Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN ANALISIS UTILITAS BANGUNAN

‘HOTEL AMARIS YOGYAKARTA’

DISUSUN OLEH :

Nakumi Masyithah 1704104010042


Zilla Nisrina 1704104010058
Alya Rizki Sabrina 1704104010059
Rizka Nabila 1704104010068
Hanindhiffa Az-zahra 1704104010071
Ravi Sharni 1704104010096
Firly Cut Nabila 1704104010102

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul
LAPORAN ANALISIS UTILITAS BANGUNAN “GRAMEDIA ACEH‟

Makalah ini disusun dengan harapandapat memberikan manfaat bagi


mahasiswa Arsitektur pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Dalam kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan terimakasih yang
sebesar- besarnya atas motivasi, bimbingan dan petunjuk yang diberikan kepada
kami dari berbagai pihak, terutamanya:

1. Bapak Ardian Ariatsyah, ST., MT., selaku Dosen pengampu mata


kuliah Utilitas Bangunan
2. Bapak Muftiadi, ST., selaku Dosen pengampu mata kuliah Utilitas
Bangunan
3. Pihak Gramedia Aceh yang telah memberi izin kami untuk melakukan
survey sekaligus memberi informasi yang kami butuhkan
4. Teman – teman mahasiswa Arsitektur Universitas Syiah Kuala, Aceh
atas semua dukungannya
5. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu yang
telah membantu terselesaikannya laporan akhir mata kuliah Utilitas
Bangunan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak


kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis sangat
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman yang
membutuhkan.

Banda Aceh, 26 Desember 2018

|1
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar…………………………………………………… 1

Daftar Isi…………………………………...……………………… 2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………. 3

A. Latar Belakang………………………………………...…… .. 3
B. Rumusan Masalah………………………………...…...…… .. 3
C. Tujuan …………………………………....................………... 3
D. Waktu dan Tempat…………………….………...………..… 3
E. Teknik Survey…………………….……....................……….. 4

BAB II DESKRIPSI BANGUNAN…………......................………... 5

BAB III DASAR TEORI …………………….……...............……… 7


A. Air Bersih dan Air Kotor……………………..............….…… 7
B. Air Kotor dan Limbah……… ....……….…….............……..… 11
C. Lift, Tangga Umum dan Darurat…….....……................…..… 15
D. Jaringan Listrik……………………..............…………....…… 23
E. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning)..….…… 25
F. Fire Protection……………………..............……………….… 31
G. Penangkal Petir……………………..............…………....…… 34
H. Telekomunikasi…………………….............…………....…… 39

BAB IV PEMBAHASAN SISTEM JARINGAN UTILITAS

A. Air Bersih dan Air Kotor……..……..............…………....……. 41


B. Air Kotor dan Limbah……..……..................…………....……. 49
C. Lift, Tangga Umum dan Darurat……..……..............…....……. 55
D. Jaringan Listrik……..……...............................…...……....……. 64
E. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning) ……….... 69
F. Fire Protection……..……..............…………….………....…… 75
G. Penangkal Petir……..……..............……………………....…… 79
H. Telekomunikasi……..……..............…………...………....…… 81

DAFTAR PUSTAKA……..……..............…………….………....……. 85

|2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bidang arsitektur, utilitas adalah hal-hal yang menyebabkan bangunan
dapat digunakan atau berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas merupakan
hal yang sangat vital pada suatu bangunan. Dengan adanya penerapan sistem
utilitas yang benar dan tepat maka bangunan tersebut dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Sebaliknya, apabila penerapan sistem utilitas kurang
baik, maka fungsi bangunan akan terhambat. Oleh karena itu, kami
menyadari bahwa pengetahuan mengenai penerapan sistem dan jaringan
utilitas sangatlah penting. Melalui proposal ini, kami mengharapkan
kesediaan pihak Gramedia Aceh untuk memberikan ijin survey utilitas
bangunan di Gramedia Aceh.

B. Rumusan Masalah
a. Sistem utilitas seperti apa yang diaplikasikan pada Gramedia Aceh?
b. Bagaimana sistem utilitas tersebut bekerja?

C. Tujuan
Mempelajari penerapan sistem dan jaringan utilitas pada bangunan
berlantai banyak, meliputi sistem dan jaringan air bersih, sistem dan
jaringan air kotor, sistem transportasi dalam bangunan (lift, tangga umum,
dan tangga darurat), sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air
Conditioning), sistem penerangan, dan sistem pencegahan kebakaran.

D. Waktu dan tempat


Waktu : Desember 2018
Tempat : Gramedia Aceh

|3
E. Teknik survey
Survey dilakukan melalui pengamatan obyek secara langsung,
dokumentasi, wawancara, dan mempelajari gambar kerja.

|4
BAB II
DESKRIPSI BANGUNAN

Hotel Amaris Jogjakarta,


bangunan gedung tidak terlalu luas
dan tinggi. Hotel Hotel Amaris
merupakan salah satu “anak” dari
salah satu badan manajemen Hotel
terkemuka di Indonesia, Santika
Premiere. Gedung Hotel Amaris di
Jalan Diponegoro, Jogjakarta
dibangun pada tahun 2005 atas
desain Aaron Purbo Architecture
Studio.

Hotel Amaris merupakan Hotel


berstandart tinggi dengan harga
ekonomis, sehingga konsep gedung
yang diunduh Hotel tersebut tidak mewah, tetapi ceria. Konsep desain Hotel
Amaris dapat dibilang sama di seluruh wilayah Indonesia. Terdapat aksen warna
yang cerah sehingga bangunan Hotel Amaris terkesan ceria dan ramah bagi
pengunjung Hotel.

Pada Hotel Amaris Jogjakarta, bangunan gedung tidak terlalu luas dan tinggi.
Hotel Amaris Jogjakarta merupakan bangunan empat lantai (termasuk basement)
dengan fungsi komersial yaitu hotel. Pada lantai terbawah bangunan terdapat
basement dengan fungsi utama parkir. Pada basement juga terdapat ruang listrik,
dapur, ruang CCTV, ruang karyawan, dan ruang STP. Pada lantai pertama
bangunan, terdapat lobi dan area makan bagi pengunjung. Terdapat juga toilet
umum dan kamar hotel. Pada lantai dua dan tiga bangunan, difungsikan maksimal
sebagai area komersial yaitu sebagai kamar hotel.

Hotel Amaris, walaupun bukan merupakan bangunan hotel yang luar dan tinggi,
tetapi menyediakan fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. Terdapat lift untuk
akses keseluruh lantai bangunan, terdapat juga tangga manual yang difungsikan

|5
sebagai tangga darurat jika terdapat keadaan yang berbahaya. Pada setiap kamar
hotel, terdapat fasilitas AC dan air panas. Terdapat juga fasilitas TV dan shower
pada setiap kamar hotel.

|6
BAB III
DASAR TEORI

A. Air Bersih dan Air Panas


Sistem jaringan air bersih

Skema umum jaringan air bersih

Sumber air bersih

Air bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu:


1. Air tanah
a. Air tanah dangkal (unconfined aquifer)
b. Air tanah dalam (confined aquifer)
2. Air hujan
3. Air permukaan
Dapat berasal dari sungai, danau, waduk, telaga dan sebagainya.

Sistem distribusi air bersih

1. Up-feed system
Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah
(ground tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa
utama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam hal ini
menggunakan sepenuhnya
kemampuan pompa. Karena
terbatasnya tekanan dalam pipa
dan dibatasinya ukuran pipa
cabang dari pipa utama tersbut,

|7
sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-
gedung kecil yang rendah.
2. Down-feed system
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah
(ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank)
yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi
bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan.

Pipa distribusi

Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat dengan


jenis sebagai perbikut:
a. Logam (baja, besi atau tembaga yang digalvanis)
b. Plastik (PE, PVC)

Pipa-pipa yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai


berikut:
a. Pipa yang dipakai tidak korosif pada permukaan aliran.
b. Pipa mempunyai ketahanan terhadap tekanan air sesuai dnegan
desain jaringan dengan angka kenyamanan yang cukup.
c. Kecepatan aliran dalam pipa tidak melebihi kecepatan standar
(berkaitan dnegan noise yang ditimbulkan) batas-batas
kecepatan tertinggi (biasanya 2m/detik atau kurang).
Sambungan memenuhi syarat dalam hal:
 Kekuatan sambungan
 Bahan

|8
 Sistem sambungan
 Menahan tekanan
d. Pipa memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan bahan dan
aspek encemaran, misalnya pipa tidak boleh bereaksi terhadap
cairan yang mengalir di dalamnya.
e. Sistem yang dipilih pipa harus dirancang dan dipasang
sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat
dibuang/dikeluarkan dengan mudah (mudah diperbaiki dan
diganti).
f. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat
agak miring ke atas (searah aliran) sedangkan pada sistem
pengaliran ke bawah dibuat agak miring ke bawah. Kemiringan
sekitar 1/300.
g. Pemipaan yang tidak merata, agak melengkung ke atas atau
melengkung ke bawah harus dihindarkan (misalnya ada
erombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara.
h. Sambungan harus benar-benar tapat supaya air tidak dapat
merembes keluar/bocor
i. Pipa dan sambungannya harus mampu menahan kekuatan
tekanan air sebesar 10 kg/cm2.
j. Bagian pipa melewati siar dilatasi bangunan harus diberi
sambungan fleksibel untuk menetralisir perubahan kedudukan
pipa apabila terjadi gempa.

Hot water system

1. Supply air bersih


Dalam perhitungannya, kapasitas air bersih yang perlu
dicadangkan untuk keperluan air panas sebesar 1/3 dari total
kebutuhan air bersih atau 1/3 dari debit kebutuhan total air bersih.
Tangki air bersih yang digunakan secara ekonomis dapat dijadikan
satu dengan tangki air bersih untuk keperluan secara umum.
2. Boiler (tangki pemanas)

|9
Adalah unit pemanas air yang digunakan dalam bangunan berlantai
banyak untuk keperluan supply air panas di bangunan tersebut.
Bagian-bagian boiler:
a. Tangki persiapan/tangki air bersih yang mampu men-supply
kebutuhan pemanasan dalam waktu 1 jam.
b. Alat pemanas (fire tube boiler). Terdiri burner dan sistem
kontrol (sensor)
3. Tangki air panas
Adalah tangki yang berfungsi sebagai penyimpan air panas dengan
cadangan penyimpanan selama minimum 1 jam. Dilengkapi
dengan lapisan isolaso panas sehingga tidak terjadi reduksi panas
pada saat distribusi dilaksanakan. Tangki air panas tersebut harus
mampu menahan panas air sekitar 180° F atau 82°C. Untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tangki boiler umumnya
dilengkapi dengan katup pengaman.
4. Pompa
Dalam hot water system diperlukan pompa, karena pada umumnya
letak boiler ada di bagian bawah bangunan (basement). Apabila
letaknya di bagian bawah bangunan, maka jenis pompa yang
diperkukan adalah pompa tekan.
5. Pemipaan
Pipa air panas mempunyai fungsi yang spesifik yaitu
mendistribusikan air pamas untuk bagian yang diperlukan serta
menjaga suhu agar tidak terlalu banak mengalami penurunan.
Dengan demikian:
a. Tahan pada suhu tinggi
b. Anti bocor
c. Kedap air
d. Dilapisi dengan serat kaca untuk menahan suhu dengan
ketebalan minimum ¼ inch secara merata di seluruh
permukaan pipa/
6. Sistem listrik dan panel kontrol

| 10
a. Tegangan dan kuat arus listrik harus stabil apabila
menggunakan unti pemanas dengan sistem pemanasan listrik.
b. Panel kotrol menunjukan indikasi dari:
 Volume air panas dalam tanki air panas
 Tekanan air
 Suhu air panas
 Volume bahan bakar apabila mrnggunakan bahan bakar.

B. Air Kotor dan Limbah


1. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:
a. Sistem pembuangan air kotor.
Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari
kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran
manusia dari alat plambing lainnya ( black water ).
b. Sistem pembuangan air bekas.
Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari
bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu
daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air
bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu
c. Sistem pembuangan air hujan.
Sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari
system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di
campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan
mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah.
d. Sistem air buangan khusus.
Sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah
pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang
bersifat khusus.

2. Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran :


a. Sistem gravitasi.

| 11
Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih
rendah
b. Sistem bertekanan.
Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum
letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di
kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan, kemudian di
pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di
gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di
basement pada bangunan tinggi / bertingkat

3. Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan cara


pembuangannya :
a. Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan dimana
air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran / pipa.
b. Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana air
kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau
menggunakan pipa yang berlainan.

4. Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan


perletakannya:
1. Sistem pembuangan gedung, yaitu sistem pembuangan yang berada
didalam gedung.
2. Sistem pembuangan luar, yaitu sistem yang berada diluar gedung,
disebut juga riol gedung.
Sebelum air buangan dari peralatan saniter maupun dari buangan dapur
dibuang ke saluran umum / kota maka harus dilakukan pengolahan
terlebih dahulu dengan Sewage Treatment Plant ( STP ), sehingga
memenuhi ambang baku yang dipersyaratkan.

PERALATAN UTAMA & FUNGSI

| 12
1. Pompa Submersible, berfungsi untuk menaikan level air kotor pada daerah
level terendah ke instalasi pengolah yang levelnya lebih tinggi.
2. sewage Treatment Plant ( STP )
STP berfungsi sebagai pengolah air buangan sehingga memenuhi
persyaratan sebagai air buangan rumah tangga ( domestic waste ), yaitu
dengan ketentuan :
a. Kandungan zat tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg
/ liter.
b. Kebutuhan biologi untuk oksigen ( BOD ) rata-rata dalam waktu 24
jam adalah 20 mg / liter dengan kapasitas maksimum yang
diperbolehkan s/d 30 mg / liter.

Beberapa jenis STP yang umum dipakai :

a. Extended Aeration Activated Sludge Process, terdiri dari beberapa


bagian, Yaitu :
- Equalizing tank
- Aeration biozone
- Primary settling tank
- Chlorination tank
- Effluent tank
b. Rotating Biological Contactor (RBC). Terdiri dari beberapa bagian,
yaitu :
- Primary clarifier tank
- Rotor disk
- Final clarifier
- Chlorination system
- Sludge disposal
- Effluent tank
c. Bio Activator,

| 13
Merupakan kombinasi antara Extended Aeration Activated Sludge
Process dengan Rotating Biological Contactor.

STP Jenis Biological


Contractor

| 14
C. Lift, Tangga Umum dan Darurat

Alat transportasi bangunanmerupakan alat yang menunjang dan


memfasilitasi sirkulasi didalam suatu bangunan gedung, terutama gedung
berlantai banyak. Selain itu alat transportasi merupakan sarana prasarana
yang memperlancar pergerakan manusia didalam bangunan tersebut.
Transportasi pada bangunan dapat dibagi secara vertical dan horizontal serta
manual dan mekanis.

A. Transportasi Secara Vertikal dan Horizontal

ELEVATOR

VERTIKAL TANGGA

TRANSPORTASI
ESKALATOR
DALAM BANGUNAN

KONVEYOR
HORIZONTAL
KORIDOR

(Diagram 1.1 : transportasi dalam bangunan secara vertical


dan horizontal).

 TRANSPORTASI VERTIKAL
Transportasi vertical, adalah metoda transportasi digunakan untuk
mengangkut suatu benda atau manusia dari bawah ke atas ataupun

| 15
sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertical, di antaranya
tangga, lift, travator, escalator, dan dumbwaiter.

 TRANSPORTASI HORIZONTAL
Sistem transportasi horizontal merupakan jalur angkut / lalu-lalang
antar ruang dalam satu lantai. Prosentase kemiringan pada jenis
sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Alat transportasi yang bersifat
horizontal ini adalah konveyor dan koridor.

B. Transportasi Manual dan Mekanis

UMUM
TANGGA
MANUAL DARURAT
RAMPS

TRANSPORTASI
DALAM BANGUNAN ESKALATOR

MEKANIS KONVEYOR
PENUMPANG
LIFT
(ELEVATOR)
BARANG

(Diagram 1.2 : transportasi dalam bangunan secara


manual dan mekanis.)

 TRANSPORTASI MANUAL
Sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi
tanpa mesin. Sehingga sistem transportasi yang dipakai berupa tangga
dan ramps. Sistem ini pun tidak perlu mengeluarkan banyak biaya
seperti pada sistem mekanis.

 TRANSPORTASI MEKANIS

| 16
Berbeda dengan sistem manual , sistem transportasi ini disebut
juga dengan sistem transportasi alat / mesin. Sistem ini tentunya akan
mengeluarkan banyak biaya , diantaranya saat pemesanan,
operasionalnya sehari- hari dan biaya untuk perawatannya. Sistem
transportasi mekanis ini berupa eskalator, konveyor, lift dan eskalator

BAGIAN – BAGIAN

A. Tangga

Tangga merupakan salah satu alat transportasi dalam bangunan


yang menghubungkan antar lantai satu dengan lantai lain dengan system
transportasi manual. Penggunaan tangga pada bangunan bertingkat lebih
dari tiga lantai, biasanya digunakan sebagai tangga darurat.

Tangga pada umumnya memiliki syarat:

1. Kemiringan sudutnya tidak diperbolehkan lebih dari 38˚


2. Jika jumlah anak tangga lebih dari dua belas anak tangga, maka harus
memakai
bordes.
3. Lebar anak tangga untuk satu orang cukup 90 cm, sedangkan untuk
dua orang 110-120cm.
4. Tinggi balustrade sekitar 80-90 cm.

Perhitungan optrede dan antrede mempengaruhi kenyamanan bagi


pengguna tangga agar tidak cepat lelah bagi yang naik dan tidak mudah
tergelincir bagi yang turun. Hal ini juga berkaitan dengan estetika dari
bangunan itu sendiri.

| 17
Keterangan:

Optrede = max. 19cm

Antrede = min. 23cm

http://www.verhelst.be

Maka, 60 cm < 2p + t < 65 cm

B. Tangga darurat

Keriteria dan persyaratan sebuah tangga darurat diantaranya:

a. Kemiringan maximum 40˚;


b. Letak antar tangga darurat dalam bangunan 30-40 m (+100 feet) ;
c. Dilengkapi penerangan yang cukup dengan listrik cadangan
menggunakan baterai selama listrik bangunan dimatikan
karena keadaan darurat;
d. Harus terlindung dengan material tahan api termasuk dinding
(beton) dan pintu tahan api(metal);
e. Suplai udara segar diatur / dialirkan (menggunakanExhaust fan atau
Smoke Vestibule pada puncak / ujung tangga) sehingga pernafasan
tidak terganggu;
f. Dilengkapi peralatan darurat;
g. Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung ke arah luar gedung;
h. Pada tangga darurat, tiap lantai harus dihubungkan dengan
pintu masuk ke dalam ruang tangga tersebut.

C. RAMPS
Adapun keriteria dan persyaratan ramps pada sebuah bangunan :

| 18
1. Ramps rendah sampai dengan 5% kemiringan Ramps jenis landai ini
tidak perlu menggunakan anti selip untuk lapisan permukaan lantainya.

2. Ramps sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan


7% dianjurkan menggunakan bahan penutup lantai anti selip.

3. Ramps curama tau steep dengan kemiringan antara sampai dengan


90% yang dipersyaratkan harus menggunakan bahan anti selip
pada permukaan lantai dibuat kasar. Untuk manusia, dilengkapi
dengan railing terutama untuk handicapped / disabled person

D. Koridor

Koridor merupakan salah satu alat transportasi yang bersifat


horizontal yang tidak menggunakan system mekanik (manual). Beberapa
syarat yang harus dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal
terutama koridor adalah :

a. Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk, dan arah.
b. Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek
mungkin.
c. Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna.
d. Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari
sama sekali.
e. Cukup terang.

E. Konveyor

| 19
Konveyor merupakan suatu
alat transportasi angkut untuk
orang atau barang secara
horizontal. Dipasang dalam
keadaan datar atau sudut
kemiringan kurang dari 10˚.
Alat ini digunakan dalam
jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di
bandara, terminal, pabrik. Alat transportasi ini menggunakan system
mekanik.

F. LIFT

Lift adalah alat transportasi


vertikal yang digunakan untuk
mengangkut orang atau barang.
Lift terhubung antar lantai dalam
bangunan bertingkat secara
menerus dengan menggunakan
tenaga mesin (mekanik).
Umumnya digunakan di gedung-
gedung bertingkat tinggi; biasanya
lebih dari tiga atau empat lantai.
Gedung-gedung yang lebih rendah
biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator.

Persyaratan Umum Lift / elavator


a. Bangunan lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan elevator / lift
b. Jika menggunakan traction system, dimensi kabel yang dapat
digunkan minimum 12 mm
c. Jumlah kabel minimal 3 buah
d. Balok pemikul dari baja / beton bertulang

| 20
e. Rel Lift dari bahan baja
f. Saat operasi ruang Lift harus tertutup rapat
g. Lubang masuk lift hanya satu tidak boleh lebih
h. Jarak tepi cabin lift dengan tepi lantai maksimal 4 cm
i. Tiap lift harus memiliki motor penggerak dan panel kontrol sendiri
j. Dasar lubang lift harus memiliki pondasi kedap air
k. Pintu otomatis
l. Panel Control yang jelas pada cabin
m. Elevator barang tidak diperkenankan menjadi satu dengan tangga
darurat
n. Elevator berdiri sendiri / satu kesatuan . Tabung lift menerus
kepuncak bangunan
o. Ruang mesin lift memiliki ketinggian minimal 2,1 m, terhindar dari
petir, air, api

G. Eskalator

Escalator atau tangga berjalan adalah alat transportasi antar


lantai, sebagaimana tangga (manual) yang menghubungkan satu lantai
dengan satu lantai yang di atasnya maupun di bawahnya dengan
menggunakan system tangga yang berjalan dengan bertenaga/bergerak
atas bantuan tenagamesin. Secara horizontal dibutuhkan ruang cukup
luas untuk fasilitas ini, karenanya, escalator biasa digunakan pada
bangunan yang bersifat public seperti mall, bandar udara, dll.

Syarat eskalator:
a.Dilengkapi dengan railing,
b. Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escalator, dan
c.Sebaiknya didesain secara otomatis.

PERLETAKAN ESKALATOR:
a. Paralel. Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih menekankan
segi arsitektural dan memungkinkan sudut pandang yang luas.

| 21
b.Cross Over. Perletakan bersilangan secara menerus (naik saja atau
turun saja). Kurang efisien dalam sistim sirkulasi tetapi bernilai estetis
tinggi.
c. Double Cross Over. Perletakan bersilangan antara naik dan turun,
sehingga dapat mengangkut penumpang dengan dalam jumlah lebih
banyak.

Gambar: Perletakan escalator

| 22
D. Jaringan Listrik
Pada setiap bangunan, baik itu bangunan sederhana maupun
bangunan yang menjulang tinggi selalu membutuhkan adanya listrik,
untuk keperluan: penerangan, penggerak motor listrik, alat-alat rumah
tangga dan keperluan lainnya.
Ada 3 jenis sumber listrik yautu:
1. PLN
Aliran berasal dari jaringan kota yang dikelola oleh pemerintah
sehingga watt yang dapat digunakan dibatasi oleh PLN. Keuntungan
dari pemakaian sumber tenaga PLN antra lain :
a. Pengadaan awal lebih murah dibandingkan dengan
sumber tenaga lainnya
b. Dalam operasional tidak membutuhkan perawatan yang berarti
c. Tidak menimbulkan dampak yang merugikan
seperti pencemaran, getaran, kebisingan
d. Tidak membutuhkan ruangan khusus untuk pengontrolan.
Terdapat 2 (dua) sistem penyaluran aliran listrik dari PLN ke
konsumen, yaitu :
a. Diatas Permukaan Tanah
Kabel-kabel penyalur aliran listrik dipasang diatas, pada
tiang-tiang listrik.
b. Dibawah Permukaan Tanah
Kabel-kabel penyalur aliran listrik ditempatkan dalam pipa-pipa
yang ditanam dibawah permukaan tanah pada kedalaman sekitar
0,75 meter.Sistem ini biasanya digunakan untuk kota-kota
dengan bangunan-bangunannya menjulang tinggi.

2. Generator set ( Gen Set )


Generator merupkan alat yang merubah gerakan mekanis
menjadi elektris melalui proses kemagnetan. Keuntungan
pemakaian genset :
a. Kapasitas KVA yang tidak terbatas

| 23
b. Lamanya tenaga bekerja hanya dibatasi oleh ukuran tangki
bahan bakar
c. Biaya relatif murah bila diperhitungkan dalam jangka waktu
yang lama.
Kekurangan atau kelemahan Gen Set
a. Memerlukan pemeliharan yang konstan dan testing yang teratur
b. Kesulitan penyimpanan bahan bakar
c. Dampak sampingan berupa kebisingan getaran dan suara dari
saluran pembuangan gas
3. Baterai
Sering digunakan untuk mensuplay kebutuhan tenaga listrik dalam
keadaan emergency yang terbatas, terutama untuk penerangan.
Beberapa unit ditempatkan pada individual cabinet atau pada rak untuk
instalasi yang lebih besar dan selalu dilengkapi dengan peralatan
otomatic charging.
Keuntungan pemakaian sumber tenaga baterai :
a. Tidak membutuhkan ruangan sendiri dan terpisah
b. Dapat dipasang pada sisitem sentral dengan didistribusikan
melalui saluran dari baterai langsung melalui fasilitas yang ada.
Kerugian :
a. Lamanya terbatas
b. Manual

Penggunaan Tenaga Listrik Pada Bangunan


a. Perlindungan bangunan, seperti perlindungan teradap bahaya,
petir, dan pencemaran
b. Pengadaan fasilitas, seperti pengadaan air bersih dan air
panas, pengadaan transportasi dalam bangunan, pengkondisian
udara, penerangan, sound system, dan telepon.
c. Pelayanan kegiatan konsumen

| 24
E. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning)
Air conditioner adalah perangkat teknik untuk mengkondisikan
lingkungan terutama udara untuk berbagai keperluan. Pengkondisian
lingkungan adalah usaha untuk mengatur dan mengontrol besaran-besaran
yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi yang lain dari pada yang
diberikan oleh iklim alam dengan cara non alamiah. Manusia selalu
menginginkan kondisi lingkungan yang serba nyaman (comfortable
). Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang
lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar
ruangan, AC sebagai pemanas, memindahkan kalor dari sistempemanas
ke dalam ruangan (di negara kutub)

Pada bangunan gedung sistem pengkondisisan udara / Tata Udara


dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Sistem tata udara sentral : sistem pendinginan langsung (media air),
sistem pendinginan tidak langsung (media udara)
b) Sistem tata udara non sentral : sistem AC windows, sistem AC split.

Deskripsi masing – masing sistem:


a) AC unit ( Non Sentral )
Jarak inlet (evaporator) dan outlet (kondensor) cooling unit cukup
dekat atau
terdapat dalam satu container. Misalnya AC window (self contained
AC unit) dan
AC split (fan coil filter unit)

| 25
Sumber : http://cvastro.com/wp-content/uploads/2008/10/ACsystem.jpg
Gambar.Prinsipkerja Air Conditioner (AC) Unithttp://air-
conditioner-ariffandisaputra.blogspot.com/2012/03/bab-
iii-pengetahuan-dasar-tentang-ac.html

Bagian-Bagian AC (Air Conditioner) Unit BesertaFungsinya.


a) Compressor (komfersi).
Yaitu berfungsi untuk memompa gas refrigerant.
b) Recervoir.
Yaitu berfungsi untuk manyimpan gas dari condensor sebelum di
alirkan ke compressor.
c) Condensor (penguapan).
Berfungsiuntuktempatpembuangantemperaturpanas
d) Evaporator (pengembunan).
Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur dingin
e) Filter Dryer.
Berfungsi sebagai penyaring sisa-sisa kotoran gas dan oli
f) Motor Fan Dan Blower.
Motor berfungsi untuk memutar kipas fan dan blower agar terjadi
nya sirkulasi udara.

b) AC Central
AC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh
bangunan. Untuk multi storiesbuilding dilengkapi dengan AHU (Air
Handling Unit) di tiap lantai. Fungsi AHUadalah untuk mengatur
distribusi udara yang dikondisikan pada setiap lantai.Evaporator
terdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki
untukdiatur suhunya.

| 26
Cara kerja AC Sentral:
1. Air dari cooling tower masuk refrigerator melalui condensor,
refrigerator ini difungsikan untuk mendinginkan air panas dari
AHU
2. Dalam refrigerator ini terjadi proses pendinginan air, air panas dari
AHU masuk chiller dalam refrigerator diubah menjadi air dingin,
yang kemudian air dingin tersebut disirkulasikan kembali ke dalam
AHU yang mana AHU digunakan untuk mengkondisikan/
mengubah udara panas dalam ruang menjadi dingin
3. Udara panas dalam ruang akan dihisap kedalam AHU melalui
lubang register yang kemudian diubah menjadi udara dingin
dengan penambahan O2
4. Udara segar dari AHU ini akan didistribusikan kembali pada setiap
ruangan dengan tekanan velocity yang cukup

Di pasaran, terdapat banyak jenis dan macam-macam


AC, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. AC Split Wall

| 27
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html

AC Split Wall adalah jenis AC yang paling umum digunakan di


rumah, kantor maupun instansi di Indonesia, ini disebabkan beberapa
faktor mulai dari gampangnya perawatan dan support.

AC ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Indoor dan Outdoor. Indoor
adalah bagian yang mengeluarkan hawa dingin dan Outdoor adalah
bagian tempat dimana mesin berada. Acapkali outdoor ditempatkan
diluar ruangan karena mengeluarkan hawa yang panas dan kadangkala
suaranya yang berisik.

Kelebihan AC Split Wall :

 Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan


udara luar, misalnya pada ruangan yang posisinya ditengah pada
bangunan Ruko, karena condenser yang terpasang pada outdoor
bisa ditempatkan ditempat yang berhubungan dengan udara luar
jauh dari ruangan yang didinginkan.
 Suara didalam ruangan tidak berisik.

Kekurangan AC Split Wall:

 Pemasangan pertama maupun pembongkaran apabila akan


dipindahkan membutuhkan tenaga yang terlatih.
 Pemeliharaan/perawatan membutuhkan peralatan khusus dan
tenaga yang terlatih.
 Harganya lebih mahal.

| 28
2. AC Window

http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html

AC Window adalah AC yang berbentuk kotak dan dalam


pengoperasiannya tidak menggunakan remote. Karena tombol kontrol
sudah terintegrasi dengan AC ini. AC ini hanya terdiri dari satu bagian
yaitu unit itu sendiri dan tidak ada istilah outdoor dan indoor AC.

AC ini sudah tidak diproduksi lagi karena dianggap sudah ketinggalan


jaman dan karena tidak ada unit outdoor yang membuat AC ini tidak
praktis. Kapasitas AC ini mulai dari 0.5 pk - 2.5 pk.

3. AC Sentral

http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html

Pada AC jenis ini, udara dari ruangan/bangunan didinginkan pada


cooling plant diluar ruangan/bangunan tersebut kemudian udara yang
telah dingin dialirkan kembali kedalam ruangan/bangunan tersebut.
AC jenis ini biasanya dipergunakan di hotel atau mall.

| 29
4. AC Standing Floor
AC Standing Floor adalah AC yang unit Indoonya berdiri dan mudah
dipindahkan. Karena kepraktisannya ini, AC ini sering digunakan
dalam acara-acara seperti acara ulang tahun, perkawinan, hajatan dan
acara lainnya.

AC ini bisa dioperasikan dengan remote control. AC ini mempunyai


bagian Indoor dan bagian Outdoor. Kapasitas AC ini mulai dari 2pk -
5pk.

5. AC Cassette

http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
Jenis AC Cassette ini, indoornya menempel di plafon. jenis AC
Cassette dengan berbagai ukuran mulai dari 1.5pk sampai dengan 6pk.

Cara pemasangan ac ini memerlukan keahlian khusus dan tenaga extra,


tidak seperti memasang ac rumah atau ac split, yang bisa dipasang
sendirian.

6. 6. AC Split Duct

http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html

| 30
AC Split Duct merupakan AC yang pendistribusian hawa dinginnya
menggunakan Sistem Ducting. Ini artinya, AC Split Duct tidak
memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri melainkan dikontrol pada satu
titik!. Tipe AC ini biasanya digunakan di Mall atau gedung-gedung
yang memiliki ruangan luas.

AC Split Duct tidak pernah terlepas dari sistem Ducting yang


merupakan bagian penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar
udara yang telah dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas ke
ruang yang akan dikondisikan. Perkembangan desain ducting untuk
AC hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan efisiensi, terutama
efisiensi energi, material, pemakaian ruang, dan perawatan.

Kelebihan AC Split Duct :


 Suara didalam ruangan tidak berisik sama sekali.
 Estetika ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor.
Kekurangan:
 Perencanaan, instalasi, operasi dan pemeliharaan membutuhkan
tenaga yang betul-betul terlatih.
 Apabila terjadi kerusakan pada waktu beroperasi, maka
dampaknya dirasakan pada seluruh ruangan.
 Pengaturan temperatur udara hanya dapat dilakukan pada
sentral cooling plant. Biaya investasi awal serta biaya operasi
dan pemeliharaan tinggi.

F. Fire Protection
Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem
pengindra api) adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk
mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberiperingatan
(warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun
manual dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire
fighting).

| 31
Peralatan utama dari sistem protection ini adalah MCFA (Main Control
Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP).
MACP berfungsi meneriman sinyala masuk (input signal) dari detector dan
komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).

1. Macam Macam Sistem Pendetectian

Dalam prakteknya, ada 3 sistem pendetectian dari fire protection ini, yaitu:
a. Non addresable System
Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji
MCFA menerima sinyal masukan langsung dari detector (biasanya
jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung
memerintahkan komponen outpu (keluaran) untuk merespon input
(masukan) tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada
bangunan / area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan,
perkantoran, dan lain-lain.
b. Semi addresable System
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat
penerima masukan (input) berdasarkan area pengawasan (supervisory
area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input maupun output)
oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress yang spesifik.
Pada saat detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan
sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler
yang mengumpulkannya.

Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari:


· Satu lantai dalam bangunan / gedung
· Beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah
gedung
· Beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tadi di sebuah
gedung
Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjado gejala
kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil
dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.

| 32
c. Full Adresable System
Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system
ini semua detector dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai
alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat
dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami
kebakaran.

2. Peralatan Utama

a. Pendeteksi

Pendeteksi atau alat penerima input (masukan) yang bekerja secara


otomatis (automatic Input Device), yaitu:
Heat Detektor(Pengindra panas).. Berdasar cara kerjanya, heat detektor
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
 Fixed Temperatur heat detector, yang bekerja mendeteksi suhu
udara di sekitar casing-nya (ambiencetemperatur) dengan
membandingkannya terhadap suhu setting defaultnya, misla 57 „ C ,
75 „ C dan sebagainya
 ROR (Rate of Rise) heat detector yang bekerja mendeteksi
kecepatan peningkatan suhu di sekitar casing-nya. Bila kecepatan
peningkatan suhu berjalan lebih lambat dari nilai settingnya, maka
detector ini tidak akan memberikan respon. Smoke Detector
(pengindra asap).

b. MCFA (Main Control Fire Alarm)

MCFA merupakan peralatan utama dari sistem protection. (Main


Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel
(FACP), berfungsi meneriman sinyal masuk (input signal) dari detector dan
komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).

| 33
G. Penangkal Petir
Penangkal petir merupakan rangkaian alat-alat yang difungsikan untuk
menyalurkan sambaran petir yang akan mengenai bangunan langsung ke
tanah. Penangkal petir dianggap efektif karena mengurangi kerugian terkait
kebakaran dan kerusakan struktural akibat sambaran petir.

1. Jenis-jenis metode penangkal petir


a. Penangkal Petir Konvensional / Faraday / Frangklin
Kedua ilmuwan tersebut Faraday dan Frangklin menjelaskan sistem
yang hampir sama, yakni system penyalur arus listrik yang menghubungkan
antara bagian atas bangunan dan grounding, sedangkan sistem perlindungan
yang di hasilkan ujung penerima/splitzer adalah sama pada rentang 30 - 40
derajat. Perbedaannya adalah sistem yang di kembangkan Faraday bahwa
kabel penghantar berada pada sisi luar bangunan dengan pertimbangan
bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai material penerima
sambaran petir, yaitu berupa sangkar elektris atau biasa disebut dengan
sangkar faraday.
b. Penangkal Petir Radio Aktif
Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir, dan semua
ilmuwan sepakat bahwa terjadinya petir karena ada muatan listrik di awan
berasal dari proses ionisasi, maka untuk menggagalkan proses ionisasi
dilakukan dengan cara menggunakan zat berradiasi sepertiRadiun 226 dab
Ameresium 241 karena kedua bahan ini mampu menghamburkan ion
radiasinya yang dapat menetralkan muatan listrik awan. Maka manfaat lain
hamburan ion radiasi tersebut akan menambah muatan pada ujung
finial/splitzer, bila mana awan yang bermuatan besar tidak mampu di
netralkan zat radiasi kemudian menyambar maka akan cenderung mengenai
penangkal petir ini. Keberadaan penangkal petir jenis ini telah dilarang
pemakaiannya, berdasarkan kesepakatan internasional dengan
pertimbangan mengurangi zat beradiasi di masyarakat, selain itu penangkal
petir ini dianggap dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
c. Penangkal Petir Elektrostatis

Laporan Anlisi Utilitas B a n g u n a n ‘ A m a r i sH o t e l ’ | 34


Prinsip kerja penangkal petir elektrostatis mengadopsi sebagian system
penangkal petir radio aktif, yaitu menambah muatan pada ujung
finial/splitzer agar petir selalu melilih ujung ini untuk di sambar. Perbedaan
dengan system radio aktif adalah jumlah energi yang dipakai. Untuk
penangkal petir radio aktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan
zat berradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatis energi listrik
yang dihasilkan dari listrik awan yang menginduksi permukaan bumi.

2. Bagian Penangkal Petir


a. Batang Penangkal Petir
Batang penangkal petir idealnya terbuat dari
logam konduktor, contohnya tembaga. Berupa
batang dengan ujung lancip untuk memudahkan
terjadinya aliran elektron dari petir untuk disalurkan
pada kabel konduktor.

b. Kabel Konduktor

Kabel Konduktor terbuat dari


kawat tembaga yang dipilin. Standar
diameter kawat tembaga yang
digunakan adalah 1cm-2cm. Kabel
konduktor memiliki fungsi untuk
mengalirkan aliran listrik dari batang
penangkal petir menuju ke tanah.
Kabel konduktor dipasang pada dinding bagian luar bangunan.

c. Grounding Sistem

Grounding sistem berfungsi


mengalirkan muatan listrik dari kabel
konduktor ke batang pentanahan (ground

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 35


rod) yang tertanam di tanah. Batang pentanahan terbuat dari
bahan tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan
panjang sekitar 1,8 – 3 m

3. Cara Kerja:
Terjadinya beda potensial antara awan petir dan tanah akan
merangsang adanya loncatan elektron dari petir ke tanah. Loncatan
elektron yang terlihat melalui kilat akan tertangkap oleh batang
penangkal. Dari batang penangkal petir akan diteruskan melalui kabel
konduktor menuju grounding sistem ke batang pentanahan yang akan
diteruskan menuju tanah di bumi.

4. Kebutuhan Bangunan Terhadap Ancaman Bahaya Petir


Suatu instalasi penangkal petir yang telah terpasang harus dapat
melindungi semua bagian dari struktur bangunan dan arealnya termasuk
manusia serta peralatan yang ada didalamnya terhadap ancaman bahaya dan
kerusakan akibat sambaran petir. Berikut ini akan dibahas mengenai cara
menentukan besarnya kebutuhan bangunan akan proteksi petir
menggunakan beberapa standart yaitu berdasarkan Peraturan Umum
Instalasi Penangkal Petir, Nasional Fire Protection Association 780,
International Electrotechnical Commision 1024-1-1.
Kebutuhan Bangunan Terhadap Ancaman Bahaya Petir Berdasarkan
Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir. Jenis Bangunan yang perlu
diberi penangkal petir dikelompokan menjadi :
1. Bangunan tinggi seperti gedung bertingkat, menara dan cerobong
pabrik.
2. Bangunan penyimpanan bahan mudah meledak atau terbakar,
misalnya pabrik amunisi, gudang bahan kimia.
3. Bangunan untuk kepentingan umum seperti gedung sekolah,
stasiun, bandara dan sebagainya.
4. Bangunan yang mempunyai fungsi khusus dan nilai estetika
misalnya museum, gedung arsip negara.

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 36


Besarnya kebutuhan suatu bangunan terhadap instalasi proteksi
petir ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang
terjadi jika bangunan tersebut tersambar petir. Berdasarkan Peraturan
umum Instalasi Penangkal Petir besarnya kebutuhan tersebut mengacu
kepada penjumlahan indeks-indeks tertentu yang mewakili keadaan
bangunan di suatu lokasi dan dituliskan sebagai berikut;
R = A+B+C+D+E

Dari persamaan tersebut maka akan terlihat bahwa semakin besar nilai
indeks akan semakin besar pula resiko (R) yang di tanggung suatu
bangunan sehingga semakin besar kebutuhan bangunan tersebut akan
sistem proteksi petir.

Bebarapa Indeks perkiraan bahaya petir di tunjukkan ke dalam tabel


berikut ini
Tabel 4.1 IndeksA : Bahaya Berdasarkan Jenis Bangunan
Penggunaan dan Isi Indeks A
Bangunan biasa yang tak perl -10
diamankan baik bangunan maupu
isinya
Bangunan dan isinya jaran 0
dipergunakan misalnya menara ata
tiang dari metal
Bangunan yang berisi peralata 1
sehari-hari atau tempat tinggal misalny
rumah tinggal, industri kecil, stasiu
kereta
Bangunan dan isinya cukup pentin 2
misalnya menara air, toko barang-baran
berharga dan kantor pemerintah
Bangunan yang isinya banyak sekal 3
orang misalnya sarana ibadah, sekola

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 37


dan atau monumen sejarah yang penting
Instalasi gas minyak atau bensin, da 5
rumah sakit
Bangunan yang mudah meledak da 15
menimbulkan bahaya yang tak terkendal
bagi sekitarnya misalnya instalasi nuklir

Tabel 4.2 IndeksB : Bahaya Berdasarkan Kontruksi Bangunan


Kontruksi bangunan Indeks B
Seluruh bangunan terbuat dari 0
logam dan mudah menyalurkan
listrik
Bangunan dengan kontruksi 1
beton bertulang atau rangka besi
dengan atap logam
Bangunan dengan kontruksi 2
beton bertulang, kerangka besi dan
atap bukan logam
Bangunan kayu dengan atap 3
bukan logam

Tabel 4.3 IndeksC : Bahaya Berdasarkan Tinggi Bangunan


Tinggi bangunan Indeks C
berdasarkan......(m)
6 0
12 2
17 3
25 4
35 5
50 6
70 7

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 38


100 8
140 9
200 10

Tabel 4.4 indeks D : Bahaya Berdasarkan Situasi Bangunan


Situasi bangunan Indeks D
Di anah daar pada semua ketinggian 0
Di kaki bukit sampai % tinggi bukit 1
atau pegunungan sampai 1000 metter
Dipuncak gunung atau pegunungan 2
yang lebih dari 1000 meter

Tabel 4.5 Indeks E : Bahaya Berdasarkan Hari Buruh


Hari guruh per tahun Indeks E
2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 39


H. Telekomunikasi
Pengertian
Dalam hubungannya dengan eksisnya sebuah bangunan, maka
yang dibahas di sini adalah komunikasi antar ruang dalam bangunan,
maupun komunikasi dari atau luar bangunan.
a. Komunikasi dari/keluar bangunan, untuk hal ini diperlukan
jaringann komunikasi yang menghubungkan antara sebuah
bangunan dengan kantor telepon pusat.
b. Komunikasi di dalam bangunan, dibutuhkan untuk interaksi
aktivitas di dalam bangunan, dan ini memerlukan jaringan yang
berada pada jaringan khusus dalam bangunan.
Jenis Telekomunikasi
Menurut pemakaiannya
a. Umum, dengan menggunakan radio gelombang pendek/air phone
b. Pribadi, dengan telephone yang melalui operator
c. Rahasia, dengan telex yang tidak melalui operator
Menurut arahannya
a. One way communication (komunikasi satu arah) seperti: TV, radio,
sound system, cctv
b. Two way communication (komunikasi dua arah) seperti: telepon
Menurut medianya
a. Audio
b. Video
c. Teletext
d. Telegraph
Menurut gelombang pembawanya
a. Tanpa kabel (wireless); elektromagnet, cordless, radio
telekomunikasi
b. Dengan kabel (wired); jaringan telepon kota, interkom

Laporan Anlisi Utilitas B a n g u n a n ‘ A m a r i sH o t e l ’ | 40


BAB IV
PEMBAHASAN SISTEM JARINGAN UTILITAS

A. Air Bersih dan Air Panas


1. Sistem Tangki
Tangki air bersih yang digunakan adalah tangki beton ground tank
yang terletak di bagian basement. Tangki pada Amaris Hotel ini
berbentuk seperti ruangan yang besar dengan dinding-dinding berupa
beton. Ada dua tangki air yang pertama berkapasitas 4000 liter dan
kyang kedua 3000 liter sehingga total kapasitas air bersih di tangki
adalah 7000 liter. Letak tanki air bersih bersebelahan dengan ruang
pompa dimana pada ruang pompa selain berisi pompa, juga terdapat
filter air bersih.
Pendistribusian air bersih di Amaris Hotel berasal dari PAM
(Perusahaan Air Minum) yang dipompakan dan langsung disalurkan ke
setiap kamar pada setiap lantai. Karena tangki air bersih hanya ada
pada bagian bawah, jika listrik padam maka air tidak dapat
dipompakan ke kamar. Namun hal itu dapat di antisipasi dengan
penyediaan sumber listrik lain, seperti genset.

Dinding beton yang tidak rapat


sampai ke atas yang dibaliknya
adalah tangki air bersih
Filter air bersih sebanyak dua buah

Laporan Anlisi Utilitas B a n g u n a n ‘ A m a r i sH o t e l ’ | 41


2. Up-feed System
Dari keberadaannya tangki air, maka dapat diketahui sistem
distribusi apa yang digunakan oleh Amaris Hotel ini, yaitu up-feed
system. Diperkuat lagi dengan hasil wawancara dengan pihak ME
Hotel yang mendampingi kami bahwa sistem pendistribusian air bersih
yang digunakan Amaris Hotel adalah air bersih yang ditampung di
ground tank akan dipompa dan langsung didistribusikan ke kamar-
kamar. Letak tangki air bersih dengan daerah sanitasi buangan seperti
pengolahan limbah dan lainnya memiliki jarak lebih dari 45m.

Skema Pendistribusian Air Bersih Hotel Amaris

3 pompa untuk memompa air bersih ke


setiap kamar

GT P
>45m

PL

GT = Ground Tank
P = Ruang Pompa
PL = Pengolahan Limbah
Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 42
Dalam penggunaan distribusi air bersih secara up-feed system, ada
kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah pembuatan relatif
murah. Namun jika dibandingkan, sistem ini lebih banyak memiliki
kekurangan, yaitu:

a. Pompa bekerja secara terus menerus


b. Pompa cepat rusak
c. Ketinggian terbatas karena kekuatan pipa terbatas untuk
mengantisipasi tekanan air di dalamnya.

3. Hot Water System


Sistem standar pemanas air sebagai berikut:
a. Supply air bersih / tangki
b. Boiler
c. Tangki air panas
d. Pompa
e. Pemipaan
f. Sistem listrik dan panel kontrol

Pada Amaris Hotel ini, air panas akan ditampung di tangki


air panas terletak di bagian roof top. Karena listrik yang dibutuhkan
untuk memanasi air cukup banyak dan mahal, pihak Amaris hotel
mencari solusi dengan menggunakan panel surya untuk mendapatkan
sejumlah energi yang akan dikonversikan menjadi tenaga listrik untuk
menjalankan sistem pemanas air.Pada sistem pemanas air ini ada dua
tangki air panas besar yang berkapasitas 2000 liter dan 3500 liter.

Pada tangki air panas, terdapat sebuah signage yang


menunjukan arah aliran air dan air apa yang ada di dalamnya. Untuk
air panas diberi tanda panah dengan warna merah, sedangkan untuk air
bersih biasa ditunjukan dengan tanda panah berwarna biru.

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 43


Pompa sirkulasi Heat pump

Panel surya untuk memenuhi Tangki air panas yang mengatur air
kebutuhan energi listrik pemanas air panas tetap pada suhu yang stabil

Panel kontrol untuk mengatur Indikator suhu, jika suhu


pembagian energi listrik pada sistem turun maka mesin pemanas
pemanas air akan berkerja kembali

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 44


Signage sistem aliran air panas

Gambar Kerja ME sistem air panas Amaris Hotel

Gambar Kerja ME sistem air panas

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 45


4. Sistem shaft

Shaft adalah lubang menerus antara satu lantai dengan lantai


lainnya, untuk meletakkan saluran pipa utilitas secara vertikal. Shaft
bisa dijumpai pada bangunan bertingkat, baik rumah maupun
gedung.Bila pipa ditanam ke dalam dinding, akan sulit melakukan
perbaikan saat terjadi kerusakan. Diperlukan pintu kecil untuk
mengaksesnya bila akan melakukan perbaikan.

Sebenarnya tidak hanya pipa air yang perlu diletakkan dalam shaft,
kabel listrik pun perlu. Idealnya, kedua shaft ini tidak dijadikan satu.
Shaft air berisi pipa vertikal air bersih, air kotor, dan kotoran.
Sedangkan shaft listrik berisi pipa-pipa kabel listrik.Untuk
memudahkan perbaikan, pipa-pipa yang ada di dalam shaft ini perlu
identitas. Karena itu akan lebih baik bila pipa-pipa tersebut diberi
warna. Biasanya pipa air bersih diberi warna biru, air kotor warna abu-
abu, dan pipa kotoran warna hitam.

Pipa Tinja
Pipa Air Kotor Kamar Mandi
Pipa AC
S Pipa untuk Kabel-kabel

h Pipa Air Panas

a
Katup
f
Pipa Air Dingin
t

a
i
r

Shaft air biasanya diletakkan bersebelahan dengan kamar mandi,


karena pipa air yang menghubungkan antara kamar mandi di lantai 1

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 46


dengan lantai lainnya melewati shaft air ini. Shaft ini dapat diletakkan
pada sisi luar bangunan, atau dimasukkan ke dalam denah kamar
mandi. Namun pintu kecil lebih aman bila diletakkan di dalam
ruangan.Agar lebih mudah menghubungkan pipa secara vertikal dari
satu lantai ke lantai lainnya, maka sebaiknya area basah dijadikan satu
zona. Misalnya, kamar mandi lantai 2 berada persis di atas kamar
mandi lantai 1.

Kalau bisa, pipa utilitas hanya membentang secara vertikal, tidak


secara horizontal. Artinya, begitu pipa keluar dari dinding shaft, akan
langsung bertemu dengan kamar mandi di lantai atas.Semakin panjang
pipa, semakin riskan terjadinya kebocoran. Untuk itu gunakan pipa air
sependek mungkin, tentunya tanpa mengurangi kelancaran pergerakan
air.

Ada hal yang unik di Amaris Hotel di bagian sistem shaft. Pihak
Amaris Hotel memang sengaja mendesain pintu/jendela shaft menjadi
bagian dari dekorasi. Karena jendela shaft berada di luar kamar, maka
akan mempermudah ketika maintenance yang tidak perlu mengakses
ke dalam kamar hotel, apalagi ketika kamar tersebut sedang digunkan.
Satu shaft pada Amaris Hotel bisa untuk satu kamar ataupun dua
kamar, untuk dua kamar, maka ukuran shaft akan lebih besar dari yang
untuk satu kamar.

Pintu
shaft
pada
Amaris
Hotel
yang
tertutu
p (kiri)
dan
terbuk
a
(kanan
)
Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 47
Perletakan shaft terhadap letak kamar

Pada gambar di atas dan di samping


menunjukan perletakan shaft dimana ada yang satu
shaft untuk satu kamar, namun ada juga satu shaft
untuk dua kamar namun dnegan ukuran yang
berbeda-beda.

Perletakan shaft lantai 1

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 48


B. Air Kotor dan Limbah
Sumber air kotor dan limbah berasal dari :

1. Toilet
2. Drainase Kamar Mandi
3. Air Hujan
4. Wastafel
5. Dapur

Klasifikasi Sistem Buangan yang Digunakan

a. Menurut jenisnya
1. Sistem Pembuangan Air Tinja
2. Sistem Pembuangan Air Sabun dan Lemak
3. Sistem Pembuangan Air Hujan dan Air Pembuangan AC
4. Sistem Pembuangan Air Khusus

b. Menurut cara pembuangannya


Sistem pembuangan terpisah (Two-pipe system) dimana saluran
untuk air tinja dan air sabun dipisah walaupun dalam satu kamar mandi.

c. Menurut cara pengaliran


Sistem gravitasi yaitu air buangan mengalir dari tempat yang lebih
tinggi secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. Pada
Amaris hotel ini ada juga yang menggunakan sistem bertekanan dimana
air buangan dikumpulkan terlebih dahulu setelah mengalami proses
pengolahan limbah lalu dipompakan ke riol kota.

d. Menurut letaknya
Pada Amaris Hotel, letak STP (sewage treatment plant) berada
diujung bangunan namun bergabung dengan bangunan, sehingga sistem
pembuangannya terletak di dalam bangunan.

Laporan Anlisi Utilitas B a n g u n a n ‘ A m a r i sH o t e l ’ | 49


Sistem jaringan yang digunakan pada Amaris Hotel adalah two
pipe system dimana pipa saluran air tinja dengan air kotor dipisah lalu
digabungkan di ruang STP (sewage treatment plant) lalu dipompa menuju
riol kota selanjutnya.

Skema Pembuangan Air Kotor dan Limbah

Skema pembuangan air kotor dan limbah

Closet

Keran Air Panas

Keran Air Dingin

Floordrain

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 50


Shaft

Pada tiap dua kamar hotel, terdapat satu shaft yang menyalurkan
air limbah kedalam Ruang Pengolahan Limbah (STP) yang berada pada
bagian belakang gedung Hotel Amaris. Namun ada juga yang satu kamar
memiliki satu shaft namun dengan ukuran yang lebih kecil. Shaft pada
Hotel Amaris dapat dibilang unik karena pintu shaft merangkap sebagai
ornament estetika dalam lorong Gedung. Seperti dapat dilihat diatas, pintu
shaft tidak berada di dalam ruang hotel, tetapi berada di lorong hotel.

Shaft (Tertutup) Shaft (Terbuka)

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 51


STP (Sewage Treatment Plant)

Dalam Ruangan Pengolahan Limbah (STP), terdapat dua tempat


pengolahan limbah. Yang pertama, adalah tempat pengolahan limbah air
tinja. Pada pengolahan limbah air tinja, limbah dikumpulkan ke dalam satu
tangki dan diendapkan. Air sisa endapan akan dialirkan ke riool kota dan
sisa limbah padat akan dibersihkan secara berkala setiap hari oleh petugas
Hotel, dan limbah padat akan diolah oleh pemerintah.

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 52


Pada sistem pengolahan air sabun dan lemak, terdapat bak kontrol
lemak dengan dimensi yang cukup besar. Air dari wastafel, shower, dan
dapur masuk ke dalam bak lemak. Sisa lemak akan diendapkan di bak
kontrol lemak, sedangkan air sisa pembuangan akan dialirkan masuk ke
dalam pengolahan sistem air tinja, dan akan di alirkan ke riol kota. Sisa-
sisa limbah padat akan diambil setiap hari oleh petugas dan akan
ditampung oleh pemerintah.

Limbah Padat
Bak kontrol Lemak

Air Hujan

Karena pada Amaris Hotel menggunakan roof top berupa plat


beton untuk tempat utilitas seperti sistem air panas, AC dan lainnya, maka
diperlukan sistem drainase air hujan agar tidak terjadi genangan air ketika
hujan. Air hujan akan dialirkan ke bawah menuju sumur peresapan, jika
sumur peresapan tidak mampu menampung lagi maka akan dialirkan ke
riool kota.

Lubang menuju pipa air hujan

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 53


Jalur air hujan pada rooftop
Selokan untuk drainase

Bak kontrol

Sumur Peresapan
Sewage Treatment Plant (STP)

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 54


C. Lift, Tangga Umum dan Darurat

TANGGA
Pada hotel Amaris, terdapat 5 jenis tangga berdasarkan fungsi dan aksesnya .
Kelima jenis tangga tersebut memiliki fungsi yang berbeda – beda dan
penempatan yang berbeda pula.
Fungsi tangga – tangga tersebut diantaranya:
1. Tangga depan atau atau tangga akses menuju ke dalam bangunan
2. Tangga penghubung tiap lantai
3. Tangga untuk maintenance peralatan
4. Tangga akses pada roof top
5. Tangga yang menghubungkan ruang staff dengan
basement Gambar denah peletakan setiap tangga :

( Gambar denah peletakan tangga umum dan darurat


Keterangan: kuning tangga umum; merah tangga darurat.)

Tangga depan Tangga Tangga yang menghubungkan ruang Tangga


atau atau tangga penghubung staff dengan basement darurat
akses menuju ke tiap lantai
dalam bangunan

Tangga depan Jumlah lantai pada hotel Tangga ini hanya difungsikan Jumlah tangga
hanya berjumlah amaris ini adalah 3 buah khusus untuk staff ( karyawan). darurat sama
1 buah, karena ditambah basement. Tangga ini merupakan tangga dengan tangga
hanya Sehingga toltal tangga akses antara ruang karyawan umum yaitu 3
L a p o r a n A n l i s i U t i l i t a s B a n g u n a n ‘ A m a r i s H o t e l ’ | 55
difungsikan penghubung yang ada Hotel Amarisdengan ruang buah.
sebagai entrance berjumlah 3 buah service pada basement
1. Tangga Umum

Komponen – komponen penting tangga umum yang terdapat pada amaris


hotel:

No Nama Gambar Keterangan


1 Penerangan Penerangan sangat diperlukan didalam
kenyamanan akses tangga. Penerangan di
buat untuk mempermudah pengguna hotel
melihat pijakan tangga yang ada. Hotel
amaris ini menggunakan penerangan alami
pada siang hari dengan memanfaatkan
sifat glass block yang tembus cahaya
2 Railing Railing merupakan bagian tangga yang
berfungsi sebagai pegangan untuk user
saat menaiki ataupun menuruni tangga

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 56


3 Step nose Step nose berfungsi untuk menghindari
pengguna dari licinnya lantai. Selain itu
untuk menghindari pengguna dari ujung
anakan tangga yang tajam
4 Keramik Plin Keramik Plin berfungsi untuk menghindari
tembok dari kotoran akibat alas kaki
pengguna

Ukuran – ukuran yang digunakan pada tangga umum Hotel Amaris yang
mengacu pada standar:

Optrede = 19cm

90 cm

Antrede = 30cm
150 cm

No Bagian Standar Analisis pada Hotel Amaris


1 Antrede Antrede = min. 23cm Antrade = 30 cm
2 Optrede Optrede = max. 19cm Optrede = 19 cm
3 Kemiringan Kemiringan sudutnya Arc tan 19/30 = 33 derajat
tangga tidak diperbolehkan lebih
dari 38˚
4 Bordes Jika jumlah anak tangga Jumlah anak tangga = 18 buah
lebih dari dua belas anak Terdapat bodres pada anak
tangga, maka harus tangga 9
memakai

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 57


bordes
5 Lebar Tangga Lebar anak tangga untuk Lebar anak tangga pada hotel
satu orang cukup 90 cm, amaris adalah 90 cm, oleh
sedangkan untuk dua karena itu hanya tangga untuk
orang 110-120cm. satu orang.
6 Tinggi Tinggi balustrade sekitar Tinggi balustrade 150 cm
balustrade 80-90 cm.

2. Tangga Darurat

Terdapat pintu keluar dari Step nose berfungsi untuk


dalam tangga menuju ke luar menghindari pengguna dari
bangunan. Selain berfungsi licinnya lantai. Selain itu untuk
sebagai exit door , Pintu ini menghindari pengguna dari ujung
juga berfungsi sebagai anakan tangga yang tajam. Step
penghalang agar tidak ada Nose ini harus ada di dalam suatu
orang asing masuk kedalam Pada koridor tiap lantai tangga darurat
untuk menjaga keamanan H o t e l ’
bangunan hotel melalui tangga terdapat penanda / Sign keluar | 58
Laporan Anlisi Utili tas Bangunan ‘Amari s pengguna
darurat tersebut jika terjedi keadaan genting
atau darurat
Analisis ukuran – ukuran yang digunakan pada tangga darurat Hotel Amaris
yang mengacu pada standar:

No Bagian Standar Analisis pada


Hotel Amaris
1 Letak Letak antar tangga darurat dalam bangunan 30 m dari
tangga utama

30-40 m (+100 feet)

2 Penerangan Dilengkapi penerangan yang cukup dengan Penerangan


listrik cadangan menggunakan baterai alami berupa
selama listrik bangunan dimatikan karena glass block
keadaan darurat; Penerangan
buatan
menggunakan
lampu pada
langit langit
3 Kemiringan Kemiringan maximum 40˚; Arc tan 19/30 =
tangga 33 derajat
4 Bordes Harus terlindung dengan material tahan api Bahan yang
termasuk dinding (beton) dan pintu tahan dipakai berupa
api(metal); beton pada
bagian dinding
dan besi / metal
tahan api pada
railing tangga

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 59


5 Lebar Suplai udara segar diatur / dialirkan Exhaust fan
Tangga (menggunakan Exhaust fan atau Smoke atau Smoke
Vestibule pada puncak / ujung tangga) vestibule
sehingga pernafasan tidak terganggu; ditempatkan
dilangit langit /
plafon tangga.
6 Tinggi Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung
balustrade kearah luar gedung;

Terdapat pintu
keluar dari
dalam tangga
menuju ke luar
bangunan.

3. Tangga depan

Tangga depan merupakan tangga


entrance / masuk untuk para tamu
hotel. Pada umumnya untuk
menghindari dari bahaya banjir, lantai
dasar bangunan biasanya ditinggikan.
Selain itu peninggian lantai juga untuk
memberikan ruang pada semi basement
yang ingin dibuat. Dengan adanya
ketinggian lantai tersebut maka
diperlukan akses berupa tangga untuk
ke lantai dasar bangunan hotel. Tangga
entrance pada Hotel Amaris ini didisain
semenarik mungkin pada kiri dan

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 60


kanannya agar menarik pengunjung
untuk masuk kedalam hotel.

4. Tangga untuk maintenance peralatan

Gambar disamping merupakan


tangga akses untuk maintenance
peralatan Hotel yang ada diatasnya.
Tangga ini dibuat khusus agar
memudahkan staff ataupun mekanis
memperbaiki alat – alat hotel yang
rusak dan perlu dilakukan perawatan.

5. Tangga akses pada roof top


Tangga akses pada roof top
berfungsi untuk memberikan
kemudahan karyawan dalam
melakukan pengecekan terhadap alat –
alat atau mesin – mesin Hotel yang ada
di roof top tersebut.

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 61


RAMPS
Ramps pada bangunan Hotel Amaris dibagi menjadi 3 fungsi utama yaitu:
1. Ramps akses kedalam basement
2. Ramps akses dari luar menuju kedalam bangunan
3. Ramps pada koridor Hotel sebagai penghubung akibat ketinggian
lantai yang berbeda

Sistem transportasi yang di gunakan pada Amaris Hotel

Ramps tersebut terdapat pada Rampspada Basement


muka gedung atau bangunan merupakan sarana
hotel. Ramps ini digunakan untuk lalu lalang
untuk akses disable dan akses kendaraan bermotor
barang kelobby

Ramps koridor menggunakan anti


selip agar tidak berbahaya bagi
pejalan kaki.

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 62


LIFT

Pada hotel ini terdapat satu buah lift yang difungsikan tidak hanya
untuk pengunjung namun juga untuk keperluan service. Namun pihak hotel
telah mengatur ketika service bekerja agar tidak mengganggu kegiatan tamu
hotel.

Lift pada hotel ini termasuk jenis lift Machine Room Lift (MRL)
yang bertujuan penghematan ruang dalam gedung bangunan karena tidak
memerlukan ruangan khusus (machine room) untuk meletakkan mesin motor
dan relay, dimana mesin motor diletakan pada bagian overhead dari hoistway,
dan panel diletakkan pada tembok di lantai teratas. Sistem pada lift ini adalah
menggunakan tarikan kabel baja dari atas.

SPESIFIKASI LIFT
MERK SCHINDLER
KAPASITAS (orang) 8
KAPASITAS (kg) 630kg
RATED SPEED n/a
CAR INSIDE 3mx3m

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 63


D. Jaringan Listrik
Jaringan listrik adalah sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan
peralatan listrik, yang terhubung satu sama lain unuk menyalurkan tenaga
listrik. Ada tiga sumber listrik yang dapat digunakan yaitu PLN, genset,
atau baterai. Hotel Amaris Yogyakarta menggunakan dua sumber listrik
yaitu PLN dan genset.

PLN

Hotel MDP SDP PP

Main Sub Panel


Genset Distributio
n Distribution Pembagi
Panel Panel
Skema jaringan listrik

Ruang listrik pada Amaris Hotel terletak pada lantai basemen. Sumber
listrik dari PLN disalurkan melalui saluran kabel bawah tanah menuju
ruangan ini yang memiliki peralatan penerima dan pengontrol distribusi
listrik untuk selanjutnya akan didistribusikan keseluruh bangunan. Listrik
yang diperoleh dari PLN sebesar 390 volt, sedangkan listrik yang
bersumber dari genset memiliki kapasitas sebesar 180 kVa, dengan input
147 kVa. Genset yang digunakan memiliki ukuran sebesar 400 x 130 x
190 cm. Sumber listrik dari genset digunakan apabila pasokan listrik dari
PLN berkurang atau mengalami gangguan. Mesin genset akan otomatis
menyala dalam 8 detik ketika listrik dari PLN berkurang atau mengalami
gangguan.

RUANG LISTRIK MESIN GENSET


SUMBER: DOK. PRIBADI SUMBER: DOK. PRIBADI

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 64


Ruang listrik yang terletak pada lantai basemen ini dilengkapi absorber
suara pada dindingnya. Adanya absorber ini dimaksudkan agar suara dari
mesin genset yang sedang beroperasi tidak terdengar keluar ruangan ini
sehingga tidak mengganggu aktivitas lainnya. Lapisan absorber ini
melapisi seluruh bagian dinding dan langit-langit ruangan. Mesin genset
bergerak dengan bantuan solar, sehingga ruangan ini terhubung langsung
dengan tangki solar yang terletak di luar ruangan. Tempat pengisian solar
terletak diluar gedung yang terhubung dengan pipa berwarna kuning
menuju tangki penampung solar untuk kemudian dialirkan pada mesin
genset. Selain memiliki saluran untuk pengisisna solar, ruangan ini juga
memiliki pipa yang fungsinya untuk mengeluarkan panas dan limbah dari
genset ketika beroperasi.

ABROSBER RUANG LISTRIK TANGKI SOLAR. PIPA PENYALUR SOLAR


SUMBER: DOK. PRIBADI SUMBER: DOK. PRIBADI SUMBER: DOK. PRIBADI

Jalur pengisian solar dapat dilihat pada gambar di bawah ini dimana
pengisian solar utama diletakkan dibagian depan bangunan untuk
selanjutnya dialirkan menuju tangki pengisian solar

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 65


Pemasangan panel pada Amaris Hotel
Yogyakarta dilakukan dengan menggunakan
Surface type. Penggunaan surface type ini ditandai
dengan pemasangan komponen listrik pada
permukaan dinding atau kolom dengan
menggunakan bantuan sekrup. Cara pemasangan
seperti ini disebut jugadengan system pemasangan
out-bow.

Peletakan panel dan alur peletakan kabel pada lantai basemen dan
lantai satu dapat dijelaskan dengan gambar di bawah ini:

Tangga Kabel 400 x 100 mm


Menuju shaft
Rak Kabel

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 66


Agar lebih mudah dalam
mengatur maintenance, kabel-kabel
disatukan pada rak listrik yang
melingkupi kumpulan kabel. Rak
kabel ini biasanya jalurnya disamakan
dengan jalur plumbing.
Rak Kabel

Listrik dari PLN dan dari genset ditampung pada Panel Distribusi
Tegangan Rendah (PDTR) yang juga disebut dengna MDP ( Main
Distribution Panel) yang terletak pada ruang panel lantai basemen. Listrik
dari PDTR kemudian didistribusikan menuju 5 SDP (Sub Distribution
Panel) diantaranya panel lantai basemen, panel lantai 1, panel lantai atap,
panel utama kebakaran, dan panel utama pompa. Untuk selanjutnya SDP
yang sudah dibagi 5 ini dibagi-bagi lagi sesuai dengan kebutuhan,
misalnya pada panel lantai 1 didistribusikan lagi menuju panel lantai 2 dan
panel lantai 3, atau pada sub panel utama kebakaran didistribusikan lagi
menuju panel elektronik dan panel penerangan luar. Untuk lebih jelasnya,
skema pendistribusuan listrik pada Hotel Amaris Yogyakarta dapat dilihat
pada gambar dibawah.

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 67


Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 68
E. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air
Conditioning)
Sistem penghawaan buatan yang diterapkan oleh Hotel Amaris ini
menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu AC Split.Penggunaan AC
di Hotel ini untuk memperoleh kondisi lingkungan yang serba nyaman
(comfortable ). Selain itu pemilihan AC Split sangat tepat mengingat jenis
bangunan Hotel yang membutuhkan ke efektifan harga ( ekonomis ) dari
segi pemakaian ( operasionalnya ) dan dari maintenancenya.

Peletakan AC Split

Hotel ini meletakkan AC disetiap lantainya. AC digunakan untuk


memberikan penghawaan pada setiap kamar hotel.

 Lantai 1 : Terdapat 19 buah kamar tidur, dan resepsionis sehingga


membutuhkan 20 buah AC Split
 Lantai 2 :Terdapat 26 buah kamar tidur, sehingga membutuhkan 26
buah AC Split
 Lantai 2 :Terdapat 26 buah kamar tidur, sehingga membutuhkan 26
buah AC Split

Laporan Anlisi Utilitas B a n g u n a n ‘ A m a r i sH o t e l ’ | 69


PELETAKAN KOMPONEN AC PADA DENAH LANTAI

Gambar Denah Hotel

AC Split

Kamar Hotel

Komponen AC diletakkan dengan sistem blok, dimana:

 Untuk lantai basement dan lantai 1 , kondensor diletakkan di


basement dan dibagian samping bangunan
 Untuk lantai 2 dan 3 , kondensor diletakkan di rooftop dan di
bagian samping bangunan

Laporan Anlisi Utilitas B a n g u n a n ‘ A m a r i sH o t e l ’ | 70


Lantai 1 ,kondensor diletakkan
di basement dan dibagian
samping bangunan Untuk lantai 2 dan 3 , kondensor
diletakkan di rooftop dan di
bagian samping bangunan

Kondensor AC
Pada Basement

Kondensor AC
pada Rooftop

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 71


Jalur Distribusi Sistem AC Split pada Hotel Amaris

Evaporator

Kondensor

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 72


Sumber:http://2.bp.blogspot.com/kOywlVtWhT8/T5Apnyv3G0I/AAA
AAAAAAEE/z_v9rML9waQ/s1600/Standart+Installasi+AC+CV.+Cahya
+Sentosa.png

Secara garis besar prinsip kerja air conditioner split pada Hotel Amaris
adalah sebagai berikut:

kipas sentrifugal refrigerant . evaporator kondensor kipas propeller.


Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 73
Sistem penghawaan dengan Exhaust Fan

Selain Air Conditioning , bangunan Hotel Amaris ini juga


menggunakan exhaust fan untuk mengontrol udara pada ruang bangnan.
Exhaust fan berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruang untuk
dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar ke
dalam ruangan. Selain itu exhaust fan juga bisa mengatur volume udara
yang akan disirkulasikan pada ruang..

Lubang Lubang
exhaust fan exhaust fan
pada koridor pada
bangunan basement
Hotel Hotel

Sistem kerja exhaust fan, adalah udara – udara panas pada bangunan
Hotel amaris dihisap menuju ke saluran , selanjutnya udara akan
diteruskan dan dikeluarkan lewat lubang pengeluaran ( outdoor) . Lubang
pengeluaran tersebut terletak di rooftop bangunan

Adapun detail exhaust fan bangunan hotel ini :

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 74


F. Fire Protection
Preservatif Treatment :

1. Perlengkapan pencegahan
2. Pemilihan bahan bangunan,
Material yang digunakan oleh apartement sejahtera adalah beton
bertulang. Material ini tahan terhadap api sampai batasan tertentu.
Sehingga, jika terjadi kebakaran, dapat dipastikan penyebaran apinya
cukup lambat dibandingkan material lainnya.

Represif Treatment :

Usaha represif ini meliputi pengadaan alat pemadam kebakaran serta


penunjang lainnya, seperti :

1. Smoke detector

Smoke detector terdapat di lorong-


lorong bangunan, lobi, dan pada kamar
hotel dengan jarak-jarak tertentu. Smoke
detector berfungsi untuk mendeteksi asap
yang muncul dalam keadaan darurat. Asap
akan dideteksi oleh alat tersebut dan alat
akan bekerja dan menghidupkan alarm
kebakaran di seluruh gedung Hotel Amaris.
Smoke detector pada Hotel Amaris
Sumber : Pribadi

2. Speaker

Speaker berfungsi untuk menyiarkan alarm dan informasi-


informasi penting kepada pengguna Hotel saat terjadi keadaan bahaya.
Dengan adanya speaker pada lorong-lorong bangunan, alarm bahaya

Laporan Anlisi Utilitas B a n g u n a n ‘ A m a r i sH o t e l ’ | 75


diharapkan dapat terdengar pengguna dari
seluruh sudut Hotel sehingga proses evakuasi
dapat dilaksanakan dengan cepat.

Speaker pada Hotel Amaris


Sumber : Pribadi

3. Fire Alarm System

Fire alarm system adalah sistem peringatan jika terjadi kebakaran.


Kronologisnya adalah sebagai berikut, ketika terdapat kebakaran asap akan
dideteksi oleh smoke detector. Smoke detector kemudian aktif secara
otomatis. Sistem itu kemudian bereaksi yang berupa hidupnya alarm/sirine
kebakaran, automatic dialer system ke pemadam kebakaran, dll.

Skema Fire Alarm System :

Sirine/alarm
Control
Api dan Detector/ Automatic dialer
asap pekat sensor panel system

dll

keypad

Terdapat juga deteksi api


manual, yaitu dengan adanya tuas
deteksi yang dapat ditarik oleh
pengguna bangunan jika meliat

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 76


Alat Deteksi Api Manual pada Hotel
Amaris
Sumber : Pribadi
adanya api pada bangunan sehingga akan menghidupkan alarm pada
seluruh Hotel. Tuas tersebut berada pada kotak berwarna merah cerah
dengan tujuan warna mencolok sehingga mudah untuk dicari.

4. Fire Extinguisher

Merupakan sebuah tabung


berisi gas karbon. Tabung ini
biasanya berwarna merah ini tidak
terhubung dengan sistem khusus dan
dipergunakan secara manual.
Biasanya diletakkan di tempat
publik dan selasar yang mudah
dilihat dan dijangkau.

Pada Hotel Amaris, Fire


extuingisher terdapat di tempat-
tempat strategis yang dapat dilihat
dan dijangkau dengan mudah. Fire
Detail Pemasangan Fire Extenguisher
Extenguisher pada bangunan Hotel

ditempatkan pada kotak merah (warna


mencolok) agar dapat dilokasikan bila
terdapat kebakaran.

Pada Hotel Amaris, tidak terdapat


sistem sprinkle, tetapi terdapat sistem
CCTV untuk keamanan dan untuk
mengontrol keadaan berbahaya seperti
kebakaran.
Fire Extenguisher pada gedung Hotel
Amaris
Sumber : Pribadi

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 77


Pada setiap lantai pada Amaris Hotel diletakkan perangkat
pemadam kebakaran berupa Portabel Fire Extinguisher (PFE) dengan
berbagai macam ukuran dengan rincian sebagai berikut:
a. Lantai basement, memilliki 2 PFE 5kg yang dipasang ada
ruang pompa dan ruang genset dan panel. 4 PFE 2,5
kgcyang dipasang pada dining room, ruang parkir, dan
dapur. 1 PFE 25 Kg yang terletak pada ruang genset dan
panel.
b. Lantai 1, memiliki 1 PFE 2,5 kg di receptionist, dan 3 PFE
2,5 kg di koridor, juga 1 PFE 5 kg di ruang panel
c. Lantai 2, memiliki 4 PFE 2,5 kg di koridor, dan 1 PFE 5 kg
di ruang panel
d. Lantai 3, memiliki 4 PFE 2,5 kg di koridor, dan 1 PFE 5 kg
di ruang panel

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 78


G. Penangkal Petir
Kriteria kebutuhan bangunan terhadap ancaman bahaya petir, Hotel Amaris
• Macam atau jenis bahan (index a)
Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal orang,
termasuk ruko dan industry kecil.
Nilai index a = 1
• Bahan kontruksi (index b)
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang, kerangka besi dan atap
bukan logam.
Nilai index b = 2
• Kriteria tinggi bangunan (index c)
Tinggi Edu Hostel termasuk 12-17
m. Nilai index c = 3
• Kriteria situasi bangunan (index d)
Situasi bangunan berada di kaki bukit sampai ¾ tinggi bukit atau di
pegunungan sampai 1000 m dari muka air laut. Nilai index d = 1

• Kriteria jumlah hari Guntur (index e) Jumlah


hari guruh per tahun adalah 16 – 32 hari Niai
index e = 4
• Matrix tingkat kepentingan pemasangan penangkal
petir R= A + B + C + D + E
R= 1 + 2 + 3 +1 + 4 = 11
Perkiraan bahaya cukup besar, pengamanan perlu.

Amaris Hotel memiliki 1 penangkal


petir yang mampu menaungi seluruh
bangunan dan menetralisir udara di sekitar
bangunan dari sambaran petir. Tinggi tiang
penagkal petir adalah 7,5 meter dengan
radius jangkauan 100 m. Aliran Petir pada
batang penangkal petir akan diteruskan

Laporan Anlisi Utilitas B a n g u n a n ‘ A m a r i sH o t e l ’ | 79


melalui kabel coaxial 35mm menuju ke bak kontrol sebagai grounding
sistem di lantai 1.

Detail Penangkal Petir

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 80


H. Telekomunikasi
Telepon
Jaringan telepon pada Amaris Hotel terdiri dari dua sumber, yaitu
PT. Telkom dan dari PABX internal bangunan. Di setiap unit kamar
hotel terdapat 1 unit telepon sedangkan di lobby terdapat unit telepon
dan faksmile.
Jaringan dari PT. Telkom merupakan jenis gelombang dengan
kabel (wired) yang biasa dipakai pada bangunan-bangunan lain.
Gelombang ini ditangkap oleh terminal box PT. Telkom yang terdapat
di hotel lalu disalurkan ke MDF-TP (Main Distribution Frame
Telephone System) yang terletak di basement hotel
Begitu juga dengan jaringan PABX hotel, jaringan berasal dari
mesin PABX yang terhubung dengan operator lalu juga disalurkan
melewati MDF-TP sebelum akhirnya disalurkan ke setiap unit atau
ruangan di hotel. Setiap komunikasi yang dilakukan di dalam
bangunan melalui jaringan PABX harus melalui operator terlebih
dahulu, selain itu mesin PABX harus selalu terhubung dengan listrik,
sehingga jaringan PABX sangat tergantung dengan ketersediaan listrik
di bangunan.
Setelah kedua jaringan (PT. Telkom line dan PABX) sampai di
Main Distribution Frame (MDF-TP), jaringan dialirkan terlebih
dahulu ke Junction Box Telephone System yang berada di setiap lantai
melalui pipa PVC, yang nantinya akan melanjutkan penyaluran
gelombang ke setiap unit telepon didalam kamar dan ruangan per
lantai.

Skema jaringan telepon


Skema jaringan telepon

Laporan Anlisi Utilitas B a n g u n a n ‘ A m a r i sH o t e l ’ | 81


Sound system
Tujuan utama dari pemasangan sound system adalah untuk
mempermudah distribusi informasi serta aktivitas di dalam bangunan
hotel. Sound System merupakan salah satu bentuk komunikasi internal
dalam bangunan, yang gelombangnya di salurkan melalu kabel
(wired).
Jaringan sound system mempunyai 2 sumber, yaitu dari Mixerdan
Microphone di ruang kontrol. Suara yang berasal dari mixer
merupakan suara yang berasal dari kaset rekaman atau sirene, suara itu
lalu di salurkan terlebih dahulu keequalizer, lalu di gabungkan dengan
sumber suara dari Microphoneruang kontrol di Main Distributin
Frame Sound System (MDF-SS). Setelah sampai di MDF – SS suara
didistribusikan ke Junction Box Sound System yang berada di setiap
lantai sebelum akhirnya didistribusikan ke Ceiling Speaker (speaker di
langit – langit).

Skema jaringan sound system


Skema jaringan sound system Ceiling speaker

Televisi
Jaringan televisi pada Amaris Hotel berasal dari dua sumber, yaitu
parabola dan antena. Gelombang TV yang didapat pada parabole
berupa siaran televisi internasional sedangkan siaran televisi nasional
diterima oleh antena. Kedua benda ini berada di roof top agar
mendapatkan sinyal yang baik.

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 82

Antena TV Parabola
WiFi
WiFi adalah salah satu bentuk jaringan komunikasi yang tidak
menggunakan kabel (wireless) melainkan menggunakan gelombang
elektromagnetik. Pada Amaris Hotel, jaringan WiFi selain berada di
lobby, juga berada di setiap koridor menuju kamar hotel sehingga
pengguna bisa mengakses meskipun berada di dalam kamar.

Sistem kerja WiFi pertama dimulai di alat acces point berupa


modem/DSL yang mengirimkan gelombang elektromagnetik ke EAP
(Extensible Authentication Protocol). Gelombang elektromagnetik
yang dikirimkan berisi identitas dari acces point itu sendiri, lalu EAP
merespon dengan memberitahu boleh atau tidaknya acces point itu
menggunakan jaringan WLAN yang dimiliki oleh ISP. Setelah
diperbolehkan, acces point akan mengirimkan gelombang
elektromagnetik ke sebuah wireless router yang berada di sekitar
tempat pemancar WiFi diletakan yang disebut wireless router.

yustana.blogspot.com

Skema jarinngan WiFi

Wireless Router

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 83


CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi
untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi/monitor, yang
menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap
sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian
keamanan. Sistem kamera dan TV ini terbatas pada bangunan tersebut
(closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di suatu
ruangan sekuriti.
CCTV ini dapat bekerja selama 24
jam sesuai dengan kebutuhan. Setiap
gambar dapat ditayang-ulang pada posisi
waktu yang diinginkan oleh operator.
Karena bersifat rahasia, maka peletakan
kamera dan tempat monitor diatur oleh
CCTV
bagian sekuriti. Ruang sekuriti pada hotel Amaris
ini diletakan di basement dekat dengan ramp kendaraan menuju
basement.

Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 84


DAFTAR PUSTAKA
Tanggoro, Dwi. 1999. Utilitas Bangunan.. Universitas Indonesia: Jakarta.

Hand Out Materi Utilitas Bangunan. Jutap 2014

http://www.rakitrumah.com/2011/04/sistem-pembuangan-air-kotor.html diakses
tanggal 5 April 2014 jam 15.00

http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/03/sistem-pembuangan-
air-buangan.html diakses tanggal 5 April 2014 jam 15.52

http://aloekmantara.blogspot.com/2012/09/fire-protection-system-sistem-
fire-alarm.html diakses tenggal 5 April 2014 jam 15.54

http://jofania.wordpress.com/2013/06/30/penangkal-petir-lightning-
protection/ diakses padatanggal 7 April 2014

http://www.chayoy.com/2012/03/makalah-penangkal-petir.html

https://www.google.com/search?q=jenis+penangkal+petir&oq=jenis+penangkal+
petir&aqs=chrome..69i57j69i60l3j69i61.3894j0j4&sourceid=chrome&espv=210
&es_sm=122&ie=UTF-8

:http://www.tiket.com/img/business/a/m/business-amaris-dipenogoro_L.l.jpg

http://4.bp.blogspot.com/-k7tIxy-
ITZQ/UPxyQwtq6gI/AAAAAAAAAHE/0NvprdHDWts/s1600/koridor_1.jpg

http://www.ise.ncsu.edu/kay/mhetax/TransEq/Conv/Images/Live%20Roller%20Co
nv.gif

http://cvastro.com/wp-content/uploads/2008/10/ACsystem.jpg

http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html

Laporan Anlisi Utilitas B a n g u n a n ‘ A m a r i sH o t e l ’ | 85


Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 86

Anda mungkin juga menyukai