DIKLAT PISK II
Pengadaan Jasa Pelaksana (kontraktor): - Lakukan aanwijzing di lapangan (Tidak hanya di kantor)
- Kerjasama dengan precaster tidak “clear” dalam - PPK periksa perjanjian kerjasama (yang clear dan
pembagian tanggung jawab, pembagian tegas) dengan precaster, sebelum masuk lelang;
pekerjaan dan finansial; - Jika ada indikasi masalah dalam pengadaan
- Pada lokasi sempit perlu kesiapan peralatan peralatan dan delivery material sesuaikan waktu
dan pelaksanaan;
delivery material, untuk antisipasi - Kekurang sempurnaan dokumen pelelangan
keterlambatan; di”clear”kan & diformalkan saat aanwijzing (jangan
- Pelaksana kurang teliti mendeteksi dokumen ada anggapan dapat dilengkapi kemudian dan
pelelangan, sehingga permasalahan timbul pada jangan dibiasakan banyak CCO).
saat pelaksanaan
PERMASALAHAN USULAN SOLUSI
3. Tahap Pelaksanaan.
Masalah Konsultan Perencana:
- Tidak mampu melaksanakan penyesuaian - Tegakkan aturan, pergantian personil sesuai KAK;
pekerjaan (dengan lokasi/ tapak) padahal sudah - Jika konsultan tidak mampu menyediakan tenaga,
ada desain prototype; pemberi tugas dapat memaksa mensupplai tenaga
- Tidak mampu mengkomunikasikan desain atas biaya konsultan;
prototype dengan pengguna dan terlalu permisif - Potong pembayaran jika tidak mampu mendeliver
terhadap permintaan pengguna, sehingga sesuai KAK;
desain
tidak mudah dilaksanakan;
- Tidak mampu memberikan pertanggungjawaban
perencanaan sesuai yang disyaratkan, bahkan
bertendensi melakukan pemalsuan;
- Tidak mendeliver penyelidikan tanah sesuai
spesifikasi.
Pada tahun 2009 penyelidikan tanah diserahkan
kepada kontraktor INI MENYALAHI ATURAN,
karena prinsip pengadaan (bangunan) bukan
dengan sistem “Desain & construct”.
- Dokumen perencanaan tidak matang
kontraktor bingung banyak CCO
- Jika tidak mampu mendeliver personil sesuai
Masalah Konsultan Pengawas:
kualifikasi & KAK, ikuti pelatihan lebih dahulu;
- Tidak mampu deliver tenaga sesuai KAK
- Jika tidak mampu menyediakan tenaga, pemberi
Pelaksanaan tergantung profesionalisme
tugas menyediakan atas biaya konsultan.
kontraktor
PERMASALAHAN USULAN SOLUSI
Permasalahan Pelaksana:
- Lokasi/ tapak tidak “clear & clean”; - Pindahkan lokasi, sesuai urutan prioritas;
- Masalah teknis: - Jalan masuk tidak memadai; - Masalah teknis & sosial perlu masuk sebagai
- Transportasi peralatan & kriteria
material perencanaan (perencana harusnya melakukan
- Tidak melakukan PCM survey lapangan);
- Material tidak tersedia; - Lakukan pre”construction meeting” sebagai langkah
- Tidak melakukan test bahan terakhir evaluasi perencanaan sebelum
- Masalah sosial: - Komplain masyarakat dilaksanakan, untuk mengeliminir/ antisipasi CCO;
- Premanisme (pungli dll) - Kontraktor memeriksa bahan bangunan (sampling)
- Pemaksaan supplai tenaga - Kontraktor tidak mengakomodir tenaga kerja
kerja pelaksana struktur yang tidak terlatih;
lokal yang tidak profesional; Sangat Berbahaya & kualitas pekerjaan buruk;
- Kontraktor tidak profesional memaksa mengambil - Jika terdapat masalah teknis maupun pendanaan
pekerjaan “spesialis” dan mengabaikan perintah yang tidak bisa diselesaikan Kontraktor, Satker
supervisi; perlu tegas, kontrol ketat pendanaan dan jika perlu
- Masalah cashflow kontraktor; pengambilan alihan pekerjaan;
- Kontraktor yang terkena penalti “cut off”, kembali - Kontraktor terkena “cut off” tidak diperkenankan ikut
ikut tender, dan menang lagi untuk proyek yang tender black list (2 tahun)
sama (yang sudah dikerjakan oleh ybs);
V . PRINSIP PERENCANAAN DAN DESAIN RUMAH SUSUN
Luas = 19 m2
Bangunan rumah direncanakan dengan fungsi sebagai unit hunian bagi pekerja, yang
terdiri dari :
5 (tiga) lantai unit hunian
1 (satu) lantai atap
Fungsi dari masing – masing lantai berfungsi sebagai berikut :
Lantai 1 berfungsi sebagai lobby, unit hunian, ruang bersama.
Lantai 2 - 5 berfungsi sebagai unit hunian.
Lantai Atap berfungsi sebagai perletakan tanki atas , tempat cuci dan ruang jemur.
25
6.1.1. Biaya Konstruksi Fisik
1. Biaya konstruksi fisik maksimum untuk pekerjaan standar, dihitung dari hasil
perkalian total luas bangunan gedung negara dengan standar harga
satuan per-m² tertinggi yang berlaku
26
6.1.2. Standar Harga Bangunan Tertinggi
HSB
G
Ditetapkan oleh Bupati/ Walikota
GEDUNG
NEGARA
Dibedakan sesuai klasifikasi BG
RUMAH NEGARA
Dibedakan untuk Bangunan Bertingkat dan
Tidak Bertingkat
PAGAR
Bangunan ditentukan per m²
Pagar ditentukan per m²
TIDAK •
•
BG Kantor belum ada prototipe-nya/ di atas 2 lantai/ >500 m2
Rumah Dinas Tipe A & B, atau C,D,&E bertingkat
SEDERHANA • Rumah Sakit Klas A & B
• Universitas/Akademi
• Rusunawa/Rusunami
29
6.1.5. Komponen harga Bangunan Gedung
AMDAL
ASURANSI
PERIJINAN KHUSUS
PEK. LAIN-LAIN
30
6.1.6. Pembiayaan Pekerjaan Standar
31
6.1.7. Pembiayaan Pekerjaan Non Standar
1. Dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar, dengan
terlebih dahulu berkonsultasi kepada instansi Teknis Setempat
3. Total nilai biaya pekerjaan non-standar maksimum sebesar 150% dari total biaya pekerjaan
standar, dan dapat berpedoman pada Permen PU 45/2007
JENIS PEKERJAAN BIAYA
Alat Pengkondisian Udara 10-20% dari X
Elevator/escalator 8-12% dari X
Tata suara (Sound System) 3-6% dari X
Telepon dan PABX 3-6% dari X
Instalasi IT (Informasi dan Teknologi) 6-11% dari X
Elektrikal 7-12% dari X
Sistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari X
Penangkal petir khusus 2-5% dari X
Instalasi Pengolahan Air Limbah 2-4% dari X
Interior (termasuk Furniture) 15-25% dari X
Gas Pembakaran 1-2% dari X
Gas Medis 2-4% dari X
Pencegahan Bahaya Rayap 1-3% dari X
Pondasi dalam 7-12% dari X
Fasilitas penyandang cacat 3-8% dari X
Ket:
Sarana/prasarana lingkungan 3-8% dari X
X = total biaya konstruksi Fisik pekerjan standar
Basement (per m2) 120% dari Y Y = standar harga satuan tertinggi per m²
Peningkatan mutu 15-30% dari Z Z = total biaya komponen perkerjaan yang ditingkatkan mutunya
32
6.2. LATIHAN
PENGUSUL/PEMOHON BANTUAN
Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan Pemerintah Daerah
BENTUK RUMAH KHUSUS
Rumah tapak berbentuk tunggal, Kopel atau Deret
7.1. SYARAT BANTUAN RUMAH KHUSUS
A. Persyaratan administrasi:
1. Menyampaikan surat permohonan bantuan kepada koordinator
Penerima Bantuan (Pemda, KKP, BNPP, Kemenhan, Polri) yang
selanjutnya akan diteruskan kepada Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
1. Lokasi :
a. Lokasi sesuai dengan RTRW/RDTRK
b.Kemampuan daya dukung dan daya tampung
c.Lokasi tidak rawan bencana
d.Tersedianya infrastruktur (jalan akses, air minum, listrik)
2. Tanah :
a. luas minimal 1 (satu) Ha atau 50 unit rumah mengelompok
satu hamparan;
b. jelas status hukum kepemilikan hak atas tanah (dengan bukti
legalitas/sertifikat)
d. Kondisi tanah dan Lokasi siap bangun
7.2. Surat Pernyataan dan kesanggupan dari Calon
Penerima Bantuan Rumah Khusus berisi, antara lain:
PEMERINTAH PROVINSI :
1.Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan;
2.Memberikan Bantuan Teknis dan pemantauan pelaksanaan
pembangunan;
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA:
1.Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan;
2.Memberikan Bantuan Teknis, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan pembangunan;
3.Menyediakan dana sharing APBD untuk pendampingan
pembangun Rumah Khusus
4.Memberikan kemudahan perizinan dan keringanan retribusi
dalam penerbitan IMB;
5.Memberikan jaminan ketersediaan daya listrik dan air minum
yang memadai.
7.4. PROSEDUR BANTUAN RUSUS
3.
PENETAPAN
2. LOKASI
VERIFIKASI
ADMINISTRASI
dan TEKNIS
1.
USULAN
4.
PEMBANGUNAN
a. Lelang
b. konstruksi
c. wasdal
5.
6. SERAH TERIMA
ADMINISTRATIF
PEMANFAATAN ASET
a. (Ps.
(Ps. 11-15
11-15 Permen
Permen 21/2011)
21/2011)
(status hak atas tanah, IMB)
Sistem
WIKA Prescast
TERIMA KASIH