II-1
II-1
II-4
II-5
II-6
II-7
II-7
II-8
II-9
II-11
III-1
III-1
III-2
III-8
III-13
III-21
III-23
III-32
III-38
III-39
III-40
IV-1
IV-1
IV-2
IV-3
IV-8
IV-12
V-1
V-1
V-2
V-6
V-8
V-8
V-9
V-10
VI-1
VI-1
VI-2
VI-3
VI-5
VI-9
VII-1
VII-1
VII-2
VII-7
VII-10
VII-11
VII-19
VII-19
VIII-1
VIII-1
VIII-4
VIII-7
VIII-8
VIII-8
IX-1
IX-1
IX-3
IX-5
IX-9
IX-11
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I
1.1
UMUM
SPESIFIKASI UMUM
1. Kontraktor harus melindungi pemilik dari atas paten lisensi karena hak cipta melekat pada barang,
bahan jasa yang digunakan atau disediakan kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan standar yang disyaratkan dengan standar yang dianjurkan kontraktor,
kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi pekerjaan, sekurang kurangnya
28 hari sebelum Direksi pekerjaan menetapkan setuju atau tidak
3. Dalam hal Direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang dianjurkan kontraktor tidak menjamin
secara suntansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka kontraktor harus tetap
memenuhi ketentuan yng disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon
penawar untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan
Pemilik tanpa catatan atau catatan lain dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak Spesifikasi harus mensyaratkan semua barang dan bahan
yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru belum digunakan dari tipe/model yang terakhir
diproduksi / dikeluarkan dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan
bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar digunakan sebanyak mungkin Standar Nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb) untuk
bahan barang dan jasa pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir atau standar informasi
(ISO, dsb) / standar negara asing (ASTM, dsb ) padanannya (equivalensinya) yang secara
subtansial sama atau lebih tinggi dari standar Nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional
untuk barang, bahan dan pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar
Internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan
lain juga dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :
SPESIFIKASI TEKNIS
4. Spesifikasi Khusus
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu lintas
f. Pengendalian Lingkungan
5. Spesifikasi untuk masing-masing mata pekerjaan
a. Apabila ketentuan untuk satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar pengerjaan
atau standar pabrikasi tertentu dengan beberapa peraturan maka pertama-tama harus
dicantumkan ketentuan berikut :
Perubahan
Perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
i).
Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian dari
Spesifikasi akan ditampilkan dalam huruf kursil/italic.
ii). Kata-kata yang akan dihapus dalam standar dan bukan merupakan bagian dari
Spesifikasi akan ditampilkan denga huruf yang dicoret (strike out)sehingga kata-kata /
kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca.
b. Lingkup pekerjaan
c. Dokumen Acuan Standar
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan apabila tidak
digunakan standar tertentu.
I-2
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB II
SPESIFIKAS TEKNIS UMUM
PEKERJAAN SIPIL
2.1
MOBILISASI
2.1.1 Umum
(a) Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatankegiatan pelaksanaan
(b) Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang sesuai didasarkan atas daftar peralatan yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan dari suatu lokasi tertentu.
(c) Pembangunan dan pemeliharaan Base Camp, termasuk kantor-kantor, tempat tinggal,
bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya.
(d) Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor, akomodasi staff yang akan dipakai
oleh Direksi.
Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan
oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasiinstalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga
kondisinya sama dengan keadaan sebelum Pekerjaan dimulai.
2.1.2
Dalam waktu 2 minggu setelah diterbitkannya SPMK, Kontraktor harus menyerahkan peta
rencana yang menunjukkan lokasi yang diinginkan untuk :
-
Penentuan lokasi kantor lapangan, gudang dan tempat penimbunan bahan, bengkel dan
tempat penimbunan sementara untuk hasil galian harus disetujui Direksi terlebih dahulu.
Bila diperlukan tambahan tempat, maka Kontraktor harus mengusahakannya sendiri dan
menanggung semua biaya yang timbul untuk pertambahan tersebut. Lokasinya harus
disetujui Direksi terlebih dahulu.
II-1
SPESIFIKASI TEKNIS
2.1.3
Kontraktor harus menyediakan dan merawat ruang kantor yang lengkap, untuk digunakan
oleh Direksi di lapangan.
Lokasi, tata letak dan konstruksi dari ruang kantor tersebut harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
(a) Ruang kantor harus bersifat sementara, namun dibangun cukup kokoh, menggunakan
panel-panel prefab atau sebuah mobile unit yang dibuat khusus untuk itu.
(b) Dinding-dindingnya tertutup rapat dan dicat dengan baik agar mudah dibersihkan.
(c) Jendela-jendelanya dari kaca tetapi harus ada lubang udara yang ditutup dengan kawat
nyamuk. Daun jendela dapat dibuka/tutup dan dilengkapi dengan tirai untuk menahan
cahaya matahari langsung.
(d) Ruang Kantor harus dilengkapi dengan jaringan dan aliran listrik untuk penerangan
ruangan . Penerangan dengan lampu TL yang dilengkapi dengan diffusers dan stop
kontak untuk alat-alat listrik.
(e) Ruang Kantor juga harus dilengkapi dengan aliran air bersih yang cukup, selokan dan
juga saluran air buangan.
(f)
Ruang Kantor hendaknya ber AC, kapasitas dari AC hendaknya cukup untuk mengatur
suhu sampai 24 0 C dan konstan.
Fasilitas-fasilitas tersebut diatas tetap menjadi milik Kontraktor. Pada suatu saat yang
disetujui dalam masa pemeliharaan, Kontraktor harus membongkar bangunan kantor
lapangan dan memperbaiki keadaan lapangan sesuai perintah wakil Direksi.
2.1.4
Fasilitas Sementara
2.1.5
Kontraktor harus mengusahakan sendiri pengadaan dan perawatan semua fasilitas yang
bersifat sementara yang diperlukan seperti pengadaan daya listrik, air, sambungan telepon
dan lain-lain. Biaya yang timbul untuk fasilitas sementara ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor. Semua fasilitas sementara ini harus selalu tersedia selama masa Kontrak.
SPESIFIKASI TEKNIS
2.1.6
2.1.7
yang timbul akibat penggunaan daya selama masa pelaksanaan pembangunan (konstruksi)
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Gambar-gambar dan Persyaratan/Spesifikasi di Lapangan
Kontraktor harus menyediakan pada saat mulai Kontrak Perlengkapan berikut ini untuk
dipakai oleh Direksi (dan staffnya) selama pengawasan :
-
2.1.7
Barang-barang tersebut harus disediakan dalam ukuran-ukuran yang ditentukan oleh Direksi
dan staffnya dan harus diganti dengan yang baru jika menjadi usang ketika dipakai dalam
masa kontrak.
Kontraktor harus menyediakan dan mengelola peralatan-peralatan untuk dipakai oleh Direksi
atau orang yang diberi wewenang oleh Direksi selama masa pelaksanaan proyek, dengan
perincian minimum adalah sebagai berikut :
-
2.1.8
2 (dua) Waterpass,
3 (tiga) Levelling staff panjang 4 m,
1 (satu) Theodolite
Tali dan pita-pita pengukur,
Alat Penguji agregate, pasir dan tanah uruk sesuai BS 812 : Part 2 1975 atau yang setara
Dan alat-alat lain yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk memeriksa setting out dan
pengujian pekerjaan.
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam butir 1.1. harus diselesaikan
dalam waktu 10 (sepuluh) hari terhitung setelah tanggal mulainya pekerjaan.
Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata pelaksanaan mobilisasi
tidak lancar sesuai Program mobilisasi yang telah disepakati bersama, maka dalam hal ini
Direksi Teknik berhak untuk menempuh kebijaksanaan, untuk mobilisasi diambil setinggitingginya 70 % dari ketentuan seperti disebutkan dalam butir 1.0.
2.1.9 Pengukuran dan Pembayaran
2.1.9.1 Pengukuran
Pengukuran atas kemajuan Mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi, berdasarkan atas
hasil kemajuan pekerjaan mobilisasi yang telah dicapai dan telah disetujui seperti
diuraikan dalam sub pasal di atas.
II-3
SPESIFIKASI TEKNIS
2.1.9.2
Pembayaran Pekerjaan Mobilisasi harus dibayar dalam tiga angsuran secara harga
borongan (lump sum) dibawah ini, di mana dalam pembayaran ini sudah dan harus
dperhitungkan segala biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan penempatan seluruh
peralatan, dan untuk persiapan dan pengadaan seluruh buruh-buruh, bahan bahan,
perlengkapan perlengkapan dan kebutuhan biaya tak terduga lainnya untuk
menyelesaikan pekerjaan seperti diuraikan dalam sub pasal diatas.
(i)
(ii) 20 % (dua puluh persen) bila seluruh peralatan yang diperlukan sesuai dengan
daftar peralatan di dalam penawaran Kontraktor telah lengkap berada seluruhnya di
lapangan serta seluruh gambar survey, ketentuan-ketentuan, laporan dan data
data lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan rincian rancangan akhir telah
diserahkan pula dan diterima oleh Direksi.
(iii) 30 % (tiga puluh persen) setelah pekerjaan demobilisasi rampung seluruhnya.
2.2
STANDARD SPESIFIKASI
Kecuali apabila diperinci lain, semua bahan dan mutu kerja hendaknya sesuai dengan standard
nasional yang berlaku dan tidak kurang dari ketentuan standard di Indonesia.
Untuk tujuan inspeksi atau pengujian, Kontraktor akan diminta membuat salinan standard yang
diusulkan untuk Direksi atau Wakilnya dalam bahasa Indonesia.
Dimana digunakan singkatan-singkatan berikut ini, maka singkatan ini mempunyai arti sebagai
berikut :
AASHO
ACI
ANSI
ASA
ASTM
AWS
AWWA
BS
DIN
ISO
IEC
NI
PBI1971
PBI1997
PPPJR1982
PUIL
SIT
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Kontraktor dengan persetujuan oleh Direksi diperbolehkan untuk menyediakan material-material yang
sesuai dengan suatu standard yang equivalen dengan standard Nasional atau International yang
diakui, asalkan dapat mencantumkan standard mana yang akan dipakai pada saat tender dan
menyerahkan standard resminya dalam Bahasa Indonesia untuk digunakan oleh Direksi.
II-4
SPESIFIKASI TEKNIS
2.3
2.3.1
(d) Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat persetujuan
Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(e) Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus
disertai Gambar hasil pelaksanaan (As Built Drawings).
2.3.3
Kalau terdapat perbedaan antara yang tertera pada gambar dengan spesifikasi maka
yang benar dan berlaku adalah yang ditetapkan oleh Direksi.
Gambar-gambar kerja yang terinci termasuk rencana kerja, jenis/bentuk tulangan dan
jumlahnya, cetakan beton, cofferdam pengering dan saluran penyalur air hujan, papan nama
proyek, rambu-rambu lalulintas, rambu-rambu batas kerja di proyek, harus disediakan oleh
Kontraktor demi untuk kemajuan pekerjaan dan untuk memenuhi pelaksanaan program tepat
pada waktunya, sesuai dengan Persyaratan Kontrak. Kontraktor harus mengecek semua
gambar-gambar dari Direksi dengan cermat dan memberitahu Direksi tentang sesuatu
kesalahan atau kekurangan yang ditemui.
Kontraktor tidak berhak untuk menuntut sesuatu pembayaran tambahan berkenaan dengan
kekurangan kekurangan yang ada pada gambar-gambar terinci tersebut, kecuali jika Direksi
telah memberikan perintah perubahan.
SPESIFIKASI TEKNIS
2.3.4
2.4
masalah tersebut. Gambar-gambar tersebut harus dipasang pada papan gambar diruang
kerja dan kantor lapangan, untuk memudahkan pengecekan dari pihak Direksi.
Tujuan atas Gambar
Umum
Bab ini mengemukakan ketentuan untuk pengangkutan dan penanganan tanah, batu kali,
bahan bahan lain dan peralatan.
2.4.2 Pelaksanaan
2.4.2.1
Standard
2.4.2.2
Koordinasi
Proses kerja harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Nasional, Propinsi dan Pemerintah
Daerah yang mengatur pekerjaan seperti persyaratan untuk perlindungan sumber daya alam
dan lingkungan.
Kontraktor harus memperhatikan kemungkinan diperlukan untuk mengadakan koordinasi
operasi pengangkutan baik dalam pekerjaan yang sedang dilaksanakan maupun yang akan
dilaksanakan dengan pengelola utilitas dan instansi terkait lainnya sebagaimana diperlukan.
I. Jika diperlukan, Direksi dapat mengenakan pembatasan berat muatan guna perlindungan
terhadap setiap jalan atau struktur yang ada di sekitar proyek.
II. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan terhadap jalan atau struktur
yang diakibatkan oleh operasi pembangunannya.
III. Jika menurut pendapat Direksi, operasi pengangkutan Kontraktor menyebabkan kerusakan
pada suatu jalan atau bangunan umum, atau dalam hal adanya genangan air (banjir) yang
menghambat operasi pengangkutan Kontraktor, maka Direksi dapat memerintahkan kepada
Kontraktor untuk menggunakan suatu jalur alternatif pilihan.
II-6
SPESIFIKASI TEKNIS
Jalan-jalan dan jembatan yang ada berdekatan dengan proyek dan digunakan oleh
Kontraktor di dalam pelaksanaan operasi Pekerjaan, khususnya pada jalan masuk ke
sumber galian dengan muatan berat, harus sepenuhnya dipelihara oleh Kontraktor dengan
biaya sendiri sepanjang waktu Pekerjaan dan harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang
dapat dipergunakan, serta kualitas dan fasilitas yang tidak lebih buruk daripada sebelum
operasi Kontraktor dimulai.
2.5
Kontraktor harus memenuhi syarat-syarat dan undang-undang yang berlaku didalam negara Republik
Indonesia selama masa berlakunya Kontrak, yang menyangkut syarat-syarat keselamatan kerja,
kesehatan dan kesejahteraan dari karyawan Kontraktor, Direksi atau Pemberi Tugas.
Kontraktor harus mematuhi peraturan keselamatan kerja yang berlaku.
(a) Semua pekerjaan galian hendaknya ditopang benar-benar agar tidak runtuh dan diberi pagar
pengaman dan tanda tanda peringatan yang sesuai.
(b) Semua pekerja yang melaksanakan, atau memeriksa sesuatu bagian dari pekerjaan hendaknya
diberi dan diharuskan memakai perlengkapan pengaman yang sesuai. Ini bisa terdiri dari :
topi/helm pengaman, sepatu lapangan dan alat pelindung lain yang dinyatakan perlu oleh
Direksi.
(c) Semua petunjuk-petunjuk dan rekomendasi-rekomendasi pabrik untuk penggunaan, aplikasi atau
pemanfaatan atau mesin-mesin hendaknya dipatuhi.
Perlu perhatian khusus untuk melindungi semua karyawan bila menggunakan peralatan elektris
atau material yang menimbulkan debu halus, khususnya produk-produk yang bahan dasarnya
dari asbes. Operator hendaknya berada di tempat-tempat yang aman dan memakai alat
pelindung pernapasan yang baik dan kaca mata. Baju lapangan juga harus disediakan bila perlu.
(d) Tiap derek/alat pengangkat, lift, sling, rantai, tambang, pulley block dan lain-lain alat
pengangkat, yang dipergunakan di dalam pekerjaan hendaknya diperiksa dengan seksama oleh
ahlinya paling tidak 3 bulan sekali dan hendaknya diberi beban hingga 150 % dari beban kerja
yang aman dan hendaknya diberi catatan mengenai tanggal pengujian dan beban kerja yang
aman.
Semua bagian dan roda-roda kerja, baik yang terpasang mati maupun yang dapat dipindahpindahkan, termasuk alat-alat pemancang dan pengikat crane dan mesin lift hendaknya
mempunyai konstruksi yang baik, bahan yang kuat, kekuatan yang layak dan harus terpelihara
dengan baik. Semua bagian dan roda gigi hendaknya diperiksa oleh seorang ahli paling sedikit
12 bulan sekali. Daftar peralatan dan pemeriksaannya hendaknya dibuat dan selalu diteliti oleh
Kontraktor dan siap untuk diperiksa oleh Direksi.
2.6
KEBERSIHAN
2.6.1
Umum
Selama jangka waktu kegiatan pembangunan Kontraktor harus menjaga kebersihan agar
lokasi pekerjaan bebas dari penimbunan bahan-bahan yang tak terpakai, puing dan sampah,
yang disebabkan oleh operasi pembangunan. Pada waktu penyelesaian pekerjaan semua
bahan-bahan yang terpakai dan yang berlebihan, sampah, alat-alat, perlengkapan dan mesinmesin harus dikeluarkan, semua permukaan yang terlihat harus dibersihkan dan proyek
ditinggalkan dalam suatu kondisi yang siap untuk ditempati, sesuai keputusan Direksi.
II-7
SPESIFIKASI TEKNIS
2.6.2
(a) Melaksanakan operasi pembersihan yang teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja,
struktur, kantor dan tempat tinggal sementara, dipelihara agar bebas dari penimbunan
bahan bahan yang tak terpakai, sampah dan puing lainnya yang dihasilkan dari operasi
pekerjaan di tempat kerja, Kontraktor harus memelihara tempat kerja dalam suatu
kondisi yang rapi dan teratur sepanjang waktu.
(b) Membasahi bahan-bahan kering dan sampah untuk mencegah debu atau pasir
berterbangan.
Tidak membuang bahan-bahan yang tak terpakai yang mudah menguap seperti minyak
atau pengecer cat ke dalam saluran buangan hujan atau sanitasi.
(g) Tidak membuang bahan-bahan yang tak terpakai ke dalam aliran atau saluran.
2.7
DOKUMENTASI PROYEK
2.7.1
Laporan
(a) Kontraktor diharuskan membuat laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap satu
minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai petunjuk
Direksi.
2.7.2
(b) Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syaratsyarat umum kontrak.
Dokumentasi
(a) Kontraktor diharuskan membuat dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik secara berkala
dalam bentuk potret-potret dan diserahkan kepada Direksi sesuai uraian dalam syaratsyarat umum kontrak.
(b) Judul protret, nomor urut tanggal pengambilan harus dicantumkan dalam album pada
bagian bawah masing-masing potret.
II-8
SPESIFIKASI TEKNIS
(c) Foto-foto harus memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan Pekerjaan, atau
lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
I.
II.
III.
IV.
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang, dan samping),
serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian.
(d) Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan empat lembar
hasil cetak masing-masing foto (di albumkan), dengan membubuhkan nomor seri tanggal
pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi.
(e) Negatif film dari potret-potret yang dibuat menjadi milik Pemberi tugas dan setiap orang
yang ingin mendapatkan cetakannya harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi.
(f)
2.7.3
2.8
Semua klise/negatif filmnya harus diberi nomor, ditempatkannya dalam arsip dan
disimpan di lokasi dan menjadi milik Pemberi Proyek.
Biaya foto-foto tersebut seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus
dianggap termasuk dalam Lump Sum disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.
Semua data perubahan yang terlihat pada perangkat kerja Gambar Catatan harus
dipindahkan secara seksama pada gambar asli yang bersangkutan dari Gambar Catatan Akhir.
Suatu Uraian lengkap dari semua perubahan yang dibuat selama pembangunan dan lokasi
yang sebenarnya dari semua jenis harus ditunjukkan dengan jelas. Perhatian harus diberikan
pada setiap catatan dengan tanda di sekitar daerah atau daerah-daerah yang dipengaruhi.
Semua catatan perubahan harus dibuat pada gambar asli secara rapi dan konsisten dengan
menggunakan tinta (bukan pensil).
PEKERJAAN HARIAN
2.8.1
2.8.2
Umum
Kontraktor harus melaksanakan Pekerjaan Harian sebagaimana yang diperlukan atau diminta
oleh Direksi. Hanya atas perintah tertulis dan instruksi dari Direksi yang akan diperhitungkan
sebagai pekerjaan tambahan dengan dasar pekerjaan harian (daywork).
Standard pengerjaan untuk hal-hal pekerjaan harian (daywork) dimaksud dengan yang
ditetapkan dalam spesifikasi.
Harga satuan untuk tenaga kerja yang dibayar sesuai dengan rencana anggaran biaya
(harga satuan upah) harus sudah meliputi biaya upah dan persentase tambahann untuk
menutup biaya peralatan maupun perlengkapan yang digunakan dalam pekerjaan sebagai
overhead cost dan keuntungan, semua tanggung jawab sosial yang dibayar oleh
Kontraktor sehubungan dengan adanya peraturan pemerintah atau perjanjian antara
kelompok tenaga kerja dan Kontraktor misalnya : libur, kontribusi asuransi dan biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk merekrut tenaga kerja, dan semua biaya langsung maupun tak
langsung.
II-9
SPESIFIKASI TEKNIS
Semua pekerjaan harian (daywork) dilaksanakan selama masa kerja yang biasa digunakan
dan tidak ada waktu lembur yang dapat dibayarkan untuk pekerjaan harian kecuali
Kontraktor telah memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi, khusus untuk pekerjaan
harian (daywork) tersebut.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mensupervisi semua pekerjaan harian
tersebut. Tambahan untuk lembur kerja malam, bekerja pada hari libur maupun untuk
bekerja dalam kondisi yang sangat sukar akan dibayar sesuai dengan peraturan
pemerintah yang ada atau perjanjian antara kelompok pekerja dan Kontraktor, dengan
presentase tambahan untuk biaya upah, tetapi hanya dalam hal dimana pekerjaan
tersebut diperintahkan oleh Direksi.
2.8.2.2 Peralatan-Peralatan
Biaya yang dibayarkan untuk sewa peralatan yang telah berada di lapangan harus
termasuk untuk depresiasi, asuransi dan pemeliharaan serta semua bahan bakar, oli dan
lain-lain.
Tambahan pada peralatan yang ditentukan. Kontraktor harus menawarkan dalam harga
satuan per jam untuk peralatan yang baik, yang disebut dalam Rencana Anggaran Biaya.
Biaya tersebut harus mencakup semua keperluan minyak dan pemeliharaan untuk mesin
dan operator apabila tidak ditentukan secara khusus dalam biaya pekerja. Peralatan
tersebut harus diartikan dalam keadaan lengkap, termasuk semua perlengkapan seperti
halnya kabel, pipa hisap dan fitting, mortar, rail, tali, pulley, rantai, blok dan tabel hisap
dan semua peralatan yang biasanya diperlukan untuk pengoperasian peralatan tersebut di
lapangan.
Biaya sewa dibayarkan hanya untuk waktu yang bersangkutan dan atas perintah Direksi.
Selanjutnya biaya peralatan tersebut harus tercakup pula biaya-biaya untuk peralatanperalatan kecil yang bersangkutan tanpa suatu batasan tertentu, semua peralatan tangan,
kunci-kunci, shovel, barrows, sekop, gergaji tangan, keranjang, pemukul, trestle, tatah,
selang, dan peralatan lain.
2.8.2.3 Bahan-bahan
Biaya biaya dalam Rencana Anggaran Biaya yang dibayarkan untuk material harus
termasuk pembelian, pengangkutan, asuransi, overhead dan keuntungan maupun semua
transport dan pembongkaran, penyimpanan, dan semua biaya yang diperlukan untuk
pemasangan dilapangan.
Kualitas material yang diperlukan untuk pekerjaan harian (daywork) harus sesuai dengan
spesifikasi.
Material lain yang sejenis seperti paku, sekrup, kawat pengikat dan sebagainya tidak akan
diperhitungkan terpisah.
2.8.3
Sehubungan dengan semua pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar pekerjaan harian
Kontraktor harus melaksanakan setiap hari selama berlangsungnya kepada Direksi pada hari
yang sama suatu daftar dalam bentuk duplikasi, nama, pekerjaan, biaya rata-rata dan waktu
bekerja untuk setiap pekerja dalam pekerjaan tersebut dan catatan yang menunjukkan uraian
dan kuantitas dari semua material dan tipe, biaya rata-rata, waktu yang digunakan untuk
pekerjaan tersebut.
II-10
SPESIFIKASI TEKNIS
Satu copy dari daftar dan catatan harus ditandatangani oleh Direksi, apabila telah disetujui,
dan dikembalikan kepada Kontraktor. Setiap akhir bulan Kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi dan Kontraktor baru menerima pembayaran setelah dikeluarkan sertiifikatnya
oleh Direksi.
Biaya tenaga kerja, material, peralatan yang tercantum dalam penawaran akan dipergunakan
dalam evaluasi pembayaran pekerjaan harian.
2.9
Kontraktor harus mengadakan beberapa pengujian yang tidak merusak (non destructive test) di
lapangan sesuai kehendak Direksi untuk memastikan bahwa standard yang telah ditentukan benarbenar dipenuhi.
Jika kuantitas dan kualitas telah memuaskan pihak Pemberi Tugas dalam segala aspek yang sesuai
dengan Spesifikasi, maka Direksi akan mengeluarkan Berita Acara Penerimaan (Acceptance) sebagai
lampiran pengajuan permintaan pembayaran tahap akhir sesuai dengan aturan yang dinyatakan di
dalam Kontrak.
Khususnya inspeksi dan atau pengujian berikut ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor hingga diterima
oleh Direksi.
2.9.1
Catatan :
Istilah struktur kedap air juga diartikan untuk semua struktur yang
tertanam di bawah tanah, yang harus kedap terhadap air tanah yang dapat meresap ke
dalam struktur. Ketinggian permukaan air tanah dapat sama tinggi dengan permukaan
tanah dan struktur bawah tanah harus kedap terhadap perembesan dan tetap kering
dalam keadaan apapun juga.
Setelah pekerjaan selesai, semua struktur dinding kedap air harus dibersihkan dengan
baik, disapu dan disikat dengan sikat yang kaku, mula-mula dengan air sedikit kemudiaan
dengan di semprot air, sesuai persetujuan Direksi.
Setelah selesai pencucian, airnya harus dikeringkan dengan ember atau disedot keluar
dan semua endapan dibuang dan dibersihkan sehingga Direksi merasa puas.
Semua struktur kedap air harus diuji kekedapan airnya setelah selesai pelaksanaan sesuai
dengan cara-cara berikut ini atau sesuai pengarahan Direksi.
Dalam hal struktur dengan dinding-dinding pemisah, masing-masing bak/tanki harus diuji
secara terpisah sendiri-sendiri. Dalam hal struktur dibawah atau semi bawah tanah,
pengujian harus dilakukan sebelum saluran-saluran pembuangan air atau blok filter atau
tanah urugan diurug ke dinding dan tidak boleh ada bahan pengurugan dilakukan
sebelum Direksi memberikan izin tertulis setelah pengujian selesai dengan hasil
memuaskan.
Pengujian tidak boleh dilakukan sebelum struktur yang akan diuji telah selesai secara
strukturil (termasuk atap, jika ada) dan telah diterima secara memuaskan oleh Direksi
kecuali masalah kedap airnya, terutama untuk pekerjaan penyelesaian akhir, pengisian
II-11
SPESIFIKASI TEKNIS
tidak dilakukan kurang dari 28 hari setelah selesai pengecoran bagian terakhir dari
pekerjaan struktur yang akan terkena tekanan akibat pengisian dari struktur.
Struktur tersebut harus diisi dengan air bersih sampai ke batas atas disain ketinggiaan air
(pipa-pipa aliran atau lubang-lubang yang lain pada dinding harus disumbat sementara
sesuai seperti yang disetujui oleh Direksi).
Kecepatan pengisian harus wajar dan konstan dan tidak lebih dari 2.5 m tingginya dalam
waktu 24 jam, kecuali untuk struktur-struktur yang kecil, dimana kecepatan yang lebih
tinggi dapat diijinkan oleh Direksi.
Struktur yang sudah diisi harus tetap penuh (sampai ketinggian maximal yang diperlukan)
untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 72 jam sesudah pengisian berakhir, agar
betonnya dapat menyerap air, pada akhir dari setelah itu ketinggian airnya dicatat dengan
teliti.
Selanjutnya struktur tersebut harus diuji untuk jangka waktu selanjutnyaa sekurangkurangnya 168 jam, (48 jam untuk saluran-saluran dan struktur yang lebih kecil yang
sudah disetujui oleh Direksi), dan akan dianggap kedap air, jika :
ii. Lantai dibawah sistem drainage dari struktur (jika ada) harus tetap kering, tidak naik
sebagai akibat pengisian air pada struktur.
iii. Tidak ada perubahan yang berarti pada ketinggian air dalam struktur selama
pengujian, faktor air hujan dan penguapan untuk struktur yang terbuka harus
diperhitungkan pada waktu pengujian. Untuk maksud pasal ini, batas yang dianggap
tidak ada perubahan adalah 3 mm.
Atap reservoir-reservoir dan bak-bak/tanki-tanki harus diuji sifat kedap airnya sebelum
membran kedap airnya dipasang dengan cara mengisinya dengan air sampai kedalaman
minimal 50 mm selama 72 jam.
Plat atap dikatakan kedap air jika tidak ada kebocoran-kebocoran atau tanda-tanda
rembesan jalur yang lemban yang tampak pada soffit.
Jika ada bagian-bagian dari struktur yang gagal dalam pengujian, Kontraktor harus
segera mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memastikan sifat dan lokasi cacatcacat atau kebocoran-kebocoran, kemudian harus mengosongkan strukturnya, dan
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada dengan cara yang disetujui oleh Direksi,
memanfaatkan tenaga-tenaga ahli pekerjaan ini.
Tanda-tanda perembesan yang terlihat di dinding sesi bagian luar harus diperbaiki dari
sisi tempat air (sisi bagian dalam). Perbaikan pada dinding sisi bagian luarnya saja tidak
akan diterima. Hal ini juga berlaku untuk bobbin holes (lubang-lubang kelos).
Bila perbaikan pekerjaan telah selesai sesuai persetujuan Direksi, pengujian dan
perbaikan (jika diperlukan) harus diulangi sampai hasil pekerjaan benar-benar
sempurna.
Jika perlu, dalm hal-hal yang luar biasa dan sifat kedap airnya kurang, Direksi boleh
menolak sebagian dari suatu struktur atau bagian-bagian dari struktur.
II-12
SPESIFIKASI TEKNIS
2.9.2
Pekerjaan Pipa
2.9.3
Instalasi Listrik
Semua pekerjaan pipa harus diuji sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam bagian 9
Spesifikasi Teknik Ayat 9.1 Ayat 9.5.
Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi dengan
baik dan telah sesuai dengan persyaratan teknis yang diminta, maka Kontraktor diwajibkan
menguji seluruh pekerjaannya dengan standard uji masing-masing yang telah ditetapkan
dalam peraturan atau spesifikasi peralatan.
Pengujian ini dilaksanakan dibawah pengawasan Direksi/Manajer/Pengawas Lapangan yang
ditunjuk. Jadwal pelaksanaan pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atas persetujuan
bersama.
Semua bahan yang kurang baik, pemasangan yang kurang sempurna yang diketahui pada
saat pemeriksaann/pengujian harus segera diganti dengan baru/disempurnakan sampai dapat
berfungsi dengan baik dan sesuai standard uji yang ada.
Pengujian seluruh sistem instalasi listrik diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan dianggap
selesai dipasang dan atas persetujuan pengawas dan pemberi tugas.
Pengujian yang harus dilaksanakan terdiri atas :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
Pengujian
Pengujian
Pengujian
Pengujian
Pengujian
Pengujian
sambungan
tahanan isolasi
tahanan pentanahan
instalasi pentanahan
polaritas
pemberian tegangan
Semua biaya yang diperlukan untuk pengujian ini menjadi tanggung jawab pihak kontraktor,
termasuk biaya pengurusan dan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang (PLN
Depnaker).
1. Semua pekerjaan, pemasangan, perlengkapan dan bahan yang telah dipasang oleh
kontraktor harus digaransi selama 3 (tiga) bulan sejak masa penyerahan pertama.
2.9.4
2. Selama masa garansi ini semua perlengkapan, bahan dan pengerjaannya yang kurang
baik/rusak (yang bukan disebabkan oleh salah pakai, salah operasi) harus secepatnya
diganti atau diperbaiki atas tanggungan kontraktor.
Komponen Komponen Bertekanan
Setiap yang sistem tertutup, termasuk tempat cairan dan gas, sesuai permintaan Direksi,
harus diuji dahulu untuk melihat kekuatan mekanikalnya dan kebocoran-kebocoran pada
tekanan yang tidak kurang dari 1,5 kali dari maksimum tekanan kerja maksimal atau tekanan
yang diperlukan sesuai standard yang berlaku.
II-13
SPESIFIKASI TEKNIS
2.9.5
Inspeksi dan pengujian setelah pekerjaan selesai harus dilakukan/diikuti oleh Kontraktor
sesuai dengan perintah Direksi selama waktu commissioning dengan prosedur sebagai
berikut :
d. Semua pelaksanaan pengujian harus dimonitor dan dicatat dengan baik dan disusun dalam
suatu laporan pengujian.
2.9.6
f. Apabila tidak ditemukan lain maka Commissioning dan Start Up seluruh sistem
diselenggarakan dalam masa pemeliharaan atas Kontrak Pekerjaan Konstruksi ini dan/atau
sampai dengan seluruh sistem dapat dioperasikan dan berfungsi dengan baik.
Kegagalan Dalam Usaha Memenuhi Ketentuan
Jika Kontraktor lalai untuk memperbaiki keadaan yang tidak sempurna atas kesalahan yang
menjadi tanggung-jawabnya selama waktu yang dianggap wajar, sesudah pemberitahuan
oleh Pemberi Tugas, maka Pemberi Tugas dapat melakukan usaha-usaha perbaikan sendiri.
Biaya yang terjadi dan dikeluarkan oleh Pemberi Tugas akan dipotong dari uang yang menjadi
hak atau akan menjadi hak Kontraktor.
2.9.7
Pemberi Tugas berhak untuk memutuskan alternatif mana yang dianggap terbaik, pada saat
itu.
Penerimaan (Acceptance)
Jika kwalitas dan kuantitas hasil pelaksanaan pekerjaan telah memuaskan pihak Pemberi
Tugas dalam segala aspek yang sesuai dengan spesifikasi, maka Direksi akan mengeluarkan
berita acara penerimaan dan pembayaran tahap akhir sesuai dengan ketentuan yang
dinyatakan didalam Kontrak.
II-14
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB - III
UMUM
3.1.1
Standar Spesifikasi
Kecuali ditentukan lain, semua bahan-bahan pelaksanaan harus memenuhi syaratsyarat standar yang berlaku di Indonesia dan Peraturan Standar Pelaksanaan yang
ditentukan oleh : Ketentuan-ketentuan Standar Indonesia.
Kontraktor harus menyimpan ditempat pekerjaan minimum satu dari setiap Standar
Nasional, yang sesuai/dipakai sebagai spesifikasi dan sebagai tambahan harus
menyimpan ditempat pekerjaan semua Standar Nasional yang digunakan untuk
penyediaan material, cara pelaksanaan dan dipergunakan oleh Direksi/Pelaksana
Konstruksi.
Buku-buku yang harus ada ialah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Biaya penyediaan buku tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Kontraktor
dan akhir pekerjaan buku tersebut menjadi millik Kontraktor.
Semua material dan cara pelaksanaan mungkin tidak seluruhnya dirinci disini atau
termasuk dalam Standar Indonesia, hendaknya seperti yang telah biasa dipergunakan
pada pekerjaan yang bermutu. Direksi akan menentukan apakah bahan-bahan yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan cocok/baik sesuai dengan standar untuk keperluan
pekerjaan tersebut.
III-1
SPESIFIKASI TEKNIS
3.1.2
3.1.3
Daftar harga dan biaya upah harian yang diserahkan Kontraktor pada Tender
Dokumennya, yang menjadi bagian dari pada kontrak, harus meliputi semua yang
berhubungan dengan penyelenggaraan (handling) semua buruh, material, peralatan,
instalasi/mesin dan peralatan, penyusutan, overhead, keuntungan, pengobatan, pajak,
ijin, pelayanan social, asuransi kecelakaan dan semua yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut.
Pemberitahuan Pelaksanaan
5.
6.
3.2
BAHAN-BAHAN
3.2.1
3.2.1.1
Patok-patok untuk Profil Melintang (Cross Section) dari pekerjaan tanah harus
ditempatkan dengan ketelitian kurang dari 20 mm dari posisi pekerjaan yang
penting tanpa persetujuan Direksi.
Formasi mendatar dan vertikal dari lereng (slope), saluran buangan air dan
pekerjaan lain harus dibuat/diletakkan setepat mungkin dan berulang-ulang
dicek, untuk meyakinkan kebenarannya dan dimana-mana didapat Profil
Melintang Lapisan terakhir dari bangunan-bangunan air harus dibuat sedemikian
untuk menjamin kesempurnaan aliran air.
Patok-patok dan benchmark (BM) akan ditunjukkan lokasinya dilapangan oleh
Direksi Lapangan kepada Kontraktor. Patok-patok yang ada adalah sangat
penting dan Kontraktor harus melindunginya dari hal-hal tersebut diatas
meskipun untuk keperluan pelaksanaan tidak diperkenankan sampai tempatnya
ditetapkan dengan titik referensi yang ada dilokasi yang tidak akan terganggu
oleh pekerjaan permanen dan sampai setting out pekerjaan tanah disekitarnya
telah diselesaikan dan surat kuasa tertulis dari Direksi telah diberikan.
Semen Portland
Persyaratan
Semua semen harus semen Portland yang sesuai dengan persyaratan dalam Standar
Indonesia NI-8 dan standar SII sebagai berikut :
1. SII.0455-81
2. SNI.0450-89-A
SPESIFIKASI TEKNIS
3.2.1.2
3. SII.0031-81
4. PUBI
2.
3.2.1.3
3.2.2.1
3.2.2.2
Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang setiap waktu
sebelum dipergunakan. Semen yang tidak dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan
harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan dan telah dipergunakan untuk beton, spesi atau spesi injeksi, maka
hasil pekerjaan tersebut harus dibongkar kemballi dan diganti dengan bangunan
yang memakai semen yang telah disetujui, semua biaya atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen dan beton yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan tanpa pembebanan biaya pada Pemberi Proyek.
Tempat Penyimpanan
1.
2.
3.2.2
Semen Portland
Peraturan Umum Bangunan Indonesia, Tahun 1982.
Semua bahan pasir kerikil dan bahan-bahan bangunan tembok yang dipakai untuk
semen bangunan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk dalam Dokumen
Kontrak, dan untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin dikehendaki
oleh Direksi Pekerjaan, harus terdiri dari bahan-bahan yang diperinci dan harus sesuai
dengan berkas permintaan yang diberikan Direksi.
Pengangkutan dan Penyimpanan
1.
2.
SPESIFIKASI TEKNIS
Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir, kerikil dan batu
belah, sehingga tidak mengaganggu kegiatan lain dan tidak terganggu oleh
timbunan hasil galian saluran atau tidak saling mencampur dengan bahan
bangunan lain.
3.2.2.3
Pasir
Syarat kualitas untuk bahan pasir tersebut harus dipenuhi sesuai dengan aturan yang
berlaku di Indonesia yaitu sebagai berikut :
-
SII.0077-75
SII.0076-75
(5)
(6)
(7)
dengan
gradasi
Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuhtumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan segala macam
tanah, pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan.
Kebersihan dan Kualitas
III-4
SPESIFIKASI TEKNIS
8)
(9)
Pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat, gumpalangumpalan kecil, alkali, bahan-bahan organic, tanah liat, dan hal-hal yang
merugikan dari substansi yang merugikan dari substansi yang merusak. Jumlah
prosentase dari segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh
lebih dari 5 %. Bentuk kerikil harus mendekati bentuk kubus, keras padat dan
awet.
Segala pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dengan spesifikasi ini harus
pasir alam dan bila dikehendaki harus campuran dalam proporsi (bandingan)
yang tepat dari pasir alam. Pasir harus mempunyai modulus kehalusan butir
anatara 2 sampai 32 atau jika diselidiki dengan Saringan Standar, sesuai dengan
Standar Indonesia untuk beton PBI 1971 dan PBI 1997 atau dengan ketentuan
sebagai berikut :
Saringan No.
4
8
16
30
50
100
PAN
0 - 15
6 - 15
10 - 25
10 - 30
15 - 35
12 - 30
3-7
Saringan No.
8
100
100
15
(10) Segera pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk penyelidikan oleh
Direksi Pekerjaan untuk menetapkan apakah yang dihasilkan sesuai dengan
permintaan dalam spesifikasi ini.
III-5
SPESIFIKASI TEKNIS
3.2.2.4
Agregat Kasar
Syarat kwalitas untuk bahan agregat kasar tersebut harus dipenuhi sesuai dengan
aturan yang berlaku di Indonesia yaitu sebagai berikut :
- SII.0457-81
Agregat Beton, Cara Uji Butiran Ringan
- SII.0052-80
Agregat Beton Mutu dan Cara Uji
- SII.0456-81
Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Uji Butiran Pipih dan
panjang
- SII.0087-75
Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Penentuan Daya Aus Gesek,
Mempergunakan Bejana Los Angeles
- SII.0051-74
Agregat Untuk Aduk Beton, Cara Penentuan Besar Butiran
- PUBI1982
Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Th 1982
(1)
(2)
(3)
(4)
3.2.2.5
Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui Hal ini terdiri dari
agregat, atau pecahan atau bahan pengisi lain atau kombinasi dari ini semua
seperti yang telah dirincikan.
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah, tipis atau panjang-panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organic atau
dari substansi yang rusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya prosentase
dari semua substansi yang merusak dari bahan yang rusak dalam jumlah
berapapun tidak boleh mencapai 3 % dalam beratnya. Agregat kasar harus
berbentuk baik, padat, awet dan tidak berpori.
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm
sampai 70 mm, atau sampai ukuran dalam batas-batas sebagaimana dirinci untuk
pekerjaan-pekerjaan khusus. Agregat kasar harus mempunyai modulus kehalusan
butir antara 6,0 sampai 7,5 atau bila diselidiki dengan saringan standar harus
sesuai dengan Syarat Umum.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Direksi
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi maka Kontraktor harus
menyaring atau mengolah kembali bahannya atas beban sendiri, untuk
menghasilkan agregat sampai disetujui Direksi.
Syarat kualitas untuk bahan pasangan atau batu harus dipenuhi sesuai dengan aturan
yang berlaku di Indonesia yang sebagai berikut :
- SII.0378-80
- SNI.0394-89-A
- SII.0021-78
- PUBI1982
Batu adalah batu pecah berasal dari gunung batu atau batu-batu besar dari sungai
yang bermutu, mempunyai berat jenis minimal 2,4 ton/m3. Kekuatan tekanan tidak
boleh kurang dari 400 kg/cm2.
III-6
SPESIFIKASI TEKNIS
3.2.3
3.2.3.1
Bahan baja tulangan beton harus baru dan dari mutu dan ukuran sesuai dengan
Standar Indonesia untuk beton NI-2, dan standar yang berlaku di Indonesia, yaitu
sebagai berikut :
-
3.2.3.2
SII.0136-84
SII.1191-84
PBI1971
PUBI1982
3.2.3.3
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
karat, minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya
letaknya.
Kontraktor harus mempersiapkan daftar pembengkokan tulangan dalam bentuk
yang sesuai dengan gambar dan disetujui oleh Direksi.
Baja tulangan beton harus bengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan
kepada Kontraktor atau yang telah dibuatkan tabelnya oleh Kontraktor.
Pemasangan
(1)
(2)
(3)
3.2.3.4
Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar/perhitungan dan
dipastikan tidak terjadi pergeseran/pemindahan dengan pemakaian kawat
pengikat tulangan beton pada perpotongan/pertemuan tulangan dan rangka
tulangan harus didukung oleh pengganjal blok beton (batu tahu), perenggang
(spacer) sebagaimana yang dibutuhkan.
Baja tulangan beton untuk plat (slab) langsung dari atas tanah harus didukung
dengan blok beton yang dicetak lebih dahulu. Permukaan dari blok beton harus
rata berukuran kira-kira 7,5 cm x 10 cm x tebal 5 cm.
Jarak terkecil anatara batang parallel harus satu diameter dari batang-batang
tetapi jarak terbuka sekali-kali jangan kurang dari 1,2 kali ukuran terbesar dari
agregat kasar kerikil.
Penyambungan
(1)
(2)
3.2.4
Air
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.
Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak (vertical) dan
kolom sedikitnya harus 40 kali diameter batang dan harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
Air yang dipakai semua beton, spesi/mortar harus bebas dari lumpur, minyak, asam,
bahan organic basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat
merusak. Air tersebut harus dilihat atau kalau perlu diuji dulu oleh Direksi untuk
menetapkan sesuai tidaknya
III-7
SPESIFIKASI TEKNIS
3.2.5
3.2.5.1
Bahan-bahan lain
Kayu dipakai untuk bahan cetakan beton, rambu-rambu lalu lintas, jembatan
sementara, jembatan sementara masuk ke rumah penduduk dan bedeng kerja di
lapangan.
(1)
(2)
Kayu untuk cetakan beton bisa dipakai kayu meranti, kayu untuk jembatan
sementara bias digunakan kayu Meranti atau Kayu Bali atau (Kruing atau
Rasamala) atau jenis lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kayu bangunan harus dari kualitas yang baik, lurus dan sebelum dipakai untuk
cetakan beton harus diratakan dulu.
Lingkup Kerja
Bagian ini meliputi pembuangan dan penimbunan kembali lapis atas (top soil), semua
pekerjaan penggalian dan penimbunan termasuk penggalian untuk pekerjaan jalan,
saluran air hujan dan gorong-gorong, pembuangan tanah kelebihan atau materialmaterial lain yang tidak dikehendaki keluar proyek serta pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan dengan itu yang disesuaikan dengan gambar-gambar dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan menurut
kontrak dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan tersebut, harus dilaksanakan
sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan disini.
3.3.2
Syarat-syarat dan petunjuk yang diberikan disini harus diterapkan, kecuali bilamana
syarat dan petunjuk tersebut dirubah secara tertulis oleh Direksi untuk bagian-bagian
pekerjaan tertentu.
Pembersihan
Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, sampah dan bahan lain
yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dipindahkan dari tempat kerja atau
dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam
spesifikasi ini yang harus dipindahkan, sedang pohon-pohon yang disepanjang jalan
tetap dibiarkan disuatu tempat selama tidak mengganggu, dan/atau ditunjuk ditempattempat yang ditunjuk oleh Direksi disepanjang tepi jalan atau batas tanah (right of way)
dan tetap menjadi milik Employer. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan
reruntuhan dan tempat-tempat pekerjaan-pekerjaan harus dibuang menurut
persetujuan Direksi Pekerjaan. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahanbahan yang tidak berguna dan peralatan dikumpulkan. Kontraktor diminta untuk
memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.
Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan lainnya,
sedangkan pohon-pohon atau pagar hidup tidak boleh ditebang atau disingkirkan
kecuali yang ada dalam batas penggalian atau yang jelas diberi tanda gambar bahwa
pohon/pagar hidup tadi harus disingkirkan. Bila disebabkan oleh suatu hal Kontraktor
III-8
SPESIFIKASI TEKNIS
Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampahsampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah
tanggung jawab Kontraktor.
3.3.3
Penggalian
-
Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada batas
10 cm sebelum kedalaman yang ditetapkan/diinginkan pekerjaan selanjutnya
harus dikerjakan dengan tangan.
Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk
dasar pondasi, maka atas petunjuk Direksi Pekerjaan Lapisan tanah tersebut
harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan yang sesuai serta dipadatkan
dengan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.
Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh.
Untuk itu, bila dasar pondasi rencana berada pada kondisi tidak pada lapisan
keras/batuan, maka penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai
batas galian yang ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan
lantai kerja) dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai
kedalaman yang ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur karena
apapun harus segera diperbaiki dan mengeluarkan lumput tersebut dan
mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.
Bila dipandang perlu Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk melengkapi
lobang galian yang akan/sedang dibuat, dengan turap penahan untuk mencegah
longsor yang mungkin terjadi. Turap turap ini harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang
diberikan Direksi untuk penggunaan jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak
membebaskan Kontraktor dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian.
Semua pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering.
III-9
SPESIFIKASI TEKNIS
3.3.4
Lapisan keras batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari
tanah, kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan retakanretakan harus diisi dengan adukan yang sama dengan adukan pondasi nantinya.
Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan diatas lapisan
tersebut, tanpa lantai kerja.
Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan tanah
hasil galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian
dalam jarak minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.
Pondasi Bangunan
1)
Dasar dari sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi
sesuai dengan yang dikehendaki Direksi Pekerjaan. Tempat tersebut harus
dibasahi dengan air dan ditumbuk atau digilas dengan alat yang cocok dengan
maksud supaya terbentuk suatu pondasi yang kuat. Jika waktu penggalian
material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian
yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan material yang
terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih
dari 15 cm.
Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena
pekerjaan-pekerjaan penggalian-penggalian kontraktor, ia harus dipadatkan
dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika Direksi Pekerjaan
menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang terpilih
yang seluruhnya harus dipadatkan.
Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian bentuk bangunan
lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok untuk pondasi menurut
ketentuan Direksi Pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan akan memerintahkan secara
tertulis untuk memindahkan barang-barang yang tidak cocok tersebut dan
mengisinya kembali dengan menumbuknya atau mengilasnya lapis demi lapis
yang tebalnya tidak lebih 15 cm.
3.3.5
3.3.6
Tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan digambar atau
yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan material-material yang mungkin longsor
kedaerah galian, disepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh Kontraktor menurut
cara yang disetujui. Lereng-lereng tersebut harus diselesaikan kembali menurut garis
dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
Kontraktor mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan
longsor diluar batas-batas penggalian seperti itu perlu untuk mencegah kerusakan pada
pekerjaan.
1)
Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksudkan akan cocok
untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang dikehendaki menurut
spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan, semua bahan-bahan harus diletakkan
langsung dari penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan,
kecuali jika bahan tersebut menurut perintah Direksi Pekerjaan harus ditetapkan
ditempat yang telah direncanakan. Sepanjang masih dapat dikerjakan
III-10
SPESIFIKASI TEKNIS
3)
4)
3.3.7
Seluruh bahan timbunan disekitar bangunan-bangunan yang berada pada lerenglereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya untuk
bangunan, dan berada dibawah permukaan tanah asli dinyatakan sebagai
timbunan kembali atau timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill)
dan semua timbunan atau timbunan kembali disekitar bangunan dan diatas
permukaan tanah asli harus dikerjakan sebagai membuat tanggul atau tanggul
yang dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain pada gambar-gambar atau
disebut lain pada syarat-syarat.
Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk
pembuatan tanggul, bendung pengelak, penimbunan kembali dan pekerjaan
tanah lainnya yang diperlukan seperti tertera didalam gambar atau petunjuk
Direksi Pekerjaan maka yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang
direncanakan seperti yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan hasil galian yang mengandung akar-akar, humus, dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan-bahan galian yang tidak diperlukan untuk
penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan
menurut spesifikasi ini harus ditempatkan ditempat penimbunan (Spoil bank)
yang berbatasan dengan saluran irigasi dan saluran-saluran drainase, jalan air,
muara serta pembuangan yang merembes yang terletak pada atau diluar jalan
yang diperintahkan untuk ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya
yang direncanakan oleh Direksi Pekerjaan, tempat penimbunan (Spoil bank) yang
berbatasan dengan tanggul-tanggul saluran harus bersambungan kecuali untuk
celah-celah (gaps) dengan selang-selang yang pantas untuk Drainage seperti
yang ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua tempat
penimbunan dan daerah pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis teratur
yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut petunjuk-petunjuk dari
Direksi Pekerjaan.
Material timbunan kecuali ditentukan lain, harus dari bahan galian pekerjaan ini.
Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada tanah yang cukup baik dari
hasil galian untuk keperluan timbunan.
Hasil galian setempat dipakai untuk timbunan asalkan sesuai dengan spesifikasi. Ini
merupakan tanggung jawab dari Kontraktor didalam penempatan dan pemadatannya.
Timbunan digunakan untuk timbunan kolam-kolam pengolahan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar atau oleh Direksi Pekerjaan. Timbunan terdiri dari tanah
lempung untuk bagian luar dan lanau dari hasil galian untuk bagian dari timbunan.
3.3.8
Material dari galian setempat yang dipakai untuk timbunan tidak cukup sehingga
diperlukan tambahan material yang didatangkan dari luar. Kontraktor harus mencari
sumber dari material yang dibutuhkan, mendapatkan dengan memberi contoh 100 kg
kepada Direksi Pekerjaan untuk diperiksa dan harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan sebelum digunakan. Persetujuan dari contoh tersebut tidak melepaskan
tanggung jawab Kontraktor terhadap pekerjaan tersebut. Contoh tanah dan test yang
III-11
SPESIFIKASI TEKNIS
dilaksanakan untuk menentukan data dan permeabilitas dari tanah lapangan. Test
kepadatan dan permeabilitas sesuai ASTM atau BS standar atau yang setara.
Partikel
% Lewat
Type
50 mm
94 100
Batu
0,06 mm
30 55
3
10
-
75 mm
2,0 mm
0,02 mm
3.3.9
3.3.10
Pelaksanaan Timbunan
100
80 100
15 - 25
Batu
Pasir
Lanau
lempung
Lapisan tanah bagian harus dikupas tidak lebih dari 150 mm, dan diletakkan sesuai
dengan perintah Direksi Pekerjaan. Tanah hasil pengupasan tersebut kemungkinan
dapat digunakan sebagai timbunan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.
Timbunan harus disebarkan didalam satu jalur yang lurus. Timbunan hanya
disebarkan pada permukaan yang benar dan telah diinspeksi dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Timbunan harus disebarkan lapis per lapis dengan bulldozer atau dengan metode
lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Selama penyebaran, semua bahan seperti sampah atau batu-batu yang lebih
besar dari ukuran yang ditentukan harus dipindahkan dari daerah yang akan
ditimbun.
Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menjamin adanya buruh, peralatan dan
bahan timbunan yang cukup sesuai kebutuhan.
Bahan organik tidak diinginkan dipakai sebagai timbunan dan bahan timbunan
tidak boleh dicampur dengan bahan yang mengandung organik.
Peralatan pemadatan harus sesuai dengan jenis material yang dipakai sebagai
timbunan. Kontraktor harus membuat metode pemadatan secara detail, dan
minimum 6 lintasan yang diperlukan untuk pemadatan.
Pemadatan timbunan yang diletakkan lapis berlapis dengan ketebalan maksimum
150 mm sebelum pemadatan. Setiap lapis dipadatkan dengan sekurang-kurangnya
mencapai 95 % dari maksimum drydensty laboratorium sesuai yang ditentukan
dalam ASTM test B-1557 atau modified AASHO.
Pengujian moisture content optimum dari bahan timbunan harus ditentukan
dilapangan dan dilaboratorium.
III-12
SPESIFIKASI TEKNIS
3.4
PEKERJAAN BETON
3.4.1
3.4.1.1
Umum
Lingkup Pekerjaan
(1).
(2)
3.4.1.2
Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan dan
saluran yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua maksud
yang berhubungan dan sebagaimana diminta oleh Direksi harus terdiri dari
bahan-bahan yang diperinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut disini.
Setiap syarat dan ketentuan tidak termaktub disini sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton NI-2 PBI 1971.
Bahan
(1)
(2)
(3)
(4)
III-13
SPESIFIKASI TEKNIS
3.4.1.3
Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2 dan
PBI-1971, menurut table dibawah ini.
bm
S=46kg/c
m2
CONTOH
PENGGUNAAN
BANGUNAN AIR
BERSIH
KLS
MUTU
bm
kg/cm2
BO
II
BI
K 125
125
200
Lantai Kerja
K 175
175
250
Trust Block,
Pondasi
Jembatan Pipa
III
K>225
>225
300
IPA Beton,
BPT, Reservoir,
Pondasi GensePompa
KATEGORI
DARI
BANGUNA
N
(TUJUAN)
PENGAWASAN TERHADAP
KUALITAS
AGREGAT
KEKUATAN
TEKANAN
NON
STRUKTUR
AL
Periksaan dengan
mata
Tidak ada
pengujian
NON
STRUKTUR
AL
Periksaan dengan
teliti
Tidak ada
pengujian
NON
STRUKTUR
AL
STRUKTUR
AL
STRUKTUR
AL
Pengujian
mendetail dengan
analisa ayakan
Pengujian
mendetail dengan
analias ayakan
Pengujian
mendetail
dengan analisa
ayakan
Pengujian akan
diadakan
Pengujian akan
diadakan
Pengujian
akan diadakan
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan kekuatan tekan beton senantiasa ialah
kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 cm (
0,06) pada umur 28 hari.
3.4.2
3.4.2.1
Komposisi/Campuran Beton
(1)
(2)
(3)
(4)
Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah., air;
semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya
sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
Untuk beton mutu B campuran yang biasa untuk pekerjaan non structural
dipakai perbandingan dari semen Portland, terhadap pasir dan agregat kasar
tidak boleh kurang dari 1:8. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225
kg.
Untuk beton mutu K 175, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan
kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1:1,5:2,5
atau banyaknya semen untuk tiap m3 beton minimum harus sampai 325 kg.
Untuk mutu K 175 mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai campuran
yang direncanakan (job mix formula/design mix). Campuran yang direncanakan
diketemukan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
III-14
SPESIFIKASI TEKNIS
(5)
(6)
Faktor air semen dari beton (Tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh
melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari
beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian beton dilakukan Direksi Pekerjaan dan
perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan yang
dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang
demikian.
3.4.2.2
Perlengkapan Mengaduk
3.4.2.3
Mengaduk
(2)
3.4.2.4
Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak kurang dari
4,5 oC. Bila suhu beton antara 27 oC dan 32 oC, beton harus diaduk ditempat pekerjaan
untuk kemudian langsung dicor. Bila lebih dari 32 oC, Kontraktor harus mengambil
langkah-langkah efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan
III-15
SPESIFIKASI TEKNIS
3.4.2.5
mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor
pada suhu dibawah 32 oC.
Pengecoran
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokong dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan
atau bahan lepas.
Beton dicor hanya pada waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk
serta pengawas Kontraktor yang setara ada ditempat kerja. Permukaan
Construction Joints harus dilapisi penutup yang terbuat dari adukan semen (air
pasta semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar harus mempunyai
perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan
kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.
Beton harus segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus harus dijalankan
dengan pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang cocok.
(10) Ember-ember/backet beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana
mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali
III-16
SPESIFIKASI TEKNIS
(11) Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan
lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi.
(12) Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang
mungkin, sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapatrapat semua permukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam
pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang
terletak di bawah. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type
immersion beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran per menit
ketika dibenamkan dalam beton.
3.4.3
3.4.3.1
(2)
3.4.3.2
Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda
tidak diijinkan untuk dibenahi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan
kepada Direksi untuk dinilai kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak
keropos sampai tulangan terlihat, harus mendapatkan penanganan tersendiri atas
petunjuk Direksi.
Umumnya, diperlukan waktu min. 2hari sebelum cetakan dibuka untuk dindingdinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya dan tujuh
hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran.
Perawatan (Curing)
(1)
(2)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus-menerus (segera sesudah
beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan menutupnya dengan
bahan yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar
permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi
spesifikasi.
3.4.3.3
Perlindungan (Protection)
3.4.3.4
(2)
Penyempurnaan permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan
disaksikan oleh Direksi. Permukaan beton akan diuji/ditest oleh Direksi jika perlu.
Ketidakteraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat
laun (gradual).
Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah
yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan
III-17
SPESIFIKASI TEKNIS
3.4.3.5
atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan yang
sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan pengukuran langsung.
Semua ketidak teraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidak teraturan yang
gradual dan akan diperiksa oleh Direksi. Sebelum menerima pekerjaannya,
Kontraktor harus membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak
dan kotoran lainnya.
(2)
(3)
(4)
3.4.3.6
Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar
atau permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada permukaan yang rusak, hal
ini dianggap tidak sesuai spesifikasi. Ketidaksesuaiannya akan mendapat penilaian
tersendiri yang akan diberikan oleh Direksi dan kalau Direksi memerintahkan
untuk dibongkar maka beton harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk menambal tempat
yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut.
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubanglubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambung-sambungan cetakan, dan
bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat
atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua
lubang harus terus-menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan
seterusnya disempurnakan.
Jika menurut pendapat Direksi hal-hal yang tidak sempurna pada bagian
bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan
penambalan saja tidak memuaskan, Kontraktor diwajibkan untuk menutup
seluruh dinding (dengan spesi plester), sesuai dengan instruksi dari Direksi.
Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil yang
akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortar tambalan yang kering yang
disusun dari satu bagian semen Portland dengan dua bagian pasir beton bersama
dengan bahan pengisi yang tidak susut, yang disetujui Direksi, dalam jumlah
yang diperinci oleh pabrik dan dengan air yang cukup sehingga sesudah bahanbahan spesi dicampur akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas
menjadi bola dan ditekan dengan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal
harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan
alat yang cocok.
Semua beton dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini harus tercakup dalam
harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk bagian-bagian
yang sesuai dimana beton dipergunakan. Harga satuan yang ditawarkan untuk
pekerjaan semacam itu harus mencakup air, pasir dan kerikil/batu pecah, bahan
penambah (admixture), non-shrink compound, cetakan-cetakan, minyak cetakan,
pengolahan pencampuran, pemeliharaan temperatur, pengangkutan, persiapan untuk
pengecoran, pengecoran, pembukaan cetakan-cetakan, perawatan (curing),
perlindungan, penyempurnaan dan perbaikan permukaan beton, serta semua pekerjaan
lainnya, sesuai persyaratan dan keperluan yang tercakup disini.
III-18
SPESIFIKASI TEKNIS
3.4.4
3.4.4.1
Pengetesan Beton
Percobaan-Percobaan Pendahuluan
Bahan serta campuran yang mencapai mutu beton yang disyaratkan dipakai standar
bagi pelaksanaan dan setiap kali akan diadakan percobaan pendahuluan juga.
Jika tidak ditentukan lain oleh direksi jumlah benda uji adalah 20 buah yang dapat
diambilkan dari beton-beton yang dicor pada tarif permulaan pekerjaan seperti untuk
bagian-bagian konstruksi non structural ataupun yang direncanakan dengan mutu BI
(yang ditegaskan dalam gambar).
Kalau jumlah benda uji tidak mungkin diambil sebanyak itu maka harus diambil
sedemikian rupa secara random dan dengan perhitungan statistik yang sesuai.
Pemeriksaan benda-benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton yang kurang dari
28 hari dengan memperlihatkan perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur
seperti dibawah ini :
Umur beton (hari)
PC biasa
PC dengan
kekuatan awal yang tinggi
3.4.4.2
14
21
28
0.4
0.65
0.8
0.95
1.00
0.5
0.75
0.9
0.95
1.00
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinue dengan
mengambil dan memeriksa benda-benda uji.
Untuk pekerjaan beton dengan masing-masing mutu beton lebih besar dari 60 m3 maka
harus dibuat 1 benda uji untuk 5 m3 beton dengan minimum 1 benda uji tiap hari serta
untuk tahap permulaan 1 benda uji untuk 3m3 agar segera terkumpul 20 benda uji.
Mutu beton dianggap memenuhi syarat apabila dipenuhi syarat-syarat berikut :
(1)
(2)
(3)
(4)
Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut kurang dari bk.
Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturutturut terjadi kurang dari ( bk + 0,82 Sr).
Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.
bk = bm 1,64 s
dimana :
bm =
bk =
tekanan beton karakteristik
tekanan rata-rata benda uji
s
=
deviasi standar
Sr
=
deviasi standar rencana
Apabila salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka Kontraktor wajib menyelidikinya
sebab-sebab dari penyimpangan serta melaporkan hasilnya kepada Direksi disertai usulIII-19
SPESIFIKASI TEKNIS
Pada pekerjaan beton dengan jumlah dari masing-masing mutu beton kurang dari 60
m3 dipakai konstruksi sebagai berikut :
(1)
(2)
Tindakan yang diambil bila dari pemeriksaan benda uji tidak memenuhi syarat:
(1)
(2)
(3)
(4)
3.4.4.3
Jika pengecoran belum selesai maka pengecoran harus dihentikan dan dalam
waktu singkat diadakan percobaan non destruktif pada bagian konstruksi yang
dianggap meragukan. Untuk itu dapat dilakukan pengujian dangan concrete
tester atau mengambil benda uji dari bagian konstruksi (pada tempat-tempat
yang tidak terlalu banyak mempengaruhi kekuatan konstruksi dan harus dibawah
pengawasan seorang ahli).
Mutu beton dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bias dilanjutkan apabila
kekuatan tekan beton karakteristik minimal sama dengan 80 % dari nilai
kekuatan beton karakteristik yang disyaratkan.
Apabila tidak dipenuhi persyaratan diatas maka dapat diambil percobaan
pembebanan langsung dan dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bisa
dilanjutkan bila kekuatan beton karakteristik minimal sama dengan 70 % dari nilai
yang disyaratkan.
Apabila syarat-syarat diatas masih belum terpenuhi maka harus dicari
pemecahan, misal dengan memberikan kekuatan-kekuatan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Apabila tidak bias dilaksanakan demikian, baru bagian
konstruksi yang meragukan tersebut dibongkar.
Semua biaya yang dikeluarkan harus ditanggung oleh Kontraktor karena hal
tersebut dianggap disebabkan oleh kesalahan Kontraktor.
Benda uji dibuat dengan bentuk kubus (15 cm atau 20 cm) atau silinder diameter 15 cm
hingga 30 cm dan perbandingan kekuatan tekan dapat dilihat sebagai berikut :
Benda Uji
Kubus 15 x 15 x 15 cm
Kubus 20 x 20 x 20 cm
Silinder 15 x 30 cm
III-20
1.00
0.95
0.83
SPESIFIKASI TEKNIS
Pada benda uji kubus , harus dibuat dengan mempunyai dua dinding yang berhadapan
dan dapat terdiri dari plat baja, kaca dan sebagainya yang permukaannya rata (kayu
tidak boleh dipakai). Cetakan diolesi sebelumnya dengan vaselin, lemak atau minyak
agar mudah dilepas dari betonnya. Kemudian diletakkan diatas bidang alas rata yang
tidak menyerap air.
Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan dalam 3 lapis
yang kira-kira sama tebalnya dan masing-masing lapis ditusuk 10 kali dengan tongkat
baja diameter 16 mm dengan ujung yang dibulatkan.
Pada adukan beton yang kental cetakan harus diberi sambungan tambahan keatas
kemudian adukan diisikan sekaligus. Selanjutnya adukan dipadatkan sesuai dengan cara
pelaksanaannya nanti.
Jarum penggetar harus dimasukkan sentries tanpa menyentuh dasar cetakan. Kubuskubus uji yang baru saja dicetak harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan
ditutupi dengan karung basah selama minimal 24 jam dan setelah catakannya dilepas
maka harus diberi tanda dan disimpan pada tempat yang mempunyai suhu sama
dengan udara luar.
Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang yang rata dan tekanan berangsurangsur dinaikkan dengan kecepatan 6-4 kg/cm2 tiap detik. Sebagai beban hancur dari
kubus beban tertinggi yang ditunjukkan oleh pesawat penguji tersebut tidak boleh
mempunyai kesalahan yang melampaui 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 %
dari kapasitas maksimum.
3.5 PEKERJAAN PASANGAN BATU
3.5.1
3.5.1.1
3.5.1.2
3.5.1.3
Umum
Lingkup Pekerjaan
Seluruh pemasangan, lining dan paving batu yang perlu dibangun menurut spesifikasi
ini dan seluruh maksud yang bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi, harus
terdiri dari bahan-bahan yang dirinci disini.
Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan disini akan berlaku untuk semua
pekerjaan pasangan batu, kecuali kalau diubah oleh Direksi untuk suatu pekerjaan
tertentu.
Batu
Semua batu untuk pekerjaan pasangan batu harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang dinyatakan untuk batu yang dirinci dalam Spesifikasi ini.
(3)
Semua semen adukan untuk pekerjaan batu harus sesuai dengan syarat-syarat
dan ketentuan yang dinyatakan untuk semen portland.
Pasir untuk spesi/adukan yang dipakai untuk seluruh konstruksi pekerjaan batu
yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor menurut
ketentuan dan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan untuk pasir yang
dirinci dalam Spesifikasi ini.
Air yang dipergunakan untuk adukan bebas dari bahan-bahan lumpur, bahanbahan organic, alkali, garam dan kotoran-kotoran lain dan harus dites dan
disetujui oleh Direksi.
III-21
SPESIFIKASI TEKNIS
3.5.2
3.5.2.1
Komposisi Adukan
3.5.2.2
Mengaduk Spesi/Adukan
Adukan untuk pekerjaan batu harus terdiri dari satu semen berbanding empat bagian
pasir (keadaan lepas), kecuali bila ditentukan dan diperintahkan lain oleh Direksi,
dengan air yang cukup untuk mendapatkan kekentalan yang sesuai untuk pemakaian.
(1)
(2)
3.5.2.3
Cara dan perlengkapan yang dipakai sedemikian rupa sehingga mudah untuk
memastikan dengan tepat dan mengontrol banyaknya tiap-tiap bagian yang
dimasukkan ke dalam campuran dan harus disetujui Direksi. Jika dipergunakan
mesin pengaduk (mixer) maka lamanya waktu pengadukan, setelah semua
bahan-bahan sudah di dalam mixer, tidak boleh kurang 2 menit.
Spesi/adukan akan dicampur hanya jika bahan-bahan cukup untuk segera dipakai
dan jika tidak dipakai dalam waktu 30 menit setelah penambahan air harus
dibuang. Pencampuran didalam adukan harus dibersihkan dan harus dicuci
dengan setiap akhir kerja setiap hari.
Pemasangan
(1)
(2)
Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan batu dan adukan akan sedemikian
rupa sehingga tidak akan menunda pemakainan adukan.
Batu tidak boleh dipasang pada waktu hujan yang cukup deras atau cukup lama
untuk menghanyutkan adukan. Adukan yang telah dihamparkan yang luluh oleh
hujan harus disingkirkan dahulu dan diganti sebelum mengeras sepenuhnya.
3.5.2.4
3.5.2.5
Perawatan
Semua batu harus dipasang dengan baik dan bagian mukanya rata, tumpukan batu
yang diisi adukan harus saling mengisi kekosongan dan saling mengikat, garis-garis
vertikal lurus dan permukaan yang baik, kecuali bila ditunjukkan lain dari gambar atau
atas petunjuk Direksi.
(1)
(2)
3.5.2.6
Semua pekerjaan batu yang memakai spesi/adukan harus dirawat dengan air
(water curing) atau cara lain yang diterima. Semua cara dan pelaksanaan
Kontraktor untuk perawatan bagian-bagian dari pekerjaan harus disetujui Direksi.
Jika perawatan dilakukan dengan air, pekerjaan batu harus tetap basah paling
tidak selama 14 hari, (kecuali ditentukan dilain bagian dari spesifikasi ini) dengan
menutupi dengan bahan yang menyerap air.
SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi Teknik
Tanah dasar
Tanah dasar adalah permukaan tanah asli, permukaan galian atau permukaan
tanah timbunan yang merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagianbagian perkerasan lainnya.
2.
3.
Lapis Pondasi
Lapis pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan
dan lapis pondasi bawah.
Lebar dan tebalnya seperti yang disebutkan dalam gambar rencana.
4.
3.6.1.1
Lapis Permukaan
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Lebar dan tebalnya seperti yang disebutkan dalam gambar rencana.
Bahan-bahan harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.
Material yang digunakan harus mengikuti persyaratan lapis pondasi bawah, seperti yang
tertera dalam gambar rencana atau yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Untuk material lapis pondasi bawah dapat digunakan sirtu yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
ASTM Standard Sieves
3
1
3/8
No. 4
No. 8
No. 30
No. 40
No. 200
Pasir equivalent (AASHTO T-76)
Kehilangan berat akibat abrasi dari
partikel yang tertinggi pada ayakan
ASTM No. 12 (AASHTO T96)
Liquid limit max
Plasticity limit max
Plasticity index max
CBR minimum
III-23
SPESIFIKASI TEKNIS
3.6.1.2
Lapis Pondasi
Semua lapisan agregat untuk lapis pondasi harus terdiri bahan-bahan yang bersih,
awet, bersudut tajam, tidak banyak tercampur dengan bentuk-bentuk pipih atau
memanjang dan dalam batas tertentu tidak banyak mengandung batu-batu yang lunak,
yang mudah hancur, kotoran atau bahan-bahan lain yang mudah membusuk.
Kerikil pecah atau batu pecah untuk lapisan pondasi hendaknya terdiri dari hasil
pemecahan kerikil atau batu.
Untuk bahan kerikil sebelumnya harus diayak terlebih dahulu sehingga agregat hasil
dari pemecahan kerikil itu tidak kurang dari 50 % beratnya terdiri dari partikel yang
mempunyai sekurang-kurangnya satu bidang pecahan.
Agregat lapis pondasi harus mengikuti persyaratan dibawah ini :
-
min
max
6%
10%
max
40%
max
max
max
max
12%
5%
5%
0,25%
lapis pondasi terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah yang mengikuti persyaratan
dibawah ini :
Prosentase Berat Butir Yang Lewat
Saringan
100
90 100
35 70
0 15
0-5
Material campuran untuk lapis pondasi ini harus terdiri dari material alam yang diayak
halus atau pasir yang mempunyai daya ikat cukup.
3/8
No. 4
No. 100
Plasticity Index (AASHTO T-91)
Kadar Lempung (AASHTO T-176)
III-24
SPESIFIKASI TEKNIS
3.6.1.3
Lapis Permukaan
Lapis permukaan terdiri dari material penutup, material bitumen dan lapis penetrasi
yang dikehendaki.
Material penutup dianjurkan dari debu batu atau pasir yang bersih atau dari bahan lain
yang disetujui Direksi.
Material bitumen harus dari macam yang sama dengan gambar yang disebutkan pada
gambar pelaksanaan dan memenuhi persyaratan dibawah ini:
- Medium curing cut back asphaltic
AASHTO M-82
- Rapid Curing Cut Back Asphalt
AASHTO M-81
Grades (temperatur pelaksanaan dalam derajat celsius) seperti dibawah ini :
3.6.1.4
Lapis Penetrasi
Batu pecah yang digunakan harus dari macam yang keras, awet,
bersudut/berbidang yang tajam, bersih dari kotoran, lempung material lain yang
tidak dikehendaki.
Bahan batu pecah tersebut dibedakan dalam 3 macam, yaitu :
1. Batu pokok (fraksi I ukuran 3 5 cm)
2. Batu kunci (fraksi II ukuran 1 2 cm)
3. Batu Split (fraksi III ukuran 1 cm)
3.6.2
Asphalt yang digunakan adalah asphalt semen dengan angka penetrasi 60 70.
Bahan asphalt dari tipe lain hanya boleh dipakai setelah ada ijin dari Direksi.
Pelaksanaan
3.6.2.1
3.6.2.2
Tanah Dasar
Tanah dasar dari tanah asli/galian dipadatkan minimum 100 % dari kepadatan kering
maksimum menurut AASHTO T 99 sampai dengan kedalaman 30 cm dibawah
permukaan tanah dasar jadi.
Lapis Pondasi Bawah
Tebal lapisan itu umumnya tidak boleh lebih dari 20 cm setelah jadi. Bila lebih dari satu
lapis, tiap lapisan yang terdahulu harus sudah dipadatkan secukupnya sebelum
penempatan lapisan selanjutnya. Penempatan material akan dimuali dari tempat yang
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas (Direksi).
Alat-alat yang digunakan hendaknya dari tipe yang dapat memberikan hasil yang
uniform.
Segera setelah dilakukan penebaran material dan perataan, tiap lapis segera dipadatkan
pada lebar jalan dengan mesin gilas, mesin gilas roda karet atau alat pemadat lain yang
disetujui oleh Direksi.
III-25
SPESIFIKASI TEKNIS
Tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau oleh mesin gilas, harus dipadatkan dengan
alat-alat tangan yang tepat (tammper,compactor).
Material lapis pondasi bawah harus dipadatkan hingga mencapai paling tidak 100 %
dari kepadatan kering maksimum yang dipadatkan pada pemeriksaan AASHTO T 99.
kepadatan tersebut harus dicapai pada seluruh tebalnya pekerjaan, untuk memeriksa
tebal lapis pondasi bawah yang dihamparkan agar dapat mencapai tebal dan kepadatan
yang diisyaratkan.
Pembuatan lubang-lubang untuk keperluan pengujian dan pengisiannya kembali akan
dilakukan oleh Kontraktor dan diawasi oleh Konsultan Pengawas.
3.6.2.3
3.6.2.4
Semua biaya untuk keperluan pengujian kepadatan itu ditanggung oleh Kontraktor.
Lapis Pondasi
Pada pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi, maka permukaan lapis pondasi tersebut
harus sudah sempurna dikerjakan, dibentuk sesuai dengan gambar rencana dan
dibersihkan dari segala kotoran dan bahan-bahan yang tidak dikehendaki.
Semua syarat dan cara yang disebutkan pada artikel lapis pondasi bawah harus diiikuti,
serta tebal lapisan tidak boleh lebih dari 10 cm setelah jadi.
Lapis Permukaan
a.
Cuaca
b.
Peralatan
c.
d.
SPESIFIKASI TEKNIS
Sebelum asphalt menyerap masuk kedalam lapis pondasi (belum mengering) atau
apabila konsultan pengawas berpendapat asphalt tersebut masih akan nempel
pada roda-roda lalu-lintas, maka jalan tersebut belum boleh dibuka untuk umum.
Apabila secepatnya akan digunakan untuk lalu-lintas, paling tidak harus jam
terhitung dari saat penghamparan dan sesudah dihampar dengan material
penutup (bloter material, pasir kasar, debu batu, dan sebagainya) baru lalu lintas
diijinkan melewatinya.
Bila satu jalur telah selesai dihampar dengan asphalt dan akan dihampar dengan
material penutup setebal 3 cm maka harus disisakan lapisan asphalt pada jalur
tersebut selebar 20 cm untuk tidak dihamparkan dengan material penutup.
Hal ini diperlukan agar terjadi keadaan saling menutup (over lapping) bila jalur
sebelahnya dilaksanakan.
Kontraktor harus melindungi dan menjaga hasil pekerjaan yang telah jadi, selama
kurang lebih lima hari sebelum memberikan lapisan lain (surfacing) diatasnya.
e.
Asphalt 60 70 disiramkan diatas lapisan batu pokok tadi pada temperatur 120
170 0 C, jumlah aspal yang disiramkan disesuaikan dengan ketentuan (umumnya
1 kg asphalt /m2 tiap tebal 1 cm lapisan asphalt penetrasi).
Segera setelah asphalt disiramkan, diusahakan agar temperatur masih diatas 100 0
C, batu kunci ditebarkan secukupnya dan digilas sampai padat. Sambil melakukan
penggilasan, batu kunci ditebarkan pada tempat tempat yang perlu agar ruang
kosong diantaranya dapat terisi. Sebelum dilakukan penyiraman yang kedua,
permukaan harus bersih dari kotoran-kotoran, batu-batu lepas, dan bahan-bahan
lainnya yang tidak dikehendaki. Penyiraman kedua dilakukan pada temperatur
asphalt sekitar 1200C dengan jumlah 1 kg/m2 (seal coat) baru kemudian
diatasnya ditebarkan batu split dan digilas lagi sehingga padat. Batu split
merupakan lapisan penutup setebal kira-kira 1 m. Setelah penyelesaian terakhir,
jalan dapat dibuka untuk lalu-lintas kendaraan.
III-27
SPESIFIKASI TEKNIS
3.6.3
Konstruksi Jalan
Setelah peil dasar badan jalan dan kepadatan tanah mmenuhi ketentuan dan
dapat dibuktikan dengan sertifikat dari laboratorium, maka atas ijin tertulis darri
direksi sirtu dapat digelar.
Bahan sirtu yang dipakai harus berkualitas baik pada sertifikat laboratorium.
Ketebalan sirtu setelah padat, tebalnya harus sesuai dengan gambar bestek, baik
kerataan dann kemiringannya (ada sertifikat laboratorium)
Persyaratan gradasi dan mutu bahan sirtu sesuai dengan RKS Umum.
Setelah peil dan ketebalan sirtu sesuai dengan rencana, selanjutnya atas ijin
tertulis dari Direksi Lapisan Macadam dapat digelar.
Macadam yang dipakai harus berkualitas baik sesuai dengan RKS Umum (ada
sertifikat laboratorium).
Ketebalan lapisan macadam setelah dipadatkan harus sesuai dengan peil rencana
dalam gambar bestek.
Sebelum batu pecah untuk lapisan sosot berat digelar, bidang jalan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari bahan-bahan lepas dan kotoran lainnya untuk
kemudian diberi lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 1,3 kg/m2 yang disosotkan
hingga rata betul.
Gelar split diameter yang tebalnya sebelum dipadatkan tidak boleh lebih dari
1 2 cm, harus rata tidak boleh ada bagian-bagian yang lebih berisi dari yang
lain.
Tempat pemasakan aspal jaraknya tidak boleh lebih dari 20 meter dari tempat
pengecoran.
III-28
SPESIFIKASI TEKNIS
Setelah sosotan aspal panas merata, lapisan ini ditaburi/ditutup dengan abu batu
sebanyak 0,005 m3/m2 kemmudian di gilas hingga rata betul dengan mesin gilas
dengan berkapasitas 6 8 ton.
Tempat pemasakan aspal jaraknya tidak lebih dari 20 m dari tempat pengecoran.
Setelah sosotan aspal panas merata, lapisan ini ditaburi dengan abu batu
sebanyak 0,005 m3/m2.
Menggunakan aspal sebanyak 2,7 kg/m2 untuk penetrasi tebal 3 cm padat dan 7
kg/m2 untuk penetrasi dengan tebal 5 cm padat.
Sebelum batu pecah untuk lapisan penetrasi digelar, bidang jalan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari bahan-bahan lepas, kotoran-kotoran lainnya,
untuk kemudian lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 3 kg/m2 yang disosotkan
hingga rata betul.
Pemadatan selanjutnya harus dilakukan dengan mesin gilas seberat 8 12 ton
sehingga batu-batu tidak dapat bergerak lagi, harus dijaga jangan sampai batu
menjadi hancur (verqruizen).
Kemudian diberi lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 1,5 kg/m2 untuk penetrasi
dengan tebal 3 cm padat dan 2,5 kg/m2 untuk penetrasi 5 cm pada tyang
disosotkan hingga rata betul.
Selanjutnya untuk penetrais 5 cm padat digelar batu pecah dengan dia. 1-2 cm
yang tebal sebelum dipadatkan tidak boleh lebih dari 3 4 cm, harus rata dan
tidak boleh ada bagian-bagian yang lebih berisi dari yang lain. Pemadatan
selanjutnya dilakukan dengan mesin gilas seberat 8-12 ton sehingga batu-batu
tidak bergerak lagi, harus dijaga jangan sampai batu menjadi hancur
(verqruizen). Untuk kemudian diberi lapisan aspal panas 60/70 sebanyak 1,5
kg/m2 yang disosostkan hingga rata betul. Aspal harus cukup cair (160 0 C) supaya
dapat masuk ke dalam lubang-lubang diantara batu-batu. Tempat pemasakan
jalan aspal jaraknya tidak boleh lebih dari 20 m dari tempat pengecoran.
Setelah sosotan rata, lapisan tersebut ditutup/ditaburi dengan abu batu sebanyak
0,015 m3/m2 kemudian dipadatkan sehingga rata betul dan tidak boleh lebih 20 m
dari tempat pengecoran.
Setelah sosot rata, lapisan tersebut ditutup/ditaburi dengan abu batu sebanyak
0,015 m3/m2 kemudian dipadatkan hingga rata betul dengan mesin gilas seberat
8 12 ton.
III-29
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemanasan baru tidak boleh lebih dari 1750 C dan tidak boleh kurang dari dari
1400C,. Dan pemanas aspal tidak melebihi titik nyala dan tidak kurang dari 140 0C.
Hasil produksi dari Asphalt Mixing Plant/AMP harus diperiksakan oleh pemborong
untuk tiap 100 ton dan paling sedikitnya 2 (dua) kali sehari yaitu pada adukan
ketiga pagi hari dan adukan ketiga sebelum berhenti, pemeriksaan ini harus
dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi.
a.
Stabilitas marshal
b.
Flow
c.
Vold in mix
d.
Extrasi
e.
Gradasi
Pengangkutan aspal beton sebelum digelar harus ditutupi dengan terpal. Aspal
beton yang digelar/dipasang dijalan tidak boleh kurang dari 1400 C kepanasannya.
Aspal beton yang kurang dari 140 0 C atau lebih, dan berakhir 120 0 C.
Aspal beton harus digelar mesin penggelar (finisher) yang diperlengkapi dengan
alat pengatur ketebalan yang bekerja baik. Datangnya hotmix dari Asphalt Mixing
Plant (AMP) harus diatur sedemikian rupa hingga tidak terjadi kekosongan dalam
mesin penggetar.
Segera setelah aspal beton dicampur permukaan harus diperiksa lagi bentuk dan
ketebalan, bilamana perlu harus segera diperbaiki ukuran pemadatan dilakukan
sebagai berikut :
Penggilingan pertama dengan mesin gilas 2 atau 3 as, berat 8 ton dengan 2
atau 4 lintas kecepatan 3 atau 4 km, sehingga pengelasan tidak
menyebabkan lendutan atau bergelombang, dengan temperatur aspal
beton antara 1400 C atau lebih, berakhir 120 0 C.
Penggilingan kedua dengan pneumatic tyred roiler 10-20 ton dengan
tekanan ban 70-80 psi, dengan kecepatan 5-10 km/jam dan temperatur
aspal beton antara 1100 C berakhir 900 C (100 C) dengan 12 lintasan atau
tekanan ban 90 psi, dengan minimal 8 lintasan.
III-30
SPESIFIKASI TEKNIS
Lapisan aspal beton bisa dibuka untuk lalu lintas dengan kecepatan rendah
setelah selesai pemadatan dan temperatur sudah dibawah titik lembek aspal
digunakan ( 2 jam) dan dibuka penuh untuk lalu lintas sebanyak 4 jam.
Setelah lapisan tanah dasar dipadatkan, digelar lapisan pasir dan sekaligus
diratakan dan dipadatkan.
Ketebalan setelah dipadatkan harus sesuai dengan gambar bestek. Pasir harus
bersih tidak mengandung garam-garam atau bahan kimia lainnya yang dapat
merusak atau membuat cacat.
Tiga atau empat kali lintasan dianggap cukup untuk memadatkan blok sampai peil
rencana dan merangsang naiknya sebagian lapisan pasir ke celah-celah
interblock. Permukaan interblock setelah dipadatkan harus rata dan tidak turun
lagi.
III-31
SPESIFIKASI TEKNIS
3.6.3.8 Pekerjaan Jalan Setapak dan atau Jalan Lingkungan Dari Beton
-
3.7
Konstruksi untuk jalan orang/setapak dan atau jalan Lingkungan dibuat dari
Beton dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Sp di cor langsung diatas lapisan pasir
yang telah dipadatkan terlebih dahulu.
Lapisan beton tumbuk ini tidak merupakan plat beton yang menerus, tetapi
terputus luas satu lapisan merupakan empat persegi panjang dengan ukuran (1,5
2) m. Lapisan yang satu dengan yang lainnya dibuat alur yang lebarnya tidak
lebih dari yang lebarnya 1,5 cm.
Plesteran pada permukaan plat tersebut tidak diperbolehkan sama sekali, jadi
sebelum
beton
tersebut
mengering
harus
sudah
dilaksanakan
perapihan/pengeringan.
Setelah selesai pengecoran harus dilakukan perawatan dengan menjaga
kebasahannya agar tidak terjadi pengeringan yang mendadak penyiraman beton
setelah pengecoran 7 (tujuh) hari setelah pengecoran.
Setelah pelat beton mengeras (kurang lebih 7 hari) setelah pengecoran diatas
plat beton diadakan penyosotan dengan aspal panas.
Sedang plat beton yang disosot tersebut harus dibersihkan dari bahan-bahan
lepas dari kotoran-kotoran serta harus dalam keadaan kering.
Aspal panas yang disosotkan diatas plat beton tersebut adalah sebanyak 1,5
kg/m2.
Diatas sosotan aspal tersebut ditaburi merata dengan pasir beton/abu sebanyak
0,005 m3/m2.
PEKERJAAN BAJA
3.7.1
Uraian
Pekerjaan ini akan terdiri dari strukjtur baja dan bagian baja dari struktur baja
komposit, dilaksanakan dengan penyesuaian yang mendekati arah, kelandaian dan
dimensi yang diperlihatkan pada Gambar atau yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan ini akan meliputi pelaksanaan baru dengan lengkap dan pelebaran serta
perbaikan dari struktur yang ada. Pekerjaan akan meliputi penyediaan, pembuatan,
pemasangan dan pengecatan dari logam pelaksanaan sebagaimana diperlukan dalam
Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar. Logam pelaksanaan
akan termasuk struktur baja, paku keling, pengelasan, baja khusus dan campuran,
III-32
SPESIFIKASI TEKNIS
3.7.2
elektroda metalik (logam) dan penempaan dan pengecoran baja. Pekerjaan ini harus
juga terdiri dari setiap pelaksanaan logam tambahan yang tidak terkecuali disediakan,
semua sesuai dengan Spesifikasi dan dengan Gambar.
Toleransi Dimensial
a) Diameter Lubang
:
:
+ 1,2 mm 0,4 mm
+ 1,8 mm 0,4 mm
b) Alinyemen Lubang
Bagian utama, ditempatkan di bengkel
Bagian Sekunder, ditempatkan di lapangan
0,4 mm
0,6 mm
:
:
C) Gelagar
Lendutan Balik : penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang ditentukan 0,2
mm per meter panjang balok atau 6 mm, dipilih yang lebih kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus antara pusat-pusat perletakan 0,1 mm per
meter panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan dan sumbu flens dalam gelagar susun:
maksimum 3 mm.
Kombinasi lengkungan dan kemiringan dari flens pada gelagar atau balok yang
diatas akan ditentukan dengan pengukuran keseimbangan pada ujung flens dari
suatu garis tegak lurus terhadap bidang badan melalui perpotongan sumbu badan
dengan permukaan luar dari pelat flens. Keseimbangan ini tidak akan melebihi
1/200 dari lebar keseluruhan flens atau 3 mm dipilih yang lebih besar.
Ketidakrataan dari landasan atau perletakan :
Untuk ditempatkan pada grouting
Untuk ditempatkan di atas baja, adukan liat
: maksimum 3,0 mm
: maksimum 0,25 mm
Penyimpangan maksimum dari kedalaman yang ditentukan untuk balok dan gelagar
yang dilas, diukur pada sumbu badan, harus sebagaimana berikut ini :
Untuk kedalaman hingga 900 mm
Untuk kedalaman di atas 900 hingga 1,8 meter
Untuk kedalaman di atas 1,8 meter
:
:
:
:
3 mm
5 mm
+ 8 mm
5 mm
f)
Panjang
g) Kerataan Permukaan
III-33
SPESIFIKASI TEKNIS
a)
b)
3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas
nama Kontraktor harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya.
Persetujuan ini tidak mutlak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
pekerjaan menurut Kontrak tersebut.
c)
d)
3.7.4
3.7.5
Pekerjaan baja baik dilapangan pabrik dan ditempat kerja, harus disusun di atas blok,
rak atau pelat sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan dengan tanah dan dengan
suatu cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bila pekerjaan baja disusun dalam
beberapa tingkat atau lapis, maka penyangga untuk semua tingkat harus berada dalam
beberapa tingkat atau lapis, maka penyangga untuk semua tingkat harus berada dalam
satu garis.
Bahan-bahan harus dilindungi dari pengkaratan dan kerusakan lainnya dan harus tetap
bebas dari kotoran, minyak, lemak, dan bahan-bahan asing lainnya. Permukaan yang
akan dicat harus dilindungi dengan seksama baik di bengkel pabrik maupun dilapangan.
Uliran untuk penyetelan harus dilindungi dari kerusakan.
Bahan-bahan
1)
Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar, baja karbon untuk pelaksanaan paku
keling, baut atau dilas harus sesuai dengan persyaratan AASHTO M183M-90 :
Structural Steel. Baja ini harus mempunyai suatu tegangan leleh minimum
sebesar 250 N/mm2 dan suatu tegangan tarik sampai putus minimum sebesar
400 N/mm2. Mutu dari baja, dan data yang berhubungan lainnya harus ditandai
dengan jelas pada unit-unit yang menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan
pemasangan.
III-34
SPESIFIKASI TEKNIS
2)
a. Baut dan mur harus sesuai dengan persyaratan dari ASTM A 307 Grade A,
mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segienam (hexagonal).
b. Baut, mur dan ring harus merupakan baja karbon yang dikerjakan secara
panas dan sesuai dengan AASHTO M164-90 dengan tegangan leleh minimum
560 N/mm2 dan suatu penguluran (elongation) panjangan minimum 12 %.
c.
3)
4)
5)
Semua bahan baku atau proses pencetakan yang dipasok untuk pekerjaan harus,
bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, disertai sertifikat dari pabrik
pembuatannya yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah di produksi sesuai
dengan formula standar dan memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian
mutu dari pabrik. Sertifikat harus menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat
fisik dari bahan baku, dan diserahkan ke Direksi Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk yang
dirol atau bagian-bagian, baut, bahan dan pembuatan landasan (bearing)
jembatan dan galvanisasi.
3.7.6
Pelaksanaan
i. Perakitan Bengkel
Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban percobaan harus mempunyai mur
tunggal yang mengunci sendiri. Ring serong harus digunakan dimana bidang
kontrak mempunyai sudut lebih daripada 1 : 20 sehubungan dengan suatu bidang
tegak lurus terhadap sumbu baut. Baut harus mempunyai ukuran panjang
sedemikian hingga dapat diperpanjang seluruhnya melalui penyetelan mur tetapi
tidak melebihi 6 diameter baut tanpa kerusakan pada uliran. Suatu snap harus
digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.
III-35
SPESIFIKASI TEKNIS
Kepala baut dan mur harus dikencangkan dengan rapat pada pekerjaan dengan
tenaga manusia yang menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang
tidak kurang dari 38 cm, untuk baut harus diketuk dengan sebuah palu, sementara
mur dikencangkan Uliran pada baut putar harus seluruhnya di luar lubang baut.
Ring harus digunakan kecuali ditentukan lain.
b)
c)
Umum
Permukaan bidang kontak dan daerah yang dekat sekitar bagian baja harus
dibersihkan dari semua karat, kerak pabrik, cat, lemak, pernis atau bahanbahan asing lainnya. Setiap serpihan atau kerusakan lain yang akan
mengganggu dudukan kuat dari bagian-bagian atau akan mencampuri
perkembangan dari pergeseran antara bagian tersebut harus dihilangkan.
Permukaan bidang kontak harus disempurnakan dengan suatu kekasaran
yang sesuai. Tidak ada sambungan akan dibuat sampai permukaan yang
akan dihubungkan telah diperiksa dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Baut Tarik
iv. Pengelasan
III-36
SPESIFIKASI TEKNIS
Metode pembuatan setiap alat pelengkap sementara harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Setiap pelengkap sementara harus diperbaiki hingga diterima oleh
Direksi Pekerjaan. Bilamana diperlukan perbaikan las, maka dilakukan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan. Permukaan las yang terlihat harus dibersihkan dari
residu kerak. Semua percikan las harus dihilangkan dan permukaan yang terkena
harus dibalut dan dibersihkan. Untuk memungkinkan ketebalan lebar las
sepenuhnya yang harus disediakan pada ujung sambungan las tumbuk, maka
bagian perpanjangan pelat run-on dan run-off harus digunakan.
v. Pengangkutan
Setiap bagian harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan suatu diagram pemasangan harus dilengkapi oleh Kontraktor
dengan tanda-tanda pemasangan yang terlihat padanya.
Bagian struktur harus dibebani dengan suatu cara yang sedemikian hingga dapat
diangkut dan dibongkar pada tujuannya tanpa mengalami deformasi, atau
kerusakan lainnya yang berlebihan. Baut dengan suatu ukuran panjang dan
diameter dan mur lepas atau ring dari setiap ukuran harus dikemas secara terpisah.
Pin, bagian kecil dan kemasan, baut, ring dan mur harus diangkut dalam kotak, krat
atau kubah, tetapi berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg.
Suatu daftar dan uraian dari bahan-bahan tersebut harus ditandai secara sederhana
pada bagian luar dari setiap kemasan pengangkutan.
Semua komponen Gelagar Baja Komposit termasuk balok, pelat, baut, ring,
diafragma dan sejenisnya harus dicelup dengan galvanisasi secara panas sesuai
dengan ASTM A123-89.
Kontraktor akan membongkar sebagian atau seluruhnya dari setiap struktur yang
seperti terlihat pada Gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan-bahan yang dibongkar atau diselamatkan harus ditangani secara sangat hatihati untuk menghindari kerusakan dan harus dibersihkan serta dipindahkan untuk
ditumpukkan seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan-bahan yang dibongkar dan tidak akan diselamatkan atau digunakan dalam
pekerjaan harus dikeluarkan dari tempat kerja untuk dibuang. Bila suatu struktur
yang ada akan dibangun kembali, maka harus dibongkar tanpa kerusakan yang
berarti dan bagian pasangan ditandai serta ditimbun dengan hati-hati.
SPESIFIKASI TEKNIS
b)
3.8
Baut permanen dalam sambungan tiang dari bagian tekan tidak boleh
ditekan masuk atau dikencangkan hingga bentangan berayun. Sambungan
tiang dan hubungan lapangan harus mempunyai separuh dari lubang diisi
dengan baut dan pin pasangan silindris (setengah baut dan setengah pin)
sebelum pembuatan dengan baut tegangan tinggi. Sambungan tiang dan
hubungan yang menyangga lalu-lintas selama pemasangan harus
mempunyai lubang diisi sebanyak - nya.
Komponen Yang disediakan Pemilik
PEKERJAAN KAYU
3.8.1
Untuk pekerjaan kayu atau kayu bangunan ini bahwa lingkup pekerjaan yaitu
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
rapi. Pekerjaan ini meliputi antara lain : balok, kolom, lantai, atap dan kusen pintu dan
jendela.
Untuk kayu atau kayu bangunan tersebut, diperlukan jenis kayu yang akan dipakai yaitu
:
1)
2)
3)
4)
Bila tidak ditentukan lain maka semua kayu yang digunakan harus kayu dengan
mutu baik sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacatcacat kayu seperti mata kayu, retak-retak bengkok dan sebagainya, dan harus
sudah mengalami proses pengeringan udara minimum 3 bulan.
Kadar air dari semua kayu dipakai untuk pekerjaan halus harus lebih kecil dari 20
%. Harus dijaga agar kadar air tersebut konstan baik pada saat penyimpanan,
pengerjaan maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
Macam kayu yang akan digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ini dapat dilihat
dalam gambar detail dan Rencana Anggaran Biaya.
Segera setelah kayu diterima ditempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk agar
tidak menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui oleh Direksi.
Penumpukkan harus dilakukan dengan baik sehingga tidak menyebabkan
perubahan bentuk. Kayu-kayu tersebut menjadi rusak atau tidak sesuai untuk
dgunakan lagi, maka kayu tersebut akan ditolak dan harus diganti oleh
pemborong atas tanggungannya.
III-38
SPESIFIKASI TEKNIS
5)
6)
7)
b.
c.
8)
9)
3.8.2
Bahan yang digunakan untuk panil penutup dinding adalah papan kayu
sedangkan bahan yang digunakan untuk pintu adalah plywood, dengan
jenis Teak Plywood dengan muka berkualitas baik untuk tampak. Tiap
lembar Plywood yang digunakan harus mempunyai tanda/cap dari pabrik
yang dikenal.
Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus
digalvanisasi sesuai dengan NI 5.
1. Harga satuan yang ditawarkan pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan (Bill of
Quantities) untuk jenis pekerjaan yaitu lantai, kolom, atap, dan dinding atau jenis
pekerjaan lain, maka harga tersebut harus meliputi harga pembelian kayu,
pengangkutan, pembongkaran, penyimpanan, penempatan pada tempat dari
pemakaian terakhir.
2. Semua biaya untuk mendapatkan bahan tersebut diatas termasuk angkutan dan
penyimpanan harus dimasukkan dalam harga satuan, yang ditawarkan dalam Bill
of Quantities untuk jenis-jenis pekerjaan yang sesuai, dimana bahan-bahan
tersebut akan digunakan.
3.9
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Guna mendapatkan hasil kerja yang baik dan sempurna, maka bagian-bagian pekerjaan yang
nyata seharusnya termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan dalam RKS maupun
gambar, tetap harus dilaksanakan oleh kontraktor dan diterima sebagai hal yang disebutkan.
2. Pelaksanaan dari bagian pekerjaan tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
III-39
SPESIFIKASI TEKNIS
3.10
DOKUMENTASI PROYEK
3.10.1
Laporan
(a) Kontraktor diharuskan membuat laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap satu
minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai petunjuk
Direksi.
(b) Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syaratsyarat umum kontrak.
3.10.2
Dokumentasi
(a) Kontraktor diharuskan membuat dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik secara berkala
dalam bentuk potret-potret dan diserahkan kepada Direksi sesuai uraian dalam syaratsyarat umum kontrak.
(b) Judul protret, nomor urut tanggal pengambilan harus dicantumkan dalam album pada
bagian bawah masing-masing potret.
(c) Foto-foto harus memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan Pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan Pekerjaan atau
lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
I.
II.
III.
IV.
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang, dan samping),
serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian.
(d) Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan empat lembar
hasil cetak masing-masing foto (di albumkan), dengan membubuhkan nomor seri tanggal
pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi.
(e) Negatif film dari potret-potret yang dibuat menjadi milik Pemberi tugas dan setiap orang
yang ingin mendapatkan cetakannya harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi.
(f) Semua klise/negatif filmnya harus diberi nomor, ditempatkannya dalam arsip dan
disimpan di lokasi dan menjadi milik Pemberi Proyek.
Biaya foto-foto tersebut seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus
dianggap termasuk dalam Lump Sum disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.
III-40
SPESIFIKASI TEKNIS
3.10.3
Semua data perubahan yang terlihat pada perangkat kerja Gambar Catatan harus
dipindahkan secara seksama pada gambar asli yang bersangkutan dari Gambar Catatan
Akhir. Suatu Uraian lengkap dari semua perubahan yang dibuat selama pembangunan
dan lokasi yang sebenarnya dari semua jenis harus ditunjukkan dengan jelas. Perhatian
harus diberikan pada setiap catatan dengan tanda di sekitar daerah atau daerah-daerah
yang dipengaruhi. Semua catatan perubahan harus dibuat pada gambar asli secara rapi
dan konsisten dengan menggunakan tinta (bukan pensil).
III-41
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIK
PENGADAAN PIPA STEEL DAN ACCESSORIES
4.1
UMUM
Pemasok harus menyediakan dan menyerahkan semua pipa, fitting, valve, coupling, mur,
baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dan disebutkan
dalam Daftar Kuantitas Barang atau dalam gambar (Drawing).
Pemasok harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana yang dirinci di sini
dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Barang. Semua pipa, fittings, valve dan accessories
harus sesuai untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32 0C.
Pemasok harus menyediakan suatu pernyataan dari Pabrik Pembuat Barang yang menyatakan
bahwa barang yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana dirinci dalam
Spesifikasi Teknis. Pemasok juga harus menyampaikan sertifikasi laporan tentang uji kimiawi
dan fisik yang telah dilakukan di pabrik. Pemasok diharuskan untuk menyerahkan keterangan-
keterangan tentang cara-cara penyimpanan dan cara penanganan barang yang harus
mendapat persetujuan dari Pihak Pembeli terlebih dahulu. Acuan standard international atau
national atau publikasi yang tertera di dalam Spesifikasi Teknis ini dimaksudkan sebagai
kerangka acuan / konfigurasi, tipe dan kualitas secara umum.
4.1.1
Shop Drawings
Dalam jangka waktu 15 hari kalender setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Pemenang,
Pemasok harus menyediakan semua shop drawing yang dipersiapkan oleh Pabrik dan yang
telah mendapat persetujuan serta diserahkan kepada Pihak Pembeli. Penyerahan shop
drawing yang pertama dilakukan dalam jangka waktu 7 hari kalender setelah diterbitkannya
Pemberitahuan Pemenang.
4.1.2
4.1.2.1 Kesepakatan
Referensi standard nasional ataupun internasional yang ada dalam spesifikasi ini dimaksudkan
untuk menunjukkan konfigurasi jenis dan mutu secara umum. Barang-barang yang disediakan
harus memenuhi standard yang diterima secara internasional yang dinyatakan bahwa kualitas
secara keseluruhan paling sedikit sama dengan yang dibutuhkan oleh standard yang telah
ditentukan.
IV-1
SPESIFIKASI TEKNIS
4.1.2.2 Singkatan-Singkatan
Bila ada singkatan-singkatan dalam Spesifikasi Teknis ini, maka singkatan-singkatan tersebut
dianggap mengacu kepada spesifikasi, standard atau metoda dari masing-masing negara atau
asosiasi internasional.
ASTM
AWWA
ISO
BS
JIS
SII
4.1.3
4.2.1
Standarisasi).
: Japanese Industrial Standard (Standar Industri Jepang).
: Standard Industry Indonesia.
Material Terpakai
:
:
SII 2527-90
SII 0161-81
4.2
ISO 4065-78, S 10
ISO 2531-1986
PENGEPAKAN
Pipa, fitting dan accessories harus disimpan oleh pemasok tidak langsung bersentuhan dengan
permukaan tanah, dan harus diberi penopang, diberi alas dan diikat serta ditutup sehingga
tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Tumpukan pipa-pipa tidak boleh saling bersentuhan satu dengan yang lain secara langsung
dan ditumpuk sesuai aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pabrikan.
Coupling dan sambungan (dan semua komponen terkait) dan barang serupa yang lain harus
disimpan di tempat yang bersih, kering tidak langsung diletakkan di permukaan tanah / lantai
dan terlindung atau pada daerah yang tertutup yang disediakan oleh Pihak Pembeli.
Apabila ada item barang yang harus disimpan mempunyai keawetan yang terbatas atau
mengharuskan untuk disimpan di tempat tertentu, maka cara penyimpanannya harus sesuai
IV-2
SPESIFIKASI TEKNIS
4.2.2
Setiap kendaraan yang akan mengangkut pipa harus mempunyai panjang badan sedemikian
rupa sehingga yang diangkutnya tidak menggantung. Pipa yang besar dimuat ke kendaraan
sedemikian rupa supaya aman selama dalam perjalanan.
Pipa-pipa tersebut harus ditangani sesuai dengan rekomendasi pabrik. Pipa sama sekali tidak
boleh dijatuhkan atau digulingkan dari kendaraan atau didorong sedemikian rupa sehingga
bertabrakan satu dengan yang lain, dan juga tidak boleh diseret atau ditarik. Perlakuan
tersebut di atas berlaku juga untuk valve, fitting dan accessories.
4.3
4.3.1
Pipa baja/ steel harus dibuat dari plat atau lembaran baja dan sambungannya menggunakan
pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, di tes dan
dibersihkan.
Lembaran atau plat-plat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang dari
266 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
SNI 07-0949-1989 Plat Baja Carbon untuk uap dan bejana tekan.
Fabrikan pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII 2527-
90 atau JIS G 3454 dan JIS G 3457. Ketebalan dan kelebaran pengelasan harus cukup merata
pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan pengguna
barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang
berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat di pabrik
harus dengan pengelasan sudut (Butt Welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang
diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang
pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi berlawanan untuk bagian
yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, Pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada
bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.
IV-3
SPESIFIKASI TEKNIS
4.3.2
Diameter Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan
luar sebagai berikut :
Diameter Luar
(mm)
Ketebalan Dinding
Minimum (mm)
200
219,1
5,8
100
150
114,3
168,3
250
273,0
300
350
323,8
355,6
400
4.3.3
406,4
4,5
5,0
6,6
6,9
6,0
6,0
Fitting
Semua fitting baja / steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan pada bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang sama
dengan pipanya. Ring penguat saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana
perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standard pembuatan yang dapat disetujui.
Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding harus sesuai dengan persyaratan yang
dispesifikasi dalam bagian 3.2 dan standard berikut ini :
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451 atau AWWA C 208.
Bend yang mempunyai sudut difleksi sebesar 22,5 derajat dan lebih kecil harus terdiri dari
dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut difleksi lebih besar dari 22,5 derajat sampai
dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang
mempunyai sudut difleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan bend.
4.3.4
Sambungan
a.
Lengkungan dan pipa baja yang akan dipasang di tanah harus mempunyai satu ujung
pipa polos. Ujung pipa yang lain harus berbentuk socket menurut DIN 2461 atau
mempunyai selongsong luar yang dilas. Selongsong luar harus dari mutu Schedule 40
atau standard yang setara. Selongsong ini boleh dipotong dari pipa yang sesuai atau
dibuat dari strip baja karbon. Tebal dinding dan panjang selongsong minimal harus
sesuai dengan tebal minimal pipa.
IV-4
SPESIFIKASI TEKNIS
b.
4.3.5
Pipa-pipa baja yang akan dipasang diatas tanah dapat dilas menumpu atau disambung
dengan flens menurut pilihan kontraktor.
Alat-alat Bantu
a.
b.
Tebal dinding lengkungan minmal harus sama dengan tebal dinding pipa lurus yang
akan disambungnya. Radius lengkung adalah 5S (radius lengkung 2,5 kali diameter
pipa) atau 3S (radius lengkung 1,5 kali diameter pipa) jika ruang yang tersedia tidak
memungkinkan pemakaian lengkung 5S.
Reducer (tapers) harus bertipe konsentris kecuali untuk bagian penyedot pipa dimana
harus dipakai reducer eksentris. Panjang semua reducer minimal harus 3 x selisih
diameter ujung yang besar dengan yang kecil. Tebal dinding reducer minimal harus
sama dengan diameter pipa baja yang lurus pada ujung yang diameternya lebih besar
dimana reducer dipasang.
4.3.6
Pengujian Pabrik
Tiap-tiap pipa, selongsong dan alat bantu harus menjalani test tekanan hidrolis sebesar
4.3.7.1 Pipa dan Alat Bantu Yang Mengalirkan Air Agresif Bukan Kapur
Pipa dan alat bantu yang mengalirkan air agresif yang bukan kapur.
a.
b.
c.
d.
Semua pipa baja dan alat bantu harus dilapisi didalam dengan lapisan pelindung spesi
semen.
Pemberian lapisan dalam pipa harus lurus memenuhi persyaratan Centripugal Cement
Linning dari ISO, AWWA C 205 atau BS 534 atau dengan metode lain yang setara.
Dalam penyimpangan dari pelapisan dalam proporsi pasir terhadap semen tidak boleh
lebih dari 3 bagian pasir berbanding 1 bagian semen dalam berat.
Dalam penyimpangan pelapisan dalam suhu pengeringan sama sekali tidak boleh
kurang dari 5o Celcius.
IV-5
SPESIFIKASI TEKNIS
e.
Dalam penyimpangan pelapisan dalam tebal lapisan yang sudah kering toleransinya
sbb:
Diameter Nominal
Tebal Lapisan
200
(mm)
f.
200 - 500
Toleransi
Yang sudah
kering
Plus (mm)
Minus (mm)
1,5
Pemberian lapisan spesi semen pada lengkungan atau bagian-bagian khusus yang
bentuknya menyulitkan proses pemberian lapisan harus dilakukan dengan cara mekanis,
dari serpihan atau benda asing lainnya yang akan mengganggu pengikatan spesi cemen
dan jika perlu harus dibasahi dengan air sebelum spesi ditempelkan dengan tangan.
Tonjolan dan tetesan harus dihilangkan agar lapisan dapat diterapkan pada permukaan
yang bersih. Ketebalan menurut keperluan pada lapisan putar pada bagianbagian yang
lurus tetapi akan berlainan dengan adanya pengikisan atau pengisisan untuk menjamin
agar streamline dengan bagian pipa yangberdekatan. Spesi yang dipakai untuk lapisan
penambal harus sesuai dengan spesi yang dtetapkan.
4.3.7.2 Pelapisan Pipa Perlindungan Luar Untuk Pipa yang Diletakan di Bawah Tanah
(Dikerjakan Pabrik).
a.
Semua Pipa baja harus dicat luar dengan polyethylene hitam (PE) dengan tebal minimal
b.
Mutu dan metode penerapan lapisan PE harus memenuhi standard DIN 30670 Execution
c.
d.
Ujung-ujung pipa dan alat bantu harus bebas dari lapisan PE sepanjang 250 mm.
e.
Sebelum pengelasan selongsong pada pipa permukaan luar pipa dan alat bantu yang
tidak akan diberi lapisan pipa dan alat bantu yang tidak akan diberi lapisan PE di pabrik
sebagaimana dinyatakan pada butir (b) harus diberi lapisan cat dasar zinc epoxy
dengan tebal selaput kering 25. Setelah mengelas selongsong pada pipa lapisan zinc
epoxy yang rusak harus diperbaiki. Kemudian seluruh lapisan zinc epoxy pada ujung tu
kecuali setengah selongsong, harus diberi lapisan cat dasar oksida besi seperti mika
epoxy dua komponen (colturite sealer) dengan tebal 35 .
IV-6
SPESIFIKASI TEKNIS
f.
Kontraktor boleh mengajukan usulan untuk sistem pelapisan luar untuk alternatif lainnya
yang setara atau lebih baik dari pada sistem yang diuraikan diatas, misalnya cara
pelapisan dengan tape.
4.3.7.3 Pelapisan Pelindung Luar Untuk Alat-alat Bantu di dalam Tanah (Dikerjakan
Pabrik)
Bagian luar semua alat bantu (lengkungan, pipa T, reducer) harus di shot blasted
(dihembus). Setelah itu harus diberikan cat dasar zinc epox dengan tebal selaput kering 25 ,
yang harus ditutup dengan cat dasar oksida besi seperti mika epoxy dua komponen (colturite
sealer) dengan tebal 35 .
4.3.7.4 Lapisan Luar Untuk Sambungan dan Accessories yang Dipasang di Bawah Tanah
(Dilapangan)
Di lapangan, sambungan dan alat-alat bantu harus diberi selapis cat dasar, setelah it
dibungkus dengan beberapa pita karet guna melindunginya terhadap korosi. Prosedur
pengecatannya sebagai berikut :
a.
Penerapan selapis cat dasar pada bagian pipa yang belum dicat dan sepanjang 15 cm
b.
Pembungkusan dengan suatu pipa karet butyl, kabel 1.0 mm dan lebar 5 cm pada
c.
Pembungkusan suatu pipa karet yang dapat bervulkanisasi sendiri dengan lapisan
pengantara polyethylene (tebal total 0,75 mm, lebar 15 cm) pada bagian pipa yang
belum dicat dan sepanjang a5 cm dari cat PE yang dikerjakan di pabrik pada kedua
d.
tepinya.
Pembungkusan suatu pipa karet butyl yang bervulkanisasi sendiri, ditutup dengan
selapis polyethylene hitam pada bagian luar (tebal total 0,50 mm, lebar 15 cm) pada
permukaan yang sama seperti disebut pada butir (c).
Penawar harus menyertakan dalam tawarannya, nama produsen, jenis cat dasar serta pipa
yang diusulkan.
4.3.7.5 Penandaan
Pada bagian luar untuk setiap pipa dan accessories harus ditandai dengan jelas diameter
nominal, nama produsen atau merk dagangnya, dan tahun pembuatan. Tiap lengkung harus
ditandai dengan jumlah derajat sudut pada penandaan di atas.
IV-7
SPESIFIKASI TEKNIS
4.4
4.4.1
VALVE
Umum
Setiap katup pada dasarnya badannya terdiri dari besi cor atau besi ductile dengan
dudukan karet, piringan (disc), sebuah lubang katup dan penggerak mekanik, dan harus
dalam segala hal memenuhi persyaratan Standards for Rubber - Seater Butterfly
Valves (AWWA Designation C 504) atau standar International yang lain yang diakui
yang menjamin kwalitas yang sama atau lebih tinggi dari standar yang disebutkan di
sini dan harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 12 bars.
b.
Setiap piringan katup berputar dengan sudut 90 derajat antara keadaan terbuka penuh
dengan tertutup seluruhnya, dan piringan berada dalam posisi tertutup, sebuah bidang
datar melalui sumbu perputaran dari piringan katup harus vertikal.
c.
d.
Penggerak mekanik harus disertakan pada badan katup dan harus memenuhi standar
AWWA C 504.
Mur operasi harus mempunyai luas 5 cm persegi (2 inci).
Setiap penggerak mekanik harus dapat dilepaskan guna pemeriksanaan atau perbaikan
dan dilengkapi dengan perlengkapan untuk penguncian piringan dalam keadaan terbuka
penuh atau tertutup ketika penggerak mekanik dilepas.
e.
f.
Semua bagian dari penggerak mekanik harus siap setiap saat untuk pemeriksaan,
Penggerak mekanik untuk pengoperasian katup dengan tangan harus dapat mengunci
sendiri sedemikian rupa sehingga getaran tenaga air tidak akan menyebabkan piringan
bergerak dari tempatnya.
g.
Semua
katup
yang
disediakan
menurut
persyaratan
ini
harus
cocok
untuk
pengoperasian berulang guna mengatur aliran air minum, dan juga tetap dapat
beroperasi dengan baik meskipun setelah jangka waktu lama tidak dioperasikan baik
dalam keadaan tertutup atau terbuka.
Badan katup dan flens harus terbuat dari besi tuang yang memenuhi persyaratan
Specifications for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and pipe fittings, kelas B (ASTM
Designation A 126), dari besi ductlile (ASTM 536), atau dari besi baja yang dipabrikasi.
IV-8
SPESIFIKASI TEKNIS
Dudukan katup harus tertahan dalam alur yang dibuat dengan mesin di dalam badan katup
dengan bantuan potongan penahan, atau dicor dengan semen, atau dengan cara lain yang
mengikat pen-pen penahan, potongan-pottongan penahan, baut-baut, mur-mur dan ring-ring.
Semua komponen tersebut harus terbuat dari baja anti karat.
Piringan katup harus terbuat dari besi tuang yang mengandung 2(dua) prosen nekel. Dudukan
piringan terbuat dari besi tuang atau dari baja anti karat (stainless steel) dan harus
mempunyai dasar yang halus.
Lubang katup harus dari baja anti karat dan harus berdiameter minimum tidak lebih kecil dari
yang dipersyaratkan di dalam tabel 5 Standard for Rubber - Seated Butterfly Valves (AWWA
Designation C 540), yang direncanakan untuk kecepatan operasi normalnya.
Lubang penyumbat (stuffing boxes) harus dilengkapi dengan gland yang terbuat dari kuningan
dan ring berbentuk O sebagai paking. Semua baut-baut, sekrup-sekrup, dudukan dan murmur, yang dipakai yang berhubungan / bersentuhan dengan kotak penyumbat harus terbuat
dari bahan baja anti karat.
Perencanaan katup dan kotak penyumbat harus sedemikian rupa sehingga paking dapat diatur
atau sama sekali diganti tanpa menggangu. Setiap bagian dari katup penyumbat harus
terbuat dari bahan baja anti karat.
Perencanaan katup dan kotak penyumbat harus sedemikian rupa sehingga paking dapat diatur
atau sama sekali diganti tanpa mengganggu setiap bagian dari katup atau bagian penggerak
kecuali bagian Packing gland.
Permukaan besi bagian luar dan bagian dalam dari katup (tidak termasuk permukaan yang
dibuat dari bahan anti karat) harus dilapisi dengan coaltar epoxy. Lapisan harus disemprotkan
di pabrik setebal 3 lapis (3 kali semprotan). Ketebalan minimum pelapisan kering adalah 0.20
mm.
4.4.2
Gate Valve
a.
Katup pembuka harus dari bor yang menerus lurus dan badannya terbuat dari besi
ductile dan puncak katup perunggu yang merupakan piringan ganda irisan solid, dari
tipe yang tangkainya tidak naik/timbul ke atas. Katup harus memenuhi standar AWWA
C 500 Gate Valves for Water and Other Liquid atau standar internasional yang lain
yang diakui dan dapat menjamin kwalitas yang setara atau lebih tinggi dari standar
IV-9
SPESIFIKASI TEKNIS
yang disebutkan di sini dan harus direncanakan untuk mempunyai tekanan kerja tidak
kurang dari 16 bars.
b.
c.
harus bersih, kering dan tidak berminyak sebelum pelapisan. Pelapisan dilaksanakan
dengan tiga kali semprotan. Ketebalan pelapisan kering minimum 0.20 mm.
4.4.3
Katup pelepas udara harus mempunyai badan yang terbuat dari besi tuang atau besi
ductile berkekuatan tinggi, pelampung dari baja anti karat, dan dirancang untuk tekanan
kerja sebesar 16 bars. Katup harus berisikan katup penutup yang lengkap untuk
digunakan selama pemeliharaan.
b.
Semua bagian-bagian yang bergerak harus terbuat dari baja anti karat atau perunggu.
c.
Katup bemulut lebar / Large Orifice (pemecah kehampaan) harus mempunyai mulut
(lubang pembukaan) dengan penutup berbentuk bola, yang terbuka penuh bila ruang
katup kosong dan tertutup rapat (drop-tight) bila ruangan katup penuh dengan air.
d.
Katup bermulut kecil / Small Orifice (pelepas udara) harus bergerak terapung dan
e.
Katup bermulut ganda Double Orifice harus merupakan gabungan antara karakteristik
dari katup bermulut kecil dan katup bermulut besar. Katup harus mengeluarkan
kantong-kantong udara kecil ketika saluran mendapat tekanan, membuka penuh Large
Orifice ketika ruang katup kosong dan tertutup rapat (drop-tight) ketika ruangan penuh
dengan air.
f.
4.4.4
Setiap katup harus diuji secara hidrostatis pada tekanan udara 10 bars tanpa
menunjukan kebocoran.
Sambungan
Semua sambungan yang berbetuk flange harus mengacu standar ISO 2531-86. Spigot dan
Socket harus sesuai / cocok dengan pipa PVC dan mengacu Standar SII 0344-82 dan ISO
4065 - 78.
Fititing DCI yang dipasang harus dilengkapi dengan gasket karet yang cocok untuk
sambungan mekanik, kecuali bila dinyatakan lain. Gasket harus berukuran dan berbentuk
serupa apabila disambung sesuai dengan petunjuk pabrik, serta memberikan sealed yang
positif dalam batas-batas defleksi dan tarikan sambungan maksimum yang ditetapkan oleh
IV-10
SPESIFIKASI TEKNIS
pabrik. Dalam keadaan terpasang antara sambungan dan gasket masih dalam batas toleransi
dan dalam batasan tekanan yang telah ditetapkan.
Defleksi sambungan yang diijinkan pabrik tidak lebih dari 2,5 derajat persambungan.
4.4.5
Pelapisan Dalam
Fitting harus sesuai dengan ISO 4179 yang mengacu pada ketebalan pipa lurus dengan
diameter yang sama. Toleransi ketebalan lapisan dalam harus ditambah 6 mm untuk fitting.
Toleransi negatif tidak diperbolehkan.
4.4.6
Fitting-fitting yang dipasang di bawah tanah harus dilapisi bagian luarnya dengan lapisan
bituminous yang sesuai dengan BS 4147 atau BS 3416, atau yang setingkat. Pelapisan yang
telah selesai harus memiliki ketebalan kira-kira 0,04 mm, menerus, rata tidak rapuh pada
waktu kena angin atau tidak lekat pada waktu kena sinar matahari. Pelapisan harus benarbenar melekat pada pipa.
4.4.7
Pengetesan di Pabrik
Pemeriksaan bagian luar, bentuk, dimensi dan berat harus dilaksanakan pada setiap fitting
dan valve. Fitting dan valve harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari
pembengkokan. Semua fitting harus baik dan bebas dari kerusakan pada permukaan.
Setiap fitting harus sesuai dengan pengujian tekanan hidrostatik sebagaimana telah
ditetapkan dalam ISO 2531. Fitting yang bocor atau tidak tahan dengan tekanan pengetesan
akan ditolak.
4.4.8
Pemberian Tanda
Masing-masing fitting dan valve harus diberi tanda nama pabrik, tahun pembuatan, diameter
nominal dan kata-kata Ductile pada semua fitting dan valve. Tanda-tanda tersebut boleh
dicor, dicat atau cap-capan.
Untuk material jembatan pipa (pipa dan perlengkapannya) yang terdiri dari baja dan galvanis
pengadaannya dimasukkan ke dalam paket-paket pelaksanaan.
IV-11
SPESIFIKASI TEKNIS
4.5
4.5.1
Presentasi test pipa, fitting dan accessories berlangsung di pabrik. Pemasok menyediakan
peralatan test, material yang diperlukan, alat-alat pemeriksa dan personalia yang terlatih
untuk presentasi pengetesan.
Pipa, fitting, valve dan accessories yang menurut pendapat para pemeriksa, menunjukkan
kekurang sempurnaan kecil yang tidak bisa tidak mesti terjadi pada saat proses pabrikasi dan
tidak merugikan bila dipakai tidak harus ditolak dan Pemasok atas pertanggung jawabannya
Berat
Semua barang-barang harus ditimbang. Pipa dan Fitting ukuran normal 300 mm atau
lebih harus ditimbang secara terpisah. Barang-barang yang mempunyai diameter lebih
kecil harus ditimbang bila dalam konsinyasi sampai 2000 Kg.
Barang-barang yang beratnya kurang dari berat normal (setelah dikurangi dengan
toleransi) boleh diterima oleh Pihak Pembeli, dengan kebijakannya sendiri dan dengan
kondisi bahwa mereka memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang diminta. Barang barang yang beratnya melebihi berat normal harus diterima.
IV-12
SPESIFIKASI TEKNIS
b.
Test Mekanikal
Test rentang harus dilakukan pada contoh yang dipilih dari lot yang akan
diserahterimakan. Bila barang-barang yang test hasilnya memenuhi syarat, maka lot
tersebut harus diterima dengan syarat bahwa tidak satupun dari contoh barang yang
ditest menunjukkan hasil kurang dari 10 % dari nilai yang diperlukan.
Laporan pemeriksaan yang dibuat untuk setiap lot harus ditandatangani oleh pihak-pihak yang
hadir. Barang - barang yang ditimbang secara terpisah harus diditunjukkan dalam laporan
tersebut dengan indikasi tentang massa dan nomernya.
Masing-masing group barang yang ditimbang secara bersama harus diindikasikan dalam
nomor dan berat keseluruhan.
Semua sertifikat uji yang dilakukan di pabrik harus dilampirkan pada Laporan Pemeriksaan.
Pemasok menyerahkan 5 (lima) photocopy dari masing-masing hasil test.
Laporan Pemeriksaan dan sertifikat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
penerimaan barang.
4.5.2
4.5.2.1 Aspek
Barang yang menunjukkan adanya cacat, irregular bending, ovalisasi unsticking atau cacat
pada coating luar atau lining dalam harus ditolak.
Pihak Pembeli berhak melakukan test hidrolik terhadap barang-barang yang menurut
pendapatnya tidak memenuhi persyaratan kekedapan air. Test tersebut dibatasi pada 1 %
dari jumlah barang yang harus dipasok ke lapangan.
Untuk prosedure pemeriksaan dan penerimaan barang sementara diterapkan peraturan peraturan yang terdapat pada Persyaratan Umum dan Persyaratan Khusus Dokumen Tender
ini.
IV-13
SPESIFIKASI TEKNIS
4.5.3
Pembayaran
Sesuai
degan
Persyaratan
Umum
dan
Persyaratan
Khusus,
maka
biaya
untuk
penyelenggaraan test dan pemeriksaan barang yang tercakup dalam Kontrak ini harus
dimasukkan kedalam Harga Satuan dari masing-masing item barang.
Biaya perjalanan Pihak Pembeli / Pemeriksa dari lapangan dan / atau dari Kantor Pihak
Pembeli (Jakarta / Indonesia) ke tempat pemeriksaan (pabrik), beserta biaya penginapan
harus dibayar oleh Pemasok Barang dan harus sudah termasuk ke dalam Harga Satuan
Barang.
IV-14
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIK
PENGADAAN PIPA HDPE DAN ACCESSORIES
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan dan menyediakan seluruh pipa, fitting dan
accesoriesnya seperti yang ditentukan dalam daftar kuantitas bahan, termasuk semua baut-baut, mur,
packing karet, ring-ring, serta bahan-bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk paket ini.
5.1 PERSYARATAN UMUM
5.1.1 Kualitas Bahan
Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus dilampiri dengan
Surat lzin Penggunaan Sll (Standard Industri Indonesia)/ SNI (Standard Nasioial Indonesia) dan
Departemen Perindustrian, oleh produsen/pabrik pembuat serta dapat menunjukkan pengalaman
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Bahan pipa yang diadakan/ditawarkan dapat berlainan dengan bahan yang tercantum dalam
spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa kualitasnya secara keseluruhan sekurangkurangnya harus sama dengan yang tercantum dalam persyaratan teknis bagian 2.1. Untuk pipa
PVC dan bagian 2.2. untuk pipa-pipa baja, serta harus dilengkapi dengan gambar-gambar detail
sambungan (Detail Junction) termasuk didalamnya ukuran dan spesifikasi dari bahan yang
digunakan.
Seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan di daerah tropis dengan
temperatur air antara 20 s.d 30 dan derajat keasaman (pH) antara 6 s.d 8. Seluruh pipa, fitting
dan accesoriesnya akan ditanam dalam tanah, kecuali untuk kebutuhan hal-hal yang khusus.
Standard kualitas yang digunakan untuk spesifikasi teknis ini, adalah standard yang berlaku
secara Nasional di Indonesia dan yang diakui secara Internasional.
SII/SNI
ISO
JIS
ANSI
ASTM
AWWA
BS
AS
DIN
Jika terjadi perbedaan antara Standar Indonesia (Sll) dengan Standar Intemasional, maka Standar
Indonesia yang akan berlaku dan jika standar Indonesia tidak menetapkan kriteria/persyaratan
yang dibutuhkan, maka dapat digunakan persyaratan yang sesuai dengan Standard Internasional
seperti di atas.
V-1
SPESIFIKASI TEKNIS
Sebelum pipa, fitting, dan accessories, dipabrikasi atau dikirim, rekanan harus menyerahkan
gambar-gambar pabrikasi (Shop Drawing) kepada Direksi/Pemberi tugas untuk mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu.
Gambar-gambar pabrikasi yang digunakan untuk seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya, harus
meliputi:
a. Jenis material yang digunakan, dimensi, ketebalan, panjang, jenis-jenis khusus, bentuk berat,
kelas, batasan yang diizinkan seita kualitas.
b. Standar dari Produsen, dimana material dan bahan pipa dipabrikasi.
c. Gambar-gambar pabrikasi secara lengkap termasuk detail-detail khusus, adaptor, fitting dan
desain penyambungan pipa.
d. Prosedur pengujian ( jika ada).
e. Metoda pelapisan dan perlindungan material pipa, jika ada.
Pipa HDPE harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dalam Sll 0161-81 atau
AWWA C 201-202 dan Standard Intemasional lain yang sama atau lebih tinggi.
Untuk pipa HDPE dengan diameter nominal (DN)
medium.
Bahan pipa harus dimanufaktur dan baja, yang berdasarkan hasil analisis menunjukkan
bahwa kadar air sulfurnya (S) tidak melebihi 0,05 % dan kadar phosfor (P) tidak melebihi
0,05 %.
Panjang standar pipa harus 6 m, dengan toleransi tidak melebihi 6 mm atau disesuaikan
dengan standar lain yang dapat diterima. Setiap pipa harus diuji di pabrik, dengan
pengujian tekanan hidrolis minimum sebesar 50 atm, jika ada pipa yang gagal atau rusak
dalam pengujian tekanan hidrolis tersebut, harus diganti dengan yang baru.
5.2.2.2. Sambungan Pipa
Agar dapat dilakukan penyambungan pipa dengan cara las temu, maka bidang potong
dan ujung-ujung baja serta perlengkapannya harus diserongkan. Penyerongan dari
ujung-ujung pipa tersebut harus dengan sudut 30 pada sebelah luarnya, diukur dari
garis yang tegak lurus pada sumbu pipa, dengan toleransi tidak lebih besar dan 5 serta
dengan lebar permukaan pada bagian rata di ujung pipa sekitar 1,6 mm dengan toleransi
lebih/kurang 0,8 mm.
Untuk penyambungan pipa baja dengan menggunakan flange, harus sesuai dengan
persyaratan pada ISO 2531 atau standar lain yang sama.
Rekanan harus mengadakan dan melengkapi semua bahan-bahan untuk penyambungan
pipa, termasuk sabuk penumpu, bahan untuk penyelesaian lapisan pelindung luar dan
dalam pipa setelah penyambungan las selesai dilakukan.
V-2
SPESIFIKASI TEKNIS
Seluruh perlengkapan pipa PE harus sesuai dengan persyaratan dan standar pada AWWA
C 201 & 202, ISO 2531 atau standar Internasional yang sama atau lebih tinggi.
Semua pembuatan perlengkapan pipa baja harus dilakukan di bengkel pipa (pipe shop)
sesuai dengan ketentuan, tekanan yang diizinkan serta ketebalan minimum yang
dipersyaratkan untuk batang pipa baja. Jika diperlukan, cincin penguat atau pelana harus
disediakan dan diadakan oleh rekanan.
Pembuatan bengkokkan pipa (bend) PE, harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut
ini:
-
Bengkokkan baja yang dibentuk, tidak boleh digunakan untuk pipa yang diameter nominal
kurang dari 450 mm dan hanya dalam kondisi yang sangat terpaksa. Untuk pipa dengan
diameter nominal kurang dan 450 mm dapat digunakan perlengkapan pipa dan material
jenis DCIP. Seluruh detail rencana untuk perlengkapan pipa harus diajukan serta diuji
oleh Direksi / Pemberi Tugas terlebih dahulu.
Hasil pengelasan harus diuji selama proses pembuatannya, sesuai dengan ketentuan pada
AWWA C-200 - 86, sebagai berikut:
a.
Contoh hasil las, yang berasal dan bagian ujung pipa, diambil tegak lurus atau
dapat juga dari plat yang dibuat dari bahan yang sama digunakan untuk pembuatan
pipa. Plat uji tersebut harus dilas dengan prosedur, operator dan plat yang sama
serta berurutan, sesuai dengan pengelasan yang dilakukan pada pipa.
b. 2 (dua) contoh hasil las untuk uji tegangan harus dilakukan dan harus menunjukkan
tegangan patah (tensile strenght) tidak kurang dan 100 % tegangan patah dan bahan
dasar.
c.
(dua)
contoh
uji
bengkokkan
harus
dilakukan
dan
harus
mengalami
pembengkokkan 180 pada jig. Jika melakukan uji "Guided Bend" satu contoh hasil las
menghadap ke dalam uji bengkokkan, sedangkan hasil contoh las yang ke dua harus
dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan
permukaan dalam
pipa
menghadap keluar pada uji bengkokkan. Contoh hasil las dianggap memenuhi syarat,
apabila :
-
Tidak terjadi keretakan atau cacat terbuka lainnya melebihi 1/8 inchi, yang diukur
ke segala arah pada las atau antara las
dengan bahan dasar setelah
pembengkokkan.
Contoh hasil las mengalami retak atau patah dan permukaan
patah
menunjukkan penetrasi pada seluruh tebal las, dan tidak ada slag yang masuk
atau keropos, sampai pada tidak adanya kantong-kantong gas atau slag yang
masuk melebihi 1/16 inchi dan jumlah ukuran cacat dalam tiap inchi persegi dan
las tidak melebihi 3/8 inchi.
V-3
SPESIFIKASI TEKNIS
d. Apabila pada contoh hasil las terjadi cacat waktu mengerjakan dengan mesin
atau terdapat cacat-cacat lain yang tidak ada hubungannya dengan pengelasan,
maka hasil contoh pengelasan harus diganti dengan yang lain.
5.2.2.5. Perlindungan Pipa
Pipa HDPE dan perlengkapannya harus diberi lapisan pelindung luar dan dalam untuk
melindungi permukaan bagian dalam dan luar pipa dan kondisi korosif untuk jangka
panjang.
Pelindung luar pipa dan perlengkapannya harus terdiri dari lapisan primer dan lapisan
bagaian luar sesuai dengan standar yang ada.
Sebelum penggunaan bahan-bahan pelindung luar, permukaan bagian luar pipa harus
bersih dan bebas dari minyak, cat, oli, serpihan las, kerak, ujung yang tajam dan
karat yang menggunakan sikat baja atau sandbalsting.
Untuk pipa yang akan dipasang di atas permukaan tanah harus dicat dasar sebagai
pelapis primer dan kemudian dilapisi dengan cat, pelindung epoxi. Sedangkan untuk pipa
yang akan ditanam di tanah, disamping dilapisi dengan cat dasar juga dengan coal tar
enamel dua lapis.
Pelindung dalam pipa dan pelengkapnya harus sesuai dengan standar AWWA C-205 atau
BS S - 534, dengan menggunakan bahan pelapis "Cement Mortar".
Pelindung dalam pipa tidak boleh mengandung bahan yang larut dalam air serta beracun
dan dapat menimbulkan rasa dan bau pada air minum setelah pembersihan pipa
(Flushing).
Pelapisan permukaan bagian dalam pipa dilakukan secara sentrifugal dengan
membersihkan dahulu permukaan pipa dari serpihan, karat, kotoran atau bahan
lainnya yang tidak dikehendaki. Ketebalan lapisan cement mortar harus berkisar antara
6 mm s/d 10 mm untuk ukuran diameter minimal pipa antara 100 mm s/d 900 mm.
Setelah pelapisan bagian dalam pipa selesai, ujung-ujung pipa harus ditutup sampai
dengan saat pengiriman dan pengangkutan serta ditandai dengan tanggal pelaksanaan
pelapisan pada setiap batangan pipa.
5.2.2.6. Pemberian tanda
Setiap pipa HDPE dan perlengkapannya harus diberikan tanda yang memuat informasi,
tentang hal-hal berikut:
-
V-4
SPESIFIKASI TEKNIS
a. Jika tidak ditentukan, maka ukuran dan pelubangan dari semua flange pada
pekerjaan pipa harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari
SII O59881.
b. Bagian leher dan bagian rata dari flange yang dilas St.37.2 sesuai dengan DIN 17100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu St. 37.1 sesuai dengan
standar yang sama.
c. Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan lain yang
ada pada spesifikasi teknis ini, dan harus mempunyai celah-celah tempat sesatan
Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta mempunyai
diameter yang sama dengan masing-masing luar flange dan harus dilengkapi dengan
bentuk lubang yang sama dengan bentuk flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet, diperkuat dengan satu atau dua lapis
perantara. Ketebalan 3 mm dan harus dapat menahan arus listrik.
Rekanan harus menyediakan semua adaptor untuk keperluan sambungan dari berbagai
diameter dan material. Detail penyusunan bahan, rencana dan letak semua adaptor pipa
harus diketahui Dereksi untuk disetujui sebelum dirakit.
Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi dengan
insulasi/penahan. Penahan hubungan flange harus cocok untuk tekanan kerja paling tidak
8 kg/cm2.
Material penahan/insulasi dari polythylene stud-sleeves, 2 fauric reinforced phenolic
washer dan 2 shell washer harus dilengkapi dengan kancing. Gasket harus dengan muka
yang penuh dan harus dilengkapi dengan kancing dan harus dari lembai-lembar paket
dielektrik.
Baut, Mur dan Washer untuk hubungan/sambungan flange harus terbuat dari baja galanis
yang dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur harus sesuai dengan ISO/R.
898.
Panjang ulir dari batas akhir mur dalam putaran baut harus sebanding, atau paling tidak
harus sama dengan diameter baut.
Ukuran baut, mur dan washer harus sesuai dengan ukuran flange yang dipersyaratkan
pada Sll 0598-81 atau ISO 13-1978.
Untuk setiap flange pada perpipaan, fitting dan accesoriesnya, dengan pengecualian
untuk flange spigot dan flange-socket, harus dilengkapi dengan satu set lengkap baut,
mur dan washer.
V-5
SPESIFIKASI TEKNIS
Umum
Rekanan harus menyediakan dan mengadakan semua katup aliran sesuai dengan keperluan pada
daftar kuantitas material. Semua katup-katup untuk jenis yang sama harus dari satu
pabrik/manufaktur. Katup-katup tersebut harus dilengkapi nama pabrik pembuatnya, tekanan
kerja, diameter dan arah aliran pada badannya.
Tekanan Kerja
Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10 kg/cm 2. Setiap katupkatup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja pada katup tersebut.
Katup-katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan maupun
pengontrolan aliran. Baik dioperasi untuk waktu yang lama, yang dijalankan pada sistem terbuka
maupun tertutup. Semua bagian-bagian katup yang berhubungan langsung dengan kimia harus
tahan terhadap karat yang ditimbulkan.
Jika tidak ditentukan lain, katup berukuran 50 mm dan yang lebih kecil seluruhnya harus terbuat
dan perunggu atau bahan-bahan yang tahan karat. Untuk katup berukuran lebih dari 75 mm
menggunakan bahan Gray Cast Iron. Untuk roda pemegangnya harus dan besi tempa. Katupkatup metalik yang disambung pada pipa besi atau baja pada lapisan pemisahnya memakai katup
dengan ukuran diameter 75 mm dan yang lebih besar harus diakhiri dengan ujung flange, jika
tidak ditentukan lain dalam gambar atau yang seperti disyaratkan dalam ISO 2531. Semua ulir
katup harus dari perunggu atau stanless steel - Aisi Type 304. Hubungan karet pada ulir katup
dengan klem pembungkusnya harus dihindari.
Pelumasan
Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh harus dilumasi dari luar
secara tersendiri.
Stuffing Box
Stuffing Box harus dari jenis "Gland Packing" jika tidak ditentukan lain. Stuffing box harus
dilengkapi dengan gelang perunggu dan "Square falx packing". Semua baut, sekrup, kancing dan
mur yang dipakai untuk menghubungkan stuffing box harus sedemikian, sehingga dapat diatur
atau dibongkar pasang tanpa mengganggu bagian-bagian lain atau operasi packing gland.
Operator
Katup-katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang rantai, magnetic
operator dan sebagainya seperti yang ditujukkan pada gambar pabrikasi. Katup-katup dapat
dibuka dengan cara memutar berlawanan dengan arah jarum jam atau panah penunjukkannya
yang dibuat oleh pabrik pembuatnya.
Gambar-gambar Pabrikasi
V-6
SPESIFIKASI TEKNIS
5.3.2.
a. Badan Katup kupu-kupu harus terdiri dari besi cor atau baja dan harus jenis yang pendek
sesuai dengan ASTM A-126. Katup kupu-kupu harus sesuai untuk dioperasi secara mekanis
dengan listrik atau dengan tekanan udara.
b. Disc seating harus dari bahan kuningan dan replaceable cadless, disc gasket harus dari karet,
yang diikatkan pada disc dengan baut baja tidak
berkarat. Karet
gasket lebih disukai yang diperkuat dengan logam.
c. Katup-katup harus mampu dijalankan dengan aliran maksimum yang dapat terjadi pada aliran
pada keadaan-keadaan tertentu.
d. Mekanisme untuk setiap katup, kecuali jika ditentukan lain, diikat atau ditahan pada badan
katup dengan sepotong pemisah jarak. Mekanisme pengoperasian untuk katup-katup yang
lain hanis ditinggikan pada kedudukan lantai yang sesuai dan akan dioperesikan melalui
tangki yang sama seperti yang ditunjukkan dalam gambar pabrikasi dan persyaratan pada
AWWA C-504. Sumbu putar dari semua valve disc harus horizontal kecuali jika ditetapkan
lain.
e. Setiap mekanisne pengoperasian harus dapat diganti atau dapat diperiksa dan diperbaiki.
Cara pencegahan harus dibuat agar cakram tidak terkunci pada saat terbuka penuh atau pada
posisi ditutup rapat ketika mekanisme pengoperasian dihilangkan. Semua bagian
mekanisme pengoperasian harus selalu diperiksa, diatur, diperbaiki dan diganti.
f.
5.3.3.
Mekanisme pengoperasian untuk semua katup dapat melakukan penguncian, dengan arti
bahwa air tidak dapat mengakibatkan cakram bergerak dari posisi yang telah ditetapkan lain.
Katup-katup Penahan (Check Valve)
a. Katup-Katup Penahan harus sesuai untuk digunakan pada posisi horizontal atau vertikal
yang arah alirannya ke atas, sesuai dengan standar AWWA C-508-82.
b. Katup penahan dengan diameter moninal 300 mm dan lebih besar harus dan jenis "non
slamming" dengan "Concreatic Spring Loaded Disc" atau " Conreatic Rubber Membrance".
c.
Katup penahan dengan diameter lebih kecil dari 300 mm harus dibuat sedemikian rupa
sehingga cakram (disc) atau alat-alat lain sehingga pelengkapnya mudah dibuka dan diganti
tanpa harus membuka seluruh katup dan perpipaan.
d. Badan katup harus terdiri dari cor dengan kekuatan tarik minimum 2.200 kg/cm3. Cakram
harus dari perunggu dengan besi cor atau perunggu seluruhnya.
e. Body seat harus dengan ulir cepat dan disekrup ke dalam kedudukan yang benar pada badan.
Muka dari cincin harus dihaluskan dengan mesin.
f
5.3.4.
Setiap katup harus mampu menahan tekanan hidrolis 20 kg/cm2 dengan ujung kepala besar.
Pengujian harus menunjukkan tidak adanya kebocoran pada logam dan sambungan.
Katup Pintu (Gate Valve)
Jenis, ukuran dan perpipaan katup-katup hendaknya sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
pabrikasi. Semua gate valve yang dipergunakan dalam jalur pipa hendaknya mampu untuk
tekanan kerja 120 m kolom air, doubel disc, badan besi tuang, bingkai tembaga, gate valve tanpa
tangki pemutar sesuai dengan persyaratan AWWA C-500. Pengakhiran ujung-ujung katup
hendaknya mempunyai penyambung flange, kecuali bila ditunjukkan lain dalam gambar. Flange
untuk katup hendaknya sesuai dengan ANSI B-16.1 untuk flange dan fitting mur 2 (dua) inchi
V-7
SPESIFIKASI TEKNIS
persegi dan membuka ke arah yang seragam, permukaan-permukaan luar dan dalam setiap katup
hendaknya dilapisi atau dipoles dengan 2 (dua) lapisan aspal.
5.3.5.
Rumah Katup
5.3.6.
Rumah katup harus dengan badan katup yang bulat, terdiri dari perunggu dan tekanan rata-rata
10 kg/cm2. Cakram harus dapat diperbaharui, katup-katup harus mempunyai batang terbuka,
roda-roda tangan yang sekrup dengan ulir. Kepala cakram dan seterusnya dibuat dari cor-coran
perunggu 85-5-5-5. Cakram harus dari campuran setengah lunak atau seperti yang disyaratkan
oleh pabrik pembuatnya.
a. Katup hampa udara dan katup pelepas udara berbadan kuat sekali dibuat dan besi cor atau
bahan besi tempa, pelampung dari baja tahan karat dan direncanakan untuk tekanan kerja 10
kg/cm2. Katup mempunyai katup penutup secara menyeluruh yang digunakan selama
pemeliharaannya.
b. Semua unsur yang bergerak harus dibuat dan baja tahan karat atau perunggu.
c. Katup yang berlubang lebar (pemecah kehampaan) harus mempunyai lubang yang berbentuk
bulat, terbuka penuh bila ruang katup kosong dan tertutup repat dengan sendirinya bila
ruangnya penuh air.
d. Katup berlubang kecil (pelepas udara) digerakkan terapung dan tertutup bila ruang katupnya
penuh dengan air.
e. Katup berlubang rangkap adalah bersifat gabungan antara katup berlubang kecil dengan
katup berlubang lebar. Katupnya akan mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang
kecil-kecil bila jaringan kena tekanan, terbuka penuh mulutnya bila ruang katup kosong dan
tertutup rapat dengan sendirinya, bila ruangnya penuh dengan air.
f. Setiap katup diuji di bawah tekanan hidrostatis 10 kg/cm2 dan tanpa kebocoran.
5.4 PEMADAM KEBAKARAN (FIRE HYDRANT)
a.
Setiap susunan pemadam kebakaran terdiri dan bagian atas, pemadam, siku-siku, katup pembuka,
alat sambungan atau peralihan yang diperlukan untuk menyambung katup dengan pipa yang ada.
Pemadam kebakaran harus direncanakan demikian rupa, bila bagian atas pecah, air dari pipa tidak
akan mengalir keluar.
b. Pemadam kebakaran berbadan besi cor, dilapisi seluruhnya dengan perunggu atau campuran logam
tahan karat, type pemadam kebakaran di atas tanah dan harus mempunyai lubang masuk 100 mm.
Setiap pemadam kebakaran harus dilengkapi pipa penyambung dengan pompa motor secara
langsung yang berukuran 100 mm. Setiap pemadaman kebakaran harus tahan tekanan kerja 10
kg/cm2 dengan katupnya dalam keadaan terbuka atau tertutup.
Gelang pengedap (Nipple) slang karet dibuat dari kuningan atau logam tahan karat. Pemadam
kebakaran pada bagian basah dilamuri kembali mengikuti petunjuk pabriknya, kecuali bagian atas
pemadam kebakaran tersebut sebelah luarnya harus dicat merah.
Umum
Test bench adalah alat kalibrasi yang digunakan untuk mengukur akurasi / ketepatan dan
meteran air , , 1 perlengkapan test bench tersebut antara lain :
Inlet Valve
Manometer
Mechanical Clamp
Conecring Head
V-8
SPESIFIKASI TEKNIS
5.5.2
Vacum Valve
Flow Endicator
Tabung Ukur
Outlet Valve
Tangki Air
Meja Test Bench
Perpipaan
Bahan dan Ukuran
Meja test bench terbuat dari pelat besi atau besi siku dengan ketebalan 3 5 mm, dengan
disesuaikan pada panjang dan lebar alat tersebut. Tangki Test Bench terbuat dari pelat besi
dengan ketebalan 2 3 mm atau fibre glass tebal 5 6 mm, kapasitas 100 200 liter. Conection
Head terbuat dari bahan kuningan / brass, sedangkan perpipaan yang digunakan terbuat dari
bahan GIP medium class. Manometer yang digunakan mampu menahan tekanan minimum 12
bar, dengan range pengukuran dari 0 10 bar Inlet / Outlet Valve yang digunakan dari jenis Ball
Valve mampu menahan tekanan minimum 12 bar.
Umum
a. Water meter yang dibutuhkan mempunyai Type Drinking Multijet, Dry Dial, Magnetic Drive,
Straight Line Reading, dengan Body Coper Alloy / Bronze (untuk - 1 stainles
spindle).
Water Meter Induk yang diameternya lebih besar dari 2" harus mempunyai Body Cast Iron.
b. Kemampuan uji Water Meter pada temperatur 40 C mampu menahan Working Pressure
minimal sebesar 10 Kg/ Cm2.
c.
Pada setiap Body Water Meter / bagian yang terlihat dari luar harus jelas kelihatan tanda
panah arah aliran ukuran merk.
(INCHES)
MAX. FLOW RATE
(Q MAX . M 3/h)
ACCURACY LIMIT
At + 5 % Q Min (1/h)
At + 2 % Qt (1/h)
STARTING FLOW RATE (1/H)
WORKING PRESSURE (atm)
CENTER :
- MAX. READING (M3)
- MIN READING UNIT (L)
13
1/2
4
20
3/4
7
25
1
10
32
1
12
50
150
200
30
120
12
10
50
200
20
10
70
280
25
10
90
400
30
10
500
2.000
250
16
4.500
20.000
1.500
16
7.500
40.000
1.800
16
10.000
0,1
10.000
0,1
10.000
0,1
1.000.
000
0,1
1.000.
000
0,1
1.000.
000
0,1
1.000.
000
0,1
2
30
6
300
8
500
Accuracy limit dan starting flow rate adalah maksimum yang diizinkan, sehingga tidak
diperbolehkan lebih besar dari nilai yang tersebut dalam tabel di atas.
V-9
SPESIFIKASI TEKNIS
5.6.2.
Kapasitas Kalibrasi
5.6.3.
Anti Karat
5.6.4.
Persyaratan Lainnya
Untuk 1 (satu) kali operasional dapat mengkalibrasi minimal 10 buah meteran air. Test bench ini
dapat digunakan dengan baik pada kapasitas pengaliran minimum 10 - 30 liter/jam dan maximum
4 - 10 m3/jam.
Seluruh bahan besi yang digunakan telah dilakukan proses anti karat dengan pengecatan atau
epoxy pada bagian luar dan dalam.
Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan brosur dan buku petunjuk
pemakaian.
a.
Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan jointing materialnya
(coupling, mur baut dan gasket) sesuai dengan sistem sambungan.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
5.6.5.
Pengadaan Water Meter tersebut harus sudah sesuai dengan Undang - Undang No. 2 Tahun
1981 oleh Direktorat Metrologi.
Meter air harus dilengkapi tempat penyegelan yang baik, sehingga meteran air tersebut
tidak dapat dibuka atau diubah peralatan dalamnya tanpa merusak segel.
Bahan-bahan yang digunakan harus tahan korosi baik langsung maupun tidak
langsung.
Bahan-baban yang digunakan harus tahan terhadap temperatur air, 40 C.
Bahan pada bagian penutup, kepala, dan bahan Water Meter harus memenuhi syarat
kadar tembaga minimal 65 %.
Baut, skrup harus terbuat dari bahan tahan korosi.
Box Meter
Pembuatan Box Meter disesuaikan dengan ukuran gambar bestek yang dapat terbuat dan Fiber
Glass atau pelat baja penutup, sedangkan untuk bahan fiber glass lidah kunci terbuat dan besi
plat. Ketebalan untuk Fiber Glass 3 mm dan untuk lidah kunci 2 mm dengan dilengkapi 1 (satu)
buah kunci slot untuk setiap Box Meter. Setiap lidah kunci besi plat dari Box Meter harus
dilengkapi dengan cat anti karat.
Bahan
5.7.2.
Perlengkapan
Kecuali ditentukan lain dalam syarat-syarat pemasukan Penawaran beserta lampirannya, maka
supplier yang telah ditunjuk sebagai pemenang pelelangan atas permintaan Direksi harus
menyampaikan Brochure dan alat bantunya yang mencakup : Type material, ukuran panjang,
tebal dinding, bentuk, berat, kelas, batasan-batasan yang diijinkan dan mutunya, Standard bahan.
Detail-detail khusus sambungan sedangkan alat bantu yang mempunyai type khusus yang
tidak tercakup dalam brochure agar dibuatkan gambar kerja tersendiri yang mencakup data-data
seperti tersebut diatas.
Perlengkapan alat bantu dan Tangki harus disupplai secara lengkap termasuk jointing
materialnya, persyaratan dan standard bahan-bahan dan sistim sambungan harus sesuai dengan
Standard SII baik untuk alat bantu PVC maupun GIP dan lain-lain.
Jika tidak ditentukan lain maka kebutuhan alat-alat bantu untuk Tangki sesuai dengan
daftar/gambar bestek dan atas persetujuan Direksi.
V-10
SPESIFIKASI TEKNIS
Fiber Glass Reinforced Polyester (FRP) Tank dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Supplier akan mensupplai Prefabricated FRP Tank berikut kelengkapannya.
b. Semua yang digunakan mempunyai kualitas yang tinggi dan cocok untuk air minum.
c. Semua bekas-bekas potongan akan dicoating kembali dengan resin untuk
menghindari serat-serat glassnya.
Tangki yang akan disupplai :
V-11
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIK
PENGADAAN PIPA PVC DAN ACCESSORIES
6.1
UMUM
Pemasok harus menyediakan dan menyerahkan semua pipa, fitting, valve, coupling, mur, baut,
gasket, material penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dan disebutkan dalam
Daftar Kuantitas Barang atau dalam gambar (Drawing).
Pemasok harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana yang dirinci di sini dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Barang. Semua pipa, fittings, valve dan accessories harus sesuai
untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 320C.
Pemasok harus menyediakan suatu pernyataan dari Pabrik Pembuat Barang yang menyatakan
bahwa barang yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana dirinci dalam Spesifikasi
Teknis. Pemasok juga harus menyampaikan sertifikasi laporan tentang uji kimiawi dan fisik yang
telah dilakukan di pabrik. Pemasok diharuskan untuk menyerahkan keterangan-keterangan tentang
cara-cara penyimpanan dan cara penanganan barang yang harus mendapat persetujuan dari Pihak
Pembeli terlebih dahulu. Acuan standard international atau national atau publikasi yang tertera di
dalam Spesifikasi Teknis ini dimaksudkan sebagai kerangka acuan / konfigurasi, tipe dan kualitas
secara umum.
6.1.1
Shop Drawings
Dalam jangka waktu 15 hari kalender setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Pemenang, Pemasok
harus menyediakan semua shop drawing yang dipersiapkan oleh Pabrik dan yang telah mendapat
6.1.2.1 Kesepakatan
Referensi standard nasional ataupun internasional yang ada dalam spesifikasi ini dimaksudkan untuk
menunjukkan konfigurasi jenis dan mutu secara umum. Barang-barang yang disediakan harus
memenuhi standard yang diterima secara internasional yang dinyatakan bahwa kualitas secara
keseluruhan paling sedikit sama dengan yang dibutuhkan oleh standard yang telah ditentukan.
6.1.2.2 Singkatan-Singkatan
Bila ada singkatan-singkatan dalam Spesifikasi Teknis ini, maka singkatan-singkatan tersebut
dianggap mengacu kepada spesifikasi, standard atau metoda dari masing-masing negara atau
asosiasi internasional.
ASTM
BS
AWWA
SPESIFIKASI TEKNIS
ISO
JIS
SII
6.1.3
6.2.1
Material Terpakai
-
6.2
:
:
SII 0161-81
ISO 2531-1986
PENGEPAKAN
Pipa, fitting dan accessories harus disimpan oleh pemasok tidak langsung bersentuhan dengan
permukaan tanah, dan harus diberi penopang, diberi alas dan diikat serta ditutup sehingga tidak
terkena sinar matahari secara langsung.
Tumpukan pipa-pipa tidak boleh saling bersentuhan satu dengan yang lain secara langsung dan
ditumpuk sesuai aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pabrikan.
Coupling dan sambungan (dan semua komponen terkait) dan barang serupa yang lain harus
disimpan di tempat yang bersih, kering tidak langsung diletakkan di permukaan tanah / lantai dan
terlindung atau pada daerah yang tertutup yang disediakan oleh Pihak Pembeli.
Apabila ada item barang yang harus disimpan mempunyai keawetan yang terbatas atau
mengharuskan untuk disimpan di tempat tertentu, maka cara penyimpanannya harus sesuai dengan
instruksi pabrik.
Lahan penyimpanan disediakan oleh Pihak Pembeli dan Pemasok barang akan menjamin
keamanannya.
6.2.2
Setiap kendaraan yang akan mengangkut pipa harus mempunyai panjang badan sedemikian rupa
sehingga yang diangkutnya tidak menggantung. Pipa yang besar dimuat ke kendaraan sedemikian
rupa supaya aman selama dalam perjalanan.
Pipa-pipa tersebut harus ditangani sesuai dengan rekomendasi pabrik. Pipa sama sekali tidak boleh
dijatuhkan atau digulingkan dari kendaraan atau didorong sedemikian rupa sehingga bertabrakan
satu dengan yang lain, dan juga tidak boleh diseret atau ditarik. Perlakuan tersebut di atas berlaku
juga untuk valve, fitting dan accessories.
VI-2
SPESIFIKASI TEKNIS
6.3
6.3.1
Produk PVC yang digunakan dalam proyek ini adalah pipa untuk kebutuhan sistem primer, sekunder
dan tertier dengan diameter DN (50 - 350 mm).
Pipa PVC harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam SII 0344-82 S10, ISO 4065-78 (E) atau
standard internasional lain yang diterima yang mempunyai kualitas sama atau lebih tinggi. Fitting
mengikuti standard SII 0950-84.
Bahan baku untuk membuat pipa PVC harus polivinyl chloride tanpa plasticizer yang mempunyai
kadar PVC murni minimum 92,5%. Dalam segala hal produk akhirnya harus homogen, kedap air.
Bau dan rasanya tidak terdeteksi.
Pemasok bertanggung jawab bila ada kegagalan dalam pengujian unsur bahan pipa yang
dilaksanakan oleh laboratorium independen.
Pipa PVC 50 mm dan yang lebih besar harus diberi integral thicknened wall bells atau coupling untuk
penyambungan dengan gelang karet / rubber ring. Sambungan tersebut harus bisa menahan
pergerakan longitudinal yang diakibatkan adanya perubahan suhu sampai dengan 500C tanpa
kehilangan daya kekedapan airnya.
6.3.1.2 Diameter Pipa dan Fitting
Diameter pipa dan fitting harus memenuhi standar SII 0344 dan SII 0950 atau standard
internasional lainya yang sama dan dapat diterima oleh Pembeli. Panjang efektif pipa adalah 6
(enam) meter. Ketebalan minimum dinding pipa dan diameter luas pipa harus sesuai dengan tabel
berikut ini.
50
63
3,8
(mm)
(mm)
65
75
(mm)
4,5
80
100
90
110
150
200
160
200
9,5
11,9
315
18,7
125
140
250
250
300
VI-3
5,4
6,6
8,3
14,8
SPESIFIKASI TEKNIS
Jumlah pelumas dan cairan pembersih yang disediakan oleh pemasok harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
Cairan pelumas dan pembersihnya, apabila diterapkan dengan benar, tidak boleh merusak atau
mempunyai akibat yang merugikan atas PVC, dan tidak boleh meninggalkan bau, rasa atau warna
pada air minum atau mengandung bahan-bahan beracun yang membahayakan kesehatan manusia.
Petunjuk yang benar harus ditunjukkan pada pembungkus cairan pelumas dan pembersih ini.
Petunjuk tersebut berisi tentang :
-
Merek dagang
Cara Pemakaian
Bila kaleng ditinggalkan terbuka dalam berapa bulan, cairan tersebut masih bisa bertahan dan
tetap berfungsi.
6.3.1.4 Sambungan
Sambungan pipa PVC untuk saluran air minum mengacu standard SII 0950-84.
a.
Jika tidak disyaratkan lain, sambungan harus jenis sambungan dorong dengan cincin karet.
Pipa harus mempunyai Kepala di satu sisi dan sisi lain rata yang dapat dibefel kurang lebih
15 derajat. Pipa harus dilengkapi dengan garis tanda batas masuk di permukaan luar pipa.
b.
Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus direncanakan untuk pekerjaan penyambungan pipa PVC
dan tepat / cocok dengan diameter luar pipa PVC.
c.
Cincin karet untuk digunakan pada sambungan dorong dan gasket untuk sambungan mekanis
pipa besi ductile pada fitting atau flens, harus karet styrene butadiene (SBR) atau karet
sintetis lain yang dapat digunakan untuk pelayanan air minum.
d.
Pengujian Pipa
Pengujian pipa harus memenuhi persyaratan SII 0344-82 ketika diuji sebagai berikut :
Uji untuk penerimaan : Pada tekanan 42 bar selaman satu jam pada temperatur 20
Uji kualitas
derajat Celcius.
Pada tekanan 10 bar selama 1000 jam (atau 12 bar selama 100
jam) pada temperatur 60 derajat Celcius.
VI-4
SPESIFIKASI TEKNIS
e.
Penandaan (Marking)
Masing-masing pipa PVC, fitting dan accesories harus mempunyai tanda pabrik pembuat,
tahun pembuatan, diameter nominal (DN), kelas pipa (S8 atau S10), kata PVC dan kata
WJ-UDSP pada bahan pipa. Pada setiap sisi bend diberi tanda derajat sudutnya.
Dan pada setiap sisi bend, disamping tulisan di atas, tanda derajat sudutnya juga harus
dicantumkan.
f.
Penyerahan
ii)
iii)
iv)
v)
g.
Suatu catatan aktual tentang pengujian dan inspeksi yang diterima oleh Pihak Pembeli
yang hasilnya sesuai dengan standard yang diterima.
Harga satuan atau lump sum untuk pemasokan pipa dan fitting harus termasuk material
pelengkap seperti baut, mur, washer, rubber rings, seals, grease dan material-material lain
dalam jumlah yang cukup.
6.4
6.4.1
VALVE
Umum
Setiap katup pada dasarnya badannya terdiri dari besi cor atau besi ductile dengan dudukan
karet, piringan (disc), sebuah lubang katup dan penggerak mekanik, dan harus dalam segala
hal memenuhi persyaratan Standards for Rubber - Seater Butterfly Valves (AWWA
Designation C 504) atau standar International yang lain yang diakui yang menjamin kwalitas
yang sama atau lebih tinggi dari standar yang disebutkan di sini dan harus direncanakan
untuk tekanan kerja tidak kurang dari 12 bars.
b.
Setiap piringan katup berputar dengan sudut 90 derajat antara keadaan terbuka penuh
dengan tertutup seluruhnya, dan piringan berada dalam posisi tertutup, sebuah bidang datar
melalui sumbu perputaran dari piringan katup harus vertikal.
c.
d.
Penggerak mekanik harus disertakan pada badan katup dan harus memenuhi standar AWWA
C 504.
Mur operasi harus mempunyai luas 5 cm persegi (2 inci).
Setiap penggerak mekanik harus dapat dilepaskan guna pemeriksanaan atau perbaikan dan
dilengkapi dengan perlengkapan untuk penguncian piringan dalam keadaan terbuka penuh
atau tertutup ketika penggerak mekanik dilepas.
e.
Semua bagian dari penggerak mekanik harus siap setiap saat untuk pemeriksaan,
penyesuaian, perbaikan dan penggantian.
VI-5
SPESIFIKASI TEKNIS
f.
Penggerak mekanik untuk pengoperasian katup dengan tangan harus dapat mengunci sendiri
sedemikian rupa sehingga getaran tenaga air tidak akan menyebabkan piringan bergerak dari
tempatnya.
g.
Semua katup yang disediakan menurut persyaratan ini harus cocok untuk pengoperasian
berulang guna mengatur aliran air minum, dan juga tetap dapat beroperasi dengan baik
meskipun setelah jangka waktu lama tidak dioperasikan baik dalam keadaan tertutup atau
terbuka.
Badan katup dan flens harus terbuat dari besi tuang yang memenuhi persyaratan Specifications for
Grey Iron Casting for Valves, Flanges and pipe fittings, kelas B (ASTM Designation A 126), dari besi
ductlile (ASTM 536), atau dari besi baja yang dipabrikasi.
Dudukan katup harus tertahan dalam alur yang dibuat dengan mesin di dalam badan katup dengan
bantuan potongan penahan, atau dicor dengan semen, atau dengan cara lain yang mengikat penpen penahan, potongan-pottongan penahan, baut-baut, mur-mur dan ring-ring. Semua komponen
tersebut harus terbuat dari baja anti karat.
Piringan katup harus terbuat dari besi tuang yang mengandung 2(dua) prosen nekel. Dudukan
piringan terbuat dari besi tuang atau dari baja anti karat (stainless steel) dan harus mempunyai
dasar yang halus.
Lubang katup harus dari baja anti karat dan harus berdiameter minimum tidak lebih kecil dari yang
dipersyaratkan di dalam tabel 5 Standard for Rubber - Seated Butterfly Valves (AWWA
Designation C 540), yang direncanakan untuk kecepatan operasi normalnya.
6.4.1.6 Kotak penyumbat, gland dan paking
Lubang penyumbat (stuffing boxes) harus dilengkapi dengan gland yang terbuat dari kuningan dan
ring berbentuk O sebagai paking. Semua baut-baut, sekrup-sekrup, dudukan dan mur-mur, yang
dipakai yang berhubungan / bersentuhan dengan kotak penyumbat harus terbuat dari bahan baja
anti karat.
Perencanaan katup dan kotak penyumbat harus sedemikian rupa sehingga paking dapat diatur atau
sama sekali diganti tanpa menggangu. Setiap bagian dari katup penyumbat harus terbuat dari
bahan baja anti karat.
VI-6
SPESIFIKASI TEKNIS
Perencanaan katup dan kotak penyumbat harus sedemikian rupa sehingga paking dapat diatur atau
sama sekali diganti tanpa mengganggu setiap bagian dari katup atau bagian penggerak kecuali
bagian Packing gland.
6.4.1.7 Lapisan Epoxy
Permukaan besi bagian luar dan bagian dalam dari katup (tidak termasuk permukaan yang dibuat
dari bahan anti karat) harus dilapisi dengan coaltar epoxy. Lapisan harus disemprotkan di pabrik
setebal 3 lapis (3 kali semprotan). Ketebalan minimum pelapisan kering adalah 0.20 mm.
6.4.2
Gate Valve
a.
Katup pembuka harus dari bor yang menerus lurus dan badannya terbuat dari besi ductile
dan puncak katup perunggu yang merupakan piringan ganda irisan solid, dari tipe yang
tangkainya tidak naik/timbul ke atas. Katup harus memenuhi standar AWWA C 500 Gate
Valves for Water and Other Liquid atau standar internasional yang lain yang diakui dan dapat
menjamin kwalitas yang setara atau lebih tinggi dari standar yang disebutkan di sini dan harus
direncanakan untuk mempunyai tekanan kerja tidak kurang dari 16 bars.
b.
c.
Lapisan coaltar epoxy harus dilapiskan pada permukaan luar dan dalam katup besi kecuali
permukaan akhir atau yang bersifat memikul beban. Permukaan-permukaan harus bersih,
kering dan tidak berminyak sebelum pelapisan. Pelapisan dilaksanakan dengan tiga kali
semprotan. Ketebalan pelapisan kering minimum 0.20 mm.
6.4.3
Katup pelepas udara harus mempunyai badan yang terbuat dari besi tuang atau besi ductile
berkekuatan tinggi, pelampung dari baja anti karat, dan dirancang untuk tekanan kerja
sebesar 16 bars. Katup harus berisikan katup penutup yang lengkap untuk digunakan selama
pemeliharaan.
b.
c.
Semua bagian-bagian yang bergerak harus terbuat dari baja anti karat atau perunggu.
Katup bemulut lebar / Large Orifice (pemecah kehampaan) harus mempunyai mulut
(lubang pembukaan) dengan penutup berbentuk bola, yang terbuka penuh bila ruang katup
kosong dan tertutup rapat (drop-tight) bila ruangan katup penuh dengan air.
d.
Katup bermulut kecil / Small Orifice (pelepas udara) harus bergerak terapung dan tertutup
apabila ruangan katup penuh dengan air.
e.
Katup bermulut ganda Double Orifice harus merupakan gabungan antara karakteristik dari
katup bermulut kecil dan katup bermulut besar. Katup harus mengeluarkan kantong-kantong
udara kecil ketika saluran mendapat tekanan, membuka penuh Large Orifice ketika ruang
katup kosong dan tertutup rapat (drop-tight) ketika ruangan penuh dengan air.
VI-7
SPESIFIKASI TEKNIS
f.
6.4.4
Setiap katup harus diuji secara hidrostatis pada tekanan udara 10 bars tanpa menunjukan
kebocoran.
Sambungan
Semua sambungan yang berbetuk flange harus mengacu standar ISO 2531-86. Spigot dan Socket
harus sesuai / cocok dengan pipa PVC dan mengacu Standar SII 0344-82 dan ISO 4065 - 78.
Fititing DCI yang dipasang harus dilengkapi dengan gasket karet yang cocok untuk sambungan
mekanik, kecuali bila dinyatakan lain. Gasket harus berukuran dan berbentuk serupa apabila
disambung sesuai dengan petunjuk pabrik, serta memberikan sealed yang positif dalam batas-batas
defleksi dan tarikan sambungan maksimum yang ditetapkan oleh pabrik. Dalam keadaan terpasang
antara sambungan dan gasket masih dalam batas toleransi dan dalam batasan tekanan yang telah
ditetapkan.
Defleksi sambungan yang diijinkan pabrik tidak lebih dari 2,5 derajat persambungan.
6.4.5
Pelapisan Dalam
Fitting harus sesuai dengan ISO 4179 yang mengacu pada ketebalan pipa lurus dengan diameter
yang sama. Toleransi ketebalan lapisan dalam harus ditambah 6 mm untuk fitting. Toleransi negatif
tidak diperbolehkan.
6.4.6
Fitting-fitting yang dipasang di bawah tanah harus dilapisi bagian luarnya dengan lapisan bituminous
yang sesuai dengan BS 4147 atau BS 3416, atau yang setingkat. Pelapisan yang telah selesai harus
memiliki ketebalan kira-kira 0,04 mm, menerus, rata tidak rapuh pada waktu kena angin atau tidak
lekat pada waktu kena sinar matahari. Pelapisan harus benar-benar melekat pada pipa.
6.4.7
Pengetesan di Pabrik
Pemeriksaan bagian luar, bentuk, dimensi dan berat harus dilaksanakan pada setiap fitting dan
valve. Fitting dan valve harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari pembengkokan.
Semua fitting harus baik dan bebas dari kerusakan pada permukaan.
Setiap fitting harus sesuai dengan pengujian tekanan hidrostatik sebagaimana telah ditetapkan
dalam ISO 2531. Fitting yang bocor atau tidak tahan dengan tekanan pengetesan akan ditolak.
6.4.8
Pemberian Tanda
Masing-masing fitting dan valve harus diberi tanda nama pabrik, tahun pembuatan, diameter
nominal dan kata-kata Ductile pada semua fitting dan valve. Tanda-tanda tersebut boleh dicor,
dicat atau cap-capan.
Untuk material jembatan pipa (pipa dan perlengkapannya) yang terdiri dari baja dan galvanis
SPESIFIKASI TEKNIS
6.5
6.5.1
Presentasi test pipa, fitting dan accessories berlangsung di pabrik. Pemasok menyediakan peralatan
test, material yang diperlukan, alat-alat pemeriksa dan personalia yang terlatih untuk presentasi
pengetesan.
Pemasok harus memberitahukan secara tertulis tentang prosedure demonstrasi 15 hari sebelum
Wakil dari Pihak Pembeli yang bertanggung jawab atas penerimaan hasil pengetesan boleh
berperan serta dalam persiapan dan pengambilan contoh, juga dalam pemeriksaan ukuran dan test
hidrolis.
Pemeriksaan dan pengecekan berat pipa, fitting, valve dan Accessories bisa dilakukan setelah
material-material tersebut diberi coating.
6.5.1.2 Pengecekan Geometrik
Pipa, fitting, valve dan accessories yang menurut pendapat para pemeriksa, menunjukkan kekurang
sempurnaan kecil yang tidak bisa tidak mesti terjadi pada saat proses pabrikasi dan tidak merugikan
bila dipakai tidak harus ditolak dan Pemasok atas pertanggung jawabannya sendiri memutuskan
cara-cara untuk menghilangkan noda-noda ketidaksempurnaan tersebut. Dengan persetujuan Pihak
Pembeli, Pemasok boleh juga memperbaiki cacat yang terjadi namun yang tidak memerlukan
pengelasan untuk perbaikan tersebut.
a.
Berat
Semua barang-barang harus ditimbang. Pipa dan Fitting ukuran normal 300 mm atau lebih
harus ditimbang secara terpisah. Barang-barang yang mempunyai diameter lebih kecil harus
ditimbang bila dalam konsinyasi sampai 2000 Kg.
Barang-barang yang beratnya kurang dari berat normal (setelah dikurangi dengan toleransi)
boleh diterima oleh Pihak Pembeli, dengan kebijakannya sendiri dan dengan kondisi bahwa
mereka memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang diminta. Barang - barang yang beratnya
melebihi berat normal harus diterima.
b.
Test Mekanikal
Test rentang harus dilakukan pada contoh yang dipilih dari lot yang akan diserahterimakan.
Bila barang-barang yang test hasilnya memenuhi syarat, maka lot tersebut harus diterima
VI-9
SPESIFIKASI TEKNIS
dengan syarat bahwa tidak satupun dari contoh barang yang ditest menunjukkan hasil kurang
dari 10 % dari nilai yang diperlukan.
6.5.1.4 Laporan tentang Pemeriksaan di Pabrik
Laporan pemeriksaan yang dibuat untuk setiap lot harus ditandatangani oleh pihak-pihak yang
hadir. Barang - barang yang ditimbang secara terpisah harus diditunjukkan dalam laporan tersebut
dengan indikasi tentang massa dan nomernya.
Masing-masing group barang yang ditimbang secara bersama harus diindikasikan dalam nomor dan
berat keseluruhan.
Semua sertifikat uji yang dilakukan di pabrik harus dilampirkan pada Laporan Pemeriksaan. Pemasok
Laporan Pemeriksaan dan sertifikat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
penerimaan barang.
6.5.2
6.5.2.1 Aspek
Barang yang menunjukkan adanya cacat, irregular bending, ovalisasi unsticking atau cacat pada
coating luar atau lining dalam harus ditolak.
Pihak Pembeli berhak melakukan test hidrolik terhadap barang-barang yang menurut pendapatnya
tidak memenuhi persyaratan kekedapan air. Test tersebut dibatasi pada 1 % dari jumlah barang
yang harus dipasok ke lapangan.
Test tersebut dilakukan dengan biaya dari Pihak Pemasok.
6.5.2.3 Prosedure
Untuk prosedure pemeriksaan dan penerimaan barang sementara diterapkan peraturan - peraturan
yang terdapat pada Persyaratan Umum dan Persyaratan Khusus Dokumen Tender ini.
VI-10
SPESIFIKASI TEKNIS
6.5.3
Pembayaran
Sesuai degan Persyaratan Umum dan Persyaratan Khusus, maka biaya untuk penyelenggaraan test
dan pemeriksaan barang yang tercakup dalam Kontrak ini harus dimasukkan kedalam Harga Satuan
dari masing-masing item barang.
Biaya perjalanan Pihak Pembeli / Pemeriksa dari lapangan dan / atau dari Kantor Pihak Pembeli
(Jakarta / Indonesia) ke tempat pemeriksaan (pabrik), beserta biaya penginapan harus dibayar oleh
Pemasok Barang dan harus sudah termasuk ke dalam Harga Satuan Barang.
VI-11
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIK
PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada Pemborong tentang
metodologi teknis secara umum maupun hal-hal non teknis yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan pemasangan jaringan perpipaan yang harus diikuti dan ditaati oleh Pemborong.
Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pemborong adalah sebagai berikut :
a.
Arah aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar rencana Sistim Jaringan
Distribusi Air Minum.
Sehingga semua peralatan pengatur aliran telah direncanakan dan Pemborong tidak boleh
mengubah lokasi / perletakan peralatan tersebut kecuali dengan persetujuan tertulis dari
b.
Seluruh pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan sesuai dengan cara yang benar, rapi dan
cukup kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan gambar-gambar rencana serta instruksiinstruksi dari produsen agar sedapat mungkin diterapkan dengan baik.
c.
Apabila pipa-pipa dipasang / ditanam di dalam tanah, maka dasar parit-parit galian pipa harus
d.
Pemborong tidak diperbolehkan membengkokkan pipa tetapi harus menggunakan alat rakit
e.
Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang selanjutnya harus diuji secara hidrostatis, untuk
f.
7.1.1
rata dan bebas dari benda-benda yang keras seperti batu atau kerikil besar.
belokan (bend / elbow) dan pencabang (tee) untuk maksud tertentu.
itu bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun
sebelum pengujian tekanan hidrostatis selesai dilaksanakan. Pengujian ini dinyatakan berhasil
dengan memuaskan bila tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
Pekerjaan khusus dan gambar rencana yang tidak tercantum dalam spesifikasi teknis ini, harus
dikerjakan oleh Pemborong dengan ketentuan dari Direksi / Tenaga Ahli atau diatur dalam
Spesifikasi Teknis khusus secara terpisah.
Pemberi tugas akan menyiapkan peralatan untuk digunakan oleh Pemborong apabila dianggap perlu,
yang terdiri dari :
a.
1 (satu) set peralatan pemasangan pipa masing-masing untuk diameter 200 mm, 250 mm,
b.
300 mm untuk pipa PVC dan diameter 300 mm, 400 mm untuk pipa steel.
VII-1
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemborong harus memelihara semua peralatan dan mengembalikan dalam keadaan masih berfungsi
Peralatan Pemborong
Pemborong harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, minimal
d.
e.
c.
f.
Pompa dengan kapasitas minimal 2 m 3 / jam (minimal satu buah tiap lokasi), yang berfungsi
g.
h.
Kunci torsi (torque spanner) untuk mengencangkan baut pada sambungan flans.
Tamping bars.
j.
i.
Sebelum dimulai pekerjaan semua peralatan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
7.1.3
Gambar Kerja
memuaskan, Pemborong harus mengirimkan kepada Tenaga Ahli atas biaya sendiri, dua eksemplar
foto copy atau lightdruk dan aslinya / kalkir dari gambar kerja (as built drawing), yang
Gambar kerja tersebut untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
7.2
7.2.1
PEKERJAAN TANAH
Umum
Pemborong harus membersihkan lapangan pada jalur pemasangan pipa dan perlengkapan-nya.
Pepohonan, tanaman dan semak-semak pada jalur tersebut harus dibersihkan / ditebang dengan
petunjuk Direksi / Tenaga Ahli. Semua kerusakan pada pagar, tembok atau bangunan lain selama
pelaksanaan pekerjaan harus diperbaiki dengan hasil yang memuaskan Direksi / Tenaga Ahli
maupun pihak yang bersangkutan. Biaya ini telah termasuk dalam harga total kontrak dan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
VII-2
SPESIFIKASI TEKNIS
a.
Pengukuran parit galian, timbunan kembali dan pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan
cara Ukuran lari yaitu sesuai dengan jalur pemasangan pipa dan permukaan tanah asli
kecuali bila dikehendaki lain sesuai yang ditentukan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Pengukuran panjang harus menurut garis tengah pipa. Penggalian parit harus dilaksanakan
dengan tepat, cepat dan terikat pada syarat-syarat khusus di dalam kontrak, penimbunan
galian dan pipa.
Penggalian parit
segera dimulai dan diselesaikan bila pipa telah terpasang dan tersambung dan telah diuji
secara hidrolis.
b.
sebelum parit galian dimulai dengan kedalaman yang dikehendaki, yang berfungsi untuk
menentukan kesejajaran parit-parit. Biaya ini dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
Jika dikehendaki oleh Direksi / Tenaga ahli Pemborong harus mengadakan penelitian dan
penggalian untuk menentukan lokasi konstruksi di dalam tanah atas biaya sendiri dan
dilaksanakan di bawah pengawasan Pemberi Tugas.
Bila diperlukan Pemborong harus melaksanakan penggalian dan penimbunan lanjutan, guna
keperluan bangunan seperti : bantalan penahan dan manhole. Biaya tersendiri harus
disediakan untuk penggalian dan keperluan beberapa bangunan khusus. Jika dasar galian
ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan tidak stabil, seperti debu, sampah dan
sebagainya dan dalam pandangan Direksi / Tenaga Ahli harus disingkirkan, maka Pemborong
harus mengadakan penggalian dan menyingkirkan bahan-bahan yang tidak stabil tersebut.
Jika menurut pendapat Direksi / Tenaga Ahli diperlukan pondasi khusus seperti penggantian
tanah atau penimbunan dengan bahan yang sesuai, Pemborong harus menyelesaikannya
dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli. Pembayaran tambahan akan disediakan untuk
pekerjaan tambahan yang disetujui Direksi / Tenaga Ahli.
c.
Kelancaran Pekerjaan
Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan,
jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh merusak bangunan umum atau bangunan
perorangan lainnya. Jika perlu dan diminta oleh Direksi / Tenaga Ahli, Pemborong harus
mengangkut bahan galian untuk dibuang sesuai dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli.
Galian harus diberi penguat jika diperlukan, sehingga tidak runtuh dan menjaga para pekerja
untuk bekerja dengan aman. Pengamanan permukaan jalan dan bangunan lainnya harus
dibuat seperti yang ditunjukan oleh Direksi / Tenaga Ahli.
VII-3
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemborong harus melengkapi pekerjaan dengan saluran pembuangan air yang baik, sampai
Direksi / Tenaga Ahli menyatakan, bahwa seluruh pekerjaan pada pokoknya telah lengkap,
Pemborong harus menjamin bahwa seluruh pekerjaan sedapat mungkin dikerjakan dalam
keadaan kering, bebas dari genangan air. Meskipun ada persetujuan terhadap pencegahan air,
Pemborong tetap bertanggung jawab atas kelancaran, keselamatan pekerjaan setiap waktu
serta perbaikan-perbaikan dengan biaya sendiri semua kerusakan pada pekerjaan, termasuk
yang diakibatkan oleh banjir, kecuali ditentukan lain dengan persetujuan Direksi / Tenaga Ahli.
7.2.2
Galian Tanah
Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian menurut tingkat kesulitannya untuk
menentukan pembiayaan adalah sebagai berikut :
a.
c.
b.
Galian tanah keras / cadas merupakan tanah berbatu, umumnya untuk penggalian perlu
menggunakan bor, dan atau bahan peledak atau alat khusus lainnya.
menimbulkan
kedalaman galian lebih besar dari 0,20 m dari permukaan air konstan.
Semua jenis galian ini harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh Pemborong sehingga harus
dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Semua jenis galian ini harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh Pemborong sehingga harus
Apabila timbul masalah yang sulit dalam pelaksanaan galian maka harus segera dilaporkan kepada
Direksi / Tenaga Ahli dengan alternatif pelaksanaannya atau perubahannya untuk disetujui oleh
Direksi / Tenaga Ahli. Pemborong tidak diperbolehkan memasang pipa di dalam parit sebelum parit
tersebut diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
7.2.2.2 Penggalian Parit Pipa
Arah, ukuran dan letak / posisi galian parit pipa harus sesuai dengan gambar rencana. Untuk itu
patok-patok (sigh rails) yang kuat harus dipasang dan dipelihara oleh Pemborong pada setiap
perubahan arah dan kelandaian atau dimana saja yang dianggap perlu dengan jarak satu dengan
lainnya tidak melebihi 40 meter. Pada setiap patok (rail) harus diberi tanda diameter pipa dan
kedalaman penggalian yang harus dipakai sebagai patokan. Untuk mengurangi resiko kerusakan,
penggalian parit dekat instalasi yang telah ada harus dikerjakan dengan tangan.
Apabila dalam parit terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan atau rintangan lain, maka
Pemborong harus menggali rintangan tersebut sampai 20 cm di bawah dasar parit serta di setiap
sisi pipa dan perlengkappannya, kemudian mengisi kembali dengan pasir dan memadatkannya
sampai ketinggian yang diperlukan. Pipa tidak boleh diturunkan ke dalam parit sebelum parit
mempunyai kedalaman yang telah ditentukan. Panjang parit yang digali harus disesuaikan dengan
panjang pipa yang akan dipasang dan pemasangannya harus sesuai gambar rencana.
VII-4
SPESIFIKASI TEKNIS
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkan dengan baik, timbunan
harus ditempatkan dan dimampatkan seperti yang diisyaratkan. Galian harus dibuat dengan lebar
ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga, penguat galian dan peralatan pipa.
Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan, agar dapat dikerjakan dengan baik.
Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan
seragam pada tanah yang padat di setiap tempat, dianatara ruang penyambungan.
7.2.2.3 Penguat Parit Galian
Bilamana perlu Pemborong harus memperkuat dinding parit untuk mencegah terjadinya kelongsoran
tanah di luar galian yang akan merusak bangunan di dekatnya. Harga kontrak dianggap telah
mencakup biaya untuk keperluan tersebut.
7.2.2.4 Sarana Yang Ada
Apabila penggalian parit yang dilaksanakan berdekatan atau melewati saluran buangan, perpipaan,
jaringan kabel dan lain sebagainya, maka Pemborong harus menggunakan penguat sementara atau
gantungan bila diperlukan, sedangkan dalam saluran-saluran buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan
lain sebagainya aka terganggu untuk sementara waktu, maka setelah pelaksanaan harus diganti /
diperbaiki seperti semula.
Jika menurut pendapat Direksi, pembuatan saluran pipa tidak dapat dilaksanakan dengan baik tanpa
memotong jaringan perpipaan, kabel dan lain sebagainya, maka saluran diperkuat dengan beton
untuk selamanya, dan Direksi akan memerintah Pemborong untuk mengerjakannya. Meskipun telah
mendapat informasi dari Direksi atau Pemberi Tugas, Pemborong berkewajiabn untuk meyakinkan
diri melalui pemeriksaan lapangan yang harus dilakukan sendiri bersama-sama dengan pejabatpejabat pengadaan resmi / badan-badan umum resmi lainnya, mengenai letak kedudukan semua
sarana, pipa dan kabel baik yang di bawah maupun di atas permukaan tanah, di lapangan atau di
dekatnya.
Pada persilangan jalan, Pemborong harus menggali parit dengan lebar seperti tertera pada gambar
rencana. Pengerjaan tambahan pada jalan yang disebabkan pelebaran tambahan pada parit
dikerjakan atas biaya Pemborong.
Pemborong harus menyingkirkan perkerasan permukaan jalan sebagai bagian dari penggalian, dan
jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar galian yang ditunjukkan untuk pemasangan pipa,
panjang daerah perkerasan yang diperlukan untuk pemasangan pipa, panjang daerah perkerasan
yang diperlukan untuk disingkirkan, digunakan untuk pemasangan lubang kontrol (manhole) atau
konstruksi lainnya.
galian, yang diperlukan untuk menimbun kembali galian parit (termasuk pekerjaan dua kali).
Penimbunan sementara bahan-bahan galian tidak boleh mengganggu lalu lintas umum, Kecuali
kalau Direksi / Tenaga Ahli memberi keputusan lain, bahan galian yang tidak lagi diperlukan lagi
atau tidak dapat digunakan sebagai bahan timbunan atau keperluan lain di pekerjaan, menjadi milik
VII-5
SPESIFIKASI TEKNIS
Pemborong yang berkewajiban penuh atas pengangkutan dari Lapangan ke tempat pembuangan
akhir. Setiap bagian dari dasar galian yang dibuat tidak sesuai dengan yang diisyaratkan harus
diganti dengan bahan yang disetujui, seperti yang diisyaratkan oleh Direksi / Tenaga Ahli.
7.2.2.6 Urukan
Urukan atau penimbunan kembali parit harus dilakukan sesuai gambar rencana dan spesifikasinya
sebagaimana disebutkan dalam Pekerjaan Tanah. Penimbunan kembali harus diselesaikan secepat
mungkin setelah diadakan uji coba, kecuali Direksi / Tenaga Ahli membuat keputusan lain. Pada
tanah landai, dimana kembali parit akan mengalami pengikisan, maka atas permintaan Direksi /
Tenaga Ahli, rumput harus ditanam oleh Pemborong, untuk mencegah tebal urukan di atas pipa
menjadi kurang dari batas minimum. Biaya untuk ini menjadi beban Pemborong.
7.2.2.7 Bahan Urukan
Semua bahan timbunan / Urukan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lain yang menurut
Direksi / Tenaga Ahli tidak sesuai sebagai bahan urukan.
a.
b.
lempung pasir, kerikil atau bahan lainnya yang bebas dari kotoran yang menurut petunjuk
Direksi / Tenaga Ahli dapat dipakai sebagai bahan timbunan.
Bahan dari pasir dan krikil
Semua pasir
yang digunakan untuk penimbunan harus berasal dari pasir alam, dengan
butiran dari halus sampai kasar, bebas dari kotoran, debu atau bahan-bahan lain yang
menurut Direksi / Tenaga ahli dapat dianggap sebagai bahan urukan. Lempung yang terdapat
pada pasir, tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhan. Jika penimbunan pasir dan krikil
halus tidak ditunjukan dalam gambar rencana, dan menurut Direksi / Tenaga Ahli harus
digunakan pada sebagian dari pekerjaan, Pemborong harus menyediakan dan menimbun
dengan pasir atau krikil yang sesuai dengan petunjuk Dirkesi / Tenaga Ahli sebagai suatu
pekerjaan tambahan dan sebaliknya sebagai suatu pengurangan pekerjaan.
7.2.2.8 Urukan di Bawah Pipa
rencana sebelum pipa dipasang di dalamnya. Bantalan pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat
dan dibasahi serta harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap bantalan pasir pada ujung pipa
harus berada 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin kedudukannya pada keseluruhan panjangnya
dan bukan ditahan oleh sambungan-sabungannya.
Setelah pipa dipasang di dalam parit kemudian ditimbun dengan pasir dan krikil halus dari dasar
hingga atas pipa. Bahan urukan pasir dan kerikil halus ini harus disebarkan merata ke setiap penjuru
ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan dipadatkan dalam keadaan basah.
VII-6
SPESIFIKASI TEKNIS
Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm di atas pipa, galian
harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus yang dipadatkan dalam keadaan basah secara merata.
Pemborong harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini untuk menghindari
terjadinya kerusakan atau penggeseran pipa.
Cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapis demi lapis, kemudian dipadatkan di
sekeliling dan di atas seperti tertera pada gambar rencana, dengan cara yang tidak merusak pipa.
Pemadatan pada sisi-sisi pipa harus dilakukan saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 5 cm
pertama di atas pipa harus dipadatkan hanya pada sisi-sisi pipanya saja, dengan menggunakan
peralatan yang dapat dioperasikan dengan tangan yang boleh digunakan. Ssemua kerusakan pada
pipa dan alat penyambungan harus diperbaiki Pemborong dengan biaya sendiri.
Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus ditimbun dengan tangan atau
metode mekanis yang disetujui Direksi dan dipadatkan dengan alat pemadat. Hal ini di-maksudkan
untuk mencegah permukaan menurun, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter di atas permukaan tanah, guna memberi
peluang pengendapan. Direksi / Tenaga Ahli dapat memerintahkan Pemborong, untuk menambah
timbunan pada bagian atas parit, bila terjadi penurunan muka tanah yang bersangkutan.
7.2.2.10 Perkerasan Jalan dan Kaki Lima
Pemborong setelah menimbun kembali parit yang sesuai dengan persyaratan, harus mengembalikan
jalan dan kaki lima sampai mendapai keadaan paling sedikit sama dengan keadaan seperti semula.
Pengeluaran untuk pekerjaan ini dianggap telah termasuk dalam biaya satuan penggalian dan
penimbunan kembali parit. Penimbunan kembali harus dilaksanakan menurut gambar rencana.
Meskipun informasi yang bersangkutan telah diberikan oleh Pemberi Tugas atau Direksi / Tenaga
Ahli, Pemborong tetap berkewajiban memastikan tingkat pekerjaan ini berdasarkan pemeriksaan
lapangan yang diadakan sendiri.
Sebagai tambahan, pengaspalan kembali jalan-jalan bekas galian pipa dapat dikerjakan oleh Dinas
7.3.1
KONSTRUKSI PENGAMAN
Umum
Konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil, yang secara umum
meliputi pekerjaan pondasi, beton dan baja. Persyaratan bahan dan pelaksanaanya harus sesuai
dengan gambar rencana dan Spesifikasi Teknis untuk Pekerjaan Sipil. Secara Umum spesifikasi
bahan-bahan konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a.
Semen
Semua semen yang digunakan adalah jenis semen portland biasa dengan mutu terbaik. Bila
diminta, pada setiap pengiriman semen ke tempat pekerjaan Pemborong harus menyerahkan
sertifikat pengujian yang menyatakan semen tersebut memenuhi persyaratan yang diinginkan.
VII-7
SPESIFIKASI TEKNIS
Semen harus disimpan dengan baik untuk mencegah kelembaban atau pencemaran oleh
bahan-bahan lain.
b.
sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang berukuran lain dan tidak tercampur
dengan benda-benda lain. Kerikil dan batu pecahan harus didapat dari sumber yang telah
disetujui, harus keras, tahan lama, bersih serta bebas dari lapisan yang menempel dan dari
debu.
c.
Beton
Perbandingan campuran beton harus 1:2:3 kecuali ada ketentuan lain. Untuk mendapatkan
mutu beton yang baik perbandingan kerikil dan pecahan batu yang digunakan harus diubahubah ( dapat dipadatkan dengan baik tanpa penggunaan terlalu banyak air ). Untuk
pencampuran semen harus digunakan air yang bersih. Beton harus dicor dan dipadatkan tidak
kurang dari 30 menit setelah dicampur dan dibiarkan dalam keadaan basah dan terlindung dari
sinar matahari.
d.
Permukaan beton yang horizontal dan yang terlihat harus diratakan sampai halus dengan
Baja
f.
Bata merah
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar dan bersih, bebas dari
debu serta karat. Baja yang digunakana dalam konstruksi harus baru.
Bata merah bermutu yang digunakan dan harus mendapat persetujuan Direksi / Tenaga Ahli.
Bila diminta, Pemborong harus menyediakan contoh-contoh bata merah. Bata merah harus
dipasang rapi dan sambungan-sambungannya harus sama rata dengan permukaan,
penggunaan bata merah yang pecah atau rengat dilarang.
Adukan untuk bata merah harus terdiri atas 1 bagian semen dan 3 bagian pasir.
VII-8
SPESIFIKASI TEKNIS
7.3.2
Semua peralatan penyambung pipa seperti tee, bend dan alat bantu lainnya harus tersedia lengkap
dengan blok bantalan penahan dari beton untuk mencegah penggeseran dari
peralatan
penyambung. Ukuran-ukuran balok beton untuk setiap susunan dapat dilihat dalam gambar rencana.
Ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan penutup yang disekrup atau yang dilas pada pipa dan
harus dilengkapi dengan blok-blok bantalan beton bertulang seperti tertera dalam gambar rencana.
Komposisi beton yang digunakan adalah 1:3:5 atau ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli dan
sesuai dengan gambar rencana.
Beton tersebut harus ditempatkan di antara tanah dan fitting (alat bantu) yang harus diangker.
Beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga pipa dan alat bantu mudah dijangkau untuk
diperbaiki kecuali jika ditetapkan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli. Urukan tidak boleh diberikan di
belakang blok bantalan tekan untuk mengisi kelebihan galian, tidak akan diberikan pembayaran
tambahan.
7.3.3
Tiang Penyangga
Apabiila diperlukan tiang-tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan pipa atau pipa yang
dipasang di atas tanah dan sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
atau dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli.
7.3.4
Manhole dibuat dari bahan beton berbentuk bulat dengan konstruksi sesuai dengan gambar
rencana. Tutup manhole harus baru, berat (rapat gas). Tangga manhole dibuat dari besi galvanis
atau cast iron dengan diameter injakan minimal 2,5 cm.
7.3.5
Ruang Katup
Ruang katup (valve chamber) harus dibangun dengan bahan dan jenis konstruksi seperti pada
gambar-gambar rencana.
Ruang katup tidak boleh mengeluarkan / meneruskan tekanan dari atas terhadap katup dan harus
terletak di tengah dan melampaui bagian mur dari katup dengan tutup bak yang sesuai dengan
permukaan jalan / tanah setempat atau pada permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan dari
Direksi / Tenaga Ahli. Kotak luar harus ditempatkan di atas pelat beton bertulang yang dituang
langsung di tempat sesuai gambar rencana. Kotak-kotak luar akan diserahkan kepada Pemborong
dalam keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisi dalam dan sisi atas dari besi tuang disikat dengan sikat kawat dan
dicat dengan ter batubara atau cat yang sejenis, yang disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Kotak luar
harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tiada tegangan yang dapat diteruskan kepada katup.
Kotak itu harus dipasang tegak lurus dan kosentris terhadap poros katup.
Hidran-hidran harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran pembuangan dari katup api
menjurus ke jalan. Hidran disetel pada sebuah tegel / pelat semen yang dipancangkan dengan
menuangkan kurang lebih 20 liter beton (beton tipis) di atas tegel beton itu. Setelah menyetel dan
mengencangkan hidran itu, bagian yang berada di bawah
VII-9
SPESIFIKASI TEKNIS
batubara atau sejenis sampai 5 cm di atas permukaan tanah. Bagian yang tersisa harus dicat warna
merah, tidak termasuk kopling STORZ , tutup, rantai baja anti karat dan kepala poros. Katup
pembuang udara dan hidran kebakaran harus dipasang di tempat-tempat seperti tertera dalam
gambar rencana atau atas pengarahan dari Direksi / Tenaga Ahli.
7.3.6
Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan konsentrasi penguat khusus yang belum
tercantum dalam spesifikasi ini, maka Pemborong harus meminta petunjuk Dirkesi / Tenaga Ahli
atau akan diatur tersendiri dalam Spesifikasi Teknis Khusus.
7.4
7.4.1
PEKERJAAN PERPIPAAN
Umum
Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan menurut tata cara kerja yang baik,
instruksi dari produsen sedapat mungkin iterapkan. Pemborong harus menyediakan instrumen alat
dan fasilitas yang dianggap memuaskan oleh Direksi / Tenaga Ahli serta memakainya dengan cara
yang aman dan praktis.
Semua pipa, alat bantu dan accessories harus baik dan bersih sebelum dipasang. Jika terjadi
memutuskan pekerjaan yang mana yang akan dipindahkan, tanpa memperhitungkan yang mana
lebih dulu dipasang,. Union harus disediakan dekat peralatan utama pada jalur cabang untuk
memudahkan pembongkaran pipa.
Pengekang dari logam, batang pengikat atau penjepit dengan kekuatan cukup untuk mencegah
gerakan yang disediakan oleh Pemborong harus dipasang menurut petunjuk gambar atau Direksi /
Tenaga Ahli. Semua bagian untuk sambungan (flens) harus dibersihkan seluruhnya sebelum
pemasangan, paking harus ditempatkan dengan teliti. Baut-baut harus dikencangkan bergantian
pada ujung yang berlawanan dari diameter sambungan dan dalam rotasi sekeliling pipa. Untuk
menjamin sambungan yang baik tidak diperlukan gaya yang berlebihan.
Sambungan dengan flens harus dibaut secara kencang dan penuh dengan memakai baut-baut mesin
yang disediakan oleh pemborong. Paking harus dipakai pada semua sambungan.
Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya harus diperhatikan agar jangan sampai ada
benda asing yang masuk ke pipa. Pada waktu instalasi pipa sedang dihentikan, ujung pipa yang
terbuka harus ditutup dengan cara yang disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemotongan pipa di
lapangan harus dicegah seminimal mungkin. Bila pemotongan dan metode yang diperlukan maka
harus dilakukan dengan mesin pemotong dan metode yang sesuai dengan hasil potongan yang rata
dan tegak lurus terhadap as pipa. Pemotongan harus dikerjakan hati-hati agar tidak merusak cat
atau lapisan pipa.
Penanganan dan penyimpangan pipa dan alat bantu (fitting) harus dilakukan dengan hati-hati. Pipa
tidak boleh disimpan di bawah sinar matahari langsung, kerusakan pada coating pipa. Kerusakan
apapun yang dapat timbul harus dicegah, pipa jangan sampai diletakkan di atas benda tajam. Pipa
yang sudah tergores atau cacat hingga lebih 10% dari tebal dinding akan ditolak. Penumpukan pipa
tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh produsen dengan memperhitungkan kondisi sekitar.
VII-10
SPESIFIKASI TEKNIS
PENGADAAN PIPA
Pipa harus disediakan baik oleh Direksi dan / atau Pemborong. Tingkat pengadaan oleh kedua belah
pihak ini dijelaskan pada RUANG LINGKUP PEKERJAAN dalam Daftar Kuantitas dan Harga (RAB).
7.5.1
tanggung jawab Pemberi Tugas. Akan tetapi bila Pemborong diminta untuk mengangkut pipa dari
gudang sentral Pemberi Tugas ke daerah pergudangan Pemborong bertanggung jawab atas
kerusakan atau cacad pada pipa yang terjadi selama pengangkutan.
Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi / Tenaga Ahli mengenai maksud pemasangan
tiap bagian dari saluran pipa paling lambat 2 hari sebelumnya. Sebelum menangani perpipaan di
daerah pergudangan Pemberi Tugas, Pemborong harus memeriksanya dan secara tertulis
melaporkan kepada Direksi / Tenaga Ahli mengenai tiap kerusakan atau cacad pada pipa tersebut.
Tiap kerusakan atau cacad pada perpipaan yang tidak dilaporkan akan diperbaiki oleh Pemborong
atas biaya sendiri dengan tidak mempersoalkan siapa yang meneyebabkan kerusakan atau cacad
tersebut.
dengan tanda terima yang harus ditanda-tangani oleh Pemborong dan Pemberi Tugas dan
menyebutkan macam, jumlah, mutu dan keadaannya. Setiap pipa dianggap telah terpasang pada
jalur pipa bila dalam pelaksanaannya disaksikan oleh Direksi / Tenaga Ahli. Laporan tertulis untuk
ditandatangani oleh Direksi / Tenaga Ahli harus dibuat oleh Pemborong.
Tiap pipa yang dipindahkan dari daerah pergudangan oleh Pemborong tetapi tidak menurut cara-
cara di atas kemudian dipasang pada saluran pipa, akan dianggap hilang dan nilainya akan dipotong
dari harga kontrak.
Bahan-bahan harus disimpan dengan baik untuk mencegah terjadinya keburukan, kerusakan dan
pencemaran.
Pemborong harus membuat ketentuan-ketentuan di Lapangan untuk menerima dan menimbun tiap
pipa yang harus dipasang. Pipa-pipa harus diberi sandaran sehingga lenturan yang terlalu besar
dapat dihindarkan. Tumpukan maksimum adalah 5 pipa. Pemborong harus menye-diakan penjaga
pada semua Lapangan termasuk daerah pergudangan selama 24 jam / hari dan bertanggung jawab
penuh atas kehilangan barang-barang.
7.5.2
Semua pipa yang dipasok oleh Pemborong harus sesuai RAB dan cocok dengan pipa yang
disediakaan oleh Pemberi Tugas dan dengan ketentuan yang sama. Semua perpipaan harus
dirancang dengan tekanan kerja hydrostatis sebesar 10 kg / cm2 pada suhu 300 celcius kecuali bila
ditentukan lain.
VII-11
SPESIFIKASI TEKNIS
Direksi dapat meminta dilakukannya pengujian tekanan dengan biaya Pemborong dan / atau
sertifikat-sertifikat pembuatan / pabrik.
Setelah perpipaan diterima oleh Direksi maka akan ditimbun di Daerah Pergudangan Pemberi Tugas,
dimana penyimpanan dan administrasi akan sama perlakuannya dengan perpipaan yang diadakan
oleh Pemberi Tugas. Kecuali bila ditentukan lain oleh Pemberi Tugas, perpipaan dapat disimpan oleh
Pemborong di tempat penyimpanan dekat lokasi pekerjaan.
7.5.3
Pemborong harus berhati-hati dalam penanganan dan penyimpanan semua pipa dan tidak boleh
rusak. Perhatian khusus harus diberikan pada penanganan dan penyimpanan pipa dan alat
penyambung, untuk menjamin tidak terjadinya kerusakan pada lapisan - lapisan luar pipa atau pipa
dalam keseluruhan. Pengait dan lain-lain tidak diperbolehkan mengait pada pinggiran ujung pipa.
Pipa tidak boleh diangkat dengan mempergunakan rantai atau tambang tetapi harus dengan (sling)
lebar yang melingkari pipa atau alat penyambung. Sebelum pipa atau alat penyambung dipasang
harus dengan teliti dibersihkan dan diperiksa dari adanya kerusakan.
7.5.4
Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu semua batangan pipa harus ditempatkan sedekat
mungkin pada lokasi akhir pada jalur pipa dengan memperhitungkan keamanan lalu-lintas. Pipa tidak
boleh ditempatkan di lapangan lebih dari 30 m di depan parit galian.
7.5.5
Setiap saat pemborong harus menjamin bahwa bagian dalam pipa selalu dalam keadaan bersih dan
bebas dari benda-benda asing. Setiap kerusakan pada pipa dan peralatan lain yang disebabkan oleh
benda-benda asing dalam instalasi pipa harus diperbaiki atas beban beban Pemborong.
7.5.6
Pemasangan Pipa
Pemborong tidak boleh memulai pekerjaannya sebelum alat - alat bantunya yang diperlukan sudah
tersedia di Lapangan (berlaku untuk pemasangan pipa yang diadakan baik oleh Pemberi Tugas
maupun oleh Pemborong).
Pipa harus dipasang sesuai dengan gambar rencana kecuali bila oleh Direksi diberi petunjuk cara
yang lain. Pada umumnya gambar rencana menunjukkan tempat prakiraan sedangkan Direksi akan
menunjuk tempat pipa yang tepat. Perhatian harus diberikan dalam penanganan pipa dan alat
bantunya yang diserahkan kepada Pemborong.
Sebelum pemasangan dilaksanakan terlebih dahulu semua pipa dan peralatan harus diteliti dan
dibersihkan dengan seksama. Pipa yang berminyak, bergemuk dan sebagainya yang mungkin telah
retak atau mengalami kerusakan lainnya khususnya pada ujung pipa tidak boleh dipergunakan. Pipa
dan peralatan-peralatan rakit yang rusak harus dipisahkan untuk diteliti kembali apakah dapat
diperbaiki ataukah harus ditolak sesuai keputusan yang diambil oleh Direksi / Tenaga Ahli.
VII-12
SPESIFIKASI TEKNIS
Kehilangan atau kerusakan material-material merupakan tanggung jawab Pemborong dan harus
segera dilaporkan secara tertulis kepada Direksi dengan segala uraian-uraian yang diperlukan.
Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan setelah dipasang, pipa yang rusak harus
diperbaiki atau diganti. Setiap hari apabilla pekerjaan telah berakhir maka ujung pipa yang terbuka
untuk sementara waktu harus ditutup dengan balok-balok dari kayu, penyekat-penyekat atau
sebagaimana yang diinstruksikan oleh Direksi / Tenaga Ahli. Setiap pipa harus dipasang dengan
tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan sedemikian rupa sehingga dengan pipa yang
berbatasan merupakan suatu sambungan konsentrasi yang tertutup.
Selama pemasangan, alat bantu sementara sebagai penompang pipa untuk pengosongan dari sistim
perpipaan pada titik terendah selalu terjamin. Peralatan-peralatan rakit dan alat bantu harus
dipasang pada lokasi yang tepat sesuai gambar
Tenaga Ahli.
Bila kerusakan terjadi pada waktu pemasangan pipa, peralatan-peralatan rakit atau alat bantu pipa
selama pemasangan, harus dilaporkan kepada Direksi / Tenaga Ahli yang akan mengambil
keputusan apakah harus diperbaiki atau menolak bahan pipa bersangkutan yang rusak.
Pada ujung / akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa harus berhenti maka harus
dipasang cap / dop dengan sambungan yang sesuai spesifikasinya kecuali ditentukan lain oleh
Direksi / Tenaga Ahli.
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat potong pipa yang disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli
serta harus dibersihkan dan dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa.
Semua pipa yang sudah dipotong harus mempunyai permukaan potong yang licin sesuai dengan
sudut yang diinginkan terhadap sumbu pipa tanpa merusak pipa tersebut, pipa diameter 200 mm
dan yang lebih besar, harus dipotong dengan mesin potong agar cocok dengan alat penyambung.
Untuk pipa PVC, pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa dapat masuk dengan mudah kedalam
alat penyambung. Untuk itu ujung pipa sebelah luar dikikir / digerinda tidak lebih dari setengah tebal
pipa sampai licin dan lingkaran ujung pipa dibuat dengan sudut 150 terhadap as pipa. Umumnya
pipa PVC (pipa bell ring) yang dikeluarkan dari pabrik telah digerinda / dipinggul lebih dahulu.
Penyambung-penyambung cincin karet dari PVC memerlukan sebuah alat pembantu profil ujung
(end shoper tool).
Pemotong pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain harus dikerjakan dengan rapi dan
teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya, ujungnya harus dibuat halus dan
rata.
VII-13
SPESIFIKASI TEKNIS
Penyambung Pipa
Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum disambungkan.
Sambungan-sambungan antara pipa maupun antara pipa dan peralatan-peralatan rakit harus
dilaksanakan dengan mempergunakan cincin-cincin karet, flens-flens dilas dan lain-lain sesuai
gambar rencana.
Semua sambungan dan peralatan rakit yang diperlukan harus dipasang dengan cara yang memenuhi
syarat sehingga tidak menimbulkan tegangan dalam keseluruhan sistem pipa dan harus
dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik bersangkutan. Defleksi pada sambungan-sambungan
pipa PVC tidak boleh melebihi 3 derajat. Setiap lengkungan pada pipa harus diperlengkapi dengan
peralatan rakit yang layak dan harus dipasang menurut sudut yang diinginkan.
a.
Istilah bell end atau socket pada pipa PVC yang digunakan di sini harus dianggap sebagai
ujung dari pipa push - on joint.
Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap ke arah depan dari pemasangangan
kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan harus dimulai pada
bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan ujung bell dari pipa yang bersudut.
Ujung spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan hati-hati agar tidak
bersentuhan dengan tanah. Sambungan harus diselesaikan dengan menekan bagian ujung
yang datar ke dasar socket dengan alat atau peralatan lain yang disetujui Direksi.
Bagian dalam ujung bell dan bagian luar ujung spigot harus dibersihkan dari minyak, pasir dan
benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang karet untuk sambungan maka gelang karet
yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan ke dalam gasket pada bell socket.
Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian dalam dari gasket
atau pada ujung pipa atau keduanya. Minyak gelang harus berasal dari persediaan yang
diberikan pabrik dan disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemborong tidak diperkenankan
mempergunakan bahan yang tidak disetujui.
Jika dipakai sambungan dengan solvent cement maka bagian yang akan disambung harus
dibersihkan dari debu, kotoran dan air. Oleskan, solvent cement dengan sikat yang tipis
sampai merata pada ujung pipa sedalam socket atau bagian dalam fitting yang akan
disambung sesuai dengan yang diinstrusikan oleh pabrik pipa bersangkutan.
Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus tepat dengan bell dan
petunjuk dari pabrik harus diikuti. Penting untuk membuat sambungan pipa pada lintasan
yang lurus dan defleksi dibuat sesudah sambungan diselesaikan.
VII-14
SPESIFIKASI TEKNIS
b.
Sambungan Flens
Alat bantu flens dan peralatan-peralatan rakit harus dihubungkan ke pipa dengan
menggunakan adaptor-adaptor flens dan flens bebas kecuali bila ada petunjuk dengan cara
lain yang tertera pada gambar rencana.
Semua sambungan flens harus dibuat dengan mempergunakan paking-paking karet dan mur
baut yang digalvanisir secara celup panas dan harus dipasang di antara kepala baut dan mur
serta mur baut harus dikencangkan secara bersilang. Selama pelaksanaannya harus
diperhatikan agar tidak merusak lapisan pelindung pada alat bantu dan peralatan-peralatan
rakit. Setelah selesai, setiap kerusakan pada lapisan pelindung harus diperbaiki oleh
Pemborong.
c.
Sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari socket atau ujung-ujung pipa harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat atau seal tape dan
baru dimasukkan secara hati-hati pada socket dan diputar sampai kencang.
d.
Sambungan Las
Sistem penyambungan las harus sesuai dengan standar/persyaratan AWS atau AISC.
Pengelasan harus dilakukan oleh seorang tukang las yang memiliki sertifikat, jika diperlukan
penelitian dilakukan apabila Direksi/ Tenaga Ahli menghendaki.
Permukaan-permukaan yang akan dilas harus bebas dari sisik-sisik logam, kerak logam, karat,
gemuk dan cat.
Apabila pengelasan ganda diperlukan, maka permukaan pengelasan pertama harus bersih dan
bebas dari kerak logam.
Perincian mengenai penyambungan-penyambungan yang harus dikerjakan, tertera pada gambargambar untuk memperpendek gangguan pada pengadaan air, maka Pemborong harus
menyelesaikan penyambungan secepat mungkin, Pemborong harus memberitahukan kepsaa
Direksi/Tenaga Ahli mengenai maksudnya, untuk mengerjakan penyambungan dan harus membuat
rencana kerja, termasuk jadwal waktu, bahan-bahan perlengkapan dan tenaga kerja, paling lambat
VII-15
SPESIFIKASI TEKNIS
3 hari sebelumnya. Bilamana menurut pandangan Direksi persiapan Pekerjaan oleh Pemborong tidak
mencukupi, maka Direksi / Tenaga Ahli tidak akan mengijinkan Pekerjaan itu dimulai.
Pemborong harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan untuk memperoleh penyam-bungan-
penyambungan yang layak ke pipa-pipa yang telah ada, biaya ini dianggap sudah termasuk dalam
harga kontrak.
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa yang telah ada, harus
dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak banyak mengganggu langganan dan tidak terlalu lama
menghentikan aliran. Daerah yang terganggu diusahakan sekecil mungkin. Tidak ada satupun katup
(valve) dari sistim yang telah ada, yang diubah-ubah oleh Pemborong untuk tujuan apapun juga.
Apabila diperlukan, penyambungan dapat dilakukan tanpa menghentikan aliran pipa lama dengan
menggunakan clamp saddle beserta katup, kemudian dibor dengan tapping bor khusus.
7.5.8
katup-katup,
perlengkapan-perlengkapan
sambungan
dan
sebagainya
harus
mendapatkan pengawasan dan perhatian yang seksama terhadap kebersihan, penompangpenompang dan sambungan seperti tersebut di atas mengenai perpipaan. Katup-katup masuk
bawah tanah yang terbuat dari besi yang dapat ditempa, harus cocok terhadap pipa-pipa pada posisi
mendatar, sedangkan porosnya ditempatkan secara tegak lurus, kecuali bila arah pipa tidak
mendatar. Setelah diadakan penyetelan, kerusakan pada lapisan pelindung harus diperbaiki.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari poros, pembungkus dan
kotak luar. Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembukaan atau
lubang kontrol.
7.5.9
Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar rencana. Dasar
parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penompangan keliling yang merata dan kuat
bagi bagian bawah dari setiap pipa. Pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan Direksi /
Tenaga Ahli keadaan parit tidak memenuhi syarat.
Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat yang sesuai, sehingga dengan
pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan konsentrasi yang tertutup dan bukan
merupakan ketidak lurusan mendadak terhadap garis jalur.
Pemborong harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai dan layak untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa dengan teliti untuk mengetahui
bila ada keretakan sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir . Semua pipa dan alat bantu harus
diturunkan kedalam saluran secara hati-hati, batang demi batang dengan memakai derek, tambang
atau peralatan lain yang sesuai sehingga tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung.
Pipa sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan kedalam saluran.
VII-16
SPESIFIKASI TEKNIS
Jika terjadi kerusakan pada pipa, alat bantu, atau asessories lain pada pemasangan, maka Tenaga
Ahli harus segera diberitahu. Tenaga Ahli harus menentukan perbaikan yang diperlukan atau
menolak bagian yang rusak.
Bila pipa-pipa diangkat / diturunkan dengan mempergunakan suatu katrol / derek maka bagian jerat
baja yang melingkar pipa harus terbungkus (dengan karet atau yang tidak akan
pipa).
merusak lapisan
Pemasangan pipa harus menurut penggalian saluran. Pemborong tidak boleh membiarkan saluran
yang sudah digali tetap terbuka untuk jangka waktu lama ketika menunggu pengujian pipa.
Pemborong harus mengambil tindakan pencegahan agar pipa tidak terapung pada lokasi dimana
saluran yang sudah digali dan masih terbuka digenangi air. Pencegahan ini dapat meliputi
pengurukan sebagian saluran dengan sambungan-sambungan pipa tetap terbuka sambil menunggu
pengujian tekanan hidrolis.
Pemborong harus memperbaiki semua kerusakan yang timbul pada spesi semen atau lapisan epoxy
pada pipa baja dan besi kenyal akibat pemotongan atau pengelasan, Selanjutnya, pemborong harus
mengisi kekosongan lapisan yang timbul setelah penyambungan pipa. Lapisan spesi harus diperbaiki
atau diisi kembali dengan suatu adukan yang terdiri dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil atau adukan
pengisi.
Baut, mur, pelat antara, klem pipa, sengkang dan sebagainya yang dipakai untuk sambungan flens
Untuk mengatasi perubahan temperatur, pipa PVC perlu diliukkan dengan cara memberi offset
secukupnya.
Pipa harus dipasang menurt garis dan ketinggian yang ditentukan dan harus sedekat mungkin pada
dinding, atap, kolom dan bagian struktural lainnya supaya mengambil tempat seminimal mungkin.
Semua ordinat dan fitting yang diperlukan harus disiapkan.
Semua pipa dan alat bantu (fitting) harus dipasangkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
tegangan atau renggangan dalam pipa maupun peralatan yang berhubungan karena adanya bagianbagian yang ditempatkan secara paksa.
Perubahan arah harus dikerjakan dengan memakai alat bantu yang sesuai. Pipa saat dipasang dan
pemasangan pekerjaan pipa harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur dan perlengkapan yang berdekatan.
Sebelum alat penunjang dan sengkang sementara diangkat maka pir dan penunjang tetap harus
sudah terpasang.
Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk memudahkan pengangkatan.
Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung, sisipan atau tumpuan yang disetujui
dan kemungkinan pengembangan atau penyusutan sudah diperhitungkan. Pipa tidak boleh
VII-17
SPESIFIKASI TEKNIS
ditumpukkan pada pipa lain, tangga, anak tangga atau trotoir kecuali jika disetujui oleh Direksi /
Tenaga Ahli.
Semua pipa vertikal harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-interval yang tidak lebih dari
2 m ke arah pipa, klem, sengkang atau penahan pada dinding, serta pada titik yang lain agar
menjamin terciptanya konstruksi yang kaku. Tiap bagian pipa harus diletakkan dan semua
sambungan (disemen, dilas, disekrup) dikerjakan ketika pipa ditumpu oleh penunjang sementara.
Setelah sambungan selesai dikerjakan, pipa diklem pada posisi akhirnya.
Pengecatan dan pelapisan luar / dalam harus dikerjakan sebagaimana ditentukan dalam ayat-ayat
Penyeberangan pipa pada sungai dan uruk-uruk harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
(standar / khusus). Bagi penyeberangan sungai dan urung-urung, biaya-biaya pemasangan dari pipa
selubung (bila diperlukan), pelat-pelat pelindung dari beton, perbaikan-perbaikan dan penyesuaian
terhadap dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan, penggalian tambahan dan sebagainya
dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
Bagi penyeberangan sungai dan uruk-uruk, perbaikan-perbaikan, penyesuaian terhadap dinding-
dinding topang, pangkal-pangkal jembatan dan gambar kerja harus diberikan / dilaporkan oleh
Pemborong.
Semua pipa pada penyeberangan sungai dan bangunan-bangunan lain harus dipasangkan dengan
peralatan yang layak seperti penjepit, penggantung dan penopang dan lain sebagainya sehingga
pemuaian, penciutan dan getaran-getaran kecil pada perpipaan harus di dalam batas-batas yang
diijinkan dengan tidak mengakibatkan kebocoran-kebocoran. Apabila tidak disebut dalam gambar
rencana maka tidak diperkenankan tanpa persetujuan Tenaga Ahli terlebih dahulu.
Bila ada ketidakcocokan dalam rangkaian antara pekerjaan pipa dan pekerjaan lain, maka Direksi /
Tenaga Ahli akan memutuskan pekerjaan mana yang akan dipertimbangkan untuk didahulukan.
Penyeberangan-penyeberangan pipa melalui rel Kereta Api harus dilaksanakan sesuai gambar
rencana dan instruksi-instruksi yang diberikan oleh Direksi / Tenaga Ahli dan / atau oleh P.J.K.A.
7.5.12 Jembatan-jembatan Pipa
Pada saat pemasangan jembatan pipa harus dijaga kelancaran lalu lintas di sekitarnya. Kecuali bila
ditentukan lain, pada awal aliran air dalam pipa sebelum jembatan, dipasang katup dengan diameter
yang sesuai berikut sarana pipa penguras, dan pada jembatan pipa dipasang katup udara sesuai
dengan gambar-gambar rencana.
Lokasi pemasangan katup-katup dan pipa penguras harus sesuai dengan situasi setempat sehingga
VII-18
SPESIFIKASI TEKNIS
7.6
7.6.1
Umum
Sebelum pengujian dimuali, blok-blok bantalan penahan dan semua konstruksi pengaman dari beton
harus sudah berumur lebih dari 7 hari. Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada bagian-
bagian sambungan dimana peralatan rakit ini harus terlihat dan diamati pada waktu pengujian
berlangsung. Jika penimbunan sebagian dikehendaki karena masalah gangguan lalu lintas atau
keperluan lainnya, Pemborong harus mengerjakan dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli. Untuk
memeriksa kekuatan / kekencangan setiap sambungan-sambungan pipa, Pemborong dapat mengisi
air pada jaringan pipa dengan tekanan maksimal 2 kgf / cm 2 sebelum penimbunan kembali seluruh
jaringan perpipaan yang akan diuji.
Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat langsung diisolasi untuk
diuji secara hidrostatis dengan tekanan uji 10 kgf / cm, kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Tenaga
Ahli. Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan
sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya sendiri.
Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test pump) yang dilengkapi
meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa
harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara
pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrostatis ini harus disediakan oleh
Pemborong dan terlebih dahulu diperiksa serta disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Jika hasil
pengujian tekanan hidrostatis tidak berhasil secara memuaskan maka, pemborong harus mencari
sumber kebocoran dan harus memperbaikinya dengan cara yang disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Pemborong harus mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri hingga memenuhi persyaratan
dan disetujui Direksi / Tenaga Ahli.
Pada waktu pengujian tekanan hidrostatis pipa, harus diperhatikan agar instrumen-instrumen dapat
menahan tekanan uji tanpa timbul kerusakan pada elemen-elemennya, kalau tidak, atau instrumen
tersebut diangkat selama pengujian dan diganti sementara dengan pasak / sumbat pipa dengan
persetujuan Tenaga Ahli.
7.6.2
Setelah semua jaringan perpipaan penuh diisi air untuk semua diameter pipa steel dan PVC tidak
boleh terdapat tanda-tanda kebocoran setelah mencapai tekanan uji secara konstan selama 30
menit.
7.7
PEMBERSIHAN PERPIPAAN
Setelah pengujian tekanan hidrostatis selesai dan terbukti berhasil, dan sebelum dilakukan
penyerahan pertama, Pemborong harus membersihkan & membilas seluruh jaringan pipa.
VII-19
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB VIII
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PENGADAAN POMPA AIR BERSIH
8.1
8.1.1
Penawar harus menyediakan dan mensuplai "pompa air bersih" dalam keadaan berjalan
sempurna sesuai dengan gambar dan perlengkapannya. Didalam penawaran, penawar harus
menyertakan paling sedikit hal-hal berikut ini :
a.
b.
c.
Gambar secara keseluruhan/lengkap, tampak, suku cadang dan daftar material, buatan
mana dan jenis-jenisnya.
d.
f.
e.
g.
a.
Uraian prosedur untuk penanganan dan instalasi termasuk daftar alat kerja khusus dan
perlengkapan pembantunya.
h.
b.
c.
l.
Suatu uraian tentang prosedur bongkar pasang, termasuk daftar alat-alat kerja khusus
berikut perlengkapan pembantunya.
Daftar suku cadang yang dianjurkan, nama dan alamat lengkap suplier suku cadang yang
terdekat.
Daftar sertifikat pengujian jenis barang-barang utama yang diberikan oleh badan penguji
di negeri asal.
Semua mesin-mesin yang disuplai harus dalam bentuk kesatuan dan tidak terpisahkan.
VIII-1
SPESIFIKASI TEKNIS
8.1.2.
8.1.2.1.
8.1.2.1.1
Pompa Air Bersih dan Air Baku (pompa distribusi centrifugal end suction)
Pompa
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Penggunaan
Kap. dan head
Pemasangan
Jenis pompa
Batas kec. putar
Efisiensi
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
8.1.2.1.2
Motor
8.1.2.1.3
Material
8.1.3
8.1.4.
8.1.4.1
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.
c.
d.
e.
Jenis
Tingkat proteksi
Tingkat isolasi
Tegangan
Power Factor
Efisiensi
Putaran poros
Sistem start
Rumah Impeller
Impeller
Poros pompa
Seal Poros
Motor Casing
Umum
Semua mesin-mesin berikut perlengkapannya harus diperiksa dan dites di pabrik sebelum
dikirim. Setelah pemasangan mesin-mesin selesai, Kontraktor harus mengetes ulang di
lapangan/di lokasi. Semua tes harus mendapat persetujuan direksi/tenaga ahli Kontraktor harus
bertanggung jawab tentang tes di pabrik atau di lokasi, dan harus dapat memperlihatkan
kefungsian masing-masing peralatan pada Direksi/Tenaga Ahli. Direksi/Tenaga Ahli harus
diperbolehkan untuk memeriksa semua peralatan/mesin-mesin pada saat dites. Sertifikat
kalibrasi instrumen/alat-alat ukur yang dipakai dalam pengetesan ini harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Tenaga Ahli. Jika selama tes di pabrik dan di lokasi, terdapat cacat
maka Kontraktor harus mengganti komponen yang cacat tersebut dan mengetes ulang.
Kontraktor harus menyerahkan hasil tes di pabrik maupun di lokasi kepada Direksi/Tenaga Ahli.
VIII-2
SPESIFIKASI TEKNIS
8.1.4.2
Semua tenaga kerja, peralatan tes dan kalibrasi peralatan/alat ukur yang dipakai pada
pengetesan (di pabrik/di lokasi) maupun biaya pengetesan merupakan tanggung jawab atau
disediakan oleh Kontraktor.
Tes Pabrik, Pompa dan Motor Listrik
Semua pompa harus di tes sesuai dengan ISO 3555 (pompa sentrifugal) meliputi kondisi berikut
ini :
a.
b.
d.
c.
e.
8.1.4.3
Semua pompa harus dites pada 4 atau lebih kondisi kerja, yaitu :
Kapasitas nol
Kapasitas nominal
Kapasitas maksimal yang diperbolehkan
Kapasitas minimal yang diperbolehkan
Semua motor listrik harus dites sebelum dikirim, sedangkan prosedur pengetesan motor
listrik dilakuakn di pabrik, sesuai dengan standar yang berlaku di negara asal (pembuat
motor listrik). Sertifikat tes pabrik tentang performance dan manual motor listrik harus
diserahkan pada Direksi/Tenaga Ahli. Semua motor listrik yang bekerja atas dasar
otomatis harus dites kefungsiannya. Kontraktor harus melakukan tes tentang tahanan
isolasi motor pada masing-masing phasanya dengan arde (IEC 34).
b.
a.
Setelah pompa berikut perlengkapannya dipasang, karakteristik yang sama pada kondisi
kerja yang sama pada saat pompa dites di pabrik harus dites kembali di lokasi.
Tes tahanan isolasi pada masing-masing motor listrik antara phase dengan arde (IEC 34),
jika harga tahanan isolasi motor listrik jauh dibawah harga tahanan isolasi pada saat dites
di pabrik maka Kontraktor harus memperbaiki motor tersebut dengan cara pengeringan
yang biasa dipakai.
Pengetesan lain meliputi, arah rotasi, kelurusan sumber poros pompa dengan sumbu
poros motor, dan setelah pompa bekerja selama 4 jam perlu diperiksa suara maupun
getaran dan juga temperatur yang timbul pada sistem bantalan, dan pemanasan lokal
pada "motor winding".
VIII-3
SPESIFIKASI TEKNIS
8.2
a.
Pompa
Penggunaan
b.
c.
d.
:
:
:
e.
a.
Motor
Jenis
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
h.
Tingkat isolasi
Tegangan
Power Factor
Efisiensi
Putaran poros
Konstruksi
Kondisi Kerja
Sistem start
:
:
:
:
:
:
:
:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Material
Rumah Impeller
Impeller
Poros pompa
Seal Poros
Motor Casing
Kabel Listrik
:
:
:
:
:
:
f.
b.
Efisiensi
Tingkat proteksi
Pompa Submersible digunakan untuk mengalirkan air baku ke bangunan pengolahan air bersih.
Pompa submersible untuk pengaliran air baku dari jenis non clogging atau jenis yang sesuai
untuk pemompaan air sungai.
Karakteristik Pompa
-
Pump case harus terbuat dari besi tuang, bagian dalamnya yang terkena air dilapisi dengan
email tembus pandang atau bahan sintetis dari resin; bahan lain yang lebih baik dari pada
besi tuang diperbolehkan.
Pump case harus dapat dipisahkan untuk setiap tingkat. Baut pasak, skrup dan washer
untuk penyambung harus dari stainless steel.
VIII-4
SPESIFIKASI TEKNIS
Pada impeller dipasang eye ring yang dapat diganti. Demikian juga pada suku cadang yang
lain.
Impeller harus dari bahan perunggu dan diletakkan pada poros putar dengan sleeve
sedemikian rupa sehingga bagian yang berputar harus seimbang dalam keadaan diam
maupun berputar sehingga dijamin tidak ada vibrasi. Impeller dari bahan yang lebih baik
dari pada perunggu diperbolehkan.
Poros pompa putar harus dari stainless steel.
Pompa harus dilengkapi dengan check valve jenis cakram yang dibuat berlubang
secukupnya untuk menjatuhkan lajur air secara perlahan.
Untuk mengalirkan air dari sumur dalam digunakan jenis pompa submersible Deep Weel Pump.
Jenis impeller centrifugal.
Bahan-bahan impeller dan shaft serta case pompa terbuat dari stainless steel yang tersusun
presisi serta mudah dibongkar pasang untuk penggantian komponen.
Bantalan pompa dengan sistim pelumas air serta dapat diganti bila aus.
Pompa dilengkapi dengan check valve. Sistim cakram yang terletak di bagian discharge yang
menjadi satu kesatuan dengan pompa.
Pompa dipasang dengan posisi vertikal sehingga diperlukan bantalan yang mampu
menahan beton vertikal (thrust bearing) semua bantalan direncana dengan pelumas air
serta dilengkapi dengan diapragma untuk penyesuaian tekanan.
Sistem Kopel antara pompa dan elektromotor adalah langsung dan mudah dilepas.
Tegangan kerja listrik adalah 380 V, 50 Hz, 3 phase, PF 0,8 rpm 3000.
Cara start dengan sistim star/delta untuk motor 5,5 Kw kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan kabel dalam air harus menggunakan mop yang khusus tahan air.
Pompa benam yang memerlukan motor lebih dari 40 KW harus dilayani dengan motor listrik
rancangan basah.
Pompa benam yang memerlukan motor kurang dari 40 KW harus dilayani dengan motor
listrik rancangan basah atau kering.
Motor rancangan basah harus dipasang dengan expansion chabar dan lilitannya harus
diisolasi berganda.
Harus disediakan motor yang beroperasi kontinyu pada 380 volt, 3 phase, 50 Hz, faktor
power 0,8 dan maksimum putaran 3000 rpm.
Cara start motor menggunakan star delta (untuk daya motor 5,5 KW), kecuali
ditentukan lain.
VIII-5
SPESIFIKASI TEKNIS
Kabel motor harus dibungkus untuk mencegah gangguan luar dan diletakkan sedemikian
rupa untuk menghindari saling pengaruh antara kabel dan aliran air.
Pengoperasian pompa harus sesuai dengan kurva unjuk kerja. Operasi pompa harus
mencapai titik optimum unjuk kerja dan variasi aliran tidak boleh melebihi 20 %. Efisiensi
pompa minimal 65 %.
Pompa harus dapat dijalankan secara terus menerus pada head dan debit tersebut.
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman dan peralatan yang
memadai sedemikian rupa sehingga pompa dapat terpasang dengan baik.
Pemasangan pompa berikut water level kontrol harus disesuaikan dengan kondisi intake.
Untuk keperluan ini Kontraktor diminta melakukan konsultasi dengan Direksi. Apabila
memerlukan diminta penyambungan kabel maka harus digunakan mop yang tahan air.
Untuk uji coba Kontraktor harus memberikan jaminan 80 jam operasi. Segala kerusakan
yang timbul selama uji coba menjadi tanggung jawab Kontraktor.
G. Pipa Riser
-
Pipa riser harus dari pipa baja (straight weldnes pipe) dengan sambungan flen dan
dilindungi bagian dalam maupun luar secara hot-dippend galvanizing. Pipa ini dari jenis
baja, harus memenuhi SSI 06161-81 kelas medium.
Pipa riser harus terdiri dari 2 lonjor sepanjang masing-masing 2 m untuk memberikan
kemudahan pengaturan dan lonjor lainnya masing-masing maksimum 6 meter.
H. Perlengkapan
8.2.1
Sebuah manometer diameter 4 inci, tekanan maksimumnya adalah disekitar tekanan pompa
ketika valve tertutup.
Sebuah air release valve diameter 15 mm.
Kontraktor harus menyediakan genset dan lain-lain untuk menguji peralatan setelah pemasangan
selesai. Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa pompa dan peralatannya berfungsi
dengan baik.
VIII-6
SPESIFIKASI TEKNIS
8.3
Variabel Speed Drive dimaksudkan untuk pengoperasian dengan pengaturan putaran motor secara
flexible dan automatic. System ini menggunakan alat berteknologi tinggi yang disebut Inverter
dimana alat tersebut bisa mengatur putaran motor baik secara manual maupun automatic melalui
pengaturan frequency mulai dari 0Hz-50Hz
System Variable Speed Drive (VSD) ini memiliki beberapa keuntungan, disamping pemakaian
jumlah pompa lebih sedikit biaya investasi untuk pompa akan lebih murah, juga biaya operasional
untuk daya listrik dapat ditekan sampai dengan 30%, dan disamping itu dapat membuat umur
teknis pompa (life time) lebih panjang. Secara rinci keuntungan-keuntungan yang dapat dicapai
dengan menggunakan Variable Speed adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai system starting yang halus dan arus star lebih kecil dari arus nominal motor
disbanding dengan system star delta starter atau system direct on line.
2. Akselerasi dapat dikontrol dan dimonitor secara gital.
3. Kecepatan putaran dapat diset/diatur kapan saja atau diset untuk dikendalikan oleh pressure
digital melalui PLC (Programmable Logic Control) sehingga pengoperasian secara otomatis
4. Hemat energy, karena energy dengan meningkatkan performasi konsumsi listrik seperlunya
dan kenyamanan dalam penggunakan.
Pengujian VSD harus sesuai dengan program pendistribusian air ke konsumen dan harus
deprogram sesuai kebutuhan, dalam program tersebut kontraktor harus menyediakan tenaga ahli
programmer computer yang sudah berpengalaman dalam mengaplikasi system tersebut.
Variable Speed Drive (VSD harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut :
-
Tiap unit harus dilengkapi dengan saklar pengisolir beban dan sekering. Kontraktor harus
memastikan agar beban sekering maksimum yang diijinkan sama dengan rekomendasi produsen
yaitu beban maksimum yang diijinkan pada plat nama motor.
Pressure transmitter sebagai alat pengendali atau sensor dari digital yang diteruskan ke
Program Logic Control (PLC).
Pressure transmitter harus dipasang pada pressure tank, dengan tujuan agar tekanan yang
bervariasi dapat bekerja secara perlahan dan dapat dibaca dengan pressure digital yang
datanya diteruskan ke Program Logic Control (PLC).
Inverter merupakan alat yang disebut Variable Speed Drive dengan keunggulan sebagai berikut
:
o Mempunyai starting yang halus dan arus listrik lebih kecil dari arus nominal motor
disbanding dengan system start delta atau direct on line (DOL).
o
o
o
o
o
Kecepatan putaran dapat diset kapan saja atau diset untuk dikendalikan oleh pressure
digital melalui PLC, sehingga pengoperasian dapat secara automatis.
Hemat energy, karena energy dengan meningkatkan performasi kosumsi listrik seperlunya
dan kenyamanan dalam penggunaan.
Mencegah terjadinya Water Hammer di pipa transmisi dan distribusi.
Mempertahankan tekanan pada system jaringan secara automatis walaupun pada jam
puncak.
VIII-7
SPESIFIKASI TEKNIS
o
o
o
o
-
PLC harus sesuai dengan data input/output yang diinginkan dan harus dengan program
computer.
Untuk non distribusi tidak perlu, karena cenderung pemakaiannya konstan, estimasi ini
berdasarkan realita analisa dilapangan dan perhitungan. Dalam estimasi ini diasumsikan
rata-rata efisiensi 40%.
Target tekanan dapat terpenuhi dengan baik
Dalam penggunaan VSD Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli programmer system
Program Logic Control (PLC) baik dalam setting program maupun test commissioning.
Pada system Variable Speed Drive memiliki keuntungan besar antara lain : HEMAT ENERGI dan
banyak menghilangkan WATER HAMMER.
8.4
8.5
Pengoperasian Electro Motor menggunakan Magnetic Contractor dan Thermis Over Load relay
dilambangkan dengan tombol tekan ON untuk START dan tombol tekan OFF untuk STOP. Untuk
pengoperasian secara automatic perlu penambahan Selector Switch Manual/Auto dan
dilambangkan dengan alat sensor misalnya WLC (Water Level Control) untuk mesin pompa air.
System start/delta dimaksudkan untuk mengurangi arus star pada system Direct On Line (DOL).
Arus start bisa mencapai 3x atau lebih dari arus nominal motor. Dengan menggunakan system
start/delta arus nominal bisa dikurangi hingga mencapai 1,5x dari arus nominal motor.
System ini menggunakan : 3 buah magnetic contractor, thermis overload relay, 1 buah time relay
(timer). Alat-alat tersebut dilambangkan dengan tombol tekan ON yang berfungsi sebagai start dan
tombol tekan OFF untuk STOP.
Pada saat start motor akan dihubungkan system bintang (star) maka electro motor masing-masing
komponen akan mendapat tegangan sebesar 220V sehingga arus motor akan menjadi lebih kecil
dari nominal walaupun tegangan line sebesar 380 V 3 Phase. Beberapa saat kemudian setelah
waktu starting cukup akan dipindahkan ke system delta yang diatur oleh time relay (timer).
Pada system delta masing-masing komponen motor akan mendapat tegangan sebesar tegangan
line yaitu 380 V 3 Phase maka motor akan berputar secara penuh untuk mengoperasikan secara
automatic. Perlu ditambahkan selector switch MAM/Auto dan dilambangkan dengan alat sensor
misalnya WLC (Water Level Control) untuk mesin pompa air.
VIII-8
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB IX
SPESIFIKASI TEKNIS
MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN GENERATOR SET
9.1
9.1.1
UMUM
Persyaratan Dasar
-
9.1.2
Peralatan yang dimaksud harus sama sekali baru dan dari mutu yang terbaik,
dirangkai, dirakit dan dirapikan dengan keahlian tinggi sehingga terbentuk peralatan
yang sempurna. Walaupun peralatan telah diuraikan didalam Surat ini, namun
peralatan dengan standar lebih tinggi dapat diterima.
Kontraktor harus memasang peralatan sehingga memenuhi syarat-syarat ini dan
sesuai dengan gambar. Selain itu pasangan peralatan harus sedemikian rupa lain
(Kontraktor Pemasangan Pipa, Bangunan Sipil, dll). Semua ketidak sempurnaan yang
tampak selama uji jalan dan uji pemakaian harus disempurnakan oleh Kontraktor
atas biaya Kontraktor, yaitu dengan cara mengganti peralatan seutuhnya sampai
pekerjaan ini memuaskan Direksi.
Gambar Kerja
-
Jika catatan menyatakan AKUR maka Kontraktor segera menyerahkan 5 kopi gambar
kerja tambahan.
Jika catatan menyatakan DIUBAH atau DITOLAK maka Kontraktor segera mengubah
atau mengganti gambar kerja untuk diserahkan lagi kepada Direksi untuk diperiksa.
Penandatanganan peralatan hanya diperbolehkan setelah gambar kerjanya diberi
catatan AKUR atau DIPERBAIKI oleh Direksi.
Kontraktor tidak boleh meminta tambahan waktu atas dasar ditolaknya gambar
kerja.
XI-1
SPESIFIKASI TEKNIS
9.1.3
Petunjuk pemakaian dan pemeliharaan meliputi gambar (kalkir) diagram sirkit yang
telah dipasang, gambar skema pemasangan dan informasi yang menurut Direksi
perlu diserahkan seperti :
9.1.4
9.1.5
Pengerjaan
Pembuatan peralatan harus dilakukan dengan keahlian yang tinggi mengikuti praktek
pabrik modern.
Komponen-komponennya harus dibuat seteliti dan serapih mungkin mengikuti
standar serta memberi kemudahan pada saat perbaikan dan penggantian suku
cadang.
Toleransi
Genset Flen
Toleransi dan ruang bebas harus tertera di gambar kerja. Toleransi dan ruang bebas
ini harus besarnya mendekati.
Kecuali ditentukan lain gasket untuk sambungan flen harus dari karet berserat kain
atau asbes dengan ketebalan minimum 2 (dua) milimeter. Gasket untuk flen buntu
harus dari karet berserat kain dan harus meliputi seluruh permukaan flen.
Name plate
Nameplate yang dipasang harus melekat dengan kuat ke peralatan yang sesuai dan
pada tempat yang terlihat.
XI-2
SPESIFIKASI TEKNIS
9.2
9.2.1
Pengelasan
Jaminan (Garansi)
Permukaanyang akan dilas harus bersih dari karat, debu dan kotoran lainnya.
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan mesin otomatis, memperhatikan
ketebalan dan jenis bahan benda yang akan dilas.
Jika dalam waktu satu tahun setelah peralatan dipakai ternyata ada komponen yang
rusak disebabkan oleh ketidakmutuan cara pengerjaan peralatan maka atas biaya
Kontraktor, komponen atau peralatan seutuhnya harus diganti sehingga memuaskan
pemilik.
GENERATOR SET DIESEL
Lingkup
9.2.2
Pemasangan genset harus mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia, bila ada
dan memenuhi syarat-syarat teknis.
Persyaratan Dasar
Peralatan genset yang dimaksud harus sama sekali baru dan dari mutu yang terbaik,
dirangkai, dirakit dan diuji pabrik. Diutamakan dibuat di Indonesia, sehingga suku
cadang mudah didapat di Indonesia.
Kemampuan genset diesel harus meliputi :
Daya utama
Daya cadangan :
XI-3
SPESIFIKASI TEKNIS
9.2.3
9.2.4
Genset diesel akan dipasang didalam ruangan (rumah genset) pada ketinggian,
kelembaban dan suhu sesuai di lapangan.
9.2.5
Mesin penggerak harus dilengkapi dengan knalpot yang meredamkan suara tabung
knalpot yang luwes dan terisolasi, elbow, fitting, perpipaan, saluran udara dan
tutupnya.
Peserta pelelangan harus melengkapi data pemakaian bahan untuk beban 100%,
75%, 50%, dan 25%.
Generator harus berbantalan ganda, AC, jenis medan magnit berputar (tanpa sikat),
konstruksi tahan tetesan, dihubungkan ke mesin dengan cara pengopelan langsung,
exciter tidak memiliki, memakai penyearah arus 3 fase dari diosilikon, yang menempel
pada poros. Diukur untuk arus maksimum pada saat dihidupkan.
Generator harus mampu memberikan pasokan daya secara menerus pada 220/380
volt, 3 fase, 4 kawat, faktor daya 0,8 50 Hz.
Panel Kendali
Panel kendali harus dilengkapi dengan peralatan pengukuran dan pengaturan mesin
penggerak dan keluaran generator.
Pada panel ini paling tidak terdapat :
SPESIFIKASI TEKNIS
Satu buah charge rate ammeter, satu set sistem pengendali mesin secara
elektronik
Satu set relay untuk mematikan mesin bila suhu pendingin sangat tinggi, tekanan
oli sangat rendah
Satu set alat untuk menarik perhatian dilengkapi dengan bel alarm dan lampu
Satu buah circuit breaker dalam wadah untuk 14 KA simetri pada 380 volt
Satu set rakitan output busbar connection
9.3.1
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Umum
9.3.2
perancangan, pengadaan,
pemasangan dan
uji
Semua peralatan harus disediakan untuk menerima daya listrik 380 volt, 3 fase, 50 Hz
dan lampu-lampu pada 220 volt, 1 fase 50 Hz.
Semua bahan, peralatan dan cara pemasangan harus mengikuti PUIL Indonesia
Indonesia dan standart Internasional lainnya terbitan terakhir, kecuali ditentukan lain.
Semua barang untuk elektrikal harus sama sekali baru, merupakan hasil dari pabrik
terkenal, selama dan setelah pemasangan semua barang harus cukup terlindung dari
cuaca sehingga mengurangi kemungkinan cacat dan rusak.
Gambar dan pemasangan harus mengikuti ketentuan PLN sehingga instalasi siap
disambung ke jaringan PLN tanpa syarat lagi dari PLN, apabila sewaktu-waktu
diperlukan.
Semua peralatan akan dipasang dan harus dapat berjalan dengan baik pada
kondisi sebagai berikut :
-
XI-5
SPESIFIKASI TEKNIS
9.3.3
Pabrik pembuat
Diagram kabel
9.3.4. Motor Control Center dan Switch Board
Semua motor control dan switch board harus sesuai untuk sistem daya 380/220 volt, 3
fase, 4kawa. Diagram satu garis tampak digambar.
Motor Control Center harus tertutup secara keseluruhan dapat dibuka dari depan,
ukuran tinggi dan lebar masing-masing sekitar 2300 mm dan 550 mm, dapat dimasuki
dari depan atau bawah, beroperasi pada suhu sekitar dibawah 40 C.
Suatu saluran dibawah harus dibuat untuk merangkaikan dengan peralatan lain.
Motor control center tersebut harus mempunyai jalan untuk kabel diarah vertikal
maupun horizontal pada dan atapnya.
Jalan tersebut harus diisolasi dari bus horizontal dan siap dibuka.
Busnya dari tembaga dan diperkuat untuk menahan 14 KA RMS simetrik. Bus
horizontal utama harus berkekuatan 300 A dan yang vertikal 150 A. Bus netral dan
bus bumi harus dari tembaga dengan kapasitas separuhnya.
Bagian vertikal harus dibuat mill steel setebal 2 mm minimum dan dilengkapi satu
pintu untuk satu bagian vertikal.
Trafo harus dipasang untuk kegunaan pengukuran.
Semua meter harus ditempel pada pintunya sendiri. Satu set hand change over
switch harus diadakan untuk mencegah paralel running dari sumber daya generator
set diesel pada keadaan normal.
Pintu dengan hand menempel dimuka, kecuali LP breaker. Bila breaker pada posisi ON
atas pintu secara mekanis terkunci untuk mencegah pintu terbuka.
Tombol pijit, lampu indikator dan meter telah dirakit di pabrik lengkap dengan kabelkabelnya.
Lubang ventilasi diadakan atas permintaan dan lebih disukai yang jenis gril. Lubang
itu dari bagian dalam harus diberi saringan untuk mencegah masuknya serangga, ular
dan tikus.
XI-6
SPESIFIKASI TEKNIS
Low voltage Self Supporting metal-clad switch board. Struktur switch board dibuat
dari plat mill steel dilas kepada besi siku 50 x 50 x 5 dan dasar besi kanal 100 x 50.
Pintu depan dibuat dari plat setebal 3 mm. Switch board jenis terbuka (outdoor type)
harus diberi pelindung yang kedap air yang pintu-pintunya diberi gasket.
Low voltage wall mounted
Low voltage wall mounted switch board dibuat dengan memakai plat baja.
Switch board harus dirakit di pabrik switch board yang dihubungkan ke suatu
pelayanan 4 kabel harus mempunyai bus netral yang terisolasi.
Lubang ventilasi diadakan jika diminta dan disukai yang jenis grill dan mempunyai
saringan dari bagian dalam.
Semua switch board harus mempunyai handle dan dapat dikunci.
Bus harus dari tembaga diperkuat untuk menahan 14 KA RMS simetrikal. Kekuatan
bus utama minimum 300 A. Bus netral dan bus bumi juga dari tembaga dengan
kapasitas separuhnya. Semua breaker, motor starter, meter, lampu indikator, tombol
pijit, alat kontrol harus dirakit di pabrik lengkap denan kabel-kabelnya.
Name plate harus dilaminasi dengan plastik, hurufnya putih terukir pada dasar hitam.
Fused Disconnect Switch harus dapat dikunci, bila dikehendaki pada posisi ON atau OFF,
bagian kontak tersebut dari campuran logam perak. Klip sekering dengan bagian kontrak
bertekanan tinggi. Switch ini harus mempunyai 3 katup dan mempunyai kekuatan 600 V,
AC.
Fused Disconnect Switch harus dilengkapi dengan pembatas arus, sekering kapasitas
tinggi jenis katrij, kekuatan tidak kurang dari 100.000 A RMS simetrik pada 50 Hz dan
tegangan penuh. Switch harus juga dilengkapi dengan jepitan yang dirancang khusus
sehingga memberi kemungkinan untuk penambahan sekering. Informasi unjuk kerja
sekering harus juga disampaikan.
Moulded Circuit Breaker (no fuse breaker NFB) harus dirancang untuk besar arus dan
kombinasi katub sesuai dengan kapasitas dan kondisi yang dilayani.
Semua MCCB yang dilayani tegangan 380/220 V pada panel MCC dan LP mempunyai
tingkat pemutusan lebih rendah dari yang tertera di gambar.
Setiap katup pada circuit breaker harus mempunyai sebuah thermal-magnetic trip
element.
Bus bar harus dari tembaga konduktivitas tinggi, disangga dengan kaku. Bus bar dan
tembaga penyambung diantaranya disertai terminal masuk circuit breaker utama, harus
mampu menahan fault sebesar lebih dari 14 KA.
Semua sambungan pada busbar harus memakai baut tahan karat, ring pegas, sekerup
dan pasak sekerup.
XI-7
SPESIFIKASI TEKNIS
Contactor harus dari jenis triple pole air break dan harus mengikuti standart NEMA, untuk
motor lebih dari 3,7 KW starter harus dari jenis closed transitional start-delta dan dapat
melakukan operasi starter motor induksi dan harus dilengkapi dengan :
-
Contactor jenis air breaker dipasang dengan memakai chute, magnetik blow out dan
main contact tembaga.
Closed transitional star delta starter harus dirancang untuk menahan arus transien
yang timbul disaat pergantian dari koneksi start delta. Pada saat pergantian koneksi
suatu tahanan dimasukkan ke motor winding.
Timing relay, bila diminta harus dioperasikan secara elektro magnetik. Suatu
mekanika untuk memperlamban arus eddy juga harus diberikan.
Continously rated operating coil (220 volt)
Suatu relay thermal overload dengan piranti open phase (2 E relay) harus diadakan
untuk tiap motor.
Ammeter jenis moving iron menempel di pintu panel dan dioperasikan oleh suatu trafo
arus dan dapat diatur.
Pilot lamp, tombol pijit berpencar dan selector harus diadakan dan masing-masing
diberi plat petunjuk.
Selector switch untuk pengoperasian Hand/OFF/AUTO atau LOKAL/OFF/REMOTE.
9.3.4.8 Kapasitor
Semua kapasitor harus dari jenis yang biasa dipakai untuk industri 400 V, 3 fase, 50 Hz.
Mereka juga dilengkapi dengan discharge resistor sehingga tegangan residu dapat
diturunkan menjadi maksimum 50 volt dalam waktu 1 menit setelah pengosongan sirkit,
rakitan kapasitor harus dipasang untuk setiap nomor.
9.3.4.9 Instrumen
Semua ampermeter yang terpasang untuk elektro motor hendaknya mempunyai skala
khusus dan pembacaan 8 kali beban maksimum dari motor, kepekaan yang diperlukan
1,5 atau lebih.
Semua volt meter hendaknya mudah dilepas/dipasang dengan sistem per ataupun
jepitan/kancingan, volt meter harus dilindungi dengan HBC fusus.
Semua peralatan indikator hendaknya diberikan tanda
menunjukkan posisi maksimum ataupun beban normal.
XI-8
garis
merah
untuk
SPESIFIKASI TEKNIS
9.3.4.10
-
Kabel-kabel untuk instalasi panel hendaknya isolasinya terbuat dari PVC atau sejenis
thermo plastic yang mempunyai daya tahan 600 V listrik dan cocok untuk suhu
kerjanya. Penampang kabel konduktor minimum 2 mm.
Semua ujung-ujung kabel harus diberikan nomor sesuai sirkitnya yang cocok dengan
diagram panelnya dan hendaknya dibuat dengan warna-warna yang berbeda-beda
atau kabel yang berbeda-beda.
Harus diperhatikan pengamanan dari kabel yang melintas dari panel satu ke panel
yang lain, harus tidak terjadi kerusakan pada panel kabel tersebut.
9.3.4.11
Pengoperasian
dengan cara muka air rendah/habis pada reservoir sumur dalam sebagai
pengaman.
Untuk menghidupkan / mematikan pompa sumur dalam dilayani dengan cara manual,
tetapi pada posisi muka air rendah, pompa akan mati dengan sendirinya.
9.4
9.4.1
Semua kabel/kawat harus memnuhi persyaratan yang diperlukan sesuai standart yang
berlaku di Indonesia.
Semua konduktor harus terbuat dari tembaga sampai dengan diameter 2,5 mm dan
untuk lebih besar harus merupakan untaian kawat.
Semua kabel / kawat harus diperhatikan dengan pedoman sebagai berikut :
Klas 600 V dengan isolasi PVC yang diberi pelindung kawat baja dan diberi sarung
PVC berwarna hitam NYRGBY untuk kabel yang langsung dikubur dalam tanah.
Klas 600 V dengan isolasi PVC yang diberi sarung PVC jenis NYY dipakai untuk
kabel-kabel tenaga yang lewat got kabel atau dalam pipa PVC.
Klas 600 V dengan isolasi PVC berisi kawat yang fleksibel jenis NYAF digunakan
pada lampu-lampu, kontrol sistem dan dilewatkan pada saluran got kabel atau
pipa PVC.
Kode-kode kabel harus menggunakan warna pada isolasinya. Warna hitam untuk fase A,
merah = B, biru = C, putih = netral dan hijau = ground.
9.4.2
Pelindung Kabel
Pelindung kabel harus terdiri dari satu kawat baja yang galvanisan arah lilitan lurus
berlawanan dengan arah lilitan intinya.
XI-9
SPESIFIKASI TEKNIS
9.4.3
Terminal Kabel
9.4.4
Penyambungan Kabel
Kabel-kabel ke arah peralatan harus melalui terminal yang cukup kokoh sehingga tidak
mempengaruhi peralatan dalam perancangan dan cara-cara perakitan terminal harus
dikonsultasikan dengan Direksi.
9.4.5
Panjang Kabel
9.4.6
9.4.7
Semua kabel harus dipasang tanpa sambungan. Pembelokkan yang tajam harus dicegah
dan radius tidak kurang dari 12 kali diameter kabel.
Semua kabel harus dimasukkan dalam got beton pra cetak yang dilengkapi tutup dimana
dalam got tersebut diberikan nomor kabel dan lainnya. Kabel harus diatur rapih sehingga
memungkinkan untuk mengadakan pemasangan / perbaikan kabel lain tanpa
mengganggu kabel lainnya.
9.4.8
Bila diperlukan pemasangan kabel dalam tanah harus kedalaman pemasangan tidak
kurang dari 0,6 m dibawah permukaan tanah dan dimasukkan ke dalam got kabel
yang lebarnya mencukupi. Sebelum got diletakkan diberikan pasir urug setebal 15 cm
dan diratakan sehingga harus dalam perletakkan kabel baik.
Pada waktu pemasangan got harus diisi pasir halus dan diurug lagi dengan pasir yang
sama tebalnya 10 cm dan diratakan.
Setelah diurug segera dipasang brick stone diatasnya sebagai pengaman dan tak
kurang dari 20 cm lebar dan 5 cm tebal.
Setelah pemasangan tutup pengaman got diurug lagi sedalam 25-30 cm, dipadatkan
dan diratakan.
Bila kabel ditanam bersama-sama harus diberi jarak minimum 2 kali diameternya.
Bila kabel tenaga bertegangan 600 V melintas jalan maka harus dilindungi dengan
saluran kabel dari baja dan dikubur dengan kedalaman 0,6 m, atau lebih bila dibawah
jalan aspal.
Kabel tenaga yang masuk menuju bangunan melalui tanah harus diselubungi pipa PVC
dan dipasang mulai jarak 3 m sebelum dinding bangunan serta diberi seal sebaiknya
setelah penarikan kabel.
XI-10
SPESIFIKASI TEKNIS
9.4.9
Saluran Kabel
a. Saluran PVC
Jika tidak ditentukan macam lain maka semua saluran kabel harus kaku/kokoh untuk
semua jenis non metal.
b. Saluran logam
Untuk saluran yang terbuat dari logam agar dibentuk spiral dari gulungan plat tipis
yang dilapisi galvanised dengan baik sehingga dapat saling berkait.
9.4.10 Grounding
Semua saluran metal, panel, travo, generator pelindung kabel dan peralatan lain
hendaknya dihubungkan dengan tanah sebaik-baiknya. Hubungan dapat dengan las
exothermic bila terlindung, dan bila diluar dengan sistem baut.
Semua peralatan grounding harus dengan sistem clamp yang baik.
9.5
9.5.1
Semua biaya termasuk untuk pengangkutan, buruh, bahan dan biaya-biaya lainnya yang
diperlukan dalam pemasangan pompa dan genset harus sudah termasuk dalam harga
kontrak.
9.5.2
Penempatan pompa jenis sentrifugal harus memperhatikan 3 (tiga) hal, yaitu letak
pompa terhadap permukaan zat cair yang diisap, faktor lingkungan dan penempatan
instrumentasi, seperti berikut ini:
XI-11
SPESIFIKASI TEKNIS
Pompa harus diletakkan sedemikian dengan tadah isap. Posisinya harus sedemikian
rupa sehingga tidak memerlukan terlalu banyak belokan pada pipa isap. Dengan
tindakan ini kerugian head pada isap dapat dikurangi sehingga kesulitan yang dapat
timbul pada waktu operasi dapat diperkecil.
b. Faktor Lingkungan
Penempatan pompa harus dijamin terlindung terhadap terik matahari, angin dan
hujan. Untuk pembongkaran dan pemasangan kembali perlu disediakan ruangan
yang cukup luas. Jika beberapa pompa yang akan dipasang di dalam satu ruangan,
harus diberi ruangan antara yang cukup antara pompa yang satu dengan yang
lainnya.
c. Pemempatan Instrumentasi
Alat-alat ukur dan instrumentasi lainnya harus dipasang sedemikian rupa hingga
mudah dilihat dan dibaca oleh operator.
9.5.2.2 Pondasi
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemasangan pondasi untuk tumpuan pompa
jenis sentrifugal adalah :
a. Kekuatan
Untuk pompa yang dikopel langsung dengan motor listrik, berat pondasi harus
lebih dari 3 (tiga) kali berat mesin.
Untuk pompa yang dikopel langsung motor bakar torak, berat pondasi harus
lebih dari 5 (lima) kali berat mesin.
b. Landasan
Jika pompa yang dikopel langsung dengan penggerak mula atau digerakkan melalui
roda gigi, maka semuanya harus dipasang pada satu landasan. Apabila diperlukan
transmisi sabuk (belt), pompa dan motor penggerak dapat mempunyai landasan
yang terpisah.
Jika pompa akan dipasang pada lantai lempeng (slab) beton, maka garis sumbu
landasan pompa sebaiknya diletakkan tepat segaris di atas sumbu balok lantai, lebih
baik jika landasan pompa dapat berdiri di atas dua balok.
d. Kedataran Landasan
Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi perlu disediakan
celah sebesar 10 30 mm antara bidang atas dan bidang dasar landasan. Hal ini
XI-12
SPESIFIKASI TEKNIS
dimasksud untuk dapat menyetel kedataran landasan. Setelah landasan disetel datar
pada pondasi kemudian celah diisi dengan aduk (grout) atau mortar.
e. Lain-lain
Pada waktu membuat pondasi, harus disediakan lubang-lubang persegi yang cukup
besar untuk baut jangkar agar pelurusan (alignment) dapat dilakukan dengan mudah
pada waktu pemasangan. Pompa baru boleh dipasang pada pondasi setelah beton
mengeras sepenuhnya.
Pemasangan pompa harus dilakukan dalam urutan yang baik sebagai berikut:
a. Perletakan Mesin
Pompa dan motor penggerak harus diletakkan pada pondasi sedemikian rupa hingga
sumbu poros kedua mesin tersebut dapat menjadi segaris dan mendatar sempurna.
Untuk dapat menyetel dengan teliti, diperlukan ganjal-ganjal berbentuk baji dari
baja. Tiap pasang baji terdiri dari dua baji, baji atas dan baji bawah. Tiap pasang baji
ini diganjal dibawah dasar landasan mesin diantara lubang-lubang jangkar pada
pondasi, jangkar dimasukkan kedalam lubang-lubang jangkar tersebut, selanjutnya
ganjal-ganjal tersebut diatur tingginya (dengan menggeser baji-baji atas) sehingga
sumbu poros-poros mesin menjadi datar dan segaris. Setelah itu aduk (grout) atau
mortar dicor kedalam lubang pondasi. Pelurusan terakhir harus dilakukan setelah
aduk (grout) atau mortar benar-benar mengeras (kira-kira 2 minggu kemudian).
Pompa dan penggeraknya pada umumnya sudah diluruskan diatas satu landasan
oleh pabrik pembuatnya. Meskipun demikian perangkat ini tidak boleh langsung
dijalankan setelah dipasang di tempat, karena landasan yang dipakai umumnya tidak
mempunyai kekakuan yang tinggi sehingga masih mungkin terjadi deformasi elastis.
Selain itu perlu diingat bahwa pelurusan di pabrik umumnya dilakukan di atas bidang
yang sangat rata, berbeda dengan permukaan yang ada di tempat pemasangan di
lapangan. Jika baut-baut jangkat dikencangkan pada permukaan beton yang benarbenar rata di lapangan, maka landasan akan mengalami perubahan bentuk, sehingga
sumbu poros dan motor penggerak menjadi tidak lurus kembali. Pemakaian ganjalganjal dari baji mempunyai tujuan untuk mendapatkan kerataan bidang dasar
landasan pada waktu pemasangan di atas permukaan pondasi beton yang tidak
berurutan.
Pelurusan sumbu poros, dilakukan sebagai berikut. Kopling diputar, kemudian celah
antara kedua permukaan kopling diukur dengan feeler. Selain itu diperiksa juga
kelurusan permukaan keliling pasangan kopling. Kemudian mur-mur baut jangkar
dikencangkan sedikit, selanjutnya baji-baji dipukul secara hati-hati hingga semuanya
menyentuh dasar landasan. Jika setelah diperiksa kembali tidak menyimpang dari
yang ditetapkan maka baut-baut jangkar dapat dikencangkan sampai teguh. Sekali
lagi kelurusan dapat diperiksa dan jika semua masih dalam keadaan baik, maka celah
antara dasar landasan dan pondasi diisi dengan aduk (grout) atau mortar. Dengan
demikian baji akan menyatu dengan pondasi yang merupakan struktur yang menyatu
pula dengan landasan.
XI-13
SPESIFIKASI TEKNIS
Perubahan bentuk (distorsi) rumah pompa karena pemuaian dan pengerutan pipapipa.
Perubahan bentuk struktur bangunan dan tanah.
Ketidaklurusan yang terjadi pada pompa sebagai akibat dari hal-hal diatas dalam jangka
panjang akan menimbulkan keausan yang cepat pada bantalan serta getaran yang besar
pada mesin. Karena itu kelurusan harus diperiksa dan dikoreksi dalam jangka waktu
tertentu. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Kelurusan
b. Koreksi Kelurusan
Jika kelurusan berubah karena perubahan pada mekanika tanah atau yang lainnya
setelah aduk (grout) atau mortar mengeras, koreksi dengan baji tidak mungkin lagi
dilakukan, karena itu koreksi harus dikerjakan dengan menyesuaikan letak kaki
motor di atas landasan. Caranya ialah dengan menambah atau mengurangi plat
pengganjal (shin) pada celah di bawah kaki motor hingga persyaratan tercapai.
Dalam hal ini letak dowel (baut pas, untuk mencegah motor bergeser) yang ada di
kaki motor harus dipindahkan di dekatnya dengan membuat lubang yang diring.
Lubang dowel yang lama tidak boleh digunakan karena posisi yang baru dari kaki
motor sudah bergeser terhadap landasan.
9.5.2.5 Pemipaan
XI-14
SPESIFIKASI TEKNIS
Untuk menjaga pompa agar tidak terkena gaya yang berlebihan yang berasal dari sistem
pipa maka pipa isap, pipa keluar dan katup-katup harus ditumpu pada lantai atau dinding
bangunan. Selain itu bila diperkirakan akan ada pemuaian dan pengerutan pipa atau
penurunan tanah, dapat dipertimbangkan untuk melengkapi pemipaan yang
menghubungkan pipa dan pompa harus dikencangkan secara merata. Untuk ini baut
dikencangkan secara berangsur-angsur dalam urutan yang saling menyilang secara
simetris. Dengan cara ini flens dapat dirapatkan secara merata sehingga kemungkinan
kebocoran air atau udara menjadi lebih kecil.
Bagian hal khusus mengenai bagian-bagian pemipaan akan diuraikan lebih lanjut secara
terperinci di bawah ini.
9.5.2.6 Pipa Isap
Pipa ini memerlukan penanganan tertentu untuk memberikan bentuk penampilan yang
baik pada instalasi pompa, seperti diuraikan di bawah ini.
a. Pencegahan Kebocoran
Dalam hal pompa beroperasi mengisap zat cair, pipa isap harus dipasang dengan
cara sedemikian rupa hingga pipa akan mempunyai arah menurun dari pompa ke
tadah isap dengan kemiringan 1/50 sampai 1/200. Hal ini dimasksudkan untuk
menghindari terbentuknya kantung udara. Kemiringan ini tidak boleh berubah secara
mendadak sepanjang pipa.
c. Pemasangan Saringan
Untuk mencegah benda-benda asing dan sampah terisap ke dalam pompa tadah isap
baru boleh diisi air setelah dibersihkan secara sempurna. Pada pintu masuk ke dalam
tadah isap harus diapsang saringan (screen).
Ujung pipa isap harus dibenamkan di bawah muka zat cair dengan kedalaman
tertentu untuk mencegah terisapnya udara dari permukaan. Kedalaman ini harus
cukup meskipun permukaan zat cair di dalam tadah isap turun sampai batas
minimum.
Katup isap seringkali mendapat gangguan karena rusak atau karena ada benda asing
tersangkut pada dudukan katup. Untuk mengatasi hal ini dapat dipakai katup isap
yang dilengkapi dengan rantai penarik katup. Di sebelah atas, rantai ini disangkutkan
pada dudukan pipa isap.
XI-15
SPESIFIKASI TEKNIS
f.
Katup Sorong
Pipa isap yang bekerja dengan isapan pada waktu memasukkan zat cair tidak boleh
dilengkapi dengan katup sorong. Katup ini akan menimbulkan kebocoran udara atau
menjadi kantung udara. Dalam hal pemasukkan dengan dorongan, katup sorong
diperlukan pada waktu pompa harus dilepas atau diperiksa. Namun pemasangan
katup ini harus dilakukan dengan cara yang benar yaitu dengan menempatkan
pemutarnya di bawah atau di samping. Hal ini perlu untuk menghindari kantung
udara. Pada saat operasi katup ini harus selalu dalam keadaan terbuka penuh,
kecuali pada waktu pompa diperiksa atau dilepas.
Bila memakai reducer, untuk menyambung pipa isap yang diameternya lebih besar
daripada diameter lubang isap pompa, harus dipakai reducer jenis eksentrik. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kantung udara (sisi lurus dipasang disebelah atas).
Bila diperlukan belokan, jumlahnya harus diusahakan sesedikit mungkin dengan
sudut belokan yang sehalus mungkin. Belokan ini harus diletakkan sejauh mungkin
dari pompa.
Penggunaan pipa isap bersama untuk pompa-pompa yang dipaang secara paralel
sama sekali tidak dapat dibenarkan. Pipa semacam ini akan mudah menimbulkan
kantung udara jika ada dari antara pompa paralel tersebut tidak dioperasikan.
Melalui paking tekan pompa ini, udara dapat terisap masuk ke dalam pipa isap
bersama sehingga mengganggu kerja pompa yang lain. Jadi untuk pompa paralel
sebaiknya digunakan pipa isap individual.
9.5.3
GENSET
Penempatan genset harus memperhatikan beberapa hal, yaitu letak genset, faktor
lingkungan, penempatan instrumentasi dan tingkat keamanan seperti berikut :
a. Letak Genset
Pemasangan genset dan pompa dapat dipasang pada satu ruangan yang sama atau
terpisah. Bila genset dan pompa diletakkan dalam satu ruangan maka dibutuhkan
ruangan yang cukup luas dan sirkulasi udara harus baik dengan jalan membuat
ventilasi yang cukup banyak.
b. Faktor Lingkungan
Penempatan genset harus dijamin terlindung dari terik matahari, angin dan hujan.
c. Penempatan Instrumentasi
Alat-alat ukur dan instrumentasi lainnya harus dipasang sedemikian rupa hingga
mudah dilihat dan dibaca oleh operator.
XI-16
SPESIFIKASI TEKNIS
d. Tingkat Keamanan
9.5.3.2 Pondasi
Persyaratan yang harus terpenuhi dalam pemasangan genset, pada dasarnya sama
dengan persyaratan pemasangan pompa. Pondasi harus sepenuhnya menyerap getaran
genset dan dapat menahan beratnya sendiri. Pondasi itu sendiri lebih dari 5 (lima) kali
berat mesin.
9.5.3.3 Pemasangan
Genset yang terdiri dari motor bakar diesel dan generator yang harus diletakkan pada
pondasi sedemikian rupa hingga sumbu poros kedua mesin tersebut dapat menjadi
segaris dan mendatar sempurna.
Genset pada umumnya sudah diluruskan diatas suatu landasan oleh pabrik pembuatnya.
Meskipun demikian perangkat ini tidak boleh langsung dijalankan setelah dipasang di
tempat, karena landasan yang dipakai umumnya tidak mempunyai kekakuan yang tinggi.
PEMASANGAN
Kabel yang dipasang harus memenuhi persyaratan teknis dan penempatan kabel harus
diperhatikan. Cara pemasangan kabel perlu memperhatikan hal berikut :
Kabel yang dipasang di dalam tanah harus dibungkus/dilindungi dengan pipa PVC.
Kabel yang dipasang di dinding harus dimasukkan ke dalam pipa PVC atau galvanis
serta diklem pada tembok.
Kabel yang dipasang di atas permukaan tanah/lantai perlu dibuatkan saluran/goronggorong atau dibungkus/dilindungi dengan pipa galvanis.
Pemasangan kabel di udara harus benar-benar aman dari jangkauan mahkluk hidup
serta mempergunakan tiang penyangga.
XI-17