PENDAHULUAN
Laporan Drainase 1
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi makalah ini, yaitu :
1. Menentukan kemiringan dasar saluran dengan menggunakan boning rod.
2. Memasang stake out pada galian tanah saluran terbuka.
3. Pemasangan saluran riol beton setengah lingkaran.
4. Pemasangan instalasi pipa drainase pada gedung bertingkat.
Laporan Drainase 2
BAB II
PEMBAHASAN
Laporan Drainase 3
4. Air buangan khusus → Air yang berasal dari pabrik, laboratorium rumah sakit, tempat
pemotongan hewan dan air buangan yang bersifat radioaktif.
Laporan Drainase 4
d) Alat saniter pembersih kotoran (soil fixtures).
Alat saniter ini biasanya terbuat berkonstruksi dari keramik, fibre glass dan
pasangan batu bata, alat saniter ini hanya bisa menggunakan air dingin, tidak bisa
dialiri air panas karena dapat membahayakan pengunanya.
Nama alat-alat saniter pembersih kotoran :
1. Wc
2. Urinal
3. Autopsy Table
4. Slop Hooper
5. Bed Pan Washer
Jenis pipa yang dipakai pada instalasi pipa drainase yaitu pipa yang tidak
mengandung korosi tinggi serperti “Fe”, banyak jenis pipa yang dijual dipasar yang
memungkinkan pipa tersebut bisa digunakan untuk instalasi Drainase. untuk melengkapi
instalasi pipa perlu adanya alat sambung sebagai penyambung bila ingin memperpanjang
pipa ataupun untuk merobah aliran air adapun pipa yang diperbolehkan antara lain : pipa
PVC, UPVC, pipa tanah tembaga, kuningan, kaca, tanah dan lain-lain.
Pipa PVC ini cocok digunakan untuk pipa pembuang dimana permukaan dibagian
dalam pipa sangat halus/licin sehingga aliran air mudah mengalir. Alat sambung UPVC
dan PVC.
2. Pipa Tanah
Pipa tanah berbahan baku tanah liat yang dibentuk dengan ukuran panjang 1 meter
dengan diameter dari 10 cm sampai 50 cm. Proses pembuatannya dengan dibakar pada
suhu 1000 oC sehingga mencapai warna merah sama halnya seperti proses pembakaran
batu bata.
Laporan Drainase 5
3. Pipa Beton
Bentuk fisiknya hamper sama dengan pipa tanah baik ukuran dan bentuknya. Hanya
warnanya saja yang beda yakni berwarna abu-abu seperti warna beton. Untuk
penyambungan pipa ini menggunakan pasta semen/mortal dengan campuran 1 semen : 2
pasir.
4. Pipa tembaga
Pipa tembaga di buat dalam bentuk keras. Dengan simbol untuk pipa type 259 D SAA
1567, sedangkan untuk alat sambung type 1589 sering digunakan untuk alat pembuang,
umumnya digunakan untuk air panas dan dingin. Ukuran pipa ini dari ukuran diameter
5/8 inci-2 inci digunakan pada daerah yang memerlukan keindahan yang menarik
berestestika tinggi. Cara penyambungan pipa ini yaitu dengan pengolesan brazi, expansif,
capillarity dan frektion joint yaitu dengan menggunakan bahan tembaga dan
menggunakan nyala api karborasi.
5. Pipa kuningan
Pipa ini dibuat dari kuningan untuk pengaliran air dari alat soniter kepipa drainase
rumah. Untuk penyambungan pipa ini tidak cocok disambung dengan cara jenis
sambungan kompresi, karna sukar dilunakkan ia direnggangkan dengan alat plaring.
Biasa nya penyambungan dengan cara dibaut atau di skrup dengan jenis material yang
sama dengan jenis pipa.
Laporan Drainase 6
No Jenis Pipa Kemiringan Pemasangan
1 PVC 1 : 60
2 Beton 1 : 40
3 Tanah 1 : 40
4 Asbes 1 : 60
5 Besi Tuang 1 : 40
6 Fibre Grass 1 : 80
7 Stanlessteel 1 : 60 - 80
8 Kuningan 1 : 60
9 Tembaga 1 : 60
10 Kaca 1 : 80
Laporan Drainase 7
UR UR ø Awal
1) Hand Basin (HB) =1 32-40 mm
2) Urinal (UR) =2 40-50 mm
3) Bath Tube (BT) =2 40-50 mm
4) Sink (SK) =2 40-50 mm
5) Water Closed (WC) = 6-8 80-100 mm
6) Mesin Cuci =2 40-50 mm
7) Floor Drain (FD) =4 50-60 mm
Domensi Awal
No Alat Saniter UR Seksi UR Tiap Seksi Lantai
mm inchi
1 WC 8 A 8 80 3"
1 /4
2 HB 1 A 1 32 1
I
1 /4
3 HB 1 B 1 32 1
1 /2
4 HB 1 C 2 40 1
5 UR 4 B 4 50 2"
1 /4
6 UR 4 C 12 110 4
II
7 FD 2 D 2 50 2"
8 FD 2 E 4 50 2"
1 /2
9 MC 2 F 2 40 1
10 SK 2 G 2 50 2"
II
1 /2
11 SK 2 H 4 40 1
12 SK 2 I 8 80 3"
Contoh :
Laporan Drainase 8
Laporan Drainase 9
2.6 Ventilasi Pipa Air Kotor
Ventilasi pipa air kotor adalah saluran tempat keluarnya udara yang
terperangkap didaam instalasi pipa drainase. Ventilasi pipa air kotor di bagi atas 2
bagian menurut tingkat lantai rumah, diantaranya :
Untuk bangunan tidak bertingkat, ada 2 jenis ventilasi :
1. Up Steam Vent (ventilasi hulu).
2. Ground Vent (ventilasi tanh).
Laporan Drainase 10
Gambar Ventilasi Pipa Kotor Bangunan Bertingkat
Laporan Drainase 11
2.7 Bak Penampung (Septictank)
Septictank adalah buangan yang letaknya lebih rendah dari pada riol gedung
atau riol umum. Yang di masukkan terlebih dahulu ke dalam penampung dan
kemudian di alirkan keluar dengan pompa atau alat lainnya. Adapun beberapa
macam bak penampung, misalnya bak penampung air kotor, bak penampung air
bekas dari bak cuci, bak penampung air rembesan pada tanah tersebut, kalau gedung
tersebut menggunakan system pembuangan campuran, maka cukup di sediakan satu
bak penampung untuk semua air buangan (kecuali air hujan).
Untuk menentukan ukuran gantu septi tank sesungguhnya, tergantung kepada
bentuk septi tank yang akan di buat. Menurut WHO setiap orang menggunakan air :
Satu orang : Air = 150 – 250 liter/hari
Lumpur = 30 liter/tahun
Contoh :
Air : 9 orang x 250 liter = 2250 liter/hari
Lumpur : 9 orang x 30 liter x 5 tahun = 1350 liter/5 tahun
2250 + 1350 = 3600 liter / 1000 3,6 m3
D = 1m3
V=π xr xt
2
3,6 = 3,14 x 0 , 52 x t
3,6
t = 3.14 x 0 , 25
t = 4,6 m
t?
Laporan Drainase 12
BAB III
2. Meteran Gulung 50 cm
Laporan Drainase 13
3. Benang
4. Unting – Unting
5. Waterpass
Laporan Drainase 14
6. Siku
7. Selang Air
Laporan Drainase 15
2. Cangkul
3. Blincong
4. Sendok Semen
Laporan Drainase 16
5. Roskam Plastik
6. Roskam Besi
Laporan Drainase 17
BAB IV
LEMBARAN KERJA
Bila kita ingin membuat sebuah saluran baik terbuka ataupun tertutup (instalasi pipa)
maka terlebih dahulu diketahui kemana arah air yang akan dialirkan, supaya air yang akan di
buang mengalir dengan sempurna. Sesudah menentukan arah aliran perlu juga ditentukan
perbandinga kemiringa dasar saluran yang akan dibuat. Karena pada saat air mengalir pada
dinding saluran akan terjadi gesekan hidrolis (heat loss) yang dipengaruhi oleh kekasaran
dinding saluran. Oleh karena itu harus diketahui terlebih dahulu jenis material yang dipakai.
Dari jenis material maka dapat ditentukan perbandingan kemiringan saluran berdasarkan
tabel berikut:
Laporan Drainase 18
No Jenis Pipa Kemiringan Pemasangan
1 PVC 1 : 60
2 Beton 1 : 40
3 Tanah 1 : 40
4 Asbes 1 : 60
5 Besi Tuang 1 : 40
6 Fibre Grass 1 : 80
7 Stanlessteel 1 : 60 – 80
8 Kuningan 1 : 60
9 Tembaga 1 : 60
10 Kaca 1 : 80
Laporan Drainase 19
Bahan yang digunakan:
1. Kayu dolken atau broti 5x7 cm (untuk patok)
2. Benang
3. Paku 2 inci
Laporan Drainase 20
3. Cari lokasi kerja yang kira-kira cocok dan mudah untuk mengerjakan praktek ini.
4. Pasang patok A dengan ketinggian yang dibutuhkan hingga benar-benar kokoh,
kemudian lanjut dengan pemasangan patok B dengan jarak dari patok A 10,20 m. lalu
ukur patok B menggunaka selang air hingga ketinggiannya sama dengan patok A.
5. Lalu tetntukan kemiringan dasar saluran dengan perbandingan kemiringan 1:40 x
jarak patok A ke B (bila menggunakan pipa beton, perbandinga disesuaikan dengan
bahan material yang ada di tabel di dasar teori).
6. Setelah kemiringan didapatkan, tandai penurunan untuk patok C pada patok B
menggunakan pensil.
7. Kemudian tancapkan patok C dengan jarak 20 cm dari patok B dan ketinggiannya
disamakan dengann tanda yang telah diberikan.
8. Pasang patok-patok pembagi antara A dan C dengan jarak masing-masing 2 m
(berikan nomor pada patok pembagi).
9. Bidik patok A ke patok C dengan meletakkan boning rod diatas patok A dan C serta
diatas patok yang berdekatan dengan patok A (patok 1).
10. Bila patok 1 telah sejajar dengan patok A dan C, pindahkan boning rod yang pada
patok a ke patok 1 dan yang pada patok satu ke patok 2, kemudian bidik hingga patok
2 sejajar dengan patok 1 dan C. lakukan hingga ke patok yang selanjutnya.
11. Bila antara patok-patok tersebut ada yang tidak sejajar, maka ketoklah patok tersebut
hingga ketinggiannya benar-benar sejajar, begitu pula bila ada patok yang begitu
rendah, tarik patok tersebut hingga sejajar.
12. Periksalah kekokohan patok hingga benar-benar kokoh.
13. Bila semua pekerjaan telah selesai, laporkan pada instruktur agar diberikan nilai.
14. Setelah nilai diberikan, bongkar kembali hasil kerja.
Laporan Drainase 21
4.1.7 Gambar Kerja
Laporan Drainase 22
4.2 PEMASANGAN STAKE OUT DAN GALIAN TANAH SALURAN TERBUKA
Laporan Drainase 23
4.2.4 DAFTAR ALAT DAN BAHAN:
Alat yang digunakan:
1. Meteran lipat
2. Meteran gulung 50 m
3. Selang plastic Ø 12 mm
4. Martil besar
5. Martil kecil
6. Pensil
7. Siku-siku
8. Unting-unting
9. Cangkul
10. Skop
11. Pelangki
12. Waterpass
Laporan Drainase 24
4.2.6 LANGKAH KERJA:
1. Tentukan lokasi kerja yang baik untuk memasang stake out dan pasang stake out
sesuai dengan gambar kerja yang ada pada job sheet.
2. Gunakan balok kayu yang telah dipotong pada praktek pemasangan boning rod untuk
pemasangan patok, lakukan pemasangan pada hulu terlebih dahulu (patok A) dengan
tinggi patok diatas tanah 50 cm, pasang sejajar dan tegak lurus terhadap saluran yang
akan digali, ketinggian antar patok dengan menggunakan selang air, pasang papan
horizontal sebagai stake out dan levelkan menggunakan waterpass agar rata.
3. Ukur panjang galian yang akan digali, kemudian pasang dua patok B (hilir) dengan
cara yang sama dengan pemasangan kedua patok A, dan pemasangan stake outnya
diturunkan 1:40 x jarak galian .
4. Lakukanlah penggalian dengan jarak 50 cm dari patok A dan B.
5. Ambil titik tengah saluran dengan membagi dua panjang stake out A sebagai As
galian, tentukan ukuran bukaan saluran dasarnya sesuai gambar, pasang paku sebagai
pengikat benang. Lakukan pekerjaan yang sama pada stake out B.
6. Penggalian dilakukan sedalam 50 cm dari stake out A.
7. Lakukan penggalian persegi terlebih dahulu agar pekerjannya rapi dan sempurna.
8. Kemudian baru lanjutkan dengan kemiringann yang juga telah diberi tanda.
9. Bila galian telah selesai, lakukan pengecekan kembali terhadap kemiringan galian
dengan cara mengukur tinggi benang pada stake out A dan dijalankan hingga benang
pada stake out B.
10. Bila pekerjaan telah selesai, laporkan pada instruktur untuk diberikan nilai.
11. Jangan membongkar hasil pekerjaan, karena pada job sheet selanjutnya galian masih
digunakan.
Laporan Drainase 25
4.2.7 Gambar Kerja
Laporan Drainase 26
4.3 PEMASANGAN SALURAN RIOL BETON SETENGAH LINGKARAN
Laporan Drainase 29
Laporan Drainase 30
4.4 PEMASANGAN INSTALASI PIPA DRAINASE PADA GEDUNG BERTINGKAT
Laporan Drainase 31
4.4.4 DAFTAR ALAT DAN BAHAN:
Alat yang dipakai:
1. Meteran lipat
2. Selang plastik Ø 12 mm
3. Gergaji potong/gergaji besi
4. Pensil
5. Siku-siku beton
6. Martil kecil
7. Unting-unting
8. Obeng
9. Tang kombinasi
10. Waterpass
11. Sendok semen
12. Ruskam
Laporan Drainase 33
4.4.7 Gambar Kerja
Laporan Drainase 34
Laporan Drainase 35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum selama berada di bengkel yang telah penulis ikuti selama 6 hari,
maka penulis dapat menyimpulakan sebagai berikut :
1. Pembuatan kemiringan dan pengecoran riol beton dan instalasi pipa pada gedung
bertingkat harus di lakukan dengan teknik yang benar.
2. Dalam pengerjaan harus memerlukan focus yang baik sehingga tidak terjadi
kecelakaan kerja.
3. Pengukuran dan ketelelitian dalam bekerja sangat di perlukan agar tidak terjadi
kesalahan.
4. Kesabaran sangat dituntut dalam proses pengerjaan job-job tersebut.
5.2 Saran
1. Agar pekerjaan siap pada waktunya ,maka sebaiknya masalah-masalah yang timbul
di lapangan harus segera di selesaikan.atau ditanyakan langsung kepada instruktur
yang bersangkutan.
2. Jangan pernah abaikan hal-hal sekecil apapun yang di anggap perlu, tetap harus
dilaksanakan.
3. Pastikan menggunakan perlengkapan keselamatan, tidak becanda, dan selalu
berfokus pada kegiatan yang dilakukan.
4. Jangan pernah harapkan orang lain yang akan membantu dan menjaga keselamatan
anda.
Laporan Drainase 36
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Drainase 37
LAMPIRAN FOTO KERJA LAPANGAN
Laporan Drainase 38
Laporan Drainase 39
Laporan Drainase 40
Laporan Drainase 41