Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI TINGKAT RESIKO

PENCEMARAN SARANA
PENYEDIAAN AIR (INSPEKSI
SANITASI)
Kelompok 1:

1. Adila Windah Aprilia (P21345120002)


2. Alia Vivi Az-Zahra (P21345120005)
3. Bunga Herlina Ramadhan (P21345120014)
4. Febri Wulandari (P21345120026)
5. Hikwal Uhuddimasyach (P21345120030)
INSPEKSI SANITASI

SUMUR GALI

SUMUR POMPA TANGAN


POKOK
BAHASAN
SARANA PENAMPUNGAN AIR HUJAN

SARANA PELINDUNGAN MATA AIR


INSPEKSI SANITASI
• Inspeksi Sanitasi adalah suatu kegiatan untuk menilai keadaan suatu
sarana penyediaan air bersih guna mengetahui seberapa besar
kemungkinan sarana tersebut dipengaruhi oleh lingkungan serta
pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat.
• Inspeksi sanitasi merupakan salah satu elemen pokok yang
memberikan gambaran informasi tempat yang berpotensi mempunyai
masalah dalam pengawasan dan surveilans kualitas air yang efektif
Kegiatan Inspeksi sanitasi merupakan kegiatan lapangan dimana
petugas melakukan pencatatan guna pengamanan terhadap sarana air
bersih.
Sanitasi Sumur Gali
Sumur sanitasi adalah jenis sumur yang telah mememuhi persyaratan
sanitasi dan terlindungi dari kontaminasi air kotor. Adapun hal- hal
yang harus diperhatikan dalam menjaga sanitasi sumur meliputi
lokasi, dinding sumur, dinding parapet, lantai kaki lima, drainase
(saluran pembuangan air), tutup sumur, pompa tangan listrik,
tanggung jawab pemakai, dan kualitas air (Chandra 2009).
Syarat Sanitasi Sarana sumur Gali
Menurut Depkes (1994) tentang Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan dan Penyehatan
Air Bersih, meliputi :
1. Jarak sumur dengan lubang penampungan kotoran manusia paling sedikit 11 meter.
2. Jarak sumur dengan peresapan air limbah paling sedikit 11 meter
3. Jarak sumur dengan sumber pencemaran (genangan air, tempat sampah, kandang tenak)
paling sedikit 11 meter.
4. Bibir sumur (apron) setinggi 0,5-0,7 m dari permukaan tanah (Depkes RI 1990).
5. Lantai sumur (slab) kedap air minimal 1 meter (Depkes RI 1994). Selain itu, lantai
sumur juga tidak retak/ bocor, mudah dibersihkan, dan tidak tergenang air (Depkes RI
1995).
6. Dinding sumur kedap air minimal sedalam 3 meter dari permukaan tanah, dibuat dari
bahan kedap air dan kuat (tidak mudah retak/longsor) (Depkes RIb1990).
7. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) minimal 1l meter, serta SPAL harus kedap air
dan tidak menimbulkan genangan.
8. Jika pengambilan air dengan timba harus ada timba khusus. Untuk mencegah
pencemaran, timba harus selalu digantung dan tidak boleh diletakan di lantai
9. Sumur resapan 1,5-2 cm (Depkes, 1994).
Faktor Sanitasi Sumur Gali
• Jarak Jamban
Semakin jauh jarak jamban dengan sumur gali akan menyebabkan jumlah bakteri semakin sedikit, dan
sebaliknya semakin dekat jamban akan menyebabkan jumlah bakteri semakin bertambah. Hal ini
disebabkan karena tanah tersusun dari berbagai jenis material (batu, pasir, dll) yang akan menyaring bakteri
yang melewatinya.
• Jarak Septic Tank
persyaratan jarak septic tank ke sumur gali yang baik memiliki jarak minimal 11 meter (Depkes RI 1994).
Limbah dari septic tank sangat mempengaruhi pencemaran terhadap sumur gali.
• Jarak Sumber pencemar lain
Karakteristik limbah rumah tangga berbeda dengan karakteristik limbah jamban dan septic tank.Limbah
jamban dan septic tank banyak mengandung bahan organik yang merupakan habitat bagi tumbuhnya
mikroorganisme. Sumber pencemar lain ini berupa limbah rumah tangga yang meliputi tempat sampah,
genangan air bekas cucian, dan kandang ternak.
• Kodisi fisik sarana sumur gali
Kondisi fisik sarana sumur gali merupakan konstruksi bangunan dan sarana yang mendukung sanitasi
sarana sumur gali. Sanitasi sarana sumur gali merupakan sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi
dan terlindungi dari kontaminasi air kotor.
Faktor-Faktor Lain Yang Dapat mempengaruhi Pencemaran Sumur Gali
• Arah Aliran Air Tanah
Pergerakan aliran air tanah yang mengandung bakteri Fecal coliform melalui pori-pori tanah akan
mempengaruhi penyebaran pencemar air tanah. Pergerakan aliran air tanah yang mengandung bakteri Fecal
coliform mengarah ke sumur gali, menyebabkan air sumur gali tercemar oleh bakteri Fecal coliform. Aliran
air tanah akan mengalami rembesan pada air sumur gali dengan jarak yang pendek.
• Porositisas dan Permeabilitas Tanah
Porositas dan permeabilitas tanah akan berpengaruh pada penyebaran bakteri Fecal coliform, air
merupakan alat transportasi bakteri dalam tanah. Makin besar porositas dan permeabilitas tanah, makin
besar kemampuan untuk melewatkan air yang berarti jumlah bakteri yang dapat bergerak mengikuti aliran
tanah semakin banyak.
• Curah Hujan
Air hujan mengalir dipermukaan tanah dapat menyebarkan bakteri Fecal coliform yang ada di permukaan
tanah. Meresapnya air hujan ke dalam lapisan tanah mempengaruhi bergeraknya bakteri Fecal coliform di
dalam lapisan tanah.
Semakin banyak air hujan yang meresap kedalam lapisan tanah semakin besar kemungkinan terjadinya
pendcemaran. Di Indonesia, dimana rata-rata curah hujannya tinggi, maka potensi atau resiko pencemaran
tanah dan air tanah at landfill akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan dacrah curah hujan sedang atau
rendah.
Formulir untuk Inspeksi
Sanitasi Sumur Gali
Sumur Pompa Tangan

Sumur Pompa Tangan merupakan salah satu sarana air bersih yang
dibangun untuk menaikkan air dalam tanah ke permukaan secara
sehat. Pompa tangan merupakan yang digunakan untuk menaikan air
dari dalam tanah. Sumur pompa ini dipasang melalui pengeboran
tanah sampai kedalaman tertentu, atau dipasang pada sumur gali dan
lubang sumur harus ditutup.
Syarat Sumur Pompa Tangan
 Sumur pompa tangan tidak boleh dibangun di lokasi bekas pembuangan sampah
 Jangan di daerah banjir atau terkena pengaruh banjir.
 Lokasi penempatan pompa tangan harus lebih tinggi dari permukaan tanah.
 Jarak antara sumur pompa tangan dengan sumber air kotor (septick tank, resapan, dan
lain-lain) minimal 10 meter.
 Jika sumur pompa tangan berada lebih rendah dari sumber air kotor (septick tank,
resapan, dan lain-lain) maka jaraknya minimal 15 meter.
 Saringan atau pipa-pipa yang berlubang berada di dalam lapisan tanah yang
mengandung air.
 Lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang-kurang 3
m.
 Kemiringan lantai antara 1-3%.
 Lantai sumur yang kedap air ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah dan lebarnya ± 1½
m sekeliling pompa.
 Kemiringan aluran pembuangan minimal 2%.
 Saluran pembuangan air limbah harus ditembok kedap air, minimal 10 m panjangnya.
Evaluasi Tingkat Resiko Pencemaran sumur Pompa Tangan
Parameter inspeksi sanitasi Diagnosa tingkat risiko pencemaran
sumur pompa tangan • Apakah ada jamban dalam jarak 10 (sepuluh) meter sekitar sumur
a. Keruh; pompa tangan yang dapat menjadi sumber pencemar ?
• Apakah ada sumber pencemaran lain dalam jarak 10 (sepuluh) meter
b. Berbau;
sekitar sumur pompa tangan (misal kotoran binatang, sampah,
c. Berasa; dan/atau genangan air ?
d. Berwarna. • Apakah ada sewaktu-waktu ada genangan air dalam jarak 2 (dua)
meter sekitar sumur pompa ?
• Apakah saluran pembuangan air rusak/tidak ada?;
• Apakah lantai semen sekitar sumur pompa tangan mempunyai radius
kurang dari 1 (satu) meter ?
• Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air di atas lantai semen
sekeliling sumur pompa tangan?
• Apakah ada keretakan pada lantai sekitar sumur pompa tangna yang
memungkinkan air merembes ke dalam sumur pompa tangan ?
• Apakah dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantai
kurang rapat/lepas memungkinkan air merembes masuk ke dalam
sumur pompa tangan
Formulir untuk Inspeksi
Sanitasi Sumur Pompa
Tangan
Sarana Penampungan Air Hujan
Evaluasi Penampungan Air Hujan
• Penentuan Ukuran Tank/Bak Penampungan Air Hujan
Ukuran bak yang ideal dengan ukuran atap tertentu dapat diketahui dengan menghitung 5%
pendapatan air hujan selama satu tahun dan 5% kebutuhan air domestik tiap kepala keluarga
• Kesesuaian Atap Berdasarkan Perhitungan Formula Tank Size Calculator
Atap digunakan penduduk untuk menampung air hujan dan besarnya luas atap dapat menentukan
besarnya air yang tertampung. Atap yang ideal adalah atap yang ukurannya sudah sesuai untuk
digunakan atau setara dengan besarnya air yang diharapkan (pemenuhan kebutuhan air domestik).
Cara untuk mengetahui kesesuaian atap ditentukan dengan formula Tank Size Calculator.
• Penentuan dimensi penampungan air hujan (PAH)
Analisis dimensi PAH ditujukan untuk mencari besarnya air yang mampu tertampung oleh bak PAH
selama satu musim hujan. Cara untuk mencari dimensi PAH yaitu dengan menghitung volume PAH
tiap rumah tangga yang menggunakan penampungan air hujan.
• Analisis kebutuhan air domestik
Analisis kebutuhan air domestik dilakukan untuk mengetahui besarnya jumlah air yang dikeluar tiap
rumah tangga. Penentuan kebutuhan air domestik yaitu dengan membandingkan antara kebutuhan air
penduduk tiap KK per hari (liter/orang/hari) dengan jumlah jiwa (orang).
Formulir untuk Inspeksi
Sanitasi Sarana
Penampungan Air Hujan
EVALUASI TINGKAT RESIKO PENCEMARAN SARANA
PERLINDUNGAN MATA AIR

Bangunan PMA (Penangkap Mata Air) adalah bangunan untuk menangkap dan
melindungi mata air terhadap pencemaran dan dapat juga dilengkapi dengan bak
penampung.

Persyaratan :
Bentuk PMA tidak mengikat, disesuaikan dengan topografi dan situasi lahan
Bangunan PMA diusahakan berbentuk elips bersudut tumpul atau empat persegi
panjang
Pipa keluar (Pipa Out Let) pada bak pengumpul dari bangunan PMA (Penangkap
Mata Air) tidak boleh lebih tinggi dari muka air asli sebelum dibangun PMA.
Upaya Perlindungan PMA
Pada Saat Perencanaan
(1) Tentukan Elevasi muka air awal, menjadi muka air maksimum pada bangunan pengambilan.
Sehingga pengaruh pengambilan air dari PMA harus tidak mempengaruhi permukaan air awal. Jika
permukaan air awal elevasinya di lampaui karena pengaruh adanya banguan pengambilan dan
perlakuan adanya bangunan maka aliran air sebahagian secara bertahap akan melalui titik terendah
dan menyesesuaikan kembali dengan elevasi awal.
(2) Tentukan dan Perkirakan semaksimal mungkin daerah tangkapan air hujan yang mempengaruhi
mata air. Daerah tangkapan air (captive area) hujan adalah sebagai area yang menyeimbangkan
pasokan air yang mengalir dari mata air dan air hujan yang meresap ke dalam tanah.
(3) Tentukan bentuk dan ukuran PMA, lengkapi dengan saluran air hujan. Besaran bangunan penangkap
air bergantung pada sebaran mata air yang akan di kumpulkan dan diambil, bangunan dapat
membentuk saluran pengumpul maupun bak bila sumber berada terpusat membentuk mata air.
(4) Amankan semua lokasi tangkapan air. Pengaman lokasi tangkapan air dimaksud adalah dapat
berupa pelestarian vegetasi yang terdapat di bagian hulu mata air, diluar bangunan PMA.
Upaya Perlindungan PMA
Pada Saat Sudah Jadi
(1) Ketahui elevasi muka air awal dan sesuaikan dengan muka air pada PMA. Jika melebihi
MA awal maka pipa keluar/pengambilan harus disesuaikan dengan kondisi MA awal.
Debit pengambilan perlu disesuaikan dengan kapasitas mata air awal.
(2) Buat pipa pelimpah (overflow) pada ketinggian dibawah muka air awal. Untuk
mengantisipasi permukaan air tetap pada posisi yang aman, jika melampaui muka air
awal maka mata air dapat berpindah pada zona yang lebih rendah.
(3) Buat saluran drainase agar air hujan tidak masuk ke dalam bangunan dan bercampur
dengan air bersih dan tidak terjadi pencemaran.
(4) Buat pagar pengaman disekitar PMA. Dengan pemagaran bangunan dan daerah
tangkapan air hujan sehingga keseimbangan potensi sumber air dari PMA dapat
bertahan dalam waktu yang lama.
(5) Buat pengamanan daerah tangkapan air di bagian hulu PMA. Melaui pelestarian
vegetasi yang banyak tumbuh disekitar kawasan tangkapan air dengan luasan perkiraan
yang memungkinkan.
Formulir untuk Inspeksi
Sanitasi Sara
Perlindungan Mata Air
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai