Anda di halaman 1dari 1

Pada periode Silurian awal hingga pertengahan, garis keturunan ikan dengan

kerangka ikan bertulang sejati menghasilkan clade vertebrata yang mencangkup


96% ikan hidup dan semua tetrapoda hidup. Clade ikan ini secara tradisional sering
disebut dengan “ikan bertulang sejati” (Osteichtyes). Ikan bertulang sejati dan
tetrapoda mempunyai hubungan kekerabatan karena sama-sama memiliki tulang
rawan kondral, paru-paru, kantong kemih, dan beberapa persamaan karakter
tengkorak dan gigi.

Pada periode pertengahan Devon, dua clade dari ikan bertulang sejati sudah
memiliki banyak keanekaragaman sebagai hasil dari adaptasi yang pas dengan
habitat perairan yang mereka jadikan tempat tinggal, kecuali pada yang bukan zona
tempatnya hidup. Satu dari clade ini, yakni ikan bersirip sinar (Actinopterygii)
yang termasuk sebagai ikan bertulang sejati, merupakan spesies terbanyak dari
vertebrata yang hidup. Clade kedua (Sarcopterygii) yang hanya terdiri dari 8
spesies saja seperti ikan, lungfishes dan coel acanths, dan vertebrata darat
(tetrapoda).

Beberapa adaptasi kunci berkontribusi pada keanekaragaman ikan bertulang sejati


ini. Mereka memiliki operkulum di atas insang piring bertulang dan melekat pada
serangkaian otot. Dengan fitur seperti ini dapat meningkatkan efisiensi pernapasan
karena rotasi luar operkulum menciptakan tekanan negatif, sehingga air mengalir
ke insang, serta didorong oleh pompa mulut. Divertikulum yang berisi gas
menyediakan esofagus sebagai sarana tambahan dalam pertukaran gas di perairan
hipoksida dan sarana yang efisien untuk mencapai daya apung yang netral. Pada
ikan yang menggunakan bagian tubuh ini terutama untuk pertukaran gas, kantong
tersebut disebut dengan paru-paru. Sedangkan pada ikan yang menggunakan
kantong ini sebagai daya apung, maka kantong tersebut disebut kantong renang.
Spesialisasi progresif otot rahang dan kerangka yang terlibat dalam cara ikan
mendapatkan makannya adalah fitur kunci lain dari evolusi ikan bertulang sejati.

Anda mungkin juga menyukai