Anda di halaman 1dari 23

BIOEKOLOGI TIKUS, SURVEY TIKUS, DAN PROSEDUR

PENGIRIMAN SPESIMEN HASIL SAMPLING


Kelompok 3
1. Adila Windah Aprilia (P21345120002)
2. Amanda Putri Ramadhanty (P21345120008)
3. Ana Kirana Aisah (P21345120009)
4. Muhammad Ghifar Nasyith (P21345120037)
Meliputi :
1. Habitat dan Ruang Gerak
2. Klasifikasi Tikus
3. Morfologi Tikus
4. Karakteristik Tikus
5. Jenis Tikus
6. Siklus Hidup, Habitat dan Kemampuan Tikus
7. Tanda – tanda Keberadaan Tikus
8. Biologi dan Pencirian Ektoparasit
9. Pelaksanaan Survey Tikus dan Pengamatan
10. Pencatatan, Pelabelan, Pembuatan Specimen,
dan Penyimpanan/Pengiriman Specimen
11. Ektoparasit dan endoparasit
Habitat Dan Ruang Gerak Tikus
Tikus dapat hidup di manapun. Namun demikian, dimana tikus tinggal
akan bervariasi tergantung pada spesies tikus tertentu dan daerah dimana
mereka berada (misalnya daerah pedesaan atau perkotaan). Mereka mampu
dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan yang beragam, baik di alam liar
maupun dekat dengan pemukiman manusia.
Tikus-tikus liar yang hidup di alam bebas seperti di hutan atau rimba lebih
suka hidup di pohon dan menggali lubang di bawah tanah untuk menyimpan
makanan dan membesarkan anak-anak mereka serta perlindungan diri dari
predator alami mereka seperti ular dan burung hantu.
Tikus adalah hewan nokturnal. Tikus paling aktif antara senja dan fajar
dan umumnya bersembunyi dari manusia di siang hari. Namun, ketika sumber
makanan dan air semakin terbatas, bukan tidak mungkin jika kita melihat ada
tikus berkeliaran di rumah pada siang hari.
Klasifikasi Tikus
Tikus dan mencit termasuk familia Muridae dari kelompok mamalia (hewan menyusui). Para
ahli zoologi (ilmu hewan) sepakat untuk menggolongkannya kedalam ordo Rodensia (hewan
yang mengerat). Untuk lebih jelasnya, tikus dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Dunia : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Subkelas : Theria
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Sub famili : Murinae
Genus : Rattus, dan Mus
Spesies : Rattus tanezumi
Rattus norvegicus,
Rattus exulans,
Rattus tiomanicus,
Rattus argentiventer,
Rattus niniventer,
Bandicota,
Mus musculus.
Morfologi Tikus
Karakteristik Tikus

Tikus memiliki ciri-ciri kepala, badan dan ekor terlihat jelas, tertutup rambut, tetapi ekornya
bersisik dan kadang-kadang berambut. Memiliki sepasang daun telinga, mata dengan membran
niktitans, bibir kecil dan lentur. Di sekitar hidung atau moncong terdapat misae. Badan tikus
berukuran kecil (± 600 mm).
Ukuran panjang badan tikus lebih besar (≥180 mm) dari pada mencit (≤180 cm). Tikus betina
mempunyai kelenjar mamae berjumlah 4 - 6 pasang. Kaki depan lebih kecil dari pada kaki
belakang. Kaki depan memiliki 4 jari, sedang kaki belakang 5 jari. Ekor tikus lebih panjang atau
lebih pendek daripada badannya. Anus di bawah ekor.
Jenis Tikus
1.Tikus Rumah (Rattus tanezumi)
Tikus ini mempunyai panjang total ujung kepala sampai ujung ekor 220-370 mm, ekor 101-180 mm, kaki
belakang 20-39 mm, ukuran telinga 13-23 mm. Warna rambut badan atas coklat tua dan rambut badan bawah
(perut) coklat tua kelabu. Tikus ini banyak dijumpai di rumah (atap, kamar, dapur) dan gudang. Kadangkadang
juga ditemukan pula di kebun sekitar rumah.

2.Tikus Got (Rattus norvegicus )


Tikus got ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-400 mm, panjang ekornya 170-230
mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga 18-22 mm. Warna rambut badan atas coklat kelabu, rambut
bagian perut kelabu. Tikus ini banyak dijumpai di seluruh air/riol/got di daerah pemukiman kota dan
pasar.
3.Tikus Ladang (Rattus exulans)
Tikus ladang mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 139-365 mm, panjang ekor 108-147
mm,
kaki belakang 24-35 mm, dan ukuran telinga 11-28 mm. Warna rambut badan atas coklat kelabu,
rambut bagian perut putih kelabu. Jenis tikus ini banyak terdapat di semak-semak dan kebun/ladang
sayur-sayuran dan pinggiran hutan dan kadang-kadang masuk ke rumah.
4.Tikus Sawah (Rattus argentiveter)
Panjang tikus sawah dari ujung kepala sampai ekor 270-370 mm, panjang ekornya 130-192 mm dan
panjang kaki belakang 32-39 mm, telinga 18-21 mm. Warna rambut badan atas coklat muda berbintik
bintik putih, rambut bagian perut putih atau coklat pucat. Tikus jenis ini banyak di jumpai di sawah
dan padang alang-alang.
5.Tikus Wirok (Bandicota indica)
Panjang dari tikus wirok ini dari ujung kepala sampai ekor 400-580 mm, panjang ekornya 160-315
mm, kaki belakang 47-53 mm, telinga 29-32 mm. Warna rambut badan atas dan rambut bagian
perut coklat hitam, rambutnya agak jarang dan rambut di pangkal ekor kaku seperti ijuk, jenis
tikus ini banyak dijumpai di daerah berawa, padang alang-alang dan kadang-kadang di kebun
sekitar rumah.
6.Tikus Piti (Mus musculus)
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor kurang dari 175 mm, ekor 81-108 mm, kaki
belakang 12-18 mm, sedangkan telinga 8-12 mm, sedangkan rumus mamae 3+2 = 10. Warna rambut
badan atas dan bawah coklat kelabu. Jenis ini banyak terdapat di dalam rumah, dalam almari, dan tempat
penyimpanan lainya.
Siklus Hidup, Habitat dan Kemampuan Tikus

Tikus merupakan hewan yang berkembangbiak sangat cepat,


perkembangbiakan ditunjang oleh sifat-sifat berikut:
1. Kemampuan birahi induk setelah melahirkan (post partum
oestrus) 1-2 hari setelah melahirkan induk siap dikawini.
2. Kemampuan melahirkan sepanjang tahun (poliestrus), induk
melahirkan tanpa mengenal musim dan masa istirahat dalam
bereproduksi.
3. Besarnya jumlah keturunan, rata-rata per kelahiran 6 ekor.
4. Cepat menjadi dewasa, berat anak tikus (cindil) 4,5-6,5 gram.
Setelah berumur 2-3 bulananak tikus siap kawin.
5. Siap kawin sepanjang tahun, tikus jantan di daerah tropis siap
kawin setiap saat.
6. Masa bunting singkat Sejak kawin sampai melahirkan 19-23
hari.
Tikus dapat hidup di manapun. Namun demikian, dimana tikus tinggal akan bervariasi tergantung pada spesies tikus tertentu
dan daerah dimana mereka berada (misalnya daerah pedesaan atau perkotaan).

1. Tikus Rumah (Rattus tanezumi)


Tikus ini banyak dijumpai di rumah (atap, kamar, dapur) dan gudang. Terkadang juga ditemukan di kebun sekitar rumah.
2. Tikus Got (Rattus norvegicus )
Tikus ini banyak dijumpai di seluruh air/riol/got di daerah pemukiman kota dan pasar.
3. Tikus Ladang (Rattus exulans)
Jenis tikus ini banyak terdapat di semak-semak dan kebun/ladang sayur-sayuran dan pinggiran hutan dan kadang-kadang
masuk ke rumah.
4. Tikus Sawah (Rattus argentiveter)
Tikus jenis ini banyak di jumpai di sawah dan padang alang-alang.
5. Tikus Wirok (Bandicota indica)
Jenis tikus ini banyak dijumpai di daerah berawa, padang alang-alang dan kadang kadang di kebun sekitar rumah.
6. Tikus Piti (Mus musculus)
Jenis ini banyak terdapat di dalam rumah, dalam almari, dan tempat penyimpanan lainya.
A ) Kemampuan alat indera B ) Kemampuan fisik.

1) Mencium 1) Menggali
2) Menyentuh 2) Memanjat.
3) Mendengar. 3) 3Meloncat dan melompat.
4) Melihat 4) Menggerogoti.

5) Mengecap. 5) Berenang dan menyelam.


Tanda – Tanda Keberadaan Tikus

1. Dropping /Kotoran 6. Bercak Urine

2. Track / Jejak 7. Tikus Hidup / Mati

3. Kerusakan / Gigitan 8. Suara

4. Sarang 9. Bau

5. Runways / Jalur Tikus


Biologi Dan Pencirian
Anggota Muridae ini dominan disebagian kawasan didunia. Potensi reproduksi tikus dan mencit sangat
tinggi dan ciri yang menarik adalah gigi serinya beradaptasi untuk mengerat (mengerat + menggigit
benda-benda yang keras). Karakteristik lainnya adalah cara berjalannya dan perilaku hidupnya. Semua
rodensia komensal berjalan dengan telapak kakinya. Beberapa jenis Rodensia adalah Rattus norvegicus,
Rattus rattus diardi, Mus musculus yang perbandingan bentuk tubuhnya.

Rattus norvegicus (tikus got) berperilaku menggali lubang ditanah dan hidup dilibang tersebut.
Sebaliknya Rattus rattus diardii (tikus rumah) tidak tinggal ditanah tetapi disemak-semak dan atau
diatap bangunan. Mus musculus (mencit) selalu berada di dalam bangunan, sarangnya bisa ditemui di dalam
dinding, lapisan atap (eternit), kotak penyimpanan atau laci.
Pelaksanaan Survey Tikus Dan Pengamatan
Pemilihan lokasi diharapkan juga dapat mewakili endemisitas penyakit tular vektor dan reservoir.
Kawasan yang mewakili tiga kelompok ekosistem adalah:
1.Ekosistem Hutan
2.Ekosistem Non Hutan
3.Ekosistem Pantai / Pesisir

Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dilakukan berdasarkan stratifikasi geografis
dan ekosistem. Pengambilan sampel dilakukan di titik terpilih yang mewakili 3 tipe ekosistem (hutan, non-
hutan dan pantai), baik yang jauh maupun dekat dengan pemukiman. Di setiap kabupaten terpilih,
pengambilan sampel akan dilakukan di 6 titik, yaitu :
4. Hutan dekat dengan pemukiman (HDP)
5. Hutan jauh dari pemukiman (HJP)
6. Non-hutan dekat dengan pemukiman (NHDP)
7. Non-hutan jauh dari pemukiman (NHJP)
8. Pantai dekat dengan pemukiman (PDP)
9. Pantai jauh dari pemukiman (PJP)
Selain dasar stratifikasi geografis dan ekosistem, dasar penentuan titik tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Wilayah (provinsi/kabupaten) tersebut memiliki informasi yang cukup atau


memiliki dugaan kuat sebagai sumber penularan penyakit bersumber vektor
dan reservoir
2. Memiliki kondisi lingkungan yang potensial untuk perkembangbiakan
nyamuk, seperti adanya rawa, kolam ikan tidak digunakan lagi, lagun dan
sebagainya.
3. Lokasi relatif mudah diakses dan terdapat cukup fasilitas yang dibutuhkan
4. Lokasi harus dapat dikunjungi dan tidak memiliki risiko tinggi di luar
kepentingan riset (bencana, keamanan, dsb)
1.Pemetaan
Survei lingkungan macam apa pun sayangnya dimulai dengan perijinan, dan survei/pengamatan lokasi survei. Dalam
pengamatan lokasi survei, kegiatan pemetaan sebaiknya dilakukan. Peta yang dihasilkan menggambarkan tata letak/tata ruang
yang sebenarnya, terutama untuk menentukan sederetan titik penting tempat pengambilan sampel dan tempat penting lainnya,
yaitu jalan, danau, sungai, jalan setapk, bangunan, pepohonan,hutan semak, dan lain-lain

2.Pengukuran faktor lingkungan


Telah diketahui bahwa faktor lingkungan baik abiotik dan biotik berpengaruh terhadap ukuran dan penyebaran populasi
tikus. Oleh karena pengukuran faktor lingkungan perludilakukan seperti pengukuran faktor abiotik (suhu, kelembaban, sinar,
angin, dan.ph (tanah/air) dan biotik (tumbuhan dan binatang).

3.Pelaksanaan survei tikus


Kegiatan dalam pelaksanaan survei tikus tergantung dari tujuan yang akan dicapai. Tetapi kegiatan utama yang dilakukan
adalah :
•Penangkapan Tikus
•Pencatatan dan Pelabelan
•Pembuatan Specimen Awetan
Spesimen awetan tikus merupakan bukti ilmiah jenis tikus yang berhasil ditangkap disuatu lokasi penelitian, Spesimen
awetan bermanfaat untuk koleksi dan referensi dan bahan konfirmasi jenis tikus ke lembaga ilmiah lain apabila identifikasi
mengalami kendala.
Pencatatan, Pelabelan, Pembuatan Specimen,
Penyimpanan/Pengiriman Specimen.
a. Penangkapan tikus
Penjebakan/pemerangkapan di lapangan merupakan cara baik untuk mendapatkan sampel tikus. Perbedaan tipe perangkap
yang digunakan sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Perangkap hidup lebih baik daripada perangkap mati.
Perangkap hidup tidak merusak tubuh (kulit dan atau tulang) dari tikus yang terperangkap, dan tikus akan tetap hidup.
Sebaliknya dengan perangkap mati, tikus yang terbunuh harus segera ditangani, karena cepat membusuk.
b. Pencatatan dan pelabelan
Sampel tikus yang tertangkap merupakan data penting yang perlu dikoleksi sebagai spesimen, terutama dari daerah/habitat
yang berbeda. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengkoleksi yaitu; label/etikat harus dibuat dengan kertas
kaku atau tebal, tulisan dengan huruf balok dan ditulis dengan tinta yang tidak dapat terhapus. Hal penting yang perlu
dicatat adalah; 1. Nama jenis 7. Panjang kaki belakang (mm
2. Lokasi/habitat 8. Lebar telinga (mm)
3. Tangal (hari, bulan, tahun) 9. jenis kelamin
4. Berat badan (gram) 10. Organ reproduksi, seperti testis, seminal vesikel, uterus, dan embrio
5. Panjang kepala dan badan (mm) 11. Rumus mamae
6. Panjang ekor (mm) 12. Kolektor
c. Pembuatan specimen awetan
Spesimen awetan tikus merupakan bukti ilmiah jenis tikus yang berhasil ditangkap di suatu lokasi penelitian,
sehingga pembuatan specimen awetan tikus merupakan kegiatan yang harus dilakukan. Spesimen awetan
bermanfaat untuk koleksi dan referensi dan bahan konfirmasi jenis tikus ke lembaga ilmiah lain apabila
identifikasi mengalami kendala.

d. Penyimpanan/pengiriman spesimen
Spesimen awetan jenis tikus meruapakan koleksi ilmiah yang sangat peting, sehingga penyimpanannya perlu
mendapat perhatian ekstra, sehingga awetan tersebut dapat bertahan selama-lamanya. Tempat penyimpanan
specimen awetan merupakan tempat yang bebas dari segala sesuatu yang dapat merusak specimen awetan
tersebut. Untuk pengiriman spesimen ke lembaga ilmiah lain untuk tujuan konfirmasi, sumbangan atau
keperluan lain, specimen awetan sebaiknya ditempatkan pada kotak kemasan yang menjamin specimen
tersebut tidak mengalami kerusakan di perjalanan.
Ektoparasit & Endoparasit
Endoparasit merupakan jenis parasit yang 1. Ektoparasit hidup di permukaan inang sedangkan Endoparasit
dapat hidup didalam tubuh organisme atau hidup di dalam inang.
inang. Jenis parasit ini disebut juga dengan
parasit internal yang dapat hidup di lingkungan 2. Ektoparasit bersifat sementara, intermiten atau permanen
intraseluler maupun ekstraseluler dalam inang. sedangkan endoparasit adalah parasit permanen di dalam inang.
Parasit pada intraseluler dapat hidup di dalam
sel tubuh sedangkan parasit pada ekstraseluler 3. Respirasi ektoparasit bersifat aerobic sedangkan respirasi
ia mampu hidup dalam beberapa jaringan endoparasit bersifat anaerobik.
tubuh.
CONTOH :
Ektoparasit merupakan jenis parasit yang •Ektoparasit: Nyamuk, lintah, tungau, dan kutu.
hidup di permukaan tubuh dari organisme. •Endoparasit : Cacing seperti cacing gelang, cacing pita, dan
Parasit jenis ini juga disebut sebagai parasit trematoda dan protozoa seperti Plasmodium dan Amoeba.
eksternal.  Parasit dengan sebutan ektoparasit
ini dapat ditemui pada tumbuhan dan hewan.
THANK YOU
SESI TANYA JAWAB
1. Ersa : Kenapa tikus menggigit semua benda?
Dijawab oleh Amanda :

Tikus memiliki gigi yang besar, kuat dan tajam. Secara total tikus memiliki 16 gigi, namun hanya ada 4 gigi yang
digunakan tikus khusus untuk mengunyah dan menggigit. Keempat gigi yang panjang dan tajam ini dikenal sebagai gigi seri
atau gigi depan yang terletak di bagian atas dan bawah mulut mereka. Gigi tikus terus bertumbuh sepanjang hidup mereka.
Oleh karena nya, mengunyah atau menggigit banyak benda akan sangat membantu tikus untuk menjaga gigi mereka agar
tidak tumbuh terlalu besar dan tajam. Gigi seri yang terlalu tajam seringkali mengakibatkan kematian pada tikus, karena gigi
seri yang terlalu panjang dan tajam akan menyulitkan tikus saat mereka makan.

2. Fazly : bagaimana pendapat kelompok kalian mengenai birahi tikus yg tidak terkendali akan menyebabkan meledak nya
populasi dan jika kita membasmi semua tikus itu apakah dapat mengganggu ekosistem?
Dijawab Oleh Ana Kirana :
Tergantung dari tempat dan lokasi nya. Kalau misalnya di Persawahan yang memang keaadaan ekosistem atau rantai
makanan sangat penting, jika populasi tikus lebih banyak di sawah maka akan terjadinya hama bagi pak petani sebaliknya jika
populasi sedikit maka akan mempengaruhi rantai makanan diatasnya sehingga membuat penurunan populasi. jika keadaannya
dirumah maka tidak ada salahnya membasmi hama tikus dengan catatan kondisi tikus ditempat tersebut sudah tidak terkendali.
3. M. Raihan : Berbicara terkait pengendalian tikus ni kalo di sawah kan ada pengendalian tikus dengan cara memanfaatkan ular
dan burung hantu sebagai pengendaliannya, nah kalo semisal kucing kira-kira menurut kalian hewan ini mampu tidak jika
dijadikan sebagai hewan yang bisa mengendalikan tikus?. Karena saya pernah baca kalo kucing dichikago mampu dijadikan
sebagai pengendalian untuk menekan hama tikus.
Dijawab Oleh Ghifar :
Melalui makalah berjudul "Temporal and Space-Use Changes by Rats in Response to Predation by Feral Cats in an
Urban Ecosystem" yang diterbitkan jurnal Frontiers in Ecology and Evolution, Parsons menyampaikan bahwa dari 259
kejadian itu, hanya sebanyak 20 kejadian kucing menguntiti tikus. Bahkan, hanya terdapat 3 kejadian kucing memburu
tikus. Dari 3 kejadian itu, tikus mati di 2 kejadian. Artinya, kucing tidak setangguh itu untuk memburu tikus. Sebagaimana
disampaikan Science Alert, Parsons dan kawan-kawan menduga ketidaktangguhan kucing berhubungan dengan jenis tikus.
Populasi kucing di Steward Island telah diketahui memangsa tikus. Namun, tikus-tikus itu berukuran sangat kecil, dengan
massa sekitar 150 gram. Fenomena itu mirip yang terjadi di Australia. Di sana, kucing memburu tikus berbulu panjang yang
massanya juga 150 gram. Namun, di New York dan Chicago, sebagian besar tikus berjenis tikus Norwegia. Tikus jenis ini
bermassa sekitar 300 gram, lebih besar dari tikus di Steward Island atau Australia.
Tikus yang mati dalam penelitian Parsons dan kawan-kawan merupakan anggota populasi tikus yang berukuran kecil.
"Kucing lebih memilih mangsa yang tidak berdaya," tulis Parsons. Menurut Parsons, tikus besar dan kuat dapat
memberikan perlawanan yang menyulitkan kucing daripada tikus kecil, burung, cicak, atau kecoa.

4. Alda : Kenapa tikus tidak kesetrum saat menggigit kabel ?

Dijawab Oleh Adila :

A. Tikus menggigit bagian kabel tak berarus listrik


Perlu diketahui bahwa kabel listrik rumah berarus bolak-balik, artinya ia mempunyai dua kutub yang berarus listrik dan yang
tidak. Jika kita tes menggunakan taspen, pada colokan (stop kontak) maka akan ketahuan bahwa bagian berarus listrik
ditunjukkan dengan nyala pada taspen. Tikus tidak kesetrum kemungkinan ia hanya menggigit bagian kabel yang tidak ada
arus listriknya sehingga tidak kesetrum. Atau mungkin kabel yang digigitnya memang sedang dipadamkan sehingga tidak ada
arus listriknya.
B. Tikus tidak sengaja menginjak isolator
Mungkin kamu dulu pernah belajar, kalau dalam kelistrikan dikenal istilah konduktor dan isolator. Konduktor adalah benda
yang bisa menghantarkan listrik, sementara isolator benda yang tidak menghantarkan listrik. Tikus yang tidak tersetrum saat
menggigit kabel kemungkinan saat itu tikusnya kebetulan menginjak isolator seperti plastik, sehingga tidak tersetrum.
C. Tersetrum sedikit dan kabur
Kemungkinan terakhir adalah mungkin saja tikus itu sebenarnya tersetrum, namun tikus itu buru-buru melepaskannya
karena kaget sehingga akhirnya bisa kabur. Oleh karena itu sangat jarang, bahkan tidak pernah kita temukan seekor tikus
terpanggang karena kesetrum listrik saat menggigit kabel

Anda mungkin juga menyukai