Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI MAMALIA

BERBASIS KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK

Kelompok 2

Dimas Bayu Nur Ramadhan 1304618076

Inge Oktavianti Fabian 1304618078

Nurul Andini Permana 1304618040

Roma Hotma Simarmata 1304618013

Riezka Lianita 1304618080

DosenPengampu :

Dr. Hanum Isfaeni, M.Si

Dr. Ratna Komala, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
A. PENDAHULUAN

Kerajaan binatang memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang


terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kerajaan binatang tersebut adalah
mamalia. Mamalia merupakan hewan vertebrata yang muncul pada zaman mesosoikum dan
saat ini mendiami seluruh relung muka bumi mulai dari daratan, lautan, sepanjang pantai,
danau, sungai, bawah tanah, pohon dan bahkan di udara yang tersebar mulai dari daerah
kutub sampai daerah tropis (Sukiya, 2005).

Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula ( kelenjar ) mamae pada tubuh
mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu sebagai sumber makanan anaknya. Seperti
yang telah diketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan
keberadaan kelenjar tersebut. Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan
berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae. Semua mamalia memiliki kelenjar mamae,
tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina.
Hewan pada kelas Mammalia memiliki ciri-ciri umum tubuhnya tertutup rambut, yang
berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin, pada betina terdapat
kelenjar mammae (glandula mammae) yang tumbuh baik, tetrapoda dengan anak yang diberi
makan dari kelenjar susu betina, diagfragma yang menventilasi paru-paru, mempunyai
kantung amniotik, tubuh yang endoterm atau berdarah panas, bernafas melalui paru-paru,
mempunyai cuping telinga, dan gigi umumnya terbagi menjadi empat tipe yaitu gigi seri, gigi
taring, gigi premolar, dan gigi molar (Carters, 1978: 67). 
Adapun ciri-ciri khusus dari kelas mamalia adalah tubuhnya biasanya diliputi bulu atau
rambut yang lepas secara periodic, kulitnya banyak mengandung kelenjar, yaitu kelenjar
sebacius, keringat, bau dan susu. Cranium atau tempurung kepala memiliki occipitale
condyle, tulang lehernya biasanya terdiri atas 7 ruas, ekor biasanya panjang dan dapat
digerak-gerakkan. Memiliki empat anggota atau kaki (kecuali anjing laut dan singa laut tidak
memiliki kaki belakang, masing-masing kaki memiliki kurang lebih 5 jari yang bermacam-
macam yang disesuaikan dengan keperluan berjalan, lari, memanjat, membuat lubang,
berenang atau meloncat, jari-jari berkait tanduk atau berkuku atau berteracak dengan
bantalan-bantalan daging. Jantung sempurna terbagi atas empat ruangan (dua auricular, dua
ventricular), pernapasannya hanya dengan paru-paru. Laring mempunyai tali suara, memiliki
vesica urinaria dan hasil ekskresi berupa cairan urine (Campbell, 1999).
Mamalia yang hidup sekarang terbagi atasu dua clade, yakni monotheria dan theria.
Monotheria merupakan kelompok hewan mama yang dikenal menghasilkan telur., yakni
echidan dan platypus. Theria terdiri atas hewan berkantung (marsupials) dan hewan
berplasenta (eutheria). Sampai saat ini Klas Mamalia terdiri atas 39 bangsa (ordo), yang
terdiri 1 ordo monotheria, 7 ordo marsupial, dan 22 ordo hewan berplasenta.

Hewan pada kelas Mammalia hidup pada berbagai tipe habitat, mulai dari habitat
teresterial sampai habitat akuatik, mammalia teresterial tersebar luas mulai dari kutub sampai
ke kawasan tropis. Mammalia teresterial dapat menempati tipe habitat yang beraneka ragam,
baik hutan maupun bukan hutan seperti kawasan pertanian, perkebunan, gua dan padang
rumput. Kebanyakan jenis mammalia di Indonesia hidup di hutan hujan dipterocarpacea,
dengan agak lebih sedikit spesies di hutan rawa dan hutan kerangas. Banyak spesies mampu
bertahan hidup di habitat yang berubah-ubah, dan sering mudah terlihat di hutan yang baru
ditebang dan hutan sekunder bahkan perkebunan, dimana vegetasinya lebih jarang.
Mammalia juga banyak menggunakan lahan pertanian sebagai habitat, sehingga dapat
menjadi hama pertanian karena mencari makan di lahan pertanian dan berlindung di hutan-
hutan sekitarnya. Kawasan pinggiran hutan yang berbatasan dengan perkebunan atau lahan
pertanian penduduk sering mendukung berbagai spesies binatang dengan kepadatan yang
relatif lebih tinggi (Veevers, 1978: 56).

Salah satu dari keluarga felidae yang merupakan mamalia karnivora yaitu kucing
domestic atau kucing rumah (Felis catus). Kucing rumah adalah salah satu predator terhebat
di dunia. Kucing ini dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies, kucing besar
biasanya kiurang dari 100. Tetapi karena ukurannya yang kecil, kucing tidak begitu
berbahaya bagi manusia. Satu-satunya bahaya yang timbul adalah kemungkinan terjadinya
infeksi aries akibat gigitan kucing dan juga cakaran dari kuku kucing yang sangat perih dan
menyakitkan.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengidentifikasi tingkat marga atau jenis berdasarkan karakteristik morfologi
2. Studi taksonomi dan klasifikasi pada hewan praktikum
3. Menganalisis morfometrik pada Felis catus
C. HASIL KEGIATAN

Tabel 1. Pengukuran Morfometrik dan Meristik


D. PEMBAHASAN

Kucing disebut juga kucing domestik atau kucing rumah (Felis catus) adalah sejenis
mamalia karnivora dari keluarga Felidae. Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing"
yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa dan
harimau. Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM,
dari kerangka kucing di Pulau Siprus. Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan
kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang menyimpan
hasil panen.

Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang
garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed),
seperti persia, siam, manx, dan sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat
pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia,
sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.

Adapun klasifikasi dari Felis catus yaitu adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Mammalia

Order : Carnivora

Family : Pelidae

Genus : Felis (Linnaeus, 1758)

Species : Felis catus (Linnaeus, 1758)

Kucing memiliki bentuk yang sangat beragam mulai berbentuk memanjang, panjang
kucing mencapai 25-40 cm. Kucing biasanya memiliki berat badan antara 2,5 hingga 7
kilogram dan jarang melebihi 10 kg. Bila diberi makan berlebihan, kucing dapat mencapai
berat badan 23 kg. Kucing juga memiliki warna yang sangat bervariasi mulai dari warna abu-
abu, hitam pekat, kecoklatan, kuning bergaris putih, hitam putih, putih pekat dan juga
lainnya. Bulu pada kucing sangat lembut, tebal dan mudah rontok. Karenakan bulu pada
kucing sangat rentan terhadap suhu lingkungan sekitar. Selain itu, bulu pada kucing juga akan
mudah menempel di berbagai tempat yang di tiduri, mandi, dan sebagainya.
Kucing dianggap sebagai karnivora yang sempurna dengan gigi dan saluran
pencernaan yang khusus. Gigi premolar dan molar pertama membentuk sepasang taring di
setiap sisi mulut yang bekerja efektif seperti gunting untuk merobek daging. Meskipun cirri
ini juga terdapat pada family Canidae atau anjing, tapi cirri ini berkembang lebih baik pada
kucing. Tidak seperti karnivora lainnya, kucing hampir tidak makan apapun yang
mengandung tumbuhan.

Kucing memiliki tujuh vertebra serviks (seperti halnya sebagian besar mamalia ); 13
vertebra toraks (manusia memiliki 12); tujuh lumbar vertebra (manusia memiliki lima); tiga
vertebra sakral (seperti halnya kebanyakan mamalia, tetapi manusia memiliki lima); dan
sejumlah variabel vertebra ekor di ekor (manusia hanya memiliki vertebra ekor vestigial,
menyatu menjadi tulang ekor internal), the extra lumbar and thoracic vertebrae untuk
mobilitas dan fleksibilitas tulang belakang kucing. Pada tulang belakang adalah 13 tulang
rusuk, bahu, dan panggul. Tidak seperti lengan manusia, forelimbs kucing melekat pada bahu
dengan tulang klavikula yang mengambang bebas yang memungkinkan mereka untuk
melewati tubuh mereka melalui ruang apa pun di mana mereka dapat masuk ke kepala
mereka.

Kumis pada kucing sangat sedikit dan terdapat di bagian hidung bawah, kumis kucing
terdapat 3-6 kumis di bagian hidung bawah. Kumis kucing ini memiliki panjang 1-1,5 cm,
berbentuk bulat memanjang dan berwarna putih, dan ada jga berwarna kehitaman. Kumis ini
berguna untuk menyaring kotoran yang akan masuk kehidung. Kaki kucing memiliki 2
pasang, 1 pasang bagian depan dan 1 pasang bagian belakang. Kaki kucing ini memiliki bulu
berwarna variasi tergantung jenisnya, dan juga ada terdapat kuku yang sangat tajam berwarna
abu-abu atau keputihan. Kuku kucing ini untuk melindungi dirinya dari ancaman sekitar
lingkungan. Kucing memiliki cakar yang bisa ditarik dan ditarik. Dalam posisi normal dan
rileks, cakar diselimuti kulit dan bulu di sekitar bantalan jari kaki. Ini membuat cakar tajam
dengan mencegah keausan dari kontak dengan tanah dan memungkinkan mengintai mangsa
diam-diam. Cakar pada kaki depan biasanya lebih tajam dari pada kaki belakang. Kucing
dapat secara sukarela memperpanjang cakarnya pada satu atau lebih cakarnya. Mereka dapat
memperluas cakar mereka dalam berburu atau membela diri, memanjat, menguleni , atau
untuk traksi tambahan pada permukaan lunak. Kucing menumpahkan lapisan luar selubung
cakar mereka saat menggaruk permukaan kasar.

Ekor kucing ini memiliki bentuk bulat memanjang dengan kepanjangan 5-8 cm
bahkan lebih. Ekor kucing sangat lucu dan imut, serta memiliki ciri khas yaitu bergerak
kekanan dan kekiri saat tidur terlelap atau bermain. Selain itu, ekor atau buntut kucing
memiliki warna beragam tergantung warna badan pada kucing.

Kucing dapat melihat dalam cahaya yang amat terang. Mereka memiliki Selaput
pelangi atau iris membentuk celah pada mata yang akan menyempit. Meskipun demikian,
penyempitan ini juga mengurangi bidang pandang kucing. Suatu organ yang disebut tapetum
lucidum digunakan dalam lingkungan dengan sedikit cahaya. Organ inilah yang
menyebabkan warna-warni mata kucing ketika difoto dengan menggunakan blitz. Seperti
kebanyakan predator, kedua mata kucing menghadap ke depan, menghasilkan persepsi jarak
dan mengurangi besarnya bidang pandang. Mata kucing memiliki persepsi trikomatik yang
lemah.

Ketika cahaya yang ada terlalu sedikit untuk melihat, kucing akan menggunakan
"kumis" atau misainya (vibrissae) untuk membantunya menentukan arah dan menjadi alat
indra tambahan. Misai dapat mendeteksi perubahan angin yang amat kecil, membuat kucing
dapat mengetahui adanya benda-benda di sekitarnya tanpa melihat. Kumis ini juga dapat
digunakan oleh kucing untuk menentukan apakah badannya dapat melewati ruangan yang
sempit (seperti pipa), karena jarak antara kedua ujung kumis kucing hampir sama dengan
lebar tubuhnya. Kucing memiliki kelopak mata ketiga yang disebut membrana niktitans.
Kelopak ketiga ini terdiri dari suatu lapisan tipis yang dapat menutupi mata dan tampak
ketika mata kucing terbuka. Membran ini menutup sebagian ketika kucing sedang sakit.
Kadang kucing yang amat mengantuk atau gembira juga memperlihatkan membran ini.

Kucing betina yang disebut ratu poliestrous dengan beberapa siklus estrus selama
setahun, biasanya berlangsung selama 21 hari. Mereka biasanya siap kawin antara awal
Februari dan Agustus. Beberapa jantan, yang disebut tomcat, tertarik pada seekor betina yang
sedang panas. Mereka memperebutkannya, dan pemenang memenangkan hak untuk kawin.
Pada awalnya, perempuan menolak laki-laki, tetapi akhirnya, perempuan memungkinkan
laki-laki untuk kawin. Betina mengeluarkan suara nyaring saat jantan menarik keluar darinya
karena penis kucing jantan memiliki pita sekitar 120-150 duri penunjuk menunjuk ke
belakang , yang panjangnya sekitar 1 mm ( 1 ⁄ 32 in); setelah penarikan penis, duri menyapu
dinding vagina wanita, yang bertindak untuk menginduksi ovulasi . Tindakan ini juga terjadi
untuk membersihkan vagina sperma lain dalam konteks perkawinan kedua (atau lebih),
sehingga memberi kesempatan jantan yang lebih besar untuk mengalami pembuahan. Masa
kehamilan atau gestasi pada kucing berkisar 63 hari. Anak kucing terlahir buta dan tuli. Mata
mereka baru terbuka pada usia 8-10 hari. Anak kucing akan disapih oleh induknya pada usia
6-7 minggu dan kematangan seksual dicapai pada umur 10-15 bulan. Kucing dapat
mengandung 4 janin sekaligus karena rahimnya memiliki bentuk yang khusus dengan 4
bagian yang berbeda.

Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri, kucing biasanya dapat


membentuk koloni liar tetapi tidak menyerang dalam kelompok seperti singa. Setiap kucing
memiliki daerahnya sendiri (jantan yang aktif secara seksual memiliki daerah terbesar,
sedang jantan steril memiliki daerah paling kecil) dan selalu terdapat daerah "netral" di mana
para kucing dapat saling mengawasi atau bertemu tanpa adanya konflik teritorial atau agresi.
Di luar daerah netral ini, penguasa daerah biasa akan mengejar kucing asing, diawali dengan
menatap, mendesis, hingga menggeram, dan bila kucing asing itu tetap tinggal, biasanya akan
terjadi perkelahian singkat. Kucing yang sedang berkelahi menegakkan rambut tubuh dan
melengkungkan punggung agar mereka tampak lebih besar. Serangan biasanya terdiri dari
tamparan di bagian wajah dan tubuh dengan kaki depan yang kadang disertai gigitan. Luka
serius pada kucing akibat perkelahian jarang terjadi karena pihak yang kalah biasanya akan
lari setelah mengalami beberapa luka di wajah. Jantan yang aktif biasanya sering terlibat
banyak perkelahian sepanjang hidupnya. Hal ini tampak pada berbagai luka di bagian wajah,
seperti hidung atau telinga. Kucing betina kadang juga terlibat perkelahian untuk melindungi
anak-anaknya bahkan kucing steril pun akan mempertahankan daerah kecilnya dengan gigi.

E. KESIMPULAN

 Felis catus merupakan salah satu dari famili felidae yang berukuran kecil
 Karakteristik fisik yang dimiliki kucing antara lain tubuh yang fleksibel dan padat,
penglihatan dan adaptasi visual yang tajam pada malam hari, cakar (kuku) yang
dapat ditarik masuk, gigi yang tajam, dan pengurangan jumlah gigi mencerminkan
adaptasi karnivora. Jambang yang panjang, kaki depan mampu berotasi
sehingga pads mampu mencapai muka saat proses washing, kaki belakang kucing
mempunyai kekuatan yang sangat besar sehingga dapat membantu kucing pada
saat akan menerkam, dan ekor yang panjang serta fleksibel membantu menjaga
keseimbangan.
 Visi dan indera penciuman berkembang dengan baik
 Kucing betina yang disebut ratu poliestrous dengan beberapa siklus estrus selama
setahun,yang biasanya berlangsung selama 21 hari.
 Sistem rangka pada kucing : Kucing memiliki tujuh vertebra serviks (seperti
halnya sebagian besar mamalia ); 13 vertebra toraks (manusia memiliki 12); tujuh
lumbar vertebra (manusia memiliki lima); tiga vertebra sakral (seperti halnya
kebanyakan mamalia, tetapi manusia memiliki lima); dan sejumlah variabel
vertebra ekor di ekor (manusia hanya memiliki vertebra ekor vestigial, menyatu
menjadi tulang ekor internal), the extra lumbar and thoracic vertebrae untuk
mobilitas dan fleksibilitas tulang belakang kucing. Pada tulang belakang adalah 13
tulang rusuk, bahu, dan panggul.


DAFTAR PUSTAKA

Cameron-Beaumont, Charlotte; Lowe, Sarah E.; Bradshaw, John W. S. (2002). Evidence

Suggesting Pre-adaptation to Domestication throughout the Small Felidae (PDF).


Biological Journal of the Linnean Society. 75 (3): 361–366.

Campbell, N.A. & J.B. Reece. (2010). 3. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Driscoll, C. A.; MacDonald, D. W.; O'Brien, Stephen J. (2009). In the Light of Evolution

III: Two Centuries of Darwin Sackler Colloquium: From Wild Animals to Domestic
Pets – An Evolutionary View of Domestication. Proceedings of the National
Academy of Sciences of the United States of America. 106 (S1): 9971–9978.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya

Langton, N. & Langton, M. B. (1940). The Cat in ancient Egypt, illustrated from the

collection of cat and other Egyptian figures formed. Cambridge : Cambridge


University Press

Kimball, J,W. 1999. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga

Mattern, Michelle Y. McLennan, Deborah A. (2000). "Phylogeny and Speciation of Felids".

Cladistics. 16 (2): 232–253.

Stefoff, Rebecca. (2003). Cats. New York: Benchmark

Anda mungkin juga menyukai