Anda di halaman 1dari 10

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

SURVEILANS DBD

Disusun oleh: Kelompok 4

2D3A

1. Alifah Shaffa Pelangi (P21345120006)


2. Ana Kirana Aisah (P21345120009)
3. Annisa Andiani Putri (P21345120012)
4. Cholifah Wahyu Ari H (P21345120015)

PROGRAM STUDI D-III A KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2020/202

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Karunia Nya
sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Surveilans DBD” dapat selesai tepat pada
waktunya. Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas Surveilans
Epidemiologi.

Rasa terima kasih kepada pembimbing materi dalam pembuatan makalah ini, serta
semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah. Harapan penulis pada
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik yang konstrukif agar penulis dapat memperbaiki makalah selanjutnya.

Jakarta, 09 November 2021

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................7
2.1 Penyebab...........................................................................................................................8
2.2 Penularan (Apa dan Caranya)...........................................................................................9
2.3 Sumber Data.....................................................................................................................9
2.4 Pengolahan dan Analisa Data.........................................................................................10
2.5 Kegunaan Data Surveilans.............................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di daerah tropis. Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis
dengan kasus DBD yang tinggi dibandingkan dengan negara tropis lain di dunia.
Angka kasus baru (incidence rate) DBD pada tahun 2011- 2013 masih mengalami
peningkatan. Pada tahun 2011 kasus DBD mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
yakni 25,67 per 100.000 penduduk. Kemudian pada tahun 2012 kasus DBD meningkat
menjadi 37,1 per 100.000 penduduk dan kembali meningkat di tahun 2013 menjadi 41,25
per 100.000 penduduk. Angka tersebut masih melebihi target nasional 20 per 100.000
penduduk (Infodatin, 2014).
Surveilans merupakan salah satu strategi yang memiliki peranan penting dalam
memantau penyakit DBD. Surveilans atau sistem pencatatan dan pelaporan pemantauan
penyakit memiliki peranan penting dalam upaya penurunan kasus DBD.
Penyebawan penyakit DBD ini terus berkembang, maka dari itu seharusnya sistem
pencatatan dan pelaporan guna keperluan perencanaan, pencegahan dan pembarantasan
penyakit DBD harus didukung oleh sistem yang handal, yakni suatu sistem yang dapat
menyediakan data dan informasi yang akurat, valid dan up to date.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penyebab dari DBD?
2. Apa dan bagaimana cara penularan DBD?
3. Dari mana sumber datanya?
4. Bagaimana pengolahan dan Analisa datanya?
5. Apa kegunaan data surveilans?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui dan memahami penyebab dari DBD
2. Mengetahui dan memahami apa dan cara penularan dari DBD
3. Mengetahui dan memahami sumber data yang diperoleh

4
4. Mengetahui dan memahami pengolahan dan Analisa data
5. Mengetahui dan memahami kegunaan data surveilans

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyebab
Menurut (Warsidi, 2009), Penderita demam berdarah disebabkan oleh virus dengue,
yang disebarkan dengan perantaraan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk
ini berkeliaran di mana mana secara bebas dan gigih untuk mencari mangsanya demi
kelangsungan hidupnya. Biasanya nyamuk Aedes yang menggigit tubuh manusia adalah
nyamuk betina, sedangkan nyamuk jantannya suka dengan aroma yang manis pada tumbuh-
tumbuhan.
Nyamuk Aedes ini menggigit atau menghisap darah secara berganti-ganti sehingga
dalam waktu yang tidak begitu lama banyak penderita yang terinfeksi virus dengue. Nyamuk
aedes berkembang biak di tempat-tempat yang bersih dan sejuk, seperti di bak mandi,
tempayan, vas bunga yang ada airnya, tempat minuman burung, dan di barang-barang bekas
yang dapat menampung air hujan.
Penyakit virus berat yang ditularkan oleh nyamuk endemik di banyak negara di Asia
Tenggara dan Selatan, Pasifik dan Amerika Latin, ditandai dengan meningkatmya
permeabilitas pembuluh darah, hipovolemia, dan gangguan mekanisme penggumpalan darah.
Hal ini terutama menyerang anak-anak tetapi juga menyerang orang dewasa.
Virus penyebab Demam Dengue adalah flavivirus dan tetdiri dari 4 serotipe, yaitu
serotipe 1, 2, 3, dan 4 serotipe, yaitu serotipe 1,2,3, dan 4 (Dengue -1, -2, -3, -4). Virus yang
sama menyebabkan Demam Berdarah Dengue (DBD). Semua serotipe dengue dapat
menyebabkan DBD atau DHF/DSS pada urutan menurun menurut frekuensi penyakit yang
ditimbulkan tipe 2, 3, 4, dan 1.

6
2.2 Penularan (Apa dan Caranya)
Demam berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes yang
terinfeksi virus dengue. Penyakit ini tidak dapat ditularkan langsung dari orang ke orang.
Penyebar utama virus dengue yaitu nyamuk Aedes aegypti, tidak ditemukan di Hong Kong,
namun virus dengue juga dapat disebarkan oleh spesies lain yaitu Aedes albopictus.
Cara penularan penyakit demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk yang
infektif, terutama Aedes aegypti. Ini adalah spesies nyamuk yang menggigit pada siang hari,
dengan peningkatan aktivitas menggigit sekitar dua jam sesudah matahari terbit dan beberapa
jam sebelum matahari tenggelam.
Masa penularan penyakit demam berdarah tidak ditularkan langsung dari orang ke
orang. Penderita menjadi infektif bagi nyamuk pada saat viremia, yaitu sejak beberapa saat
sebelum panas sampai saat masa demam berakhir, biasanya berlangsung selama 3-5 hari.
Nyamuk terjadi infektif 8-12 hari sesudah mengisap darah penderita viremia dan tetap
infektif selama hidupnya. Adapun masa inkubasinya, dari 3-14 hari dan biasanya 4-7 hari
(Warsidi, 2009).

2.3 Sumber Data

Beberapa variabel data yang berhubungan dengan pengendalian DBD adalah sebagai
berikut Dirjen PP dan PL, 2011: 26:
1. data kesakitan dan kematian
2. menurut umur dan jenis kelamin, k
3. asus DD, DBD, SSD dari unit pelayanan kesehatan;
4. data penduduk menurut kelompok umur tahunan;
5. data desa, kecamatan, kabupaten, provinsi yang terdapat kasus DD, DBD, SSD
bulanan;
6. data ABJ kecamatan, kabupatenkota, provinsi hasil dari pengamatan jentik.
Data-data tersebut diperoleh dari: laporan rutin DBD, laporan KLB, laporan
laboratorium, laporan hasil penyelidikan kasus perorangan, laporan penyelidikan KLB dan
survei khusus, laporan data demografi, laporan data vektor serta laporan BMKG kabupaten
maupun provinsi Dirjen PP dan PL, 2011: 26.

7
2.4 Pengolahan dan Analisa Data
1. Grafik : Kasus DBD menurut umur, waktu bulan / tahun dan klasifikasi diagnose
DBD.
2. Tabel: Kasus dan kematian DBD menurut umur dan klasifikasi diagnose untuk
meningkatkan manajemen kasus. Insiden rate per area geografis kasus.
3. Map : Insiden Rate/100.000 populasi menurut area geografis.
Klasifikasi daerah rawan DBD

2.5 Kegunaan Data Surveilans


Kegunaan surveilans DBD secara umum adalah menyediakan data dan informasi
epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan
kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
Tujuan khusus surveilans DBD adalah sebagai berikut:
1. Memantau kecenderungan penyakit DBD dan kemajuan program pengendalian DBD;
2. Mendeteksi dan memprediksi serta penanggulangan terjadinya KLB DBD;
3. Menindaklanjuti laporan kasus DBD dengan penyelidikan Epidemiologi PE serta
melakukan penanggulangan seperlunya; dan
4. Menyediakan informasi untuk perencanaan kebijakan pengendalian DBD Dirjen PP dan
PL, 2011.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyebab penyakit demam berdarah dengue adalah Virus Dengue yang termasuk
group B Arthropod Borne Viruses (Arbovirosis), terdiri dari 4 tipe (tipe 1, 2, 3, 4). Serotipe
virus dominan di Indonesia adalah tipe 3 yang tersebar di berbagai daerah dan menyebabkan
kasus yang berat Daerah yang terdapat lebih dari satu serotipe berkosirkulasi atau daerah
mengalami epidemi secara berurutan yang disebabkan oleh serotipe yang berbeda maka akan
ditemukan infeksi yang berat dan dikenal sebagai dengue shock sindrome (DSS). Studi
epidemiologis menunjukkan DHF/DSS sebagian besar terjadi pada penderita yang terinfeksi
untuk ke dua kalinya oleh virus dengan serotipe berbeda dari infeksi virus yang pertama
kalinya. Infeksi virua DBD dapat asimtomatis dan simptomatis.

Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD yang telah dilakukan pemerintah, antara
lain dengan metode pengasapan (fogging) dan abatisasi. Pelaksanaan pengabutan dengan
aplikasi ultra low volume (ULV) masih merupakan metode yang paling diandalkan dalam
pengendalian vector. Namun metode aplikasi penggunaan bahan kimia jika tidak terkontrol
dapat berakibat pada terjadinya pencemaran lingkungan, serta berpotensi pada terjadinya
resistensi vector.

9
DAFTAR PUSTAKA

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2599/4/4.%20Chapter-


2.pdf

Tujuan Surveilans Demam Berdarah Dengue Sumber Data Surveilans Demam Berdarah
Dengue Mekanisme Pelaporan Kasus DBD.
https://text-id.123dok.com/document/1y9n4nwvz-tujuan-surveilans-demam-
berdarah-dengue-sumber-data-surveilans-demam-berdarah-dengue-mekanisme-
pelaporan-kasus-dbd.html

10

Anda mungkin juga menyukai