Anda di halaman 1dari 17

ANALISA FILM PASIEN HIV/AIDS :

“NADA UNTUK ASA”


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Blok 2.6 Palliative Nursing

Disusun oleh
Kelompok 2B :

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG
2021
KELOMPOK 2B

Dian Sari 4002190122


Dinnar Kartinurmaya 4002190002
Lala Patikasari 4002190067
Lianisa Zahwa Harahap 4002190114
M Rizky Devila 4002190038
Nazla Hilaby 4002190113
Novia Yulianti 4002190072
Rahmah Fauziyah 4002190019
Salsa Febriani 4002190053
Sephia Amelia Putri Lubis 4002190071
Septi Ade Wandira 4002190042
Syifa Sentika Aprilia 4002190024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 18 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................................................ 3
2.1 Definisi HIV .................................................................................................................. 3
2.2 Etiologi HIV .................................................................................................................. 3
2.3 Tanda dan Gejala HIV .................................................................................................. 5
2.4 Patofisiologi HIV/AIDS ............................................................................................... 6
2.5 Penularan HIV/AIDS ................................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 8
3.1 Sinopsis Film ................................................................................................................. 8
3.2 Analisa Film dengan Teori ............................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 12
4.2 Saran ............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


HIV terus menjadi masalah kesehatan utama pada masyarakat di dunia, menurut WHO
telah lebih dari 35 juta jiwa penderita sejauh ini. Pada 2017, 940.000 orang di dunia
meninggal karena penyebab terkait HIV. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
merupakan virus yang menyerangsistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4
(Cluster ofDifferentiation 4) sehingga mengakibatkan penurunan sistem pertahanan
tubuh.Kecepatan produksi HIV berkaitan dengan status kesehatan orang yang terjangkit
infeksi tersebut (Bruner & Suddarth, 2002). HIV umumnya ditransmisikan melalui
hubungan seksual, darah, air mani, dan sekresi vagina (McCann,dkk, 2007).AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala klinis yang merupakan
hasil akhir dari infeksi HIV dan menandakan infeksi HIV yang sudah berlangsung lama
(Price, 2006). Replikasi virus yang terus berlangsung mengakibatkan semakin beratnya
kerusakan sistem kekebalan tubuh dan kerentanan terhadap Infeksi. Infeksi yang timbul
sebagai akibat dari gangguan sistem imun dinamakan Infeksi Oportunistik (Bruner &
Suddarth, 2002). Secara global kasus HIV/AIDS terus bertambah sejak pertama kali
dilaporkan pada tahun 1981. Hingga tahun 2012 diperkirakan 35.3 juta orang hidup dengan
HIV. Jumlah kasus infeksi HIV baru sebanyak 2,3 juta dan kematian AIDS sebanyak 1,6
juta orang (UNAIDS, 2013). Individu dengan HIV positif cenderung mengalami gangguan
tidur danmemiliki kualitas tidur buruk. Pada penelitian Mc.Daniel tahun 2011 tentang
“Sleep Quality and Habits of Adult with the HIV” dari 125 orang dengan HIV positif hanya
14% yang memiliki kualitas tidur yang baik, 45% terkadang memiliki gangguan tidur, dan
40% memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
orang dewasa yang bekerja dan mahasiswa dengan presentasi kualitas tidur yang buruk 9%
dan 15%.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari HIV dan etiologi ?
2. Bagaimana jalan penyakit dari HIV/AIDS ?
3. Bagaimana tanda dan gejala penyakit HIV/AIDS ?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Memahami konssep penyakit HIV / AIDS
1.3.2 Tujuan khusus
1. memahami konsep penyakit HIV/AIDS
2. memamahami tanda dan gejala penyakit HIV / AIDS
3. Memahami penularan dari penyakit HIV / AIDS

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi HIV


Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih
di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia dan
membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh dari berbagai penyakit
infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian (Dirjen P2PL RI, 2012), sedangkan
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat virus HIV (Depkes RI, 2012).
HIV adalah virus sitopatik diklasifikasikan dalam family Retroviridae, sub family
Lentivirinae, genus Lentivirus. Berdasarkan strukturnya HIV termasuk family Retrovirus.
AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrom merupakan kumpulan gejala penyakit
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Kerusakan
progresif pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang
biasanya tidak berbahaya lama kelamaan akan menyebabkan pasien sakit parah bahkan
meninggal (Nugroho, 2011).
2.2 Etiologi HIV
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus (HIV), suatu retrovirus pada manusia yang termasuk dalam
keluarga lentivirus (termasuk pula virus imunodefisinsi pada kucing, virus imunodefisiensi
pada kera, visna virus pada domba, dan virus anemia infeksiosa pada kuda). Dua bentuk
HIV yang berbeda secara genetik, tetapi berhubungan secara antigen, yaitu HIV-1 dan
HIV-2 yang telah berhasil diisolasi dari penderita AIDS. Sebagian besar retrovirus, viron
HIV-1 berbentuk sferis dan mengandung inti berbentuk kerucut yang padat elektron dan
dikelilingi oleh selubung lipid yang berasal dari membran se penjamu. Inti virus tersebut
mengandung kapsid utama protein p24, nukleokapsid protein p7 atau p9, dua sirina RNA
genom, dan ketiga enzim virus (protease, reserve trancriptase, dan integrase). Selain ketiga
gen retrovirus yang baku ini, HIV mengandung beberapa gen lain (diberi nama dengan tiga
huruf, misalnya tat, rev, vif, nef, vpr dan vpu) yang mengatur sintetis serta perakitan
partikel virus yang infeksius. (Robbins dkk, 2011)

3
Menurut Nursalam dan Kurniawati (2011) virus HIV menular melalui enam cara
penularan, yaitu :
a. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan sesual secara vaginal, anal dan oral dengan penderita HIV tanpa
perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsusng, air mani,
cairan vagina, dan darah yang dapat mengenai selaput lendir, penis, dubur, atau muluh
sehingga HIV yang tedapa dalam cairan tersebut masuk ke aliran darah (PELEKSI,1995
dalam Nursalam,2007 ). Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding
vagina, dubur dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah
pasangan seksual
b. Ibu pada bayinya
Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan laporan
CDC Amerika, prevalensi penularan HIV dari ibu ke bayi adalah 0.01% sampai 7%.
Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi
sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinan
mencapai 50% (PELKESI,1995 dalam Nursalam, 2007). Penularan juga terjadi selama
proses persalinan melalui tranfusi fetomaternal atau kontak antara kulit atau membran
mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan.(Lili V, 2004 dalam
Nursalam, 2007). Semakin lam proses melahirkan, semakin besar resiko penularan.
Oleh karena itu, lama persalinan bisa dipersingkat dengan operasi sectio caesaria (HIS
dan STB,2000 dalam Nursalam, 2007). Transmisi lain terjadi selam periode post partum
melaui ASI. Resiko bayi tertular melalui ASI dai Ibu yang positif sekitar 10%
c. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat menular HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan
menyebar ke seluruh tubuh.
d. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan seperti spekulum, tenakulum, dan alat-alat lain yang
menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang terinveksi HIV, dan langsung
digunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi HIV, dan langsung digunakan untuk
orang lain yang tidak terinfeksi HIV bisa menular HIV
e. Alat-alat untuk menoreh kulit

4
Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet, menyunat seseorang, membuat tato,
memotong rambut, dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin
dipakai tanpa disterilkan terlebih dahulu.
f. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang digunakan di fasilitas kesehatan, maupun yang digunakan oleh para
pengguna narkoba (Injecting Drug User-IDU) sangat berpotensi menularkan HIV.
Selain jarun suntik, pada para pemakai IDU secara bersama-sama juga menggunakan
tempat penyampur, pengaduk, dan gelas pengoplos obat, sehingga berpotensi tinggi
untuk menularkan HIV.
HIV tidak menular melalui peralatan makan, pakaian, handuk, sapu tangan, hidup
serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk, dan hubungan sosial yang lain.
2.3 Tanda Dan Gejala HIV
Menurut WHO tahun 2016
1) stadium klinis satu memiliki gejala pembesaran atau pembengkakan Kelenjar limfa
atau kelenjar getah bening yang menetap biasanya ketika terjadi infeksi kelenjar getah
bening akan membengkak untuk memberikan tanda setelah infeksi mereda kelenjar
getah bening akan mengempis dengan sendirinya.
2) Stadium klinis 2 memiliki gejala seperti berat badan menurun kurang dari 10% dari
berat badan semula dalam satu bulan infeksi saluran pernapasan berulang-ulang terkena
herpes zoster atau infeksi pada saraf dan kulit di sekitarnya terkena infeksi yang terjadi
pada sudut mulut, sariawan dalam mulut yang berulang-ulang dan juga kelainan kulit
dan juga penyakit kulit yang biasanya menjangkit kulit kepala dan area tubuh yang
berminyak seperti punggung wajah serta dada bagian atas infeksi jamur kuku.
3) Stadium 3 memiliki gejala berat badan turun lebih dari 10% dari berat badan semula
dalam sebulan demam lebih dari 37, 5 derajat Celcius atau berkepanjangan tanpa sebab
yang jelasLebih dari 1 bulan. Mengalami kandidiasis oral persisten atau penyakit
infeksi pada kulit rongga mulut, oral hairy leukoplakia atau suatu bercak putih yang
permukaannya kasar dan berbulu, terkena penyakit tb paru, infeksi bakteri berat seperti
meningitis, Gingivitis atau periodontitis yaitu 2 stadium yang berbeda dari penyakit
gusi pertumbuhan bakteri didalam mulut dan mungkin berakhir jika tidak dirawat
dengan benar dengan kehilangan gigi yang disebabkan oleh kerusakan dari jaringan
yang mengelilingi gigi-gigi. Anemia atau kurang darah sebanyak kurang dari 8 g/ dl.

5
4) Stadium 4 memiliki gejala seperti HIV wasting syndrome atau berat badan turun 10%
mengalami diare kronik selama lebih dari 1 bulan, atau demam lebih dari 1 bulan yang
tidak disebabkan oleh gejala penyakit lain. Pneumonia nomor Cities atau PCP infeksi
serius yang menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan paru-paru. pneumonia
atau paru-paru basah yang berulang. infeksi herpes kronis pada kelamin dan kulit.
penyakit ini menyebabkan kulit melepuh selama lebih dari 1 bulan. terkena tb paru.
infeksi cytomegalovirus mneyerupai herpes, gejalanya seperti flu.
2.4 Patofisiologi HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan etiologi dari infeksi HIV/AIDS.
Penderita AIDS adalah individu yang terinfeksi HIV dengan jumlah CD4 < 200µL
meskipun tanpa ada gejala yang terlihat atau tanpa infeksi oportunistik. HIV ditularkan
melalui kontak seksual, paparan darah yang terinfeksi atau sekret dari kulit yang terluka,
dan oleh ibu yang terinfeksi kepada janinnya atau melalui laktasi (Spiritia, 2009).
Molekul reseptor membran CD4 pada sel sasaran akan diikat oleh HIV dalam tahap infeksi.
HIV terutama akan menyerang limfosit CD4. Limfosit CD4 berikatan kuat dengan gp120
HIV sehingga gp41 dapat memerantarai fusi membrane virus ke membran sel. Dua ko-
reseptor permukaan sel, CCR5 dan CXCR4 diperlukan, agar glikoprotein gp120 dan gp41
dapat berikatan dengan reseptor CD4. Koreseptor menyebabkan perubahan konformasi
sehingga gp41 dapat masuk ke membran sel sasaran (Febrianti, 2011). Limfosit CD4 yang
terinfeksi mungkin tetap laten dalam keadaan provirus atau mungkin mengalami siklus-
siklus replikasi sehingga menghasikan banyak virus. Infeksi pada limfosit CD4 juga dapat
menimbulkan sitopatogenitas melalui beragam mekanisme termasuk apoptosis (kematian
sel terprogram) anergi (pencegahan fusi sel lebih lanjut), atau pembentukan sinsitium (fusi
sel).
2.5 Penularan Penyakit HIV/Aids
HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. HIV bisa berakibat fatal jika tidak diobati dan bisa menular dalam
keadaan tertentu. Itu sebabnya penting untuk mengetahui dengan benar cara penularan
HIV, sehingga Anda tidak tertula penyakit ini.
Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah, air mani,
cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Siapa pun dari segala usia, ras, maupun
jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.
Beberapa metode penularan HIV antara lain adalah melalui :
6
1. Hubungan seks
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, baik itu melalui
vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang yang suka berganti-ganti pasangan
seksual juga lebih berisiko untuk terkena HIV.
2. Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah orang yang
terinfeksi HIV. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas
membuat seseorang berisiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
3. Kehamilan, persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk
menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda
adalah penderita HIV yang tengah hamil agar risiko penularan HIV pada bayi bisa
ditekan.
4. Transfusi darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi darah. Namun,
kejadian ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji kelayakan donor,
termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh. Dengan pengujian yang
layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sinopsis Film


Nada untuk Asa

Dalam film ini, sosok Yuke digambarkan lewat karakter Nada dan Asa. Cerita bermula
ketika Nada, sudah memiliki tiga anak ketika suaminya Bobby, meninggal karena sakit
kanker getah bening. Namun Gita, adik ipar Nada, memaksa Nada untuk cek HIV, karena
dokter lain yang pernah merawat suami Nada mengatakan bahwa suami Nada meninggal
karena HIV. Ternyata suaminya pernah berselingkuh dengan Wanda, rekan kuliahnya yang
positif mengidap HIV, sehingga mewariskan virus HIV kepada Dua anggota keluarganya,
yaitu Nada dan Asa.
Keluarga suaminya merasa bersalah dan tetap bisa menerima Nada sebagai bagian dari
keluarga, tapi keluarga Nada menolak kehadirannya. Orang lain di sekitar Nada pun jadi
takut tertular setiap ada Nada di dekat mereka. Nada sempat putus asa, namun Gita berhasil
memulihkan semangat hidup Nada.
Walaupun hidup dengan HIV, Nada terus membesarkan ketiga anaknya sampai
mereka tumbuh dewasa, termasuk anak bungsunya Asa, yang juga terjangkit virus HIV.
Namun Asa bisa tumbuh dengan sehat sampai dewasa karena tertib minum obat.
Ketika sudah besar, nasib Asa tak kalah menyedihkan dibanding ibunya, karena
setelah diketahui terjangkit HIV, Asa dipecat dari Perusahaan tempatnya bekerja. Namun
mental Asa lebih kuat daripada ibunya, sehingga Ia tidak patah semangat.
Dengan pesangon dari Perusahaan, Asa membangun bisnis kue secara online. Walau
bisnis Asa tak sepenuhnya lancar karena ada beberapa pembeli yang membatalkan pesanan
setelah mengetahui bahwa pembuat dan penjual kuenya terjangkit HIV. Asa terus
bersemangat karena bertemu dengan Wisnu, pria yang bekerja sebagai pendamping
penderita HIV di sebuah Rumah Sakit, yang bisa mencintainya dengan sepenuh hati. Dan
nada dan asa mampu bangkit dan semangat berkat dorongan serta dukungan dari keluarga
serta dari adik iparnya nada.

8
3.2 Analisa Film dengan Teori
Bobi yang merupakan suami dari Nada meninggal karena penyakit kanker paru-paru
penyebaran penyakit begitu cepat karena virus HIV yang menyerang bobi. Sudah 4 tahun
bobi positif terkena virus HIV.
Nada ibu dari asa tertular virus HIV oleh alm suaminya, saat dinyatakan positif Nada
tidak percaya dengan apa yang disampaikan dokter dan perasaan nada saat itu marah.
Kemudian nada memberi kabar kepada keluarga nya bahwa ia postif hiv karena tertular
oleh alm suaminya, respon keluarga nada kecewa dan langsung menjauhi nada. Tidak ada
anggota keluarga nada yang mau menerima nada
Nada mempunyai 3 anak yaitu 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan yang masih kecil
bernama Asa. Saat Asa dewasa ia bekerja disalah satu perusahaan namun saat bosnya
mengetahui bahwa Asa postif HIV asa dikeluarkan dari perusaan tempat ia bekerja karena
takut akan menularkan virusnya kepada rekan kerja yang lain.
a. Ibu pada bayinya
Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi
sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinan
mencapai 50% (PELKESI,1995 dalam Nursalam, 2007).
Didalam film tersebut nada tertular virus HIV AIDS oleh alm suaminya yaitu Bobi pada
awalnya nada tidak mengetahui bahwa penyebab kematian bobi selain kanker paru-paru
yaitu virus HIV. Kemudian saat nada diperiksa oleh dokter hasilnya positif pada saat itu
nada mempunyai bayi bernama Asa dan sedang menyusui Dokter menyarakan nada
membawa bayinya untuk diperiksa juga,walaupun akhirnya sempat menolak untuk
membawa asa pada akhirnya nada pun mengikuti saran dari dokter dan hasilnya positif
Asa tertular virus HIV oleh ibunya yaitu Nada

Setelah asa di PHK dari pekerjaan nya, asa merasa terpuruk di karenakan virus yg ada
didalam tubuhnya, tetapi asa masih bisa bersosialisasi dengan teman-temannya. Dan suatu
Ketika asa bertemu dengan seorang lelaki bernama Wisnu yang sempat bertemu di cafe
dan mereka berkenalan dan semakin sering bertemu degan Wisnu. Wisnu ini adalah
pendamping ODHA dan sempat bertemu dengan mereka berdua pasien ODHA dan
gangguan jiwa tersebut yg pernah wisnu dampingi. Dan asa memperkenalkan diri nya dan
mengakui atas penyakit yang di derita nya saat ini kepada wisnu. Kehidupan Asa berubah
ketika Wisnu datang ke hidupnya. Wisnu memberikan cinta dan harapan kepada Asa yang
9
selama ini tidak ia dapatkan dari orang-orang selain keluarganya karena penyakit
HIV/AIDS yang Asa derita.
Nada saat ini sedang terpuruk karena penyakit yang dideritanya beberapa orang
menjauhi nya dan termasuk keluarga nya sendiri. Tetapi adik dari suaminya itu tetap selalu
mendampingi nada bahkan selalu mensupport agar selalu bertemu dengan dokter supaya
tahu perkembangan diri nada tapi nada tetap tidak mau konsultasi dengan dokter.
Asa yang saat ini sedang berbincang – bincang dengan wisnu begitu akrab dan
meluapkan semua isi hati asa bahkan menceritakan mimpi-mimpi asa .
b. Beberapa metode penularan HIV antara lain adalah melalui :
1. Hubungan seks
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, baik itu
melalui vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang yang suka berganti-
ganti pasangan seksual juga lebih berisiko untuk terkena HIV.
2. Kehamilan, persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi
untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter
jika Anda adalah penderita HIV yang tengah hamil agar risiko penularan HIV pada
bayi bisa ditekan.
Nada ibu asa memilih untuk bertemu dengan orang yang dulu selama suaminya di
Jakarta dia Wanita yang pernah menemani suaminya tanpa sepengetahuan Nada
sebagai istri Bobi. Bobi dan wanita tersebut melakukan hubugan sexual tanpa di
sadari ada penularan virus HIV selama berhubungan tersebut. Keduanya , wanita
tersebut dan Bobi terpapar virus HIV dan menyebar ke istri dan bayi yaitu asa yang
di kandung pada saat itu.

Yang bisa di ambil dari film ini adalah untuk selalu bersikap positif kepada penderita
HIV/AIDS, tapi juga kepada para penderita HIV/AIDS agar selalu bersemangat dan tidak
pernah menyerah seperti yang dilakukan Nada yang tidak berhenti untuk terus hidup dan
membesarkan anak-anaknya, juga pada karakter Asa yang begitu gembira dan positif dalam
menjalani hidup meskipun ia menderita penyakit mematikan. film ini di penuhi dengan
nilai moral bagaimana seharusnya kita bersikap kepada penderita HIV/AIDS, juga kepada
para penderita HIV/AIDS agar tidak menyerah. yang harusnya dilawan adalah penyakitnya
bukan penderita HIV/AIDS-nya dan menghilangkan diskriminasi kepada para penderita
10
HIV/AIDS, bagaimanapun juga mereka tetaplah seorang manusia apapun penyakitnya
jangan pernah menghilangkan nilai kemanusiaan yang kita miliki.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
HIV masih menjadi penyakit yang awam di masyarakat. Pengetahuan seseorang
mengenai HIVpun masih di bilang sangat minim. Banyak orang yang masih ketakutan
ketika berhadapan atau kontak langsung dengan penderita HIV, munculah stigma negatif
mengenai HIV yang justru membuat Pengidap HIV merasa di kucilkan. Ketakutan akan
terkena HIV membuat pandangan masyarakat bahwa harus menjauhi orang dengan
HIV/AIDS. HIV sendiri dapat ditularkan melalui hubungan seks seperti dalam film istriya
tertular dari suaminya, penggunaan jarum suntik, transfusi darah dan kehamilan, persalinan
atau menyusui dalam film pun di ketahui bahwa sang anak tertular HIV juga.
Bagi pengidap HIV/AIDS sangat di butuhkan dukungan khususnya dari keluarga dan
orang sekitar hal ini dapat membuat pengidap HIV merasa mampu menjali kesehariannya
dan mewujudkan mimpinya. Selain itu berkonsultasi dengan dokter dan minum obat adalah
salah satu upaya untuk mencegah keparahan pengidap HIV.
4.2 Saran
Edukasi mengenai HIV masih sangat di perlukan, stigma negatif mengenai HIV yang
muncul dan berkembang di masyarakat harus di benarkan agar tidak memunculkan
masalah baru seperti diskriminasi, ketakutan berlebih, hingga membuat penderita HIV
merasa stress ataupun tertekan. Edukasi mengenai cara mencegah, cara mengobati dan
sikap terhadap seorang pengidap HIV masih sangat di perlukan. Hal tersebut kami rasa
sangat dapat membatu untuk mengurangi stigma terhadap orang dengan HIV sehingga
orang pengidap HIV dapat menjalani kehidupannya dengan layak tidak penuh dengan
tekanan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nur Arifatun Nuzzillah, Dyah Mahendrasari Sukendra. 2017. Analisis Pengetahuan Dan Sikap
Narapidana Kasus Narkoba Terhadap Perilaku Berisiko Penularan HIV/AIDS. Jurnal
Of Health Education.
Fauziah Iswandi. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan HIV AIDS Di Irna Non
Bedah Penyakit Dalam Rsup Dr. M. Djamil Padang. Poltekkes Kemenkes Padang
Erwin Dodu. 2018. Penerapan Data Mining Untuk Mendeteksi Tingkatan Stadium Penyakit
Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome
Menggunakan Algoritma Naive Bayes Classifier Dinrsud Anutapura Palu.
Afif Nurul Hidayati, dkk. 2019. Manajemen HIV/AIDS: Terkini, Komprehensif, dan
Multidisiplin. Surabaya : Airlangga University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai