PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Tanpa adanya air, manusia
tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air pun diperlukan oleh
makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk menunjang
kehidupan. Jumlah air di bumi tidak akan berkurang. Namun penyediaan jumlah air bersih
adalah suatu masalah yang serius saat ini. Kepadatan penduduk merupakan salah satu penyebab
berkurangnya jumlah air bersih. Selain itu, kepadatan penduduk akan berbanding lurus dengan
jumlah pemukiman masyarakat. Apabila jumlah penduduk banyak maka jumlah pemukiman
masyarakat pun juga banyak. Tak heran pada era seperti ini, terdapat banyaknya bangunanbangunan vertical seperti gedung perkantoran, apartemen dan rumah susun. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya ketersediaan lahan terbuka hijau dan daerah resapan. Sehingga pembangunan
vertical merupakan solusi yang terbaik karena kurangnya ketersediaan lahan terbuka hijau.
Namun dalam pelaksanaannya pembangunan gedung bertingkat tidak semudah
pembangunan gedung tidak bertingkat. Hal itu dikarenakan adanya beberapa kendala pada saat
pembangunan gedung bertingkat. Salah satu kendala yang timbul dalam perencanaan konstruksi
gedung bertingkat adalah cara pengaliran air bersih mulai dari lantai yang terbawah sampai lantai
atas, sehingga diperlukan sistem plambing atau sistem perpipaan untuk mengatasi masalah
tersebut. Selain kebutuhan akan air bersih, hal terpenting dalam perencanaan adalah
menyediakan sistem plambing yang lain, seperti sistem plambing untuk air bungan, fire hydrant
dan lain-lainnya sesuai kebutuhan.
Pada gedung bertingkat sangat dibutukan perencanaan sistem plambing yang baik dan
teliti. Terdapat bebarapa hal penting dalam mengerjakan sistem plambing, yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan pemeliharaan. Ketiga hal tersebut saling berkaitan sehingga bila terjadi
kesalahan baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan akan berdampak
buruk pada kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia. Perencanaan yang teliti secara tidak
langsung akan mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi karena apabila gedung atau
bangunan sudah jadi perbaikan akan menjadi lebih sulit.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa instalasi sistem plambing tidak mudah
sebagaimana tampak yang dari luar. Oleh karena itu banyak negara yang telah menetapkan
undang-undang, peraturan, pedoman pelaksanaan, standart dan lain-lainnya yang menyangkut
peralatan dan instalasi plambing.
1.2.
kebutuhan air bersih di dalam gedung bertingkat serta untuk menyalurkan air buangan hasil
aktivitas manusia. Selain itu dengan adanya sistem plambing secara tidak langsung juga dapat
meningkatkan taraf hidup yang lebih baik lagi kepada manusia terutama dalam kualitas
lingkungan dan penyediaan fasilitas terhadap kebutuhan air bersih.
Tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan dan perancangan sistem plambing di dalam
gedung bertingkat adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan air bersih yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas ke
tempat - tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup
2. Membuang air buangan atau air kotor hasil aktivitas manusia dengan sistem yang
aman
sehingga
tidak
menimbulkan
pencemaran
lingkungan
dan
tidak
1.3.
Ruang Lingkup
Batasan atau ruang lingkup dalam tugas perencanaan sistem plambing ini adalah
perencanaan bangunan berlantai 5 (lima) dengan perpipaan dan perlengkapan yang meliputi :
Dalam laporan ini, juga disertakan beberapa gambar untuk mempermudah pemahaman
yaitu diantaranya:
1. Gambar denah
2. Isometri perpipaan (air bersih, air buangan dan pemadam kebakaran)
3. Jalur system (air bersih, air buangan, fire hydrant dan air hujan)
4. Gambar detail perencanaan
BAB II
KRITERIA PERENCANAAN
2.1
Peralatan yang dapat menampung air (bak cuci tangan, bak cuci dapur)
Celah udara merupakan suatu ruang bebas yang berisi udara bebas, antara
bagian terendah dari lubang pipa atau keran yang akan mengisi air ke dalam
tangki atau peralatan plambing lainnya, dengan muka air meluap melalui bibir
b.
2.
c.
katup terseut dapat dengan mudah membuka saat terjadi tekanan negatif.
Pencegahan pukulan air.
Bila aliran air dalam pipa di hentikan secara mendadak oleh keran atau
katup, tekanan air pada sisi atas (up stream) akan meningkat dengan tajam dan
menimbulkan gelombang tekanan yang akan merambat dengan kecepatan
tertentu dan kemudian dapat dipantulkan kembali ke tempat semula. Gejala ini
menimbulkan kenaikan tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu
pukulan dan dinamakan gejala pukulan air (water pressure).
Pukulan mengakibatkan berbagai kesulitas seperti kerusakan pada
peralatan plambing, getaran pada sistem pipa, patahnya pipa, kebocoran dan
suara berisik. Artinya dapat mengurangi umur kerja peralatan dan sistem pipa.
Kekuatan tekanan pukulan air bergantung pada jangka waktu untuk
menutup keran atau katup tersebut. Besarnya tekanan pukulan air ini sebanding
dengan kecepatan aliran air sebelum katup menutup. Karena itu kecepatan ini
harus dapat dikurangi sebelum katup menutup rapat.
Pukulan air dapat terjadi dalam keadaan berikut ini :
Tempat-tempat dimana katup ditutup atau dibuka mendadak.
Keadaan di mana tekanan air di dalam pipa selalu tinggi.
tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan.
Dari tangki ini air di distribusikan ke seluruh bangunan.
Sistem tangki atap seringkali diterapkan karena berbagai alasan :
Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hampir
tidak berarti. Perubahan tekanan yang terjadi ini hanyalah akibat perubahan muka air
dalam tangkai atap.
Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatis dengan cara
yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya kesulitan.
Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya, tangki tekan.
Tekanan pada pipa utama penyediaan air bersih mencukupi tetapi tidak mampu
menyuplai kebutuhan maksimum.
Untuk bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa cadangan untuk
menyediakan atau menaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam keadaan
normal biasanya dijalankan bergantian dengan pompa utama, untuk menjaga agar kalau
ada kerusakan atau kesulitasn dapat segera diketahui.
Gambar 2
Sistem Tangki Atap
3. Sis
te
m Tangki Tekan
Yaitu sistem dimana air yang disimpan dalam tangki tertutup berada dalam
keadaan terkompresi. Prinsip kerja sistem ini adalah air yang telah ditampung ke dalam
8
tangki bawah (seperti halnya pada sistem tangki atap), dipompakan ke dalam suatu tangki
tertutup sehingga udara di dalamnya berkompresi. Air dari tangki tersebut dialirkan ke
dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang dapat menutup
atau membuka saklar motor listrik penggerak pompa, pompa berhenti bekerja kalau
tekanan tangki telah mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan pula. Daerah
fruktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0 sampai 1,5 kg/cm3.
Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan antara lain :
1.
2.
3.
Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di
atas menara.
Sedangkan kekurangannya adalah :
1.
Daerah fruktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm3 sehingga dapat menimbulkan fruktuasi
aliran air yang cukup berarti pada alat plambing.
2.
Sistem tangki tekan merupakan sistem pengaturan otomatik bukan sebagai sistem
penyimpan air.
3.
Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit sehingga
dapat menyebabkan keausan pada saklar yang cepat.
Gambar 3
9
Jenis Gedung
rata sehari
(liter)
Jangka waktu
Perbandingan
pemakaian ai
luas lantai
rata-rata sehari
(jam)
efektif / total
(%)
Keterangan
10
Perumahan Mewah
Rumah biasa
Apartment
Asrama
Rumah sakit
Sekolah dasar
SLTP
Rumah-toko
10
Gedung kantor
250
8-10
42-45
Setiap penghuni
160-250
8-10
50-53
Setiap penghuni
200-250
120
Mewah > 1000
Menengah 500-1000
Umum 350-500
8-10
45-50
45-48
40
58-60
50
58-60
80
100-200
100
60-70
Setiap pegawai
Pemakaian air hanya
ada, department
Pabrik / Industri
pasien)
Pasien luar 8 liter
Staf / pegawai 120 liter
Keluarga pasien 160 liter
8-10
55-60
store)
12
Bujangan
(Setiap tempat tidur
Buruh pria : 60
Buruh wanita : 100
13
Stasiun / Terminal
15
14
Restoran
30
15
Restoran umum
15
membutuhkan 15
liter/orang untuk cuci
tangan, kakus,dsb.
Kalau digunakan siang
dan malam, pemakaian
air dihitung per
16
Gedung pertunjukan
30
penonton. Jam
pemakaian air dalam
table adalah untuk satu
kali pertunjukkan
Kalau digunakan siang
dan malam, pemakaian
air dihitung per
17
Gedung bioskop
10
penonton. Jam
pemakaian air dalam
table adalah untuk satu
kali pertunjukkan
Pedagang besar 30
18
Toko pengecer
40
liter/tamu
150 liter / staf atau 5
liter per hari setiap m2
luas lantai
Untuk setiap tamu,untuk
19
20
Hotel / Penginapan
Gedung peribadatan
250-300
10
10
120-150 liter;
penginapan 200 liter
Didasarkan jumlah
Jemaah per hari
12
21
Perpustakaan
25
22
Bar
30
Setiap tamu
23
Perkumpulan social
30
Setiap tamu
24
Kelab malam
120-350
150-200
Setiap tamu
100-200
Setiap staf
25
26
Gedung
perkumpulan
Laboratorium
yang tinggal
(m)
(m)
(m)
(m/detik)
(m/det/det)
h
Kerugian gesek untuk setiap satuan panjang pipa ( l )disebut gradient hidrolik,
dinyatakan dengan i ; dan kalau laju aliran air dinyatakan dengan Q maka secara
eksperimentil diperoleh hubungan berikut ini yang dikenal sebagai rumus HazenWilliams:
2,63
0,54
Q = (1,67) (c) ( d
)( i
) (10000)
dimana :
13
Q
c
d
i
Qh =
Qd
T
dimana :
Qh
Qd
Jumlah unit beban alat plambing = jumlah alat plambing x unit beban alat
Gate Valve, berfungsi apabila terjadi kerusakan / perawatan pada pipa cabang
tidak perlu mematikan seluruh instalasi.
Check Valve, sebagai katup aliran searah berfungsi untuk mencegah pukulan
air.
15
Globe Valve, berfungsi untuk mengatur dan membatasi laju aliran pada pipa
cabang.
Flush Valve, disebut juga katup gelontor yang bisa digunakan pada kloset atau
peturasan. (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000)
2.6.3
Peralatan Saniter
Peralatan saniter seperti kloset/kakus, peturasan dan bak cuci tangan, umumnya dibuat
dari bahan porselen atau keramik. Bahan ini cukup populer karena biaya pembuatannya
cukup murah dan ditinjau dari segi sanitasi sangat baik. Bahan lain yang cukup banyak
digunakan di Indonesia adalah teraso, walaupun untuk membersihkannya lebih sulit
daripada bahan porselen. Adapun jenis peralatan saniter adalah sebagai berikut :
1. Kloset
Kloset dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
Kloset umum
Kloset yang diperuntukkan untuk semua norang yang dalam kondisi normal,
dengan ukuran dan spesifikasi tertentu untuk manusia normal secara fisik.
Kloset anak-anak
Kloset yang diperuntukkan bagi anak-anak, dengan ukuran anak dan
spesifikasi tertentu.
Kloset difabel
Kloset yang diperuntukkan bagi orang yang mempunyai kebutuhan khusus
16
Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek siphon yang lebih kuat, dengan
memancarkan air dalam sekat melalui suatu lubang kecil searah aliran air
buangan.
Dibandingkan
dengan
tipe
siphon,
tipe
siphon-jet
akan
sering dipasang peturasan berbentuk mirip Talang yang terbuat dari porselen,
plastik atau baja bahan karat, dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Dalamnya talang 15 cm atau lebih
2. Pipa pembuangan ukuran 40 mm atau lebih dan dilengkapi dengan saringan
3. Pipa penggelontor harus diberi dengan lubang-lubang untuk menyiram bidang
belakang tulang dengan lapisan air
4. Laju aliran air penggelontor dapat ditentukan dengan menganggap setiap 45
cm panjang talang ekivalen dengan satu peturasan biasa.
3. Keran air
Keran air ada beberapa macam :
Keran air yang dapat dengan mudah dibuka dan ditutup yang digunakan untuk
berbagai keperluan
Keran air yang dapat dibuka tetapi akan menutup sendiri, misalnya untuk cuci
tangan
Keran air yang laju alirannya diatur oleh ketinggian muka air, yaitu keran atau
katup pelampung
4. Perangkap
Suatu peralatan yang berfungsi sebagai penyekat atau mencegah masuknya
gas-gas yang berbau atau beracun akibat pipa pembuangan yang tidak selalu
terisi air. (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000)
5. Bidet
Penerapan bidet harus sesuai dengan standar berlaku. Pasokan air untuk
bidet
berlaku.
18
6. Urinal
Urinal harus memiliki pemakaian air pembilas rata-rata tidak melebihi 4 liter.
Yang perlu diperhatikan tentang urinal :
1. Jenis urinal palung harus memenuhi syarat persyaratan penggelontoran
2. Jenis urinal yang ditetapkan harus dilengkapi pancuran air. (SNI 8153 :
2015)
Gambar 5
Macam-macam Kloset
2.6.4
Kloset, urinal, bak mandi, bak air mandi, dan shower hanya boleh
ditempatkan di dalam
ruangan
yang
mempunyai ventilasi
yang
yang
bilamana
mempunyai
penggunaan
alat
penerangan
plambing
dan
ventilasi
tersebut
tidak
Kloset, urinal, bak mandi, dan shower di dalam bangunan gedung selain
rumah tinggal untuk satu atau dua keluarga harus ditempatkan di dalam
19
kamar mandi atau toilet, yang dilengkapi dengan lantai rapat air dan
diteruskan pada dinding sekurang-kurangnya setinggi 15 cm di atas muka
lantai kecuali pada pintu;
Kloset, urinal, bak mandi, dan shower tidak boleh ditempatkan pada lantai
yang terletak langsung di atas tempat pembuatan, pengepakan, persiapan,
penyimpanan, dan peragaan makanan.
dengan
dengan
Ruang panel, sehingga sambungan geser mudah dicapai untuk diperbaiki;
Alat plambing harus dipasang mendatar sejajar dengan dinding yang
berdekatan.
e. Penutupan
Kloset dan urinal jenis menempel pada dinding harus dipasang kuat serta
aman pada dinding tersebut dan dilengkapi dengan penunjang yang tahan
lama serta tersembunyi, sehingga tidak ada tegangan yang diteruskan ke
sambungan pipa.
20
2.6.5
Sistem Pipa
Pada dasarnya ada dua sistem pipa penyediaan air dalam gedung, yaitu sistem
pengaliran ke atas dan sistem pengaliran ke bawah. Dalam sistem pengaliran ke atas, pipa
utama dipasang dari tangki atas ke tangki bawah sampai langit-langit terbawah dari
gedung. Kemudian bercabang-cabang tegak ke atas untuk melayani lantai-lantai di
atasnya. Sedangkan sistem pengaliran ke bawah. Pipa utama dari tangki atas dipasang
mendatar dalam langit-langit lantai teratas dari gedung dan dari pipa mendatar ini dibuat
cabang-cabang tegak ke bawah untuk melayani lantai dibawahnya.
Suatu sistem di mana digunakan pipa hantar dari pompa tangki air bawah ke
tangki atas terpisah dari pipa air untuk melayani lantai-lantai gedung, dinamakan sistem
dua pipa atau sistem pipa ganda. Kalau ke dua fungsi tersebut di atas dilayani oleh satu
pipa maka dinamakan sistem satu pipa atau sistem pipa tunggal.
Dalam sistem pipa ganda tekanan air pada peralatan plambing tidak banyak
berubah, karena hanya terpengaruh oleh tinggi rendahnya muka air dalam tangki atas.
Sedangkan dalam sistem pipa tunggal, tekanan air pada peralatan plambing akan
bertambah pada waktu pompa bekerja mengisi tangki.
Dalam sistem ini ukuran pipa ditentukan oleh pengairan air dari tangki atas ke
peralatan plambing.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam perancangan sistem pipa :
1. Pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga udara maupun air dapat
dibuang atau dikeluarkan dengan mudah.
2. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak miring atas dan
sebaiknya pada sistem pengaliran ke bawah dengan kemiringan 1/300.
3. Perpipaan yang tidak merata, melengkung harus dihindarkan.
4. Harus dihindarkan membalikkan arah aliran. (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo
Morimura, 2000)
2.6.6
Pada sistem perpipaan penyediaan air bersih, jenis pipa yang digunakan :
1.
21
Pipa jenis ini dibuat dari grey cost iron dan merapatkan logam yang kuat dan tahan
terhadap erosi, tidak mudah bocor, tidak menyerap air. Sedangkan kerugiannya adalah
berat.
2.
3.
PVC
Keuntungan dari pipa ini adalah tidak mempunyai sifat horosif, lebih ringan dan
mudah di potong, mudah di dapat dan harganya murah. Kerugiannya adalah mudah
pecah. (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000)
2.6.7
Pemasangan katup
Dari pipa utama (tegak ataupun mendatar) biasanya dibuat pipa-pipa cabang yang
melayani tiap lantai pada gedung bertingkat. Pada pipa-pipa cabang ini, sedekat mungkin
dengan pipa utamanya , hendaklah dipasang katup-katup pemisah agar kalau perlu
dilakukan perawatan/perbaikan pada cabang tersebut, maka tidak perlu instalasinya
seluruh gedung dimatikan.
Katup sorong (gate valve) banyak dipasang sebagai katup pemisah pipa cabang
dan kalau katup tersebut merangkap pula berfungsi untuk mengatur (membatasi) laju
aliran air pada pipa cabang tersebut biasanya dipasang katup bola (globe valve). (Soufyan
M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000)
22
pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena pancaran
air mempercepat kerusakan peralatan plambing dan menambah kemungkinan timbulnya
pukulan air. Besarnya tekanan air yang baik berkisar dalam suatu daerah yang agak lebar
dan bergantung pada persyaratan pemakai atau alat yang harus dilayani.
Kecepatan aliran air yang terlampau tinggi akan dapat menambah kemungkinan
timbulnya pukulan air dan menimbulkan suatu suara berisik dan kadang-kadang
menyebabkan ausnya permukaan dalam pipa. (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo
Morimura, 2000).
2.6.9
Dari Pustaka (2) yaitu HASS 206-1976, Plumbing Code, diperoleh rumus ini:
R=
(1000)( H H 1)
( K ) (L+l )
23
dimana
Untuk lantai ke (n), kerugian gesek yang dizinkan dapat dihitung dengan rumus :
Rn =
dimana : Rn
= Koefisien
Ln
Ln-1 = Panjang lurus pipa utama pada lantai ke (n -2) sampai lantai ke
(n-1)
Ln-2 = Panjang lurus pipa utama pada lantai ke (n-2) sampai lantai ke (n2)
Ln
Qd
Qs
Vf
o Roof Tank
Roof tank digunakan untuk menampung air yang akan didistribusikan ke seluruh
gedung. Air dari ground reservoar dipompakan ke atas yang kemudian
didistribusikan keseluruh gedung.
Volume roof tank dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
VE = (Qp Q max) Tp Qpu x Tpu
Dimana :
25
VE
Qp
2.4.2
Qpu
Tp
Tpu
Tidak berisik
Mudah dipasang
Pompa Torak
Yaitu jenis pompa yang mempunyai gerakan torak bolak-balik didalam
silinder yang akan menimbulkan tekanan positif atau negatif pada satu sisinya,
yang akan membuka katup keluar atau katup masuk, dan mengalirkan air
keluar kedalam pipa atau masuk kedalam silinder. Jumlah air yang dialirkan
sama dengan volume langkah dari torak tersebut.
b).
Pompa Tangan.
Prinsipnya sama dengan pompa torak, hanya konstruksinya yang dibuat
khusus agar mudah digerakkan dengan tangan dengan. Kemampuannya untuk
mengangkat air terbatas oleh kemampuan daya manusia.
3. Pompa Khusus
Pompa Vortex
27
atau
= Q.H.g.
H = Hs + Hf +
Vd 2
g + Hp
Dimana :
H
: Head total
Hs
Hf
aktif dari PLTN, air yang mengandung lemak dari restoran, dsb.
Klasifikasi sistem pembuangan air
Sistem pembuangan air kotor
Adalah sistem pembuangan melalui air kotor dari kloset, peturasan dan
lain- lain dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan keluar.
29
2.6.3
30
Debit air buangan berkaitan dengan debit air bersih yang dikonsumsi oleh setiap orang.
Disini dapat digunakan kriteria perencanaan dimana :
Q air buangan = 60 % - 80% Q air bersih
2.6.5
2
3
bagian atas yang kosong cukup untuk mengalirkan udara. Untuk itu dibuat
kemiringan lebih besar atau sama dengan 1/diameter pipa.
Kemiringan minimum
1
50
1
100
Kemiringan pipa pembuangan dan riol gedung dapat dibuat lebih landai dari pada
ketentuan dari tabel diatas, dengan syarat kecepatannya lebih besar atau sama dengan
0,6 m/det. Dengan kemiringan yang lebih curam dari 1/50 cenderung menimbulkan efek
siphon yang akan menyeclut air penutup dalam perangkap pipa alat plambing. Oleh
karena itu untuk jalur yang panjang, ukuran pipa sebaiknya lebih besar atau sama
dengan 50 mm, agar tidak terjadi endapan kotoran dan kerak.
Kecepatan aliran air buangan dalam pipa berkisar antara 0,6 2 m/det. Apabila
kecepatan kurang dari 0,6 m/det, makam kotoran dalam air buangan dapat mengendap
dan akhirnya dapat menyumbat pipa. Sebaliknya bila terlalu cepat akan menimbulkan
turbulensi aliran yang dapat menimbulkan gejolak tekanan dalam pipa yang mungkin
dapat merusak fungsi air penutup dalam perangkap alat plambing.
32
Pipa yang ditanam didalam tanah atau dibawah lantai, minimum berdiameter
50 mm.
Interval cabang
Yaitu jarak pada pipa tegak antara 2 titik dimana cabang mendatar disambung
dengan pipa tegak tersebut. Jarak minimum 2,5 mm.
Lubang pembersih
Kotoran dan kerak akan mengendap pada dasar dan dinding pipa pembuangan
setelah digunakan untuk jangka waktu lama. Disamping itu, kadang-kadang ada juga
benda-benda kecil yang sengaja ataupun tidak, jatuh dan masuk dalam pipa. Hal itu
akan menyebabkan tersumabtnya pipa sehingga perlu tindakan untuk pengamanan.
Untuk itu di dalam gedung dipasang lubang pembersih untuk membersihkan pipa
pembuangan gedung.
Lubang pembersih dapat dipasang pada :
33
b. Bak kontrol
Dipasang pada pipa-pipa yang ditanam didalam tanah pada setiap belokan,
pergantian diameter, percabangan atau ditempat-tempat yang mirip pemasangan
lubang pembersih. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan ukuran pipa dan lokasinya
yang mempunyai keliling yang luas, sehingga mudah untuk pembersihannya, penutup
bak kontrol harus rapat agar tidak membocorkan bau atau gas dari pipa pembuangan.
.
Perangkap
Karena alat plambing tidak terus menerus digunakan dan kemungkinan
pipa pembuang tidak selalu berisi air, maka hali ni dapat menyebabkan keluarnya gas
(berbau/beracun) melalui alat plambing yang dipasang tanpa perangkap, selain itu
perlu ditambahkan pipa vent yang berfungsi mengeluarkan gas-gas yang timbul
dalam pipa.
Gambar 10 Bagian Perangkap
34
e. Interceptor (penangkap)
Air buangan yang keluar dari alat plambing mungkin mengandung bahan yang
berbahaya yang dapat mengganggu atau menyumbat aliran dalam pipa, yang
mempengaruhi proses pengolahan air buangan atau mungkin mengandung barangbarang berharga yang jatuh pada lubang buangan alat plambing. Untuk mencegah
masuknya
bahan-bahan
tersebut
dipasang
suatu
penangkap.
(Soufyan
air
limbah
dari
jaringan
air
limbah
yang
tidak
dapat
disalurkan secara gravitasi ke dalam riol, harus dibuang melalui jaringan air
limbah di bawah gedung dan dibuang ke dalam jaringan air limbah gedung
gravitasi dengan alat otomatis atau dengan cara lain yang dibenarkan
36
atau
tangki
penerima,
yang
selanjutnya air limbah harus dibuang sesuai dengan cara yang dibenarkan;
3. Sumuran, pompa ejektor, dan tangki penerima yang hanya menerima air
limbah tidak perlu rapat udara dan tidak perlu dilengkapi dengan pipa ven;
secara jelas dapat diidentifikasi dan diberi label permanen yang menyatakan
"katup aliran hilir air limbah.
2.6.5.2 Penyaluran air limbah gravitasi
Dalam penerapan perlengkapan plambing, saluran air limbah harus disalurkan ke
saluran air limbah pribadi atau umum dengan sistem pembuangan secara gravitasi.
Buangan Pengganggu
38
39
Ven tunggal, pipa yang dipasang pada setiap alat plambing dan disambung pada vent
lainnya atau langsung terbuka keudara luar.
Ven lup, ven ini melayani dua atau lebih perangkap alat plambing dan disambungkan
pada pipa tegak.
Ven pipa tegak, pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan, diatas
cabang mendatar pipa air buangan tertinggi.
Ven bersama, adalah suatu pipa ven yang melayani perangkap dari dua alat plambing
yang dipasang bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat dimana kedua
pipa pengering alat plambing tersebut disambungkan bersama.
Ven basah, adalah pipa ven yang juga menerima air buangan berasal dari alat
plambing selain kloset.
Ven pelepas, adalah pipa ven untuk melepas tekanan udara dalam pipa pembuangan.
Pipa ven balik, adalah bagian pipa ven tunggal yang membelok kebawah, setelah
bagian tegak keatas sampai lebih tinggi dari muka air banjir alat plambing, dan yang
kemudian disambungkan kepada pipa tegak ven setelah dipasang mendatar dibawah
lantai.
Pipa ven yoke, pipa ven ini suatu ven pelepas yang menghubungkan pipa tegak air
buangan kepada pipa tegak ven, untuk mencegah perubahan tekanan dalam pipa tegak
air buangan yang bersangkutan
2.6.7
a.
Ujung terbuka
Pipa ven yang menembus atap, ujung yang terbuka ke udara luar harus
berada sekurang-kurangnya 15 cm diatas bidang atap tersebut.
Kalau atap digunakan sebagai taman, ujung yang terbuka ke udara luar
harus berada sekurang-kurangnya 2 m diatas bidang atap tersebut.
Ujung pipa ven tidak boleh digunakan sebagai tiang bendera.
g) Lokasi ujung pipa ven
Seringkali ujung pipa ven terpaksa ditempatkan dekat pintu masuk, jendela,
lubang masuk udara ventilasi ruangan, dsb. Dalam hal demikian perlu
diperhatikan persyaratan berikut :
Konstruksi bagian pipa ven menembus atap harus sedemikian hingga tidak
mengganggu fungsinya.
Ujung pipa ven tidak boleh ditempatkan dibawah bagian atap yang
menjorok keluar karena gas-gas dari pipa pembuangan.
2.9 Drainase
Bangunan gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air
hujan dari atap dan halaman dengan pengerasan di dalam persil ke saluran air hujan
kota atau saluran pembuangan campuran kota. Pada daerah yang tidak terdapat saluran
tersebut, pengaliran air hujan dilakukan dengan cara yang dibenarkan.
42
Air hujan yang jatuh di atas atap bangunan gedung harus disalurkan melalui talang datar
dan vertikal ke bidang resapan atau sesuai dengan SNI 03-2453-2002 dan SNI 03-24592002.
Drainase Atap
Drainase atap yang mengalirkan air dari atap bangunan dapat berupa saluran primer dan
saluran sekunder. Lokasi dan ukuran talang harus dikoordinasikan dengan rencana
struktur. Penentuan ukuran pipa hujan sesuai dengan Tabel
Tabel Ukuran talang atap, pipa utama, dan perpipaan tegak air hujan
Ukuran
saluran
atau
pipa
Debit
inci
L/dt1
2
3
4
5
6
8
25,4
mm/
1.8 j 268
5.52
818
11.52 1709
21.6 3214
33.78 5017
72.48 10776
Luas atap maksimum yang diperbolehkan pada berbagai nilai curah hujan(m2)
50,8
mm/
j 134
409
855
1607
2508
5388
76,2
mm/
j 89
272
569
1071
1672
3592
101,6
mm/
j 67
204
427
804
1254
2694
127
mm/
j 53
164
342
643
1003
2155
162,4
mm/
j 45
137
285
536
836
1794
178
mm/
j 38
117
244
459
717
1539
203
mm/
j 33
102
214
402
627
1347
229
mm/
j 30
91
190
357
557
1197
254
mm/
j 27
82
171
321
502
1078
279
mm/
j 24
74
156
292
456
980
Catatan :
1
Kapasitas aliran maksimum pengaliran (L/dt) dengan perkiraan 44 mm tinggi air dalam saluran
Untuk nilai curah hujan selain tercatat tersebut, jumlah luas atap yang tersedia dibagi dengan area yang
diberikan dalam kolom 25,4 mm/jam dengan tingkat curah hujan yang diinginkan
43
305
mm/
j 22
68
142
268
418
892
Gambar Pengering air hujan dari atap dengan dinding penahan limpasan 5cm di atas
primer dan saringan 10 cm di atas atap
2.9.2
Drainase atap harus dilengkapi dengan bukaan samping atau pipa drainase. Kedalaman
bukaan samping atau pipa drainase harus berukuran untuk mencegah genangan air
melebihi atap yang dirancang. Tinggi bukaan talang tidak boleh kurang dari 4 inci
(110mm) dan memiliki lebar sama dengan keliling saluran drainase atap yang
diperlukan untuk areal yang dilayani, ukuran sesuai dengan Tabel 17.
44
Perangkap air hujan individual harus dipasang pada cabang saluran air hujan
yang melayani setiap inlet air hujan, atau perangkap tunggal harus dipasang
dalam saluran
air hujan utama hanya sebelum sambungannya dengan saluran air
buangan
gabungan bangunan gedung. Perangkap tersebut harus dilengkapi dengan
lubang pembersih pada sisi outlet dari perangkap.
2.10
Sistem Plambing untuk Pemadam Kebakaran
2.10.1 Pemadam Kebakaran secara Umum
Sistem pemadam kebakaran mutlak harus ada pada gedung-gedung dan fasilitas-fasilitas
umum. Sistem ini merupakan sistem perpipaan didalam dan halaman gedung yang
berfungsi untuk melindungi gedung beserta fasilitas yang berada didalam dan diluar dan
pemakaiannya dari bahaya kebakaran. Air untuk memadamkan api didalam gedung dapat
disupplay dari pipa tegak dengan house connecfon, automatic, sprinklers, storage tank,
atau pompa cara-cara tersebut dapat saling melengkapi, dimana tambahan air sering
diperlukan. Air tersebut dapat diambil dari public supplay maupun sumber lainnya seperti
sungai dan laut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penyediaan air untuk
pemadam kebakaran antara lain :Penempatan lokasi fire hydrant
Ada 3 hal yang perlu untuk diperhatikan antara lain :
Tekanan air yang dibutuhkan untuk alat pemadam kebakaran cukup besar. Hal
ini disebabkan oleh karena fire hydrant harus mampu mensuplay air dengan
debit besar, dengan pancaran kuat.
Jarak antara fire hydrant untuk pipa 2,5 inch tidak boleh lebih dari 100 ft.
Sprinkler yaitu jenis fire hydrant yang terletak diatas tiap lantai dalam bentuk
jaring-jaring dimana tiap outletnya ditutup dengan material tertentu, yang tidak
tahan api, sehingga bila ada percikan api (kebakaran), tutup tersebut akan pecah
dan air akan menyemprot dari outlet temperatur fushible plug berfariasi, ada yang
meleleh pada 160C dan 1360C. Open had sistem yang digunakan untuk
perlindungan gedung dioperasikan dengan automatic value yang dikontrol dengan
termosfat yang di distribusikan keseluruh gedung. Open had sprinkler sistem ini
dapat menyuplai sejumlah air untuk melindungi bangunan luas dari api yang
berasal dari gedung-gedung disampingnya atau ledakan api yang lain.
Fire house, yaitu tipe fire hydrant yang terdiri dari suatu model dari pipa elastis
(misalnya rubber lined cotton pipe) yang ditempatkan dalam suatu kotak yang
ditempelkan ditembok, biasanya tiap balok kaca akan dilengkapi dengan martil
untuk memecah kaca jika terjadi kebakaran, fire house stasion ini harus terlihat
dari jarak manapun, dekat dengan pipa utama dan tidak boleh lebih dari 6 ft diatas
lantai. First aid house harus disambungkan
46
konsisten harus terisi air. First aid house ini diletakkan diruang (koridor) dan
dihubungkan dengan cabang melalui dinding ke pipa tegak.
(dalam hp)
Jenis Pompa
Jenis-jenis pompa penyediaan air yang banyak digunakan adalah:
1. Jenis putar.
Kelebihan jenis ini terutama adalah :
Ukuran kecil dan ringan.
Dapat memompa terus-menerus tanpa gejolak
Konstruksi sederhana dan mudah dioperasikan
Komponen utama dari pompa sentrifugal adalah impeller (bagian yang berputar)
dan rumah pompa (stasioner). Pompa dengan Impeller tunggal disebut pompa
tingkat tunggal (Single Stage). Apabila beberapa Impeller dipasang pada suatu
47
poros dan air dialirkan dari Impeller pertama ke Impeller berikutnya disebut
dengan pompa tingkat banyak ( Multi Stage).
4. Pompa diffuser atau pompa turbin
Pompa yang mempunyai diffuser atau sudut-sudut pengarah terpasang pada
rumahnya yang berfungsi mengarahkan aliran air keluar dari Impeller. Dalam
pompa ini terjadi juga tingkat tunggal atau tingkat banyak. Pompa Submersibel
adalah suatu pompa dengan konstruksi dimana bagian pompa dan motor listriknya
merupakan suatu satu kesatuan dan terbenam dalam air.
5. Pompa Jenis Langkah Positif (Positive Displacement)
Pompa jenis ini terdiri dari :
Pompa Torak
Yaitu jenis pompa yang mempunyai gerakan torak bolak-balik didalam
silinder yang akan menimbulkan tekanan positif atau negatif pada satu
sisinya, yang akan membuka katup keluar atau katup masuk, dan
mengalirkan air keluar kedalam pipa atau masuk kedalam silinder. Jumlah
air yang dialirkan sama dengan volume langkah dari torak tersebut.
Pompa Tangan.
Prinsipnya sama dengan pompa torak, hanya konstruksinya yang dibuat
khusus agar mudah digerakkan dengan tangan dengan. Kemampuannya
tidak besar.
Pompa Gelembung Udara
Disebut juga air lift pomp karena air dalam suatu pipa terangkat
oleh
gelembung-gelembung
air
sebagai
akibat
adanya
48
atau
= Q.H.g.
H = Hs + Hf +
Vd 2
g + Hp
Dimana :
H
: Head total
Hs
Hf
: Perbedaan head tekanan yang bekerja pada dua permukaan air. (Wiko
49
BAB III
DETAIL DESAIN SISTEM PLAMBING
50
51
hunian per luas lantai. Luas gedung, dapat dihitung berdasarkan gambar denah
diatas yaitu :
Rumus menghitung luas lahan = panjang x lebar
= 1.600 m2
Luas I
= 80 m x 20m
Luas II
Luas Total
= Luas I + Luas II
= 2.667 m2
= 2667 x 5
= 13335 m2
80
3
m x 20 m x 2
= 1.067 m2
60
100
x 2667 x 5
= 8.001 m2
60
100
13335
x 5 m2
= 1600 orang
53
54