Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH

UTILITAS BANGUNAN
PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI PLUMBING

Oleh:

M. HAMZAH FANSURI 5113412002


KURNIA DWI ANGGRAINI 5113412011
TIGO MINDIASTIWI 5113412012
SAFRUDIN KHUZAENI N 5113412026

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI PLUMBING
MAKALAH
Diajukan kepada
Dosen Pengajar Utilitas Bangunan
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan tugas
Utilitas Bangunan

Oleh:

M. HAMZAH FANSURI 5113412002


KURNIA DWI ANGGRAINI 5113412011
TIGO MINDIASTIWI 5113412012
SAFRUDIN KHUZAENI N 5113412026

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL,
SIPIL S1
SEMARANG
2014

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan hidayah dan rahmat-Nya sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
makalah “ Pekerjaan Pipa dan Sanitasi Plumbing” untuk tugas mata kuliah Utilitas
Bangunan.

Kami menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah
ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami mengucapkan
terima kasih yang tulus kepada Dosen Pengajar Mekanika Tanah 2 dan teman-teman
yang telah membantu dalam penulisan makalah.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam pembuatan gagasan dalam


makalah ini, besar harapan kami atas kesediaan Bapak, Ibu, Saudara sekalian untuk
memberikan kritik, saran, koreksi atas banyaknya kekurangan yang kami perbuat.

Semarang, 6 Juli 2014

Penulis

iii
Daftar Isi

Halaman kulit muka ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Bab 1 Pendahuluan 1

1. Latar belakang 1
2. Rumusan masalah 2
3. Tujuan 2
Bab 2 Pembahasan 3

1. System sanitasi atau Plumbing 3


a) Jenis peralatan plumbing 3
b) Syarat-syarat dan mutu bahan plumbing 3
c) Alat-alat pendukung plumbing 4
2. Air dalam plumbing 2
a) Sumber air 6
b) Kebutuhan air 6
3. System Instalasi Plumbing 11
a) Instalasi air bersih 11
1. Up feed distribution 11
2. Down feed distribution 12
3. Zone system 13
4. Up feed pumping 14
5. Penyimpanan air bersih 15
b) Instalasi air panas 16
1. Pemanas air dengan gas 17
2. Pemanas air dengan listrik 18
a. Pemanas air listrik pakai tangki 18
b. Pemanas air listrik tanpa tangki 19

iv
3. Pemanas air energy surya 21
c) Instalasi air kotor 25
1. System pembuangan air bekas 25
2. System pembuangan air limbah 26
3. System pembuangan air hujan 27
6. Contoh perhitungan sanitasi atau plumbing 32
Bab 3 Kesimpulan 37

Daftar Pustaka 38

Lampiran Tanya Jawab 39

Daftar Gambar

Gambar 1. Alat-alat plumbing 5

Gambar 2. Siklus air 7

Gambar 3. Pompa air 7

Gambar 4. System up feed distribution 12

Gambar 5. System down feed distribution 13

Gambar 6. System zone 14

Gambar 7. System up feed pumping 15

Gambar 8. Tangki penyimpanan air bersih 16

Gambar 9. Pemanas air dengan gas 17

Gambar 10. Pemanas air listrik pakai tangki 19

Gambar 11. Pemanas air tanpa pakai tangki 20

Gambar 12. Pemanas air energi surya 21

Gambar 13. Pemanas air energi surya 23

Gambar 14. Pemanas air energi surya 24

Gambar 15. System pembuang air limbah 30

v
Gambar 16. System pembuang air hujan 31

Gambar 17. System pembuang air khusus 31

Gambar 18. System pembuang air limbah 32

Daftar Tabel

Tabel 1. Kesimpulan pemanas air dengan memakai tangki

dibandingkan tanpa tangki 20

Tabel 2. Ukuran pipa vertical atau tegak untuk

menampung air hujan dari atap 28

Tabel 3. Jumlah peralatan untuk plumbing 34

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka penghunian bangunan bertingkat banyak baik itu perkantoran,
perhotelan, rumah sakit, flat, ataupun bangunan bertingkat banyak lainnya,
penghuninya memerlukan pengadaan atau penyaluran air bersih dingin, panas
ataupun air es untuk tata udara, dan pembuangan air kotor, air hujan serta
pertangkapan sanitasi yang diperlukan.
Untuk pemahaman bertingkat banyak diperlukan pipa penyalur gas untuk
dapur, dan proyek rumah sakit diperlukan pipa penyalur oksigen. Prasarana yang
diperlukan adalah pipa dari besi cor atau pipa hitam, pipa putih atau pipa galvanis,
pipa, PVC atau plastic bertuang, atau pipa baja tahan karat untuk peyaluran
oksigen. Pekerjaan pipa disimpan (disembunyikan) dalam tabung pipa (pipe shaft)
dalam inti bangunan (building core).
Dalam proyek perhotelan maupun rumah sakit mempunyai kamar mandi
bertumpuk, sedangkan di lantai bawah adaruang-ruang penunjang seperti lobby,
restoran atau ruang penunjang produktif maupun nonproduktif lainnya, maka pipa
pembuang tegak (standpipe) ditampung oleh pipa penampung horizontal yang
disembunyikan dalam ruang instalasi yang terletak antara blok kamar tidur dan
ruang penunjang bertingkat rendah. Untuk menghemat pipa pembuang tegak,
perlengkapan saniter diletakka bertolak belakang atau pada satu seri pipa
pembuang mendatar.

1
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan sanitasi atau plumbing?
2) Bagaimana dengan air yang digunakan untuk sistem plumbing?
3) Bagaimana instalasi air bersih, kotor, dan panas pada suatu bangunan?
4) Bagaimana cara merencaakan sanitasi atau plumbing?

C. Tujuan
1) Mengidentifikasi apa yang dimaksud dengan sanitasi atau plumbing.
2) Menjelaskan mengenai instalasi air bersih, kotor, dan panas.
3) Merencanakan sanitasi atau plumbing pada suatu bangunan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1) Sistem Sanitasi atau Plumbing


Sistem peralatan plumbing adalah suatu sistem penyediaan atau
pengeluara air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau
pecemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi
kebutuhan penghuninya dalam masalah air.

a) Jenis peralatan plumbing


Peralatan plumbing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperluka dalam
suatu kompleks perkotaan, perumahan, dan bangunan. Perlatan tersebut terdiri
dari:
1. Peralatan untuk penyediaan air bersih
2. Peralatan untuk peyediaan air panas
3. Peralatan untuk pembuangan air kotor, dan
4. Peralatan-peralata lain yang ada hubungannya terhadap perencanaan
pemipaan

b) Syarat-syarat dan mutu bahan plumbing


Dalam perencanaan pelaksanaan plumbing, harus diperhatikan syarat-
syarat dari bahan plumbing, yaitu:
1. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
2. Tidak menimbulkan gangguan suara
3. Tidak menimbulka gaggua radiasi
4. Tidak merusak perlengkapa bangunan, dan
5. Instalasi harus kuat dan bersih

3
Selain syarat-syarat di atas harus pula diperhatikan cara-cara pemasangan
yang baik, seperti penyambungan hubungan dari pipa-pipa yang besar ke yang
kecil atau sebaliknya. Instalasi plumbing harus mengguakan bahan-bahan yang
mutu bahannya memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
1. Daya tahan bahan harus lama, minimal 30 tahun
2. Permukaan harus halus dan tahan air
3. Tidak ada bagian-bagian yang tersembunyi/ meyimpan kotoran pada bahan-
bahan yang dimaksud
4. Bebas dari kerusakan, baik mekanis maupun yang lain
5. Mudah pemiliharaannya
6. Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku

c) Alat-alat pendukung plumbing


Dalam perencanaan plumbing, perlu diperhatikan bahan/ alat plumbing.
Untuk bahannya dapat digunakan: pipa besi tuang (galvanize), pipa PVC, dan
pipa tembaga (untuk air panas). Penggunaan pipa ini tergatung dari jenis
bagunan dengan suatu tekenan tertentu sesuai besar dan tinggi bangunannya.
Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter 1/2”nsampai dengan 2”
untuk rumah tinggal, dan 1/2” sampai 6” untuk bangunan tinggi.
Alat-alat plumbing yag merupakan permulaa dari sistem pembuangan dari
instalasi, dapat berupa: kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir bidet, bath tub,
shower, dan lain-lain. Alat plumbing dari kran dapat berfungsi sebagai alat
untuk medapatka air dan juga alat plumbing lain untuk megalirkan air yang
sudah dipakai.

4
Bath tub Kloset duduk

Kran air Urinoir

Wastafel Bidet

Gambar 1. Alat-alat Plumbing

5
2) Air dalam Plumbing
Air yang merupaka kebutuhan manusia adalah pelengkap yang harus
disediakan dalam alat plumbing. Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi
air bersih (dingin/ panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan, dan air khusus).
Air bersih yang dimaksud di sini adalah air minum, yaitu iar yang dapat
diminum dan diguakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain. Agar air minum tidak
megganggu kesehatan manusia dan peralatan-peralatan, diperlukan suatu syarat-
syarat fisik, kimia, dan bakteriologis yang ditetukan oleh dinas kesehatan Negara.
Syarat-syarat fisik air minum:
o Jerih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidk mempunyai rasa.
o Mempunyai suhu rata-rata 10-20 derajat Celcius
o Memenuhi syarat kesehatan

a) Sumber Air
Air yag berasal dari mata air, yaitu air yang keluar dari dalam tanah.
Biasanya terdapat pada daerah-daerah yang bergunung berapi, sebagai mata air
sungai. Air danau atau juga air tadah hujan, kemudian ditampung dan diolah
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai air minum. Air sungai yang
dibuat bendungan, kemudian diolah dan diproses oleh perusahaan untuk
warga/masyarakat yang memerlukan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh
Perusahaan Air Minum/PAM. Air dalam tanah, berupa sumur galian atau sumur
pompa utuk kebutuhan sendiri-sendiri atau kebutuhan dalam jumlah kecil degan
kedalaman tergantung dari tinggi permukaan air tanah, berkisar 5 sampai 15
meter. Macam-macam sumur yang mendapatkan air dari dalam tanah:
1. Sumur pompa/ sumur galian = 5-15 m
2. Sumur pompa dengan mesin = 15-40 m
3. Sumur pompa dengan mesin/ semi deep well = 50-100 m
4. Sumur pompa dalam/ deep well = kedalaman 100 m lebih

6
Gambar 2. Siklus Air

Gambar 3. Pompa Air

7
b) Kebutuhan Air
Kebutuhan air dalam bagunan artinya air yang dipergunakan baik oleh
penghuninyaataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya denga
fasilitas bangunan. Kebutuhan air didasarkan atas sebagai berikut:
1. Keperluan-keperluan: untuk minum, memasak, mandi, buang air kecil dan
buang air besar, mencuci, serta proses untuk industri.
2. Kebutuhan air yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam
renang, air mancur/ taman.
3. Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler.
4. Kebutuhan air cadangan yang sifatnya berkurang karena penguapan.
Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi keguaan bangunan
dan jumlah penghuinya. Untuk mendapatkan jumlah yang besardigunakan
sumur pompa dalam (deep well) dengan jumlah debit yang tinggi. Besar
kebutuhan air, khususnyauntuk kebutuhan manusia, dihitung rata-rata per orang
per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk manusia tersebut.

Kebutuhan Air Bersih Bangunan

1. Flat/Rumah tinggal 150 liter/orang/hari

2. Sekolah 75 liter/orang/hari

3. Industri 100 liter/orang/hari

4. Institusi 400 liter/orang/hari

5. Rumah Sakit 500 liter/orang/hari

6. Hotel 3000 liter/kamar/hari

7. Penjara 50 liter/orang/hari

8. Binatu 40 liter/kg cucian

8
9. Tempat cuci mobil 200 liter/kali

Pedoman cepat untuk perancangan

1. Flat 2 m3/hari/100m2

2. Kantor 1 m3/hari/100m2

3. Rumah sakit 1,5 m3/hari/100m2

4. Hotel 3 m3/hari/100m2

5. Pertokoan 0,5 m3/hari/100m2

Kebutuhan perlengkapan saniter:

1. Closet 8 liter/ kali

2. Urinoir 30 liter/ kali

3. Badkulp 250 liter/ kali

4. Douche/ mandi pancuran 25 liter/ kali

Kebutuhan air perlengkapan banguan

1. Airconditionig 0,2 m3/menit/ TR

2. Mesin uap 20 liter/ HP/ jam

3. Pengaman kebakaran 20 m3

4. Tangki minimum 10 m3

9
Daya buang rata-rata perlengkapan saniter

1. Closet 120 liter/ menit

2. Badkuip/bak mandi 90 liter/ menit

3. Wastafel/ urinoir 60 liter/ menit

4. Kebutuhan closet 1 buah/ 40 orang

Data untuk menentukan diameter pipa penyalur(atas dasar kehilangan tekanan


0,2 m/m2)

Diameter debit liter/ menit

3/8’’ 5

½’’ 12,5

¾’’ 30

1’’ 65

1 ¼’’ 130

1 ½’’ 200

2’’ 425

3’’ 1500

4’’ 2000

Kran

½’’ 20 wastafel, badkuip

¾’’ 40

10
1’’ 70

1 ¼’’ 110

Pipa pembuangan air hujan (hujan 500 mm/ m2/ jam)

Pipa luas atap m2

2’’ 75

2 1’2’’ 150

3’’ 250

4’’ 500

5’’ 1000

6’’ 1500

8’’ 3000

3) Sistem Instalasi Plumbing


Instalasi plumbing pada suatu bangunan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a) Instalasi air bersih
Air bersih untuk memenuhi kebutuhan penghuni bangunan bisa berasal
dari PAM atau sumur artetis. Sedangkan syarat air bersih yang dapat digunakan
adalah tidan berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Adapun sistem-sistem air
bersih pada bangunan bertigkat banyak adalah sebagai berikut:
1. Up feed distribution
Pada system ini, air langsung dialirkan ke tempat-tempat yang
membutuhkan. System ii hanya digunakan pada bangunan-bangunan yang
tidak begitu tinggi (tidak lebih dari 5 lantai). Sedangkan utuk banguan
berlatai banyak (lebih dari 6 lantai) system ini tidak memugkinkan, karena

11
dibutuhkan tenaga yang sangat besar untuk meaikkan ke lantai atas. Untuk
menambahkan tekanan air di lantai atas, biasanya diadakan penambahan
pompa.

Gambar 4. System up feed distribution

2. Down feed distribution


Pada system ini, air dipompakan ke atas dan ditampug dalam bak
penampung (hose tank), baru kemudian disalurkan ke tempat-tempat yang
memerlukan. Tanki penampung (hose tank) selai sebagai penampung air
utuk keperluan sehari-hari, juga sebagai penyedia air untuk proteksi/
pemadama kebakaran (fire protection). Tanki peampung ini dibagi menjadi
dua, bagian atas untuk kebutuhan sehari-hari (hose supply). Sedangkan
bagian bawah dipersiapkan untuk cadangan pemadam kebakaran (fire
reserve).

12
Maksud penyediaan suction tank adalah untuk mengatur penyedotan air.
House tank dan suction tank terbuat dari plat besi, dibagi dua secara vertical
dengan masing-masing memepunyai pipa dan control sendiri-sendri. Hal ini
dimaksudkan agar selama direparasi tidak perlu mematikan seluruh system
yang ada. Sedangkan untuk memenuhi air panas, direncanakan salura khusus
yang membawa air dingin dari house tank ke boillers, kemudian dialirkan ke
tempat-tempat yang membutuhkan secara up feed system.

Gambar 5. System down feed distribution

3. Zone system
Untuk bangunan yang sangat tinggi (lebih dari 23 lantai) system down
feed distribution ini mengalami kesulita karena tekanan air menjadi lebih
besar dan pompa bekerja lebih berat. Pemecahannya yaitu dengan membagi
system dalam beberapa zone, di mana setiap zone memiliki hose tank dan
pompa sendiri. Demikian pula bila diperlukan boiler untuk pemanas air.
Keuntungan meggunakan system zone ini adalah: house tank dapat dibuat

13
lebih kecil, sesuai dengan kebutuhan setiao zone, pekerjaan pompa lebih
ringan dan tekanan air akibat gaya grfitasi menjadi lebih kecil.

Gambar 6. System zone


4. Up feed pumping
Up feed pumping adalah penambahan tekanan pada system distribusi,
system ini merupakan system paling baik untuk bangunan yang tidak terlalu
tinggi. Pada system ini digunakan tiga pompayang dipakai dengan bentuk
masing-masing berbeda.

14
Gambar 7. Up feed pumping

5. Penyimpanan air bersih


Untuk menyimpan air bersih dari pompa atau PAM, volume air
disesuaika dengan keperluan penghuni seluruhnya, dihitung 8 per jam. Air
bersih tersebut dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air

Ground reservoir

Kompleks perumahan dan bangunan-bangunan tinggi memerlukan ruangan


yang besar untuk ground reservoir. Oleh karena itu, perancang harus dapat
memikirkan tempatnya. Begitu pula ruangan lai sebagai penunjang, seperti
ruang pompa dan tempat-tempat pengurasannya. Untuk memenuhi
persyaratan sebagai tempat penyimpanan air, diguakan bahan beton.

15
Tangki air di atap

Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang
diletakkan di atas bangunan. Dengan letak demikian diusahakan tangki
tersebut terbuat dari bahan yang ringan/ bukan beton, seperti fibre glass atau
plat-plat baja yang terdiri dari komponen-komponen plat yang disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk kotak, sesuai ukuran yang
dikehendaki.

Gambar 8. Tangki penyimpanan air bersih

b) Instalasi air panas


Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. System air panas ini dapat
dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen,
penginapan, rumah sakit, dan bangunan-bangunan umum. Pada daerah-daerah
yang beriklim atau berudara sejuk, air panas sangat diperlukan. Oleh karena itu,
sistem plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang

16
dibalut dengan benang-benang asbes supaya panasnya tidak terbuang keluar
(benang-benang asbes tersebut sebagai isolator yang baik untuk menahan
panas).
Untuk memanaskan air, pipa-pipa air dingin yang menuju ke titik air
harus melewati alat-alat pemanas dengan system yang berbeda-beda. Alat
pemanas yang sering digunakan adalah:
1. Pemanas air dengan gas: air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yag
dipanaskan. Sistem Penyediaaan Air Panas Ke Pancuran Mandi Dengan
Pemanas Air Gas pemanas air dari gas memerlukan tekanan minimum antara
0,25-0,7 kg/cm, sedangkan tekanan maksimum 3,0-4,0 kg/cm (yang
diizinkan).

Gambar 9. Pemanas air dengan gas

17
2. Pemanas air listrik
Pemanas air jenis ini menggunakan energi listrik untuk memanaskan airnya.
Pemanas air energi listrik ini juga terbagi dua jenis, yang menggunakan
tangki (storage) atau yang tidak menggunakan tangki (tankless).
a. Pemanas air listrik pakai tangki (Storage - Electric Water Heater)
Pemanas air listrik jenis ini menggunakan tangki sebagai tempat
menyimpan air panas sebelum digunakan. Ciri-cirinya berbentuk silinder
horisontal atau vertikal dan karena ukurannya cukup besar dan makan
tempat, biasanya dipasang di luar kamar mandi. Dan air di dalam tangki
inilah yang dipanaskan sampai mencapai suhu yang dikehendaki.
Komponen dan cara kerjanya terlihat seperti gambar sebelah. Komponen
utama alat ini adalah elemen pemanas listrik yang terletak di bagian atas
dan bawah tangki. Saat air dingin masuk ke tangki, elemen pemanasnya
mulai bekerja memanaskan air dalam tangki sampai mencapai suhu yang
dikehendaki. Dan ketika suhu air dalam tangki mulai turun, ke dua
elemen pemanas ini bekerja kembali memanaskan air sampai mencapai
suhu yang telah di setting. Dengan dimikian suhu air di dalam tangki
selalu terjaga dan selalu tersedia setiap dibutuhkan.
Karenanya, pemanas air listrik pakai tangki ini pemakaian daya
listriknya lebih boros. Daya listrik terus tersedot untuk menjaga
kestabilan suhu air dalam tangki sekalipun tidak ada yang menggunakan
air panas. Berikut contoh produknya merk Reliance dari Amazon dengan
kapasitas 6 gallons.

18
Gambar 10. Pemanas air listrik pakai tangki

b. Pemanas air listrik tanpa tangki (Tankless - Electric Water Heater)


Untuk jenis yang ke dua ini tidak memerlukan tangki. Jadi airnya
tidak perlu ditampung dulu. Sama seperti pemanas air gas tanpa tanki,
pemanas air listrik tanpa tangki ini baru bekerja memanaskan air saat kran
air di buka. Air dari kran tidak langsung panas, perlu waktu beberapa saat
untuk mendapatkan air panas yang diinginkan. Lama nunggunya
tergantung dari besar kecilnya watt listrik alat tersebut. Semakin besar
watt-nya semakin cepat air panas keluar dari krannya, begitu juga
sebaliknya.
Cara kerja sama seperti pemanas air gas tanpa tangki. Saat kran di
buka, aliran air terdeteksi oleh sensor aliran air (flow-switch) dan
mengaktifkan elemen pemanas di dalam heating module dan memanaskan
air sampai suhu yang diinginkan. Setelah mencapai suhu yang diinginkan
atau kran di matikan (flow switch tidak mendeteksi adanya aliran air lagi),
secara otomatis elemen pemanas pun mati. Jadi saat dibutuhkan saja alat

19
ini bekerja. Dengan demikian konsumsi listriknya lebih hemat, walaupun
air panasnya tidak tersedia setiap saat. Harus nunggu dulu beberapa saat
setelah alat bekerja.

Gambar 11. Pemanas air listrik tanpa tangki

Tabel 1. Kesimpulan Pemanas Air dengan Memakai Tangki dibandingkan


tanpa Tangki:

Memakai Tangki Tanpa Tangki


Ukuran: Besar makan tempat Kecil, tidak makan tempat
Listrik: Boros, bekerja terus Lebih hemat, bekerja saat dubutuhkan
Harga: Mahal >2 jt-an Lebih murah, < 1 jt-an
Ketersediaan air panas: selalu ada Mau air panas? nunggu dulu
Cocok untuk keluarga besar Cocok untuk keluarga kecil

20
3. Pemanas air energi surya
System pemanas energy surya meggunakan tabung penyimpan dan
letaknya harus dipasang di atas atap bagunan untuk mendapatkan panas
matahari. Air panas dipanaskan oleh matahari digunakan dalam banyak cara.
Sementara mungkin paling dikenal dalam lingkungan perumahan untuk
menyediakan air panas domestik, air panas surya juga memiliki aplikasi
industri, misalnya untuk menghasilkan listrik. Desain cocok untuk iklim
panas dapat jauh lebih sederhana dan lebih murah, dan dapat dianggap
sebagai teknologi yang tepat untuk tempat-tempat ini. Adapun kelemahan
sistem pemanas air tenaga surya adalah masih memakai heating element.

Gambar 12. Pemanas air energi surya

21
Untuk memanaskan air menggunakan energi matahari, kolektor,
sering diikat ke atap atau dinding menghadap matahari, memanaskan fluida
kerja yang baik dipompa (sistem aktif) atau didorong oleh konveksi alami
(sistem pasif/Thermosyphon) melalui itu. Kolektor dapat terbuat dari kotak
kaca beratap sederhana terisolasi dengan penyerap surya datar terbuat dari
lembaran logam, yang melekat pada pipa tembaga dan berwarna gelap, atau
set tabung logam dikelilingi oleh silinder kaca dievakuasi (dekat vakum).
Dalam kasus industri cermin parabola dapat berkonsentrasi sinar matahari
pada tabung. Panas yang disimpan dalam tangki penyimpanan air panas.
Volume tangki ini harus lebih besar dengan sistem pemanas surya untuk
memungkinkan untuk cuaca buruk, dan karena suhu akhir yang optimal
bagi kolektor surya lebih rendah dari perendaman khas atau pemanas
pembakaran. Perpindahan panas cairan (HTF) untuk penyerap mungkin air
panas dari tangki, tapi lebih sering (setidaknya dalam sistem aktif) adalah
loop terpisah dari cairan yang mengandung anti-beku dan inhibitor korosi
yang memberikan panas ke tangki melalui penukar panas (umumnya sebuah
kumparan pipa tembaga dalam tangki). Konsep lain yang lebih rendah
pemeliharaan adalah 'drain-kembali': tidak ada anti-freeze diperlukan,
melainkan semua pipa yang miring menyebabkan air mengalir kembali ke
tangki. Tangki tidak bertekanan dan terbuka untuk tekanan atmosfer. Begitu
pompa menutup off, arus berbalik dan pipa kosong sebelum pembekuan
dapat terjadi.

22
Gambar 13. Pemanas air energi surya

Perumahan instalasi panas matahari jatuh ke dalam dua kelompok:


pasif (kadang disebut "kompak") dan aktif (kadang-kadang disebut
"dipompa") sistem. Kedua biasanya meliputi sumber energi tambahan
(elemen pemanas listrik atau koneksi ke gas atau bahan bakar minyak sistem
pemanas sentral) yang diaktifkan bila air dalam tangki turun di bawah
pengaturan suhu minimum seperti 55 ° C Oleh karena itu, air panas selalu
tersedia. Kombinasi air surya pemanasan dan menggunakan panas back-up
dari cerobong asap tungku kayu untuk memanaskan air dapat mengaktifkan
sistem air panas untuk bekerja sepanjang tahun di iklim dingin, tanpa
persyaratan tambahan panas dari sistem pemanas air surya yang bertemu
dengan fosil bahan bakar atau listrik.

23
Gambar 14. Pemanas air energi surya

Ketika sebuah pemanas air tenaga surya dan air panas sistem pemanas
sentral yang digunakan bersama, baik panas matahari akan terkonsentrasi
dalam tangki pemanasan awal yang feed ke dalam tangki dipanaskan oleh
pemanas sentral, atau penukar panas matahari akan menggantikan
pemanasan yang lebih rendah unsur dan elemen atas akan tetap di tempat
untuk memberikan untuk setiap pemanas surya yang tidak dapat
menyediakan. Namun, kebutuhan primer untuk pemanasan sentral adalah

24
pada malam hari dan di musim dingin ketika matahari mendapatkan yang
lebih rendah. Oleh karena itu, pemanas air surya untuk mencuci dan mandi
sering merupakan aplikasi yang lebih baik daripada pemanasan pusat
karena penawaran dan permintaan yang lebih baik yang cocok. Dalam iklim
banyak, sistem air panas matahari dapat memberikan sampai 85% energi air
panas domestik. Hal ini dapat mencakup domestik non-listrik
berkonsentrasi sistem panas matahari. Di negara-negara Eropa utara, air
panas gabungan dan sistem pemanas ruang (combisystems surya)
digunakan untuk menyediakan 15 sampai 25% dari energi pemanas rumah.

c. Instalasi air kotor


Air buangan atau air kotor air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat
dibagi dalam beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunannya.
1. Air bekas buangan: air yang digunakan untuk mencuci, mandi, dan
bermacam-macam lain pengguaanya.
2. Air limbah: air untuk membersihkan limbah/ kotoran.
3. Air hujan: air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.
4. Air limbah khusus: air bekas cucian kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu
seperti air bekas rumah sakit, laboratorium, restoran dan pabrik.

Untuk membuang dan mengalirkan air kotor ini, ada yang dapat digabung
pembuanannya supaya tidak terjadi perembesan yang berakibat mencemarkan
lingkungan. Selain itu pipa-pipa dibuang/ dipasang dalam ukuran yang besar
mulai dari diameter 3” sampai dengan 6” dengan kemiringan tertentu untuk
memudahkan pengaliran air kotor trsebut.

1. System pembuangan air bekas


Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian
pakaian, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian

25
lainnya. Untuk pipa pembuangan dapat digunakan pipa PVC; untuk pipa-
pipa vertical dan pembuangan horizontal digunakan pipa PVC atau pipa
beton dengan diameter yang diperhitungkan ukurannya. Mengingat panjang
PVC 400 cm, maka system pemipaan pembuangan air bekas, baik vertical
maupun horizontal diusahakan setiap 400 cm dibuat sambungan/
dihubungkan dengan pipa-pipa lain. Untuk pipa vertical, diusahaka
hubungan meggunakan sambungan dengan sudut lebih kecil dari 90 derajat
sehingga tidak terjadi air balik. Untuk sambungan-sambungan horizontal,
juga dapat digunakan sambungan-sambungan bersudut lebih dari 90 derajat
atau menggunakan bak-bak control. Pembuangan air bekas ini dapat
dialirkan ke saluran lingkungan atau saluran kota praja.
2. System pembuangan air limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yag bercampur kotoran. Air bekas/
air limbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarang/ dibuang ke seluruh
lingkungan, tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.

System Pembuangan Air Limbah

Saluran air limbah di tanah/ di dasar bangunan dialirkan pada jarak


sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat belokan-beloka tegak
lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5-1% ke dalam bak penampungan yang
disebut septic tank. Bak penampungan air limbah tidak diperbolehka
bercampur dengan air bekas buangan apalagi yang megandung sabun.

Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup
diperluka septic tank dengan volume 1-1.5 m3 dengan dibuat perembesan.
Untuk bngunan-bangunan yang banyak penghuninya, penampung air limbah
harus menggunakan septic tank berukuran besar yang sering disebut sebagai
pengolah limbah (sewage treatment). Sewage Treatment Plant (STP) adalah
tempat pengolahan limbah yang jumlah kotorannya cukup banyak.

26
Limbah yang terkumpul, diolah secara mekanis, diaduk, diberi udara
supaya bakteri-bakteri yang ikut mengolah limbah dapat hidup dengan baik
sehingga dapat segera memproses kotoran-kotoran/ limbah tersebut. Hasil
pengolaha limbah diberi zat pembersih sehingga air bekas pengolahan
limbah dapat dipompa keluar untuk dibuang melalui saluran-saluran kota
atau mendinginkan alat pendingin (air condition).

Sewage treatment dapat diletakkan di luar gedung/ halaman atau dapat


juga dibuat di bagian lantai yang paling bawah/ lebih rendah dari toilet yang
rendah. Di dalam ruangan sewage tersebut, orang harus dapat masuk untuk
mengontrol sehingga diperlukan penerangan dan ventilasi (exhaust van).

Air Limbah Khusus

Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan


khusus, seperti restoran-restoran besar, pabrik-pabrik/ industry kimia,
bengkel, rumah sakit, da laboratorium. Air limbah khusus ini harus
ditampunng di tempat tertentu, dengan treatment tersendiri , lalu dapat
dibuag bersama-sama dengan air bekas biasa. Sebagai cotoh, restoran besar
yang membuang air limbah khusus/air buangan yang mengandung lemak,
sedangkan lemak tidak dapat hancur/ menyatu dengan air bekas buangan.
Oleh karena itu, perlu diadakan treatment terlebih dahulu. Alat ini disebut
grease trap atau perangkap lemak.

3. System pembuangan air hujan


Air hujan adalah air dari awan yang jatuh di permukaan tanah. Air
tersebut dialirkan ke saluran-saluran tertentu. Mengingat air yang jatuh tidak
sama dialami oleh setiap bangunan, tergantung dari letak dan kondisi
banguna berada, maka untuk penyalurannya diperlukan pipa-pipa plumbing
tersendiri yang dihitung dan diukur dari atap yang menerima air hujan
tersebut.

27
Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau kompleks perumahan
disalurkan melalui talang-talang vertical dengan diameter 3” (minimal) yang
diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan
jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan. Air hujan tersebut
disalurkan dengan pipa tersendiri dengan saringan khusus yag terpisah
dengan pipa air bekas.
Untuk daerah-daerah tertentu yang penyerapan air tanahnya cukup baik,
dibuat bak penampung air hujan, lalu diresapkan pada tanah gembur dengan
dasar yang dibuat dari pasangan koral-koral dan ijuk. Peresapan air ini
bertujuan supaya air hujan yang dating tidak terbuang percuma ke selokan
lingkungan, tetapi meresap sehingga tanah tersebut mejadi daerah yang
mengandung banyak air, yang nantinya akan digunakan untuk kebutuhan air
di daerah tersebut. Air hujan yang jatuh pada atap bangunan tinggi, perlu
diadakan peyelesaiaan yang baik sehingga tidak terjadi kebocoran dan
tumpahan yag tidak teratur.
Pipa pembuangan/pipa vertical dipasang pada shaft untuk air hujan yang
dapat dibuang sejajar dengan pipa-pipa plumbing lainnya. Pipa ini dipasang
sesuai dengan luas atap yang menampung air hujan tersebut. Dalam
menghitung besar pipa pembuangan air hujan, harus diketahui atap yang
menampung air hujan tersebut dalam luasan m2. Sebagai standar ukuran pipa
pembuangan dibuat tabel sebagai berikut:

Diameter (inci) Luasan atap (m2) Volume (liter/menit)


3 s.d-180 255
4 385 547
5 698 990
6 1135 1610
8 2445 3470
Tabel 2.Ukuran pipa vertical/ tegak untuk menampung air hujan dari atap

28
Untuk mencari/ menghitung jumlah dan besar pipa tegak air hujan, dapat
dicari dengan cara sebagai berikut:

Luas atap = 1200 m2. Hujan rata-rata di Indonesia anatara 300-500


mm/m2/jam = 5-8 liter/menit. Curah hujan = 1200 m2 x 5 - 8 liter/ menit =
6000 – 9600 liter/ menit. Luas atap 1200 m2, dalam tabel paling efisien
menggunakan diameter 6” dengan kapasitas +/- 1610 liter/ menit. Jika curah
hujan 8000 liter/ menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam
waktu 1 x 6” = 8000 : 1610 = 5 menit. Untuk mempercepat pembuangan air
diperlukan pipa 6” sebanyak 5 buah yang tersebar letaknya sehingga air di
atas atap pada saat tertentu akan terbuang ke luar dalam waktu 1 (satu)
menit.

Setelah mengetahu jumlah dan besar diameter tegak pipa air hujan, air
hujan tersebut dapat dialirkan melalui saluran-saluran kota praja atau dapat
dialirkan ke sumur-sumur beton yang ditanam ke dalam galian tanah yang di
luarnya dipasang batu-batu koral/ batu karang dan ijuk, sebagai tempat
penyerapan. Utuk memperlancar aliran penyerapan air hujan

29
Gambar 15. System Pembuangan Air Limbah

30
Gambar 16. System Pembuangan Air Hujan

Gambar 17. System Pembuangan Air Khusus

31
Gambar 18. System Pembuangan Air Limbah

4) Contoh Perhitungan Sanitasi/ Plumbing


1. Suatu Bangunan kantor yang disewakan terdiri dari bangunan berlantai 15
dengan luas 1400 m2/lantai, dan dihuni oleh karyawan yang diasumsikan 6-8
m2/oang. Kebutuhan kloset, wastafel dan urinual pada bangunan tersebut
sesuai dengan Tabel Jumlah Peralatan untuk Plumbing No.6
Jumlah karyawan per lantai = 1400 m2 : (6-8) m2/orang = 200 orang, yang
terdiri dari karyawan pria = 110 orang, dan karyawan wanita = 90 orang
Sesuai dengan table tersebut, kebutuhan :
Kloset karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
Kloset karyawan wanita untuk 90 orang = 5 buah
Wastafel karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
Wastafel untuk karyawan wanita untuk 90 orang = 4 buah
Urinial karyawan pria = kloset = 5 buah

32
Jumlsh kloset wastafel, dan urinial tersebut merupakan kebutuhan peralatan
plumbing untuk setiap lantai.

2. Suatu Sekolah Menengah/Lanjutan diketahui jumlah guru, karyawan dan


siswanya
Guru pria = 12 orang
Guru wanita = 8 orang
Karyawan pria = 6 orang
Karyawan wanita = 3 orang
Siswa terdiri dari:
Siswa laki-laki = 400 anak
Siswa perempuan = 200 anak

Untuk menghitung kebutuhan kloset, wastafel, dan urinial dapat


menggunakan Tabel Jumlah Peralatan untuk Plumbing no.3 dan 7
- Kebutuhan kloset guru dan karyawan pria = (12+6) orang : 8 =
2,5 ~ 3 buah
- Kebutuhan kloset guru dan karyawan wanita = (8+3) orang : 10 =1
buah
- Kebutuhan wastafel pria = 18 orang : 12 =
1,5 ~ 2 buah
- Kebutuhan wastafel wanita = 11 orang : 12 =1
buah
- Kebutuhan urinial pria = 18 orang : 8 =2
buah

Kebutuhan kloset wastafel dan urinial untuk siswa (lihat Tabel 1.3 no 7)
- Jumlah kloset siswa laki-laki = 400 siswa : 40 = buah
- Jumlah kloset siswa perempuan = 200 siswa : 40 = 5 buah

33
- Jumlah wastafel siswa laki-laki = 400 siswa : 35 = 11
buah
- Jumlah wastafel siswa perempuan = 200 siswa : 35 = 6 buah
- Jumlah urinial siswa laki-laki = 400 siswa :40 = 10
buah

Untuk bangunan sekolah tersebut kalu dibangun dalam jumlah 3 lantai


maka kebutuhan peralatan kloset dibagi 3 dengan hasil pembulatan keatas.

Tabel 3. Jumlah Peralatan untuk Plumbing


No Tipe Bangunan Closet Urinal Wastafel
1 Gedung Setiap 150 Setiap 300 pria Sejumlah sama
pertemuan, R. wanita sebanyak 1 bh dengan kloset
rapat, tempat sebanyak 1 bh,
ibadah setiap 300 pria
sebanyak 300
bh
2 Auditorium, 1-100 orang 1-200 org 1-200 org
Convention perlu bh, 101- perlu 1 bh, perlu 1 bh,
Hall, Bioskop 200 orang 201-400 org 201-400 org
perlu 2 bh, perlu 2 bh, perlu 2 bh,
201-400 orang 401-600 org 401-750 org
perlu 3 bh, perlu 3 bh, perlu 3 bh,
diatas 400 diatas 600 org diatas 750 org
orang setiap setiap 300 pria setiap 500 org
500 pria perlu perlu 1 bh perlu 1 bh
1 bh, setiap
300 wanita

34
perlu 1 bh
3 Asrama, Setiap 8 wanita Setiap 8 pria Setiap 12 org
Sekolahan, perlu 1 bh, perlu 1 bh perlu 1 bh
Kampus setiap 10 pria
perlu 1 bh
4 Pabrik 1-10 org perlu 1-30 org perlu Setiap 10 org
1 bh, 11-25 org 1 bh, 31-80 org perlu 1 bh,
perlu 2 bh, 26- perlu 2 bh, 81- diatas 100 org
50 org perlu 3 160 org perlu 3 setiap 15 org
bh, 51-75 org bh, 161-240 perlu 1 bh
perlu 4 bh, 76- org perlu 4 bh,
100 org perlu 5 diatas 250 org
bh, diatas 100 setiap 50 org
orang setiap 30 perlu 1 bh
pria/wanita
perlu 1 bh
5 Rumah sakit: Setiap 8 pasien Setiap 10
- Perawat perlu 1 bh, pasien perlu 1
- Kamar Pasien setiap kamar= bh, setiap
-R. tunggu + 1 bh, sama kamar 1 bh
karyawan dengan
kebutuha
bangunan
umum
6 Bangunan 1-15 org perlu Sama dengan 1-15 org perlu
umum (kantor 1 bh, 16-35 org jumlah toilet bh, 16-5 org
dan perlu 2 bh, 36- pria perlu 2 bh, 36-
sebagainya) 55 org perlu 3 60 org perlu 3

35
bh, 56-80 org bh, 61-90 org
perlu 4 bh, 81- perlu 4 bh, 91-
110 org perlu 5 125 org perlu 5
bh, 111-150 bh, diatas 125
org perlu 6 bh, org setiap
diatas 150 org penambahan
setiap 45 org perlu 1
tambahan 40 bh
org perlu 1 bh
7 Sekolah: Setiap 30 anak Setiap 40 anak Setiap 35 anak
- Dasar laki-laki perlu laki-laki perlu laki-laki perlu
- Lanjutan 1 bh, setiap 25 1 bh 1 bh, setiap 35
anak anak
perempuan perempuan
perlu bh, perlu 1 bh
setiap 40 anak
laki-laki perlu
1 bh, setiap 30
anak
perempuan
perlu 1 bh

36
BAB III
KESIMPULAN

Sistem peralatan plumbing adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluara air
ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pecemaran terhadap
daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam
masalah air.
Alat-alat plumbing yag merupakan permulaa dari sistem pembuangan dari
instalasi, dapat berupa: kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir bidet, bath tub,
shower, dan lain-lain. Alat plumbing dari kran dapat berfungsi sebagai alat untuk
medapatka air dan juga alat plumbing lain untuk megalirkan air yang sudah dipakai.

System Instalasi Plumbing:

1. Instalasi air bersih


a) Up feed distribution
b) Down feed distribution
c) Zone system
d) Up feed pumping
2. Istalasi air panas
a) Pemanas air dengan gas
b) Pemanas air listrik
c) Pemanas air energi surya
3. Instalasi air kotor
a) Air bekas buangan: air yang digunakan untuk mencuci, mandi, dan bermacam-
macam lain pengguaanya.
b) Air limbah: air untuk membersihkan limbah/ kotoran.
c) Air hujan: air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.
d) Air limbah khusus: air bekas cucian kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu
seperti air bekas rumah sakit, laboratorium, restoran dan pabrik.

37
DAFTAR PUSTAKA

Tangoro, Dwi. 2010. Utilitas Bangunan, Jakarta: UI-Press.

Poerbo, Hartono. 1998. Utilitas Bangunan, Jakarta: Djambatan.

Dermawan. Moch Husni. 2003. Paparan Kuliah Instalasi Bangunan, Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Jaringan Air Bersih II, Jogjakarta: Universitas Gajah Mada

http://proyeksipil.blogspot.com/2013/06/sistem-dan-cara-kerja-mesin-pemanas-

air.html

http://www.heatpumpwaterheater.info/pemanasairsurya.htm

http://sanfordlegenda.blogspot.com/2012/09/Electric-Water-Heater-Pemanas-Air-

Listrik.html

http://smt-tangerangselatan.blogspot.com/2010/09/pemanas-air-tenaga-panas-

buang-freon-ac.html

http://pureitpemurniair.wordpress.com/cara-kerja/

38
Lampiran Tanya Jawab:

Termin I

1. Bahar Ardianto (5113412028)


Bagaimana cara menstabilkan aliran air pada up feed distribution ? agar aliran
air tetap stabil sampai lantai paling bawah?
Jawab :
Cara menstabilkan air pada up feed distribution yaitu tangki penampung
bawah (ground tank) air yang tersedia harus stabil (tetap)sesuai dengan
perhitungan agar aliran air sampai ke lantai bawah stabil dan tetap tersedia.

2. Esti Nur Taufik (5113412055)


a) Apa saja persyaratan kualitas air bersih ?
b) Apakah bakteri yang di septic tank sudah ada atau di berikan bakteri ?

Jawab :

a) Persyaratan kualitas air bersih meliputi :


Persyaratan fisik :

a. Suhu: merupakan suhu kamar antara 10 - 25 derajat Celcius

b. Warna: tidak berwarna

c. Rasa: tidak berasa

d. Bau: tidak berbau

e. Kekeruhan: tidak boleh mengandung S102 25 mg/l

Persyaratan kimiawi :
a. 02 agresif dapat menyebabkan karat serta korosi

39
b. H2S menimbulkan pembusukan

c. NH4 zat organik harus dihindari

d. Cl kurang dari 150 mg/l, bila lebih rasanya tidak enak

e. SO4 kurang dari 250 mg/l, bila lebih dapat merusak beton

f. Fe kurang dari 0,2 mg/l, bila lebih tidak sehat

g. Kandungan Pb maksimum 0,05 mg/I

h. Kandungan Cu maksium 3 mg/l

i. Ph antara 6,5 -9,0

j. Yodium kurang lebih 60 mg/l

k. FI antara 1-1,5 mg/l

Persyaratan biologis
Air minum tdiak boleh mengandung bakteri penyakit dan biota lain. Hal ini
dapat diperiksa dengan alat coliliter. Dalam pengolahan air minum dapat
dilakukan treatmen tertentu untuk memastikan ketidakberadaan bibit penyakit
tersebut.

Persyaratan radioaktif
Air minum tidak boleh tercemar dan mengandung unsur-unsur radioaktif.

b) Bakteri yang berada di septic tank sudah ada secara otomatis pada septic
tank. Karena bakteri dapat hidup dimana saja. Termasuk bakteri pengurai
yang berada pada septic tank yang merupakan bakteri yang
menguntungkan bagi manusia.

40
3. Ririn Anggraini (5113412058)
a). Berapa jumlah pompa yang dibutuhkan untuk up feed distribution, down
feed distribution dan zone system ?
b). Apakah pemanas air dengan menggunakan Freon tidak boros ? bagaimana
sistem kerja alat ini ?
Jawab :
a) Perhitungan pompa hisap :
Pada intinya pompa ini mempunyai kekuatan yang disebut Total Head
yang dijabarkan atas kekuatan hisap dan kekuatan tekan. Biasanya
dinyatakan dalam meter. Pada pompa hisap sebagian besar total head
yang ada dikonsentrasikan pada kekuatan menghisap atau menarik aliran.

Perhitungan pompa tekan :


Secara fungsional diefisiensikan untuk menekan aliran sehingga
perletakannya lebih cenderung dekat dengan permukaan aliran yang akan
dipindah. Pemanfaatan pompa tekan ini misalnya pada pompa limbah dan
pompa sumur dalam (submersible pump/deep well).

41
b) Pemanas dengan menggunakan Freon
Pemaas dengan menggunakan Freon tidak boros, karena hanya
memanfaatkan panas buangan dari outdoor AC. Cukup dengan
menyalakan AC ± 3 jam sehari akan tersedia air panas yang tersimpan
dalam tabung isolator. Manfaat lain yang didapat adalah mengoptimalkan
system pendingin kipas elektrik di outdoor di AC, menjadikan tekanan
gas refrigerant di kondensor menurun dan beban kerja kompresor akan
berkurang sehingga kosumsi listrrik menurun, biaya listrik dapat dihemat
(5%-10%)

42
Termin II

1. Aditya Wisudawati Eka Purnama Putri (5113412074)


Bagaimana tentang masalah aliran balik pada pipa dan bagaimana cara
pencegahan aliran balik tersebut ?
Jawab :
Pada saluran pipa pesat terdapat tabung peredam (surge tank), yang
berfungsi sebagai pengaman tekanan yang tiba-tiba naik, saat katup pengatur
ditutup.Air mengenai sudu-sudu turbin yang merubah energi potensial air
menjadi energi gerak/mekanik yang memutar roda turbin, yang pada
gilirannya generator akan merubah energi gerak/mekanik tersebut menjadi
energi listrik. Katup pengatur turbin akan mengatur banyaknya air yang akan
dialirkan ke sudu-sudu turbin sesuai kebutuhan energi listrik yang akan
dibangkitkan pada putaran turbin yang tertentu. Putaran turbin yang terlalu
cepat dapat menimbulkan kerusakan pada turbin dan generator, dimana hal ini
dapat terjadi pada saat beban listrik tiba-tiba lepas/ hilang. Untuk mengatasi
putaran yang berlebihan maka katup pengatur turbin harus segera ditutup.
Katup pengatur turbin yang tiba-tiba menutup akan mengakibatkan terjadinya
goncangan tekanan arus balik air ke pipa pesat, dimana goncangan ini
diredam dalam tabung peredam. Hal ini dapat dicegah dengan pemasangan
pipa dengan benar dan dilakukan perawatan dan perbaikan saluran pipa
secara rutin

2. Arif Setiawan Ariav (5113412027)


Bagaimana dengan instalasi air panas dengan menggunakan (panel surya)
bagiamana jika cuaca tidak menentu (musim penghujan ) ?
Jawab :

43
Instalasi air panas dengan menggunakan tenaga surya merupakan pemanasan
air dengan menggunkan energi matahari (surya). Jika cuaca tidak menentu
(musim penghujan) maka alat ini tidak dapat digunakan, karena setiap alat
mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jika terjadi musim
penghujan maka pemanasan air dialihkan ke sistem lain seperti listrik dll.

3. Rizki Julia Rachmawati (5113412078)


Bagaimana pendapat kelompok anda mengenai sistem penyaringan air yang
sedang berkembang saat ini ( pure it) bagaimana cara kerja sistem tersebut
dan bagaimana efek samping terhadap kesehatan dan bagaimana cirri-ciri fisik
dari air yang sudah tercemar ?
Jawab :
Sistem pure it merupakan sistem yang sangat efisien untuk penjernihan air.
Cara kerja sistem pure it ini menggunakan 4 tahap penyaringan yaitu :

1. Saringan Serat Mikro. Air yang dituang akan melewati saringan serat
mikro untuk menghilangkan kotoran yang terlihat
2. Filter Karbon Aktif. Kemudian melewati filter karbon aktif untuk
menghilangkan pestisida dan parasit berbahaya
3. Prosesor Pembunuh Kuman. Selanjutnya processor pembunuh kuman
dengan ‘Teknologi Pembunuh Kuman Terprogram’ membunuh semua
virus dan bakteri berbahaya
4. Penjernih. Akhirmya, air akan melalui penjernih yang akan menghasilkan
air yang jernih, tidak berbau, dan dengan rasa yang alami

44

Anda mungkin juga menyukai