Tikus memiliki ciri-ciri kepala, badan dan ekor terlihat jelas, tertutup rambut, tetapi ekornya
bersisik dan kadang-kadang berambut. Memiliki sepasang daun telinga, mata dengan membran
niktitans, bibir kecil dan lentur. Di sekitar hidung atau moncong terdapat misae. Badan tikus
berukuran kecil (± 600 mm).
Ukuran panjang badan tikus lebih besar (≥180 mm) dari pada mencit (≤180 cm). Tikus betina
mempunyai kelenjar mamae berjumlah 4 - 6 pasang. Kaki depan lebih kecil dari pada kaki
belakang. Kaki depan memiliki 4 jari, sedang kaki belakang 5 jari. Ekor tikus lebih panjang atau
lebih pendek daripada badannya. Anus di bawah ekor.
Jenis Tikus
1.Tikus Rumah (Rattus tanezumi)
Tikus ini mempunyai panjang total ujung kepala sampai ujung ekor 220-370 mm, ekor 101-180 mm, kaki
belakang 20-39 mm, ukuran telinga 13-23 mm. Warna rambut badan atas coklat tua dan rambut badan bawah
(perut) coklat tua kelabu. Tikus ini banyak dijumpai di rumah (atap, kamar, dapur) dan gudang. Kadangkadang
juga ditemukan pula di kebun sekitar rumah.
1) Mencium 1) Menggali
2) Menyentuh 2) Memanjat.
3) Mendengar. 3) 3Meloncat dan melompat.
4) Melihat 4) Menggerogoti.
4. Sarang 9. Bau
Rattus norvegicus (tikus got) berperilaku menggali lubang ditanah dan hidup dilibang tersebut.
Sebaliknya Rattus rattus diardii (tikus rumah) tidak tinggal ditanah tetapi disemak-semak dan atau
diatap bangunan. Mus musculus (mencit) selalu berada di dalam bangunan, sarangnya bisa ditemui di dalam
dinding, lapisan atap (eternit), kotak penyimpanan atau laci.
Pelaksanaan Survey Tikus Dan Pengamatan
Pemilihan lokasi diharapkan juga dapat mewakili endemisitas penyakit tular vektor dan reservoir.
Kawasan yang mewakili tiga kelompok ekosistem adalah:
1.Ekosistem Hutan
2.Ekosistem Non Hutan
3.Ekosistem Pantai / Pesisir
Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dilakukan berdasarkan stratifikasi geografis
dan ekosistem. Pengambilan sampel dilakukan di titik terpilih yang mewakili 3 tipe ekosistem (hutan, non-
hutan dan pantai), baik yang jauh maupun dekat dengan pemukiman. Di setiap kabupaten terpilih,
pengambilan sampel akan dilakukan di 6 titik, yaitu :
4. Hutan dekat dengan pemukiman (HDP)
5. Hutan jauh dari pemukiman (HJP)
6. Non-hutan dekat dengan pemukiman (NHDP)
7. Non-hutan jauh dari pemukiman (NHJP)
8. Pantai dekat dengan pemukiman (PDP)
9. Pantai jauh dari pemukiman (PJP)
Selain dasar stratifikasi geografis dan ekosistem, dasar penentuan titik tersebut
adalah sebagai berikut :
d. Penyimpanan/pengiriman spesimen
Spesimen awetan jenis tikus meruapakan koleksi ilmiah yang sangat peting, sehingga penyimpanannya perlu
mendapat perhatian ekstra, sehingga awetan tersebut dapat bertahan selama-lamanya. Tempat penyimpanan
specimen awetan merupakan tempat yang bebas dari segala sesuatu yang dapat merusak specimen awetan
tersebut. Untuk pengiriman spesimen ke lembaga ilmiah lain untuk tujuan konfirmasi, sumbangan atau
keperluan lain, specimen awetan sebaiknya ditempatkan pada kotak kemasan yang menjamin specimen
tersebut tidak mengalami kerusakan di perjalanan.
Ektoparasit & Endoparasit
Endoparasit merupakan jenis parasit yang 1. Ektoparasit hidup di permukaan inang sedangkan Endoparasit
dapat hidup didalam tubuh organisme atau hidup di dalam inang.
inang. Jenis parasit ini disebut juga dengan
parasit internal yang dapat hidup di lingkungan 2. Ektoparasit bersifat sementara, intermiten atau permanen
intraseluler maupun ekstraseluler dalam inang. sedangkan endoparasit adalah parasit permanen di dalam inang.
Parasit pada intraseluler dapat hidup di dalam
sel tubuh sedangkan parasit pada ekstraseluler 3. Respirasi ektoparasit bersifat aerobic sedangkan respirasi
ia mampu hidup dalam beberapa jaringan endoparasit bersifat anaerobik.
tubuh.
CONTOH :
Ektoparasit merupakan jenis parasit yang •Ektoparasit: Nyamuk, lintah, tungau, dan kutu.
hidup di permukaan tubuh dari organisme. •Endoparasit : Cacing seperti cacing gelang, cacing pita, dan
Parasit jenis ini juga disebut sebagai parasit trematoda dan protozoa seperti Plasmodium dan Amoeba.
eksternal. Parasit dengan sebutan ektoparasit
ini dapat ditemui pada tumbuhan dan hewan.
THANK YOU
SESI TANYA JAWAB
1. Ersa : Kenapa tikus menggigit semua benda?
Dijawab oleh Amanda :
Tikus memiliki gigi yang besar, kuat dan tajam. Secara total tikus memiliki 16 gigi, namun hanya ada 4 gigi yang
digunakan tikus khusus untuk mengunyah dan menggigit. Keempat gigi yang panjang dan tajam ini dikenal sebagai gigi seri
atau gigi depan yang terletak di bagian atas dan bawah mulut mereka. Gigi tikus terus bertumbuh sepanjang hidup mereka.
Oleh karena nya, mengunyah atau menggigit banyak benda akan sangat membantu tikus untuk menjaga gigi mereka agar
tidak tumbuh terlalu besar dan tajam. Gigi seri yang terlalu tajam seringkali mengakibatkan kematian pada tikus, karena gigi
seri yang terlalu panjang dan tajam akan menyulitkan tikus saat mereka makan.
2. Fazly : bagaimana pendapat kelompok kalian mengenai birahi tikus yg tidak terkendali akan menyebabkan meledak nya
populasi dan jika kita membasmi semua tikus itu apakah dapat mengganggu ekosistem?
Dijawab Oleh Ana Kirana :
Tergantung dari tempat dan lokasi nya. Kalau misalnya di Persawahan yang memang keaadaan ekosistem atau rantai
makanan sangat penting, jika populasi tikus lebih banyak di sawah maka akan terjadinya hama bagi pak petani sebaliknya jika
populasi sedikit maka akan mempengaruhi rantai makanan diatasnya sehingga membuat penurunan populasi. jika keadaannya
dirumah maka tidak ada salahnya membasmi hama tikus dengan catatan kondisi tikus ditempat tersebut sudah tidak terkendali.
3. M. Raihan : Berbicara terkait pengendalian tikus ni kalo di sawah kan ada pengendalian tikus dengan cara memanfaatkan ular
dan burung hantu sebagai pengendaliannya, nah kalo semisal kucing kira-kira menurut kalian hewan ini mampu tidak jika
dijadikan sebagai hewan yang bisa mengendalikan tikus?. Karena saya pernah baca kalo kucing dichikago mampu dijadikan
sebagai pengendalian untuk menekan hama tikus.
Dijawab Oleh Ghifar :
Melalui makalah berjudul "Temporal and Space-Use Changes by Rats in Response to Predation by Feral Cats in an
Urban Ecosystem" yang diterbitkan jurnal Frontiers in Ecology and Evolution, Parsons menyampaikan bahwa dari 259
kejadian itu, hanya sebanyak 20 kejadian kucing menguntiti tikus. Bahkan, hanya terdapat 3 kejadian kucing memburu
tikus. Dari 3 kejadian itu, tikus mati di 2 kejadian. Artinya, kucing tidak setangguh itu untuk memburu tikus. Sebagaimana
disampaikan Science Alert, Parsons dan kawan-kawan menduga ketidaktangguhan kucing berhubungan dengan jenis tikus.
Populasi kucing di Steward Island telah diketahui memangsa tikus. Namun, tikus-tikus itu berukuran sangat kecil, dengan
massa sekitar 150 gram. Fenomena itu mirip yang terjadi di Australia. Di sana, kucing memburu tikus berbulu panjang yang
massanya juga 150 gram. Namun, di New York dan Chicago, sebagian besar tikus berjenis tikus Norwegia. Tikus jenis ini
bermassa sekitar 300 gram, lebih besar dari tikus di Steward Island atau Australia.
Tikus yang mati dalam penelitian Parsons dan kawan-kawan merupakan anggota populasi tikus yang berukuran kecil.
"Kucing lebih memilih mangsa yang tidak berdaya," tulis Parsons. Menurut Parsons, tikus besar dan kuat dapat
memberikan perlawanan yang menyulitkan kucing daripada tikus kecil, burung, cicak, atau kecoa.