Anda di halaman 1dari 9

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Upaordo: Sauria
Famili: Gekkonidae
Genus: Cosymbotus
Spesies: platyurus
Nama binomial Cosymbotus platyurus
(Schneider, 1792)

Cicak tembok (Cosymbotus platyurus) atau dalah bahasa inggris disebut flat-tailed house-gecko.
Cicak jenis ini kerap ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap.
Cecak ini bertubuh pipih lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya. Bila
diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di
belakang kaki. Panjang total dari kepala hingga ekor sekitar 135 mm, sekitar separuhnya adalah
ekor.
Cecak tembok (Cosymbotus platyurus) dapat ditemui mulai di Nepal dan Bhutan (India utara),
India timur (termasuk Andaman dan Nikobar), Sri Lanka, Myanmar, Vietnam Thailand,
Malaysia, Indonesia sampai Filipina, dan Tiongkok.. Di introduksi ke Florida, Amerika Serikat.

CICAK
Kadal berbadan kurus lampai, dengan ekor yang panjang menjuntai, sering ditemukan berlari
cepat menyusup rerumputan atau tengah berjemur di atas semak-semak rendah. Kadang-kadang
pula memanjat rumput-rumputan yang agak tinggi, untuk berburu serangga yang menjadi
mangsanya.

Memiliki leher yang panjang dan moncong meruncing, kadal ini serupa dengan biawak namun
berukuran jauh lebih kecil dan kurus. Total panjang tubuh hingga 290 mm, dan sekitar empat-
perlimanya adalah ekor. Panjang kepala dan badan (snout-to-vent length) mencapai 8 cm, meski
kebanyakan tidak melebihi 6 cm. Lidahnya bercabang.

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Upaordo: Sauria
Famili: Lacertidae
Genus: Takydromus
Spesies: T. sexlineatus

Nama binomial Takydromus sexlineatus


Daudin, 1802

ORONG ORONG
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Upaordo: Sauria
Famili: Gekkonidae
Genus: Gekko
Spesies: G. gecko
Nama binomial Gekko gecko
(Linnaeus, 1758)

Cecak yang berukuran besar, berkepala besar. Panjang total mencapai 340 mm, hampir
setengahnya adalah ekornya.

Dorsal (sisi punggung) kasar, dengan banyak bintil besar-besar. Abu-abu kebiruan sampai
kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga. Ventral (perut, sisi bawah
tubuh) abu-abu biru keputihan atau kekuningan. Ekor membulat, dengan enam baris bintil;
berbelang-belang.

Jari-jari kaki depan dan belakang dilengkapi dengan bantalan pengisap yang disebut scansor,
yang terletak di sisi bawah jari. Gunanya untuk melekat pada permukaan yang licin. Maka, dari
sisi atas jari-jari tokek nampak melebar.

Tokek yang kerap ditemui di pohon-pohon di pekarangan dan di rumah-rumah, terutama di


pedesaan dan tepi hutan. Suara teritorialnya yang keras dan khas, tokke ... tokkee ..., menjadi
dasar penyebutan namanya dalam berbagai bahasa.

Tokek rumah memangsa aneka serangga, cecak lainnya yang lebih kecil, tikus kecil dan
mungkin juga burung kecil. Seperti bangsa cecak lainnya, tokek aktif berburu terutama di malam
hari. Terkadang tokek turun pula ke tanah untuk mengejar mangsanya. Di siang hari, tokek
bersembunyi di lubang-lubang kayu, lubang batu, atau di sela atap rumah.

Tokek melekatkan telurnya, yang biasanya berjumlah sepasang dan saling berlekatan, di celah-
celah lubang pohon; retakan batu; atau jika di rumah, di belakang almari atau di bawah atap.
Tempat bertelur ini kerap pula digunakan oleh beberapa tokek secara bersama-sama. Telur
menetas setelah dua bulan lebih.

TOKEK
Filum: Chordates
Upafilum: Vertebrata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Upaordo: Sauria
Superfamili: Acrodonta
Famili: Agamidae
Upafamili: Draconinae
Genus: Draco
Spesies: D. volans
Nama binomial Draco volans
Linnaeus, 1758

Cekibar kampung adalah jenis cecak terbang yang kerap dijumpai di Jawa. Kadal ini dikenal dengan
nama ilmiah Draco volans Linnaeus, 1758. Nama lokalnya di antaranya adalah cekibar (Betawi), hap-hap
(Sunda), dan celeret gombel atau klarap (Jawa). Dalam bahasa Inggris disebut gliding lizards atau flying
dragon.

Kadal yang berukuran agak kecil, panjang total hingga 200 mm. Patagium (‘sayap’) berupa
perpanjangan enam pasang tulang rusuk yang diliputi kulit. Sisi atas patagium dengan warna
kuning hingga jingga, berbercak hitam. Sisi bawah abu-abu kekuningan, dengan totol-totol
hitam.

Kepala berbingkul-bingkul, bersegi-segi dan berkerinyut seperti kakek-kakek; dengan kantung


dagu berwarna kuning (jantan) atau biru cerah (betina), dan sepasang sibir kulit di kiri kanan
leher. Rigi mahkota kecil, terletak di sisi belakang kepala. Mata khas kadal agamid, dengan
pelupuk tebal menonjol.

Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna coklat sampai kehitaman atau keabu-abuan, warna bisa berubah
menjadi lebih gelap atau lebih terang bila merasa terganggu. Sepanjang vertebra (tulang
belakang) terdapat pola bercak-bercak hitam yang teratur letaknya: mulai dari ubun-ubun,
belakang kepala, tengkuk, kemudian membesar dan berubah menjadi pola hitam kecoklatan
setengah lingkaran di tiga titik di punggung (dorsum) dan satu di pangkal ekor. Pola warna
semacam ini merupakan samaran yang baik di pepagan pohon.

Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu keputihan, agak kehijauan di sisi medial (garis tengah tubuh);
dengan titik-titik kecoklatan di arah lateral (sebelah pinggir tubuh). Ekor sekitar 1½ kali panjang
tubuh; berbelang-belang di ujung, dengan sisik-sisik yang berlunas kuat menjadikannya nampak
bersegi-segi.

CICAK TERBANG/HAP HAP


Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Reptilia

Ordo: Squamata

Subordo: Serpentes

Famili: Colubridae

Genus: Dendrelaphis

Spesies: D. pictus

Nama binomial Dendrelaphis pictus


(Gmelin, 1789

Ular yang kurus ramping, panjang hingga sekitar 1,5 m; meskipun pada umumnya kurang dari
itu. Ekornya panjang, mencapai sepertiga dari panjang tubuh keseluruhan.[2]

Coklat zaitun seperti logam perunggu di bagian punggung. Pada masing-masing sisi tubuh
bagian bawah terdapat pita tipis kuning terang keputihan, dipisahkan dari sisik ventral (perut)
yang sewarna oleh sebuah garis hitam tipis memanjang hingga ke ekor. Kepala kecoklatan
perunggu di sebelah atas, dan kuning terang di bibir dan dagu; diantarai oleh coret hitam mulai
dari pipi yang melintasi mata dan melebar di pelipis belakang, kemudian terpecah menjadi
noktah-noktah besar dan mengabur di leher bagian belakang. Terdapat warna-warna peringatan
berupa bintik-bintik hijau terang kebiruan di bagian leher hingga tubuh bagian muka, yang
biasanya tersembunyi di bawah sisik-sisik hitam atau perunggu dan baru nampak jelas apabila si
ular merasa terancam. Sisik-sisik ventral putih kekuningan atau kehijauan.

Ular yang hidup di pohon, namun sering pula turun ke tanah untuk memangsa katak atau kadal
yang menjadi menu utamanya. Tidak jarang terlihat bergelung di semak-semak atau menjalar di
antara rumput-rumput yang tinggi.

Ular tambang menghuni hutan-hutan di dataran rendah dan pegunungan hingga ketinggian lebih
dari 1350 m. Teristimewa ular ini menyukai daerah-daerah terbuka, tepian hutan, kebun,
wanatani campuran, belukar dan tepi sawah.[4] Sering pula ditemukan merambat di pagar
tanaman di pekarangan, dan dengan gesit dan tangkas bergerak di sela-sela daun dan ranting
untuk menghindari manusia.

ULAR SULUR
Alam: Hewan
Divisi: Testudines
Filum: Kordata
Subfilum: Vertebrata
Kelas: Reptil
Order: Testudines
Famili: Geoemydidae
Genus: Cyclemys
Spesies: C. dentate

Kura-kura Daun adalah tergolong dalam kelompok hewan yang dikenal sebagai kura-kura , yang merujuk
secara umum kepada hewan yang tergolong dalam golongan benda hidup , alam hewan , bertulang
belakang (vertebrata) , kelas reptilia . Tubuh Kura-kura Daun dilindungi oleh kerangka khusus yang
terbentuk dari rusuk mereka. Semua kura-kura, apakah yang masih hidup atau telah punah adalah dari
urutan Chelonia, termasuk super susunan Testudines.

Karapaks oval kura kura ini memiliki tepi bergerigi di dekat ekor, dan berwarna terang hingga cokelat tua
( terkadang warna mahoni) dengan corak gelap yang redup. Plastron yang berengsel bercorak lebih tajam
dengan garis yang menyebar dari pusat tiap sisik. Seperti kebanyakan kura kura, jantan lebih kecil dari
betina, dengan ekor yang lebih tebal dan lebih panjang. Penyu daun asia adalah omnivora, memakan
invertebrata dan berudu, serta tanaman. Sangat aktif didarat dan diair, kura kura ini lebih menyenangi
aliran air dangkal di pegunungan dan dataran rendah. Saat terancam bahaya, mereka dapat masuk
kedalam cangkang atau menyelam kedasar air dan bersembunyi di lumpur. Betina menggali cekungan
untuk menempatkan 5 sarang, terdiri dari 2 – 4 butir telur yang relatif besar per tahun. Unik pada kura
kura ini, plastron menjadi fleksibel agar telur dapat dikeluarkan. Anak penyu yang baru menetas lebih
akuatik dibanding penyu dewasa. Mereka memiliki duri atau tonjolan disekeliling tepi karapaks,
sepertinya untuk mengusir predator. Duri ini akan menghilang seiring pertambahan usi

KURA DAUN
Kingdom Animalia

Filum Chordata

Sub-filum Vertebrata

Kelas Reptilia

Sub-kelas Anapsida

Ordo Testudines

Famili Emydidae

Genus Trachemys

Spesies T. scripta

Sub-spesies elegans

Nama trinomial Trachemys scripta elegans

Kura-kura Brazil betina dewasa biasanya berukuran antara 25-33 cm panjang, dan yang jantan berukuran
antara 20-25 cm panjang. Ciri khas yang menjadi pembeda kura-kura Brazil yakni adanya garis merah di
bagian kiri dan kanan kepalanya. Bagian tempurung kura-kura ini berbentuk oval dan pipih, terutama bagi
yang jantan. Tempurungnya ini berwarna hijau tua dengan motif yang bermacam-macam. Bagian bawah
kura-kura Brazil ini berwarna kuning dan terdapat juga motif yang tidak begitu beraturan. Untuk bagian
kepala, ekor, dan kaki terdapat garis-garis berwarna kuning yang tidak beraturan. Kura-kura jantan
biasanya berukuran lebih kecil daripada yang betina tetapi ekornya lebih panjang dan juga lebih tebal.
Cakar kura-kura jantan juga lebih panjang. Untuk kura-kura jantan yang sudah tua, motif di tubuhnya bisa
tampak pudar, dan akibatnya garis merah di kepala yang menjadi ciri khasnya pun bisa menjadi sulit
untuk dilihat.

KURA BRAZIL
Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Reptilia

Ordo: Testudines

Famili: Geoemydidae

Genus: Siebenrockiella

Spesies: S. crassicollis

Nama binomial Siebenrockiella crassicollis


(Gray, 1831)

Kura-kura pipi putih memiliki tubuh relatif kecil, panjang tempurungnya saat dewasa dapat mencapai 20
cm. Kura-kura ini memiliki warna hitam di bagian punggung (karapas), atas kepala, dan perut (plastron).
Terdapat bercak putih atau pucat pada pipi dan di atas matanya. Garis-garis atau pola putih kekuningan
terdapat di sekitar hubungan antara keping-keping perut, atau kadang kala hitam seluruhnya.

Kura-kura pipi putih dikenal terutama sebagai karnivor, biasanya memangsa ikan, udang, dan aneka siput.
Namun juga mau memakan buah-buahan dan dedaunan. Bagi Anda yang memelihara kura-kura jenis ini
ada baiknya untuk memisahkannya dari kura-kura jenis lain karena biasanya tidak akan mau makan jika
ada kura-kura jenis lain didekatnya.

KURA PIPI PUTIH

Anda mungkin juga menyukai