Anda di halaman 1dari 12

Nama : Rahmad Fajar

NPM : 2001081008
Kelas :A
Prodi : Tadris Biologi

RESUME ZOOLOGI VERTEBRATA

MAMALIA

A. Mamalia

Kata Mamalia berasal dari bahasa Latin, yaitu “Mammae” yang artinya menyusui. setiap
hewan yang menyusui merupakan hewan mamalia.
Mamalia yaitu hewan yang menyusui anaknya. Pada umumnya mamalia ini berkembang biak
dengan cara melahirkan, dan tubuhnya yang tertutupi oleh rambut. Mamalia ialah kelas
tertinggi dalam kasta hewan, bayangkan saja, ia bisa hidup diberbagai tipe habitat yang ada
dibelahan bumi, mulai dari kutub khatulistiwa, dari dasar laut sampai dengan hutan lebat dan
gurun pasir.

Selain ciri ciri mamalia yangI telah disebutkan di poin sebelumnya, Ini dia ciri ciri
lengkap dari hewan mamalia:

 Merupakan hewan homoiterm atau berdarah panas.

 Termasuk hewan bertulang belakang atau vertebrata.

 Tubuhnya memiliki sistem organ yang lengkap dan bisa dibedakan anggota tubuhnya
(kepala, leher, badan, dan ekor).

 Memiliki glandula mammae atau kelenjar susu yang berfungsi sebagai sumber energi
anaknya.

 Memiliki rambut.

 Bernapas menggunakan paru-paru.


 Memiliki alat indera, yaitu mata, telinga, lidah, kulit dan hidung.

 Alat kelamin terpisah antara jantan dan betina dalam satu individu.

 Memiliki otak yang berukuran besar dan berkembang dengan baik.

Jenis hewan mamalia ini terdapat sekitar 4.000 spesies Mamalia yang masih hidup hingga
sekarang yang pada saat ini dikelompokkan atau diklasifikasikan dalam beberapa ordo.
Klasifikasi Mammalia yaitu sebagai berikut :

1. Primata
Merupakan hewan mamalia yang mempunyai tangan besar dan jari ialah sebagai
penunjang kebiasaannya dalam memanjat pohon, hewan yang termasuk kedalam
golongan herbivora, karnivora, ataupun omnivora.

Contohnya: dibagi menjadi beberapa famili seperti Lemuridae contohnya lemur kerdil
ekor gemuk (Cheirogaleus medius), Cercopithecidae contohnya monyet rhesus (Macaca
mulatta), Pongidae contohnya gorila (Gorilla gorilla), simpanse (Pan troglodytes),
orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Hominidae contohnya manusia (Homo
sapiens)

2. Marsupialia (Mammalia berkantong)

merupakan hewan mamalia yang betinanya itu memiliki kantung (marsupium) pada
bagian perutnya. Kantung tersebut digunakan ialah sebagai tempat menyimpan anak yang
baru lahir ke muka bumi terutama bagi yang lahir dalam keadaan yang prematur.

Contohnya : kuskus (Phalanger sp), kanguru merah raksasa (Megaleia rufa), dan koala
(Phascolarctos cinereus).

3. Insectivora (pemakan serangga)

merupakan golongan mamalia yang menjadikan hewan serangga ialah sebagai makanan
utamanya. Hewan tersebut juga bisa untuk memakan cacing maupun biji-bijian. Ciri dari
hewan yang masuk ordo ini yakni memiliki mata yang tertutup, mempunyai cakar yang
besar, serta telapak kaki pada bagian depannya lebih lebar.

Contohnya : tikus mondok (Talpa europea) dan celurut rumah (Crocidura russula).

4. Rodentia (hewan pengerat)

merupakan hewan mamalia yang tidak memiliki taring sehingga biasanya mereka hidup
ialah sebagai pengerat. Hewan yang masuk kedalam ordo ini dicirikan ialah dengan gigi
seri yang tebal juga besar, serta dapat hidup disegala macam habitat.

Contohnya bajing merah (Sciurus vulgaris), dan tikus rumah (Mus musculus).

5. Carnivora (Pemakan daging)

merupakan sebuah kelompok mamalia yang menjadikan daging ialah sebagai


makanannya. Ciri dari hewan yang termasuk kedalam ordo yang satu ini adalah ia
mempunyai gigi taring yang tajam juga cakar yang runcing yang merupakan alat untuk
berburu juga mengoyak daging buruannya.

Contohnya serigala (Canis lupus), singa (Panthera leo), kucing (felis silvestris).

6. Dermoptera

merupakan hewan mamalia yang mempunyai parasut berbulu (patagium) pada sela – sela
empat kakinya. Hewan yang masuk kedalam ordo ini umumnya merupakan contoh dari
hewan herbivora yang makan buah atau pun dedaunan.

Contohnya dari hewan di ordo ini yakni Gakopithecus sp.

7. Chiroptera

merupakan golongan atau ordo mamalia yang bisa melakukan terbang, dibagian kaki
depan serta belakang juga terdapat membran interdigital, meskipun ukuran kaki pada
bagian belakang lebih kecil. Biasanya mereka tergolong hewan nokturnal artinya hanya
aktif pada malam hari. Ciri dari Hewan dalam golongan ini suka makan buah juga
terbang dan juga mencari makan pada malam hari (nocturnal).

Contoh hewan mamalia didalam ordo ini misalnya ialah : Desmodus sp


(vampire),Pteropus edulis (kalong Jawa), dan Myotes sp.

8. Laghomorpha

Merupakan ordo mamalia yang memakan tumbuh-tumbuhan. Contohnya ialah kelinci


(Oryctologus cuniculus).

9. Cetacea

yang masuk kedalam golongan ordo ini ialah mamalia yang hidupnya berada di laut.
Contohnya ialah Dolphinus delvis (dolpin laut), Phalenoptera musculus (paus biru).

10. Proboscidea

yang termasuk kedalam golongan atau ordo proboscidae ini ialah semua jenis gajah yang
disemua penjuru bumi.

Contohnya :Loxodonta africana (gajah Afrika), Elephas maximus (gajah di India dan
Indonesia).

11. Perissodactyla

merupakan suatu hewan mamalia yang mempunyai jumlah jari kaki yang ganjil. Contoh
Beberapa dari hewan yang masuk kedalam golongan ini antaranya ialah keledai (Equus
asinus), kuda (Equus caballus), dan tapir (Tapirus indicus).

12. Artiodactyla

ciri ciri dari golongan ordo ini ialah mempunyai jari kaki yang berjumlah genap. Contoh
dari hewan yang masuk kedalam golongan ini adalah : Antilocarpa sp (antelope), Cervus
sp (kijang), Bos sondaicus (banteng), Aries sp (kambing), Giraffa sp (jerapah), Camelus
sp (unta), Bos indicus (sapi putih).

13. Monotremata (Mammalia bertelur)

famili Tachyglossidae (landak semut), contohnya : Tachyglossus aculeatus dan famili


Ornithorhynchidae (paltipus, hewan berparuh bebek),

contohnya Ornithorhynchus anatinus.

14. Tupaioidea (tupai)

Contohnya tupai ekor jambul (Dendrogale melanura). Tupai panah (Dendrogale murina).

15. Edentata (kukang, armadilo)

Contohnya pemakan semut (Myrmecophaga tridactyla) dan tubuh berperisai sisik


(Daypus novermcincius)

16. Phalidota (trenggiling)

Contohnya : trenggiling berekor panjang (Manis tetradactyla) dan trenggiling jawa


(Manis javanica)

B. Ruminansia
Ternak ruminansia merupakan ternak yang dapat memuntahkan pakan dari
lambung ke mulut untuk dikunyah kembali (dibaca: regurgitasi). Selain itu, ternak
ruminansia juga merupakan ternak yang memiliki sistem pencernaan yang sempurna.
Karena makanan utama dari ternak ruminansia adalah pakan yang berserat kasar tinggi
(sulit untuk dicerna) dapat dicerna dengan baik, contohnya rumput. Ruminansia juga
termasuk dalam golongan hewan poligastrik, karena memiliki lambung jamak (banyak),
yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.

 Mekanisme Pencernaan
Ruminansia adalah hewan pemakan hijauan atau herbivora yang memiliki
empat buah kantung lambung yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.
Proses pencernaan ruminansaia yaitu pencernaan secara mekanisme dimulut dengan
bantuan saliva (air lidah), pencernaan fermentatif didalam rumen dengan bantuan
mikroba rumen, dan pencernaan enzimatis pasca rumen (hidrolitik). Pencernaan
mekanik merupakan pencernaan mengubah pakan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil atau sederhana. Pencernaan mekanik dilakukan dimulut dengan bantuan gigi.
Dalam pencernaan mekanik ada beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah:
1) Prehension yaitu proses pengambilan pakan, misalnya ternak sapi
menggunakan bantuan lidah;
2) Mastikasi yaitu proses pengunyahan pakan, dengan tujuan untuk
memperkecil volume pakan;
3) Salivasi yaitu proses membasahi pakan dengan saliva; dan
4) Deglutisi yaitu proses penelanan pakan.

Berikut adalah struktur anatomis sistem digestivus (sistem pencernaan) yang


dimiliki oleh hewan ruminansia, yaitu sapi :

1. Rongga Mulut

Di dalam rongga mulut, terjadi dua macam pencernaan. Yaitu pencernaan secara
mekanis dengan menggunakan gigi, dan pencernaan kimiawi dengan menggunakan
bantuan enzim amylase.

Di dalam rongga mulut terdapat lidah yang berfungsi untuk mengatur arah
pergerakan makanan di dalam mulut. Lidah juga berfungsi untuk menelan. Pada sapi,
lidah digunakan sebagai alat prehensi (pengambilan makanan). Yaitu dengan cara
mencengkeram rumput dengan memutarkan lidah menjadi spiral.

Sedangkan pada kuda, yang merupakan hewan nonruminansia, proses prehensi


dilakukan dengan bantuan bibirnya.
Di dalam rongga mulut, pada hewan herbivora dan omnivora sekresi karbohidrat
mulai dilakukan. Yaitu dengan mengeluarkan enzim saliva. Selain lidah, di dalam rongga
juga terdapat gigi yang digunakan untuk mengunyah makanan. Pada ruminansia sapi,
tidak memiliki gigi seri pada rahang bawahnya. Oleh karena itu, lidah digunakan untuk
mengatur dan mengarahkan makana menuju gigi geraham bagian dalam.

2. Faring

Pada intinya, faring merupakan jalur perpisahan antara saluran respirasi dan
saluran digesti. Faring dan laring merupakan pertigaan yang memiliki katup yang disebut
dengan epiglotis.

Ketika terjadi pernafasan, epiglotis akan menutupi faring. Sedangkan ketika


terjadi penelanan makanan, maka epiglotis akan menutup kearah laring. Penutupan
epiglotis yang tidak sempurna dapat menyebabkan terjadinya pengeluaran makanan
secara paksa, atau dalam baha Indonesia dikenal dengan aktivitas tersedak.

3. Oesophagus

Oesophagus merupakan saluran pencernaan yang terletak di dalam leher.


Berbentuk seperti paralon yang memiliki cincin pada setiap bagiannya. Utamanya,
oesophagus berfungsi untuk menyalurkan makanan dari faring menuju lambung.

Pada oesophagus, terdapat otot polos yang berfungsi untuk menggerakkan


makanan menuju lambung. Gerakan yang dihasilkan disebut dengan gerakan peristaltik.

4. Lambung

Lambung merupakan organ pencernaan yang terletak di antara oesophagus dan


ususu halus (intestine). Ruminansia memiliki empat buah lambung dengan fungsi yang
berbeda satu dengan lainnya. Lambung ruminansia terbagi menjadi empat bagian, bagian
tersebut adalah rumen, retikulum, omasum dan abomasum.

a. Rumen
Rumen merupakan bagian lambung pertama yang mencerna makanan dari
oesophagus. Bentuknya menyerupai handuk, disebut dengan istilah Pillae ruminis.Rumen
memiliki fungsi utama sebagai pencernaan fermentative pada lambung.

b. Retikulum

Lambung retikulum ruminansia memiliki ciri struktur seperti sarang tawon yang
dinamakan Cellulae retuculi. Lambung retikulum berfungsi untuk membantu proses
ruminasi bolus. Ruminasi merupakan proses pencernaan berulang yang hanya terjadi
pada hewan ruminansia.

Tujuannya adalah membuat makanan menjadi lebih halus.Karena tumbuhan


merupakan sumber makanan yang mengandung lignin yang keras dan sulit untuk dicerna.
Proses ruminasi terbagi menjadi empat tahap, yaitu :

 Regurgitasi

Yaitu pemuntahan kembali bolus yang belum sempurna. Sehingga dikembalikan lagi
ke mulut, untuk dihaluskan lagi. Selanjutnya terjadi proses remastikasi. Proses
pemuntahan kembali juga melibatkan gerak peristaltic oesophagus dan tekanan pada
lambung.

 Remastikasi :

Yaitu pengunyahan kembali. Bolus akan dikunyah kembali untuk dihaluskan.

 Resalivasi

Yaitu pemberian saliva kembali untuk memaksimalkan pencernaak karbohidrat atau


pencernaan secara fermentatif.

 Reswallowing

Yaitu penelanan kembali bolus yang sudah mengalami regurgitasi, remastikasi, dan
resalivasi. Apabila bolus sudah halus, maka proses pencernaan makanan akan berlanjut
menuju usus halus.
c. Omasum

Omasum merupakan bagian lambung ruminansia yang memiliki struktur


lembaran, sehingga disebut dengan istilah Lamina omasi. Pada omasum, terjadi absorbsi
Natrium (Na) dan Kalium (K) bersamaan dengan absorbsi air (H2O). Penyerapan air di
dalam omasum ditujukan untuk menghindari penurunan pH menjadi asam secara drastis.

d. Abomasum

Pada abomasum, ditemukan lipatan lipatan yang begitu banyak, sehinnga disbut
dengan Plicae abomasi. Abomasum merupakan lambung sejati yang dimiliki oleh
ruminansia.

Sedangkan rumen, retikulum, dan omasum merupakan diferensiasi dari


abomasum. Pada abomasum, terjadi pencernaan secara fermentatif.

Hal itu karena di dalam abomasum terdapat banyak kelenjar pencernaan.  


Lambung pada ruminansia bagian rumen dapat dibedakan menjadi empat berdasarkan
posisi pencernaannya, yaitu lambung depan (kanan dan kiri), juga lambung bagian
belakang (kanan dan kiri).

Proses ruminasi melibatkan perputaran lambung bagian depan, kemudian ke


lambung bagian belakang. Bolus yang sudah halus diteruskan menuju tahap pencernaan
selanjutnya. Sedangkan bolus yang belum halus dikembalikan lagi ke lambung depan dan
terjadi proses ruminasi.

5. Usus Halus

a. Duodenum

Duodenum merupakan bagian paling proximal dari usus halus, dengan ukuran
yang lebih pendek daripada bagian intestine yang lain. Sebelum duodenum, ditemukan
adanya struktur pylorus yang memiliki M. Spinchter pilory, berfungsi sebagai alat gerak
peristaltik. Pada duodenum, proses digesti terus berlanjut.

b. Jejunum
Pada jejunum bagian proximal, proses digesti masih terus berlanjut. Sedangkan
pada bagian distal, terjadi absorbs elektrolit dan hasil digesti. Jejunum merupakan bagian
terbesar pada intestine.

c. Ileum

Ileum merupakan bagian paling distal dari intestine. Pada ileum, terjadi absorbs
elektrolit dan hasil digesti.    

6. Usus Besar

Usus besar merupakan saluran pencernaan dengan bentuk pipa yang lebih besar
daripada usus halus. Pada usus besar, tidak lagi ditemukan microvilli sebanyak di usus
halus. Tetapi lebih banyak ditemukan sel goblet yang berguna untuk mengeluarkan cairan
mucouse. Dimana cairan mucouse ini berguna untuk melumasi feses. Berikut adalah
bagian-bagian usus besar : Caecum, Colon, Rectum, Anus

C. Non-ruminansia

Ternak non-ruminansia merupakan ternak yang tidak bisa memuntahkan kembali


pakan yang sudah berada didalam lambung untuk dikunyah kembali. Selain itu, ternak
non-ruminansia juga tergolong pada ternak monogastrik, yaitu ternak yang memiliki
lambung tunggal. Dimana, sistem perncernaannya tidak sempurna dibandingkan dengan
ternak ruminansia. Misalnya kotoran kelinci, kelinci dapat memakan kembali kotorannya
yang sudah dikeluarkan melalui anus. Kenapa bisa demikian? Karena dalam dikotoran
kelinci masih terdapat zat makanan yang belum tercerna kedalam tubuhnya secara
sempurna, akibat dari proses pencernaan yang tidak sebaik dari ternak ruminansia.

 Mekanisme pencernaan non-ruminansia

Ternak non-ruminansia memiliki lambung hanya satu atau sering disebut dengan
istilah monogastrik. Namun dalam pencernaannya terdapat proses. Pakan yang telah
dimakan melalui beberapa saluran pencernaan, setelah pakan masuk mulut dan melewati
esophagus, pakan menuju tembolok. Disini tidak ada proses khusus, hanya menyimpan
pakan. Setelah di proventikulus, tidak ada pencernaan material. Proventiculus
memproduksi gastric juice. Pepsin, suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, dan
hydrolic acid di sekresi oleh glanduler cell. Pada reruntuhan gizzard tertinggal bila
kosong, tetpai bila pakan masuk maka otot gizzard akan berkontraksi. Kontraksi juga
semakin cepat. biasanya gizzard mengandung material yang bersifat menggiling seperti
grit, karang dan batu kerikil. Partikel pakan segera digiling menjadi partikel kecil yang
mampu melalui saluran usus. Material halus akan masuk gizzard dan keluar lagi dalam
beberapa menit tetapi pakan berupa material kasar akan tinggal di gizzard untuk beberapa
jam. Ketika pakan sudah mencapai usus halus, maka akan diadsorbsi. Berbagai enzim
yang masuk dalam saluran pencernaan ini berfungsi mempercepat dan mengefisiensikan
pemecahan karbohidrat, protein dan lemak untuk mempermudah proses adsorbsi.

Pencernaan non ruminansia secara enzimatik dilaksanakan oleh enzim-enzim


yang terdapat dalam traktus intestinalis. Enzim-enzim pencernaan tesebut dapat
melakukan reaksi-reaksi pada suhu tubuh alam larutan yang angat cair dan pH netral,
reaksi-reaksi yang membutuhkan lebih banyak kondisi kuat bila dilakukan
dilaboratorium. Sejumlah enzim disekresikan diberbagai saluran usus, enzim tersebut
merombak zat-zat nutrisi yang terdapat dalam bahan makanan kedalam satuan-satuan
komponen. Sebagian besar enzim mula-mula disekresi dalam bentuk prekursor yang
tidak aktif (zimogen) yang kemudian menjadi aktif setelah disekresi kedalam traktus
gastro-intestinus. Ada tiga golongan enzim yang disekresikan pertama karbohidrase,
karbohidrase bekerja pada pertautan glikosidik antara unit monosakarida dan sifatnya
spesifik. α-Amilase menghidrolisa pertautan pati 1,4 glikosidik dan glikogen, akan tetapi
tidak dapat bertindak pada sellulosa. Enzim protase menghidrolisa pertautan peptida, ada
sejumlah enzim dalam golongan ini, yaitu pepsin, rennin, tripsin, khimotripsin, karboksi,
peptidae, aminopeptidase, dipeptidase. Enzim-enzim tersebut menghidrolisa protein dan
peptida tertentu kedalam asam amino. Enzim lipase disekresi oleh getah pankreas,
menghidrolisa, lemak kedalam monogliserida dan asam lemak. Terdapat pula sejumlah
hidrolisis lengkap kedalam asam lemak dan gliserol yang angat terbatas. α-Amilase
menghidrolisa pati dan glikogen menjadi glukosa, maltosa, dan dekstrin rantai pendek.
Bagian utama semua pencernaan pada aneka ternak nonruminansia berlangsung
didalam usus halus. Pencernaan pati dimulai didalam mulut dan disempurnakan didalam
usus halus. Glukosa hasil akhir pencernaan pati, diserap dalam usus halus. Disakarida,
maltosa dan sukrosa dapat pula dicerna menjadi gula-gula sederhana didalam usus halus.
Lemak dicerna pula diusus halus. Pencernaan lemak memrlukan adanya garam-garam
empedu yang dihasilkan hati dan disimpan dalam kantong empedu. Empedu tersebut
dilepaskan bila kantong empedu dirangsang oleh adanya bahan makanan didalam usus.
Lipase pankreas mencerna trigliserida kedalam asam lemak dan monogliseridase.
Pankreas tersebut saling mempengaruhi dengan garam-garam empedu untuk membentuk
partikel-partikel mikro, disebut misel, yang melarutkan produk pencernaan lemak,
sehingga zat-zat tersebut dapat diserap. Lebih banyak enzim dibutuhkan untuk
pencernaan protein daripada untuk pencernaan zat nutrisi lainnya. Hal tersebut
disebabkan karena setiap enzim dikhususkan untuk menghidrolisa pertautan-pertautan
tertentu didalam molekul protein. Aksi gabungan semua enzim tersebut pertama-tama
memecah molekul-molekul protein kedalam bagian-bagian lebih kecil, disebut peptida
dan kemdian kedalam asam amino. Asam amino adalah hasil pencernaan yang diserap
tubuh.

KESIMPULAN

Hewan ruminansia memamah biak dalam proses yang disebut ruminasi. Namun hewan non-
ruminansia tidak mengalami ruminasi. Selain itu, hewan ruminansia memiliki perut dengan
empat kompartemen sementara perut hewan non-ruminansia terdiri dari satu kompartemen.
Selanjutnya, hewan ruminansia mencerna bahan tanaman seperti selulosa melalui fermentasi
sementara hewan non-ruminansia menghilangkan selulosa sebagai bahan yang tidak tercerna.
Perbedaan utama antara hewan ruminansia dan non-ruminansia adalah jenis pencernaan dan
struktur sistem pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai