Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PERENCANAAN PLUMBING DAN INSTRUMENTASI

Dosen Pengampuh
Risti Ristianingsih Badu S.T.,M.Eng
Oleh
Kelompok III
Kartika Purnamasari Biga (221604005)
Novriyani Hamzah (221604002)
Milsa Pambi (221604008)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA GORONTALO
T/A 2023-2024
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perancangan sistem plambing bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan
pengalaman yang cukup untuk merencanakan suatu sistem yang baik. Saat ini, sistem
plambing memberi andil yang cukup penting dalam menjaga kesehatan lingkungan
baik gedung itu sendiri maupun lingkungan sekitar. Karena gedung merupakan
tempat untuk bekerja dan bermukim, gedung dan lingkungannya harus dirancang dan
dilihat sebagai satu kesatuan memberikan kenyamanan dan dirawat dengan baik.

Kesalahan dalam perancangan, pemasangan ataupun perawatan dari peralatan


plambing dapat membahayakan jiwa manusia. Kenyataannya banyak kecelakaan
yang fatal telah terjadi dan banyak yang terkena penyakit akibat kesalahan
perancangan dan pemasang instalasi plambing.

Pada instalasi plambing sering ditemukan tekanan air yang kurang sehingga
debit pengaliran air bersih mengalir dengan debit yang kecil terutama pada lantai
teratas dari bangunan dikarenakan tekanan air bersih yang digunakan dibawah
tekanan minimal yang dipersyaratkan. Pada perancangan sistem plambing ini
diperlukan sistem distribusi air bersih yang sesuai dengan jenis buangan sehingga
tekanan dan debit pengaliran air bersih pada masing-masing lantai dapat terpenuhi.

1.2 Maksud

Maksud dari pembuatan tugas ini adalah merencanakan sistem plambing dalam
suatu gedung. Dan perencanaan dilakukan dengan melihat denah gambar bangunan
dan penggunaan gedung serta pemakaian air.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas ini adalah

1) Menghitung total kebutuhan air bersih

2) Menghitung volume debit air buangan

3) Menghitung kapasitas pompa dan penampungan

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam tugas plumbing ini adalah gedung 7 (tujuh) lantai.
Dimana masing-masing lantai terdapat 3 (tiga) tipe toilet dan urinoir. Perhitungan
sistem plumbing ini diantaranya :
1. Sistem penyediaan air bersih
2. Sistem penyularan air buangan dan vent
3. Sistem penyaluran air hujan
4. Sistem pencegahan kebakaran (fire hydrant)
5. Perhitungan penggunaan pompa

Sistem plambing ini mengacu pada standar kwalitas air pada peraturan
pemerintah seperti :

1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 tahun 1990 untuk kwalitas air bersih.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kwalitas Air Minum.
BAB 11

KRITERIA PERENCANAAN

2.1 Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air


2.1.1 Kualitas Air
Tujuan terpenting dari sistem penyediaan air adalah menyediakan air
bersih. Penyediaan air minum dengan kualitas yang tetap baik merupakan
prioritas utama. Banyak negara telah menetapkan standar kualitas untuk tujuan
ini termasuk Indonesia.
Tabel 2.1 menunjukkan standar kualitas air yang berlaku pada
beberapa negara dan Tabel 2.2 yang berlaku di Indonesia. Tabel 2.1
dimaksudkan terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang, dan
juga untuk menyamakan standar kualitas air minum untuk alat angkutan
internasional (kapal dan pesawat terbang).
Untuk gedung-gedung yang dibangun di daerah dimana tidak tersedia
fasilitas penyediaan air minum untuk umum, seperti di tempat terpencil di
pegunungan atau di pulau, penyediaan air akan diambil dari sungai, air tanah
dangkal atau dalam, dan sebagainya. Dalam hal demikian, air baku tersebut
haruslah diolah dalam gedung atau dalam instalasi pengolahan agar dicapai
standar kualitas air yang berlaku.
2.1.2 Pencegahan Pencemaran Air
Sistem penyediaan air dingin meliputi beberapa peralatan seperti
tangki air bawah tanah, tangki air di atas atap, pompa-pompa, perpipaan dan
lain sebagainya. Dalam peralatan-peralatan ini, air minum harus dapat
dialirkan ke tempat-tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran.
Pencegahan pencemaran lebih ditekankan pada sistem penyediaan air dingin,
dan ini adalah faktor terpenting ditinjau dari segi kesehatan. Walaupun
demikian, pencemaran adalah suatu kejadian yang dapat dengan mudah terjadi
di bagian manapun. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, negara yang dianggap
paling terkemuka di bidang plambing, dilaporkan bahwa pencemaran air
minum telah membunuh lebih dari 100 orang dan menyebabkan sakitnya
sekitar 1000 orang di kota Chicago antara tahun 1932 sampai 1933.

Tabel 2.1 Standar kualitas air minum di berbagai negara.

Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain, masuknya


kotoran, tikus, serangga ke dalam tangki, terjadinya karat dan rusaknya bahan
tangki dan pipa, terhubungnya pipa air minum dengan pipa lainnya, aliran
balik (backflow) air dari jenis kualitas lain ke dalam pipa air minum. Beberapa
contoh pencemaran dan pencegahan :
1) Larangan Hubungan Pintas
Yang dimaksudkan dengan hubungan pintas (cross connection), adalah
hubungan fisik antara dua sistem pipa yang berbeda, satu sistem pipa
untuk air minum dan sistem pipa lainnya berisi air yang tidak diketahui
atau diragukan kualitasnya, dimana air akan dapat mengalir dari satu
sistem ke sistem yang lainnya. Demikian pula sistem perpipaan air minum
tidak boleh dihubungkan dengan sistem perpipaan lainnya. Sistem
perpipaan air minum dan peralatannya tidak boleh terendam dalam air
kotor atau bahan lain yang tercemar.

Tabel 2.2 Standar kualitas air minum di Indonesia


2) Pencegahan Aliran Balik
Aliran balik (backflow) adalah aliran air atau cairan lain, zat atau
campuran ke dalam sistem perpipaan air minum, yang berasal dari sumber
lain yang bukan untuk air minum. aliran balik tidak dapat dipisahkan dari
hubungan pintas dan ini disebabkan oleh terjadinya efek siphon balik
(back siphonage). Dengan perkataan lain, sistem perpipaan air minum
yang dapat menimbulkan efek siphon balik dapat juga disebut mempunyai
hubungan pintas. Efek siphon balik adalah terjadinya aliran masuk ke
dalam pipa air minum dari air bekas, air tercemar, dari peralatan saniter
atau tangki, disebabkan oleh timbulnya tekanan negatif dalam pipa.
Peralatan-peralatan berikut ini dapat menimbulkan efek siphon balik :
a) Berbagai peralatan untuk menyimpan air (tangki air, tangki
ekspansi, menara pendingin, kolam renang, kolam lainnya)
b) Peralatan yang dapat menampung air (bak cuci tangan, bak cuci
dapur,dsb)
c) Beberapa peralatan khusus seperti peralatan dapur, kedokteran,
mesin cuci, dsb.

Pencegahan aliran balik dapat dilakukan dengan menyediakan celah


udara atau memasang penahan aliran balik :

a) Celah udara dalam suatu sistem penyediaan air adalah ruang


bebas berisi udara bebas, antara bagian terendah dari lubang pipa
atau keran yang akan mengisi air ke dalam tangki atau peralatan
plambing tersebut.
b) Pencegah aliran balik. Beberapa peralatan plambing tdak dapat
diberikan celah udara, oleh alasan penggunaannya ataupun
konstruksinya, kadang-kadang oleh alasan estetik/arsitektur. Dalam
keadaan demikian, maka alat pencegah aliran balik perlu dipasang.
2.2 Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) Sistem sambungan langsung
Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan
pipa utama penyediaan air bersih, namun karena terbatasnya tekanan dalam
pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut,
maka sistem ini hanya dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung
kecil/rendah.
2) Sistem tangki atap
3) Sistem tangki tekan
4) Sistem tanpa tangki (booster system)

Anda mungkin juga menyukai