DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul
LAPORAN ANALISIS UTILITAS BANGUNAN “GRAMEDIA ACEH‟
|1
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar…………………………………………………… 1
Daftar Isi…………………………………...……………………… 2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………. 3
A. Latar Belakang………………………………………...…… .. 3
B. Rumusan Masalah………………………………...…...…… .. 3
C. Tujuan …………………………………....................………... 3
D. Waktu dan Tempat…………………….………...………..… 3
E. Teknik Survey…………………….……....................……….. 4
DAFTAR PUSTAKA……..……..............…………….………....……. 85
|2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bidang arsitektur, utilitas adalah hal-hal yang menyebabkan bangunan
dapat digunakan atau berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas merupakan
hal yang sangat vital pada suatu bangunan. Dengan adanya penerapan sistem
utilitas yang benar dan tepat maka bangunan tersebut dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Sebaliknya, apabila penerapan sistem utilitas kurang
baik, maka fungsi bangunan akan terhambat. Oleh karena itu, kami
menyadari bahwa pengetahuan mengenai penerapan sistem dan jaringan
utilitas sangatlah penting. Melalui proposal ini, kami mengharapkan
kesediaan pihak Gramedia Aceh untuk memberikan ijin survey utilitas
bangunan di Gramedia Aceh.
B. Rumusan Masalah
a. Sistem utilitas seperti apa yang diaplikasikan pada Gramedia Aceh?
b. Bagaimana sistem utilitas tersebut bekerja?
C. Tujuan
Mempelajari penerapan sistem dan jaringan utilitas pada bangunan
berlantai banyak, meliputi sistem dan jaringan air bersih, sistem dan
jaringan air kotor, sistem transportasi dalam bangunan (lift, tangga umum,
dan tangga darurat), sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air
Conditioning), sistem penerangan, dan sistem pencegahan kebakaran.
|3
E. Teknik survey
Survey dilakukan melalui pengamatan obyek secara langsung,
dokumentasi, wawancara, dan mempelajari gambar kerja.
|4
BAB II
DESKRIPSI BANGUNAN
Pada Hotel Amaris Jogjakarta, bangunan gedung tidak terlalu luas dan tinggi.
Hotel Amaris Jogjakarta merupakan bangunan empat lantai (termasuk basement)
dengan fungsi komersial yaitu hotel. Pada lantai terbawah bangunan terdapat
basement dengan fungsi utama parkir. Pada basement juga terdapat ruang listrik,
dapur, ruang CCTV, ruang karyawan, dan ruang STP. Pada lantai pertama
bangunan, terdapat lobi dan area makan bagi pengunjung. Terdapat juga toilet
umum dan kamar hotel. Pada lantai dua dan tiga bangunan, difungsikan maksimal
sebagai area komersial yaitu sebagai kamar hotel.
Hotel Amaris, walaupun bukan merupakan bangunan hotel yang luar dan tinggi,
tetapi menyediakan fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. Terdapat lift untuk
akses keseluruh lantai bangunan, terdapat juga tangga manual yang difungsikan
|5
sebagai tangga darurat jika terdapat keadaan yang berbahaya. Pada setiap kamar
hotel, terdapat fasilitas AC dan air panas. Terdapat juga fasilitas TV dan shower
pada setiap kamar hotel.
|6
BAB III
DASAR TEORI
1. Up-feed system
Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah
(ground tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa
utama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam hal ini
menggunakan sepenuhnya
kemampuan pompa. Karena
terbatasnya tekanan dalam pipa
dan dibatasinya ukuran pipa
cabang dari pipa utama tersbut,
|7
sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-
gedung kecil yang rendah.
2. Down-feed system
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah
(ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank)
yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi
bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan.
Pipa distribusi
|8
Sistem sambungan
Menahan tekanan
d. Pipa memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan bahan dan
aspek encemaran, misalnya pipa tidak boleh bereaksi terhadap
cairan yang mengalir di dalamnya.
e. Sistem yang dipilih pipa harus dirancang dan dipasang
sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat
dibuang/dikeluarkan dengan mudah (mudah diperbaiki dan
diganti).
f. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat
agak miring ke atas (searah aliran) sedangkan pada sistem
pengaliran ke bawah dibuat agak miring ke bawah. Kemiringan
sekitar 1/300.
g. Pemipaan yang tidak merata, agak melengkung ke atas atau
melengkung ke bawah harus dihindarkan (misalnya ada
erombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara.
h. Sambungan harus benar-benar tapat supaya air tidak dapat
merembes keluar/bocor
i. Pipa dan sambungannya harus mampu menahan kekuatan
tekanan air sebesar 10 kg/cm2.
j. Bagian pipa melewati siar dilatasi bangunan harus diberi
sambungan fleksibel untuk menetralisir perubahan kedudukan
pipa apabila terjadi gempa.
|9
Adalah unit pemanas air yang digunakan dalam bangunan berlantai
banyak untuk keperluan supply air panas di bangunan tersebut.
Bagian-bagian boiler:
a. Tangki persiapan/tangki air bersih yang mampu men-supply
kebutuhan pemanasan dalam waktu 1 jam.
b. Alat pemanas (fire tube boiler). Terdiri burner dan sistem
kontrol (sensor)
3. Tangki air panas
Adalah tangki yang berfungsi sebagai penyimpan air panas dengan
cadangan penyimpanan selama minimum 1 jam. Dilengkapi
dengan lapisan isolaso panas sehingga tidak terjadi reduksi panas
pada saat distribusi dilaksanakan. Tangki air panas tersebut harus
mampu menahan panas air sekitar 180° F atau 82°C. Untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tangki boiler umumnya
dilengkapi dengan katup pengaman.
4. Pompa
Dalam hot water system diperlukan pompa, karena pada umumnya
letak boiler ada di bagian bawah bangunan (basement). Apabila
letaknya di bagian bawah bangunan, maka jenis pompa yang
diperkukan adalah pompa tekan.
5. Pemipaan
Pipa air panas mempunyai fungsi yang spesifik yaitu
mendistribusikan air pamas untuk bagian yang diperlukan serta
menjaga suhu agar tidak terlalu banak mengalami penurunan.
Dengan demikian:
a. Tahan pada suhu tinggi
b. Anti bocor
c. Kedap air
d. Dilapisi dengan serat kaca untuk menahan suhu dengan
ketebalan minimum ¼ inch secara merata di seluruh
permukaan pipa/
6. Sistem listrik dan panel kontrol
| 10
a. Tegangan dan kuat arus listrik harus stabil apabila
menggunakan unti pemanas dengan sistem pemanasan listrik.
b. Panel kotrol menunjukan indikasi dari:
Volume air panas dalam tanki air panas
Tekanan air
Suhu air panas
Volume bahan bakar apabila mrnggunakan bahan bakar.
| 11
Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih
rendah
b. Sistem bertekanan.
Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum
letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di
kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan, kemudian di
pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di
gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di
basement pada bangunan tinggi / bertingkat
| 12
1. Pompa Submersible, berfungsi untuk menaikan level air kotor pada daerah
level terendah ke instalasi pengolah yang levelnya lebih tinggi.
2. sewage Treatment Plant ( STP )
STP berfungsi sebagai pengolah air buangan sehingga memenuhi
persyaratan sebagai air buangan rumah tangga ( domestic waste ), yaitu
dengan ketentuan :
a. Kandungan zat tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg
/ liter.
b. Kebutuhan biologi untuk oksigen ( BOD ) rata-rata dalam waktu 24
jam adalah 20 mg / liter dengan kapasitas maksimum yang
diperbolehkan s/d 30 mg / liter.
| 13
Merupakan kombinasi antara Extended Aeration Activated Sludge
Process dengan Rotating Biological Contactor.
| 14
C. Lift, Tangga Umum dan Darurat
ELEVATOR
VERTIKAL TANGGA
TRANSPORTASI
ESKALATOR
DALAM BANGUNAN
KONVEYOR
HORIZONTAL
KORIDOR
TRANSPORTASI VERTIKAL
Transportasi vertical, adalah metoda transportasi digunakan untuk
mengangkut suatu benda atau manusia dari bawah ke atas ataupun
| 15
sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertical, di antaranya
tangga, lift, travator, escalator, dan dumbwaiter.
TRANSPORTASI HORIZONTAL
Sistem transportasi horizontal merupakan jalur angkut / lalu-lalang
antar ruang dalam satu lantai. Prosentase kemiringan pada jenis
sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Alat transportasi yang bersifat
horizontal ini adalah konveyor dan koridor.
UMUM
TANGGA
MANUAL DARURAT
RAMPS
TRANSPORTASI
DALAM BANGUNAN ESKALATOR
MEKANIS KONVEYOR
PENUMPANG
LIFT
(ELEVATOR)
BARANG
TRANSPORTASI MANUAL
Sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi
tanpa mesin. Sehingga sistem transportasi yang dipakai berupa tangga
dan ramps. Sistem ini pun tidak perlu mengeluarkan banyak biaya
seperti pada sistem mekanis.
TRANSPORTASI MEKANIS
| 16
Berbeda dengan sistem manual , sistem transportasi ini disebut
juga dengan sistem transportasi alat / mesin. Sistem ini tentunya akan
mengeluarkan banyak biaya , diantaranya saat pemesanan,
operasionalnya sehari- hari dan biaya untuk perawatannya. Sistem
transportasi mekanis ini berupa eskalator, konveyor, lift dan eskalator
BAGIAN – BAGIAN
A. Tangga
| 17
Keterangan:
http://www.verhelst.be
B. Tangga darurat
C. RAMPS
Adapun keriteria dan persyaratan ramps pada sebuah bangunan :
| 18
1. Ramps rendah sampai dengan 5% kemiringan Ramps jenis landai ini
tidak perlu menggunakan anti selip untuk lapisan permukaan lantainya.
D. Koridor
a. Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk, dan arah.
b. Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek
mungkin.
c. Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna.
d. Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari
sama sekali.
e. Cukup terang.
E. Konveyor
| 19
Konveyor merupakan suatu
alat transportasi angkut untuk
orang atau barang secara
horizontal. Dipasang dalam
keadaan datar atau sudut
kemiringan kurang dari 10˚.
Alat ini digunakan dalam
jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di
bandara, terminal, pabrik. Alat transportasi ini menggunakan system
mekanik.
F. LIFT
| 20
e. Rel Lift dari bahan baja
f. Saat operasi ruang Lift harus tertutup rapat
g. Lubang masuk lift hanya satu tidak boleh lebih
h. Jarak tepi cabin lift dengan tepi lantai maksimal 4 cm
i. Tiap lift harus memiliki motor penggerak dan panel kontrol sendiri
j. Dasar lubang lift harus memiliki pondasi kedap air
k. Pintu otomatis
l. Panel Control yang jelas pada cabin
m. Elevator barang tidak diperkenankan menjadi satu dengan tangga
darurat
n. Elevator berdiri sendiri / satu kesatuan . Tabung lift menerus
kepuncak bangunan
o. Ruang mesin lift memiliki ketinggian minimal 2,1 m, terhindar dari
petir, air, api
G. Eskalator
Syarat eskalator:
a.Dilengkapi dengan railing,
b. Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escalator, dan
c.Sebaiknya didesain secara otomatis.
PERLETAKAN ESKALATOR:
a. Paralel. Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih menekankan
segi arsitektural dan memungkinkan sudut pandang yang luas.
| 21
b.Cross Over. Perletakan bersilangan secara menerus (naik saja atau
turun saja). Kurang efisien dalam sistim sirkulasi tetapi bernilai estetis
tinggi.
c. Double Cross Over. Perletakan bersilangan antara naik dan turun,
sehingga dapat mengangkut penumpang dengan dalam jumlah lebih
banyak.
| 22
D. Jaringan Listrik
Pada setiap bangunan, baik itu bangunan sederhana maupun
bangunan yang menjulang tinggi selalu membutuhkan adanya listrik,
untuk keperluan: penerangan, penggerak motor listrik, alat-alat rumah
tangga dan keperluan lainnya.
Ada 3 jenis sumber listrik yautu:
1. PLN
Aliran berasal dari jaringan kota yang dikelola oleh pemerintah
sehingga watt yang dapat digunakan dibatasi oleh PLN. Keuntungan
dari pemakaian sumber tenaga PLN antra lain :
a. Pengadaan awal lebih murah dibandingkan dengan
sumber tenaga lainnya
b. Dalam operasional tidak membutuhkan perawatan yang berarti
c. Tidak menimbulkan dampak yang merugikan
seperti pencemaran, getaran, kebisingan
d. Tidak membutuhkan ruangan khusus untuk pengontrolan.
Terdapat 2 (dua) sistem penyaluran aliran listrik dari PLN ke
konsumen, yaitu :
a. Diatas Permukaan Tanah
Kabel-kabel penyalur aliran listrik dipasang diatas, pada
tiang-tiang listrik.
b. Dibawah Permukaan Tanah
Kabel-kabel penyalur aliran listrik ditempatkan dalam pipa-pipa
yang ditanam dibawah permukaan tanah pada kedalaman sekitar
0,75 meter.Sistem ini biasanya digunakan untuk kota-kota
dengan bangunan-bangunannya menjulang tinggi.
| 23
b. Lamanya tenaga bekerja hanya dibatasi oleh ukuran tangki
bahan bakar
c. Biaya relatif murah bila diperhitungkan dalam jangka waktu
yang lama.
Kekurangan atau kelemahan Gen Set
a. Memerlukan pemeliharan yang konstan dan testing yang teratur
b. Kesulitan penyimpanan bahan bakar
c. Dampak sampingan berupa kebisingan getaran dan suara dari
saluran pembuangan gas
3. Baterai
Sering digunakan untuk mensuplay kebutuhan tenaga listrik dalam
keadaan emergency yang terbatas, terutama untuk penerangan.
Beberapa unit ditempatkan pada individual cabinet atau pada rak untuk
instalasi yang lebih besar dan selalu dilengkapi dengan peralatan
otomatic charging.
Keuntungan pemakaian sumber tenaga baterai :
a. Tidak membutuhkan ruangan sendiri dan terpisah
b. Dapat dipasang pada sisitem sentral dengan didistribusikan
melalui saluran dari baterai langsung melalui fasilitas yang ada.
Kerugian :
a. Lamanya terbatas
b. Manual
| 24
E. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning)
Air conditioner adalah perangkat teknik untuk mengkondisikan
lingkungan terutama udara untuk berbagai keperluan. Pengkondisian
lingkungan adalah usaha untuk mengatur dan mengontrol besaran-besaran
yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi yang lain dari pada yang
diberikan oleh iklim alam dengan cara non alamiah. Manusia selalu
menginginkan kondisi lingkungan yang serba nyaman (comfortable
). Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang
lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar
ruangan, AC sebagai pemanas, memindahkan kalor dari sistempemanas
ke dalam ruangan (di negara kutub)
| 25
Sumber : http://cvastro.com/wp-content/uploads/2008/10/ACsystem.jpg
Gambar.Prinsipkerja Air Conditioner (AC) Unithttp://air-
conditioner-ariffandisaputra.blogspot.com/2012/03/bab-
iii-pengetahuan-dasar-tentang-ac.html
b) AC Central
AC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh
bangunan. Untuk multi storiesbuilding dilengkapi dengan AHU (Air
Handling Unit) di tiap lantai. Fungsi AHUadalah untuk mengatur
distribusi udara yang dikondisikan pada setiap lantai.Evaporator
terdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki
untukdiatur suhunya.
| 26
Cara kerja AC Sentral:
1. Air dari cooling tower masuk refrigerator melalui condensor,
refrigerator ini difungsikan untuk mendinginkan air panas dari
AHU
2. Dalam refrigerator ini terjadi proses pendinginan air, air panas dari
AHU masuk chiller dalam refrigerator diubah menjadi air dingin,
yang kemudian air dingin tersebut disirkulasikan kembali ke dalam
AHU yang mana AHU digunakan untuk mengkondisikan/
mengubah udara panas dalam ruang menjadi dingin
3. Udara panas dalam ruang akan dihisap kedalam AHU melalui
lubang register yang kemudian diubah menjadi udara dingin
dengan penambahan O2
4. Udara segar dari AHU ini akan didistribusikan kembali pada setiap
ruangan dengan tekanan velocity yang cukup
| 27
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
AC ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Indoor dan Outdoor. Indoor
adalah bagian yang mengeluarkan hawa dingin dan Outdoor adalah
bagian tempat dimana mesin berada. Acapkali outdoor ditempatkan
diluar ruangan karena mengeluarkan hawa yang panas dan kadangkala
suaranya yang berisik.
| 28
2. AC Window
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
3. AC Sentral
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
| 29
4. AC Standing Floor
AC Standing Floor adalah AC yang unit Indoonya berdiri dan mudah
dipindahkan. Karena kepraktisannya ini, AC ini sering digunakan
dalam acara-acara seperti acara ulang tahun, perkawinan, hajatan dan
acara lainnya.
5. AC Cassette
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
Jenis AC Cassette ini, indoornya menempel di plafon. jenis AC
Cassette dengan berbagai ukuran mulai dari 1.5pk sampai dengan 6pk.
6. 6. AC Split Duct
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
| 30
AC Split Duct merupakan AC yang pendistribusian hawa dinginnya
menggunakan Sistem Ducting. Ini artinya, AC Split Duct tidak
memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri melainkan dikontrol pada satu
titik!. Tipe AC ini biasanya digunakan di Mall atau gedung-gedung
yang memiliki ruangan luas.
F. Fire Protection
Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem
pengindra api) adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk
mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberiperingatan
(warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun
manual dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire
fighting).
| 31
Peralatan utama dari sistem protection ini adalah MCFA (Main Control
Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP).
MACP berfungsi meneriman sinyala masuk (input signal) dari detector dan
komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).
Dalam prakteknya, ada 3 sistem pendetectian dari fire protection ini, yaitu:
a. Non addresable System
Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji
MCFA menerima sinyal masukan langsung dari detector (biasanya
jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung
memerintahkan komponen outpu (keluaran) untuk merespon input
(masukan) tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada
bangunan / area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan,
perkantoran, dan lain-lain.
b. Semi addresable System
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat
penerima masukan (input) berdasarkan area pengawasan (supervisory
area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input maupun output)
oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress yang spesifik.
Pada saat detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan
sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler
yang mengumpulkannya.
| 32
c. Full Adresable System
Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system
ini semua detector dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai
alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat
dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami
kebakaran.
2. Peralatan Utama
a. Pendeteksi
| 33
G. Penangkal Petir
Penangkal petir merupakan rangkaian alat-alat yang difungsikan untuk
menyalurkan sambaran petir yang akan mengenai bangunan langsung ke
tanah. Penangkal petir dianggap efektif karena mengurangi kerugian terkait
kebakaran dan kerusakan struktural akibat sambaran petir.
b. Kabel Konduktor
c. Grounding Sistem
3. Cara Kerja:
Terjadinya beda potensial antara awan petir dan tanah akan
merangsang adanya loncatan elektron dari petir ke tanah. Loncatan
elektron yang terlihat melalui kilat akan tertangkap oleh batang
penangkal. Dari batang penangkal petir akan diteruskan melalui kabel
konduktor menuju grounding sistem ke batang pentanahan yang akan
diteruskan menuju tanah di bumi.
Dari persamaan tersebut maka akan terlihat bahwa semakin besar nilai
indeks akan semakin besar pula resiko (R) yang di tanggung suatu
bangunan sehingga semakin besar kebutuhan bangunan tersebut akan
sistem proteksi petir.
GT P
>45m
PL
GT = Ground Tank
P = Ruang Pompa
PL = Pengolahan Limbah
Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 42
Dalam penggunaan distribusi air bersih secara up-feed system, ada
kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah pembuatan relatif
murah. Namun jika dibandingkan, sistem ini lebih banyak memiliki
kekurangan, yaitu:
Panel surya untuk memenuhi Tangki air panas yang mengatur air
kebutuhan energi listrik pemanas air panas tetap pada suhu yang stabil
Sebenarnya tidak hanya pipa air yang perlu diletakkan dalam shaft,
kabel listrik pun perlu. Idealnya, kedua shaft ini tidak dijadikan satu.
Shaft air berisi pipa vertikal air bersih, air kotor, dan kotoran.
Sedangkan shaft listrik berisi pipa-pipa kabel listrik.Untuk
memudahkan perbaikan, pipa-pipa yang ada di dalam shaft ini perlu
identitas. Karena itu akan lebih baik bila pipa-pipa tersebut diberi
warna. Biasanya pipa air bersih diberi warna biru, air kotor warna abu-
abu, dan pipa kotoran warna hitam.
Pipa Tinja
Pipa Air Kotor Kamar Mandi
Pipa AC
S Pipa untuk Kabel-kabel
a
Katup
f
Pipa Air Dingin
t
a
i
r
Ada hal yang unik di Amaris Hotel di bagian sistem shaft. Pihak
Amaris Hotel memang sengaja mendesain pintu/jendela shaft menjadi
bagian dari dekorasi. Karena jendela shaft berada di luar kamar, maka
akan mempermudah ketika maintenance yang tidak perlu mengakses
ke dalam kamar hotel, apalagi ketika kamar tersebut sedang digunkan.
Satu shaft pada Amaris Hotel bisa untuk satu kamar ataupun dua
kamar, untuk dua kamar, maka ukuran shaft akan lebih besar dari yang
untuk satu kamar.
Pintu
shaft
pada
Amaris
Hotel
yang
tertutu
p (kiri)
dan
terbuk
a
(kanan
)
Laporan Anlisi Utilitas Bangunan ‘Amaris H o t e l ’ | 47
Perletakan shaft terhadap letak kamar
1. Toilet
2. Drainase Kamar Mandi
3. Air Hujan
4. Wastafel
5. Dapur
a. Menurut jenisnya
1. Sistem Pembuangan Air Tinja
2. Sistem Pembuangan Air Sabun dan Lemak
3. Sistem Pembuangan Air Hujan dan Air Pembuangan AC
4. Sistem Pembuangan Air Khusus
d. Menurut letaknya
Pada Amaris Hotel, letak STP (sewage treatment plant) berada
diujung bangunan namun bergabung dengan bangunan, sehingga sistem
pembuangannya terletak di dalam bangunan.
Closet
Floordrain
Pada tiap dua kamar hotel, terdapat satu shaft yang menyalurkan
air limbah kedalam Ruang Pengolahan Limbah (STP) yang berada pada
bagian belakang gedung Hotel Amaris. Namun ada juga yang satu kamar
memiliki satu shaft namun dengan ukuran yang lebih kecil. Shaft pada
Hotel Amaris dapat dibilang unik karena pintu shaft merangkap sebagai
ornament estetika dalam lorong Gedung. Seperti dapat dilihat diatas, pintu
shaft tidak berada di dalam ruang hotel, tetapi berada di lorong hotel.
Limbah Padat
Bak kontrol Lemak
Air Hujan
Bak kontrol
Sumur Peresapan
Sewage Treatment Plant (STP)
TANGGA
Pada hotel Amaris, terdapat 5 jenis tangga berdasarkan fungsi dan aksesnya .
Kelima jenis tangga tersebut memiliki fungsi yang berbeda – beda dan
penempatan yang berbeda pula.
Fungsi tangga – tangga tersebut diantaranya:
1. Tangga depan atau atau tangga akses menuju ke dalam bangunan
2. Tangga penghubung tiap lantai
3. Tangga untuk maintenance peralatan
4. Tangga akses pada roof top
5. Tangga yang menghubungkan ruang staff dengan
basement Gambar denah peletakan setiap tangga :
Tangga depan Jumlah lantai pada hotel Tangga ini hanya difungsikan Jumlah tangga
hanya berjumlah amaris ini adalah 3 buah khusus untuk staff ( karyawan). darurat sama
1 buah, karena ditambah basement. Tangga ini merupakan tangga dengan tangga
hanya Sehingga toltal tangga akses antara ruang karyawan umum yaitu 3
L a p o r a n A n l i s i U t i l i t a s B a n g u n a n ‘ A m a r i s H o t e l ’ | 55
difungsikan penghubung yang ada Hotel Amarisdengan ruang buah.
sebagai entrance berjumlah 3 buah service pada basement
1. Tangga Umum
Ukuran – ukuran yang digunakan pada tangga umum Hotel Amaris yang
mengacu pada standar:
Optrede = 19cm
90 cm
Antrede = 30cm
150 cm
2. Tangga Darurat
Terdapat pintu
keluar dari
dalam tangga
menuju ke luar
bangunan.
3. Tangga depan
Pada hotel ini terdapat satu buah lift yang difungsikan tidak hanya
untuk pengunjung namun juga untuk keperluan service. Namun pihak hotel
telah mengatur ketika service bekerja agar tidak mengganggu kegiatan tamu
hotel.
Lift pada hotel ini termasuk jenis lift Machine Room Lift (MRL)
yang bertujuan penghematan ruang dalam gedung bangunan karena tidak
memerlukan ruangan khusus (machine room) untuk meletakkan mesin motor
dan relay, dimana mesin motor diletakan pada bagian overhead dari hoistway,
dan panel diletakkan pada tembok di lantai teratas. Sistem pada lift ini adalah
menggunakan tarikan kabel baja dari atas.
SPESIFIKASI LIFT
MERK SCHINDLER
KAPASITAS (orang) 8
KAPASITAS (kg) 630kg
RATED SPEED n/a
CAR INSIDE 3mx3m
PLN
Ruang listrik pada Amaris Hotel terletak pada lantai basemen. Sumber
listrik dari PLN disalurkan melalui saluran kabel bawah tanah menuju
ruangan ini yang memiliki peralatan penerima dan pengontrol distribusi
listrik untuk selanjutnya akan didistribusikan keseluruh bangunan. Listrik
yang diperoleh dari PLN sebesar 390 volt, sedangkan listrik yang
bersumber dari genset memiliki kapasitas sebesar 180 kVa, dengan input
147 kVa. Genset yang digunakan memiliki ukuran sebesar 400 x 130 x
190 cm. Sumber listrik dari genset digunakan apabila pasokan listrik dari
PLN berkurang atau mengalami gangguan. Mesin genset akan otomatis
menyala dalam 8 detik ketika listrik dari PLN berkurang atau mengalami
gangguan.
Jalur pengisian solar dapat dilihat pada gambar di bawah ini dimana
pengisian solar utama diletakkan dibagian depan bangunan untuk
selanjutnya dialirkan menuju tangki pengisian solar
Peletakan panel dan alur peletakan kabel pada lantai basemen dan
lantai satu dapat dijelaskan dengan gambar di bawah ini:
Listrik dari PLN dan dari genset ditampung pada Panel Distribusi
Tegangan Rendah (PDTR) yang juga disebut dengna MDP ( Main
Distribution Panel) yang terletak pada ruang panel lantai basemen. Listrik
dari PDTR kemudian didistribusikan menuju 5 SDP (Sub Distribution
Panel) diantaranya panel lantai basemen, panel lantai 1, panel lantai atap,
panel utama kebakaran, dan panel utama pompa. Untuk selanjutnya SDP
yang sudah dibagi 5 ini dibagi-bagi lagi sesuai dengan kebutuhan,
misalnya pada panel lantai 1 didistribusikan lagi menuju panel lantai 2 dan
panel lantai 3, atau pada sub panel utama kebakaran didistribusikan lagi
menuju panel elektronik dan panel penerangan luar. Untuk lebih jelasnya,
skema pendistribusuan listrik pada Hotel Amaris Yogyakarta dapat dilihat
pada gambar dibawah.
Peletakan AC Split
AC Split
Kamar Hotel
Kondensor AC
Pada Basement
Kondensor AC
pada Rooftop
Evaporator
Kondensor
Secara garis besar prinsip kerja air conditioner split pada Hotel Amaris
adalah sebagai berikut:
Lubang Lubang
exhaust fan exhaust fan
pada koridor pada
bangunan basement
Hotel Hotel
Sistem kerja exhaust fan, adalah udara – udara panas pada bangunan
Hotel amaris dihisap menuju ke saluran , selanjutnya udara akan
diteruskan dan dikeluarkan lewat lubang pengeluaran ( outdoor) . Lubang
pengeluaran tersebut terletak di rooftop bangunan
1. Perlengkapan pencegahan
2. Pemilihan bahan bangunan,
Material yang digunakan oleh apartement sejahtera adalah beton
bertulang. Material ini tahan terhadap api sampai batasan tertentu.
Sehingga, jika terjadi kebakaran, dapat dipastikan penyebaran apinya
cukup lambat dibandingkan material lainnya.
Represif Treatment :
1. Smoke detector
2. Speaker
Sirine/alarm
Control
Api dan Detector/ Automatic dialer
asap pekat sensor panel system
dll
keypad
4. Fire Extinguisher
Televisi
Jaringan televisi pada Amaris Hotel berasal dari dua sumber, yaitu
parabola dan antena. Gelombang TV yang didapat pada parabole
berupa siaran televisi internasional sedangkan siaran televisi nasional
diterima oleh antena. Kedua benda ini berada di roof top agar
mendapatkan sinyal yang baik.
Antena TV Parabola
WiFi
WiFi adalah salah satu bentuk jaringan komunikasi yang tidak
menggunakan kabel (wireless) melainkan menggunakan gelombang
elektromagnetik. Pada Amaris Hotel, jaringan WiFi selain berada di
lobby, juga berada di setiap koridor menuju kamar hotel sehingga
pengguna bisa mengakses meskipun berada di dalam kamar.
yustana.blogspot.com
Wireless Router
http://www.rakitrumah.com/2011/04/sistem-pembuangan-air-kotor.html diakses
tanggal 5 April 2014 jam 15.00
http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/03/sistem-pembuangan-
air-buangan.html diakses tanggal 5 April 2014 jam 15.52
http://aloekmantara.blogspot.com/2012/09/fire-protection-system-sistem-
fire-alarm.html diakses tenggal 5 April 2014 jam 15.54
http://jofania.wordpress.com/2013/06/30/penangkal-petir-lightning-
protection/ diakses padatanggal 7 April 2014
http://www.chayoy.com/2012/03/makalah-penangkal-petir.html
https://www.google.com/search?q=jenis+penangkal+petir&oq=jenis+penangkal+
petir&aqs=chrome..69i57j69i60l3j69i61.3894j0j4&sourceid=chrome&espv=210
&es_sm=122&ie=UTF-8
:http://www.tiket.com/img/business/a/m/business-amaris-dipenogoro_L.l.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-k7tIxy-
ITZQ/UPxyQwtq6gI/AAAAAAAAAHE/0NvprdHDWts/s1600/koridor_1.jpg
http://www.ise.ncsu.edu/kay/mhetax/TransEq/Conv/Images/Live%20Roller%20Co
nv.gif
http://cvastro.com/wp-content/uploads/2008/10/ACsystem.jpg
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html