Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

BIODIVERSITAS DAN DEGRADASI LINGKUNGAN

Dosen pengampu:

Mariaty Sipayung, Dra.,M.Si

DISUSUN OLEH:

Evalina Br Simanjuntak (4213131069)


Ervina Aulia Harahap (4211131018)
Nestin Sundayan Zai (4213331023)
Nengsi Mita Hutabarat (4213131023)
Octalia Simarmata (4212431018)

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
1. SPESIES BURUNG MERPATI (COLUMBIDAE)

Merpati atau yang dikenal dengan burung dara merupakan famili


dari Columbidae atau burung berparuh. Merpati berasal dari ordo Columbiformes yang
mencakup 300 spesies kerabat pekicau

Asal dan Sebaran


Merpati atau burung dara telah dikenal sejak kerajaan Mesir, tepatnya sejak abad
ke-20 sebelum Masehi. Menurut sejarah, merpati pertama kali ditemukan di Mesir kuno.
Masuknya merpati ke Indonesia tak lepas dari peran para pedagang yang membawa
banyak burung, termasuk spesies merpati. Burung-burung tersebut kemudian dilepaskan
di berbagai kawasan Nusantara. Sejak saat itulah merpati mulai berkembang dan dikenal
banyak orang.

Habitat Burung Dara

Habitat awal burung merpati mulanya berada di pesisir pantai. Tetapi saat ini, kita
semua bisa menemukannya dengan mudah, bahkan di hampir wilayah seluruh dunia.
Merpati dapat ditemukan di kawasan hutan, perkotaan, pedesaan, terestrial, bahkan
daerah gurun yang terkenal kering. Banyaknya penyebaran burung dara disebabkan oleh
melonjaknya populasi mereka. Salah satu faktornya adalah maraknya budidaya yang
dilakukan manusia. Kemudian dari hasil budidaya tersebut ada yang dilepaskan ke alam
bebas dan berkembang biak. Sejauh ini belum ada dampak negatif dari peningkatan
populasi merpati sehingga tidak membahayakan manusia maupun ekosistem.

Morfologi Merpati

Ukuran tubuh jenis aves ini bervariasi, tergantung dari jenisnya. Rata-rata panjangnya
antara 15 hingga 75 cm. Spesies terbesar merpati adalah Mahkota Papua yang beratnya
setara dengan ayam kalkun, yaitu 3-4 kg. Sedangkan burung dara terkecil berasal
dari genus Colombina dengan berat 22 gram serta panjang 13 cm. Secara umum, anggota
tubuh burung merpati dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bertubuh gempal, kaki serta leher pendek, dan paruhnya ramping. Bagian cerenya
memiliki daging.
b. Ukuran kepalanya kecil.
c. Merpati kerap mengangguk-anggukkan kepalanya. Hal ini dimaksudnya agar
penglihatannya terjaga.
d. Sayap merpati berukuran cukup besar dengan sebelas bulu utama. Otot sayapnya
kuat dengan massa 40% dari total berat badan.
e. Merpati memiliki bulu tubuh unik. Bentuk bulunya lebar, kuat, serta meruncing ke
satu titik. Bulunya begitu melekat longgar pada kulit sehingga gampang sekali
putus. Mekanisme memutuskan bulu ini diduga sebagai caranya menghindar dari
predator.
f. Warna bulu merpati begitu bervariasi. Burung dara pemakan biji-bijian memiliki
bulu yang berwarna kusam. Sementara pemakan buah warna bulunya lebih cerah.

Taksonomi

Dengan ciri khas tubuh yang begitu mencolok, tentu siapapun bisa mengenali burung ini
dengan mudah. Dalam sistem klasifikasi hewan, burung dara memiliki taksonomi sebagai
berikut:

Kingdom Animalia

Filum Chordata

Kelas Aves

Ordo Columbiformes

Famili Columbidae
Subfamili Zenaidini, Columbini

Geotrygon, starnoenas, leptotila, zenaida, leptotrygon, zentrygon, patogioneas,


Genus ectopistes, reinwardtoena, macrpygia, turacoena, dysmoropelia, columba,
streptopelia, nesoenas, serta spilopelia.

Jenis Burung Dara

Di seluruh dunia, setidaknya terdapat 300 jenis spesies burung merpati. Tetapi secara
garis besar, burung dari subfamili Zenaidini dan Columbini ini dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, antara lain:
a. Dara Laut
Dara laut merupakan jenis burung yang gemar bertengger di tempat-tempat
tinggi. Jenis merpati ini memiliki kemampuan terbang yang begitu tangguh. Ukuran
tubuhnya sedikit kecil dengan panjang badan 35 cm. Tengkuknya berwarna hitam
terlebih ketika musim dingin tiba. Burung yang berusia remaja akan memiliki warna
bulu abu-abu pada bagian sayap atas serta punggungnya. Penutup ekor atas dihiasi
dengan warna putih. Ketika beranjak dewasa, dara laut memiliki ciri-ciri khusus pada
adanya topi berwarna hitam serta dada abu-abu. Jenis dara ini memiliki mata cokelat
dengan pangkal paruh hitam. Ada pula yang berwarna merah pangkal paruhnya ketika
memasuki musim panas.

b. Mambruk Ubiaat

Mambruk Ubiaat juga dikenal dengan merpati mahkota. Burung bernama


latih Goura cristata ini merupakan jenis burung dara terbesar. Ukuran panjangnya
mencapai 75 cm dengan berat 3 sampai 4 kg. Ciri khasnya sangat tampak pada
mahkota yang ada di kepalanya. Hewan endemik Papua ini biasa hidup di hutan
dataran rendah, bagian barat Papua. Saat ini populasinya semakin berkurang karena
maraknya perburuan manusia. Data dari IUCN menyebutkan bahwa populasi satwa
langka ini hanya sekitar 2.500 hingga 10.000 individu.
c. Merpati Karolina

Merpati dengan nama latin Zenaida macroura ini juga disebut sebagai merpati
pemurung Amerika. Merpati Karolina memiliki jumlah populasi terbanyak di Amerika
Utara. Sayang tiap tahunnya satwa dengan postur unik ini diburu hingga 20 juta ekor.
Baik untuk keperluan konsumsi atau hanya sebagai sasaran tembak saja. Meskipun
diburu secara besar-besaran, kemampuan reproduksinya termasuk subur. Tiap pasang
burung dapat menghasilkan hingga enam anakan tiap musimnya. Ukuran tubuh
merpati ini terbilang sedang. Panjang badannya hanya 31 cm dengan berat 3-4 ons
saja. Sayap merpati karolina berbentuk elips dan melebar, sedangkan ekornya panjang
melancip. Ekor lancipnya ini juga merupakan ciri khas utama spesies ini. Pada sayap
dan ekornya terdapat bercak hitam dengan berwarna dominan abu-abu.

d. Merpati Karang

Merpati karang memiliki tubuh tertutup bulu abu-abu gelap kebiruan. Spesies
yang kerap dijadikan sebagai burung balap ini memiliki panjang tubuh 30-40 cm.
Burung bernama latin Columba livia ini sukses didomestiksasi oleh manusia.
Setidaknya terdapat hingga 1.000 ras hasil dari domestiksasi. Jenis merpati ini
merupakan pemakan biji yang lahap. Tetapi terkadang pakannya juga bisa dari
invertebrata kecil seperti cacing serta larva serangga sebagai tambahan asupan
proteinnya.

e. Merpati Kayu

Merpati kayu adalah spesies dara yang sebarannya cukup luas, terutama di
Indonesia. Selain itu, burung dara jenis ini juga terdapat di kawasan Asia Tenggara
dan Cina. Burung bernama latin Columba janthina ini memiliki berat sekitar 550 gram
dengan panjang badan 43 cm. Bulu merpati kayu berwarna hijau gelap atau hitam.
Pada malam hari akan sulit terlihat, terutama oleh predatornya. Habitat alaminya ada
di hutan dataran rendah tropis dan subtropis. Sayangnya, maraknya penebangan hutan
seperti sekarang membuat habitatnya berkurang. Hal itu pula yang menyebabkan
populasinya kian terancam.
Dampak Degradasi Lingkungan

Dengan adanya rekayasa genetic yang dilakukan oleh manusia maka spesies burung dara
ini akan menghilang dan digantikan oleh jenis burung dara yang ditemukan.

2. SPESIES KUCING DOMESTIK/RUMAH (FELIS SILVESTRIS


CATUS ATAU FELIS CATUS)

Kucing adalah hewan peliharaan favorit dan disukai oleh banyak orang. Hal ini
karena kucing memiliki sifat yang lucu dan ramah terhadap manusia. Kucing juga
termasuk dalam hewan yang cukup mudah dirawat dan tak terlalu rewel. Kucing dapat
menjadi sahabat manusia, membantu menceriakan hari dan melepas penat. Kucing telah
berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM,
dari kerangka kucing di Pulau Siprus. Sejak zaman 3.500 SM, orang Mesir Kuno telah
menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain
dari lumbung yang menyimpan hasil panen

Taksonomi dan evolusi

Kucing domestik pertama kali diklasifikasikan sebagai Felis catus oleh Carolus
Linnaeus dalam edisi ke-10 Systema Naturae-nya yang diterbitkan pada tahun
1758. Karena filogenetika modern, kucing domestik biasanya dianggap sebagai
subspesies dari kucing liar, F. silvestris. Hal ini mengakibatkan penggunaan istilah yang
bercampur, karena kucing domestik dapat disebut dengan nama subspesiesnya, Felis
silvestris catus. Kucing liar juga telah disebut sebagai berbagai subspesies F. catus, tetapi
pada tahun 2003, International Commission on Zoological Nomenclature menetapkan
nama untuk kucing liar sebagai F. silvestris. Nama yang paling umum digunakan untuk
kucing domestik tetap F. catus, mengikuti konvensi untuk hewan peliharaan
menggunakan sinonim pertama (senior) yang diusulkan. Kadang-kadang, kucing
domestik disebut sebagai Felis domesticus atau Felis domestica, seperti yang diusulkan
oleh naturalis Jerman J. C. P. Erxleben pada tahun 1777 tetapi ini bukan nama-nama
taksonomi valid dan jarang digunakan dalam literatur ilmiah, karena binomial Linnaeus
diutamakan, Sebuah populasi kucing liar hitam Transkaukasia pernah diklasifikasikan
sebagai Felis daemon (Satunin 1904) tetapi sekarang populasi ini dianggap menjadi
bagian dari kucing domestik.

Dibandingkan dengan anjing, kucing tidak mengalami perubahan besar selama


proses domestikasi, karena bentuk dan perilaku kucing domestik tidak secara radikal
berbeda dari kucing liar dan kucing domestik sangat mampu bertahan di alam liar. Kucing
rumah yang sepenuhnya dijinakkan sering kawin silang dengan populasi F.
catus liar. Evolusi terbatas selama domestikasi ini berarti bahwa hibridisasi dapat terjadi
dengan banyak Felidae lainnya, terutama kucing leopard Asia. Beberapa perilaku alami
dan karakteristik kucing liar mungkin telah memengaruhi mereka untuk didomestikasi
sebagai hewan peliharaan. Karakter ini termasuk ukuran kecil, sifat sosial, bahasa tubuh
yang jelas, suka bermain dan kecerdasan relatif tinggi. Beberapa spesies Felidae kecil
mungkin memiliki kecenderungan bawaan terhadap kejinakan.

Kucing memiliki hubungan mutualistik atau komensal dengan manusia. Dua teori
utama diberikan tentang bagaimana kucing didomestikasi. Dalam satu teori, orang
sengaja menjinakkan kucing dalam proses seleksi buatan karena mereka adalah predator
dari hama. Ini telah dikritik sebagai tidak masuk akal, karena hadiah untuk usaha seperti
itu mungkin terlalu sedikit; kucing umumnya tidak melaksanakan perintah dan meskipun
mereka makan hewan pengerat, spesies lain seperti ferret atau terrier mungkin lebih baik
dalam mengendalikan hama-hama ini. Ide alternatif adalah bahwa kucing hanya
ditoleransi oleh orang-orang dan secara bertahap menyimpang dari kerabat liar mereka
melalui seleksi alam, karena mereka menyesuaikan dengan berburu hama yang
ditemukan di sekitar manusia di kota dan desa.

Karakteristik

Kucing peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator terhebat di dunia.
Kucing ini dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies, kucing besar biasanya
kurang dari 100. Tetapi karena ukurannya yang kecil, kucing tidak begitu berbahaya bagi
manusia. Satu-satunya bahaya yang dapat timbul adalah kemungkinan terjadinya
infeksi rabies akibat gigitan kucing dan juga cakaran dari kuku kucing yang sangat perih
dan menyakitkan. Kucing dapat berakibat fatal bagi suatu ekosistem yang bukan tempat
tinggal alaminya. Pada beberapa kasus, kucing berperan atau menyebabkan kepunahan.
Kucing menyergap dan melumpuhkan mangsa dengan cara yang mirip
dengan singa dan harimau, menggigit leher mangsa dengan gigi taring yang tajam
sehingga melukai saraf tulang belakang atau menyebabkan mangsa kehabisan napas
dengan merusak tenggorokan.

Perilaku kucing

a. Mendengkur
Kucing mendengkur ketika dia akan senang dan bahagia. Kucing merupakan satu-
satunya hewan yang dapat mengeluarkan suara dengkuran. Dengkuran biasanya
merupakan tanda kepuasan hati pada kucing, namun ada beberapa penyebab lain jika
kucing mendengkur. Penyebab lain kucing mendengkur ketika dia akan mati dan sakit,
agar dapat membuatnya menjadi nyaman dan mengurangi stres. Selain itu, kucing akan
mendengkur ketika akan melahirkan dan anaknya akan mendengkur ketika sedang
menyusui.

b. Memijat

Memijat adalah salah satu kegiatan yang juga dilakukan oleh kucing. Kucing
memijat dengan cara menekankan telapak tangannya secara bergantian (kanan dan kiri),
dan ada juga yang memijat dengan menarik (mengeluarkan) cakarnya. Kucing biasanya
memijat manusia atau kucing lain dengan disertai suara dengkuran.

f. Refleks Meluruskan

Refleks meluruskan adalah kemampuan yang dimiliki oleh kucing untuk


mengarahkan tubuhnya ketika jatuh dengan benar. Kemampuan ini akan dimilikioleh
kucing ketika berumur 3-4 minggu, dan akan sempurna ketika berumur 7 minggu.
Kemampuan ini dapat dilakukan oleh kucing karena kucing memiliki tulang punggung
yang sangat fleksibel dan memiliki tulang selangka yang fungsional.

Ras kucing
Jumlah ras kucing di seluruh dunia sangat banyak. Setiap ras memiliki ciri khusus,
tetapi karena sering terjadinya kawin silang antar ras, banyak kucing yang hanya
dikelompokkan dalam jenis bulu panjang dan bulu pendek, tergantung jenis rambut
penutup tubuhnya.

Ada banyak macam ras kucing, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Ocicat
Ocicat adalah salah satu ras kucing yang merupakan hasil persilangan dari beberapa
ras kucing domestik dengan ras kucing domestik yang berpenampilan liar. Salah satu
pola bulu ocicat antara lain ialah tutulnya yang mirip dengan kucing liar.
b. Manx
Manx adalah kucing yang berasal dari Pulau Manx. Sebagian orang menyebut
kucing ini dengan sebutan Rumpy. Manx memiliki ekor yang pendek dan warna bulu
terdiri dari cokelat dan lavender. Sifat dari kucing ini adalah setia, ramah dan pintar.
c. Maine Coon
Maine Coon adalah ras kucing yang berasal dari Maine, Amerika Serikat. Kucing
ini merupakan keturunan dari ras kucing Anggora dan American Shorthair. Sifat kucing
ini adalah lucu, pemalu, dan mudah akrab. Bulunya tipis, lembut, dan terdapat beragam
warna.
d. British Shorthair
Kucing ini dikembangkan di Inggris. Kucing ini adalah kucing yang tenang,
lembut, dan pintar. Warna bulu ras kucing ini diantaranya adalah polos (putih, hitam, biru,
merah dan krem), dua warna, hitam pekat, dan belang.
e. Burmese
Burmese adalah ras kucing yang dibiakan oleh Dr. Joseph Thompson di Amerika
Serikat pada tahun sekitar 1930-an. Warna bulu pada ras kucing ini adalah cokelat
musang, biru (abu-abu), champagne, lifa, merah, cokelat, dan tortoiseshell. Sifatnya
kucing ini adalah periang dan lucu.
f. Chinchilla Longhair
Chinchilla Longhair adalah kucing yang berasal dari Inggris. Ras kucing ini adalah
kucing yang anggun. Ras ini dibagi dalam dua macam, yaitu Chinchilla warna cerah
(sejati) dan yang agak gelap (perak gradasi).
3. SPESIES TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)

Tumbuhan paku, paku-pakuan atau pakis-pakisan adalah


sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah
menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini
melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan perbanyakannya, menyerupai
kelompok organisme seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku tersebar di seluruh
bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan lautan, dengan kecenderungan ditemukan
tumbuh di tempat-tempat yang tidak subur untuk pertanian. Total spesies yang diketahui
sekitar 12.000, dengan perkiraan 1.300 sampai 3000 lebih spesies di antaranya tumbuh di
kawasan Malesia (yang mencakup Indonesia). Pengelompokan klasik anggota tumbuhan
paku (Pteridophyta, dalam arti luas, mis. menurut Haeckel (1866)) pada pengetahuan
terkini dianggap bersifat parafiletik. Dari kelompok-kelompok cabang utama tumbuhan
berpembuluh, satu kelompok yang mencakup paku kawat, kumpai, serta rane, ternyata
memisah paling awal dari kelompok lainnya. Kelompok tersebut sekarang dimasukkan
dalam divisio Lycopodiophyta. Ini menyebabkan "Pteridophyta" sekarang memiliki dua
pengertian: arti luas (sebagaimana arti klasik, mencakup Lycopodiophyta) dan arti sempit
(arti klasik minus Lycopodiophyta). Kelompok tumbuhan paku arti sempit
bersifat holofiletik atau monofiletik, dan sekarang disebut Pteridophyta atau, untuk
menghindari kebingungan, disebut Polypodiophyta atau Monilophyta.Fosil paku tertua
berasal dari kala Devon, sekitar 360 juta tahun yang lalu tetapi suku-suku dan jenis-jenis
modern baru muncul sekitar 145 juta tahun yang lalu, di awal kala Kapur, di
saat tumbuhan berbunga sudah mendominasi vegetasi bumi. Pemanfaatan tumbuhan
paku oleh manusia terbatas. Kebanyakan menjadi tanaman hias, sebagian kecil dimakan,
sebagai tumbuhan obat, atau bahan baku untuk alat bantu kegiatan sehari-hari.

Ciri dan botani


Bentuk luar (morfologi) tumbuhan paku bermacam-macam, sesuai dengan
hasil evolusi adaptasinya. Secara umum, pakis dikenal karena daunnya tumbuh dari tunas
secara "gulungan membuka" (bahasa Jawa: mlungker) atau circinate vernation dalam
bahasa Inggris. Namun demikian, ciri ini sebenarnya hanya berlaku untuk
paku leptosporangiatae dan anggota Marattiales.

Penampilan luar paku ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak
bercabang), semak, epifit, tumbuhan merambat, mengapung di air, hidrofit, tetapi
biasanya berupa terna dengan rimpang yang menjalar di tanah atau humus.
Organ fotosintetik dan reproduktif paku disebut ental (bahasa Inggris frond) dengan
ukuran yang bervariasi, dari beberapa milimeter sampai enam meter. Ental paku
sejati yang masih muda selalu menggulung seperti gagang biola dan menjadi satu ciri
khas.

Sebagian besar anggota paku-pakuan tumbuh di daerah tropika basah. Paku-pakuan


cenderung ditemukan pada kondisi tumbuh marginal, seperti lantai hutan yang lembap,
tebing perbukitan, menempel atau merayap pada batang pohon atau bebatuan, di dalam
airkolam/danau, daerah sekitar kawah vulkanik, serta sela-sela bangunan yang tidak
terawat. Ketersediaan air yang mencukupi pada rentang waktu tertentu diperlukan karena
salah satu tahap hidupnya tergantung pada keberadaan air, yaitu sebagai media
bergeraknya sel sperma menuju sel telur. Karena itulah, tumbuhan ini juga lebih banyak
dijumpai di kawasan pegunungan yang basah dan teduh.

Pergiliran keturunan (metagenesis)

Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan (metagenesis), yang


terdiri dari dua tahap: gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat
merupakan bentuk fase sporofit (sporophyte, berarti "tumbuhan dengan spora") karena
menghasilkan spora. Bentuk generasi gametofit (gametophyte, berarti "tumbuhan
dengan gamet") dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang
berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak
berakar (tetapi memiliki akar semu (rizoid) sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak
berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembap. Protalium
menghasilkan anteridium (antheridium, penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan)
dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Baik anteridium
maupun arkegonium berukuran mikroskopik, tidak mudah dilihat mata tanpa bantuan alat
khusus. Pembuahan sel telur mutlak memerlukan bantuan air sebagai media
spermatozoid berpindah dengan berenang menuju arkegonium untuk membuahi sel telur.
Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi
sporofit baru.

Beberapa tumbuhan paku (seperti anggota Selaginellales dan Salviniales) memiliki


spora jantan berukuran lebih kecil, disebut mikrospora, daripada spora betina, disebut
megaspora atau makrospora. Gejala ini disebut heterospori (tumbuhannya disebut
heterospor). Kelompok dengan ukuran spora sama besar disebut homospor. Tumbuhan
berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur hidup seperti paku heterospor tetapi telah
berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofitnya tidak dapat hidup mandiri dan harus
disangga kehidupannya oleh sporofit. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh
menjadi serbuk sari (jantan) atau kantung embrio (betina).

Anda mungkin juga menyukai