Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas,
maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang
memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan dapat
disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak ganguan
kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan terganggu.
Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat,
apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan.Drainasejuga merupakan
salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan
masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan
infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari
suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.Drainase juga
diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak
diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan
oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang
aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan
air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau
bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan
dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.

Laporan Drainase 1
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi makalah ini, yaitu :
1. Menentukan kemiringan dasar saluran dengan menggunakan boning rod.
2. Memasang stake out pada galian tanah saluran terbuka.
3. Pemasangan saluran riol beton setengah lingkaran.
4. Pemasangan instalasi pipa drainase pada gedung bertingkat.

1.3 Metode Penulisan


Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode penulisan dengan cara
mengumpulkan data melalui : Job Sheet dan Internet.

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat mengaplikasikan boning rod.
2. Dapat memasang stake out pada galian saluran terbuka.
3. Dapat memasang riol beton.
4. Memahami cara pemasangan instalasi pipa pada gedung bertingkat.

Laporan Drainase 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Drainase


Drainase merupakan suatu sistem jaringan instalasi air kotor dengan teknik tertentu
bertujuan untuk menghindari pencemaran lingkungan.
Dalam hal ini drainase berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan
tindakan untuk memperbaiki daerah genangan air. Dengan adanya saluran drainase ini
juga dapat mengeringkan daerah becek sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
Drainase juga merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan
dalam pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk
memberikan suplai air pada tanaman. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

2.1.1 Jenis-jenis drainase


a) Sistem drainase terbagi atas 4 jenis, diantaranya yaitu:
1. Drainase gedung → untuk menjaga pengaliranair limbah gedung secara baik dan
memenuhi syarat kesehatan.
2. Drainase pertanian → yang biasa digunakan untuk pengerigan lahan pertanian.
3. Drainase jalan raya → untuk menjaga kondisi jalan raya oleh tergenangnya air hujan
yang mengakibatkan kerusakan jalan.
4. Drainase perkotaan → untuk menjaga areal kota dari air limbah rumah tangga dan
air hujan.

2.2 Jenis - jenis air buangan


Jenis air buangan atau limbah baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas
tumbuhan dibagi menjadi 4 golongan :
1. Air kotor → Air yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air buangan yang
mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat saniter lainnya.
2. Air bekas → Air yang berasal dari bak mandi (bath tub), bak cuci tangan, bak dapur
dan sebagainya.
3. Air hujan → Air yang berasal dari atap, halaman.

Laporan Drainase 3
4. Air buangan khusus → Air yang berasal dari pabrik, laboratorium rumah sakit, tempat
pemotongan hewan dan air buangan yang bersifat radioaktif.

2.3 Alat Saniter


a) Alat saniter pembersih badan.
Alat saniter ini berfungsi untuk mencuci tangan dan badan, alat ini dapat dialirkan
dengan air panas dan dingin. Konstruksinya terbuat dari fiberglass, keramik dan bisa
juga dengan menggunakan pasangan batu bata. Nama-nama alar saniter pembersih
badan antara lain:
1. Hand basin
2. Bak mandi rendam (bathtub)
3. Bak tempat cuci kaki (foot bath)
4. Ablution trough
5. Bidet
6. Shower base.

b) Alat saniter pembersih sabun.


Jenis alat saniter ini diperuntukan untuk mencuci pakaian, alat ini juga dapat
dialirkan air panas dan air dingin karena kain yang terkena lemak dapat mudah bersih bila
dicuci dengan air panas. Konstruksinya terbuat dari keramik, fiber glass, dari PVC.
Nama alat-alatnya antara lain sebagai berikut :
1. Bak cuci pakaian (wash troughp)
2. Dringking Fountain
3. Mesin cuci pakaian (laundries machine)

c) Alat saniter pembersih lemak.


Alat saniter pembersih lemak ini terbuat dari alat stanles steel, fibre glass,
PVC pasangan batu bata yang dilapisi porselin. Alat ini juga dapat dialirkan air dingin
dan air panas.
Nama alat-alatnya antara lain :
1. Bak cuci piring (kitchen sink)
2. Mesin cuci piring (disk washer)
3. Mesin cuci gelas (glass washer)

Laporan Drainase 4
d) Alat saniter pembersih kotoran (soil fixtures).
Alat saniter ini biasanya terbuat berkonstruksi dari keramik, fibre glass dan
pasangan batu bata, alat saniter ini hanya bisa menggunakan air dingin, tidak bisa
dialiri air panas karena dapat membahayakan pengunanya.
Nama alat-alat saniter pembersih kotoran :
1. Wc
2. Urinal
3. Autopsy Table
4. Slop Hooper
5. Bed Pan Washer

2.4 Jenis Pipa, Alat Sambung dan Ukuran Pipa Pembuang

Jenis pipa yang dipakai pada instalasi pipa drainase yaitu pipa yang tidak
mengandung korosi tinggi serperti “Fe”, banyak jenis pipa yang dijual dipasar yang
memungkinkan pipa tersebut bisa digunakan untuk instalasi Drainase. untuk melengkapi
instalasi pipa perlu adanya alat sambung sebagai penyambung bila ingin memperpanjang
pipa ataupun untuk merobah aliran air adapun pipa yang diperbolehkan antara lain : pipa
PVC, UPVC, pipa tanah tembaga, kuningan, kaca, tanah dan lain-lain.

1. Pipa PVC dan UPVC

Pipa PVC ini cocok digunakan untuk pipa pembuang dimana permukaan dibagian
dalam pipa sangat halus/licin sehingga aliran air mudah mengalir. Alat sambung UPVC
dan PVC.

2. Pipa Tanah

Pipa tanah berbahan baku tanah liat yang dibentuk dengan ukuran panjang 1 meter
dengan diameter dari 10 cm sampai 50 cm. Proses pembuatannya dengan dibakar pada
suhu 1000 oC sehingga mencapai warna merah sama halnya seperti proses pembakaran
batu bata.

Laporan Drainase 5
3. Pipa Beton

Bentuk fisiknya hamper sama dengan pipa tanah baik ukuran dan bentuknya. Hanya
warnanya saja yang beda yakni berwarna abu-abu seperti warna beton. Untuk
penyambungan pipa ini menggunakan pasta semen/mortal dengan campuran 1 semen : 2
pasir.

4. Pipa tembaga
Pipa tembaga di buat dalam bentuk keras. Dengan simbol untuk pipa type 259 D SAA
1567, sedangkan untuk alat sambung type 1589 sering digunakan untuk alat pembuang,
umumnya digunakan untuk air panas dan dingin. Ukuran pipa ini dari ukuran diameter
5/8 inci-2 inci digunakan pada daerah yang memerlukan keindahan yang menarik
berestestika tinggi. Cara penyambungan pipa ini yaitu dengan pengolesan brazi, expansif,
capillarity dan frektion joint yaitu dengan menggunakan bahan tembaga dan
menggunakan nyala api karborasi.

5. Pipa kuningan
Pipa ini dibuat dari kuningan untuk pengaliran air dari alat soniter kepipa drainase
rumah. Untuk penyambungan pipa ini tidak cocok disambung dengan cara jenis
sambungan kompresi, karna sukar dilunakkan ia direnggangkan dengan alat plaring.
Biasa nya penyambungan dengan cara dibaut atau di skrup dengan jenis material yang
sama dengan jenis pipa.

6. Pipa timah hitam


Pipa ini hanya dapat digunakan untuk mengalirkan air kotor saja karna bila digunakan
untuk air bersih akan terjadi kontaminasi sehingga tidak baik untuk kesehatan. Cara
penyambungan pipa ini yaitu dengan cara di las dan menggunakan baut pada sambungan
nya dilapisi dengan karet isolasi agar tidak bocor.
Semua jenis pipa ini memiliki kemiringan pemasangan yang tidak sama namun disesuaikan
dengan jenis dan kehalusan permukaan dinding pipa bagian dalam. Berikut table kemiringan
setiap jenis pipa.

Laporan Drainase 6
No Jenis Pipa Kemiringan Pemasangan
1 PVC 1 : 60
2 Beton 1 : 40
3 Tanah 1 : 40
4 Asbes 1 : 60
5 Besi Tuang 1 : 40
6 Fibre Grass 1 : 80
7 Stanlessteel 1 : 60 - 80
8 Kuningan 1 : 60
9 Tembaga 1 : 60
10 Kaca 1 : 80

2.5 Dimensi Pipa Drainase


Berikut tabel dimensi piap drainase untuk alat saniter
Nama Alat Unit Alat Diameter Pipa Diameter Pipa
No
Saniter Saniter (mm) (inci)
1 WC 8 80 – 100 mm 4”
1 /2 ¿
2 Hand Basin 1 32 – 40 mm 1
3 Sink 2 40 – 50 mm 2”
4 Urinoil 4 50 – 70 mm 2”
5 Bath Tube 2 40 – 50 mm 2”
6 Floor Drain 2 40 – 50 mm 2”
7 Mesin Cuci 2 40 – 50 mm 2”

Laporan Drainase 7
UR UR ø Awal
1) Hand Basin (HB) =1 32-40 mm
2) Urinal (UR) =2 40-50 mm
3) Bath Tube (BT) =2 40-50 mm
4) Sink (SK) =2 40-50 mm
5) Water Closed (WC) = 6-8 80-100 mm
6) Mesin Cuci =2 40-50 mm
7) Floor Drain (FD) =4 50-60 mm

Domensi Awal
No Alat Saniter UR Seksi UR Tiap Seksi Lantai
mm inchi

1 WC 8 A 8 80 3"

1 /4
2 HB 1 A 1 32 1
I
1 /4
3 HB 1 B 1 32 1
1 /2
4 HB 1 C 2 40 1

5 UR 4 B 4 50 2"

1 /4
6 UR 4 C 12 110 4
II
7 FD 2 D 2 50 2"

8 FD 2 E 4 50 2"

1 /2
9 MC 2 F 2 40 1

10 SK 2 G 2 50 2"
II
1 /2
11 SK 2 H 4 40 1

12 SK 2 I 8 80 3"

Contoh :

Laporan Drainase 8
Laporan Drainase 9
2.6 Ventilasi Pipa Air Kotor

Ventilasi pipa air kotor adalah saluran tempat keluarnya udara yang
terperangkap didaam instalasi pipa drainase. Ventilasi pipa air kotor di bagi atas 2
bagian menurut tingkat lantai rumah, diantaranya :
 Untuk bangunan tidak bertingkat, ada 2 jenis ventilasi :
1. Up Steam Vent (ventilasi hulu).
2. Ground Vent (ventilasi tanh).

 Untuk bangunan bertingkat, ada 7 jenis ventilasi :


1. Trap Vent (ventilasi trap).
2. Group Vent (ventilasi kelompok).
3. Realese Vent (ventilasi pelepas).
4. Stack Vent (ventilasi tegak).
5. Header Vent (ventilasi kepala).
6. Croos Vent (ventilasi silang).
7. Terminal Vent (ventilasi terminal).

Laporan Drainase 10
 Gambar Ventilasi Pipa Kotor Bangunan Bertingkat

Laporan Drainase 11
2.7 Bak Penampung (Septictank)

Septictank adalah buangan yang letaknya lebih rendah dari pada riol gedung
atau riol umum. Yang di masukkan terlebih dahulu ke dalam penampung dan
kemudian di alirkan keluar dengan pompa atau alat lainnya. Adapun beberapa
macam bak penampung, misalnya bak penampung air kotor, bak penampung air
bekas dari bak cuci, bak penampung air rembesan pada tanah tersebut, kalau gedung
tersebut menggunakan system pembuangan campuran, maka cukup di sediakan satu
bak penampung untuk semua air buangan (kecuali air hujan).
Untuk menentukan ukuran gantu septi tank sesungguhnya, tergantung kepada
bentuk septi tank yang akan di buat. Menurut WHO setiap orang menggunakan air :
Satu orang : Air = 150 – 250 liter/hari
Lumpur = 30 liter/tahun
Contoh :
Air : 9 orang x 250 liter = 2250 liter/hari
Lumpur : 9 orang x 30 liter x 5 tahun = 1350 liter/5 tahun
2250 + 1350 = 3600 liter / 1000 3,6 m3

D = 1m3

V=π xr xt
2

3,6 = 3,14 x 0 , 52 x t
3,6
t = 3.14 x 0 , 25

t = 4,6 m
t?

Laporan Drainase 12
BAB III

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat Pengukur dan Pengatur


1. Meteran Lipat

2. Meteran Gulung 50 cm

Laporan Drainase 13
3. Benang

4. Unting – Unting

5. Waterpass

Laporan Drainase 14
6. Siku

7. Selang Air

3.2 Alat Galian Tanah dan Pasangan Manual


1. Sekop

Laporan Drainase 15
2. Cangkul

3. Blincong

4. Sendok Semen

Laporan Drainase 16
5. Roskam Plastik

6. Roskam Besi

3.3 Alat Penanda


1. Pensil Bangunan

Laporan Drainase 17
BAB IV
LEMBARAN KERJA

4.1 MENENTUKAN KEMIRINGAN DASAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT


UKUR BONING ROD

4.1.1 TUJUAN UMUM :


Setelah mengikuti prektek ini mahasiswa dapat menentukann kemiringan dasar saluran
dengan menggunakan alat Boning Rod secara baik dan benar.

4.1.2 TUJUAN KHUSUS :


Setelah mengikuti praktek ini mahasiswa mampu :
1. Mempergunakan alat boning rod dan alat lain dengan benar.
2. Membuat garis lurus dengan menggunakan patok kayu tanpa benang.
3. Menentukan kemiringan dasar saluran dengan bidikan mata.

4.1.3 DASAR TEORI:

Bila kita ingin membuat sebuah saluran baik terbuka ataupun tertutup (instalasi pipa)
maka terlebih dahulu diketahui kemana arah air yang akan dialirkan, supaya air yang akan di
buang mengalir dengan sempurna. Sesudah menentukan arah aliran perlu juga ditentukan
perbandinga kemiringa dasar saluran yang akan dibuat. Karena pada saat air mengalir pada
dinding saluran akan terjadi gesekan hidrolis (heat loss) yang dipengaruhi oleh kekasaran
dinding saluran. Oleh karena itu harus diketahui terlebih dahulu jenis material yang dipakai.
Dari jenis material maka dapat ditentukan perbandingan kemiringan saluran berdasarkan
tabel berikut:

Laporan Drainase 18
No Jenis Pipa Kemiringan Pemasangan
1 PVC 1 : 60
2 Beton 1 : 40
3 Tanah 1 : 40
4 Asbes 1 : 60
5 Besi Tuang 1 : 40
6 Fibre Grass 1 : 80
7 Stanlessteel 1 : 60 – 80
8 Kuningan 1 : 60
9 Tembaga 1 : 60
10 Kaca 1 : 80

Pelaksanaan praktek ini bertujuan bagaimana cara menentukan kemiringan dasar


saluran dengan menggunakan alat yang paling sederhana yakni Boning Rod. Alat ini terbuat
dari papan yang berukuran 5 cm, panjang lengan horizontal 30 cm, dan panjang lengan
vertical 70 cm (tergantung kebutuhan), kemudian dipaku berbentuk T dengan sudut 90 0. Alat
sederhana ini lebih mengutamakan bidikan mata polos dengan jarak pandangan terbatas yaitu
berkisar jarak pandang ideal sampai dengan 30 m. Bila lebih dari jarak itu kurang baik, untuk
itu perlu dibuat pengulangan beberapa kali agar hasil yang didapatkkan lebih sempurna.
Boning rod ini biasa digunakan unntuk pekerjaan yang kecil/sederhana.

4.1.4 ALAT-ALAT DAN BAHAN:


Alat yang digunakan:
1. Meteran lipat
2. Meteran gulung 50 m
3. Selang palstik Ø 12 mm
4. Kampak
5. Martil besar
6. Pensil
7. Siku siku
8. Martil kecil
9. Boning rod

Laporan Drainase 19
Bahan yang digunakan:
1. Kayu dolken atau broti 5x7 cm (untuk patok)
2. Benang
3. Paku 2 inci

4.1.5 KESELAMATAN KERJA:


1. Berdoa dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT.
2. Pakailah pakaian kerja lengkap dan sepatu safety.
3. Baca lembaran job sheet terlebih dahulu sebelum bekerja.
4. Tempatkan alat pada tempatnya (tool box).
5. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
6. Jangan memaksakan alat,apabila tumpul tajamkan terlebih dahulu.
7. Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja.
8. Pusatkann pikiran pada pekerjaan.
9. Perhatikan jangan sampai ada gelembung udara pada selang air.
10. Jangan menggukana alat yang belum tau cara penggunaannya.
11. Tanyakan kepada instruktur apabila ada yang tidak dimengerti.

4.1.6 LANGKAH KERJA:


1. Buat patok menggukan kayu dolken atau balok broti berukuran 5x7 dengan panjang
sesuai dengan kebutuhan.
2. Buat boning rod dengan papan lebar 7 cm panjang lenngan horizontal 30 cm, lengan
vertical 70 cm, dan tebal papan 2 cm, paku kedua lengan papan tersebut berbentuk T
dengan sudut 90o dengan kokoh dan kuat. Perhatikan gambar.

Laporan Drainase 20
3. Cari lokasi kerja yang kira-kira cocok dan mudah untuk mengerjakan praktek ini.
4. Pasang patok A dengan ketinggian yang dibutuhkan hingga benar-benar kokoh,
kemudian lanjut dengan pemasangan patok B dengan jarak dari patok A 10,20 m. lalu
ukur patok B menggunaka selang air hingga ketinggiannya sama dengan patok A.
5. Lalu tetntukan kemiringan dasar saluran dengan perbandingan kemiringan 1:40 x
jarak patok A ke B (bila menggunakan pipa beton, perbandinga disesuaikan dengan
bahan material yang ada di tabel di dasar teori).
6. Setelah kemiringan didapatkan, tandai penurunan untuk patok C pada patok B
menggunakan pensil.
7. Kemudian tancapkan patok C dengan jarak 20 cm dari patok B dan ketinggiannya
disamakan dengann tanda yang telah diberikan.
8. Pasang patok-patok pembagi antara A dan C dengan jarak masing-masing 2 m
(berikan nomor pada patok pembagi).
9. Bidik patok A ke patok C dengan meletakkan boning rod diatas patok A dan C serta
diatas patok yang berdekatan dengan patok A (patok 1).
10. Bila patok 1 telah sejajar dengan patok A dan C, pindahkan boning rod yang pada
patok a ke patok 1 dan yang pada patok satu ke patok 2, kemudian bidik hingga patok
2 sejajar dengan patok 1 dan C. lakukan hingga ke patok yang selanjutnya.
11. Bila antara patok-patok tersebut ada yang tidak sejajar, maka ketoklah patok tersebut
hingga ketinggiannya benar-benar sejajar, begitu pula bila ada patok yang begitu
rendah, tarik patok tersebut hingga sejajar.
12. Periksalah kekokohan patok hingga benar-benar kokoh.
13. Bila semua pekerjaan telah selesai, laporkan pada instruktur agar diberikan nilai.
14. Setelah nilai diberikan, bongkar kembali hasil kerja.

Laporan Drainase 21
4.1.7 Gambar Kerja

Laporan Drainase 22
4.2 PEMASANGAN STAKE OUT DAN GALIAN TANAH SALURAN TERBUKA

4.2.1 TUJUAN UMUM :


Setelah mengikuti praktek mahasiwa dapat memasang stake out dan penggalian tanah
untuk saluran terbuka.

4.2.2 TUJUAN KHUSUS :


Setelah mengikiutu praktek mahasiswa mampu untuk :
1. Memasang stake out untuk saluran drainase sesuai dengan kemiringan dan saluran
yang ditentukan secara benar.
2. Menggali tanah untuk saluran terbuka berdasarkan kerakter tanah yang digali
dengan kemiringan talud yang cocok.
3. Menentukan kemiringan dasar saluran dilapangan disesuaikan dengan material
yang digunakan.
4. Menggunakan peralatan kerja secara benar dan sesuai dengan kegunaannya.

4.2.3 DASAR TEORI :


Stake out merupakan papan duga ( Bouwplank ). Digunakan untuk titik pedoman
yang menentukan letak pemasangan jalur pipa yang dilengkapi dengan penentuan arah aliran
air dan penentuan kemiringan pemasangan riol. Sehingga dengan adanya stake out ini
menjadi tolok ukur semua pekerjaan yang dilaksanakan. Stake out dibuat dari papan yang
berukuran 10 cm, panjang berkisar 120 cm dipaku pada dua batang patok kayu balok broti
5x7 dengan panjang patok sesuai kebutuhan. Stake out dipasang pada daerah hulu saluran dan
hilirnya, dengan panjang menurut gambar kerja. Galian tanah merupakan pekerjaan
selanjutnya setelah stake oout dipasang. Galian tanah untuk saluran tersebut sesuai dengan
ukuran yang telah ditetapkan pada stake out, tanah digali mempunyai talud yang sesuai
dengan karakter tanah. Bila tanah cadas (keras) tallut galiann bias tegak, namun bila tanahnya
berpasir maka talud galian miring misalnya 1:1 atau 1:2 artinya 2 ukuran dalam maka 1
ukuran miring atau 1 ukuran dalam juga ukuran miring. Sifat tanah dan karakteristiknya perlu
diketahui agar pada saat digali tidak terjadi longsoran yang akann mengganggu kelancaran
pekerjaan.

Laporan Drainase 23
4.2.4 DAFTAR ALAT DAN BAHAN:
Alat yang digunakan:
1. Meteran lipat
2. Meteran gulung 50 m
3. Selang plastic Ø 12 mm
4. Martil besar
5. Martil kecil
6. Pensil
7. Siku-siku
8. Unting-unting
9. Cangkul
10. Skop
11. Pelangki
12. Waterpass

Bahan yang dipakai:


1. Balok kayu ukuran 5x7
2. Benang
3. Paku 2 inci
4. Papan meranti tebal 2 cm

4.2.5 KESELAMATAN KERJA:


1. Berdoa dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT.
2. Pakailah pakaian kerja lengkap dan sepatu safety.
3. Baca lembaran job sheet terlebih dahulu sebelum bekerja.
4. Tempatkan alat pada tempatnya (tool box).
5. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
6. Jangan memaksakan alat,apabila tumpul tajamkan terlebih dahulu.
7. Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja.
8. Pusatkann pikiran pada pekerjaan.
9. Perhatikan jangan sampai ada gelembung udara pada selang air.
10. Jangan menggukan alat yang belum tau cara penggunaannya.
11. Tanyakan kepada instruktur apabila ada yang tidak dimengerti.

Laporan Drainase 24
4.2.6 LANGKAH KERJA:
1. Tentukan lokasi kerja yang baik untuk memasang stake out dan pasang stake out
sesuai dengan gambar kerja yang ada pada job sheet.
2. Gunakan balok kayu yang telah dipotong pada praktek pemasangan boning rod untuk
pemasangan patok, lakukan pemasangan pada hulu terlebih dahulu (patok A) dengan
tinggi patok diatas tanah 50 cm, pasang sejajar dan tegak lurus terhadap saluran yang
akan digali, ketinggian antar patok dengan menggunakan selang air, pasang papan
horizontal sebagai stake out dan levelkan menggunakan waterpass agar rata.
3. Ukur panjang galian yang akan digali, kemudian pasang dua patok B (hilir) dengan
cara yang sama dengan pemasangan kedua patok A, dan pemasangan stake outnya
diturunkan 1:40 x jarak galian .
4. Lakukanlah penggalian dengan jarak 50 cm dari patok A dan B.
5. Ambil titik tengah saluran dengan membagi dua panjang stake out A sebagai As
galian, tentukan ukuran bukaan saluran dasarnya sesuai gambar, pasang paku sebagai
pengikat benang. Lakukan pekerjaan yang sama pada stake out B.
6. Penggalian dilakukan sedalam 50 cm dari stake out A.
7. Lakukan penggalian persegi terlebih dahulu agar pekerjannya rapi dan sempurna.
8. Kemudian baru lanjutkan dengan kemiringann yang juga telah diberi tanda.
9. Bila galian telah selesai, lakukan pengecekan kembali terhadap kemiringan galian
dengan cara mengukur tinggi benang pada stake out A dan dijalankan hingga benang
pada stake out B.
10. Bila pekerjaan telah selesai, laporkan pada instruktur untuk diberikan nilai.
11. Jangan membongkar hasil pekerjaan, karena pada job sheet selanjutnya galian masih
digunakan.

Laporan Drainase 25
4.2.7 Gambar Kerja

Laporan Drainase 26
4.3 PEMASANGAN SALURAN RIOL BETON SETENGAH LINGKARAN

4.3.1 TUJUAN UMUM :


Setelah mengikuti praktek ini mahasiswa dapat memasang riol beton setengah
lingkaran untuk saluran terbuka dengan ukuran dan kemiringan tertentu secara baik dan
benar.

4.3.2 TUJUAN KHUSUS :


Setelah mengikuti praktek ini mahaiswa mampu :
1. Mengukur kemiringan riol beton dengan kemiringan dasar saluran yang ditentukan
secara benar.
2. Memasang riol beton setengah lingkaran dengan posisi yang benar dan baik.
3. Menyambung riol beton setengah lingkaran dengan baik dan rapi.
4. Memeriksa kemiringan, kelurusan pasangan riol secara benar.

4.3.3 DASAR TEORI :


Riol beton setengah bulat merupakan jenis saluran yang sering digunakan sebagai
bahan dasar untuk bahan dasar saluran terbuka. Ukuran riol ini bervariasi dari ukuran
diameter 10 cm hingga berdiameter 50 cm. cara penyambungan riol ini menggunakan mortal
dengan campuran 1:2 yang kedap air dengan cara menempelkan pada daerah sambungan riol
dengan padat dan rapi. Penyambungan dilakukan bila posisi riol sudah benar-benar lurus dan
kemiringan galian sudah benar. Letak mortal ditempatkan dibagiann luar dari riol atau
dibawah, selain sebagai penguat sambungan juga berfungsi sebagai pondasi peletakan riol.

4.3.4 DAFTAR ALAT DAN BAHAN:


Alat yang dipakai:
1. Meteran lipat
2. Meteran gulung 50 m
3. Sendok semen
4. Skop
5. Cangkul
6. Ruskam
7. Unting-unting
8. Waterpass
Laporan Drainase 27
Bahan yang digunakan:
1. Semen
2. Pasir urug
3. Kapur
4. Kerikil
5. Riol beton setengah lingkaran Ø 20 cm

4.3.5 KESELAMATAN KERJA:


1. Berdoa dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT.
2. Pakailah pakaian kerja lengkap dan sepatu safety.
3. Baca lembaran job sheet terlebih dahulu sebelum bekerja.
4. Tempatkan alat pada tempatnya (tool box).
5. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
6. Jangan memaksakan alat,apabila tumpul tajamkan terlebih dahulu.
7. Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja.
8. Pusatkann pikiran pada pekerjaan.
9. Perhatikan jangan sampai ada gelembung udara pada selang air.
10. Jangan menggukan alat yang belum tau cara penggunaannya.
11. Tanyakan kepada instruktur apabila ada yang tidak dimengerti.

4.3.6 LANGKAH KERJA:


Karena pada praktek ini kita masih menggunakan galian pada job sheet pemasangan
stake out dan galian saluran terbuka, maka:
1. Hamparkan pasir urug pada lantai dasar galian dengan tebal kira-kira 5 cm secara
merata dan padat.
2. Susunlah riol beton pada tengah galian dengan posisi terlentang, secara bertahap satu
persatu hingga keujung galian.
3. Letakkan riol hingga terpasang lurus dengan kemiringan aliran yang sudah ditentukan
pada benang yang ada di stake out.
4. Ukur kemirngan pasangan riol yang sudah dipasang dengan cara menjinjingkan untin-
unting pada jalur benang As saluran, beri tanda antara pertemuan antara benang
unting-unting dan benang As saluran. Pindahkan ukuran tersebut dari hulu riol/saluran
hingga hilirnya atau hingga ujung riol/saluran.
Laporan Drainase 28
5. Setelah riol tersusun rapi dan lurus, plasterlah sambungan riol tersebut dengan mortal
hingga tak terlepas
6. Setelah riol terpasang dengan kemiringan yang benar dan di waterpass secara lurus
dan rapi, timbunlah sisi kiri dan kanan riol dengan tanah urug/timbun, padatkan tanah
urug tersebut hingga mencapai tinggi 5 cm dibawah bibir riol
7. Beri beton cor dengaan ½ semen: ½ kapur: 3 pasir: 2 kerikil, kemudian diruskam
dengan rapi dan rata.
8. Bila sudah selesai dan benar, maka laporkan pada intruktur agar diberi nilai.
9. Kemudian bongkar dan timbun kembali hasil kerja.

4.3.7 Gambar Kerja

Laporan Drainase 29
Laporan Drainase 30
4.4 PEMASANGAN INSTALASI PIPA DRAINASE PADA GEDUNG BERTINGKAT

4.4.1 TUJUAN UMUM :


Setelah mengikuti praktek ini mahasiswa dapat memasang alat saniter dan instalasi
pipa drainase untuk gedung dengan kemiringan aliran tertentu secara baik dan benar.

4.4.2 TUJUAN KHUSUS :


Setelah melakukan praktek ini mahasiswa mampu :
1. Menempatkan atau memasang alat saniter dengan kebutuhan pengguna gedung
secara benar.
2. Memasang instalasi pipa air buang/drainase, menempatkan alat sambung dan jarak
lobang inveksi (IO) yang sesuai dengan posisi yang benar.
3. Memasang ventilasi pipa drainase sesuai kebutuhan sebuah instalasi drainase yang
benar.
4. Memeriksa kemiringan, kebocoran sambungan pipa dan penguatan pipa secara
benar.

4.4.3 DASAR TEORI :


Sebelum memasang instalasi pipa air kotor/air buang pada sebuah gedung, terlebih
dahulu harus menentukan tempat pemasangan alat saniter. Jumlah alat saniter yang dipakai
ditentukann oleh pengguna gedung bila rumah tinggal, namun bila bangunan tersebut berupa
hotel maka ditentukan oleh kelas/bintang hotel tersebut. Karena kelas sebuah hotel sangat
ditentukan oleh asosiasi perhotelan didalm sebuah Negara yang mempunyai syarat-syarat
yang cukup ketat.
Dari kebutuhan alat saniter pada sebuah gedung, kemudian menempatkan alat saniter
tersebut kedalam sebuah ruangan yang dikenal dengan ruangan toilet. Dalm ruangan tersebut
diatur letakk alat saniter sesuai dengan syarat dan kenyamanan pengguna toilet. Bila alat
saniter telah diletakkan sesuai dengan yang diinginkan, maka barulah menentukan jalur
instalasi pipa serta penentuan diameter pipa dan alat sambung yang dipakai sesuai dengan
arah aliran air buang dialirkan, dari hal diatas barulah jaringan pipa dikerjakan sesuai gambar
rencana.

Laporan Drainase 31
4.4.4 DAFTAR ALAT DAN BAHAN:
Alat yang dipakai:
1. Meteran lipat
2. Selang plastik Ø 12 mm
3. Gergaji potong/gergaji besi
4. Pensil
5. Siku-siku beton
6. Martil kecil
7. Unting-unting
8. Obeng
9. Tang kombinasi
10. Waterpass
11. Sendok semen
12. Ruskam

Bahan yang digunakan:


1. Multiplek
2. Benang
3. Paku 2 inci
4. Alat sambung PVC
5. Alat saniter
6. Batu bata
7. Mortal
8. Kapur tulis

4.4.5 KESELAMATAN KERJA:


1. Berdoa dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT.
2. Pakailah pakaian kerja lengkap dan sepatu safety.
3. Baca lembaran job sheet terlebih dahulu sebelum bekerja.
4. Tempatkan alat pada tempatnya (tool box).
5. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
6. Jangan memaksakan alat, apabila tumpul tajamkan terlebih dahulu.
7. Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja.
8. Pusatkann pikiran pada pekerjaan.
Laporan Drainase 32
9. Pindahkan alat saniter secara hati - hati.
10. Jangan menggukan alat yang belum tau cara penggunaannya.
11. Tanyakan kepada instruktur apabila ada yang tidak dimengerti.

4.4.6 LANGKAH KERJA:


1. Siapkan alat dan bahan dan letakkan pada tempat yang aman serta tentukan lokasi
kerja yang disiapkan dengan memberi tanda menggunakan kapur tulis.
2. Tempatkan alat saniter seperti hand basin, urinal, klosed duduk dan jongkok sesuai
dengan ukuran perletakan yang ada pada gambar.
3. Pasang bak control, tempat dudukann klosed jongkok dan duduk menggunakan
pasangan batu bata dan diplaster dengann campuran ½ semen: ½ kapur: 4 pasir.
4. Tentukan alat sambung yang cocok dan sesuai dengan diameter pipa yang dipakai,
lakukan pengujian penyambungan tanpa dilem sampai pada akhir instalasi.
5. Pasang pipa instalasi dengan ukuran panjang dan diameter pipa yang sesuai dengan
gambar kerja.
6. Pada saat pipa dipasang jangan lupa kemiringan pasangan pipa sesuai jenis pipa yang
dipasang.
7. Gunakan penguat pipa tong pada tempat perletakan alat saniter dipaku dengan paku
kait yang sudah disediakan.
8. Pada setiap saniter sebaiknya dipasang piipa ventilasi agar kevakuman udara dalam
pipa tidak terjadi saat alat saniter digunakan, ikuti petunnjuk innstruktur.
9. Bak control dibuat seperti gambar pada job sheet.
10. Bila sudah selesai dan benar, maka laporkan pada intruktur agar diberi nilai.
11. Kemudian bongkar dan timbun kembali hasil kerja.

Laporan Drainase 33
4.4.7 Gambar Kerja

Laporan Drainase 34
Laporan Drainase 35
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum selama berada di bengkel yang telah penulis ikuti selama 6 hari,
maka penulis dapat menyimpulakan sebagai berikut :
1. Pembuatan kemiringan dan pengecoran riol beton dan instalasi pipa pada gedung
bertingkat harus di lakukan dengan teknik yang benar.
2. Dalam pengerjaan harus memerlukan focus yang baik sehingga tidak terjadi
kecelakaan kerja.
3. Pengukuran dan ketelelitian dalam bekerja sangat di perlukan agar tidak terjadi
kesalahan.
4. Kesabaran sangat dituntut dalam proses pengerjaan job-job tersebut.

5.2 Saran
1. Agar pekerjaan siap pada waktunya ,maka sebaiknya masalah-masalah yang timbul
di lapangan harus segera di selesaikan.atau ditanyakan langsung kepada instruktur
yang bersangkutan.
2. Jangan pernah abaikan hal-hal sekecil apapun yang di anggap perlu, tetap harus
dilaksanakan.
3. Pastikan menggunakan perlengkapan keselamatan, tidak becanda, dan selalu
berfokus pada kegiatan yang dilakukan.
4. Jangan pernah harapkan orang lain yang akan membantu dan menjaga keselamatan
anda.

Laporan Drainase 36
DAFTAR PUSTAKA

 Khamistan. 2005. Job Sheet Teknik Kerja Drainase. Lhokseumawe.


 https://id.wikipedia.org/wiki/Drainase
 http://putuplanology.blogspot.co.id/2013/

Laporan Drainase 37
LAMPIRAN FOTO KERJA LAPANGAN

Laporan Drainase 38
Laporan Drainase 39
Laporan Drainase 40
Laporan Drainase 41

Anda mungkin juga menyukai