanto)

Divisi Kesehatan Masyarakat (DPH) Delaware merekomendasikan mencuci tangan


yang sering dan menyeluruh sebagai metode terbaik untuk mencegah penularan penyakit.

DPH juga merekomendasikan desinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh
seperti gagang pintu, pegangan, pegangan tangan, permukaan kamar kecil, peralatan
medis, keyboard komputer, telepon, perlengkapan kantor, dan mainan anak-anak.
Menggunakan pelindung seperti sarung tangan, masker atau kondom dapat membantu
menghindari penyebaran kuman. Banyak infeksi dapat dicegah dengan menjaga
kesehatan dengan memperhatikan kebersihan diri yang baik.

 Transmisi yang Ditanggung Kendaraan

Penularan melalui kendaraan adalah kendaraan yang merupakan benda mati atau
material yang dalam istilah ilmiah disebut "fomite" - terkontaminasi oleh agen penular.
Agen, seperti virus, mungkin atau mungkin tidak berkembang biak atau berkembang di
dalam atau di atas kendaraan. Kendaraan itu menyentuh tubuh orang tersebut.

Contoh kendaraan yang dapat menularkan penyakit termasuk peralatan memasak atau
makan, selimut atau pakaian, mainan, peralatan bedah atau medis (seperti kateter) atau
pembalut. Air, makanan, minuman (seperti susu) dan produk biologis seperti darah,
serum, plasma, jaringan atau organ juga bisa menjadi kendaraan.

2.3 Vectoreborne Disease (Vector)


A. Pengertian Vektor Penyakit: Oleh (Inda Purwasih)

Vektor adalah seekor binatang yang membawa bibit penyakit dari seekor binatang
atau seorang manusia kepada binatang atau seorang manusia kepada binatang lainnya
atau manusia lainnya. Sedangkan vektor penyakit yang (sering) disebabkan anthropoda
dikenal sebagai arthopodborne disease atauvectorborne diseasemerupakan arthropoda
yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit pada
manusiaDi Indonesia, penyakit –penyakit yang ditularkan melalui serangga
merupakanpenyakit endemis pada daerah tertentu, seperti Demam BerdarahDengue
(DBD), malaria, kaki gajah, Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti. Disamping itu, ada penyakit saluran pencernaan seperti disenteri, kolera, demam
tipoid dan paratipoidyang ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.

B. HAL-HAL YANG DAPAT MEMPENGARUHI TIMBULNYA PENYAKIT

Ada 5 faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit:

1) Cuaca

Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya


penyakit infeksi. Agen penyakit tertentu terbatas pada daerah geografis tertentu,
sebab mereka butuh reservoir dan vektor untuk hidup. Iklim danvariasi musim
mempengaruhi kehidupan agen penyakit, reservoir dan vektor. Di samping itu
perilaku manusia pun dapat meningkatkan transmisi atau menyebabkan rentan
terhadap penyakit infeksi. Wood tick adalah vektor arthropoda yang menyebabkan
penularan penyakit yang disebabkan ricketsia.

2) Ve k t o r

Organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu hewan ke
hewan lain atau manusia disebut dengan vektor, arthropoda merupakan vektor
penting dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik. Nyamuk
merupakan vektor penting untuk penularan virus yang menyebabkan encephalitis
pada manusia, nyamuk menghisap darah dari reservoir yang terinfeksi agen penyakit
ini kemudian ditularkan pada reservoir yang lain atau pada manusia.Ricketsia
merupakan parasit intra sellular obligate yang mampu hidup di luar jaringan hewan
dan dapat ditularkan di antara hewan oleh. Rat fleas, Body lice danWood tickadalah
vektor arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang disebabkan ricketsia.
3) Reservoir

Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka sendiri tidak


terkena penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods borne diseaseadalah
hewan-hewan dimana kuman patogen dapat hidup bersama. Binatang pengerat dan
kuda merupakan reservoir untuk virus encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan
arthropods borne disease yang hidup di dalam reservoir alamiah, seperti tikus, anjing,
serigala serta manusia yang menjadi reservoir untuk penyakit ini. Pada banyak kasus,
kuman patogen mengalami multifikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa
menyebabkan kerusakan pada intermediate host.

4) Geografis

Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung dengan


daerah geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan hidupnya agen
penyakit tergantung pada iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) dan fauna lokal
pada daerah tertentu, seperti Rocky Mountains spotted fever merupakan penyakit
bakteri yang memiliki penyebaran secara geografis. Penyakit ini ditularkan melalui
gigitan tungau yangterinfeksi.oleh ricketsia dibawa oleh tungau kayu di daerah
tersebut dan dibawa oleh tungau anjing ke bagian timur Amerika Serikat.

Variasi musim juga mempengaruhi penyebaran penyakit melalui arthropoda.


Sepertihalnya virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes selama musim
penghujan karena merupakan saat terbaik bagi myamuk berkembang biak sehingga
wabah penyakit terjadi antara akhir tahun sampai awal tahun depan (bulan September
sampai bulan Maret).

5) Perilaku Manusia

Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia membuang sampah secara


sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab penularan
penyakit arthropoda borne diseases.
C. JENIS –JENIS VEKTOR PENYAKIT

Arthropoda [arthro + pous] adalah filum dari kerajaan binatang yang terdiri dari organ
yang mempunyai lubang eksoskeleton bersendi dan keras, tungkai bersatu, dan termasuk
di dalamnya kelas Insecta, kelas Arachinida serta kelas Crustacea, yang kebanyakan
speciesnya penting secara medis, sebagai parasit, atau vektor organisme yang dapat
menularkan penyakit pada manusia.

Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai ciri-ciri
kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena
hampir meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang. Berikut jenis dan klasifikasi
vektoryang dapat menularkan penyakit:

Arthropoda yang dibagi menjadi 4 kelas:

 Kelas crustacea (berkaki 10) : misalnya udang


 Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu
 Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau
 Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk

Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perludiperhatikan
dalam pengendalian adalah :

a) Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat


 Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria
 Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah
 Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur
b) Ordo Siphonaptera yaitu pinjal
 Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pesc.
c) Ordo Anophera yaitu kutu kepala
 Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus
exantyematicus.

Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas hexapoda yang bertindak sebagai
binatang pengganggu antara lain:
 Ordo hemiptera, contoh kutu busuk
 Ordo isoptera, contoh rayap
 Ordo orthoptera, contoh belalang
 Ordo coleoptera, contoh kecoak

D. PERANAN VEKTOR PENYAKIT

Secara umum, vektor mempunyai peranan yaitu sebagai pengganggu dan penular
penyakit. Vektor yang berperan sebagai pengganggu yaitu nyamuk, kecoa/lipas, lalat,
semut, lipan, kumbang, kutu kepala, kutu busuk, pinjal, dll. Penularan penyakit pada
manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod-borne
diseases atau sering juga disebut sebagai vector–borne diseases. Agen penyebab penyakit
infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat melalui beberapa cara yaitu:

a. Dari orang ke orang


b. Melalui udara
c. Melalui makanan dan air
d. Melalui hewan
e. Melalui vektor arthropoda

No Arthropoda Penyakit bawaan


1 Nyamuk Merupakan vektor dari penyakit Malaria, Filaria, Demam
kuning Demam berdarah, Penyakit otak, demam
haemorhagic
2 Lalat Merupakan vektor dari penyakit tipus dan demam
paratipus, diare, disentri, kolera, gastro-enteritis,
amoebiasis, penyakit lumpuh, conjunctivitis, anthrax
3 Lalat Pasir Merupakan vektor penyakit leishmaniasis, demam
papataci dan bartonellosisi, Leishmania donovani
4 Lalat Hitam Merupakan vektor penyakit Oncheocerciasis
5 Lalat tse 2 Merupakan vektor dari penyakit tidur
6 Kutu Merupakan vektor dari penyakit tipus mewabah, relapsing
demam, parit
7 Pinjal penyakit sampar, endemic typhus
8 Sengkenit Penyakit Rickettsia (Rickettsia Rickettsii)
9 Tungau penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang
disebabkanoleh Rickettsia tsutsugamushi

E. TRANSMISI PENYAKIT DARI VEKTOR PENYAKIT : Oleh (Putri Prapasa)

Masuknya agen penyakit kedalam tubuh manusia sampai terjadi atau timbulnya gejala
penyakit disebut masa inkubasi atau incubation period, khusus pada arthropods borne
diseases ada dua periode masa inkubasi yaitu pada tubuh vektor dan pada manusia.

1. Inokulasi (Inoculation)

Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda kedalam
tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membran mukosa
disebut sebagai inokulasi.

2. Infestasi (Infestation)

Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang


biak disebut sebagai infestasi, sebagai contoh scabies.

3. Extrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation Period

Waktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam tubuh


vektor Disebut sebagai masa inkubasi ektrinsik, sebagai contoh parasit malaria
dalam tubuh nyamuk anopheles berkisar antara 10 – 14 hari tergantung dengan
temperatur lingkungan dan masa inkubasi intrinsik dalam tubuh manusia berkisar
antara 12 – 30 hari tergantung dengan jenis plasmodium malaria.

4. Definitive Host dan Intermediate Host

Disebut sebagai host definitif atau intermediate tergantung dari apakah dalam
tubuh vektor atau manusia terjadi perkembangan siklus seksual atau siklus
aseksual pada tubuh vektor atau manusia, apabila terjadi siklus sexual maka
disebut sebagai host definitif, sebagai contoh parasit malaria mengalami siklus
seksual dalam tubuh nyamuk, maka nyamuk anopheles adalah host definitive dan
manusia adalah host intermediate.
5. Cyclo propagative transmission, Cyclo developmental transmission, Propagative
transmission

Pada penularan penyakit melalui vektor secara biologis, perubahan bentuk


atau perkembangbiakan agen dibedakan sebagai berikut:

a. Cyclo propagative transmission. Agen mengalami perubahan stadium dan


perkembangbiakan di dalam tubuh vektor.

Contoh : plasmodium (agen malaria) di dalam tubuh nyamuk.

b. Cyclo developmental transmission. Agen mengalami perubahan stadium


hingga mencapai stadium infektif di dalam tubuh vector tetapi tidak
mengalami perkembangbiakan.

Contoh : cacing filaria di dalam tubuh nyamuk Culex quinquefasciatus.

c. Propagative transmission. Agen berkembang biak di dalam tubuh vector


tanpa mengalami perubahan stadium.
Contoh :Yersinia pestis (agen pes) di dalam tubuh pinjal (flea) Xenopsylla
cheopis. Pinjal sebagai vcktor bisa mati oleh Yersinia pestis.
F. PENGENDALIAN VEKTOR PENYAKIT

Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan secara fisik atau
mekanis, penggunaan agen biotik kimiawi, baik terhadap vektor maupun tempat
perkembangbiakannya dan atau perubahan perilaku masyarakat serta dapat
mempertahankan dan mengembangkan kearifan lokal sebagai alternative.

Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kesakitan penyakit bersumber


binatang antara lain adanya perubahan iklim, keadaan social-ekonomi dan perilaku
masyarakat. Perubahan iklim dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit tular vektor.
Faktor risiko lainnya adalah keadaan rumah dan sanitasi yang buruk, pelayanan kesehatan
yang belum memadai, perpindahan penduduk yang non imun ke daerah endemis.

Masalah yang di hadapi dalam pengendalian vektor di Indonesia antara lain kondisi
geografis dan demografi yang memungkinkan adanya keragaman vektor, belum
teridentifikasinya spesies vektor ( pemetaan sebaran vektor) di semua wilayah endemis,
belum lengkapnya peraturan penggunaan pestisida dalam pengendalian vektor,
peningkatan populasi resisten beberapa vektor terhadap pestisida tertentu, keterbatasan
sumberdaya baik tenaga, logistik maupun biaya operasional dan kurangnya keterpaduan
dalam pengendalian vektor.

Dalarn pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan pembasmian sampai


tuntas, yang mungkin dan dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan
populasi kesatu tingkat yang tidak membahayakan kehidupan manusia. Namun
hendaknya dapat diusahakan agar segala kegiatan dalam rangka menurunkan populasi
vektor dapat mencapai hasil yang baik. Untuk itu perlu diterapkan teknologi yang sesuai,
bahkan teknologi sederhana pun yang penting di dasarkan prinsip dan konsep yang benar.
Ada beberapa cara pengendalian vector penyakit yaitu:

Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) Mengingat keberadaan vektor dipengaruhi oleh


lingkungan fisik, biologis dan social budaya, maka pengendaliannya tidak hanya menjadi
tanggung jawab sector kesehatan saja tetapi memerlukan kerjasama lintas sector dan
program. Pengendalian vektor dilakukan dengan memakai metode pengendalian vektor
terpadu yang merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa
metoda pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan,
rasionalitas, efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan
kesinambungannya.

a. Keunggulan Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) adalah


 Dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi sebagai metode atau cara
pengendalian
 Dapat meningkatkan program pengendalian terhadap lebih dari satu penyakit
tular vektor
 Melalui kerjasama lintas sector hasil yang dicapai lebih optimal dan saling
menguntungkan

Pengendalian Vektor Terpadu merupakan pendekatan pengendalian vektor


menggunakan prinsip-prinsip dasar management dan pertimbangan terhadap penularan
dan pengendalian peyakit. Pengendalian Vektor Terpadu dirumuskan melalui proses
pengambilan keputusan yang rasional agar sumberdaya yang ada digunakan secara
optimal dan kelestarian lingkungan terjaga. Selain di atas Beberapa metode pengendalian
vektor sebagai berikut:

1) Pengendalian secara alamiah (naturalistic control) yaitu dengan memanfaatkan


kondisi alam yang dapat mempengaruhi kehidupan vector. Ini dapat dilakukan
dalam jangka waktu yang lama
2) Pengendalian terapan (applied control) yaitu dengan memberikan perlindungan
bagi kesehatan manusia dari gangguan vektor. Ini hanya dapat dilakukan
sementara.
 Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental sanitation
improvement)
 Pengendalian secara fisik-mekanik (physical-mechanical control) yaitu
dengan modifikasi/manipulasi lingkungan
 Pengendalian secara biologis (biological control) yaitu dengan memanfaatkan
musuh alamiah atau pemangsa/predator, fertilisasi
 Pengendalian dengan pendekatan per-UU (legal control) yaitu dengan
karantina
 Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia (chemical control)

Adapun prinsip dasar dalam pengendalian vektor yang dapat dijadikan sebagai
pegangan sebagai berikut :

a. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara pengendalian agar


vektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak merugikan/ membahayakan.

b. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan ekologi terhadap


tata lingkungan hidup.
G. Contoh vector borne disease
1. Filariasis

Filariasis merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh cacing filaria.


Penyakit ini dapat tertular melalui perantara berbagai jenis nyamuk. Saat terinfeksi,
penderitanya akan mengalami pembengkakan pada tungkai bawah kaki. Hal tersebut
membuat filariasis juga dikenal dengan sebutan penyakit kaki gajah.

Penyakit ini bersifat menahun dan bila tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan kecacatan. Cacat yang terjadi bersifat menetap, dimana pada bagian
kaki, lengan, payudara, dan alat kemamin akan terjadi pembesaran.

 Gejala Filariasis

Pada awalnya filariasis tidak menimbulkan gejala. Namun seiring dengan


perkembangan penyakit, ada beberapa gejala yang umum terjadi pada penderitanya,
antara lain:

 Demam berulang-ulang
 Pembengkakan kelenjar getah bening (daerah lipatan paha dan ketiak)
 Pembengkakan tungkai, lengan, payudara, dan alat kelamin
 Alat kelamin terlihat kemerahan dan terasa panas
 Nyeri otot
 Sakit kepala
 Mual
 Sensitif terhadap cahaya
 Penyebab Filariasis

Filariasis disebabkan oleh parasit filarial. Parasit ini biasanya masuk ke dalam
tubuh manusia lewat gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Di Indonesia setidaknya
terdapat tiga jenis parasit filarial, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan
Brugia timori.
Saat Anda digigit nyamuk yang sudah teinfeksi parasit filarial, larva cacing akan
berpindah ke saluran limfatik dan kelenjar getah bening. Selanjutnya larva akan
berkembang menjadi cacing dewasa dan mampu hidup selama bertahun-tahun dalam
tubuh Anda.

2. Malaria

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium.


Penyakit ini menyebar lewat gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit. Jika tidak
ditangani dengan cepat dan tepat, dapat menimbulkan komplikasi berat yang dapat
berujung pada kematian.

Infeksi malaria dapat terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk saja. Penyakit ini
tidak menular secara langsung dari satu individu ke individu lainnya. Penularan dapat
terjadi apabila ada kontak dengan darah penderita, misalnya seorang ibu hamil
menularkan kepada janin yang dikandungnya.

 Gejala Malaria

Gejala malaria paling cepat muncul sekitar satu minggu setelah Anda digigit
nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Umumnya, masa inkubasi (waktu antara gigitan
nyamuk malaria dan dimulainya gejala) berlangsung 7-18 hari.

Lamanya masa inkubasi tergantung jenis parasit yang menginfeksi. Bahkan, ada
kasus malaria yang gejalanya baru muncul setahun setelah terinfeksi.

Gejala yang timbul sering kali ringan dan sulit diidentifikasi sebagai malaria,
kecuali dilakukan pemeriksaan darah. Beberapa gejala malaria mirip dengan gejala
flu, seperti:

 Demam tinggi
 Sakit kepala
 Berkeringat
 Menggigil
 Muntah
Pada beberapa jenis malaria, demam muncul setiap 48 jam. Ketika suhu tubuh
sedang turun, Anda akan merasa kedinginan dan menggigil. Lantas, timbul demam
yang disertai keringat berlebihan dan rasa lelah. Gejala-gejala tersebut dapat
berlangsung selama 6-12 jam. Gejala malaria lainnya dapat berupa nyeri otot dan
diare.

Kasus malaria paling berbahaya disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum.


Jika tidak ditangani dengan cepat, malaria jenis ini dapat menyebabkan komplikasi
yang dapat berakibat fatal, seperti masalah pernapasan atau kegagalan fungsi organ
tubuh.

2.4. Waterborne Disease : Oleh (Nirvana Bayu Destriara)

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup seseorang banyak
sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia serta makhluk
hidup lainnya.

Air mempunyai peranan besar dalam beberapa penularan penyakit menular. Besarnya
peranan air dalam penularan penyakit adalah disebabkan keadaan air itu sendiri sangat
membantu dan sangat baik untuk kehidupan mikrobiologis. Air bertindak sebagai tempat
berkembangbiak mikrobiologis dan juga bisa sebagai tempat tinggal sementara (perantara)
sebelum mikrobiologis berpindah kepada manusia.

Air yang di konsumsi manusia harus bersih yaitu harus bebas dari bahan pencemar
kimiawi maupun bakteriologis. Bersih tidak sama dengan steril, steril adalah tidak
mengandung bahan kimia maupun bakteriologis. Air bersih masih mengandung bahan kimia
dan bakteri yang tidak berbahaya misal mineral, beberapa bakteri patogen/saprofit.

Air merupakan tempat berkembang-biaknya mikroorganisme, termasuk mikroba


pathogen. Air yang telah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air pembersih, sedangkan
air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia dan lingkungannya tidak
terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia mudah terserang penyakit.

Adapun penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air maupun yang bersal dari air.
Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air berdasarkan agend penyebabnya.

a. Penyakit viral, misalnya hepatitis viral, poliomyelitis.


b. Penyakit bakterial, misalnya kolera, disentri, tifoid, diare.
c. Peyakit protozoa, misalnya amebiasis, giardiasi.
d. Penyakit helminitik, misalnya askariasis, whip worm, hydatid disease.
e. Leptospiral, misalnya weil’s disease.

Bebearapa penyakit yang ditularkan melalui air ini dalam penularannya terkadang
membutuhkan hospes, biasa disebut sebagai aquatic host. Hospes akuatik tersebut
berdasarkan sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Water multiplied : Contoh penyakit dari hospes semacam iniadalah skistosomiasis


(vektor keong).
b. Not multiplied : Contoh agens penyakit dari hosepes semacam ini adalah cacing
guinea dan fish tape worm (vektor cyclop).

2.5 Field Borne Disease: Oleh (Puspa Nur Fadillah)

A. Pengertian Field Borne Disease

Field Borne diseases merupakan penyakit yang disebabkan oleh agent penyakit yang
siklus kehidupannya berhubungan dengan tanah. Tanah merupakan tempat tinggal bagi
keragaman hayati dengan perkiraan yang menyatakan bahwa 25% dari spesies bumi
tinggal di tanah. Tanah adalah tempat produksi sebagian besar makanan bagi makluk
hidup. Selain itu, tanah dapat berfungsi untuk menyediakan ekosistem melalui berbagai
interaksi yang kompleks antara organisme dalam tanah dan tanah itu sendiri. Interaksi
tersebut dapat berupa seperti pembentukan tanah, penyaringan air, maupun penyediaan
senyawa yang berguna seperti antibiotik yang diisolasi dari organisme tanah (Slamet,
1996 & Jeffery, dkk, 2011).
Tanah secara langsung dapat mempengaruhi kesehatan dalam bentuk penyakit
bawaan tanah (soil-borne). Sebagian besar organisme hidup adalah mikroba yang banyak
ditemukan di tanah. Beberapa mikroba di dalam tanah bersifat patogen bagi manusia,
termasuk protozoa, jamur, bakteri dan juga virus, beberapa mikroorganisme tersebut
beberapa memerlukan inang/host untuk kelanjutan hidupnya. Soil-borne disease telah
memberikan dampak buruk pada manusia mulai dari penderitaan, kecacatan, kebutaan,
hingga kematian di seluruh dunia. Soil-borne disease juga dipengaruhi oleh zat-zat yang
terkandung dalam tanah baik yang berasal dari tanah itu sendiri maupun berasal dari luar
tanah sebagai akibat pengotoran ataupun pencemaran. Tanah dapat menjadi vektor dan
sumber dari agen penyakit pada manusia yang penting. Hal ini diketahui karena tanah
adalah penerima limbah padat yang dapat mengandung patogen dalam konsentrasi tinggi.

Patogen yang mempunyai peran menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui


tanah di bagi menjadi dua kelompok yaitu Euedaphic Pathogenic Organisms (EPOs) dan
Soil Transmitted Pathogens (STP). Euedaphic Pathogenic Organisms adalah organisme
tanah yang merupakan patogen potensial di mana organisme patogen tersebut habitatnya
adalah di dalam tanah, sedangkan Soil Transmitted Pathogens merupakan organisme
yang dalam hidupnya sementara dapat bertahan di tanah untuk waktu yang lama
kemudian organisme tersebut harus membutuhkan host/inang untuk menyelesaikan siklus
hidupnya. Berikut pembagian organisme dari masing-masing kelompok beserta penyakit
yang ditimbulkan (Jeffery, dkk, 2011).Oleh (Dewi Wulandari)

B. Penyakit Diare

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar,
dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan
minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit. Diare merupakan salah satu masalah
kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia tahun
2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah sekitar 7 juta, dan
paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta kasus. Diare juga merupakan
salah satu masalah kesehatan yang paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak.
Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian kasus dapat
memanjang hingga berminggu-minggu (kronis). Pada umumnya, diare tidak berbahaya
jika tidak terjadi dehidrasi. Namun, jika disertai dehidrasi, penyakit ini bisa menjadi fatal,
dan penderitanya perlu segera mendapat pertolongan medis.

Faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang diare. Contohnya:

• Jarang mencuci tangan setelah ke toilet

• Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih.

• Jarang membersihkan dapur dan toilet.

• Sumber air yang tidak bersih.

• Makan makanan sisa yang sudah dingin.

• Tidak mencuci tangan dengan sabun.

Gejala penyakit diare bervariasi penderita bisa merasakan satu atau lebih gejala.
Namun, gejala yang paling sering dirasakan penderita diare antara lain:

• Perut terasa mulas

• Tinja encer (buang air besar cair) atau bahkan berdarah.

• Mengalami dehidrasi.

• Pusing, lemas, dan kulit kering.

Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman di usus besar. Namun, diare yang
berlangsung lama dapat terjadi akibat radang di saluran pencernaan.

Pengobatan dan pencegahan diare penderita diare dapat meminum cairan elektrolit,
guna mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Selama terjadi diare, konsumsi
makanan yang lunak dan antibiotik atau obat anti diare. Untuk kondisi yang lebih serius,
dokter mungkin akan memberikan obat-obatan, seperti:

• Obat antibiotik

• Obat pereda nyeri

• Obat yang dapat memperlambat gerakan usus.


Untuk membantu mempercepat pemulihan diare, Anda juga dapat mengonsumsi
makanan atau minuman yang mengandung probiotik, seperti yogurt dan Greek yogurt.
Untuk mencegah diare, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan
makanan, misalnya dengan mencuci buah dan sayur, serta hindari konsumsi makanan dan
meminum air yang tidak dimasak hingga matang.

2.6 Water Related Vector Disease: Oleh (Leni Oktaviani & Nurul Aulia Ayuning Dewi)

Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara langsung
maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai
Waterbone disease atau Water-related disease. Terjadinya suatu penyakit tentunya
memerlukan adanya agens dan terkadang vector. Berikut beberapa contoh penyakit yang
dapat ditularkan melalui air berdasarkan tipe agens penyebabnya.

1) Penyakit viral, misalnya hepatitis viral, polimolietis


2) Penyakit bakteri, misalnya kolera, disentri, tifoid, diare
3) Penyakit protozoa, misalnya amebiasis, giardiasis
4) Penyakit helmintik, misalnya askariasis, whip worm, hydatid disease
5) Leptospiral, misalnya weil’s disease

Beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ini di dalam penularannya terkadang
membutuhkan hospes, biasa disebut sebagai aquatic host. Hospes aquatic tersebut
berdasarkan sifat multipikasinya dalam air terbagi menjadi dua, yaitu :

1) Water multiplied. Contoh penyakit ini hospes semacam ini adalah skistosomiasis
(vektor keong)
2) Non multiplied. Contoh agens penyakit dari hospes semacam ini adalah cacing
guinea dan fish tape worm (vektor cyclop)

Sementara itu, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam
kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit
sendiri terbagi menjadi empat, yaitu :

a) Waterborne mechanism
Waterborne Disease merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia akibat adanya
cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat pada air. Kerugian akibat water-borne
disease tidak hanya pada manusia namun juga dapat berdampak pada lingkungan tempat
manusia tinggal. Kontaminasi pada manusia dapat melalui kegiatan minum, mandi,
mencuci, proses menyiapkan makanan, ataupun memakan makanan yang telah
terkontaminasi saat proses penyiapan makanan. Umumnya gejala paling sering akibat
penyakit ini yaitu diare, dan paling sering terjadi pada anak-anak terutama pada daerah
dengan sanitasi dan higienitas yang buruk. WHO memperkirakan bahwa waterborne
disease merupakan 4,1% dari total penyebab kematian atau sekitar 1,8 juta jiwa
pertahunnya.

Waterborne disease diakibatkan oleh mikroorganisme berupa bakteri, protozoa, dan


cacing. Untuk bakteri dan protozoa umumnya menyebabkan sakit akibat masuknya
organisme tersebut dapat merusak jaringan ataupun sistem sirkulasi pada saluran
pencernaan. Hal inilah yang menyebabkan pencernaan tidak bekerja optimal sehingga
menyebabkan diare bagi penderita. Kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan
kerusakan pada saluran pencernaan sehingga menyebabkan luka saluran cerna yang
berakibat pada diare beradarah. Diare yang cukup sering dapat berbahaya bagi manusia
diakibatkan kekurangan cairan pada tubuh, dan kehilangan cairan parah dapat
menyebabkan keseimbangan asam basa tubuh tidak seimbang yang berujung pada
kerusakan sistem organ. Jika hal ini dibiarkan bahkan dapat meyebabkan kematian bagi
penderita.

Didalam mecanisme ini, kuman pathogen dalam air yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan.
Contoh penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid,
hepatitis viral, disentri basiler dan poliomielitis.

b) Waterwashed mechanism

Water Washed Disease adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk
pemeliharaan higiene perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat-alat
dapur dan alat makan. Terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup maka
penularan penyakit-penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi.

Water washed diseases merupakan penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air
untuk pemeliharaan hygiene perorangan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh
tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi
penularannya pada manusia, dan penyakit ini banyakterdapat di daerah tropis.

Dan penyakit ini tidak hanya dipengaruhi kurangnya pemeliharaan kebersihan


perorangan, namun juga dipengaruhi oleh kebersihan pada alat-alat, terutama pada alat
dapur dan makan. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan .

Water washed mechanism jenis penyakit water washed mechanism yang berkaitan
dengan kebersihan individu dan umum. Adapun water washed diseases diklasifikasikan
menjadi 3, yaitu :

• Infeksi melalui alat pencernaan

Merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan yang bersifat feacel-oral. Penyakit


diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur diantaranya “jalur yang melalui air (water
borne) dan jalur yang melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed)”.

• Infeksi melalui kulit dan mata

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan hygiene perorangan yang buruk. Penyakit
ini dapat ditularkan dengan penyediaan air yang cukup bagi kesehatan perseorangan.

• Penyakit melalui binatang pengerat

Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan,yaitu:

a. Infeksi melalui alat pencernaan,seperti diare pada anak-anak.

b. Infeksi melalui kulit dan mata perti skabies dan trakoma.

c. Penyakit melalui gigitan binatang pengerat,seperti leptospirosis.

d. infeksi kulit dan selaput lender, dan lepra


Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah diare, penularannya bersifat
fecal-oral. Penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya melalui air
(water borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed).

Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum dan


perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu :

a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak

b. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trachoma

c. Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospirosis

c) Water-based mechanism

Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agens penyebab yang
menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai intermediated
host yang hidup di dalam air. Contohnya skistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus
medienesis.

Schistosoma mansoni dan schistosoma japonicum biasanya menetap di dalam


pembuluh darah kecil pada usus. Beberapa telur mengalir dari sana melalui aliran darah
menuju ke hati. Akibatnya peradangan hati bisa menyebabkan luka parut dan
meningkatkan tekanan di dalam pembuluh darah yang membawa darah antara saluran
usus dan hati (pembuluh darah portal). Tekanan darah tinggi di dalam pembuluh darah
portal (hipertensi portal) bisa menyebabkan pembesaran pada limpa dan pendarahaan dari
pembuluh darah di dalam kerongkongan.

d) Water-related insect vector mechanism/Water Related Insect Vector

Water Related Insect Vector adalah jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan
serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh penyakit dengan mekanisme
penularan semacam ini adalah filariasis, dengue, malaria dan yellow fever.

Agens penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam
air. Contoh penyakit dengan mekanisme penularan semacam ini adalah filariasis, dengue,
malaria dan yellow fever. Contoh : filariasis, dengue, malaria, demam kuning (yellow
fever). Insekta demikian disebut sebagai vektor penyakit.

Sedangkan menurut Slamet (2002), peran air dalam menularkan penyakit meliputi :

 Air sebagai penyebar mikroba pathogen


 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
 Jumlah air yang tersedia tidak mencukupi, sehingga orang tidak dapat
membersihkan dirinya dengan baik
 Air sebagai sarang hospes sementara penyakit

e. Water Related Insect Vector

Water Related Insect Vector adalah jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan
serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh : filariasis, dengue, malaria, demam
kuning (yellow fever). Insekta demikian disebut sebagai vektor penyakit.

Sedangkan menurut Slamet (2002), peran air dalam menularkan penyakit meliputi :

1) Air sebagai penyebar mikroba pathogen


2) Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
3) Jumlah air yang tersedia tidak mencukupi, sehingga orang tidak dapat membersihkan
dirinya dengan baik
4) Air sebagai sarang hospes sementara penyakit

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh vektor penyakit diantaranya adalah :

1) Filariasis, dikenal juga sebagai penyakit kaki gajah atau Elephantiasis. Penyebabnya
adalah cacing bulat yang kecil, disebut Filaria. Sebagai pembawa atau vektor
penyakit ini adalah nyamuk jenis Culex fatigans. Manusia yang menderita penyakit
kaki gajah akan menjadi Resevoir cacing Filaria. Larva cacing Filaria akan menuju
peredaran darah perifera pada malam hari sehingga kalau penderita digigit nyamuk,
maka nyamuk tersebut akan memba larva Filaria atau Mikrofilaria. Gigitan nyamuk
berikutnya akan memindahkan mikrofilaria kepada korban baru. Selanjutnya
mikrofilaria tersebut mengikuti peredaran darah manusia dan masuk ke dalam saluran
limfatik dan menjadi dewasa. Filaria ini dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan
saluran limfatik sehingga mengakibatkan cairan tubuh tidak bisa mengalir seperti
biasanya sehingga kemudian terjadi pembengkakan yang semakin lama semakin
membesar dan mengeras.
2) Penyakit Demam Berdarah disebut juga Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) karena
disertai dengan gejala demam dan pendarahan. Penyakit ini terus menyebar diantara
masyarakat melalui vektor berupa nyamuk Aedes aegypti betina yang infektif virus
Dengue. Nyamuk ini suka bersarang di air yang bersih.

Cara pencegahan penularan penyakit melalui media air atau makanan dapat dilakukan
antara lain dengan cara :

 Penyakit infeksi melalui saluran pencernaan, dapat dilakukan dengan cara Sanitation
Barrier yaitu memutus rantai penularan, seperti menyediakan air bersih, menutup
makanan agar tidak terkontaminasi oleh debu dan lalat, buang air besar dan
membuang sampah tidak di sembarang tempat.
 Penyakit infeksi yang ditularkan melalui kulit dan mata, dapat dicegah dengan
hygiene personal yang baik dan tidak memakai peralatan orang lain seperti sapu
tangan, handuk dan lainnya secara sembarangan.
 Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui vektor seperti malaria dan
demam berdarah dengue (DBD) dapat dicegah dengan pengendalian vektor.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan : Oleh (Tiara Aulia Savira & Siti Aisah Putri Ayu)
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius (virus, bakteri,
atau parasit) tertentu yang timbul melalui transmisi agen dari orang yang terinfeksi, hewan, atau
reservoir lainnya ke pejamu (host) yang rentan baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui perantara seperti media air, udara, vektor, tanaman, dan sebagainya

Penyakit menular erat kaitannya dengan epidemiologi. Epidemiologi berasal dari


bahasa Yunani, yaitu epi atau upon yang berarti pada atau tentang. Demos atau people berarti
penduduk dan logia atau knowledge berarti ilmu. Sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari kejadian atau kasus yang terjadi pada penduduk. Mode transimsi
penyakit secara tidak langsung adalah penularan penyakit yang terjadi melalui perantara udara,
benda hidup maupun benda mati.

Cara penularan secara tidak langsung antara lain : yang pertama melalui udara
(airbone) yaitu seseorang bisa sakit hanya karena dia menghirup udara, yang telah tercemar virus
atau bakteri penyebab penyakit. Yang kedua Vechielebore atau Transmisi kendaraan
umum:Transmisi kendaraan umum mengacu pada transmisi melalui sumber yang terkontaminasi.
Yang ketiga Vectoreborne Disease adalah seekor binatang yang membawa bibit penyakit dari
seekor binatang atau seorang manusia kepada binatang atau seorang manusia kepada binatang
lainnya atau manusia lainnya. Yang keempat Waterborne Disease yaitu penyebaran penyakit
melalui air. Dari pembahasan tersebut kami simpulkan bahwa air merupakan komponen penting
dalam kehidupan manusia. Ada beberapa masalah bawaan air yang mempengaruhi kesehatan
manusia salah satunya yaitu water related inserct vector (akibat vector penyakit yang siklusnya
di air). Water related inserct vector adalah jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitab
serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh penyakit yang disebabkan oleh vector
penyakit : filariasis, dengue, malaria, demem kuning (yellow fever). Dalam pemakaian air sangat
menentukan kesehatan kita. Yang kelima Field Borne Disease merupakan penyakit yang
disebabkan oleh agent penyakit yang siklus kehidupannya berhubungan dengan tanah. Yang
keenam Water Related Vector Disease yaitu Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan
dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air.
3.2 Saran : Oleh (Sindi Nur Oktaviani & Syifa Nur Fauziah)

1) Untuk pemerintah lebih meningkatkan infrastruktur dalam bidang kesehatan misal: lebih
meningkatkan kualitas pelanyanannya.
2) Untuk pembaca sebaiknya harus menerapkan pola hidup sehat seperti olagraga, makan
yang bergizi, menjaga lingkungan dan sebagainya. Oleh (Syifa Nur Fauziah)

Semoga Paper yang kami buat mengenai “Epidemiologi Penyakit Menular Transmisi
Tidak Langsung”yang di dalamnya membahas tentang Airborne (Udara), Veechielebore,
Vectoreborne Disease (Vector), Waterborne Disease, Field Borne Disease& Water Related
Vector Diseasedengan segala macam penyebab dan cara penyembuhannya ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, terutama kepada pembaca agar dapat menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai pembahasan yang kami tulis di dalam Paper ini.

Oleh karena itu kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Paper ini
dan kami sebagai penulis mengharapkan saran ataupun kritik yang membangun agar
kedepannya tercapai kesempurnaan dalam penulisan Paper selanjutnya. Oleh (Sindi Nur
Oktaviani)
DAFTAR PUSTAKA
(Sigit Hermansyah Putra)

https://www.halodoc.com/artikel/4-penyakit-yang-bisa-ditularkan-lewat-udara

https://www.halodoc.com/kesehatan/diare

https://www.alodokter.com/diare#:~:text=Diare%20adalah%20penyakit%20yang
%20membuat,satu%20masalah%20kesehatan%20di%20Indonesia.

https://www.scribd.com/document/367142382/Water-Related-Insect-Vector

http://eprints.ums.ac.id/48101/5/04.%20BAB%20I.pdf

https://dhss.delaware.gov/dph/files/directindtranspi.pdf

https://dhss.delaware.gov/dph/files/directindtranspi.pdf

https://www.klikdokter.com/penyakit/filariasis

https://www.klikdokter.com/penyakit/malaria

https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id

https://muammarmus.blogspot.com//makalah-dampak-polusi-udara-terhadap-kesehatan.htm

http://www.scribd.com/doc/36951143/PENGENDALIAN-VEKTOR-
PENYAKIT(diaksespada30maret2013:19:50)

http://id.scribd.com/doc/49906755/10-PENGENDALIAN-VEKTOR-
PENYAKIT(diaksespada31maret2013:10:00)

http://scribd.com/doc/64041371/Makalah-Air-Borne-Disease

Sumber : Jurnal Gambaran Kualitas Mikrobiologi Air di Lapas Narkotika Kelas II A Bandar
Lampung Tahun 2020 oleh Dwi Ayu Anis Poltekkes Tanjungkarang, 2020

Nugroho, Arief. 2014. Peran Tanah Sebagai Reservoir Penyakit. volume: 6

Anda mungkin juga menyukai