Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang
dipergunakan oleh manusia untuk melakukan aktivitasnya. Dalam suatu gedung
manusia menggunakan banyak air untuk minum, mencuci, memasak dan
kebutuhan kamar mandi. Agar supaya bangunan gedung yang dibangun dapat
dipakai, dihuni dan dinikmati manusia perlu dilengkapi dengan prasarana lain
yang disebut prasarana bangunan atau utilitas bangunan. Utilitas bangunan
merupakan kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar bangunan gedung
tersebut dapat berfungsi secara optimal. Salah satu bagian dari utilitas bangunan
adalah plambing. Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan
untuk meyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas
yang memenuhi syarat dan pembuangan air bekas atau air kotor dari tempat-
tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi
higienis dan kenyamanan yang diinginkan. Sistem plambing merupakan sistem
penyediaan air minum, penyaluran air buangan dan drainase termasuk semua
sambungan, alat-alat dan perlengkapannya yang terpasang didalam persil dan
gedung. Adapun fungsi peralatan plambing, diantaranya:
1. Menyediakan air bersih ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan
cukup dan air panas bila diperlukan,
2. Menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari
lingkungan, dan
3. Menyediakan air untuk mencegah kebakaran
Karena plambing merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan
penempatan plambing dalam suatu bangunan gedung juga agar penghuni
bangunan gedung tersebut merasa aman, nyaman dan sehat.

1
1.2 Pengertian Plumbing
Plumbing (kerja pipa) merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang
mempunyai ketrampilan dalam hal instalasi pipa air bersih (air minum) atau
instalasi pipa drainase yang dapat dibuat dengan berbagai macam cara. Tujuannya
ialah untuk mengalirkan air dengan lancer.
Kerja Plumbing dibagi kedalam dua bagian, yaitu:
1) Instalasi air bersih dihubungkan dengan air bersih di dalam rumah.
2) Instalasi drainase dihubungkan dengan air kotor di luar rumah.

Fungsi plumbing yaitu:


1) Untuk menyediakan air bersih, ketempat-tempat yang dikehendaki dengan
tekanan yang cukup
2) Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan
bagian terpenting lainnya.

1.3 Pemeriksaan Dan Pengujian Sistem Plumbing


Pemeriksaan dan pengujian system plumbing dapat dilakukan oleh petugas
instalasi oleh pemerintah yang berwenang, oleh petugas konsultan pengawas
pelaksana pembangun gedung yang ditunjukan oleh pemilik gedong. Yang
ditunjukanoleh pemilik gedong, oleh pemborong pelaksana gedong itu sendiri.
Ada tiga macam pemeriksaan yang perlu dilakukan:
1. Pemeriksaan sebagian-sebagian
2. Pemeriksaan setelah selesai pemasangan
3. Pemeriksaan Ulang

Tujuannya adalah untuk memeriksa apakah konstruksinya, fungsinya


kekakuan dari seluruh system alat plumbing, mesin-mesin perlengkapannya telah
memenuhi persyaratan yang berlaku sesuai yang direncanakan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Sistem plambing merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
pembanguna gedung. Perencanaan dan perancangan sistem plambing harus
dilaksanakan bersamaan dengan arsitek, teknik sipil, mekanika dan eletrikal.
Tujuan terpenting dari sistem penyediaan air adalah menyediakan air bersih.
Untuk gedung-gedung yang dibangun didaerah yang tidak tersedia fasilitas air
bersih untuk umum, akan diambil dari sungai, air tanah dangkal atau dalam.
Dengan demikian, air baku harus diolah dalam gedung atau dalam instalasi
pengolahan agar dicapai standar kualitas air yang berlaku.

2.2 Jenis-Jenis Sistem Plumbing


Jenis Sistem Plumbing ada bermacam-macam, yaitu :
a. Sistem Plumbing Air Bersih
b. Sistem Plumbing Air Bekas
c. Sistem Plumbing Air Kotor
d. Sistem Plumbing Air Hujan
e. Sistem Plumbing Air Khusus
f. Sistem Plumbing Vent

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sistem Plumbing Air Bersih


Beberapa tahun terakhir, bahan dalam air buangan makin beraneka ragam
jenisnya dan rumit kualitasnya. Sebagai akibat perubahan menu makanan
manusia, kemajuan teknologi dan industry. Tapi diharapkan sampai saat ini fungsi
air tidak berubah. Meskipun plambing adalah sarana yang sangat penting dan
dikenal banyak orang, kesalahan dalam perancangan, pemasangan atau perawatan
dari peralatam plambing dapat membahayakan jiwa manusia. Dapat disimpulkan
bahwa tidaklah mudah dalam merancang instalasi plambing sehingga banyak
negara menetapkan Undang-Undang, Peraturan, pedoman pelakasanaan (code of
practice).
Di Indonesia sendiri disiapkan “Pedoman Plambing Indonesia”. Fungsi
dari peralatan plambing adalah untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat
yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, membuang air kotor dari tempat-
tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Sistem yang pertama
dilaksanakan oleh sistem penyediaan air bersih dan yang kedua oleh sistem
pembuangan. Tujuan terpenting dalam sistem penyediaan air adalaha
menyediakan air bersih. Penyediaan air minum dengan kualitas tetap baik
merupakan prioritas utama. Banyak negara telah menetapkan standar kualitas
untuk tujuan ini.
Ada beberapa sistem penyediaan air bersih antara lain :

1. Sistem Sambungan Langsung


2. Sistem Tangki Atap
3. Sistem Tangki Tekan
4. Sistem Tanpa Tangki

4
3.1.1 Sistem Sambungan Langsung

Gambar 3.1.1 Sistem Sambungan Langsung

Pada sistem sambungan Langsung, pipa distribusi dalam gedung


disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih. Sistem ini dapat
diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah, karena pada
umumnya pada perumahan dan gedung kecil tekanan dalam pipa utama terbatas
dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang
biasanya diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan Air Minum.

3.1.2 Sistem Tangki Atap

Gambar 3.1.2 Sistem Tangki Atap

5
Pada sistem Tangki Atap air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah.
(dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian
dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas
lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini, air didistribusikan ke seluruh bangunan.
Sistem Tangki Atap diterapkan karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat
plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat
perubahan muka air dalam tangki atap.
2. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik
dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan.
3. Timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat
yang mendeteksi muka dalam tangki atap.
4. Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya
tangki tekan.

3.1.3 Sistem Tangki Tekan

3.1.3 Sistem Tangki Tekan

6
Prinsip sistem ini adalah sebagai berikut : air yang telah ditampung dalam
tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara
di dalamnya terkompresi.air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem
distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu
dtektor tekanan, yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa :
pompa berhenti bekerja kembali setelah tekanan mencapai suatu batas maksimum
yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan mencapai suatu batas
maksimum tekanan yang ditetapkan juga. Daerah fluktuasi biasanya ditetapkan 1-
1.5 kg/cm2. Sistem tangki tekan biasanya dirancang sedemikian rupa agar volume
udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi
air. Jika awalnya tangki tekan berisi udara bertekanan atmosfer, kemudian diisi
air, maka volume aur yang akan mengalir hanya 10% volume tangki. Untuk
mengatasi hal ini, dimasukkan udara kempa bertekanan lebih besar daripada
tekanan atmosfer.

Kelebihan Sistem Tangki Tekan adalah:


1. Dari segi estetika tidak menyolok jika dibandingkan dengan tangki atap.
2. Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin
bersama pompa-pompa lainnya.
3. Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus
dipasang di atas menara.
Kekurangannya adalah pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan
keausan pada saklar lebih cepat.

3.1.4 Sistem Tanpa Tangki


Dalam sistem Tanpa Tangki tidak digunakan tangki apapun, baik tangki
bawah, tangki tekan maupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem
distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misal :
pipa utama PDAM).

7
Sistem penyediaan air bersih yang dipakai untuk Hotel umumnya adalah sistem
tangki atap sistem tangki atap digunakan dengan pertimbangan :

1. Dengan adanya Roof tank maka ketersediaan air akan terjaga setiap waktu
khususnya pada saat pemakaian puncak.
2. Perubahan tekanan yang terjadi tidak begitu berarti, hanya akibat
perubahan muka air dalam tangki.
3. Menghemat kerja pompa

3.2 Sistem Plumbing Air Bekas


Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub,
wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu daerah yang tidak
tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan
ke instalasi air kotor terlebih dahulu.
Sistem pembuangan air kotor merupakan instalasi untuk mengalirkan air
buangan yang berasal dari peralatan saniter: wastafel, FD (floor drain) dan kitchen
zink. Instalasi air bekas pada umumnya memeiliki instalasi tersendiri yang
berbeda dengan instalasi air kotor. Pada gedung-gedung yang lebih besar,
misalnya:mall, instalasi yaang berasal dari kitchen dipisahkan dan mempunyai
instalasi sendiri yang kemudian dialirkan hingga ke greese trap. sistem air bekas
juga biasanya dialirkan ke sistem pengolahan air limbah (IPAL), atau ada juga
yang langsung dialirkan ke saluran kota, jika tidak membahayakan.

3.3 Sistem Plumbing Air Kotor


Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air
buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung
kotoran manusia dari alat plambing lainnya (black water).

3.4 Sistem Plumbing Air Hujan


Sistem pembuangan air hujan harus merupakan sistem terpisah dari sistem
pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi

8
penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat
plambing yang terendah.

3.5 Sistem Plumbing Air Khusus


Air Khusus dalah sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun,
lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang

bersifat khusus.

3.6 Sistem Plumbing Vent


Berupa instalasi untuk mengisi udara pada saluran air bekas dan kotor.
Dengan adanya saluran vent yang terisi udara, maka saluran air bekas dan kotor
bebas dari macet atau mampet.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1) Plumbing atau instalasi pipa tidak hanya memiliki satu jenis,jadi harus
di pahami terlebih dahulu tiap penggunaan nya sebelum dipasang
2) Alat dan bahan yang dipergunakan haruslah diperhatikan kualitas dan
ketahanan nya,dikarenakan apabila terjadi kerusakan sangat susah
unuk diperbaiki karena pekerjaan nya memakan waktu dan letak
instalasi nya bukan tempat yang mudah di jangkau
3) Sistem plumbing tidak hanya satu instalasi melainkan meliputi
instalasi air bersih,air kotor,air bekas,air hujan,vent dll

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.mandorayub.com/2014/08/sistem-pembuangan-air-kotor-
plumbing.html
https://stellamariscollege.org/sistem-plumbing/
https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/klasifikasi-sistem-pembuangan-
air-kotor

11

Anda mungkin juga menyukai