Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 DASAR TEORI PRAKTEK KERJA DRAINASE
Drainase (drainage) berasal dari kata to drain yang berarti
mengeringkan atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk
menyatakan sistem-sistem yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan
air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah.
Ilmu drainase bermula tumbuh dari kemampuan manusia mengenali
lembah-lembah sungai yang mampu mendukung kebutuhan hidupnya. Adapun
kebutuhan pokok tersebut berupa penyediaan air bagi keperluan rumah tangga,
pertanian, peternakan, perikanan, transportasi dan kebutuhan sosial budaya.
Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim,
pada masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara berlebih, sehingga
mengganggu

kehidupan manusia itu sendiri. Selain dari pada itu, kegiatan

manusia semakin bervariasi, sehingga menghasilkan limbah berupa air buangan


yang dapat mengganggu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat dari kesadaran
akan arti kenyamanan hidup sangat tergantung pada kondisi lingkungan, maka
orang mulai berusaha mengatur lingkungan nya dengan cara melindungi daerah
pemukiman nya dari kemungkinan adanya gangguan air berlebih atau air kotor.
Dari sekumpulan pengalaman terdahulu dalam lingkungan masyarakat
yang masih sederhana, ilmu drainase dipelajari oleh banyak bangsa. Sebagai
contoh orang Babilon mengusahakan sungai Eufrat dan Tigris sebagai lahan
pertanian yang dengan demikian pasti tidak dapat menghindari permasalahan
drainase. Orang Mesir telah memanfaatkan sungai Nil dengan menetap di
sepanjang lembah yang sekaligus rentan terhadap gangguan banjir.
Penduduk dikawasan tropika basah seperti di Indonesia awalnya selalu
tumbuh dari daerah yang berdekatan dengan sungai, dengan demikian secara
otomatis mereka pasti akan berinteraksi dengan masalah gangguan air pada saat

musim hujan secara periodik. Pada umumnya mereka telah mampu mengatur dan
menguasai ilmu pengetahuan tentang drainase.
Terpengaruh dengan perkembangan sosial budaya suatu masyarakat
atau suku bangsa, ilmu drainase akhirnya harus ikut tumbuh dan berkembang
sesuai dengan perubahan tata nilai yang berlangsung dilingkungannya.
Dalam melakukan praktek drainase ini harus mengikuti prosedur kerja
yang baik dan teratur, serta membaca dan mengikuti gambar kerja dengan teliti
agar pekerjaan tersebut hasilnya baik, dalam hal ini diperlukan keterampilan yang
tinggi dari pekerja dan juga pengetahuan-pengetahuan tentang drainase.
1.2

Rancangan konsep
Dalam menyiapkan rancangan konsep system drainase,hal-hal berikut

ini perlu diketahui :


1.

Jenis-jenis dan tempat penggunaan drainase

2. Denah drainase
3. Kekuatan drainase
1.3 Penelitian lapangan
Dalam tahap rancangan konsep. Penelitian lapangan sangat penting di
samping hal-hal yang di sebut di atas. Penelitian lapangan yang kurang
memadai ataupun tidak lengkap tidak hanya akan menimbulkan kesulitan
pada tahap awal perencanaan, tetapi bahkan dapat menyebabkan
terhambatnya pelaksanaan pemasangan instalasi. Oleh karena itu
penelitian lapangan merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan dan
perancangan.
1.4 Pemilihan peralatan
Setelah menetapkan dasar-dasar perancangan,jenis system drainase
dapat dipilih, dan untuk perhitungan perancangan dapat disiapkan dan
jenis-jenis peralatannya dipelajari.

1.5 dasar-dasar sistem pembuangan air limbah


Air buangan atau sering disebut air limbah, adalah semua cairan yang
dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuhtumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses dari industry.
Air buangan dapat dibagi kedalam empat golongan :
1. Air kotor, yaitu air yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air
buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat saniter
lainnya.
2. Air bekas, yaitu air yang berasal dari alat-alat saniter lainnya, seperti : bak
mandi, bak cuci tangan, dan bak dapur.
3. Air hujan, yaitu air yang berasal dari atap rumah, halaman,dan
4. Air buangan khusus, yaitu air yang mengandung gas, racun, atau bahanbahan berbahaya seperti yang berasal dari pabrik, air buangan dari
laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di rumah sakit, dan
lain-lain sebagainya.
1.6 Klasifikasi menurut jenis air buangan :
Sistem pembuangan air kotor, yaitu system pembuangan melalui air kotor
dari kloset,peturasan;
System pembuangan air bekas, yaitu system pembuangan dimana air bekas
dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan ke luar;
System pembuangan air khusus, yaitu system pembuangan ditinjau dari
segi pencemaran lingkungan;
System pembuangan air dari dapur, yaitu system pembuangan yang
berasal dari bak cuci di dapur.

1.7 Bak kontrol


Bak control dipasang dimana pipa bawah tanah membelok tajam,
berubah diameternya, bercabang atau pada lokasi-lokasi yang mirip penempatan
lubang pembersih. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan ukuran pipa dan
cukup besar untuk memudahkan pembersihan. Pada dasar bak control untuk
pembuangan air hujan dipasang tumpukan batu koral setebal 15 cm atau lebih.
Jarak antara bak control sebaiknya tidak lebih dari 120 kali diameter dalam
pipanya. Seperti gambar dibawah ini :

BAK KONTROL

1.8 Kelompok alat saniter


Sebagaimana kita ketahui, bahwa alat-alat saniter banyak sekali
macamnya, untuk memudahkan diingat dan dipahami maka alat-alat saniter itu
dibagi kepada empat bagian/empat grup. Yaitu grup(kelompok) pembersih badan,
pembersih sabun, pembersih lemak dan pembersih kotoran. Adapun contohcontoh masing-masing kelompok adalah sebagai berikut :
Alat saniter pembersih badan (Ablutionary Fixtures)

Alat saniter ini berfungsi untuk mencuci tangan dan badan, alat ini
dapat dialirkan air dingin dan panas. Kontruksinya terbuat dari keramik dan fibre
glass dan dapat juga dibuat dari pasangan batu bata yang dilapisi dengan porsilin
ataupun keramik. Nama-nama alat saniter ini adalah seperti hand basin, bak mandi
rendam(bath tube), bak tempat cuci kaki(foot bath), bidet dan shower base, seperti
gambar dibawah ini :

HAND BASIN (bak cuci tangan)

BATH TUBE (bak mandi rendam)

Alat saniter pembersih sabun (Waste Water Fixtures)


Jenis alat saniter ini dipergunakan untuk tempat mencuci pakaian, alat
ini juga dapat dialirkan air panas dan air dingin karena kain yang terkana lamek
dan minyak mudah bersih bila dicuci dengan air panas. Kontroksinya terbuat dari
pasangan batu bata dan juga terbuat dari fibre glass, ada juga bahan dari PVC.
Adapun nama-nama alat tersebut seperti : bak cuci pakaian(Wash Troughp),
dringking fountain dan mesin cuci pakaian(laundries Machine). Seperti gambar
dibawah ini :

WASH TROUGHS (bak cuci pakaian)

DRINGKING FOUNTAIN (bak cuci piring)

WASHING MACHINE (mesin cuci pakaian)

Alat saniter pembersih lemak (Gresy Water Fixtures)


Alat saniter pembersih lemak ini terbuat dari bahan stanles steel, fibre
glass, PVC dan pasangan batu bata yang dilapisi porsilin. Alat ini juga
dapat dialirkan air dingin dan air panas karena alat perabot yang terkena
lemak biasanya lebih cepat bersih bila dicuci dengan air panas. Adapun
contoh alat saniter ini seperti : Bak cuci piring(Kichen sink), mesin cuci
piring(Dish washer). Seperti gambar dibawah ini :

DISH WASHER (mesin cuci piring)

KITCHEN SINK (bak cuci piring)

GLASS WASHER(mesin cuci gelas)


Alat saniter pembersih kotoran (Soil Fixtures)
Alat saniter ini biasanya terbuat dari keramik, fibre glass dan pasangan
batu bata, khusus alat ini tidak dibenarkan untuk mengalirkan air panas
karena membahayakan penggunaannya sebab penggunaannya pada hal-hal
yang fital dan terkena selaput yang peka terhdap air panas. Jadi alat saniter
inicukup dialirkan air dingin saja kecuali air panas yang sudah
dikondisikan hangat kuku. Adapun contoh dari alat saniter ini adalah
seperti : Klosed jongkok, urinal(urinior), slop hopper,Bed pan hoper dan
Otopsy Teble yang biasa dipergunakan di rumah sakit. Seperti gambar
dibawah ini :

TOILET

URINAL

SLOP HOPPER

AUTOPSY TABLE

BED PAN WASHER

1.9Jenis pipa dan alat sambung untuk instalasi drainase :


Macam macam pipa saluran pembuangan :
1. Pipa tanah liat local
Pipa tanah liat local pada umumnya dibuat dengan ukuran 7 cm
15 cm dengan panjang 50 cm 60 cm dilengkapi dengan macam-macam
sambungan dan disambung dengan adukan. Pipa ini digunakan untuk saluran
air buangan, air hujan dan khusus untuk daerah tanah yang tidak berair. Proses
pembakaran/pembuatannya pada suhu 1000 C sehingga mencapai warna
merah

sama

halnya

seperti proses pembakaran

batu bata.

Proses

penyambungan pipa ini yaitu dengan cara menggunakan pasta semen(mortal)


dengan komposisi campuran 1 : 2 (1 semen : 2 pasir). Alat sambungan yang
dipakai untuk pipa tanah secara struktur fisik hamper sama dengan pipa PVC
namun dari berat dan kehalusan dinding sungguh berbeda yaitu berat dan
berdinding kasar. Seperti gambar dibawah ini :

PIPA TANAH LIAT LOKAL

2. Pipa tanah liat dibuat dengan mesin


Pipa ini dibuat dengan ukuran 10 cm 30 cm, dengan panjang 50
100 cm dilengkapi dengan sambungan berupa cincin karet dan lem. Pipa ini
digunakan untuk instalasi air bersih dan air buangan.

3. Pipa paralon PVC dan UPVC


Pada umumnya pipa ini dibuat dengan 2,5 cm 3,1 cm dengan
panjang 600 cm dilengkapi dengan sambungan yang disambung dengan lem
atau cincin karet. Pipa ini digunakan untuk instalasi air minum, air buangan
dll. Cara penyambungan yang dilakukan dengan cara menggunakan pasta lem,
kemasan lem ada dalam odol tube dan ada dalam kaleng. Alat sambung UPVC
dan PVC seperti gambar dibawah ini :

10

PIPA PARALON PVC DAN UPVC

PIPA PARALON PVC DAN UPVC

11

4. Pipa besi
Dibuat dengan ukuran 24 mm 80 mm dengan panjang 600 cm
yang dilengkapi dengan fitting dan sambungan dengan tread. Pipa ini
digunakan untuk instalasi air minum.

5. Pipa asbes
Pipa ini pada umumnya dibuat dengan 2,5 cm 8 cm dengan
panjang 50 cm 100 cm disambung dengan mortal. Pipa ini digunakan untuk
instalsi air bersih dan instalasi air buangan.
6. Pipa beton
Pipa beton bentuknya fisik hamper sama dengan pipa tanah baik ukuran
dan bentuk hanya warna saja yang beda yakni berwarna abu-abu seperti
warna beton.
7. Pipa tembaga
Pipa tembaga(copper pipe) dibuat dalam bentuk keras, dengan simbul
untuk pipa type 259 D SAA 1567 sedangkan untuk alat sambungan type
1589 sering digunakan untuk pipa pembuang. Ukuaran pipa ini dari
ukuran berdiameter 5/8 inci sampai dengan ukuran 2 inci, digunakan pada
daerah yang memerlukan keindahan yang menarik berestetika tinggi. Cara
penyambungan pipa ini yaitu dengan cara pengelasan brasing, expansif,
capilarity, dan frection joint yaitu dengan menggunakan bahan tembaga
dan menggunakan nyala api karburasi. Dan juga dapat disambung dengan
cara sambungan kompresi dan kapiler. Seperti gambar dibawah ini :

12

PIPA TEMBAGA
2.1 Syarat penanaman pipa dalam tanah dan kemiringannya :
Syarat dan kemiringannya antara lain :

Bila lokasi sering dilewati oleh kendaraan maka dalamnya pipa minimal
75 cm dari permukaan penanaman.

Bila lokasi tidak dilewati kendaraan maka kedalaman penanaman pipa


hanya 30 cm.

Kemiringan penanaman disesuaikan dengan jenis pipa yang telah


ditentukan perbandingannya.

Berikut table kemiringan pemasangan pipa menurut jenis pipa.


Jenis Pipa
Pipa PVC
Pipa Beton
Pipa Asbes
Pipa Tanah
Pipa Fibreglass
Pipa Besi tuang
Pipa Kuningan
Pipa Tembaga
Pipa Kaca

Kemiringan (cm)
1 : 60
1 : 40
1 : 60
1 : 40
1 : 60 - 1 : 80
1 : 40
1 : 60
1 : 60
1 : 80

13

Pipa Stanless steel

: 60 - 1 : 80

1.10 Peralatan yang digunakan untuk kerja drainase :


Alat pengukur dan pengatur
Kelompok alat ini digunakan untuk mengukur kedudukan benda kerja
pada tempatnya yang sedang dipasang oleh seorang pekerja/tukang. Alat pengukur
tersebut antara lain seperti :
1. Meteran lipat
2. Baja ukur
3. Benang
4. Penyepit datar/waterpass
5. Unting-unting
6. Siku-siku
7. Sipat datar gantung
8. Meteran gulung
9. Dumpu level
10. Cowley level
11. Boning rod
Alat-alat pemotong
Untuk memasang alat saniter di lapangan tidak terlepas dari pekerjaan
pemotongan dan pengeboran kayu, pemotongan plat, pipa ataupun besi dan
lain-lain. Alat pemotong yang disebut diatas adalah :
1. Gergaji besi
2. Gergaji kayu
3. Pemotong bulat (washer cutter)
4. Penyayat (seraper)
5. Pahat besi
6. Pahat kayu

14

7. Mata bor
8. Bor tangan
1.11 pemotongan pipa (pipe cutter)
Alat pemukul dan alat pemutar
Alat pemukul adalah merupakan alat untuk memasukan paku, klos
kayu atau membenahi alat-alat penyambung. Alat yang disebut diatas antara lain :
1. Obeng
2. Palu besi
3. Palu kayu
4. Palu kayu bundar (bosing mallet)
5. Pembentuk timah hitam
Alat-alat penjepit
Alat-alat penjepit yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan pipa,
yang ada hubungannya dengan pekerjaan saniter,antara lain :
1. Catok (ragum)
2. Kunci pipa panjang
3. Kunci pipa
4. Tang pipa
5. Ragum rantai
6. Kunci inggris
7. Kunci pipa rantai
Alat-alat pembentuk
Untuk menyambung pipa tembaga perlu menggunakan alat
pembentukan ujung pipa agar sambungannya lebih sempurna. Alat ini dapat
digunakan untuk membentuk ujung pipa dan mengukir khususnya pipa
tembaga. Adapun bentuk alatnya antara lain :

15

1. Blok pembentuk pipa


2. Gagang pembentuk
3. Palu karet
4. Palu kayu(mallet)
5. Sney pipa tembaga
Alat-alat galian tanah dan pasangan manual
Untuk penggalian tanah pada pekerjaan praktek drainase memerlukan
peralatan galian tanah manual ataupun alat mekanis. Peralatan yang sering
dipergunakan pada pekerjaan kecil biasanya menggunakan alat manual,
kecuali untuk pekerjaan drainase yang mega proyek baru menggunakan
peralatan mekanis seperti : backhoe, trenchdigger dan underground boring
machine. Alat penggalian yang dimaksud adalah antara lain :
1. Blincong(pick)
2. Linggis
3. Sekop runcing
4. Sekop ujung rata
5. Sendok semen
6. Skrap
7. Roskam kayu
8. Roskam besi
Alat-alat galian tanah mekanik
Untuk pekerjaan drainase yang mega proyek baru menggunakan
peralatan mekanis seperti : backhoe, trenchdigger dan underground boring
machine. Alat penggalian yang dimaksud adalah antara lain :
1. Under ground boring machine
2. Trench digger
3. Backhoe

16

BAB II TUJUAN DRAINASE


2.1

Tujuan Pekerjaan Drainase

A. Untuk pembuangan air kotor


Air buangan atau limbah dari industri adalah faktor utama terjadinya
pencemaran lingkungan, karena air buangan ini mengandung berbagai jenis
bahan kimia, sampah-sampah pabrik dll. Banyak makhluk hidup yang berada
di air mati akibat pencemaran ini. Oleh karena itu, untuk mencegah agar air
buangan limbah industri dan harus dialirkan secara khusus atau dibuat saluran
pemisah atau boleh juga dibuang ke bak pembersih air lalu dialirkan ke sungai
atau ke laut ataupun ke septitank yang baik perembesannya.
B. Untuk mencegah banjir
Untuk mencegah terjadinya banjir maka perlu dibuat suatu system
pencegahan air dengan ruang lingkup. Pembuatan saluran yang baik pada kiri
dan kanan jalan begitu pula saluran pembuang air kotor dari rumah penduduk
dan dibuat saluran pelimpah dimana yang dirasa perlu.
C. Untuk pengeringan
Bila terdapat rawa-rawa atau lapangan yang tergenang air, ini akan
mendatangkan berbagai macam bibit penyakit. Maka untuk menghindari itu
semua perlu dibuat suatu system pengeringan yang baik, untuk menjaga agar
penduduk di tempat itu tetap sehat.
2.2

Prinsip drainase yang baik


Untuk menghasilkan drainase yang baik, adapun bahan yang
digunakan harus mempunyai ketahanan dan kekuatan yang cukup, diameter
pipa harus sesuai dengan kebutuhannya dan paling kecil diameter pipa adalah
100 mm, untuk penyaluran air tanah dan 75 mm untuk penyaluran air
permukaan. Pada tiap-tiap pertemuan atau perubahan kemiringan pipa saluran

17

harus dibuat lubang control untuk pembersih kalau ada kemacetan. Pipa
saluran harus dipasang sejauh mungkin dan dalam suatu kemiringan tertentu
agar air dapat mengalir dan menjaga kebersihannya daripada pipa itu sendiri.
Pertemuan pipa saluran tidak boleh tegak lurus satu sama lain.
2.3

Trap (Pemutus Bau)


Trap adalah suatu alat drainase yang berguna untuk memutuskan bau

antara pipa yang satu dengan pipa yang lain. Trap dapat dibagi atas tiga bagian
yaitu :
1. Disconector trap, yaitu trap yang digunakan untuk pemutus bau dari pipa
drainse dengan pipa seniter dan lengkap dengan up stean vent.
2. Bondary trap, yaitu trap yang digunakan untuk pemutus bau dari pipa
umum dengan pipa drainase rumah dan lengkap dengan grand vent.
3. Trap alat saniter, yaitu trap yang dipakai pada alat-alat saniter yang
digunakan untuk pemutus bau antara pipa saniter dengan alat saniter.
2.4 Kekeringan Water Seil
Kekeringan disebabkan oleh 3 faktor :
1.

Kapilaritas, adanya material seperti kapas, rambut yang menyebabkan


terjadinya daya kapilaritas.

2. Adanya penguapan/evaporation
3. Akibat momentum, menuang air dari jarak tertentu atau dari jarak yang
terlampau jauh.

18

2.5 Ventilasi
Ventilasi sangat berguna pada alat-alat saniter maupun alat-alat
drainase, ventilasi yang harus dibuat pada setiap sambungan yaitu :
1. Ventilasi trap /pemutus bau (trap vent)
2. Ventilasi group (group vent)
3. Ventilasi kepala (header vent)
4. Ventilasi pelepas (relief vent)
5. Ventilasi silang (cross vent)
6. Ventilasi tegak (stack vent)
7. Ventilasi akhir (terminal vent)
I. Jenis jenis alat sambung
Jenis alat
Elbow
Long elbow
Soccet
Reducing soccet
Dop
Cross
Tee fitting
Tee junction
DLI
S L I

Kegunaan
Membelokkan arah aliran 60 beradius
kecil
Membelokkan arah aliran beradius kecil
Menyambung pipa/memperpanjang aliran
Menyambung pipa lurus beda 0
Memutuskan hubungan aliran
Membagi 3 arah aliran
Membagi 2 arah aliran
Membagi 2 arah aliran dengan sudut 60
Double level inlet
Single level inlet

2.6 Septictank
Septictank adalah suatu tempat yang sesuai dibuat tertentu pada dalam
saluran pipa yang sesuai dengan volume air. Air pada rumah tangga dapat
dialiri 150-250 liter/orang/hari untuk waktu 9 jam pemakai dan air yang
dibuang ke septictank adalah 75% dari 150-250 liter, dan masuk kedalam
tubuh manusia 25% yang dibuang tanpa tempat pembuangan. Lumpur yang

19

dihasilkan sebanyak 30 liter/tahun, sehingga apabila dalam satu rumah


terdapat 15 orang, maka Lumpur yang dihasilkan sebanyak 450 liter/tahun.
Dalam mencari volume septictank digunakan rumus : V = p . l . t dimana, p =
2l
p = panjang (cm)
l = lebar (cm)
t = tebal (cm)

Sumber:www.abeeseptic.com

2.6 Peresapan
Peresapan adalah suatu tempat yang dibuat sebagai tempat untuk
meresap air yang berada dalam septic tank. Agar tidak terjadi peluapan air
dalam septic tank.
Berikut adalah contoh-contoh model peresapan:

20

21

BAB III
JOB-JOB PEKERJAAN
JOB I
3.1 MENENTUKAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR BONING ROD
A. Tujuan
1. Dapat menggunakan perkakas dalam membuat Boning Rod.
2. Dapat menentukan kemiringan dasar galian dengan Boning Rod.
3. Dapat melatih ketepatan atau ketajaman mata dengan Boning Rod.
4. Dapat memasang patok dengan baik dan benar.
B. Peralatan yang digunakan :
1. meteran

5. martil besar

2. selang plastic

6. palu besar

3. gergaji potong

7. pensil

4. kapak

8. boning rod

C. Bahan yang digunakan


1. paku
2. kayu dolken untuk pembuatan patok
3. kayu untuk pembuatan boning rod
D. Keselamatan kerja
1. Perhatikan instruksi dari instruktur dengan baik

22

2. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja


3. Perhatikan langkah kerja dengan baik dan benar sesuai yang ada pada
job sheet
4. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
5. Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Jangan bersenda gurau apabila sedang bekerja
7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi
8. Usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
9. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya
10. Tanyakan pada Instruktur bila ada yang belum mengerti
11. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap
12. Bacalah doa terlebih dahulu
E. Langkah kerja
Pekerjaan persiapan :
1. Buatlah patok dengan panjang 70 cm dari kayu dolken sebanyak 7
buah.
2. Buatlah boning rod dengan papan lebar 7 cm panjang lengan
horizontal 30 cm, lengan vertical 70 cm, tabal papan 2 cm. Paku kedua
papan lengan tersebut berbentuk T bersudut 90 dan dipaku dengan
keadaan kokoh seperti gambar dibawah ini :

23

3. Penempatan boning rod di lokasi kerja ( dilapangan )


4. Pemasangan patok A dan B
5. Pengukuran ketinggian patok A dan B
6. Menentukan kemiringan dasar saluran dengan kemiringan 1 : 60 (bila
menggunakan pipa beton )
7. Hitunglah kemiringan dasar saluran dengan cara 1/ 60 x 10,25 m
=0,18=18 cm antara patok A dan patok B
8. Tandai pada patok B turun 18 cm dari kepala patok dan pemberian
tanda
9. Tancapkan patok C berjarak 20 cm dari patok B dan penarikan boning
rod
10. Bidik dari patok A ke patok C dengan penarikan boning rod diatas
patok A dan C serta diatas patok pembagi
11. Konsentrasikan pikiran anda pada saat bekerja dan utamakanlah
keselamatan kerja dan juga kekompakan antara sesama team kerja
12. Periksakanlah hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan
pengecekan dan penilaian
13. Gambar hasil kerja

24

JOB II
3.2 PEMASANGAN STEAK OUT DAN GALIAN TANAH SALURAN
TERBUKA
A. Tujuan
1. Agar dapat memasang steak out dengan kokoh dan kuat
2. Dapat membentuk galian tanah untuk pemasangan pipa saluran
3. Dapat membuat galian dengan satu kesatuan miring
B. Peralatan yang digunakan
1. meteran

7. perata tanah

2. pensil

8. selang plastic

3. waterpass

9. martil besar

4. cangkul

10. unting-unting

5. cangkul burung

11. benang

6. sekop
C. Bahan yang digunakan
1. patok dolken 80 cm
2. papan 2 x 7 x 100 cm
3. paku 2 inci seperlunya
4. Riol lingkaran 20 cm sebanyak 6 buah

25

5. mortal seperlunya
.
D. Keselamatan kerja
1. Perhatikan instruksi dari instruktur dengan baik
2. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
3. Perhatikan langkah kerja dengan baik dan benar sesuai yang ada pada
job sheet
4. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
5. Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Jangan bersenda gurau apabila sedang bekerja
7.Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi
8. Usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
9. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya
10. Tanyakan pada Instruktur bila ada yang belum mengerti
11. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap
12. Bacalah doa terlebih dahulu
E. Langkah kerja
1. Tentukan lokasi galian yang baik untuk pemasangan stake outnya
2. Tancapkan stake out pada lokasi kerja
3. Tentukan leveling kedua stake out dengan menggunakan slang air
4. Ukur panjang saluran yang akan digali
5. Pengambilan titik tengah saluran dengan membagi dua panjang stake
out ( sebagai As galian )
6. Menandakan galian saluran drainase
7. Penggalian saluran drainase
8. Merapikan saluran drainase
9. Konsentrasikan pikiran anda pada saat bekerja dan utamakanlah
keselamatan kerja dan juga kekompakan antara sesama team kerja
10. Periksakanlah hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan
pengecekan dan penilaian

26

11. Gambar hasil kerja

Gambar kerja :

27

JOB III
3.3 PEMASANGAN SALURAN RIOL BETON SETENGAH LINGKARAN
A. Tujuan
1. Mengukur kemiringan pasangan riol beton dengan kemiringan dasar
saluran yang ditentukan secara benar.
2. Memasang riol beton setengah lingkaran dengan posisi yang benar.
3. Menyambung riol beton setengah lingkaran secara benar.
B. Peralatan yang digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Meteran lipat
Meteran gulung panjang 50 m
Waterpass
Cangkul
Skop
Siku-siku

C. Bahan yang digunakan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kayu dolken/broti ukuran 5 x7 cm (untuk patok)


Paku 2 inci
Benang
Semen
Kapur
Pasir
Riol beton 20 cm

D. Keselamatan kerja

28

1. Perhatikan instruksi dari instruktur dengan baik


2. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
3. Perhatikan langkah kerja dengan baik dan benar sesuai yang ada pada
job sheet
4. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
5. Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Jangan bersenda gurau apabila sedang bekerja
7.Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi
8. Usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
9. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya
10. Tanyakan pada Instruktur bila ada yang belum mengerti
11. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap
12. Bacalah doa terlebih dahulu
E. Langkah kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Siapkan bahan dan alat serta perhatikan gambar kerja pada job sheet
Pengambilan pasir urug
Penarukan pasir urug pada saluran dengan ketebalan 5 cm
Perapian pasir urug pada dasar saluran
Penarikan boning rud pada dasar saluran
Pengambilan roil saluran drainase setengah lingkaran
Peletakan roil pada dasar saluran
Pengecekan kelurusan roil dengan menggunakan ukuran di job sheet
Penimbunan sisi kiri dan kanan roil dengan tanah urug mencapai

ketinggian 5 cm dibawah bibir roil


10. Pemadatan sisi kiri dan kanan roil dengan tanah urug
11. Pengecoran bibir sambungan roil antara satu dengan yang lainnya
12. Saluran drainase siap di oprasikan
13. Pengecekan kekokohan saluran drainase
14. Pengamatan saluran drainase sesudah proses pengairan
15. Intruksi/ bimbingan dari instruktur di lapangan
16. Konsentrasikan pikiran anda pada saat bekerja dan
utamakanlah

keselamatan

kerja

dan

antara sesama team kerja


17. Periksakanlah hasil kerja

anda

pada

juga

kekompakan

instruktur

untuk

dilakukan pengecekan dan penilaian

29

18. Gambar hasil kerja

Gambar kerja :

30

31

JOB IV
3.4 PEMASANGAN INSTALASI PIPA DRAINASE
PADA GEDUNG BERTINGKAT
A. Tujuan
1. Mengetahui kegunaan alat alat saniter seperti hand basin, washtavel,
water closed.

32

2. Dapat memasang waterclosed beserta pipa salurannya.


3. Dapat membuat bak kontrol secara tepat guna.
B. Peralatan yang digunakan
1. meteran

6. ruskam

2. kapur

7. siku

3. waterpass

8. pipa PVC

4. rol besi

9. alat sambung (fitting)

5. sendok spesi

10. alat saniter

C. Bahan yang digunakan


1. mortal semen : kapur : 4 pasir
2. batu bata
3. pasir untuk timbunan
4. kayu
D. Keselamatan kerja
1. Perhatikan instruksi dari instruktur dengan baik
2. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
3. Perhatikan langkah kerja dengan baik dan benar sesuai yang ada pada
job sheet
4. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
5. Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Jangan bersenda gurau apabila sedang bekerja
7.Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi
8. Usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
9. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya
10. Tanyakan pada Instruktur bila ada yang belum mengerti
11. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap
12. Bacalah doa terlebih dahulu

33

E. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan, letakkan pada tempat yang aman serta
tentukan lokasi kerja dan beri tanda dengan kapur tulis
2. Pemasangan pipa instalasi dengan ukuran panjang dan diameter pipa
yang sesuai dengan job sheet
3. Pengecekan sambungan pada instalasi pipa
4. Hasil penampang penyambungan pipa drainase pada gedung bertingkat
5. Pembuatan penempatan alat saniter ( klosed duduk )
6. Penempatan pipa instalasi pada alat saniter ( klosed duduk )
7. Penarukan batu bata pecah pada penempatan alat saniter ( klosed
duduk )
8. Penimbunan pasir urug pada penempatan alat saniter ( klosed duduk )
9. Penempatan klosed duduk
10. Pengecekan klosed duduk
11. Pengecekan hasil pembuatan instalasi pipa drainase pada klosed duduk
12. Pembuatan bak control
13. Penempatan instalasi pipa drainase pada bak control
14. Pelasteran / perapian bak control
15. Pengecekan kelancaran air pada bak control
16. Pengamatan air yang tergenang di dalam bak control
17. Pengamatan pengeluaran hasil proses instalasi air pada pipa drainase
ke septictank
18. Pembersihan hasil pembuatan instalasi pipa drainase pada gedung
bertingkat
19. Konsentrasikan pikiran anda pada saat bekerja dan utamakanlah
keselamatan kerja dan juga kekompakan antara sesama team kerja
20. Periksakanlah hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan
pengecekan dan penilaian
21. Gambar hasil kerja

34

Gambar kerja :

35

36

37

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Drainase berfungsi sebagai penyalur air dari suatu tempat ke tempat
yang lain guna mencegah terjadinya genangan air pada tempat tempat
tertentu agar tidak menimbulkan berbagai penyakit.
Pada pekerjaan galian di lapangan diperlukan kesabaran dan
ketelitian terutama pada daerah tanah yang berbentuk seperti daerah cadas.

38

Pekerjaan penerapan adalah suatu konstruksi untuk melindungi


pekerjaan yang akan dikerjakan didalam galian dan galian tersebut terbuka
walaupun ada beban ekstra.
4.2 Saran
Setelah melakukan praktek selama 7 hari di bengkel teknik sipil,
penulis menyarankan :
1. Hendaknya instruktur berada di lapangan pada saat kami bekerja untuk
mengecek kebenaran atau kesalahan dalam bekerja.
2. Alat alat yang hilang atau rusak segera diganti agar pekerjaan tidak
terhambat.
3. Jangan bersenda gurau saat bekerja.
4. Pergunakanlah waktu sebaik mungkin.

39

Anda mungkin juga menyukai