Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INVESTIGASI WABAH

Dibuat untuk memenuhi tugas


Mata kuliah: Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dosen: Hj. Lili Dariani, SKM, M.Kes

Disusun oleh :
Nausta Dini Alhadis
204210416

TINGKAT II
JURUSAN D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PADANG
2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah mengenai “Makalah Investigasi wabah”.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Hj. Lili Dariani, SKM, M.Kes
yang sudah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Proses pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu,saya juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai media yang materi maupun gambarnya
yang telah saya gunakan sebagai referensi.
Saya menyadari bahwa makalah ini tidak lah luput dari segala kekurangan dan
keterbatasan sehingga masih belum sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kemampuan penyusunan pada masa yang
akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan kami dan
mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami oleh semua para pembaca. Saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Bukittinggi, 16 April 2022

Nausta Dini Alhadis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Investigasi wabah..........................................................................2
2.2 Alasan Dilakukannya Penyelidikan.................................................................3
2.3 Kriteria Kerja Wabah.......................................................................................3
2.4 Langkah-langkah Investigasi Wabah...............................................................4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan kuman cholera
oleh john snow sehingga ia terkenal dengan metode investigasi wabah cholera di London (1854).
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa  yang lebih banyak
daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara
kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah
mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang
tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.
Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat , atau petugas
laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah
kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang waktu dan
tempat yang berdekatan. Didalam suatu kluster banyaknya kasus dapat melebihi jumlah yang
diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan tidak diketahui.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu Investigasi wabah?
2. Apa Alasan Dilakukannya penyelidikian Adanya Kemungkinan Wabah ?
3. Bagaimana Kriteria Kerja Wabah ?
4. Apa langkah-langkah Investigasi Wabah?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Investigasi wabah
2. Untuk Mengetahui Apa Alasan Dilakukannya penyelidikian Adanya Kemungkinan
Wabah
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Kriteria Kerja Wabah
4. Untuk Mengetahui Apa Investigasi Wabah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Investigasi Wabah


Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli diantaranya
1. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989)
Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang
di daerah yang luas.

2. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan


Penyehatan Lingkungan Pemukiman (1981)
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat,
baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit .

3. Undang-undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular


Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.

4. Benenson, 1985
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada  penduduk suatu daerah, yang
nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa .

5. Last 1981
Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita penyakit,
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan
kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.
Selain kata wabah dikenal pula dengan kata letusan ( outbreak) dan kejadian luar biasa (KLB).
Di Indonesia perntaan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Apabila

2
peningkatan penderita penyakit yang memenuhi kriteria definisi wabah diatas, akan dinyatakan
sebagai suatu letusan penyakit bila kejadian tersebut terbatas dan dapt ditanggulangi ki oleh
pemerintah dan dinyatakan sebagai KLB.

 Tiga komponen wabah :


 Kenaikan jumlah penduduk
 Kelompok penduduk disuatu daerah
 Waktu tertentu

2.2 Alasan Dilakukannya penyelidikian Adanya Kemungkinan Wabah


Pengungkapan adanya wabah yang sering dilakukan atau didapatkan adalah dengan deteksi dari
analisis data surveilans rutin atau adanya laporan petugas, pamong, atau warga yang cukup
peduli. Alasan dilakukannya penyelidikan adanya kemungkinan wabah adalah :
1. Mengadakan penanggulangan dan pencegahan
2. Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan
3. Pertimbangan Program
4. Kepentingan Umum, Politik dan Hukum

2.3 Kriteria Kerja Wabah


Kepala wilayah / daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka wabah (KJB penyakit
menular) diwilayahnya  atau tersangka penderita penyakit yang dapat menimbulkan wabah,
wajib seera melakukan tindakan – tindakan penanggulangan seperlunya, dengan bantuan unit
kesehatan setempat, agar tidak berkembang menjadi wabah (UU No. 4 dan PerMenKes 560/
MenKes/ Per/ VIII/ 1989).
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus – menerus selama tiga kurun waktu
berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).

3
3. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
5. Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua kali lipat atau
lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dari tahun sebelumnya.
6. Case fatality rate ( CFR ) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukan
kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari periode sebelumnya.
7. Proportional rate ( PR ) penderita dari suatu periode tertentu menunjukan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan periode,
8. kurun waktu atau tahun sebelumnya.
9. Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : cholera dean demam
berdarah dengue.

2.4 Langkah-langkah Investigasi Wabah

Langkah melakukan investigsi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistemik
yang terdiri dari :
1)      Persiapan Investigasi di Lapangan
Hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah :
1.  Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu investigasi, administrasi, dan
konsultasi.
2.  Dibutuhkan pengetahuan perlengkapan dan alat yang sesuai.
3.  Prosedur administrasi.
4.  Peran masing- masing petugas yang terjun

2)      Memastikan adanya Wabah


Dalam mementukan apakah wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu atau bulan
sebelumnya.
2. Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang diharapkan.

4
3. Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya
a. Catatan hasil surveilans
b. Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, dan lain-lain.
c. Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau data nasional.
d. Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi penyakit yang biasanya
ada.

4. Pseudo endemik :
a. Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita
b. Adanya cara diagnosis baru
c. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
d. Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
e. Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan

3)      Memastikan diagnosis
Semua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis wabah, hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut
b. Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang menyebabkan peningkatan kasus yang
dilaporkan
c.  Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam distribusi frekuensi
d.  Kunjungan terhadap satu atau dua penderita

4)      Membuat definisi kasus


Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus
dapat diklasifikasikan sakit atau tidak.Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang.
Penyelidikan sering membagi kasus menjadi pasti (compirmed), mungkin       ( probable),
meragukan ( possible ), sensivitasdan spefsifitas.

5)      Menemukan dan menghitung Kasus

5
Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan kejadian yang diteliti di
fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulakan dari
setiap kasus :
1. Data identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon )
2. Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan )
3. Data klinis
4. Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit
5. Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member umpan balik

6)      Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)


Gambaran waktu berdasarkan waktu
Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang berbentuk
kurva epidemic, gambaran ini membantu :
1. Member informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana kemungkinan
kelanjutannya
2. Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada periode tersebut,
bila telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya.
3. Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian mengetahui apakah bersumber
tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya

Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan :


1. Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata
2. Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu masa
inkubasi rata-rata
3. Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendek
Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai timbulnya gejala
pertama.Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit belum diketahui sehingga
mempersempit diagnosis diferensial dam memperikan periode pemaparan. Cara menghitung
median masa inkubasi :
a. Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannya
b. Buat frekuensi kumulatifnya

6
c. Tentukan posisi kasus paling tengah
d. Tentukan kelas median
e. Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara waktu pemaparan dan kasus
median

Gambaran wabah berdasarkan tempat


Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot map.
Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang menggambarkan
distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan
populasi.

Gambaran wabah berdasarkan ciri orang


Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya dengan
keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu penyakit.Misalnya karakteristik inang ( umur, jenis
kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan obat-
obatan)

7)      Membuat hipotesis
Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas memformulasikan hipotesis
meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang mengakibatkan sakit.
1. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:
a. Apa reservoir utama agen penyakitnya?
b. Bagaimana cara penularannya?
c. Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
d. Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?

2. Wawancara dengan beberapa penderita


3. Mengumpulkan beberapa penderita è mencari kesamaan pemaparan.
4. Kunjungan rumah penderita
5. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
6. Epidemiologi diskriptif

7
8)      Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol)
Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara ini:
1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau
2. Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki peran
kebetulan.
3. Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.

9)      Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan


Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini
   1. Penelitian Epidemiologi
 Epidemiologi analitik
   2. Penelitian Laboratorium dan Lingkungan
 Pemeriksaan serum
 Pemeriksaan tempat pembuangan tinja

10)  Melaksanakan pengendalian dan pencegahan


Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya penanggulangan  biasanya hanya
dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan
pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin
diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.

11)  Menyampaikan hasil penyelidikan


Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan pada pejabat
setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan
pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan tertulis.Penyamapin penyelidikan
diantaranya
• Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan
• Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat
dipertahankan secara ilmiah

8
• Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah
(pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran)
• Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
• Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukan
apabila terjadi hal yang sama di masa datang .

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa  yang lebih banyak
daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara
kelompok tertentu. Dan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas
surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya
peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya dan diperlukan upaya evaluasi
pada suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi.

10
DAFTAR PUSTAKA
Rajab Wahyudin, M,Epid . 2008 . Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan .
Jakarta: EGC .
https://lolipopsri.wordpress.com/2012/04/04/makalah-epidemiologi-konsep-investigasi-wabah/

11

Anda mungkin juga menyukai