Tikus adalah salah satu famili dalam ordo Rodentia (hewan pengerat) dengan lebih dari
1000 spesies. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus
norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme
model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer.
Klasifikasi
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Superfamili: Muroidea
Famili: Muridae
Illiger, 1811
Siklus hidup
5 – 6 bulan
Tikus sawah
Tikus sawah, Rattus argentiventer, adalah tikus yang mudah dijumpai di pedesaan dan
perkotaan di penjuru Asia Tenggara dan Asia.
Klasifikasi
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Rodentia
Famili: Muridae
Subfamili: Murinae
Genus: Rattus
Nama binomial
Rattus argentiventer
Ciri”
Tikus berukuran sedang, cenderung lebih kecil daripada tikus got, dengan panjang 30–40cm
(termasuk ekor). Warna rambut cokelat kekuningan. Perutnya berambut kelabu dengan tepi
putih. Nama argentiventer berarti "berperut keperakan". Ekornya berwarna cokelat.
Habitat
Tikus pohon
Ciri”
Hewan ini memiliki panjang sekitar 14 – 19 cm dengan panjang ekor 12 – 18 cm. Beratnya
berkisar antara 80 sampai 130 gr. Kulitnya berwarna cokelat pada bagian atas, putih atau agak
abu-abu pada bagian ventral, dan gelap pada bagian ekor.
Tikus got
Tikus got memiliki nama latin Rattus norvegicus. Hewan ini dikenal juga dengan
nama tikus jalanan atau norwegia karena memang hidupnya di jalanan. Dibanding
dengan jenis lainnya, hewan pengerat inilah yang sering ditemukan masuk ke area
perkotaan. Mereka tidak berdiam diri, melainkan mencari makan di rumah dan hidup
di sekitar selokan dan gorong-gorong.
Tak heran bila jenis pengerat inilah yang paling berpotensi menularkan penyakit
karena habitatnya yang kumuh tersebut.
klasifikasi
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Rodentia
Famili: Muridae
Subfamili: Murinae
Genus: Rattus
Ciri”
Morfologi
Karakteristik kotoran
Untuk mengenalinya lebih jauh, Anda bisa melihat dari kotoran yang mungkin
ditinggalkan di rumah Anda. Cirinya adalah berwarna coklat, lebar, dan
bentuknya menyerupai beras yang runcing di bagian ujung.
Perkembangbiakan
Hewan pengerat ini biasanya melahirkan 7 sampai 8 anak dan dalam satu tahun bisa
melahirkan sebanyak 3 sampai 6 kali. Bayangkan bila mereka di rumah Anda. Sangat
mudah sekali bagi mereka untuk membuat koloni dengan cepat.
Tikus ladang
Klasifikasi
Kerajaan Animalia
Filum Chordata
Kelas Mammalia
Ordo Rodentia
Famili Muridae
Tribus Apodemini
Genus Apodemus
Spesies Apodemus witherbyi
Ciri”
Tikus mencit
dalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-
rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan
barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari.
Klasifikasi
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Rodentia
Famili: Muridae
Subfamili: Murinae
Genus: Mus
Subgenus: Mus
Spesies: M. musculus
Ciri”
Berat badan dewasa: 25 – 40 g (betina); 20-40 g (jantan)
Masa hidup: 1.5 – 3 tahun
Pernapasan rata-rata: 94-163 napas / menit
Denyut jantung: 325-780 denyut / menit
Suhu dubur rata-rata normal: 99,5 °F
Rumus gigi adalah 2 (I 1 / 1, M 3 / 3) = 16. Terbuka di gigi seri-berakar dan tumbuh
terus menerus. Tikus akan menggigit atau “menjumput” dengan gigi seri tajam jika
terlepas.
Perut dibagi menjadi bagian nonglandular proksimal dan bagian kelenjar distal.
Kedua bagian yang terlalu berbeda. Ini mirip dengan perut kuda.
Paru-paru kiri terdiri dari satu lobus, sedangkan paru kanan terdiri dari empat lobus.
Tikus memiliki lima pasang kelenjar susu. Distribusi jaringan mammae menyebar,
membentang dari garis tengah ventral atas panggul, dada, dan bagian leher.
Sangat berkonsentrasi urin diproduksi; jumlah besar protein diekskresikan dalam
urin.
Tikus memiliki zona thermoneutral sempit mamalia apapun sejauh diukur. Seekor
tikus menanggapi penurunan suhu oleh nonshivering thermogenesis, dan kenaikan
temperatur lingkungan dengan mengurangi laju metabolik dan meningkatkan
vascularization dari telinga. Nonshivering thermogenesis dapat menghasilkan
peningkatan tiga kali lipat tingkat metabolisme dasar, dan untuk sebagian besar
terjadi pada lemak cokelat. Konsentrasi tertinggi lemak cokelat ditemukan dalam
jaringan subkutan antara scapulae. Lemak cokelat juga disebut kelenjar
berhibernasi, walaupun tikus tidak berhibernasi.
Alas kandang harus diganti dua kali seminggu. Tanah tongkol jagung yang paling
penyerap.
Morfologi
Celurut
Klasifikasi
Kerajaan Animalia
Filum Chordata
Kelas Mammalia
Ordo Eulipotyphla
Famili Soricidae
Fischer von Waldheim,
a. Pada tanaman muda, bagian tengah petakan tampak gundul karena batang-
batang padi dipotong dan dimakan tikus.
b. Pada fase bunting, malai muda di bagian tengah petakan dimakan melalui
kelopak daun. Kadang-kadang bagian tanaman tidak diputuskan semuanya
sehingga tampak dari jarak jauh daun-daun berwarna kuning kecokelatan
seperti terserang sundep, wereng batang, atau terserang penyakit.
c. Saat bulir padi mendekati masak, tikus akan memotong dan meleng-kungkan
tanaman, kemudian memakan bulirnya. Bekas potongan biasa-nya bersudut
± 45° dengan sebagian kecil tanaman masih terlihat berdiri tegak dan dari
jarak jauh tampak tanaman di bagian tengah petakan seperti terbakar,
berwarna kecokelat-cokelatan.
d. Gejala serangan pada tanaman umbi-umbian dan ubi-ubian, terutama ubi
jalar ialah tampak adanya lubang-lubang pada guludan, dan di permukaan
lubang tersebut biasanya berserakan serpihan ubi sisa makan.
e. Pada buah kelapa, serangan tikus menyebabkan buah berlubang tidak rata,
terutama bagian pangkal buah.
1. Tanam Serentak
3.Gropyok Masal
4.Fumigasi
Fumigasi terbukti efektif membunuh tikus sawah beserta anak-
anaknya di dalam lubang sarang. Disamping itu, metode tersebut
juga terjangkau petani, baik fumigator atau alat untuk fumigasi
maupun fumigan atau bahan untuk membuat asap racunnya.
Tempat pemasangan LTBS ini diantara sawah dan habitat tikus, seperti tepi kampung,
tanggul irigasi, dan tanggul jalan. Metode ini juga cukup efektif mengendalikan migrasi
tikus, dengan membentangkan LTBS dan memasang bubu perangkap memotong jalur
migrasi.
Tiga komponen tersebut merupakan satu unit terpadu yang tak dapat dipisahkan dalam
penggunaannya di lapangan. Untuk tanaman perangkap pada TBS tanam awal ditanam
3 minggu lebih awal daripada tanaman padi di sekelilingnya. Ketika tanaman perangkap
ditanam, lahan di sekelilingnya masih olah tanah dan pesemaian, jadi tanaman padi
TBS akan lebih dahulu memasuki stadia generatif. Dengan perbedaan umur tanaman
tersebut mampu menarik tikus dari sekitarnya untuk mendatangi petak TBS.
7.Racun tikus
Pilihlah jenis racun tikus yang mudah digunakan. Anda bisa memilih racun
tikus cair, padat, atau bubuk.Melalui artikel ini kami akan membantu Anda
dalam memilih racun tikus paling ampuh. Kami pun akan memberikan
rekomendasi racun tikus terbaik dari berbagai merek, seperti Mao Wang,
Dora, dan Kurato.
8.perangkap tikus
Perangkap tikus adalah jenis perangkap hewan khusus yang utamanya dirancang untuk
menangkap dan, biasanya, membunuh tikus. Perangkap tikus biasanya dipasang di dalam
ruangan . Perangkap yang lebih besar dirancang untuk menangkap spesies hewan lainnya,
seperti tupai atau hewan kecil atau hewan besar lainnya.
Burung
Aves adalah hewan yang termasuk ke dalam salah satu kelas yang
terdapat dalam sub filum vertebrata atau hewan bertulang belakang.
Ciri ciri
berikut ini merupakan ciri-ciri burung menurut Lilis Suhaerah, dalam
buku Zoologi Vertebrata tahun 2016:
Morfologi
Morfologi Burung
kategori Flora dan Fauna / tanggal diterbitkan 10 Maret 2023 / dikunjungi: 2.14rb kali
Burung adalah hewan yang termasuk dalam kelas Aves atau avian. Mereka
memiliki ciri-ciri khas seperti sayap yang memungkinkan mereka terbang,
paruh yang digunakan untuk makan dan memburu mangsa, serta bulu
yang melapisi tubuh mereka dan memiliki banyak fungsi, seperti menjaga
suhu tubuh, menarik pasangan, dan menunjukkan status sosial. Ada lebih
dari 10.000 spesies burung yang diketahui di seluruh dunia, dengan
beragam ukuran, bentuk, warna, dan perilaku. Beberapa spesies burung
hidup di lingkungan air, seperti bebek dan angsa, sedangkan yang lainnya
hidup di lingkungan darat seperti ayam dan merpati. Ada juga burung yang
hidup di lingkungan hutan, seperti burung hantu dan burung merak.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Burung berdasarkan susunan taksonominya terdiri dari 38 ordo yaitu
Struthioniformes, Rheiformes, Tinamiformes, Apterygiformes,
Casuariiformes, Anseriformes, Galliformes, Phoenicopteriformes,
Podicipediformes, Columbiformes, Pteroclidiformes, Mesitornithiformes,
Eurypygiformes, Phaethontiformes, Caprimulgiformes, Apodiformes,
Opisthocomiformes, Cuculiformes, Gruiformes, Otidiformes,
Musophagiformes, Gaviiformes, Sphenisciformes, Procellariiformes,
Pelecaniformes, Charadriiformes, Accipitriformes, Strigiformes, Coliiformes,
Leptosomatiformes, Trogoniformes, Bucerotiformes, Piciformes,
Coraciiformes, Coraciiformes, Falconiformes, Psittaciformes, dan,
Passeriformes (Lepage et al., 2014).
Jumlah jenis burung di Indonesi pada tahun 2018 adalah 1.771 jenis. Pada
tahun 2019 jumlah jenis burung di Indonesia meningkat menjadi 1.777
jenis. Jumlah jenis burung ini mencangkup jenis-jenis burung penetap
maupun burung migran. Penambahan jumlah jenis ini disebabkan adanya
perubahan taksonomi dan adanya catatan baru untuk daftar burung
Indonesia. Enam jenis yang merupakan catatan baru di Indonesia di
antaranya salah satu jenis burung perancah Eurasian Oystercatcher
Haematopus ostralegus (), poksai kepala-botak (Garrulax calvus), jenis
burung sikatan Zappey’s Flycatcher (Cyanoptila cumatilis), sikatan-burik
sulawesi (Muscicapa sodhii), cikrak rote (Phylloscopus rotiensis), dan kedidi
paruh-sendok (Calidris pygmaea). Beberapa diantaranya adalah jenis
burung migran yang pertama kali tercatat di Indonesia (Junaid, 2019).
Karakteristik Burung
Burung merupakan kelompok hewan yang memiliki karakteristik khas yaitu
dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu. Seperti halnya mamalia, burung
termasuk golongan hewan homoiotermal yang dapat mengatur dan
mempertahankan suhu tubuhnya guna penyesuaian diri dengan
lingkungannya. Burung berkembang biak dengan cara bertelur. Sebagian
besar burung melakukan pergerakan dengan terbang, tetapi ada juga
burung yang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
melompat, berjalan, merayap, berenang, dan meluncur (Iskandar, 2017).
Morfologi Burung
Morfologi burung terdiri dari beberapa bagian utama yaitu kepala, badan,
sayap dan ekor. Pemahaman dari bagian-bagian tubuh burung sangat
diperlukan dalam proses identifikasi burung. Identifikasi jenis burung
umum dilakukan dengan menganalisis karakteristik morfologi tubuh bagian
luar burung, sehingga pada proses melakukan identifikasi jenis burung
diperlukan pengetahuan mengenai istilah (terminologi) bagian-bagian
tubuh burung. Terminologi burung secara keseluruhan dapat dilihat dari
Gambar 1.
Selain itu, paruh juga dapat memberikan petunjuk tentang perilaku dan
karakteristik burung tertentu. Misalnya, burung pemakan serangga seperti
burung merpati memiliki paruh pendek dan lebar, sementara burung
predator seperti burung elang memiliki paruh panjang dan tajam. Paruh
juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi, dengan beberapa jenis
burung menggunakan bentuk dan gerakan paruh untuk mengekspresikan
perasaan seperti agresi, kecemasan, atau keterikatan. Berdasarkan jenis
makanannya burung dapat terbagi menjadi beberapa golongan
diantaranya yaitu burung pemakan daging (karnivor), pemakan serangga
(insektivor), pemakan buah-buahan, pemakan madu, pemakan ikan atau
binatang air, dan pemakan campuran (omnivor) (Iskandar, 2017).
Ga
mbar 2. Paruh burung, Ali (1979)
Terdapat beberapa istilah paruh burung yang berkaitan erat dengan jenis
pakan yang dimakan oleh burung, dianataranya yaitu paruh pemotong
(cutting), paruh pencabik dan penusuk (tearing dan pearcing flesh),paruh
penghancur biji (seed crushing), paruh pencari madu (probing), paruh
pencari serangga pahat kayu (wood chiseling), paruh pencarimakan di area
berlumpur (mud probing), paruh penepis makanan pada area lumpur (a
sieve for strining mud), serta paruh pematuk dan penyambar ikan (gripping
fish) (Iskandar, 2017).
Ekor Burung
Ekor burung adalah bagian tubuh burung yang terletak di belakang
badannya. Ekor burung terdiri dari rangka tulang yang dilapisi oleh bulu-
bulu yang membentuk ekor burung. Bentuk dan ukuran ekor burung juga
bervariasi tergantung pada spesies burungnya. Ekor burung memiliki
banyak fungsi dalam kehidupan burung, seperti membantu dalam terbang
dan keseimbangan tubuh saat sedang mendarat atau mematikan
kecepatan terbang. Selain itu, ekor juga dapat digunakan untuk
menunjukkan status sosial burung, dengan burung jantan biasanya
memiliki ekor yang lebih panjang dan indah daripada burung betina.
Beberapa jenis burung memiliki ekor yang dapat diatur dan diubah
bentuknya untuk membantu dalam penerbangan. Misalnya, burung
pemakan serangga seperti burung layang-layang memiliki ekor yang tipis
dan panjang yang dapat dilipat ke atas dan ke bawah saat terbang,
sementara burung merpati memiliki ekor yang lebar dan bulat yang
membantu dalam manuver saat terbang. Pada beberapa spesies burung,
ekor juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi atau penampilan saat
kawin. Misalnya, burung merak memiliki ekor yang indah dan berwarna-
warni yang mereka tampilkan pada saat kawin untuk menarik perhatian
pasangan.
Ekor merupakan salah satu karakter dalam identifikasi burung. Ekor burung
terdiri dari bermacam-macam bentuk (Gambar 3). Beberapa karakteristik
dari ekor burung adalah berbentuk square, notched, forked, elongated
outer feathers, elongated outer feathers with rackets, elongated
centralfeathers, rounded, wedge-shaped, graduated, dan pointed (Iskandar,
2017).
Gambar 3. Tipe ekor burung, King dan Dickinson (1975)
Kaki Burung
kaki merupakan salah satu karakter identifikasi burung yang dapat
membantu mengenali spesies burung tertentu. Setiap spesies burung
memiliki bentuk dan ukuran kaki yang berbeda-beda, yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan lingkungan tempat burung tersebut hidup. Bentuk
dan ukuran kaki burung juga berhubungan dengan perilaku dan cara
hidupnya. Burung predator seperti burung rajawali memiliki kaki yang besar
dan kuat dengan cakar yang tajam untuk menangkap dan membunuh
mangsa mereka. Sementara itu, burung pemakan biji-bijian seperti burung
pipit memiliki kaki yang kecil dan ramping untuk berjalan di atas tanah atau
di antara rerumputan.
Selain itu, warna dan bentuk sisik-sisik pada kaki burung juga dapat
membantu mengenali spesies burung tertentu. Misalnya, burung merak
memiliki sisik-sisik kaki yang khas berwarna biru kehijauan yang
memudahkan untuk mengidentifikasi spesies ini. Karakteristik kaki burung
juga dapat memberikan petunjuk tentang habitat dan lingkungan tempat
mereka hidup. Burung laut seperti albatros dan penguin memiliki kaki yang
berselaput, sehingga mereka dapat berenang dengan baik di dalam air.
Sementara itu, burung yang hidup di atas pohon seperti burung nuri
memiliki kaki yang kuat dan berkuku panjang untuk dapat memanjat dan
berpegangan pada ranting-ranting pohon
eberapa macam bentuk kaki burung yaitu perching, gasping and starking
prey, climbing, clinging, running, leaf-walking, dan swimming (Gambar 4).
Kepala Burung
Menurut Tamam (2016) Kepala burung terdiri dari beberapa bagian organ
yang diantaranya:
Terdapat Lubang atau nures yang terletak pada bagian paruh atas
Terdapat sera atau cere , yang merupakan pangkal paruh atasnya
tidak berbulu, dan ini menjadi tempat hidung yang berupa tonojolan
kulit
Kulit yang berbulu halus mengelilingi mata
Disudut mata terdapat membran niktitans yang bisa di tarik ketika
menutup mata
Terdapat lubang telinga yang tidak memiliki daun telinga dan
posisinya terletak dosdokaudal mata serta didalamnya terdapat
membran timpani.
Terdapat paruh (rostum) yang terbagi menjadi dua bagian atas dan
bawah dan tanduk adalah bahan pembentukannya .
Sayap Burung
Kebanyakan burung tulang tulangnya memiliki struktur internal yang mirip
sarang lebah dan terisi dengan udara. Bulu pada burung terdiri dari batang
pusat yang terisi udara, bulu halus”(vane) adalah helaian tempat
tumbuhnya . helaian ini tersusun atas barbus yang memiliki cabang-cabang
kecil, atau bisa disebut barbula. Burung terdapat bulu kontur dan bulu
halus. Bulu pada kontur yaitu bulu yang kaku, dan berbentuk acrodinamis
pada sayap dan tubuhnya. Hal ini mengakibatkan barbulanya memiliki kait
yang terkait ke barbula pada barbus yang bersebelahan. Saat
membersihkan bulu, burung menyusuri setiap bulu kontur dengan
paruhnya, membetulkan posisi kait dan menyatukan barbus menjadi bentuk
yang tempat. Sedangkan pada bulu halus tidak memiliki kait, dan susunan
barbusnya bebas menghasilkan bulu yang sangat halus yang menyediakan
insulasi dengan memerangkap udara (Campbell, jilid 2, 2008)
Terbang adalah adaptasi pada burung yang paling jelas yang digerakkan
oleh sayap dan bulunya. Bulu pada burung terbuat dari protein β-keratin,
dan ditentukan juga pada sisik reptil lain. Bentuk dan?susunan bulu nya
membentuk sayap menjadi airfoil- permukaan inilah yang menghasilkan
gaya angkat di udara, dan ilustrasi nya seperti aerodinamika,sayap pada
bagian pesawat terbang. Energi untuk mengepakkan sayap nya berasal dari
kontraksi otot-otot pektoral (dada) yang besar dan terhambat di sternum
(tulang lunas dada). (Campbell, jilid 2, 2008)
Persebaran Burung
Burung secara umum dapat ditemukan tersebar di berbagai kawasan di
dunia. Burung dapat ditemukan di daerah pedesaan, kota, atas permukaan
laut, puncak-puncak gunung yang dingin, hingga di daerah-daerah yang
bersuhu panas (Iskandar, 2017). Berdasarkan pembagian zoogeografi
persebaran jenis-jenis burung di Indonesia dapat dibedakan menadi 3
kelompok besar, yaitu jenis-jenis burung khas di kawasan Indonesia Barat,
kawasan Indonesia Timur, dan daerah-daerah peralihan di Indonesia. Di
kawasan Indonesia bagian barat seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Bali memiliki jenis-jenis burung yang hampir sama dengan jenis-jenis
burung di daratan Asia. Sementara itu, di kawasan Indonesia bagian timur
seperti Papua memiliki jenis-jenis burung yang hampir serupa dengan
burung-burung yang ada di Australia. Sedangkan, di daerah-daerah
peralihan seperti Sulawesi dan Maluku memiliki jenis-jenis burung khas
yang berbeda dengan jenis-jenis burung yang ditemukan di kawasan
Indonesia bagian barat dan kawasan Indonesia bagian timur (Iskandar,
2017).
Siklus
Habitat Burung
Habitat burung adalah lingkungan atau tempat tinggal alami di mana
burung tersebut dapat ditemukan dan hidup. Setiap spesies burung
memiliki preferensi habitat yang berbeda-beda, yang ditentukan oleh
kebutuhan makanan, perlindungan dari predator, tempat berkembang biak,
dan faktor lingkungan lainnya.
Klasifikasi
Superkerajaan Eukaryota
Kerajaan Animalia
Filum Chordata
Superkelas Tetrapoda
Kelas Aves
Galliformes (Unggas)
Casuariiformes (Kasuari)
Waduh, apa itu aves hantu? Jadi, ordo yang satu ini beranggotakan
burung hantu. Mereka termasuk hewan nokturnal (aktif pada malam
hari) dan memiliki kaki serta paruh yang kuat.
Bulu mereka juga sangat halus lho, guys. Selain itu, ekornya juga
pendek, kepala besar dengan mata besar yang mengarah ke depan,
dan cakar tajam.
Nah, buat yang dari tadi menunggu burung pemangsa, ini dia nama
ordonya. Ciri-ciri burung pemangsa ini yaitu memiliki paruh bagian
atas dan ujung yang tajam serta melengkung ke bawah, pada
pangkalnya terdapat cera.
Ordo yang satu ini merupakan ordo para burung merpati atau dara.
Mereka memiliki ciri ciri bertengger, tubuh yang bulat dan gemuk.
Burung gereja
Burung gereja disebut juga burung pingai adalah jenis burung pipit kecil yang berasal dari
keluarga Passeridae. Burung gereja mendiami kota-kota dalam jumlah yang sangat besar.
[1]
Sparrow merupakan burung yang jinak dari semua burung liar dan memiliki tingkat adaptasi
yang tinggi terhadap lingkungannya seperti perubahan kondisi cuaca, ketersediaan pakan
maupun predator. Oleh karena itu, burung gereja dianggap sebagai burung yang tidak takut
didekat manusia atau disebut human dominated ecosystem.[2] Tak heran, jika jenis ini paling
banyak dijumpai di kota-kota besar Indonesia.Pada umumnya, burung gereja berbentuk kecil,
berwarna cokelat-kelabu, gemuk, berekor pendek, dan memliki paruh yang kuat.[1] Makanan
burung ini adalah biji dan serangga kecil.[1] Pada awalnya, sparrow berasal dari Eropa, Afrika,
dan Asia, kemudian burung ini disebarkan ke Australia dan Amerika oleh penduduk.[1] Saat
ini House Sparrow (jenis burung gereja) lebih banyak ditemukan Amerika Utara, Australia,
dan Amerika Selatan.[1]
cara Pengendalian
Siput
Siput adalah nama umum yang diberikan untuk anggota kelas moluska Gastropoda (hewan
berkaki perut). Dalam arti sempit, "siput" adalah gastropoda yang memiliki cangkang bergelung
pada tahap dewasa. Dalam arti luas, yang juga menjadi makna "Gastropoda", mencakup siput
dan siput telanjang (siput tanpa cangkang, dalam bahasa Jawa dikenal sebagai resrespo). Kelas
Gastropoda menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah spesies anggotanya
setelah Insecta (serangga). Habitat, bentuk, tingkah laku, dan anatomi siput pun sangat
bervariasi di antara anggota-anggotanya.
Siput dapat ditemukan pada berbagai lingkungan yang berbeda: dari parit hingga gurun, bahkan
hingga laut yang sangat dalam. Sebagian besar spesies siput adalah hewan laut. Banyak juga
yang hidup di darat, air tawar, bahkan air payau. Kebanyakan siput merupakan herbivora,
walaupun beberapa spesies yang hidup di darat dan laut dapat
merupakan omnivora atau karnivora predator. Beberapa contoh Gastropoda
adalah bekicot (Achatina fulica), siput kebun (Helix sp.), siput laut (Littorina sp.) dan siput air
tawar (Limnaea sp.)
Morfologi
Cara yang paling mudah agar tanaman tidak terserang hama siput adalah dengan memindahkan
siput ke tempat yang jauh dari tanaman. Caranya kalian dapat memasukkan siput dalam wadah,
kemdian buang menjauhi tanaman dan rumah. Cara ini memang sedikit menjijikan bagi sebagain
orang, namun teknik ini paling sederhana.
Untuk membasmi hama siput kalian dapat menyemprotnya menggunakan larutan bawang putih.
Cara pembuatanya yaitu dengan menghancurkan 3 siung bawang putih dan rendam ke dalam 1
sendok makan minyak sayur selama satu malam. Setelah itu saring cairan yang dihasilkan bawang
putih dan minyak sayur, kemudian campur dalam 1 lter air. Jangan lupa untuk menambahkan air
sabun sebanyak 1 sendok teh, lalu aduk hingga merata.
4. Menaburkan Garam
Cara mudah menyingkirkan siput adalah dengan menaburkan garam pada bagian tubuh siput. Hal ini
Karen siput yang terkena garam dapat membuat air dari sel kulitnya keluar dalam jumlah banyak,
sehingga siput akaan kekurangan cairan. Saat kekurangan cairan tersebut siput perlahan akan mati.
5. Memasang Predator
Ternyata banyak hewan lain tertarik untuk menjadikan siput sebagai makanannya. Siput merupakan
makan lezat bagi predator seperti kadal, kodok, burung, unggas. Kalian dapat memancing predator
tersebut untuk masuk ke dalam kebun. Pastikan predator yang kalian undang dalam pengawasan.
Keong mas
Morfologi
Keong Mas (P. canaliculata) memiliki rumah siput besar, bundar, tebal, dengan menara
pendek. Pada rumah siput terdapat lima hingga enam putaran di dekat menara dengan
kanal yang dalam. Memiliki mulut yang besar dengan betuk bulat hingga oval. Operculum
tebal dan rapat menutupi bagian mulut, berwarna cokelat hingga kuning muda tergantung
pada tempat berkembangnya. P. canaliculata memiliki daging yang lunak, berwarna putih
krem atau merah jambu keemasan, atau kuning oranye. Genitalia jantan juga dapat
dipergunakan untuk menentukan spesies keong mas dengan lebih akurat. Operculum betina
permukaannya cekung dengan tepi mulut rumah siput melengkung ke bagian dalam.
Sebaliknya operculum jantan permukaannya cembung dan bagian tepi rumah siput
melengkung ke bagian luar.
Gejala serangan
Gejala gerigitan pada tepi daun seperti gerigitan akibat serangan belalang.
Siklus hidup keong mas tergantung pada temperatur, curah hujan, serta ketersediaan air
dan makanan. Siklus hidup P. canaliculata relatif pendek, yaitu sekitar tiga bulan dan dapat
bereproduksi sepanjang tahun. Jika makanan kurang, siklus hidupnya menjadi panjang dan
hanya bereproduksi pada musim semi atau awal musim panas. P. canaliculata dapat hidup
sekitar 2-6 tahun dengan tingkat keperidian yang tinggi. Telur P. canaliculata diletakkan
secara berkelompok pada tumbuhan, pematang, ranting, dsb. Kelompok-kelompok telur
tersebut berwarna merah muda menyerupai buah murbai. Warna kelompok telur tersebut
akan berubah menjadi lebih muda pada saat menjelang menetas. Stadium telur berlangsung
selama 8-14 hari. Daya tetas telur biasanya akan berkurang jika telur terkena air.
Siklus hidup