Anda di halaman 1dari 5

1.

Intalasi Plumbing

Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik
dalam hal kualitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air bekas atau kotor
dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainya untuk mencapai kondisi
higenis dan kenyamanan yang diinginkan, sedangkan pengertian plambing menurut SNI 03 – 6481
– 2000 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan pipa dengan
peralatannya di dalam gedung atau gedung yang berdekatan yang bersangkutan dengan; air hujan,
air buangan dan air minum yang dihubungkan dengan sistem kota atau sistem lain yang
dibenarkan.

Fungsi Plambing

Secara garis besar, peralatan Plambing memiliki dua fungsi utama yaitu:

1) Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan cukup dan air
panas bila diperlukan
2) Membuang air kotor tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya

Simbol-simbol Instalasi Plambing:


Jenis-jenis instalasi plumbing seperti berikut:

a. Instalasi pemipaan distribusi air bersih

Instalasi ini berfungsi untuk menyalurkan media air yang bersih / layak pakai, misalkan untuk
kebutuhan memasak, mandi, cuci pakaian dan lain – lain. Instalasi air bersih di gedung dibagi
menjadi :

1. Instalasi Suplai Air bersih

Cara kerja bagian instalasi suplai air bersih adalah :

 Proses dan cara kerja suplai air bersih dimulai dari tangki bawah (ground tank),
 Pompa transfer menghisap air dari tangki bawah dan menyalurkan melalui pipa transfer
menuju tangki atas (roof tank).
 Pada sistem otomatis, pompa akan terus menyala hingga tangki atas penuh, untuk
mengetahui bahwa air di tangki atas penuh adalah dengan memasang level switch, radar
air atau bisa menggunakan WLC (Water level Control).

Sistem otomatis mengatur:

 Pompa akan menyala jika air turun hingga di bawah setingan pembaca ketinggian air,
 Pompa akan mati jika air naik hingga batas setingan pembaca ketinggian air.

2. Instalasi Distribusi Air bersih.

Instalasi distribusi dimulai dari tangki atas (roof tank), disalurkan dengan pipa vertikal, pada
gedung yang tinggi perlu penambahan PRV (valve pengatur tekanan, Pressure Relief Valve) ini
berfungsi untuk mengurangi tekanan karena perbedaan pengaruh gaya gravitasi bumi pada tiap
lantainya. Dan menyesuaikan tekanan untuk pemakaian.

b. Instalasi pemipaan air kotor

Merupakan fasilitas yang ada dalam bangunan seperti halnya :

 Saluran air pembuangan dari sekitar bangunan ke arah saluran/got yang ada di luar halaman
bangunan;
 Bak kontrol pada tempat tertentu bisa berjarak 15m’ jika saluran air kotor menerus;
 Dari talang tegak, penyaluran air hujan yang turun dari penutup atap ke talang datar;
 Kemiringan saluran air kotor harus baik, disarankan ≥ 2% agar drainase lancar tanpa
halangan;
 Saluran air kotor dari WC ke septic tank juga harus lancar, sampai saluran yang
dihubungkan ke arah peresapan (sumber rembesan).

Untuk air yang dibuang dari closet, urinoir, dan pemakaian khusus seperti minyak bekas dari dapur
restaurant yang memerlukan penanganan khusus masuk pada instalasi air kotor. Arah aliran air
kotor sesuai peraturan harus ke unit proses pengolahan agar layak dibuang ke saluran kota.
Penggunaan STP untuk gedung dengan kapasitas pembuangan air kotor yang tinggi sangat
diperlukan. Sementara untuk perumahan cukup menggunakan septiktank.

c. Instalasi pemipaan pemadam keabakaran/hydrant

Pada system pemadam hydrant, disarankan menggunakan 3 (tiga) pompa dan motor penggerak
untuk menyedot air dari tandon/reservoir untuk dialirkan ke installasi pipa hydrant.

1. Jockey Pump

Pompa ini berfungsi untuk menstabilkan tekanan air di dalam installasi hydrant. Dan hanya bekerja
jika tekanan debit air di dalam installasi pipa menurun antara 4 hingga 6 bar. Misal terjadi
kebocoran yang diakibatkan oleh salah satu output hydrant pillar dibuka, atau memang saat terjadi
insiden kebakaran.
2. Electric Pump

Pada dasarnya Electric Pump memiliki fungsi yang sama dengan Jockey Pump, hanya saja Electric
Pump mampu memberi tekanan debit air yang lebih besar terhadap air untuk disalurkan ke
installasi pipa hydrant. Electric Pump mampu menstabilkan tekanan dan menyalurkan tekanan
debit air hingga 6-10 bar ke dalam installasi pipa hydrant. Sumber utama tenaga Jockey Pump &
Electric Pump menggunakan power listrik dari PLN.

3. Diesel Pump

Untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi, dibutuhkan generator set sebagai sumber tenaga listrik
cadangan. Yang mampu menjamin sistem hydrant untuk terus bekerja hingga kebakaran telah
benar-benar padam. Sama seperti pompa lainnya, Diesel Pump juga mampu bekerja secara
otomatis hanya disaat keadaan dalam kondisi kritis. Karena Diesel Pump mampu mensuplai listrik
untuk dirinya sendiri dan perangkat pompa lainnya.

d. Instalasi pemipaan saluran drain AC


e. Instalasi pemipaan saluran air kolam renang

Secara garis besar, sistem sirkulasi kolam renang terdiri dari dua bagian, yaitu sistem mekanikal
dan sistem pemipaan.

Sistem sirkulasi yang pertama adalah sistem mekanikal. Sistem ini ,merupakan sistem yang
melibatkan mesin pompa dan filter. Selanjutnya adalah sistem pemipaan kolam renang (plumbing).
Sistem pemipaan berupa jaringan instalasi pipa air yang dipetakan menurut kebutuhan. Sistem ini
dimaksudkan sebagai jalur utama penghubung antara sistem mekanikal dan kolam renang.

f. Instalasi pemipaan saluran air mancur


g. Instalasi pemipaan saluran exhaust vent

Anda mungkin juga menyukai