Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT

“INVESTIGASI WABAH”

DOSEN PEMBIMBING

HJ LILI DARIANI, SKM, M.KES

DISUSUN OLEH

SINDI ARISTI

NIM:204210427

TINGKAT II

DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Investigasi Wabah. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah kesehatan masyarakat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami tentu menemukan hambatan baik dari luar maupun dari
dalam. Adapun hambatan itu adalah keterbatasan pengetahuan kami dan sumber informasi
yang membuat kurang maksimalnya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Sindi Aristi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2


A. Pengertian Wabah ....................................................................................................................... 2
B. Penentuan Adanya Wabah .......................................................................................................... 2
C. Langkah-Langkah Investigasi Wabah ......................................................................................... 3

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 7


A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 7
B. Saran ........................................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 8


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Epidemi atau wabah penyakit merupakan salah satu factor penyebab terbesar kematian
penduduk. Wabah dapat menyerang tanpa pandang bulu, dapat menimpa anak-anak, orang
tua, wanita, pria dan dari kalangan sosial manapun. Penyebab terjangkitnya wabah yang
menimbulkan kematian bisa disebabkan faktor alam, manusia, maupun keganasan penyakit
yang menyerang. Faktor alam dapat berupa gunung meletus, banjir, dan kekeringan. Faktor
manusia misalnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari seperti masalah pembuangan
limbah rumah tangga dan cara memperdayakan sumber daya alam (Muslimah, 2016).

Timbulnya wabah dapat memberikan gambaran buruknya kondisi kesehatan penduduk.


Berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi masyarakat meliputi gizi atau nutrisi yang tidak
baik, kurang dalam hal menjaga kebersihan lingkungan dan penyediaan air bersih maupun
pelayanan kesehatan. Gambaran semacam ini umum terjadi di negara-negara miskin atau
sedang berkembang dengan pertumbuhan penduduk besar, hal ini juga menimpa penduduk
(Muslimah, 2016).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wabah?


2. Bagaimana cara penentuan wabah?
3. Bagaimana langkah-langkah investigasi wabah?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan tentang pengertian wabah


2. Menjelaskan tentang cara penentuan wabah
3. Menjelaskan tentang langkah-langkah investigasi wabah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wabah

Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang
luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut.
Wabah di pelajari dalam epidemiologim(Tamher dkk, 2008).

Epidemiologi dalam bahasa Yunani, yaitu (epi = pada dan demos = rakyat) adalah penyakit
yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia dalam suatu periode
waktu tertentu dengan laju yang melampaui laju “ekspestasi” (dugaan). Epidemi adalah
wabah yang terjadi lebih cepat daripada yang diduga (Tamher dkk, 2008).

Banyak definisi menurut Rajab (2009), yang diberikan mengenai wabah baik kelompok
maupun para ahli di antaranya:

a. Definisi Umum : Kejadian penyakit melebihi dari normal (kejadian yang biasa terjadi).
b. Berdasarkan KBBI (1989) : Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan
cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.
c. Departeman Kesehatan RI Direktoral Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981. Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan
atau kematian yang telah meluas secara cepat baik jumlah kasusnya maupun daerah
terjangkit.
d. Undang-undang RI No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular: wabah adalah
kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
·

B. Penentuan Adanya Wabah

Analisa data tingkat nasional dalam menentukan indikasi adanya KLB atau Wabah
didasarkan pada data yang masuk dari masing-masing provinsi secara rutin. Analisis data
yang dilakkukan adalah menggambungkan data data penyakit menular dan factor resiko dari
semua provinsi untuk menentukan besar masalah kesehatan khususnya KLB atau Wabah
antar provinsi sebagai gambaran nasional, data-data tersebut kemudian menurut Aziz dkk
(2015), diolah dalam bentuk:

1. Tabel deksriptif epidemiologi (berdasarkan orang tempat dan waktu)


2. Tabel dasar hubungan (Faktor risiko dengan status outcome)
3. Ukuran public health impac (incidents, prevalens dan proporsi)
4. Pemetaan terhadap besaran masalah perprovinsi dan rekomendasi masing-
masing provinsi
5. Pemanfaatan data internasional dalam rangka SKD
6. Menyebarkan luas informasi kepada dunia Internasional untuk kepentingan
yang lebih besar melalui penggunaan teknologi informasi yang tersedia.

C. Langkah-Langkah Investigasi Wabah

Langkah-langkah melakukan investigasi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan


yang sistematik menurut Rajab (2009), yang terdiri dari:

1. Persiapan Investigasi Lapangan

Hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini yaitu:

a. Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu investigasi, administrasi, dan


konsultasi.
b. Dibutuhkan pengetahuan perlengkapan dan alat yang sesuai prosedur administrasi.
c. Peran masing-masing petugas yang terjun.

2. Pemastian Adanya Wabah

Dalam penentuan apakah ada wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu
atau bulan sebelumnya
b. Menentukan apakah jumlah kasus yng ada sudah ada melampaui jumlah yang
diharapkan
c. Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya
1) Catatan hasil surveilans
2) Catatan keluar dari rumah sakit, statistik kematian, register, dll.
3) Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah didekatnya atau data
nasional.
4) Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat menentukan kondidi enyakit yang
biasanya ada.
d. Pseudo-epidemik
1) Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita
2) Adanya cara dianogsis baru
3) Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
4) Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
5) Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan
3. Pemastian Diagnosa

Hal yang perlu diperhatikan:

a. Untuk memastikan bahwa masalah telah diagnosis hal yang patut.


b. Untuk menyingkirkan kesalahan laboratorium yang menyebabkan peningkatan kasus
yang dilaporkansemua temuan klinis harus disimpulkan dalam ditribusi frekuensi
c. Kunjungan terhadap satu atau dua penderitaan

4. Pembuatan Defini Kasus

Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang
harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat,
dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus menjadi pasti (compirmed), mungkin
(probable), meragukan (possible), sensivitasdan spefsifitas.

5. Penemuan dan penghitungan Kasus

Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan kejadian yang
diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis. Informasi berikut ini
dikumpulakan dari setiap kasus :

a. Data identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon )


b. Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan )
c. Data klinis
d. Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit
e. Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member umpan balik

6. Epidemologi Deskriptif
a. Gambaran waktu berdasarkan waktu

Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang


berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :

1) Member informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana


kemungkinan kelanjutannya
2) Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada
periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya.
3) Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian mengetahui apakah
bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya

Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan :

1) Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata


2) Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu
masa inkubasi rata-rata
3) Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendek
Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai
timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit
belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam memperikan
periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi :

1) Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannya


2) Buat frekuensi kumulatifnya
3) Tentukan posisi kasus paling tengah
4) Tentukan kelas median
5) Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara waktu
pemaparan dan kasus median

b. Gambaran wabah berdasarkan tempat

Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot


map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang
menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis kejadian
namun mengabaikan populasi.

c. Gambaran wabah berdasarkan ciri orang

Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya
dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu penyakit.Misalnya karakteristik
inang ( umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau berdasarkan pemaparan (
pekerjaan, penggunaan obat-obatan)

7. Pembuatan Hipotesis

Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas memformulasikan


hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang
mengakibatkan sakit.

a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:


1) Apa reservoir utama agen penyakitnya?
2) Bagaimana cara penularannya?
3) Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
4) Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
b. Wawancara dengan beberapa penderita
c. Dalam penyelidikan sulit menghasilkan sedikit petunjuk, penyelidikan
mengumpulkan beberapa penderita untuk mencarri persamaan pemaparan
d. Penyelidikan kadang melakukan kunjungan rumah untuk menemukan petunjuk
e. Wawancara dengan petugas setempat
f. Epidemologi deskriptif sering menghasilkan hipotesis

8. Penilaian Hipotesis

Hipotesis dapat dinilai dengan cara dibawah ini:


a. Membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada
b. Analisis epidemologi untuk kuantitatif hubungan dan menyelidiki peran kebetulan
c. Uji kemaknaan statistik, kai kaudrat, kunci dari epidemologi analitik adalah adanya
kelompok pembanding, sehingga dapat diukur antara pemaparan dan penyakit dan
diuji hipotesis tentang hubungan sebab-akibat.

9. Perbaikan Hipotesis dan Penelitian Tambahan

Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini

a. Penelitian Epidemiologi ( epidemiologi analitik )


b. Penelitian Laboratorium ( pemeriksaan serum ) dan Lingkungan (pemeriksaan tempat
pembuangan tinja)

10. Pengendalian dan Pencegahan

Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya penanggulangan biasanya


hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui Pada umumnya, upaya
pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya
pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.

11. Penyampaian Hasil Penyelidikan

Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan pada pejabat
setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan
pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan tertulis.Penyamapin penyelidikan
diantaranya:

a. Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan
b. ampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus
dapat dipertahankan secara ilmiah
c. Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan
tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan,
dan saran)
d. Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
e. Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan
rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang .
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang
luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut.
Wabah di pelajari dalam epidemiologi.

Langkah-langkah melakukan investigasi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan


yang sistematik yang terdiri dari persiapan investigasi lapangan, pemastian adanya wabah,
pemastian diagnosa, pembuatan defini kasus, penemuan dan penghitungan kasus,
epidemologi deskriptif, pembuatan hipotesis, penilaian hipotesis, pengendalian dan
pencegahan, penyampaian hasil penyelidikan

B. Saran

Saran sebagai berikut:

1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat meningkatkan pengatahuan dan wawancara bagi penulis.

2. Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca dapat memahami dengan mudah makalah ini.

3. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan makalah ini dapat menjadi referensi untuk bahan ajar selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz dkk, 2015, Implementasi Aparatur Sipil Dalam Bidang Kesehatan Untuk Pembinaan
Karir Jabatan Fungsional Epidemiologi Kesehatan, Kendari, CP Press.

Muslimah Aynul, 2016, Wabah Kolera Di Jawa Timur Tahun 1918-1927, E-Jurnal
Pendidikan Sejarah, No. 3, Vol. 4, Hal. 892-901.

Rajab, Wahyudin, 2009, Buku Ajar Epidemologi untuk Mahasiswa Kebidanan. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai