Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BEDAH TIKUS

Kelompok 2 :

Jufri K062221006

Uswatun Hasanah K062221007

Yetri Ester Astryani Tangel K062221003

Awalia Nurrahmah K062221008

DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
A. Pendahuluan

Keberadaan vektor dan binatang penggangu di lingkungan manusia sudah di mulai


sejak pertama kali manusia menciptkan tempat untuk bermukim. Bangunan tenpat tinggal
manusia menjadi tempat pula bagi berbagai vektor dan binatang penggangu untuk
berlindung, memperoleh makanan dan berkembang biak. Dengan kondisi lingkungan yang
relatif tidak extrim dan bebas dari musuh-musuh alaminya serta tercukupi kebutuhan
makanan, maka populasi vektor dan binatang pengganggu ini dapat terus meningkat
sedemikian rupa sehingga menimbulkan masalah kesehatan manusia.

Vektor dan binatang pengganggu dapat merugikann manusia, merusak lingkungan


hidup manusia dan pada gilirannya akan mengganggu kesejahteraan hidup manusia, oleh
karena itu keberadaan vektor dan binatang pengganggu ini tersebut harus dikendalikan.

Tikus dapat dikatakan sebagai hewan yaling dekat dengan manusia karena tikus
tinggal di sekitar bahkan serumah dengan manusia, makanan makanan yang di makan oleh
manusia bahkan dapat berbagi penyakit dengan manusia sehingga dapat merugikan manusia.

Kerugian yang ditimbulkan oleh tikus dapat dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya
dan kesehatan. Dari segi ekonomi tikus dapat merusak tanaman pertanian dan bahkan
merusak bagunan tempat manusia tinggal. Dari segi sosialdapat menurunkan martabat
manusia karena dengan banyaknya tikus menandakan nilai kesehatan penghuni rumah
sangat rendah. Sedangkan dari segi kesehatan sendiri yaitu drngan menimbulkan berbagai
jenis penyakit yang ditularkan oleh tikus tersebut salah satunya adalah Typus, Pes,
Leptospirosis dan lain-lain.
B. Tujuan :
Untuk mengetahui Morfologi Tikus dan Penyakit yang di sebabkan oleh Tikus

C. Landasan Teori
Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo Myormorpha,
family muridae. family muridae ini merupakan family yang dominan dari ordo rodentia
karena mempunyai daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan
(omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang diciptakan manusia. jenis
tikus yang sering ditemukan dihabitat rumah dan ladang adalah jenis rattus dan mus.
Adapun klasifikasi dari tikus adalah sebagai berikut :
Dunia                    : Animalia
Filum                     : Chordata
Sub Filum             : Vertebrata
Kelas                     : Mammalia
Subklas                  : Theria
Ordo                      : Rodentia
Sub ordo               : Myomorpha
Famili                    : Muridae
Sub family             : Muridae
Genus                    : Rattus dan Mus
Species                  : Rattus tanezumi
Rattus norvegicus
Rattus exulans
Rattus tiomanicus
Rattus argentiventer
Rattus niniventer
Bandicota
Mus musculus

1. Morfologi Tikus

Secara umum morfologi tubuh tikus dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu kepala dan badan
beserta bagian-bagiannya.
1 Kepala
Bentuk kepala tikus adalah kerucut atau kerucut terpton, dengan misai (kumis) pada
ujung moncongnya yang berfungsi sebagai alat peraba. Mata terletak di bagian tepi dari
kepala dan letaknya agak menonjol keluar, sehingga mempunyai sudut pandang yang lebar.
Gigi tikus terdiri dari gigi seri dan geraham, tidak mempunyai gigi taring sehingga terdapat
celah di antara gigi seri dan geraham yang berfungsi untuk mengeluarkan kotoran yang
terbawa bersama makanannya, atau untuk mengeluarkan makanan yang tidak disukainya.
Gigi seri tikus selalu mengalami perpanjangan, sehingga perlu dikurangi dengan jalan
mengeratkan gigi serinya pada benda-benda yang keras. Tidak heran bila ada benda-benda
yang tidak biasa di makan tetapi di gigit oleh tikus, hal itu untuk mengurangi pertumbuhan
gigi serinya. Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan, sedangkan geraham untuk
mengunyah makanan.
2 Badan
Bentuk badan tikus adalah silindris memanjang kebelakang. Batas antara kepala dan
badan tidak begitu jelas sehingga dalam identifikasi jenis-jenis tikus, kepala dan badan di
gabung dan dipisahkan dengan ekor. Badan (dan juga kepala) ditutupi oleh rambut yang
warnanya berbeda-beda tergantung jenisnya. Pada bagian bawah badan tikus betina yang
sudah dewasa terdapat puting susu yang jumlahnya bervariasi antara 2-6 pasang, tergantung
dari jenisnya. Pada bagian ujung belakang badan bagian bawah terdapat alat kelamin dan
anus. Pada tikus jantan dewasa terdapat organ kelamin berupa kantung yang merupakan
tempat di hasilkannya sperma. Pada saat tikus belum dewasa kantung tersebut berada di
dalam tubuh, kemudian berangsur-angsur keluar sesuai dengan umur tikus.
Pada badan tikus terdapat anggota badan berupa 2 pasang kaki (tungkai) dan ekor.
Pada telapak kaki terdapat tonjolan-tonjolan yang berfungsi untuk membantu tikus dalam
memanjat. Ekor tikus gundul (tidak berambut), merupakan ciri yang membedakannya dengan
bajing (ekor berambut tebal) dan landak (ekor berduri).
Tikus got (Rattus norvegicus) ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-
400 mm, panjang ekornya 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga 18-22 mm dan
mempunyai rumus mamae 3+3=12. Warna rambut bagian atas coklat kelabu, rambut bagian
perut kelabu. Tikus ini banyak di jumpai di seluruh air/roil/got di daerah kota dan pasar.

2. Perkembangbiakan
Tikus berkembang biak dengan sangat cepat, tikus menjadi dewasa dalam arti dapat
kawin mulai umur 3 bulan, masa bunting tikus betina sangat singkat, kira-kira 3 minggu. Jumlah
anak yang di hasilkan setiap kelahiran berkisar antara 4 – 12 ekor (rata-rata 6 ekor) tergantung
dari jenis dan keadaan makanan di lapangan. Setelah 2-3 hari setelah melahirkan tikus-tikus
tersebut sudah siap kawin lagi.

3. Tanda-tanda Keberadaan Tikus


Untuk mengetahui ada tidaknya tikus pada suatu tempat dan mencegah kemungkinan
bahaya dari makanan yang tercemar oleh tikus adalah sebagai berikut :
a. Droping
Adanya kotoran tikus yang di temukan di tempat/ruangan yang di periksa. Tinja tikus
mudah dikenal dari bentuk dan warna yang khas, tanpa di sertai bau yang mencolok, tinja
tikus yang masih baru lebih terang dan mengkilap serta lebih lembut (agak lunak), makin
lama maka tinja akan semakin keras.
b. Run ways
Jalan yang biasa di lalui tikus dari waktu ke waktu di suatu tempat di sebut run ways.
Tikus mempunyai kebiasaan melalui jalan yang sama, bila melalui lubang di antara eternit
rumah, maka jalan yang di laluinya lambat laun menjadi hitam.
c. Grawing
Grawing merupakan bekas gigitan yang dapat di temukan, tikus dalam aktivitasnya
akan melakukan gigitan baik untuk makan maupun membuat jalan misalnya lubang dinding.
d. Borrow
Borrow adalah lubang yang terdapat pada sekitar beradanya tikus seperti dinding,
lantai, perabotan dan lain-lain.
e.  Bau
Tikus akan mengeluarkan bau yang di sebabkan oleh tubuh tikus atau urinnya.
f. Tikus hidup
Tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar. Di temukannya Bangkai tikus
baru atau lama di tempat yang di amati (Ditjen PP-PL, 2007).

4. Makanan Tikus

Tikus merupakan hewan yang mempunyai preferensi makanan yang banyak, baik yang berasal

dari tumbuhan maupun dari hewan. Walaupun demikian biji-bijian seperti gabah, beras dan

jagung tampaknya lebih di sukai dari pada yang lain. Seekor tikus dapat merusak 283 bibit padi

per hariatau 103 batang padi bunting per hari. Setelah itu, tikus juga menyukai umbi-umbian

serperti ubi jalar dan ubi kayu. Makanan yang berasal dari hewan terutama adalah serangga dan

hewan-hewan kecil lainnya. Makanan dari hewan ini merupakan sumber untuk pertumbuhan dan
untuk memperbaiki bagian-bagian tubuh yang rusak, sedangkan makanan yang berasal dari

tumbuhan di manfaatkan sebagai sumber tenaga.

Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa kebutuhan makanan seekor tikus

setiap hari kira-kira 10% dari bobot tubuhnya, tergantung dari kandungan air dan gizi dalam

makanannya.Tikus merupakan hewan yang aktif pada maam hari sehingga sebagian aktivitas

makannya di lakukan pada malam hari. Tikus memiliki sifat “neo-fobia”, yaitu takut atau mudah

curiga terhadap benda-benda yang baru di temuinya. Dengan adanya sifat tikus yang demikian,

maka makanan akan di makan adalah makanan yang sudah biasa di temui. Dia akan mencicipi

dulu makanan yang baru di temuinya.

Hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan pengendalian secara kimia dengan

menggunakan umpan beracun, sehingga harus di usahakan agar umpan yang di gunakan adalah

umpan yang di sukai oleh tikus dan tempat umpan yang di gunakan adalah benda-benda alami

yamg banyak terdapat di alam. Dan bila makanan yang di makan tersebut membuat keracunan

dengan cepat maka dia akan mengeluarkan suara kesakitan dan tanda bahaya kepada teman-

temannya. Maka dari itu untuk penggunaan pestida kimia sebaiknya di gunakan pestisida yang

membunuh secara perlahan, di mana tikus tersebut akan mati dalam beberapa hari, sehingga

tikus tersebut tidak merasa kapok dan tidak akan tahu kalau makanan yang di makannya ternyata

beracun.

Dalam mencari makanan, tikus selalu pergi dan kembali melalui jalan yang sama,

sehingga lama-lama terbentuk jalan tikus. Hal ini di sebabkan tikus akan merasa aman untuk

melewati jalan yang sama, dari pada setiap saat harus membuat jalan baru. Jalan yang sama

dapat di tandai dengan gesekan benda-benda di sekitar jalan tersebut dan juga karena adanya air

seni yang di keluarkan pada jalan tersebut yang dapat di ciuminya.


5. Penyakit yang di sebabkan oleh tikus

Tikus berperan sebagai tuan rumah perantara untuk beberapa jenis penyakit yang di
kenal Rodent Borne Disease. Penyakit-penyakit yang tergolong Rodent Borne Disease
adalah :
a. Pes atau sampar atau plague atau la peste merupakan penyakit zoonosis yang timbul pada
hewan pengerat dan dapat di tularkan pada manusia. Penyakit tikus ini menular dan dapat
mewabah. Gejalanya antara lain adalah demam tinggi tanpa sebab, timbulnya bubo pada
femoral, inguinal dan ketiak juga sesak dan batuk.
b. Salmonellisis yang merupakan penyakit yang di sebabkan bakteri salmonella yang dapat
menginfeksi hewan dan juga manusia. Tikus yang terinfeksi bakteri ini akan dapat
menyebabkan kematian pada manusia dan salmonelisis dapat tersebar dengan melalui
kontaminasi feses. Gejalanya antara lain adalah gastroenteritis, diare, mual, muntah dan
juga demam yang di ikuti oleh dehidrasi.
c. Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri leptospira yang menyerang
mamalia. Ini dapat menyerang siapapun yang memiliki kontak dengan berbagai benda
maupun hewan lain yang mengalami infeksi leptospirosis. Gejalanya antara lain adalah
sakit kepala, bercak merah di kulit, gejala demam dan juga nyeri otot.
d. Murine typhus adalah penyakit yang disebabkan oleh Rickettsian typhi atau R. mooseri
yang dapat di tularkan melalui gigitan pinjal tikus. Gejalanya antara lain adalah
kedinginan, sakit kepala, demam, postration dan nyeri di seluruh tubuh. Ada juga bintil-
bintil merah yang timbul di hari kelima hingga keenam.
e.  Rabies merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dan memiliki gejala khas
yaitu penderita jadi takut terhadap air dan karena inilah rabies juga sering di sebut
hidrofobia. Tikus menyebarkan penyakit ini melalui gigitan. Gejala awal dari rabies
tidaklah jelas, umumnya pasien merasa gelisah dan tidak nyaman. Gejala lanjut yang
dapat di dentifikasi antara lain adalah rasa gatal di area sekitar luka, panas dan juga nyeri
yang lalu bisa saja di ikuti dengan sakit kepala, kesulitan menelan, demam dan juga
kejang.
f. Rat-Bit Fever atau demam gigitan tikus di sebabkan oleh gigitan tikus dan biasanya di
alami anak-anak di bawah 12 tahun dan penyakit ini memiliki masa inkubasi selama 1
hingga 22 hari. Gejala yang di timbulkan antara lain adalah sakit kepala, muntah,
kedinginan dan demam. Bakteri di dalam gigitan tikus merupakan penyebab dari penyakit
tikus ini (Ditjen PP-PL, 2008). 

D. Metode Percobaan
1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 30 September 2022 pukul 09.15 – 10.30 WITA di
ruangan K116 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
2. Alat dan Bahan
Alat:
Pinset
Pisau bedah
Gunting bedah
Handscoon
Sisir
Penggaris
Styrofoam
Jarum Pentul

Bahan:
Kloroform
Kapas
Alkohol swab
3. Prosedur Kerja
Pada praktikum ini yang pertama kali dilakukan sebelum membedah tikus adalah dengan
mengidentifikasi keberadaan pinjal di kulit tikus. Caranya adalah dengan mengangkat tikus
dengan memegang bagian ekornya, lalu sisir berlawanan dengan arah tumbuhnya bulu. Se
membius tikus menggunakan kloroform dengan cara kapas yang telah diberi kloroform
dimasukkan kedalam kantong plastik besar yang berisi tikus. Kemudian tutup kantong
plastik dan tunggu sekitar 5-10 menit hingga tikus mati secara perlahan-lahan. Setelah mati,
tikus kemudian dikeluarkan dan diletakkan diatas styrofoam lalu siap untuk dibedah. Proses
pembedahan dimulai dengan menggunting bagian bawah perut tikus secara horizontal
sepanjang ±2-3 cm, setelah itu kemudian gunting perut tikus secara vertikal hingga ke
bagian tenggorokan. Setelah itu bagian yang tergunting dibagi menjadi dua bagian (dibelah
tengah). Setelah bagian perut terbuka lalu diamati bagian dalam organ tikus.

E. Hasil dan Pembahasan


Tabel 1. Hasil identifikasi dan pengukuran

Nama spesies Rattus norvegicus

Jenis kelamin Betina

Warna bulu Cokelat kehitaman

Jenis moncong Tumpul

Jumlah pinjal yang ditemukan 2 ekor

Panjang badan 20 cm

Panjang ekor 20 cm

Panjang total 40 cm

Jumlah mammae 4 buah

Panjang kaki belakang 4.4 cm


Panjang tengkorak 5 cm

Gigi atas 2 buah

Gigi bawah 2 buah

Panjang telinga 1.9 cm

Tabel 2. Organ-Organ pada Tikus

Usus

Lambung

Pankreas

Hati
Ginjal

Empedu

Paru-paru

Jantung
DAFTAR PUSTAKA

_________ 2007. Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor, Ditjen PP-PL, Jakarta.

_________,2008. Informasi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP-PL,


Jakarta.

World Health Organization (WHO),2005 International Heath Regulation.


LAMPIRAN
1. Alat dan Bahan

Sisir Alkohol swab Jarum pentul

Gunting bedah Kloroform Gagang pisau bedah

Pinset Mistar
2. Dokumentasi Pratikum

Anda mungkin juga menyukai