Anda di halaman 1dari 10

ENDOPARASIT

Disusun guna memenuhi tugas dalam menempuh Mata Kuliah Entomologi


Dosen Pengampu : Nur Siyam, S.KM, M.Ph

Disusun Oleh:
Meliana Latifah
Nilna Saadatar Rohmah
Saifulloh El Faruq
Masruroh
Titik Sugiarti
Fitriyana
Tri Septa Anggraini
Khayyu Hanifah
Jiyan Dwi Septia A.
Angger Luhung Nur Fadlilah
Saniya Ilma Arifa
Eka Putri Indriani
Ima Azizah
Retno Pratiwi
Farissa Ulfa

6411413079
6411413080
6411413081
6411413083
6411413084
6411413085
6411413087
6411413094
6411413101
6411413104
6411413105
6411413106
6411413110
6411413112
6411413120

Rombel 2 Epidemiologi

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rodensia yang ada di dunia saat ini digolongkan dalam 29 famili, 468 genera dan
2052 jenis atau spesies. Rodensia atau binatang pengerat yang kedudukan dalam klasifikasi
termasuk kategori ordo atau bangsa rodent, dicirikan oleh adanya dua buah gigi seri atas
maupun bawah yang tidak memiliki akar gigi, relative tumbuh besar dan panjang, dan
tumbuh terus terus sepanjang hidupnya, tidak bertaring, ada rumapng atau celah (gap) antara
gigi seri dan geraham. Di Indonesia terdapat 3 suku yaitu scuiuridae, muridae dan
hystricdae. Ketiga suku tersebut dipilihkan berdasarkan konsistensi rambut, kelebatan dan
panjangnya rambut yang tumbuh di ekor, serta adanya dan ukuran foramen infraorbitalis.
Anggota sciuridae atau suku bajing-bajingan di Indonesia ada 54 jenis, muridae atau suku
tikus-tikusan ada 171 jenis dan hystricsidae ada 6 jenis (Agustino suyanto, 2006).
Penyakit bersumber rodensia dapat disebabkan oleh endoparasit dan ektoparasit.
Tikus beserta parasit (baik ektoparasit maupun endoparasit) merupakan jembatan
penularan penyakit dari hewan ke hewan maupun manusia mulai dari hutan, sawah, daerah
pegunungan ke tempat pemukiman atau menjadi sebaliknya. Endoparasit adalah parasit
yang hidup di dalam tubuh induk inangnya. Endoparasit dapat berupa cacing dan protozoa.
Cacing yang terdapat pada rodensia termasuk dalam golongan nematode, cestoda dan
trematoda. Nematode atau cacing giling merupakan parasit pada roden dan beberapa spesies
dapat menginvestasi manusia atau zoonosis. Diantaranya Capilaria hepatica, Rictularia sp,
Cyclodontostomum purvisi, Angiostrongylus malayensis, Angiostrongylus cantonensis.
Sebagai salah satu upaya kewaspadaan dini, pengukuran risiko dan studi potensi
bahaya kesehatan penyakit bersumber tikus, maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan
endoparasit pada tikus.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja Endoparasit yang terdapat pada roden?
2. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh endoparasit yang ada pada roden?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui endoparsit yang ada pada tubuh roden.

2. Untuk mengetahui penyakit yang disebabkan oleh endoparasit yang ada pada roden.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rodensia
Rodensia terbagi atas 3 bentuk yaitu bentuk tupai, bentuk tikus dan bentuk landak.
Rodensia dalam bentuk tikus merupakan kelompok terbesar dalam bangsa ini dan
terdapat dimanapun manusia berada, bahkan di beberapa daerah populasi tikus
mengungguli populasi manusia, meskipun manusia sudah berupaya memberantasnya.
Rodensia memiliki kurang lebih 1.749 spesies yaitu hampir 30% dari 5000 jenis
binatang mamalia yang telah dikenal. Para zoologi sepakat untuk menggolongkan tikus
ke dalam ordo rodensia subordo myomopha, famili muridae dan sub famil murinae.
Untuk lebih jelasnya, tikus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : animalia
Filum : chordate
Sub filum : vertebrata
Kelas : mamalia
Sub kelas : theria
Ordo : rodentia
Sub ordo ; myomorpha
Family : muridae
Sub family : murinae
Genus : bandicota, rattus dan mus
Ordo rodensia merupakan ordo yang terbesar dari kelas mammalia karena
memiliki jumlah spesies yang terbanyak yaitu kurang lebih 2.000 spesies atau 40% dari
5.000 spesies untuk seluruh kelas mammalia. Dari 2.000 spesies rodensia ini hanya
kurang lebih 160 spesies tikus yang ada di Indonesia. Tikus memiliki memiliki ciri-ciri
kepala, badan dan ekor terlihat jelas. Tubuhnya tertutup rambut, tetapi ekornya bersisik
dan kadang-kadang berambut. Binatang ini mempunyai sepasang daun telinga, mata
dengan membrane niktitans, bibir kecil dan lentur. Di sekitar hidung/moncong terdapat
misae. Badan tikus berukuran kecil kurang lebih 600 mm, sehingga binatang ini sering
disebut sebagai mammalia kecil. Ukuran panjang badan tikus lebih besar atau > 180 mm

dari pada mencit (<180 mm). tikus betina mempunyai kelenjar mamae yang tumbuh baik.
Kelenjar susu berjumlah 4-6 pasang dengan putting tampak jelas.
Anggota badan (tungkai dan lengan) beragam ukurannya. Kaki depan lebih kecil
daripada kaki belakang. Kaki depan memiliki 4 jari, sedangkan kaki belakang 5 jari. Ekor
tikus kadang-kadang lebih panjang atau lebih pendek daripada badannya. Anus di bawah
ekor dan organ di sebelah anterior anus.
Ciri lain yang penting untuk membedakan tikus adalah bagian tengkoraknya.
Ukuran tengkorak tikus lebih panjang yaitu 38-51 mm, daripada tengkorak mencit yaitu
20-22 mm. seperti umumnya rodensia tikus mempunya susunan gigi sebagai berikut,
pada setiap rahang dijumpai 2 buah gigi seri di atas dan di bawa, gigi taring dan gigi
premolar tidak ada, tetapi mempunyai gigi molar sebanyak 3 pasang di atas dan 3 pasang
di bawah. Jumlah gigi tikus adalah 16 buah, antara gigi seri dan geraham terbentuk suatu
celah, celah tersebut disebut diastema.
Beberapa tikus yang sering ditemui berada di sekitar kita dan merupakan jenis
tikus yang berperan dalam penyebaran penyakit antara lain :
1. Tikus rumah (Rattus tanezumi)
2. Tikus roil atau Rattus norvegicus
Panjang ujung kepala sampai ekor 200-400 mm, ekor 170-230 mm, kaki belakang 4247 mm, telinga 18-22mm. rumus putting susu 3+3 = 12. Warna rambut badan atas
coklat kelabu, rambut bagian perut kelabu. Banyak dijumpai di saluran air/roil/got di
daerah pemukiman kota dan pasar.
3. Tikus lading atau Rattus exulans
Panjang ukuran kepala sampai ekor 139-365 mm, ekor 108-147 mm, kaki belakang
24-35 mm, telinga 11-28 mm. rumus putting susu 2+2= 8. Warna rambut badan atas
coklat kelabu, rambut bagian perut putih kelabu. Terdapat di semak-semak dan kebun
sayur-sayuran dan pinggiran hutan. Kadang-kadang masuk ke rumah.
4. Tikus belukar atau Rattus tiomanicus
Panjang ujung kepaa sampai ekor 245-397 mm, ekor 123-225 mm, kaki belakang 2442 mm, telinga 12-29 mm. putting susu 2+3 = 10. Warna rambut badan atas coklat
kelabu, rambut bagian perut putih krem terdapat di semak-semak dan kebun.
5. Tikus sawah atau Rattus argentiventer

Panjang ujung kepala sampai ekor 270-370mm, ekor 130-192 mm, kaki belakang 3239 mm, telinga 18-21 mm. Rumus putting susu 3+3 = 12. Warna rambut badan atas
coklat muda berbintik-bintik putih, rambut bagian perut putih atau coklat pucat.
Terdapat di sawah dan padang alang-alang.
6. Tikus wirok atau Bandicota indica
Panjang kepala samapi ekor 400-580 mm, ekor 160-315 mm, kaki belakang 47-53
mm, telinga 29-32 mm. Rumus puting susu 3+3= 12. Wrna rambut badan atasdan
rambut bagian coklat hitam. Rambutnya agak jarang dan rambut di pangkal ekor kaku
seperti ijuk. Banyak dijumpai di daerah rawa, padang alang-alang dan kadang-kadang
di kebun sekitar rumah.
7. Mencit rumah atau Mus musculus linnaesus
Panjang ujung kepala sampai ekor kurang dari 175 mm, ekor 81-108mm, kaki
belakang 12-18 mm, telinga 8-12 mm. rumus putting susu 3+2= 10. Warna rambut
badan atas dan rambut bagian perut coklat kelabu. Terdapat di dalam rumah, dalam
almari dan tempat menyimpan barang lainnya.
2.2 Endoparasit tikus
Parasit menurut sifat hidupnya, parasit dapat digolongkan menurut tempat
hidupnya, keperluan akan hospes, jenis hospes yang dihinggapi dan lamanya hidup.
1. Menurut tempat hidupnya, parasit dapat dikelompokkan :
a. Ektoparasit yaitu parasit yang hidup di permukaan hospes
b. Endoparasit yaitu parasit yang hidup pada organ dalam hospes
2. Menurut keperluan akan hospes, parasit dikelompokkan :
a. Parasit obligat yaitu parasit yang selalumembutuhkan hospes tertentu dan akan
mati apabila tidak ada hospes
b. Parasit fakultatif yaitu parasit yang hidup dengan mengambil makanan npada
hospes tertentu tetapi juga dapat hidup tanpa hospes
3. Menurut jenis hospes yang dihinggapi, parasit dikelompokkan :
a. Parasit monoksen yaitu parasit yang hanya ditemukan pada satu jenis hospes
b. Parasit poliksan yaitu parasit yang dapat ditemukan pada lebih dari saju jenis
hospes
4. Menurut lamanya hidup pada hospes, parasit dikelompokkan :

a. Parasit permanen yaitu parasit yang menetap ada hospes tertentu


b. Parasit temporer yaitu parasit yang sewaktu-waktu menghinggapi hospes tertentu
Endoparasit yang hidup di tubuh tikus sebagian besar adalah cacing dan protozoa.
Kebanyakan endoparasit yaitu hidup di luar sel jaringan tubuh yang juga disebut prasit
ekstra seluler, sebagai contoh cacing Angiostrongylus contonensis yang hidup di paruparu tikus. Namun demikian beberapa jenis endoparasit tikus ada yang hidup di dalam sel
jaringan tbuh seperti larva cacing Trichinela spiralis yang bau dilahirkan terdapat dalam
sel mukosa usus karnivora dan omnivore, termasuk tikus.
Endoparasit tersebat hampir disemua organ dalam tubuh tikus sesuai kesukaan
dan adaptasi endoparasit tersebut terhadap organ dalam tubuh tikus. Berikut ini adalah
beberapa contoh jenis endoaparasit tikus yang pernah ditemukan pada organ dalam tubuh
tikus:
1. Dalam otak
Dalam otak tikus ditemukan cacing nematode jenis Angiostrongylus contonensis
sebagai bentuk dewasa. Cacing jenis ini pernah dilaporkan pada otak manusia dan
menyebabkan penyakit meningoensefalitis.
2. Dalam hati
Beberapa jenis nematode sering ditemukan berparasit dalam hati tikus antara lain
ialah capillaria hepatica, cacing dewasa ini dan telur-telurnya menyebabkan reaksi
granulomatosa intensif dalam hati tikus dan hewan pengerat lainnya. Larva cacing
pita berbentuk kista terdapat dalan hati tikus.
3. Dalam paru
Jaringan paru adalah habitat yang baik bagi stadium tertentu nematode parasit yang
dalam siklus hidupnya melalui lintasan paru. Disamping itu juga cacing nematode dan
cacing trematoda dewasa terdapat berparasit dalam paru. Cacingan nematode dewasa
yang hidup didalam paru adalah Capillaria earophila yang ditemukan dalam saluran
pernafasan kucing, anjing, dan tikus. Pada paru-paru tikus juga dihuni oleh cacing
nematode Angiostrongylus cantonensis dan A. costaricensis.
4. Dalam jantung
Jantung tampaknya juga bukan habitat yang baik bagi parasit. Protozoa Toxoplasma
gondii pernah ditemukan dalam sel jaringan jantung tikus.

5. Dalam ginjal
Ginjal tampaknya bukan habitat yang baik bagi parasit pada umumnya. Parasit yang
pernah ditemukan pada ginjal anjing dan manusia adalah Dioctophyma renale dank
has terdapat dalam ginjal kanan saja.
6. Dalam otot bergaris
Dalam otot bergaris herbivore dan karnivora, termasuk tikus sering ditemukan larva
cestoda dan larva nematode. Sampai sekarang belum pernah dilaporkan adanya
cacing dewasa dalam otot bergaris.
7. Di bawah kulit
Beberapa jenis cacing gelang dan cacing gilig lainnya hidup dalam jaringan di bawah
kulit, sering dilaporkan adalah cacing Onchoceca gibsoni, O. volvulus, O. cervicalis
yang terdapat di bawah kulit dan membentuk jendolan-jendolan.
8. Dalam saluran pencernaan
Berbagai jenis Trematoda, Cestoda, dan Nematoda berparasit dalam lumen atau
dibawah mukosa dnding saluran pencernaan tikus. Selain cacing, berbagai jenis
protozoa juga terdapat dalam saluran usus, umumnya dalam kriptum dan terlindung
oleh selaput lender. Beberapa jenis parasit usus, antara lain koksidia terdapat dalam
sel mukosa.
9. Dalam limpa dan pancreas
Cacing gelembung E. multilocularis dan E. unilocularis juga ditemukan dalam limpa
herivora dan Eurytrema pancreaticum ditemukan dalam pancreas herbivora dan
pernah dilaporkan juga dalam pancreas manusia.
Protozoa parasit yang sering ditemukan dalam limpa adalah terutama yang bersifat
intraseluler, yaitu Leishmania sp. Dan Toxoplasma gondii. Parasit tersebut terdapat
dalam sel makrofag dan limfosit.
10. Dalam jaringan darah
Parasit yang hidup dalam jaringan darah itu disebut parasit hematozoik. Darah terdiri
dari butir darah dan plasma darah. Butir darah terdiri dari eritrosit, leukosit, dan
limfosit serta beberapa sel darah lainnya. Parasit yang terdapat dalam butir-butir
darah disebut parasit intraseluler, sedang yang terdapat di luar sel darah disebut

parasit ekstra seluler. Istilah parasit darah (blood parasits) menunjukkan kepada
parasit dalam plasma darah.
Organ tikus

Jenis cacing (endoparasit)

Paru-paru

Angiostrongylus cantonensis

Hati

C. fasciolaris

Lambung

Hymenolepis diminuta

Usus halus

Diplydium latum

Usus besar

Capillaria latum
Pola persebaran endoparasit pada tubuh tikus

Jenis Nematoda yang sering ditemukan dalam endoparasit pada tikus antara lain:
1. Syphacia muris
Adalah spesies yang umum didapatkan dari tikus, biasanya menginfeksi Maxomys
whiteheadi, R. Tanezumi dan R. Exulans. Syphacia muris adalah spesies yang
kosmopolitan, spesies ini pertama kali dilaporkan didapat dari R. Argentiventer di Jawa.
2. Nippostrongylus brasiliensis
Super famili Trichostrongyloidea, famili Helogmonellidae, sub famili Nippostrongylinae,
N. Brasiliensis adalah parasit yang kosmopolit sistem pencemaran pada tikus (Rattus
assimilis, Rattus conatus, R. Norvegicus, dan R. Taneszumi) dan mencit (M. Musculus),
parasit ini juga dapat disebarkan oleh roden lainnya. Cacing tersebut pada tahap dewasa
hidup di duodenum, jejunum, kadang di ileum bagian atas, namun duodenum adalah
tempat paling favorit untuk cacing tersebt dibandingkan tempat lain di dalam saluran
pencernaan.
3. Gongylonema neoplasticum (Fibiger & Ditlevsen, 1914)
Superfamily Spiruroidea, family Gongylonematidae, genus Gongylonema terdapat pada
permukaan mukosa dan sub mukosa pada bagian atas sistem pecernaan burung dan
mamalia (termasuk tikus). Gongylonema neoplasticum pada tikus hidup sebagai parasit
dilambung.
4. Tikusnemia javaense (Hasegawa, Shiraishi and Rochman, 1992)
Sebelumnya dilaporkan didapatkan pertama kali pada R. Argentiventer di sukamandi dan
Pusakanegara.
5. Mastophorus muris

Superfamily Spiruroidea, family spirocercidae, sub family mastophorinae, genus ini


merupakan parasit umumdi muridae, misal M. Musculus, R. Norvegicus, dan rodentia
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai