Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah
dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan
gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas
dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air
kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari
bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya.
Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal
perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan
pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Dan
berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan peraturan pemerintah tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Plambing
adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air
bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang memenuhi
syarat dan pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat tertentu
tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis
dan kenyamanan yang diinginkan.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi
kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara
efesien dan efektif (drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan
pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran mengalami gangguan.
Drainase berasal dari bahasa Inggris “drainage” yang mempunyai
arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara
umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan
air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari
suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain),
saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain),
saluran induk (main drain) dan bagian penerima air (receiving waters). Di
sepanjang sistem sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong,
siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun,
kolam tando, dan stasiun pompa.
Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air
bersih dan atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup,
menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari
tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.

B. Maksud dan Tujuan


a. Deskripsi bangunan berkapasitas 3 lantai

b. Mengetahui data-data pendukung untuk perkerjaan plumbing


c. Mengetahui cara perhitungan kebutuhan air

C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan Tugas UTS ini membahas mengenai perencanaan
system plumbing dari mulai denah, perencaan pipa air bersih dan air
buangan, isometric, perhitungan pipa air bersih dan air buangan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Instalasi Plumbing


System plumbing adalah semua pekerjaan yang berhubungan atau
berkaitan dengan instalasi pemipaan. Baik itu instalasi pipa untuk
pelaksanaan pemasangan, penyampungan, perawatan serta pemeliharaan
pipa yang digunakan untuk menyalurkan air. Tentunya pada setiap
bangunan seperti rumah, perkantoran, rumah sakit, hotel, dan Gedung
lainnya pasti menggunakan system pemipaan (plumbing) untuk kebutuhan
penyaluran aliran air, entah itu air bersih ataupun air kotor.
Untuk menyalurkan air bersih dari PDAM ke pelanggan konsumen
tentunya membutuhkan instalasi pemipaan untuk menyalurkan air ke rumah
rumah ataupun perusahaan. Untuk itulah system pemipaan dibutuhkanuntuk
sarana penyaluran air agar sampai ke pelanggan. Begitu pula saat sampai ke
konsumen, system plumbing diperlukan untuk menyalurkan air ke bagian
bagian rumah atau Gedung. Seperti kamar mandi, dapur, dan saluran air
lainnya.
Dalam proses pemasangannya sistem plumbing terdapat dua faktor
pendukung yang sangat penting yaitu.
a. Alat plumbing
adalah peralatan plambing yang akan digunakan, misalnya kloset,
urinal atau peturasan, lavatory, faucet, shower, floor drain, dsb. Jenis
dan jumlah peralatan plumbing pada suatu bangunan tergantung dari
fungsi bangunan, misalnya untuk perkantoran, hotel, sekolah, dll.
b. Unit Alat Beban Plambing (UABP)
adalah satuan beban dari masing-masing alat plumbing yang akan
digunakan. Setiap jenis alat plumbing mempunyai nilai beban yang
berbeda-beda dengan jenis alat plumbing lainnya. UABP ini perlu
diketahui kaena mempengaruhi diameter pipa yang digunakan dan
disambungkan pada alat plumbing tersebut.
Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam pembangunan suatu bangunan sederhana maupun
gedung yang lebih besar. Oleh karena itu perencanaan dan
perancangan sistem plambing harusdilakukan bersamaan dan sesuai
dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu
sendiri, tentunya dengan memperhatikan secara seksama
hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta
peralatan lainnya yang ada di dalam gedung tersebut (seperti
pendingin udara, peralatan listrik, dan lain-lain). Hal-hal yang perlu
diketahui dalam perencanaan suatu sistem plambing adalah jenis dan
penggunaan bangunan,denah bangunan, dan jumlah penghuni yang
menempati bangunan tersebut.Tahapan dari pekerjaan perencanaan
plambing adalah sbb :
a. Mengetahui fungsi bangunan tersebut
b. Penetapan jenis peralatan plambing
c. Penetapan jumlah peralatan plambing
d. Rencana jaringan pipa plambing
e. Penetapan dimensi pipa plambing (dimensioning)
f. Rencana perletakan peralatan plambing
g. Penggambaran rancangan teknik terinci plambing
h. Serta rencana anggaran biaya

Untuk sasaran dari instalasi plambing ini sendiri mencakup beberapa


faktor yang sangat sensitive, terutama faktor manusia dan lingkungan
sekitar yaitu untuk menciptakan kesehatan masyarakat melalui system
pembuangan atau sanitasi yang berwawasan lingkungan serta
memperhatikan kondisi masyarakat setempat secara menyeluruh,
menciptakan rasa nyaman dan efektif dimana sistem penyediaan air bersih
yang baik cukup digunakan oleh masyarakat maupun si pemilik tanpa
adanya kegagalan yang besar.
Dalam hal pemasangannya, sistem plambing atau system perpipaan ini ada
dua macam cara yang dapat digunakan yaitu.

1. Pemasangan kasar, yaitu system pemasangan pipa beserta


peralatan plambing yang dipasang bersamaan dengan
berkembangnya konstruksi bangunan.
2. Pemasangan halus, yaitu pemasangan peralatan plambing yang
dilakukan setelah konstruksi bangunan selesai, sehingga
menghindari terjadinya kerusakan peralatan plambing akibat
pembangunan konstruksi.

B. Jaringan Pemipaan (Sanitasi dan Plumbing)


Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang
dipergunakan oleh manusia untuk melakukan kegiatannya, agar supaya
bangunan gedung yang di dibangun dapat dipakai, dihuni, dan dinikmati
oleh pengguna, perlu dilengkapi dengan prasarana lain yang disebut
pmsarana bangunan atau utilitas bangunan.
Utilitas Bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan
gedung, agar bangunan gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal.
Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, arnan, dan sehat.
Ruang lingkup dari Utilitas Bangunan diantaranya adalah :
a. Sistem plumbing air minum
b. Sistem plumbing air kotor
c. Sistem plumbing air hujan
d. Sistem pembuangan sampan
e. Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
f. Sistem instalasi listrik
g. Sistem pengkondisian udam
h. Sistem transportasi vertikal
i. Sistem telekomunikasi
j. Sistem penangkal petir
Salah satu bagian dari utilitas bangunan adalah Plumbing. Termasuk
dalam ruang lingkup plumbing diantaranya adalah sistem penyediaan air
minum, sistem pembuangan air kotor, dan sistem pembuangan air hujan
didalam bangunan gedung.
Karena plumbing, merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka
tujuan penempatan Plumbing dalam suatu bangunan gedung juga, agar
penghuni bangunan gedung tersebut merasa aman, nyaman, dan sehat.

C. Jenis Sistem Plumbing


a. Sistem Air Bersih
Sumber Air bersih diambil dari sumber air tanah berupa sumur
dalam (deep well). Air dari Deep Well ini masuk ke tangka
penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki pengendap
lumpur/pasir yang terbawa dari sumur. Air dari roof tank di alirkan ke
seluruh instalasi bangunan dengan cara gravitasi.
Sistem air bersih yang dapat digunakan secara maksimal terdapat
tahapan-tahapan proses yang terdiri sumber air bersih yang diperoleh,
sistem penampungan air bersih itu sendiri (bak air / tangki, ground tank,
Roof tank), pemompaan dan distribusi air bersih.
Sumber air bersih, biasanya di dapat dari PDAM maupunperusahaan
air swasta yang telah terdaftar di pemerintahan, atau bias juga berasal
dari air tanah maupun air tanah dalam yang diperoleh dengan
memompa.
Sistem penampungan air bersih ini dapat dibedakan menjadi dua
bagian yaitu: raw water tank dan clean water tank. Sumber air bersih
yang berasal dari PDAM dapat langsung dialirkan menuju pemakainya
atau juga bisa ditampung dulu menggunakan toren kemudian baru
didistribusikan ke pemakai sebagai clean water tank. Sedangkan air
bersih yang Deep well atau air tanah terlebih dahulu harus di masukan
ke dalam raw water tank, kemudian Air yang berada di raw water tank
ditreatment terlebih dahulu di instalasi Water Treatment Plant atau
pengolahan air lainnya yang selanjutnya baru bisa di alirkan ke clean
water tank (bak air bersih) yang siap dipakai untuk keperluan
b. Sistem Air Kotor dan Air Bekas
Untuk limbah air kotor yang berasal dari toilet dan bangunan-
bangunan penunjang masuk langsung ke septic tank yang dibuat
berdekatan dengan bangunan tersebut, dan masuk ke dalam tangki
resapan serta over flow diarahkan ke saluran terdekat.
Secara khusus system pembuangan air kotor atau air limbah
merupakan system untuk pembuangan dengan tidak mencemari
lingkungan sekitar dan tidak menimbulkan masalah di kelompok
mastarakat pada umumnya.
Sistem instalasi air kotor atau sistem pembuangan air limbah
merupakan system instalasi untuk mengalirkan air buangan atau air
kotor yang berasal dari peralatan saniter,closet, urinoir serta peralatan
lainnya. Sistem instalasi ini kemudian diteruskan ke septictank, atau
diolah dalam bioseptictank atau instalasi IPAL atau menggunakan
sumur resapan sehingga pada akhirnya menuju saluran kota tanpa
menyemari lingkungan sekitar.
Pada umumnya system air kotor atau air buangan menggunakan
gaya grafitasi dengan pergerakan pipa menuju ke bawah atau ke septick
tank. Untuk pembuangan air kotor sendiri menggunakan diameter pipa
yang telah ditentukan berdasarkan standar yang ada dengan perhitungan
pipa mendatar dan pipa tegak

D. Jenis dan Fungsi Peralatan Plambing


Alat plambing merupakan peralatan yang digunakan untuk
menunjang system plambing itu sendiri. Dalam sub bab ini akan sedikit
dijelaskan macam-macam alat plambing dan
fungsi dari alat palmbing tersebut yang digunakan untuk mendukung
suksesnya instalasi plambing
1. Bak Mandi
Berfungsi untuk mencuci seluruh anggota badan, dapat digunakan
secara berdiri maupun merendam seluruh tubuh dengan bakmandi
rendam.

Gambar 2.1 Bak Mandi


Sumber : Google, 2020
2. Bidet

Berfungsi sebagai tempat pembuangan air kecil bagi wanita yang


dilengkapai dengan pembersih, dipasang dalam satu kamar mandi
berdekatan dengan kloset.

Gambar 2.2 Bidet


Sumber : Google, 2020

3. Bak Cuci Tangan atau Wastafel


Berfungsi untuk mencuci tangan dan muka.
Gambar 2.3 Wastafel
Sumber : Google, 2020
4. Bak Cuci Dapur

Digunakan untuk tempat mencuci peralatan masak dan peralatan


makanan pada hunian.

Gambar 2.4 Bak Cuci Dapur


Sumber : Google, 2020

5. Kloset

Digunakan sebagai alat pembuangan air besar maupun air kecil pada
setiap kamar mandi.
Gambar 2.8 Kloset
Sumber : Google, 2020

E. Jaringan Distribusi Air


Jenis – jenis jaringan distribusi, antara lain :
a. Sistem percabangan
Pada sistem ini ujung pipa dari pipa utama biasanya tertutup sehingga
menyebabkan tertumpuknya kotoran yang dapat mengganggu
pendistribusian air. Kerugian dari pipa percabangan ini antara lain
apabila terjadi kebocoran pada salah satu pipa, maka pipa – pipa yang
lain alirannya akan terhenti, bila pipa yang bocor tersebut diperbaiki.
Keuntungan dari pipa percabangan antara lain dari segi perhitungan
lebih mudah, lebih ekonomis, dan lebih mudah dilaksanakan.
b. Sistem Grid (Petak)
Pada sistem ini ujung – ujung pipa cabang disambungkan satu sama
lain, sistem ini lebih baik dari sistem pipa bercabang. Karena
sirkulasinya lebih baik dan kecil kemungkinan menjadi tertutup atau
staguasi.
Kerugian dari sistem Grid :
 Agak sulit dalam pelaksanaannya, karena pada akhir sambungan
terdapat dua sambungan yang saling terbalik arah ataupun
membuka.
 Tidak ekonomis, karena banyak menggunakan sambungan –
sambungan.
Keuntungan dari sistem Grid :
 Sirkulasi air baik
 Pipa sulit tersumbat apabila terdapat kotoran, karena air di dalam
pipa terus mengalir dan selalu terjadi pergantian air. Sehingga sulit
terjadi pengendapan.
c. Sistem Berbingkai
Pada sistem ini pipa iduknya dibuat melingkar dibandingkan sistem
yang lain. Sistem ini lebih baik dan bila ada kerusakan pada saat
perbaikan, maka distribusi air tidak terhenti.
Kerugian sistem berbingkai :
 Agak sulit dalam pelaksanaannya, prinsipnya sama degan sistem
petak. Karena terdapat dua sambungan yang terbalik arah pada
pipayang paling luar atau pipa pembentuk lingkaran.
 Tidak ekonomis, karena jaringan sistem berbingkai untuk
perumahan yang besar. Sehingga banyak menggunakan pipa dan
sambungan – sambungan.
 Dari segi perhitungan cara ini lebih sulit.
Keuntungan sistem berbingkai :
 Tidak terjadi penghentian aliran pada saat perbaikan pipa yang
bocor, karena air masih dapat mengalir melalui pipa cabang yang
lainnya.
 Tidak terjadi penyumbatan pada pipa

F. Sistem Air Bersih


Air bersih merupakan komponen paling utama yang ada dalam
system plambing, karena dari sini pula air bersih dapat digunakan sebagai
sumber air untuk buangan, untuk Sistem air bersih penyediaanya meliputi
penyedian air bersih itu sendiri dan distribusi air bersih untuk semua alat
plambing yang ada dalam gedung maupun bangunan lainnya
Sistem air bersih yang dapat digunakan secara maksimal terdapat
tahapan-tahapan proses yang terdiri sumber air bersih yang diperoleh,sistem
penampungan air bersih itu sendiri (bak air / tangki, ground tank, Roof
tank), pemompaan dan distribusi air bersih.
Sumber air bersih, biasanya di dapat dari PDAM maupunperusahaan
air swasta yang telah terdaftar di pemerintahan, atau bias juga berasal dari
air tanah maupun air tanah dalam yang diperoleh denganmemompa.
Sistem penampungan air bersih ini dapat dibedakan menjadi dua
bagian yaitu: raw water tank dan clean water tank. Sumber air bersih yang
berasal dari PDAM dapat langsung dialirkan menuju pemakainya atau juga
bisa ditampung dulu menggunakan toren kemudian baru didistribusikan ke
pemakai sebagai clean water tank.
Sedangkan air bersih yang Deep well atau air tanah terlebih dahulu
harus di masukan ke dalam raw water tank, kemudian Air yang berada di
raw water tank ditreatment terlebih dahulu di instalasi Water Treatment
Plant atau pengolahan air lainnya yang selanjutnya baru bisa di alirkan ke
clean water tank (bak air bersih) yang siap dipakai untuk keperluan.
Untuk penyediaan air bersih untuk Gedung kuliah 3 lantai ini sendiri
menggunakan air yang berasal dari tanah dalam (Deep well) yang kemudian
dipompa menuju toren atau tangki atas yang juga berfungsi sebagai
penyaring, yang kemudian air di distribusikan ke seluruh lantai dan kamar
menggunakan gaya grafitasi.

G. Sistem Air Buangan


Secara khusus system pembuangan air kotor atau air limbah
merupakan system untuk pembuangan dengan tidak mencemari lingkungan
sekitar dan tidak menimbulkan masalah di kelompok mastarakat pada
umumnya.
Sistem instalasi air kotor atau sistem pembuangan air limbah
merupakan system instalasi untuk mengalirkan air buangan atau air kotor
yang berasal dari peralatan saniter,closet, urinoir serta peralatan lainnya.
Sistem instalasi ini kemudian diteruskan ke septictank, atau diolah dalam
bioseptictank atau instalasi IPAL atau menggunakan sumur resapan
sehingga pada akhirnya menuju saluran kota tanpa menyemari lingkungan
sekitar.
Pada umumnya system air kotor atau air buangan menggunakan
gaya grafitasi dengan pergerakan pipa menuju ke bawah atau ke septick
tank.
Untuk pembuangan air kotor sendiri menggunakan diameter pipa
yang telah ditentukan berdasarkan standar yang ada dengan perhitungan
pipa mendatar dan pipa tegak.
H. Perhitungan
1. Deskripsi Bangunan
Bangunan yang di rencanakan untuk sistem plambing ini
merupakan bangunan ruang kuliah yang terdiri dari tiga lantai
dengan luas bangunan mencapai 778,75 m2.
 Ruang transit dosen : 1 ruang
Dengan luas ruangan : (6,66 x 7,75) m = 51,61 m2
 Ruang kelas : 9 ruang
Dengan luas ruangan : (10 x 7,75) m = 77,5 m2
 Toilet : 18 ruang
Dengan luas ruangan : (2 x 2) m = 4 m2
 Mushola : 1 ruang
Dengan luas ruangan : (6,66 x 7,75) m = 51,61 m2
 Ruang teknisi : 3 ruang
Dengan luas ruangan : (6,66 x 7,75) m = 51,61 m2
 Ruang asistensi : 3 ruang
Dengan luas ruangan : (3,33 x 7,75) m = 25,81 m2
 Ruang Tu : 1 ruang
Dengan luas ruangan : (3,33 x 7,75) m = 25,81 m2
 Pantry : 1 ruang
Dengan luas ruangan : (3,33 x 7,75) m = 25,81 m2
 Ruang pustaka : 1 ruang
Dengan luas ruangan : (10 x 7,75) m = 77,5 m2

2. Data
Dalam perencanaan instalasi air bersih dan air kotor ini
diperlukan beberapa data. Adapun data yang diperlukan adalah:
a. Denah Instalasi Air Bersih dan Air Kotor (Terlampir)
b. Diagram Instalasi Air Bersih dan Air Kotor (Terlampir)
c. Isometrik Instalasi Air Bersih dan Air Kotor (Terlampir)

3. Perhitungan Kebutuhan Air


Untuk kebutuhan air yang digunakan didalam Gedung kuliah
tiga lantai ini berdasarkan SNI-03-7065-2005-Tata Cara
Perencanaan Sistem Plambing. Dengan total penggunaanya sebesar
20717.375 m³ per hari pembulatan menjadi 21.000 m³ per hari.
Tabel 2.1 Kebutuhan Air

TABEL KEBUTUHAN AIR

KEBUTUHAN AIR PEMAKAIAN AIR LITER PER HARI


NO LANTAI PEMAKAI JUMLAH SATUAN
Liter/Orang/Hari Satuan AIR BERSIH AIR KOTOR x 70%
1 penghuni 90 orang 80 L/O/H 7200 5040
lantai 1
2 pel-pel an 639.75 m² 5 L/m² 3198.75 2239.125
3 penghuni 80 orang 80 L/O/H 6400 4480
lantai 2
4 pel-pel an 639.75 m² 5 L/m² 3198.75 2239.125
5 penghuni 80 orang 80 L/O/H 6400 4480
lantai 3
6 pel-pel an 639.75 m² 5 L/m² 3198.75 2239.125
JUMLAH TOTAL KEBUTUHAN AIR 29596.25 20717.375 m³

Tabel 2.2 Perhitungan Kebutuhan Air

4. Perhitungan Air Bersih


Untuk perhitungan Air bersih baik itu debit air dan diameter
pipa air bersih dapat dijelaskan sebagai berikut sesuai dengan table
unit alat beban plambing dan perkiraan beban kebutuhan air dengan
berpedoman pada SNI-03-7065-2005-Tata Cara Perencanaan
Sistem Plambing.
Tabel 2.3 Unit Alat Plumbing

Tabel 2.4 Kurva Perkiraan Beban Kebutuhan Air

Q = V. A
dimana :
Q = Laju aliran air yang dibutuhkan (m³/s)
V = Kecepatan aliran air yang melalui pipa (m/s)
A = Luas penampang pipa (m²)

Gambar 2.10 Rumus Perhitungan

Perhitungan teknik Nielsen, untuk semua alat plambing


kecepatan air dibatasi tidak melebihi 2,4 m/s. Apabila kecepatan air
lebih dari 2,4 m/s maka akan timbul suara pluit dan suara berisik
pada sambungan pipa, interval kecepatan air (1,8 sd 2,4) m/s.
Menentukan ukuran pipa kita tetapkan suatu kecepatan
asumsi yaitu 2 m/s, setelah itu didapatkan diameter yang
dikehendaki berdasarkan gambar 01. barulah didapat kecepatan
aliran air yang sesungguhnya. Kecepatan aliran air ini tidak boleh
melebihi dari batas yang telah ditentukan yaitu 2,4 m/s.
Menentukan ukuran pipa kita tetapkan suatu kecepatan
asumsi yaitu 2 m/s, setelah itu didapatkan diameter yang
dikehendaki berdasarkan gambar 01. barulah didapat kecepatan
aliran air yang sesungguhnya. Kecepatan aliran air ini tidak boleh
melebihi dari batas yang telah ditentukan yaitu 2,4 m/s.

Tabel 2.5 Water Supply Fixture Units

TABEL PERHITUNGAN DIAMETER PIPA AIR BERSIH

LANTAI RUANGAN TITIK AP JUMLAH SATUAN UABP JUMLAH JUMLAH UABP L/detik
KM wanita 3.1 Bak mandi 1 unit 2
3.2 Bak cuci tangan 1 unit 1 6 6 0.51
3.3 Kloset + TP 1 unit 3
3 KM pria 3.4 Bak mandi 1 unit 2
3.5 Bak cuci tangan 1 unit 1 6 12 0.51
3.6 Kloset + TP 1 unit 3
JUMLAH UABP 12 1.01
KM wanita 2.1 Bak mandi 3 unit 6
2.2 Bak cuci tangan 3 unit 3 18 18 0.70
2.3 Kloset + TP 3 unit 9
KM pria 2.4 Bak mandi 2 unit 4
2
2.5 Bak cuci tangan 2 unit 2
27 45 1.05
2.6 Kloset + TP 2 unit 6
2.7 Peturasan + palung 3 unit 15
JUMLAH UABP 45 1.76
KM 1.1 Bak mandi 3 unit 6
1.2 Bak cuci tangan 3 unit 3 18 18 0.88
1 1.3 Kloset + TP 3 unit 9
Lab 1.4 Bak cuci tangan 12 unit 12 12 30 0.59
JUMLAH UABP 30 1.47

Tabel 2.6 Perhitungan UABP


DARI KE L/detik L/m m³/detik V= A=m² D (m) D (mm) D (cm)
KM wanita KM pria 1.01 60.6 0.00101 2 0.00018 0.025364 25 2.5
Kesimpulan :
debit untuk lantai 3 adalah 1.01 liter per detik
diameter pipa diperoleh sebesar 25 mm

DARI KE L/detik L/m m³/detik V= A=m² D (m) D (mm) D (cm)


KM wanita KM pria 1.76 105.6 0.00176 2 0.00018 0.033482 33.48 3.35
Kesimpulan :
debit untuk lantai 2 adalah 1.76 liter per detik
diameter pipa diperoleh sebesar 33.48 mm

DARI KE L/detik L/m m³/detik V= A=m² D (m) D (mm) D (cm)


KM Lab 1.47 88.2 0.00147 2 0.00018 0.030599 30.60 3.06
Kesimpulan :
debit untuk lantai 1 adalah 1.47 liter per detik
diameter pipa diperoleh sebesar 30.60 mm

Tabel 2.7 Perhitungan Debit dan Diameter


Keterangan :
Perhitungan berdasarkan pada SNI-03-7065-2005-Tata Cara
Perencanaan Sistem Plambing.

5. Perhitungan Air Buangan


Untuk perhitungan diameter pipa air buangan juga dapat dijelaskan
sebagai berikut sesuai dengan table unit alat beban plambing dan
perkiraan beban kebutuhan air dengan berpedoman pada SNI-03-
7065-2005-Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
Tabel 2.8 Unit Beban Alat Plambing Untuk Air Buangan

Tabel 2.9 Beban Maksimum Yang Diijinkan

Perhitungan dimeter pipa air buangan menggunakan cara yang


hampir sama dengan perhitungan diameter pipa air bersih, tetapi
untuk perhitungan dimeter pipa air kotor hanya menentukan jumlah
UABP dari setiap kamar, dengan menentukan pipa datar terlebih
dahulu kemudian dari titik terakhir pipa datar atau pertemuan baru
menghitung pipa tegak.
Dalam hal ini perhitungan pipa datar maupun pipa tegak sesuai
dengan tabel dimana hanya menjumlahkan total UABP kemudian
langsung ditentukan diameternya.
Untuk perhitungan Gedung kuliah 3 lantai ini rata-rata
menggunakan pipa berdiameter 110 mm / 4 inchi. Dibawah ini
penulis lampirkan tabel perhitungan diameter air kotor secara
keseluruhan.
TABEL PERHIT UNGAN DI AMETER PI PA AIR KOT OR

LANTAI RUANGAN TITIK AP JUMLAH SATUAN UABP JUMLAH JUMLAH UABP DIAMETER PIPA
KM wanita 3.1 Bak mandi 1 unit 2
3.2 Bak cuci tangan 1 unit 1 6 6 diameter pipa cabang datar 75 mm
3.3 Kloset + TP 1 unit 3
3 KM pria 3.4 Bak mandi 1 unit 2
3.5 Bak cuci tangan 1 unit 1 6 12 diameter pipa cabang tegak 110 mm
3.6 Kloset + TP 1 unit 3
JUMLAH UABP 12
KM wanita 2.1 Bak mandi 3 unit 6
2.2 Bak cuci tangan 3 unit 3 18 18 diameter pipa cabang datar 75 mm
2.3 Kloset + TP 3 unit 9
KM pria 2.4 Bak mandi 2 unit 4
2
2.5 Bak cuci tangan 2 unit 2
27 45 diameter pipa cabang tegak 110 mm
2.6 Kloset + TP 2 unit 6
2.7 Peturasan + palung 3 unit 15
JUMLAH UABP 45
KM 1.1 Bak mandi 3 unit 6
1.2 Bak cuci tangan 3 unit 3 18 18 diameter pipa cabang datar 75 mm
1 1.3 Kloset + TP 3 unit 9
Lab 1.4 Bak cuci tangan 12 unit 12 12 30 diameter pipa cabang tegak 110 mm
JUMLAH UABP 30

Tabel 2.10 Perhitungan Diameter Pipa Air Kotor

6. Perhitungan Reservoir
Digunakan untuk memenuhi seluruh penghuni dan dipompa
berdasarkan kebutuhan penghuni pula dengan pemompaan sebanyak
8 jam per hari dengan dengan pola 1 jam per sekali pompa.Untuk
kebutuhan reservoir dihitung berdasarkan kebutuhan air per hari.

Rincian Pemakaian Jumlah Satuan Satuan

Kebutuhan per Hari 20000 L Hari


Kebutuhan per Jam 2500 L Jam
Volume Bawah 16000 L Liter
Volume Atas 10800 L Liter

2.11 Rincian Pemakaian Air


TABEL PERHITUNGAN RESERVOIR

Debit Air Pemakaian Pemakaian Air Ground Rooftank


(L/Menit) air (L/Jam) Max (L/Jam) Reservoir m³/Menit
125 2500 20000 69.33333333 2.083333333

Kebutuhan per Hari Kebutuhan per Jam Volume Bawah Volume Atas
20.000 liter 2500 liter/jam 16.000 liter 10.800 liter
Tabel 2.12 Debit dan Kebutuhan Air

FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR

Jumlah Supply Air per Jam Pemakaian per Total Supply Total Volume Reservoir
Waktu
Jam (%) Jam (%) (%) Pemakaian (%) Surplus Defisit
24.00 - 05.00 5 4.17 0.5 20.83 2.5 18.33
05.00 - 06.00 1 4.17 0.5 4.17 0.5 3.67
06.00 - 07.00 1 4.17 5 4.17 5 0.83
07.00 - 09.00 2 4.17 8 8.33 16 7.67
09.00 - 10.00 1 4.17 10 4.17 10 5.83
10.00 - 13.00 3 4.17 10 12.50 30 17.50
13.00 - 17.00 4 4.17 7 16.67 28 11.33
17.00 - 18.00 1 4.17 5 4.17 5 0.83
18.00 - 20.00 2 4.17 0.5 8.33 1 7.33
20.00 - 21.00 1 4.17 0.5 4.17 0.5 3.67
21.00 - 22.00 1 4.17 0.5 4.17 0.5 3.67
22.00 - 24.00 2 4.17 0.5 8.33 1 7.33
Jumlah 48 100 100 44 44

2.13 Tabel Perhitungan Reservoir

Untuk mencari volume reservoir perlu dihitung terlebih dahulu


besarnya permukaan yang lebih besar dari debit yang disediakan (
defisit ) dari supply rata-rata harian reservoir selama pengaliran 24
jam, supply rata-rata tiap jamnya adalah : 100 % / 24 jam = 4,17 %

Untuk menghitung volume reservoir, maka digunakan nilai


rata-rata dari jumlah persentasi di atas karena perbedaan diantara
kedua jumlah tersebut sebenarnya hanya untuk menghitung
kapasitas reservoir dan perbedaan diantara kedua jumlah tersebut
sebenarnya hanya merupakan pembulatan. Dengan demikian maka
diperoleh harga rata-rata kapasitas reservoir adalah sebesar :

44 + 44 %
𝑍= = 44
2

Volume reservoir adalah volume yang digunakan untuk


menampung sejumlah air yang dipergunakan apabila pemakaian
debit melebihi dari pemakaian rata-rata atau untuk memenuhi
kebutuhan puncak.
Volume Reservoir = 𝑍 % 𝑥 𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎

Q rata-rata = 1549.10 𝐿/𝑑𝑒𝑡 = 1.55 𝑚3/𝑑𝑒𝑡

Maka : Volume Reservoir

= 44 % 𝑥 1,55 𝑚3/ det 𝑥 86400 𝑑𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖

= 58.925 𝑚3/𝑑𝑒𝑡 ≈ 59.000 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖

Untuk mengantisipasi adanya keperluan mendadak maka


volume reservoir ditambah 10 % dari volume reservoir

Volume Reservoir

= (10 % 𝑥 59.000 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖) + 59.000 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖

= 64.900 𝑚3/𝑑𝑒𝑡 ≈ 65.000 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖

Tabel 2.5 Water Supply Fixture Units

I. Penentuan Pompa
Dalam hal penentuan jenis pompa kita memerlukan data sebagai berikut:
 Head pump = 11.86 m
Maka jenis pompa yang cocok adalah
Spesifikasi

 Kode : PO469
 Nama : Air Jet Pump
 Merk : Sanyo
 Tipe : PDS-255 A
 Berat unit : 35 kg
 Harga : Rp. 3.600.000,-

Spesifikasi Produk

 Daya Listrik : 260 Watt


 Daya Hisap : 24 meter permukaan air (max)
 Daya Dorong : 12 meter
 Total Head : 39 meter
 Kapasitas Maks : 27 L/m liter/menit
 Head : 27 liter
 Made in : Japan

Gambar 2.11 Pompa

Sumber : Google, 2020


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem plambing merupakan system perpipaan yang digunakan untuk
penyediaan air minum atau air bersih dan pembuangan air kotor yang di
pakai pada banggunan kecil maupun gedung bertingkat sekalipun.
Untuk menyelesaikan siklus sistem plambing secara penuh dimulai dari
a. fungsi penggunaan gedung
b. kebutuhan air per hari
c. perhitungan debit air bersih dan diameter pipa air bersih
d. perhitungan diameter pipa air kotoe
e. perhitungan reservoir dan
f. rencana anggaran biaya.
DAFTAR
PUSTAKA

http://umarcivilengineering.blogspot.com/2015/02/sistem-instalasi-
plumbing-pemipaan.html

Diakses pada 9 September 2020

https://abi-blog.com/plumbing-pengertian-prinsip-jenis/

Diakses pada 9 September 2020

https://egsean.com/sistem-plumbing-pada-

gedung/

Diakses pada 9 September 2020

http://priyonulis.blogspot.com/2013/02/diameter-pipa-air-bersih-
untuk-bangunan.html?m=1

Diakses pada 8 November

2020 SNI-03-6481-200-

Sistem Plambing

SNI-03-7065-2005-Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing

Anda mungkin juga menyukai