OLEH:
NURUL ALMASYAH ULUPALU
2012 76 052
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2014
I.
PENDAHULUAN
mempunyai
cerebrae-cortex
yang
telah
mengalami
mamalia pertama kali timbul. Mereka merupakan hewan kecil yang aktif yang
memakan makanan terutama insect. Kehidupan aktif inilah yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk memelihara suhu badan yang tetap (homoterm).
Hal ini berkaitan dengan perkembangan rambut. Sementara mamalia yang paling
awal bertelur seperti moyang reptilia, anaknya setelah menetas diberi makan
dengan susu yang disekresikan oleh kelenjar kelenjar dalam kulit induknya.
Mamalia mempunyai jari jari yang dapat membelit dahan atau tapak yang darat
melekatkan jari jarinya buat bantuan memanjat atau selaput untuk melayang
yang menjadikannya dapat berpindah dari pohon ke pohon tanpa menyentuh
tanah sebagai alat untuk menyesuaikan diri dengan proses evolusi yang terjadi
.hal ini disebabkan oleh banyaknya daratan Indonesia baik pada saat sekarang
ataupun dahulu yang ditutupi oleh hutan. Hal ini sangat menguntungkan bagi
jenis mamalia yang hidup di pohon (Veevers,1978).
Mamalia memiliki gigi yang termodifikasi dan terspesialisasi untuk
memotong(gigi seri) menyobek (gigi taring),dan menggiling(gigi geraham)
makanannya seperti yang disebutkan oleh Jhon W Kimbal (1983). Pada peroide
awal evolusi dari mamalia ini terdapat beberapa jalur evolusi yang berbeda.
Beberpa jenis dari mamalia yaitu: 1) Monotremata;mamalia yang bertelur(subklas
: Prothotria) 2) marsupialia;mamalia berkantung (subklass Methatria) 3)
mamalia ; berplasenta (Subklas Eutheria).
Kucing rumah (Felis domesticus) adalah karnivora predator yang
berukuran kecil,termasuk mamalia crepuscular yang telah berasosiasi dengan
manusia lebih dari9.500 tahun. Seperti halnya binatang domestikasi lain, kucing
hidup dalam simbiosis mutualisme dengan manusia. Kucing bermanfaat karena
kemampuannya menyingkirkan tikus dan hamster dari tempat penyimpanan
makan manusia danmelindungi manusia dari binatang liar. Sebagian besar kucing
peliharaan mampuberburu dan membunuh kelinci, rodentia, burung, kadal, katak,
ikan dan insekta besardengan instingnya. Sebagai seekor predator yang
berketerampilan, kucing diketahuimampu memburu lebih dari 1.000 spesies
untuk makanan. Dia juga bisa dilatih untukperintah-perintah sederhana. Kucing
menggunakan variasi vokalisasi dan tipe bahasatubuh untuk komunikasi,
meliputi: meowing, purring, hissing, growling, squeaking,chirping, clicking, dan
Kucing rumah memiliki rambut yang bervariasi. Variasi warna rambut ini
dikendalikan oleh pigmen melanin yang memproduksi warna hitam pada rambut
(Wright & Walters 1980, cit., Noor 2007). Ada dua warna dasar yang disebut
warna dominan pada kucing yaitu hitam dan merah. Warna pada semua kucing
berhubungan dengan ke-dua warna ini. Akan tetapi, kadang warna kucing rumah
berubah karena dua warna ini tertutupi atau ekspresike-dua warna ini yang tidak
sempurna. Warna hitam yang tidak terekspresi sempurna akan menjadi abu-abu.
Warna merah yang tidak terekspresi sempurna akan menjadi kekuningan. Warna
dominan hitam dan merah yang berkombinasi pada satu anakan, akan menjadi
tortoiseshell. Warna-warna diatas (hitam, abu-abu, merah, kekuningan) dapat
berkombinasi pada satu individu membentuk pola tabby. Pola tabby dapat
berasosiasi dengan warna putih atau tidak. Empat pola dasar tabby adalah classic,
mackerel, spotted dan ticked (Lawrence, 2008).
II.
METODE
Pengambilan contoh kucing dilakukan dengan metode survei,
yaitu survei dengan berjalan kaki pada lokasi yang telah ditentukan,
Setiap kucing yang dijumpai diusahakan untuk mengambil gambarnya.
Waktu pengambilan gambar dilakukan pada sore hari antara pukul 15.30
17.00WIB.
III.
PEMBAHASAN
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Carnivora
Famili
: Felidae
Genus
: Felis
Spesies
Vern name
: Kucing
Felis domestica memiliki panjang total 495 mm, panjang ekor 90 mm,
panjang telinga 40 mm, panjang badan 405 mm, jenis kelamin betina. Kucing
dianggap sebagai karnivora yang sempurna dengan gigi dan saluran pencernaan
yang khusus. Gigi premolar dan molar pertama membentuk sepasang taring di
setiap sisi mulut yang bekerja efektif seperti gunting untuk merobek daging.
Meskipun ciri ini juga terdapat pada famili Canidae atau anjing, tapi ciri ini
berkembang lebih baik pada kucing. Tidak seperti karnivora lain, kucing hampir
tidak makan apapun yang mengandung tumbuhan. Beruang dan anjing kadang
memakan buah, akar, atau madu sebagai suplemen jika ada sementara kucing hanya
memakan daging, biasanya buruan segar (Annonymous, 2011).
Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing liar yang
merupakan nenek moyang kucing peliharaan diperkiraan berevolusi pada iklim
gurun. Kucing senang dengan suasana hangat dan sering tidur di bawah hangatnya
sinar matahari. Kotorannya biasanya kering dan kucing lebih suka menguburnya di
tempat berpasir. Kucing dapat mematung, tidak bergerak cukup lama terutama
ketika sedang mengintai mangsa atau bersiap untuk pounce. Di Afrika Utara
masih ditemukan kucing liar yang mungkin berkerabat dekat dengan nenek moyang
kucing peliharaan saat ini (Anonymous, 2011).
FELIS DOMESTICA
Kucing telah mengalami domestikasi dan hidup dalam simbiosis mutualistik
dengan manusia. Domestikasi pertama yang dilakukan manusia terjadi pada tahun
4000 SM di Mesir, ketika kucing dimanfaatkan sebagai hewan penjaga. Namun
demikian, hubungan manusia dengan kucing sudah dimulai dari 8000 SM ketika
manusia masih hidup nomaden (Susanty 2005).
KARAKTERISTIK KUCING
Perkembangan evolusi keluarga kucing terbagi dalam tiga kelompok, yaitu
Panthera, Acinonyx, dan Felis. Felis adalah sejenis kucing kecil, salah satunya
Felis sylvestris yang kemudian berkembang menjadi kucing modern (Suwed &
Budiana 2006). Selain itu terbentuk juga ras kucing yang terjadi akibat mutasi gen
secara alami ataupun perkawinan silang. Ras kucing dapat dibedakan berdasarkan
kondisi rambut, yaitu kucing short hair, semi-long hair,variasi semi-long hair, long
hair, dan kucing tidak berambut seperti kucing Sphinx (Susanty 2005). Seekor
kucing berbulu pendek biasanya mempunyai panjang sekitar 76 cm. Beratnya
sangat bervariasi antara 2.5 7 kg. Kucing ini anggun dengan badan yang kokoh
(Gambar 1), wajah yang membulat dengan moncong lebar, telinga tegak, dan kumis
yang baik (RED 2003).
Secara umum kucing memiliki ciri-ciri bertubuh kecil, daun telinga
berbentuk segitiga dan tegak, dan memiliki gigi taring yang sangat jelas karena
kucing merupakan karnivora sejati. Gigi premolar dan molar pertama membentuk
sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif untuk merobek daging
(Done et al.2009). 5Berbeda dengan anjing dan beruang, kucing merupakan
karnivora sejati. Kucing tidak makan apapun yang mengandung tumbuhan,
sedangkan anjing dan beruang kadang mengkonsumsi buah dan madu (Turner &
Bateson 2000). Kucing memiliki inder penciuman yang tajam karena dilengkapi
dengan alat khusus yaitu organ vomeronasal atau organ jacobson yang
membantunya mendeteksi bau (Meadows & Flint 2006). Selain dilengkapi dengan
indera penciuman yang tajam, kucing juga sensitif pada bunyi berfrekuensi tinggi
yaitu 60 kHz sehingga dapat mendengar pekikan ultrasonik bangsa rodensia (RED
2003). Indera penglihatan kucing dilengkapi dengan tapetum lucidum sehingga
kucing tetap dapat melihat dalam kondisi lingkungan gelap (Turner & Bateson
2000).
Selain itu kucing dapat menggunakan kumisnya untuk menentukan arah dan
dapat mendeteksi perubahan angin yang amat kecil (Meadows & Flint 2006).
Kucing domestik dalam kehidupannya sangat bergantung pada keahliannya dalam
memburu mangsa. Oleh karena itulah kucing domestik memiliki struktur tulang
yang ramping dengan ukuran panjang dan lebar tubuh yang seimbang dan
proporsional, dan juga ditunjang oleh tulang yang kuat sehingga membuat
gerakannya semakin lincah dan mampu berlari kencang (Suwed & Budiana 2006).
Kucing dikenal sebagai hewan penyendiri. Kucing jarang sekali membentuk koloni
dalam menjalankan kehidupannya. Setiap kucing memiliki daerah tersendiri.
Kucing jantan yang dianggap memiliki kemampuan kawin tinggi akan memiliki
daerah kekuasaan terbesar, sedangkan jantan steril memiliki daerah paling kecil.
Namun demikian tetap terdapat daerah netral, dimana kucing-kucing dapat saling
bertemu tanpa adanya konflik teritorial (Turner & Bateson 2000). Masa
kebuntingan kucing sekitar 63 hari, dengan kondisi anak yang dilahirkan belum
mampu berjalan dan kelopak mata masih tertutup. Mata mereka baru terbuka pada
8-10 hari kemudian. Anak kucing sangat bergantung pada induknya selama 6-7
minggu di awal kehidupannya, dan akhirnya dapat hidup mandiri pada umur 10-15
bulan (RED 2003).
GENETIKA
Beberapa gen yang mengendalikan pola warna pada kucing adalah sebagai
berikut:
1. Agouti
Agouti (agouti disandikan protein ASIP), gen yang memproduksi protein yang
mengatur distribusi pigmen hitam (eumelanin) dalam tangkai rambut. Tipe liar alel
ini adalah gen dominan A yang memproduksi tangkai rambut dengan selang-seling
warna kuning dan hitam, diakhiri dengan ujung hitam. Alel resesif a memproduksi
kucing berwarna padat, tanpa selang-seling. Rambut dengan garis yang lebih gelap
tidak memiliki pergantian antara produksi pigmen hitam dan kuning sehingga
biasanya berwarna gelap. Efek protein agouti pada pigmen oranye terbatas. Garis
tabby mungkin lebih terlihat dibanding agouti resesif homozigot, aa.
yang lebih gelap tidak memiliki pergantian antara produksi pigmen hitam dan
kuning sehingga biasanya berwarna gelap. Efek protein agouti pada pigmen oranye
terbatas. Garis tabby mungkin lebih terlihat dibanding agouti resesif homozigot, aa.
2. Brown (coklat dan cinnamon)
Brown (protein yang berhubungan dengan tyrosin 1, TYRP1) gen yang
memproduksi sebagian pigmen hitam (eumelanin). Mutasi yang menghasilkan
warna coklat dan cinnamon telah ditemukan di gen ini. Tipe liar B
memproduksi warna hitam normal. Alel b memproduksi fenotif kecoklatan dan
alel bl memproduksi fenotif coklat terang atau cinnamon. Seri alel ini adalah B
dominan terhadap b, dan b dominan terhadap bl.
3. Warna penuh (Pembatasan totol/bercak warna)
Warna ini disandikan gen tyrosin (TYR), juga dikenal sebagai gen warna,
memproduksi enzim-enzim yang berhubungan dengan produksi melanin.
Mutasi pada TYR yang berasosiasi dengan produksi pigmen yang sensitif suhu
yang menghasilkan warna yang disebut burmes dan siam. Fenotif tipe liar
dengan berbagai variasi kemunculan. Kucing ss tidak memiliki spot putih, kucing
Ss memiliki spot putih < 50% dan Kucing SS memiliki spot putih > 50%. Kucing
yang 100% putih tidak bisa dimasukkan dalam gen S.
Gen pembawa oranye (O) adalah salah satu contoh gen terpaut jenis kelamin. Gen
O terdapat pada kromosom X sehingga jantan hanya memiliki salah satu O atau o.
Betina dengan OO akan oranye utuh, oo tanpa oranye dan Oo campuran oranye dan
bukan oranye. Alel O (dominan) hanya mengubah pigmen hitam jadi oranye
sedangkan pigmen kuning tidak (Christensen, 2000).
Karakter ekor pendek kucing yang dikendalikan oleh gen Manx (M) adalah contoh
salah satu gen dengan dua fenotif. Homozigot dominan akan bersifat letal.
Heterozigot (Mm) akan mengekspresikan karakter ekor pendek. Ekor panjang
merupakan hasil ekspresi dari gen yang bersifat homozigot resesif (mm). Karakter
(ISSN 1412 _ 3617
rambut panjang pada kucing bersifat resesif dan disandikan oleh ll, rambut pendek
sebaliknya disandikan oleh LL atau Ll (Christensen,2000).
Pola warna pada kucing merupakan suatu contoh yang menarik untuk menjelaskan
prinsip-prinsip hukum Mendel dan menghindari miskonsepsi tentang genetika
populasi. Beberapa contoh organisme yang lain seperti lalat buah, rooster,
snapdragons dan summersquash tidak terlalu menarik dan jauh dari kehidupan
manusia sehari-hari (Christensen, 2000).
Oleh sebab itu morfogenetik pada kucing rumah ini dipilih sebagai materi untuk
lebih membantu memahami konsep-konsep hukum Hardy Weinberg dan genetika
populasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman dan frekuensi alel
kucing rumah (F domesticus) di Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, Ambon
berdasarkan karakter morfologi.
IV.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari analisa pola warna terhadap populasi kucing rumah (Felis
domesticus) di desa Waiheru, kecamatan Baguala ditemukan keragaman
warna pada kucing yang cukup besar.Dan juga ditemukan ditemukan
frekuensi alel mutan yang cukup besar yaitu alel o = 0.76, d = 0.66, s =
0.55, a = 0.56, M = 0.25, T a,= 0.25, dan cb = 0.1 serta cs = 0.2. Yaitu alel
o = 0.76, d = 0.66, s = 0.55, a = 0.56, M = 0.25, Ta,= 0.25, dan cb = 0.1
serta cs = 0.2. Sedangkan untuk alel l, w, i dan B belum ada ditemukan
alel mutan. Ditemukannya alel cb untuk burmess merupakan fenomena
yang menarik karena alel ini bukan merupakan ciri kucing lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Noor, MA. 2007. Morfogenetika Kucing (Felis domesticus) di Bogor. Skripsi S1
Biologi, Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
http://en.wikipedia.org/wiki/cat, 2009.
Lampiran 1. Fungsi gen-gen pengatur pola warna rambut pada Kucing rumah (Felis
domesticus)