Anda di halaman 1dari 18

TUGAS UTILITAS

KOMPONEN UTILITAS

BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


Dosen : Wisdha Ahdiyani

OLEH :

NAMA : ZEHRA ODE MINERVASCHE

NIM : E1B121054

KELAS : GENAP

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

TAHUN AJARAN

2022/2023
KOMPONEN UTILITAS

A. Komponen Utilitas Bangunan.


Utilitas bangunan adalah kelengkapan penting untuk bangunan yang mempermudah
pengguna gedung untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti kenyamanan, keselamatan,
kemudahan komunikasi, kesehatan, dan mobilitas.

1. Sistem Air.
Sistem air bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu, plambing dan sanitasi.
Plambing adalah sistem pipa yang digunakan untuk mendistribusikan air bersih ke
seluruh rumah dan sanitasi adalah sistem pembuangan limbah air.
Dalam sistem penyediaan air bersih terdapat hal penting yang harus diperhatikan
yaitu kualitas air yang akan didistribusikan, sistem penyediaan air yang akan digunakan,
pencegahan pencemaran air dalam sistem, laju aliran dalam pipa, kecepatan aliran dan
tekanan air. Komponen utama dari sistem distribusi air bersih adalah sistem jaringan
pipa.
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat
pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah. Sumber air bersih pada bangunan
dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu :
Sumber air PDAM Sumber air yang didapat dari PDAM sudah melewati tahapan
secara klinis untuk memenuhi standart kebutuhan air bersih. Sumber air PDAM juga
bersifat kontinu atau dapat menyuplai kebutuhan air bersih selama 24 jam. Sumber
air ini dapat langsung ditampung pada tangki air bawah (Ground Water Tank) yang
lalu dipompakan ke tangki air atas (roof tank).
Sumber air Deep Wheel Sumber air bersih yang didapat dari deep well tidak kontinu
seperti sumber air bersih dari PDAM. Sumber air yang didapat dari pengeboran
harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan telah memenuhi
syarat air bersih. Jika belum memenuhi persyaratan, maka air harus diolah terlebih
dahulu sebelum ditampung pada tangki air bawah (Ground Water Tank). Jika air
dari deep wheel telah memenuhi persyaratan dapat langsung dialirkan untuk dapat
ditampung pada tangki air bawah.
Menurut Noerbambang, S.M., dan Takeo, M. (2000), ada beberapa sistem
penyediaan air bersih yang banyak digunakan, yaitu sebagai berikut :
Sistem Sambungan Langsung
Pada sistem ini, pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa
utama penyediaan air bersih. Sistem ini dapat diterapkan untuk perumahan dan
gedung-gedung kecil dan rendah, karena pada umumnya pada perumahan dan
gedung kecil tekanan dalam pipa utama terbatas dan dibatasinya ukuran pipa
cabang dari pipa utama. Ukuran pipa cabang biasanya diatur dan ditetapkan oleh
Perusahaan Air Minum. Tangki pemanas air biasanya tidak disambung langsung
kepada pipa distribusi, dan dibeberapa daerah tidak diizinkan memasang katup
gelontor.

Sistem Tangki Atap


Pada sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada
lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian dipompakan ke
suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi
bangunan.
Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki atap
tersebut, penentuan ini harus didasarkan atas jenis alat plambing yang dipasang
pada lantai tertinggi bangunan dan yang menuntut tekanan kerja tinggi.
Sistem Tangki Tekan
Prinsip sistem ini adalah sebagai berikut : air yang telah ditampung dalam tangki
bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di
dalamnya terkompresi. Air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi
bangunan.
Kelebihan sistem tangki tekan adalah: Dari segi estetika tidak menyolok jika
dibandingkan dengan tangki atap, mudah perawatannya karena dapat dipasang
dalam ruang dan harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus
dipasang di atas menara.

Sistem Tanpa Tangki


Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan
maupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan
pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misal : ini, dikaitkan dengan
kecepatan putaran pompa konstan dan variabel. Namun sistem ini dilarang di
Indonesia, baik oleh perusahaan air minum maupun pada pipa umum).

Sistem pemipaan air bersih bangunan terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem Down Feed
dan sistem Up Feed.

Sistem Down Feed


Sistem ini adalah sistem distribusi air pada bangunan yang menggunakan reservoir
bawah sebagai media untuk menampung debit air yang disuplai oleh sumur resapan
dan PDAM sebelum didistribusikan ke reservoir atas oleh pompa hidrolik. Biasanya
pada bangunan multi lantai atau high rise, reservoir bawah diletakkan di basement
paling bawah dengan volume untuk menampung 2/3 dari kebutuhan air bersih dan
reservoir atas diletakkan di lantai atap dengan volume 1/3 dari kebutuhan air bersih.
Sistem Up Feed
Pada sistem up feed, distribusi air bersih tidak menggunakan reservoir bawah
seperti pada down feed dengan asumsi sumber air bersih berasal dari PDAM dan
sumur. Perbedaanya pada sistem ini air bersih dari sumber air langsung menuju ke
reservoir atas. Dari reservoir atas didistribusikan ke dalam bangunan memakai
pompa booster untuk menyamakan tekanan airnya. Volume reservoir atas menjadi
lebih besar karena merupakan wadah satu-satunya untuk menyimpan cadangan air
bersih.

Air kotor adalah air yang tidak memenuhi syarat secara fisik untuk digunakan secara
langsung untuk menunjang kebutuhan makhluk hidup sehari-hari, dan air kotor perlu
diolah lebih lanjut untuk dapat digunakan di kehidupan sehari-hari sehingga
perencanaan instalasi pipa perlu lebih diperhatikan agar pembuangan kotoran cair
ataupun padat dapat mengalir dengan baik. Air kotor berasal dari buangan kamar mandi,
WC, tempat cuci piring, dan dari pembuangan air baik di rumah ataupun fungsi
bangunan lain seperti hotel, kantor, apartemen, rumah sakit, dan industri.
Jenis air buangan :
Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran
manusia dari alat plambing lainnya (black water).
Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water). Untuk suatu
daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat
di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu.
Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan
sistem terpisah dari sistem pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di
campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir
balik masuk ke alat plambing yang terendah.
Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang mengandung gas,
racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya
yang bersifat khusus.

Cara pengaliran :
Sistem gravitasi.Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.

Sistem bertekanan.
Sistem yang menggunakan alat (pompa) karena saluran umum letaknya lebih tinggi
dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam
suatu bak penampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini
mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat-alat plambing
di basement pada bangunan tinggi/bertingkat banyak.
Bagian-bagian sistem pembuangan :
Alat-alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub, wastafel,
bak-bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
Pipa-pipa pembuangan.
Pipa ven.
Perangkap dan penangkap (interceptor).
Bak penampung dan tangki septic.
Pompa pembuangan.

2. Sistem Kelistrikan.
Salah satu komponen utilitas bangunan yang penting di dalam mendukung fungsi
gedung adalah utilitas kelistrikan bangunan. Utililitas kelistrikan ini menjadi sangat vital
karena fasilitas – fasilitas gedung dan kenyamanannya sangat memerlukan adanya
energi listrik, seperti lampu penerangan untuk pencahayaan gedung, pendingin udara
seperti AC maupun kipas angin, lift maupun escalator sebagai transportasi vertikal,
pompa air untuk distribusi air bersih dan plumbing. Energi listrik di dalam suatu
bangunan gedung juga sangat diperlukan bagi individu – individu yang beraktifitas di
dalamnya, seperti energi untuk mengidupkan komputer, tata suara dan telekomunikasi,
untuk menjalankan mesin-mesin produksi, ataupun hanya untuk sekedar membuat
secangkir kopi panas.

Konsep sistem adalah untuk peletakan stop kontak, saklar lampu, dudukan lampu,
sekring listrik, serta generator untuk menghindari pemadaman.
Komponen utilitas kelistrikan bangunan suatu gedung terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu :
Utilitas instalasi listrik, meliputi antara lain panel teganan menengah, transformator
distribusi, panel tegangan rendah, panel distribusi, lampu penerangan, kabel
instalasi, saklar dan stop kontak.
Utilitas instalasi generator sets, terdiri dari motor penggerak, alternator, alat
pengisian akki, sistem pendinginan, sistem pemipaan, pompa bahan bakar, tangki
harian, panel, AMF (Automatic Main Failure), ATS (Automatic Transfer Switch) dan
kabel instalasi.
Utilitas instalasi penangkal petir, terdiri dari instalasi proteksi eksternal dan instalasi
proteksi internal.

3. Sistem Pencahayaan.
Sistem Pencahayaan pada bangunan adalah salah satu elemen penting yang perlu
dipertimbangkan dalam perancangan interior maupun arsitektur. Pencahayaan atau
lighting, selain berfungsi sebagai penerangan juga dapat dijadikan sebagai aksesoris
untuk memberi nilai estetika sebuah ruang maupun fasad.
Perancangan sistem pencahayaan pun sangat penting karena perlu menentukan
peletakan titik-titik pencahayaan, elektrikal, dan mekanikal yang tepat sesuai kebutuhan
pengguna atau cahaya harus dapat menyebar dengan efektif dan efisien ke sudut setiap
ruangan.
Dalam bangunan, ada dua sistem pencahayaan berdasarkan sumber cahayanya,
ada sistem pencahayaan yang memanfaatkan cahaya matahari alami sebagai sumber,
ada juga yang menggunakan sumber cahaya buatan seperti lilin dan lampu. Namun
pencahayaan buatan yang sekarang digunakan sebagai sistem pencahayaan permanen
dalam bangunan adalah lampu. Penjelasan masing-masing sistem pencahayaan dalam
bangunan adalah sebagai berikut :

Sistem pencahayaan alami


Sistem Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi
listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada
suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-
kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Sistem pencahayaan alami hanya bisa diambil dari cahaya matahari saat siang,
sementara cahaya bulan di malam hari tidak masuk dalam kategori sumber cahaya
alami yang efektif.

Adapun beberapa faktor-faktor yang perlu di perhatikan agar penggunaan sinar


alami memberikan manfaat optimal dalam ruangan, yaitu sebagai berikut :

 Variasi intensitas penyinaran cahaya matahari


 Distribusi dari seberapa terangnya cahaya matahari
 Efek dari lokasi jendela dan arah datangnya cahaya matahari
 Efek pemantulan dan pembiasan cahaya (Refleksi & Refraksi)
 Letak geografis dan fungsi bangunan

Agar dapat menggunakan sistem pencahayaan alami pada bangunan secara


optimal, kita perlu dikenali ke beberapa jenis sumber cahaya alami yang dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :

 Sunlight adalah sinar matahari langsung dengan tingkat cahayanya yang tinggi.
Semprotan sinar matahari langsung dapat digunakan untuk banyak keperluan
seperti menjemur pakaian, namun tidak baik untuk diarahkan ke aktivitas utama
manusia karena dapat menyebabkan kepanasan.

 Daylight adalah sinar matahari yang sudah tersebar di angkasa, mengalami


pembiasan oleh lapisan atmosfer bumi sehingga intensitas cahayanya lebih
rendah. Daylight adalah jenis cahaya yang paling baik digunakan sebagai
pencahayaan utama di siang hari karena cukup terang, mampu menampilkan
warna asli dan tidak terlalu panas.

 Reflected light adalah cahaya matahari yang sudah dipantulkan melalui berbagai
benda yang ada di sekitar bangunan, bisa karena pantulan dari danau yang ada
di sekitar bangunan atau pantulan dari bangunan lainnya.

Sistem pencahayaan buatan


Sistem Pencahayaan buatan adalah mekanisme cahaya yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain cahaya alami (matahari), namun cahaya tersebut berasal dari
hasil karya manusia berupa lampu yang berfungsi menyinari ruangan sebagai
pengganti jika sinar matahari tidak ada.

Sistem pencahayaan buatan dikategorikan dengan banyak cara, salah satunya


berdasarkan penempatan sumber cahaya dan arah pencahayaan buatan.
Berdasarkan hal ini sistem pencahayaan buatan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
sistem pencahayaan langsung dan sistem pencahayaan tidak langsung.

 Sistem pencahayaan langsung adalah penempatan lampu yang langsung


menyinari bidang atau bagian ruang yang diinginkan. Sistem ini biasanya
digunakan pada aktivitas yang memerlukan cahaya tinggi seperti meja baca
tulis, ruang kerja, untuk mesin jahit dan lain sebagainya.

 Sistem pencahayaan tidak langsung adalah penempatan lampu selain pada


bidang atau bagian ruang yang ingin disinari. Misalnya menempatkan lampu di
bawah meja, di belakang lemari lampu yang menyorot dinding dan lain-lain.
Tujuannya agar mata tidak terlalu silau, ini digunakan pada ruangan dengan
aktivitas santai seperti lampu ruang keluarga, lampu tidur, dan lain-lain.
Mengenai sistem pencahayaan langsung dan tidak langsung, dalam hal ini dikenal
ada tiga jenis penempatan lampu yaitu ambient light, task light dan accent light.

 Ambient light
Ambient light adalah pencahayaan yang dimaksudkan untuk secara merata
menerangi ruangan secara umum. Ambient light juga biasa disebut dengan
general lighting.

Ambient light memiliki sifat cahaya yang lunak atau menyebar, dan sering kali
dapat disesuaikan untuk mengakomodasi pengaturan siang dan malam hari.
Pencahayaan ambient sangat penting di semua ruangan, apalagi ruang
tertentu seperti lorong dan tangga untuk orientasi dan visibilitas yang optimal.
Jenis pencahayaan ini juga berguna di dapur atau kantor di rumah, cahaya
lebar memberikan tingkat pencahayaan yang konsisten dan jelas.

Ada beberapa jenis pencahayaan ambient light:


o Lampu terpasang di langit-langit atau tersembunyi yang mengarahkan
cahaya ke bawah
o Lampu dinding dan lampu lantai, yang menyinari dinding atau langit-langit
dengan cahaya utama
o Pencahayaan Cove, lampu lantai, dan lampu gantung yang memantulkan
cahaya dari langit-langit dan dinding

 Task light
Task light disebut juga lampu tugas atau pencahayaan langsung yang
dimaksudkan untuk memberi penerangan pada tugas atau kegiatan tertentu.
Misalnya lampu baca di ruang tamu bisa digunakan menerangi area baca.
Lampu di bawah kabinet di dapur berfungsi sebagai lampu tugas untuk meja.

Contoh jenis pencahayaan ini meliputi:


o Lampu tersembunyi dan lacak
o Liontin/Pendants light
o Pencahayaan di bawah cabinet
o Lampu lantai, meja, dan meja
o Lampu meja rias kamar mandi

 Accent light
Accent Light adalah lampu aksen yang dimaksudkan untuk menyorot objek
tertentu meski tak ada kegiatan yang terbantu di sana. Anda mungkin suka
meletakan lukisan di dinding, menyrot batu alam atau air mancur di malam hari
dan sebagainya.

Jenis pencahayaan lampu aksen secara umum meliputi:


o Lampu dinding
o Pencahayaan spot tersembunyi
o Track lighting
o Lampu sorot yang dipasang di dinding

Pencahayaan aksen berbeda dari jenis pencahayaan lain dalam tujuan


utamanya adalah estetika, menciptakan titik menarik bagi pemirsa. Ini
menambah gaya dan drama ke ruang, dan sangat cocok untuk area hidup dan
taman, pintu masuk, dan di mana pun tujuannya adalah untuk menampilkan
fitur-fitur khusus.

Lampu langit-langit yang tersembunyi, lampu track, atau luminer yang dipasang
di dinding sangat efektif untuk tempat tinggal atau area umum karena dapat
dimiringkan dan diarahkan untuk menciptakan sorotan.

4. Sistem Tata Udara dan Ventilasi.


Pengkondisian udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu,
kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai
kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan. Atau
dapat didefinisikan suatu proses mendinginkan udara sehingga mencapai temperatur
dan kelembaban yang ideal.
Perancangan sistem tata udara berkaitan dengan kondisi lingkungannya seperti
pengendalian suhu, kelembapan, dan pergerakan arah udara.
Selain itu pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan di udara seperti
vapors dan fumes.
Contohnya penggunaan AC.
Sistem AC
Prinsip kerja sistem AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang
lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC
sebagai pemanas, memindahkan kalor dari sistem pemanas ke dalam ruangan (di
negara beriklim kutub).
o Refrigerant adalah zat pendingin yang berasal dari gas metan (CH4) yang
hidrogennya diganti dengan Halogen Fluor atau Chloor, dalam bahasa
perdagangan adalah Freon. Contoh ; Freon 11: C C13F (Trichloro mono fluoro
methan), dan Freon 12: C C12F3 (Dichloro difluoro methan).
o Refrigerant Freon mempunyai sifat dapat menguap pada tempratur biasa, tidak
berbau dan tidak beracun. Untuk refrigerant Industri seterti pabrik es dan
gudang pendingin, dipakai zat pendingin amoniak (NH3 ) yang berbau tetapi
lebih murah dari pada Freon.

Sebagai pengatur suhu ruang sesuai dengan yang dikehendaki, sehingga tercipta
kondisi udara yang nyaman. Karena itu, AC memberikan fasilitas bagi bangunan:
o Sebagai pengatur suhu - pendingin - pemanas
o Pengatur kelembaban
o Memperlancar distribusi O2, agar mempunyai komposisi ideal bagi pernafasan.

Seperti yang pernah di utarakan sebelumnya, bahwa tujuan pengkondisian udara


adalah untuk mendapatkan kenyamanan bagi penghuni yang berada didalam
ruangan. Kondisi udara yang dirasakan nyaman oleh tubuh manusia adalah berkisar
antara :
o Suhu dan kelembaban : 200 C hingga 260 C, 45% hingga 55%
o Kecepatan udara : 0.25 m/s

 AC Central AC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh


bangunan. Untuk multi stories building dilengkapi dengan AHU (Air Handling Unit) di
tiap lantai. Fungsi AHU adalah untuk mengatur distribusi udara yang dikondisikan
pada setiap lantai. Evaporator terdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila
dikehendaki untuk diatur suhunya.
 Unit pendingin utama digunakan 2 unit Water Cooled Water Chiller dimana satu unit
beroperasi dan satu unit sebagai cadangan, unit Chiller beroperasi dengan
menggunakan “Primary Refrigerant” berupa refrigerant R123 pada unit Chiller & R
134A pada unit purging yang sudah ramah lingkungan, nantinya akan mendinginkan
“Secondary Refrigerant” berupa air, dimana air yang sudah didinginkan ini di
sirkulasikan oleh Chilled Water Pump ke AHU dan FCU di LQB.

Sistem ventilasi
Sistem ventilasi adalah adalah sistem pertukaran udara dari luar ke dalam dan
sebaliknya yang bertujuan untuk mengontrol kualitas udara dalam ruangan. Adanya
sistem pertukaran udara dapat mengeluarkan polutan yang mengendap dalam
ruangan sehingga menyediakan udara yang sehat untuk kita bernapas.
Ada juga perancangan sistem ventilasi yang dilakukan dengan cara merekayasa
arsitektur bangunan untuk memudahkan keluar masuknya udara suatu ruangan
dalam bangunan.
Bahkan sistem ventilasi dapat mengurangi penggunaan AC sehingga dapat
menghemat listrik.

B. Komponen Utilitas Lingkungan.


Sarana prasarana lingkungan merupakan segala kelengkapan fisik yang berada pada
area perumahan dan permukiman yang berfungsi untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
perumahan dan permukiman yang memadai. Sarana prasarana lingkungan dapat
dibedakan sebagai berikut:

1. Jaringan Drainase Lingkungan.


Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke
badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, yang harus disediakan pada
lingkungan perumahan di perkotaan. Jaringan drainase dapat dibedakan menjadi 2 jenis
secara umum yaitu badan penerima air dan bangunan pelengkapnya.

Badan Penerima Air, terdiri dari sumber air di permukaan tanah seperti laut, sungai,
dan danau serta sumber air di bawah permukaan tanah seperti air tanah akuifer.
Bangunan Pelengkap, terdiri dari gorong-gorong, pertemuan saluran, bangunan
terjunan, jembatan, street inlet, pompa, dan pintu

Jaringan drainase pada lingkungan perumahan dan permukiman yangbaik akan


memiliki seluruh bagian jaringan drainase tersebut baik badanpenerima air maupun
bangunan pelengkapnya. Hal ini dimaksudkan untukmemberikan kelancaran bagi
kelebihan air permukaan yang terbentuk akibathujan. Dengan demikian resiko bencana
banjir atau genangan dapatdihindarkan sehingga tercipta lingkungan perumahan dan
permukiman yang aman dan nyaman.

2. Sarana Air Bersih.


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yangkualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang syaratnya memenuhi syarat kesehatandan dapat langsung diminum
yang berasal dari penyedia anair minum (DepKes RI, 2002). Sarana air bersih adalah
semua sarana yang dipakaisebagai sumber air bagi penghuni rumah untuk digunakan
bagi penghunirumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal yang
perludiperhatikan dalam upaya penyediaan air bersih antara lain adalah:
Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (septic-tank,
tempatpembuangan sampah, dan air limbah) minimal 10 m.
Pada sumur gali sedalam 3 m dari permukaan tanah dibuat kedap air,
yaitudilengkapi dengan cincin dan bibir sumur.
Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis, terminal air,perpipaan/kran,
maupun sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.
3. Prasarana Sanitasi (Limbah)
Air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan makhluk hidup, dan lazimnya karena hasil perbuatan
manusia. Air limbah baik dari dapur, hasil cuci, maupun hasil mandi disalurkan melalui
selokan baik terbuka maupun tertutup di dalam pekarangan rumah menuju ke saluran
pembuangan yang berada di jalan-jalan.
Limbah rumah tangga tidak boleh mencemari sumber air bersih, tidakmenimbulkan
bau, dan tidak mencemari permukaan tanah. Maka dari itulah saluran pembuangan
limbah harus dibuat dengan kemiringan dan perhitungan tertentu supaya dapat mengalir
dengan lancar dan tidak menimbulkan penyumbatan. Jarak yang baik antara area
penampungan limbah (septic-tank) dengan sumber air minum adalah minimal 10 m baik
dari sumber air minumpribadi maupun milik tetangga.

4. Penggunaan Jamban
Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak layak
tanpa memenuhi persyaratan sanitasi dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah
dan sumber-sumber penyediaan air. Atas dasarhal tersebut, maka perlu dilakukan
penanganan pembungan tinja yang memenuhi persyaratan sanitasi. Tujuan
dilakukannya pembuangan tinja secara saniter adalah untuk menampung serta
mengisolir tinja sedemikian rupa sehingga dapat tercegah terjadinya hubungan langsung
maupun tidak langsung antara tinja dengan manusia, dan dapat dicegah terjadinya
penularan faecalborne diseases dari penderita kepada orang yang sehat, maupun
pencemaran lingkungan pada umumnya. Adapun persyaratan sarana pembuangan
tinjayang baik dan memenuhi syarat kesehatan adalah:
Tidak terjadi kontaminasi pada tanah permukaan
Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk kemata airatau
sumur
Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan
Excreta tidak dapat dijangkau oleh lalat atau kuman
Tidak terjadi penanganan Excreta segar. Apabila tidak dapat dihindarkan,harus
ditekan seminimal mungkin
Harus bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap
Metode yang digunakan harus sederhana serta murah dalam pembangunandan
penyelenggaraannya

5. Sarana Pembuangan Sampah


Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah denganmetode
tertentu dengan tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu kesehatanlingkungan atau
kesehatan masyarakat. Ada dua istilah yang harus dibedakandalam lingkup
pembuangan sampah yaitu solid waste atau pembuangansampah saja dan
final disposal atau pembuangan akhir. (Sarudji, 2010).Pembuangan sampah yang
berada pada di tingkat permukiman perlumemperhatikan:
Penyimpanan setempat (onsite storage). Penyimpanan sampah setempat harus
menjamin tidak bersarangnya tikus, lalat dan binatang pengganggulainnya serta
tidak menimbulkan bau. Oleh karena itu persyaratan container sampah harus
mendapatkan perhatian.
Pengumpulan sampah. Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari
sampah juga tergantung pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh
pihak pemerintah atau oleh pengurus kampung atau pihak pengelola. Keberlanjutan
dan keteraturan pengambilan sampah ketempat pengumpulan merupakan jaminan
bagi kebersihan lingkungan pemukiman.

Anda mungkin juga menyukai