Anda di halaman 1dari 28

UTILITAS BANGUNAN 1

KARYA ILMIAH

Disusun Oleh

Nama : Brayen Yustino Solo

Nim : 2006090022

Kelas :B

PRODY ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segara
berkah dan karunia sehingga saya dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “Utilitas
Bangunan”

Penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih pada semua pihak yang ikut mendukung dan
membantu sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap
semoga karya ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca dan kita semua untuk dijadikan acuan baik
dalam penulisan laporan maupun dari segi pengetahuan atau wawasan.

Selain itu saya menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
saya berharap pada pembaca sekalian agar dapat memberi masukan baik berupa kritikan dan
saran untuk membuat karya ilmiah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga masukan
konstruktif pembaca sekalian dapat membuat karya ilmiah ini semakin lebih baik dan bermanfaat
bagi kita semua.

Pada akhirnya penulis mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenanan atau dari segi
penyampaian dan lain sebagainya. Akhir kata penulis ucapakan terima kasih.

Kupang, 6 Oktober 2021

Penulis

Alechandro C. Lambe
BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar belakang

Dalam suatu bangunan terdapat suatu sistem sangat penting di dalamnya yang di sebut
Utilitas bangunan, dalam utilitas tersebut terdapat berbagai macam sistem sala satunya
sistem air bersih, sistem ini sangat penting karena dalam bangunan terdapat penghuni yang
sangat membutuhkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari hari misalnya memasak,
mandi dan lainya dalam air bersih ada pula sistem penyalurannya kedalam bangunaan yang
di sebut distribusi air bersi pada bangunan melalui sistem instalasi perpipaan atau biasanya
di sebut plambing dan ada pula banyak cara penyedian airbersih pada bangunan misalnya
bias berasal dari PDAM dan lainnya

1.2. Rumusan masala

A. Bagaimanakah sistem penyediaan air bersih dan instalasi pemipaan air kotor pada
bangunan ?

B. Bagaimanakah instalasi saluran pada bangunan khususnya pada sistem perpipaan


(plambing) ?

1.3. Tujuan

Menjelaskan sistem distribusi air bersih dan instalasi pemipaan air kotor pada banguanan
dan instlasi saluran air bersih pada bangunan [perpipaan ]

1.4. Manfaat

Memberikan pemehaman kepada penulis dan pembaca tentang sistem distribusi air bersih
pada bangunan dan instalasi perpipaan air bersih pada bangunan
BAB II

Tinjauan pustaka

Dalam penyediaan air bersih pada bangunan terdapat beberapa sistem penyediaan air bersih
misalnya sistem sambungan langsung, sistem tangki atap dan sistem tangki tekan.

1. PDAM sistem ini adalah sistem sambungan langsung, sistem ini di dapatkan melalui
saluran perpiaan dari PDAM di sekitar bangunan yang disalurkan langsung ke dalam
bangunan menggunakan pipa air dan ada juga meteran yang berfungsi menghitung
pengeluaran air yang di pakai
Sistem ini biasanya berbayar, pembayarannya biasanya langsung pada kantor PDAM
disekitar bangunan pembayarannya setiap bulan

2. Dalam sistem tangki atap, air bersih ditampung lebih dahulu dalam tangka bawah
(dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah) kemudian
dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang diatas atap atau diatas
lantai tertinggi bangunan

3. Dalam sistem tangki tekan, udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam
sistem distribusi dan setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama
kelamaan akan berkurang, karena larut dalam air atau ikut terbawa keluar tangki

Berikut adalah cara menyalurkan air ke bangunan menggunakansistem perpipaan, ada dua
sistem cara menyalurkannya yaitu sistem horizontal dan sistem vertical

1. Sistem horizontal adalah suatu sistem pemipaan yang banyak digunakan untuk
mengalirkan kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah
tinggal yang tidak bertingkat satu.
2.
Sistem vertikal sistem pengaliran atau distribusi air bersih dengan sistem vertikal
banyak digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinggi. Cara
pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air yang
terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan
tersebut kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke
titik-titik kran yang diperlukan. Pemipaan direncanakan harus sesuai dengan fungsi
bangunan (rumah, kantor, industri, dll), yang diartikan pula bahwa semua material
dan perlengkapan pemipaan sesuai dengan fungsi bangunan, dan dalam
pengoperasionalannya harus awet dan tahan lama

BAB III

PEMBAHASAN

I. AIR BERSIH

Untuk mendapatkan air bersih terdapat berbagai cara sebagai berikut :

 Sumber air PDAM

Sumber air yang didapat dari PDAM sudah melewati tahapan secara klinis untuk
memenuhi standart kebutuhan air bersih. Sumber air PDAM juga bersifat kontinu atau
dapat menyuplai kebutuhan air bersih selama 24 jam. Sumber air ini dapat langsung
ditampung pada tangki air bawah (Ground Water Tank) yang lalu dipompakan ke
tangka air atas (roof tank).

 Sumber air Deep Wheel


Sumber air bersih yang didapat dari deep well tidak kontinu seperti sumber air bersih
dari PDAM. Sumber air yang didapat dari pengeboran harus dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu untuk memastikan telah memenuhi syarat air bersih. Jika belum
memenuhi persyaratan, maka air harus diolah terlebih dahulu sebelum ditampung pada
tangki air bawah (Ground Water Tank). Jika air dari deep wheel telah memenuhi
persyaratan dapat langsung dialirkan untuk dapat ditampung pada tangki air bawah.

A. Berikut adalah macam-macam sistem penyediaan air pada bangunan

 Sistem Sambungan Langsung


Pada sistem sambungan Langsung, pipa distribusi dalam gedung disambung langsung
dengan pipa utama penyediaan air bersih. Sistem ini dapat diterapkan untuk perumahan
dan gedung-gedung kecil dan rendah, karena pada umumnya pada perumahan dan
gedung kecil tekanan dalam pipa utama terbatas dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari
pipa utama. Ukuran pipa cabang biasanya diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan Air
Minum

 Sistem Tangki Atap


Pada sistem Tangki Atap air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah. (dipasang pada
lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu
tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan.
Dari tangki ini, air didistribusikan ke seluruh bangunan. Sistem Tangki Atap diterapkan
karena alasan-alasan sebagai berikut :
 Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat
plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat
perubahan muka air dalam tangki atap
 Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara otomatik
dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan
 Timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat
yang mendeteksi muka dalam tangki atap
 Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya
tangki tekan

 Sistem Tangki Tekan


Prinsip sistem ini adalah sebagai berikut : air yang telah ditampung dalam tangki bawah,
dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya
terkompresi.air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa
bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu dtektor tekanan, yang menutup/membuka
saklar motor listrik penggerak pompa : pompa berhenti bekerja kembali setelah tekanan
mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan
mencapai suatu batas maksimum tekanan yang ditetapkan juga. Daerah fluktuasi
biasanya ditetapkan 1-1.5 kg/cm2. Sistem tangki tekan biasanya dirancang sedemikian
rupa agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume
tangki berisi air. Jika awalnya tangki tekan berisi udara bertekanan atmosfer, kemudian
diisi air, maka volume aur yang akan mengalir hanya 10% volume tangki. Untuk
mengatasi hal ini, dimasukkan udara kempa bertekanan lebih besar daripada tekanan
atmosfer
 Sistem Tanpa Tangki
Dalam sistem Tanpa Tangki tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki
tekan maupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan
pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misal : pipa utama PDAM).
Sistem penyediaan air bersih yang dipakai untuk Hotel umumnya adalah sistem tangki
atap sistem tangki atap digunakan dengan pertimbangan :
 Dengan adanya Roof tank maka ketersediaan air akan terjaga setiap waktu
khususnya pada saat pemakaian puncak
 Perubahan tekanan yang terjadi tidak begitu berarti, hanya akibat perubahan muka
air dalam tangki.
 Menghemat kerja pompa
B. Penginstalasian Saluran Air Bersih
Sebuah rumah yang layak huni tentu memerlukan saluran pipa air bersih karena
merupakan salah satu hal yang wajib ada pada tempat tinggal. Perencanaan instalasi air
bersih dapat dibuat dengan benar sesuai aturan teknis agar proses distribusi air untuk
keperluan rumah nantinya dapat berjalan lancar dan efisien
Beberapa jenis sumber air yang digunakan untuk sumber air diantarany :
 Air PAM langsung dihubungkan ke instalasi pipa di rumah, maka pipa primernya
menggunakan pipa berukuran sama dengan instalasi pipa sekunder, yaitu ukuran
0,5 inci
 Air PAM didistribusikan ke instalasi pipa di rumah melalu bak penampung (tower
air), maka pipa dari meteran PAM ke tower menggunakan pipa berukuran 0,5 inci.
Sedangkan dari tower air ke instalasi di rumah menggunakan pipa ukuran 1 inci.
 Air tanah, dengan bantuan jet pump dialirkan langsung ke instalasi pemipaan di
rumah. Instalasi pipa dari pompa ke instalasi di rumah menggunakan pipa yang
berukuran sama dengan besar penampang pipa keluaran (outtake) di pompa
 Air tanah didistribusikan ke sistem pemipaan di rumah melalui tower air, maka
pipa dari pompa ke tower air menggunakan ukuran yang sama dengan pipa keluar
(outtake) dari pompa. Sedangkan dari tower air ke instalasi pipa di rumah
menggunakan pipa 1 inci

C. Sistem Pemipaan Air Bersih


 Sistem Horizontal

digunakan untuk mengalirkan kebutuhan air pada suatu


komplek perumahan atau rumah-rumah tinggal yang bertingkat. Ada dua cara
yang dipakai untuk sistem horizontal, sebagai berikut

 Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir


 Pemipaan yang melingkar/membentuk ring

 Sistem Vertical
pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air (ground
reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air
pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa
untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem ini lebih
menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau
sumber tenaga untuk pompa mengalami pemadaman.

D. Model Instalasi
 Sistem tertutup
Disebut juga dengan sambungan melingkar yang artinya seluruh ujung pipa
tersambung tanpa memutus. Kelebihannya adalah menjadikan tekanan air lebih
kuat dan ketika ada kran air yang dibuka secara bersamaan makan akan
mendapatkan debit ait yang sama.
 Sistem Terbuka
Dengan biaya yang lebih murah, instalasi pipa air ini jika salah dalam
perencanaannya akan timbul banyak masalah seperti debit air yang tidak sama
antara kran satu dengan lainnya dan jika terjadi kerusakan pada titik kran tertentu
akan membuat sebagian jalur distribusi mati total tanpa mendapat suplai air.

DENAH PERENCANAAN SISTEM AIR


PERPIPAAN/PENYALURAN AIR BERSIH PADA
BANGUNAN
PEMBAHASAN

II. AIR KOTOR

A. Pengertian Air Kotor

Air kotor adalah air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk untuk
kebutuhanminum, masak, mandi, dan energi. Air kotor merupakan air limbah dari
sisa produksi aktifitasmanusia. Air dapat dikatakan kotor jika mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut : Secara fisik: berbau, warnanya keruh, berasa jika diminum.

Ada beberapa istilah yang perlu diketahui, diantaranya adalah :


· 1. Limbah : adalah bahan buangan (bahan yang sudah tidak terpakai). Limbah terdiri
dari limbahpadat dan limbah cair.
· 2. Limbah padat : adalah bahan buangan yang berbentuk padat, biasanya disebut sampah.
· 3. Limbah cair : adalah bahan buangan yang berbentuk cair. Termasuk dalam
limbah cairdiantaranya adalah : air kotoran, air bekas, dan air hujan.
· 4. Air kotoran : adalah air buangan yang mengandung kotoran manusia.
5. Air bekas : adalah air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti
bak mandi (termasuk bath tub), bak cuci tangan, bak cuci dapur, dan lain-lainnya yang
tidak mengandung kotoran manusia.
· 6. Air kotor : adalah air buangan yang terdiri dari air kotoran dan air bekas.
· 7. Air hujan : adalah air yang jatuh dari atas (langit).
· 8. Air kotor : adalah air buangan yang terdiri dari air kotoran dan air bekas.
· 9. Air hujan : adalah air yang jatuh dari atas (langit).

Air kotor dari bangunan gedung disebut juga air limbah domestik atau air
limbah rumahtangga.
Seperti telah dijelaskan diatas, air kotor adalah air bekas atau air buangan yang
berasal darikegiatan sehari-hari rumah tangga, yaitu semua jenis air buangan rumah
tangga yang berasal dari
: mandi, dapur, mencuci, kakus, dan lain sebagainya. Jadi air kotor juga
mengandung kotoranmanusia (excreta, faeces). Faeses mengandung zat organik,
anorganik, bakteri (baik yang pathogen, maupun yang tidak pathogen, seperti bakteri
coli) dan kadang-kadang juga cacing atau telur cacing. Disamping itu, proses
pembusukan faeses, terutama didalam air terus berlangsung, sehingga akan
menimbulkan bau yang kurang baik. Oleh karena itu faeses, perlu dikelola dengan
baik dan benar, agar tidak menimbulkan bau yang kurang baik, dan penyebaran
penyakit. Karena air kotor mengandung faeses, maka air kotor pun perlu dikelola
secara baik dan benar.

B. Karakteristik Air Kotor

Air kotor bisa jadi masalah serius yang akan mengganggu kesehatan Anda kalau tidak
segera diselesaikan. Sayangnya, tidak banyak orang yang tahu ciri-ciri air kotor yang
harus dihindari. Air bisa disebut air kotor jika tercemar dan mengandung kapur, asam,
atau terkontaminasi limbah domestik. Oleh sebab itu, berikut ciri-ciri air kotor yang
perlu diketahui untuk menjaga keamanan serta kesehatan Anda sendiri.
1.Mengandung bahan pelarut atau endapan

Seperti sudah disebutkan di atas, tidak menutup kemungkinan jika di dalam air terlarut juga
bahan-bahan yang tidak seharusnya ada, termasuk endapan. Bahan pelarut atau endapan ini
dapat membuat air jadi berbau, memiliki keasaman dengan derajat cukup tinggi, memiliki
rasa, serta menjadi berwarna. Ini sudah pasti ciri-ciri air kotor atau sudah terkontaminasi,
sebaiknya tidak digunakan atau diminum.
2.Air berbau

Saat air yang Anda gunakan atau hendak Anda olah menjadi air minum ini mengeluarkan bau
tertentu, terutama aroma tidak sedap, berarti air sudah kotor dan terkontaminasi. Standar air
bersih adalah tidak memiliki bau apa-apa. Oleh sebab itu, air yang mengeluarkan bau tidak
sedap adalah ciri-ciri air kotor.

3.Derajat keasaman berlebih

Jika berbicara mengenai air minum, air yang aman dikonsumsi adalah air dengan derajat
keasaman (pH) yang berada di angka 7 atau netral. Jika air tersebut memiliki derajat
keasaman yang kurang atau lebih dari level keasaman tersebut, maka air tersebut dinyatakan
asam atau basa. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa air dengan derajat keasaman 8
masih bisa dikonsumsi, atau sering disebut dengan air alkali. Namun penelitian ini masih
diperdebatkan dan belum bisa dibuktikan kebenarannya secara penuh. Sementara derajat
keasaman air bersih umumnya berada di angka 6.5-8.5.

4.Terdapat banyak mikroorganisme

Untuk mengetahui banyak atau tidaknya mikroorganisme dalam air memang memerlukan uji
sampel lebih lanjut. Namun, terkadang Anda juga dapat melihat banyak mikroorganisme
pada air dengan mata telanjang. Adanya mikroorganisme dalam air membuat pasokan
oksigen pada air akan berkurang sehingga air menjadi tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

5.Air memiliki rasa tertentu

Air yang memiliki rasa jelas tidak aman. Ini adalah ciri-ciri air kotor yang harus Anda
hindari. Rasa air tersebut biasanya muncul sudah terkontaminasi dengan senyawa kimia atau
senyawa organik sintetis dalam air. Oleh sebab itu, biasakanlah mencari air yang tawar dan
tidak memiliki rasa tertentu, apalagi jika ingin digunakan sebagai konsumsi sehari-hari.
6.Radioaktivitas pada air tinggi

Polutan yang berasal dari limbah industri seringkali membuat air mengandung zat radioaktif.
Jika air sudah mengandung zat radioaktif, maka air tersebut bukan lagi hanya memenuhi ciri-
ciri air kotor, tetapi juga memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitar dimana air ini
mengalir. Salah satunya adalah meningkatnya potensi kanker jika terpapar zat radioaktif
dalam waktu yang lama.

7.Suhu air berubah-ubah (tidak normal)

Anda harus tahu bahwa dalam kondisi yang normal, suhu air akan lebih rendah daripada suhu
sekitarnya. Jadi sangat wajar jika air cenderung bersuhu lebih dingin dari suhu sekitar Anda.
Namun jika yang terjadi justru sebaliknya atau suhu air kerap berubah-ubah, maka dapat
dipastikan air sudah kotor atau tercemar.

8.Air berwarna

Ciri-ciri air kotor yang terakhir sekaligus jadi ciri yang paling mudah dideteksi adalah saat air
tidak lagi bening tapi cenderung berwarna. Air jelas sudah kotor atau tercemar sehingga tidak
mungkin lagi untuk menggunakan air tersebut.

Setelah mengetahui ciri-ciri air kotor yang sudah dijelaskan di atas, maka diharapkan Anda
bisa lebih berhati-hati sebelum menggunakan air dari sumber tertentu. Pastikan bahwa air
yang hendak digunakan tidak memiliki salah satu bahkan lebih dari ciri-ciri yang sudah
disebutkan di atas tadi.

Agar kebersihan lebih terjaga, lakukan juga pengecekan sumber atau wadah-wadah
penyimpanan air Anda secara berkala agar memastikan tetap bersih, steril, dan mencegah
kemungkinan air jadi kotor atau tercemar karena limbah domestik atau aktivitas tertentu.

C. Klasifikasi Sistem Pembuangan Air Kotor

Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan :

• Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal
dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat
plambing lainnya (black water).
• Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal
dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water). Untuk suatu daerah yang tidak
tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi
air kotor terlebih dahulu.

• Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan sistem
terpisah dari sistem pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering
terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing
yang terendah.
• Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun,
lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat
khusus.

Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran :

• Sistem gravitasi.Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah
• Sistem bertekanan.

Sistem yang menggunakan alat (pompa) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak
alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bak
penampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di
gunakan pada bangunan yang mempunyai alat-alat plambing di basement pada bangunan
tinggi/bertingkat banyak.
Bagian-bagian sistem pembuangan :

• Alat-alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub, wastafel, bak-bak
cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
• Pipa-pipa pembuangan.
• Pipa ven.
• Perangkap dan penangkap (interceptor).
• Bak penampung dan tangki septic.
• Pompa pembuangan.

D. Sistem Pengolahan Limbah Rumah Tangga Dengan Septic Tank


Pada dasarnya, septic tank merupakan wadah untuk pengolahan limbah yang berasal dari
kloset.Septic tank pada umumnya berbentuk seperti penambungan yang disekat dengan
dinding bata dan diberi pelat beton.
Cara membuat septic tank pun haruslah sesuai dengan standar di Indonesia atau SNI.

Pembuatan Septic Tank


Sebelum membuat septic tank, sebaiknya Anda memerhatikan beberapa cara membuat septic
tank yang dapat menyebabkan masalah, yaitu:
• Ukuran terlalu kecil

Ukuran yang terlalu kecil pada septic tank akan menyebabkan daya tampung menjadi lebih
cepat penuh.
Hal tersebut tentunya akan berdampak pada toilet yang mampet dan lebih sering
menggunakan jasa sedot WC berulang kali.
• Septic tank kurang kokoh

Ada baiknya memikirkan bahan material untuk wadah septic tank terlebih dahulu agar tidak
roboh dan bocor.
• Jarak terlalu dekat dengan sumur

Sebaiknya membuat septic tank agak berjauhan dengan sumber air atau sumur, agar tidak
mudah tercemar dan terpapar sumber penyakit.
Untuk membuat septic tank standar SNI, Anda perlu memikirkan desain ukuran, material
untuk wadah hingga jarak aman septic tank dengan sumber air.

Adapun ukuran ideal untuk pembuatan septic tank yakni tinggi 1,5 m, lebar 1 m dan
panjang1m.

Tentunya ukuran yang akan dipasang pun harus disesuaikan dengan jumlah orang di dalam
rumah dan jumlah kloset yang dipakai.
Setelah memerhatikan beberapa hal di atas, berikut ini adalah langkah dan cara membuat
septic tank kokoh dengan mudah di rumah.

• Gali tanah untuk wadah septic tank sedalam 1,5 meter dengan tinggi 2 meter.
• Berilah sekat pada tengah galian untuk membuat 2 kolom septic tank yang berdempetan
yang bertujuan untuk memisahkan kotoran padat dan cair.
• Buatlah penghubung antar sekat dengan menggunakan paralon berukuran 4 inch.
• Usahakan untuk membuat paralon dari arah WC menurun sejajar sampai arah pembuangan.
Sebagai contoh: ukuran ketinggian paralon 80, maka ketinggian paralon sekat 75 dan
ketinggian paralon pembuangan 70.
• Buat bahan material dinding septic tank menggunakan bata merah yang diplester.
• Buatlah tembok alas pada septic tank untuk mencegah roboh atau bocor.
• Tutup atas septic tank menggunakan papan.

Selain itu, adapun tips yang dapat Anda perhatikan, yaitu:


• Beri lubang angin pada sekatan septic tank yang berfungsi untuk pembuangan gas sekaligus
akses saat melakukan penyedotan.
• Gunakan paralon berukuran 4 inci agar selang sedot WC bisa masuk ke dalam septic tank.

Pemeliharaan Septic Tank

Setelah mengetahui cara membuat septic tank, berikut ini adalah perawatan atau
pemeliharaan
septic tank yang bisa dilakukan dengan mudah. Simak selengkapnya, ya!
• Perhatikan sumur resapan

Seperti yang diketahui, saat membuat septic tank pastikan untuk menjaga jarak dengan
sumber air atau sumur resapan.
Kotoran dan limbah tinja yang dihancurkan dalam septic tank idealnya akan mengalir ke
sumber air paling dekat.
Maka, dalam perawatannya, lebih baik sumur resapan dilindungi dengan berbagai macam
elemen misalnya dengan menggunakan ijuk, kerikil, pasir dan batu.
•Jangan buang sampah ke dalam septic tank

Wadah septic tank biasanya memiliki ukuran yang telah disesuaikan dengan jumlah
intensitas limbah.
Septic tank yang terbagi menjadi 2 sekat yang berfungsi untuk pembagian limbah padat dan
cair pun sudah memiliki ruang ideal sebagai penampungan

Maka dari itu jangan membuang sampah lain ke dalam septic tank.
Tentunya dengan membuang sampah ke dalam septic tank akhirnya akan membuat septic
tank
tidak berfungsi dengan baik bahkan bisa menyebabkan kebocoran.

Selain itu, pastikan pembuangan septic tank tidak menyalurkan lumpur ke sungai untuk
menghindari perairan yang tercemar.
Sebaiknya, kotoran dan limbah dibuang ke tempat yang sudah disediakan seperti Instalasi
Pengolah Lumpur Tinja (IPLT).
• Perhatikan jadwal pengurasan

Hal yang menjadi perawatan wajib septic tank adalah mengontrol dan memerhatikan jadwal
pengurasan secara berkala.
Sebaiknya pengurasan tangki septic tank dilakukan setiap tiga tahun sekali. Anda bisa
meminta bantuan ahli seperti sedot WC untuk pengurasan yang dilakukan profesional

DENAH PERENCANAAN SISTEM AIR PERPIPAAN/PENYALURAN AIR KOTOR


PADA BANGUNAN
BAB IV
ALAT TRANSPORTASI PADA BANGUNAN

A. TANGGA

Tangga adalah konstruksi yang menjembatani dua tingkat vertikal yang berjarak jauh satu
sama lain.
Tangga adalah bagian dari bangunan bertingkat yang berfungsi untuk penghubung sirkulasi
antar lantai bangunan bertingkat dengan berjalan naik atau turun menggunakan trap (anak
tangga). Secara umum dan biasa dikenal, tangga terdiri dari dua jenis yaitu tangga utama
dan tangga darurat.
Tangga bertujuan untuk mendukung aktivitas dalam dua tempat dengan ketinggian berbeda
terutama bangunan bertingkat.

 Rencana letak ruang tangga


Penempatan atau letak ruang tangga tersendiri mudah dilihat dan dicari orang, tidak
berdekatan dengan ruang lain agar tidak menggangu aktifitas penghuni lain.
Tangga juga mempunyai fungsi sebagai jalan darurat, direncanakan dekat dengan pintu
keluar, sebagai antisipasi terhadap bencana kebakaran, gempa keruntuhan dan lain - lain.

 Bagian - bagian dari struktur tangga

 Pondasi tangga

Sebagai dasar tumpuan (landasan) agar tangga tidak mengalami penurunan, pergeseran.
tangga bisa dari pasangan batu kali, beton bertulang atau kombinasi dari kedua bahan dan
pada dibawah pangkal tangga harus diberi balok anak sebagai pengaku pelat lantai, agar
lantai tidak menahan beban terpusat yang besar.
 Ibu tangga (String)
Merupakan bagian dari tangga sebagai konstruksi pokok yang berfungsi untuk
mendukung anak tangga.
Ibu tangga termasuk konstruksi utama tangga yang “memegang” anak tangga dan dapat
merupakan bagian yang terpisah ataupun menyatu dengan konstruksi bangunan.
 Anak tangga
Anak tangga berfungsi sebagai bertumpunya telapak kaki, dibuat dengan jarak yang sama
dan selisih tinggi (trap) dibuat, supaya kaki yang melangkah menjadi nyaman, enak untuk
melangkah, bentuk anak tangga dapat divariasikan sesuai selera pemilik atau arsiteknya.
 Pagar tangga
Pagar tangga atau reilling tangga adalah bagian dari struktur tangga sebagai pelindung
yang diletakkan disamping sisi tangga dan di pasang pada/ diatas ibu tangga untuk
melindungi agar orang tidak terpelosok jatuh.
Pagar tangga dapat dibuat dengan macam - macam variasi agar lebih artistik dan pada
lantai tingkat disekitar lubang tangga harus dipasang juga pagar pengaman agar penghuni
tidak terjerumus jatuh.
 Penggunaan tangga
Merupakan batang yang di pasang sepanjang anak tangga untuk bertumpunya tangan agar
orang turun naik tangga merasa lebih aman, pegangan tangga bertumpu pada tiang - tiang
tangga yang tertanam kuat pada ibu tangga.
 Bordes
Adalah pelat datar diantara anak - anak tangga sebagai tempat beristirahat sejenak, bordes
di pasang pada bagian sudut tempat peralihan arah tangga yang berbelok.
Untuk rumah tinggal, lebar bordes antara 80 - 100 cm dan untuk bangunan umum, lebar
bordesnya dibuat antara 120 - 200 cm.
Dapat dibuat dengan 3 model, yaitu Bordes tangga lurus, bordes tangga L dan bordes
tangga U.
 Macam - macam bentuk tangga
Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda tinggi lantai dan ruangan yang tersedia.
Untuk menambah suasana yang harmonis dalam ruangan, bentuk tangga juga sebaiknya
dibuat indah dan serasi dengan interior ruangan.
Dengan makin majunya tingkat kebudayaan manusia, perkembangan teknologi yang
memproduksi bahan dan alat bangunan, ide para seniman, maka bentuk tangga makin lama
makin berkembang bervariasi, bahkan dewasa ini bentuk sudah merupakan seni tersendiri.
Bentuk tangga yang umum banyak dipakai, yaitu:
1. Tangga lurus,
2. Tangga miring,
3. Tangga lengkung,
4. Tangga siku,
5. Tangga lingkar

 Perhitungan dan standarisasi bentuk tangga serta ukurannya


Membuat tangga disamping keindahan perlu diperhatikan segi - segi teknisnya, harus
diperhatikan juga kemudahan, rasa aman, bagi orang yang melaluinya.
 Lebar anak tangga;
a) Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga 80 cm.
b) Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.
c) Untuk tangga darurat, lebar anak tangga bisa 70 cm.
 Tetapi dapat juga diperhatikan jika yang melewati berpapasan di satu anak tangga:
a. Untuk satu orang, lebarnya 60 - 80 cm
b. Untuk dua orang, lebarnya 120 cm
c. Untuk tiga orang, lebarnya 180 cm

 Lebar dan tinggi anak tangga (trap)


Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk memberi
kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu diperhatikan lebar dan tinggi anak
tangga.
 Rumus untuk anak tangga (undak - undak)
2t + l = 60 - 65 cm

t = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrede)


l = lebar anak tangga (lebar injakan = aantrede)
 Rumus diatas didasarkan pada;
Satu langkah arah datar antara 60 - 65 cm.
Untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar dari pada melangkah
datar.
 Lebar dan tinggi anak tangga sangat menentukan kenyamanan, yang naik tidak cepat
lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir.

 Ukuran ruang tangga:


Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang dan segar, harus diberi lubang ventilasi untuk
dapat udara segar dan penerangan alam, agar menghemat pemakaian listrik pada siang
hari.
 Ukuran ruang tangga ditentukan oleh jumlah anak tangga dan bentuk tangganya.
 Tangga untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm, jumlah anak tangga 17
buah dengan bordes.

 Kemiringan tangga
 Kemiringan tangga dibuat tidak curam, agar orang mudah untuk naik dan turun
tangga, jadi tidak banyak energi yang keluar, tetapi jika kemiringan dibuat terlalu
landai dan dapat menjemukan bagi orang yang melaluinya, disamping itu banyak
memakan tempat (space) yang ada, jadi kurang efisien.
 Kemiringan tangga yang wajar berkisar antara 250 s/d 420 dan untuk bangunan
rumah tinggal biasa digunakan kemiringan 380.

 Konstruksi tangga
Konstruksi tangga harus kuat dan stabil, karena sebagai jalan penghubung ke lantai
tingkat. Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung, 1983, bahwa beban
ditangga lebih besar dari beban pada pelat lantai.
 Untuk bangunan rumah tinggal = 250 kg/ m2
 bangunan umum diambil = 300 kg/ m2
 Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi
ada penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga berubah, Jika
konstruksi tangga tersendiri artinya terpisah dengan struktural rangka bangunan,
dibuatkan pondasi tersendiri rangka tangga tidak menempel pada dinding diberi
sela ± 5 cm.

 Bahan tangga
Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.
 Tangga kayu;
Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan
suasana ruang.
 Tangga beton bertulang;
Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan
tahan api. Dapat dipasang di bangunan umum atau bangunan tingkat rendah atau
sampai dengan 4 (empat) lantai.
 Tangga baja;
Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar,
biasanya dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat dengan
bentuk lingkar.
 Tangga dari batu alam;
Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak
memerlukan perhitungan konstruksi.
STUDI KASUS

1) Penempatan tangga
Letak tanggga berada pada ruang keluraga yang akan terhubungan langsung dengan
koridor lantai 2.
Penempatan tangga tersebut ditempatkan pada sisi samping ruangan agar akses mudah
dicapai dan sirkulasi dalam ruangan lancar
2) Ukuran Ibu tangga yang igunakan berukuran 80 cm
3) Anak tangga lebar 150cm untuk 2 orng yang sedang berpaspasan dan tinggi 20-30cm
untuk memungkinkan mudah didaki oleh anak anak maupun lansia.
4) Pagar tangga menggunkan pagardari besi baja ringgan dengan tinggi 80-100cm agar
aman saat menaiki tanga.
5) Pegangan tangga menggunakan baja ringgan berbebtuk persegiempat memanjang, agar
pegangan lebih kuat.
6) Bordes dengan ukuran 120cm dengan bentuk tangga berbentuk leter L
7) Untuk konstruksi tangga beban tangga 250kg/m2 kemiringan 240 agar lebih mudah
dinaiki.
8) Material tangga menggunakan tangga beton.
B. Alat Transportasi modern

1) Tangga Berjalan (Eskalator)

Selain tangga permanent, banyak juga yang menggunakan tangga yang


digerakan oleh mesin, disebut, Tangga gerak/ tangga berjalan (Eskalator). Eskalator
merupakan suatu alat angkut yang menitikberatkan pada pengangkutan orang dari lantai
bawah kea rah miring lantai diatasnya.

Eskalator bergerak naik atau turun untuk membawa penumpang tanpa harus
melangkah. Harga dan biaya operasional escalator ini cukup mahal, sehingga hanya
efektif diaplikasikan pada bangunan komersil.

Eskalator hanya dapat bergerak satu arah saja, naik atau turun. Apabila
menghendaki kedua arah, eskalator dapat dipasangkan secara pararel, satu untuk naik
dan satu untuk turun. Sangat berbahaya bila orang melangkah ke arah berlawanan
dengan arah gerakan tangga ini, karena mudah tergelincir.

Umumnya Eskalator dipasang dengan kemiringan >10 atau sesuai standart


perbandingan antara datar dan ketinggian 30° – 35°. Panjang Eskalator disesuaikan
dengan kebutuhan; lebar untuk 1 orang 60cm. dan untuk 2 orang 100cm – 120cm.
Menurut peraturan yang diterapkan di Inggris, sudut ketinggian dieskalator dibatasi
hingga 30°, apabila tangga tidak lebih dari 6 M dan kecepatan 0,5 m/dtk. Dalam
keadaan tertentu sudut tersebut tidak boleh lebih dari 30º . Menurut standar Inggris
(BS), lebar tangga max 1050 cm dan minimal 600cm.

Struktur Eskalator terdiri atas kerangka baja yang ditumpu dibagian bordes atas
maupun bawah.

2) Conveyor

Conveyor adalah satu alat angkut untuk orang ataupun barang dalam arah
mendatar (horizontal). Conveyor hampir mirip dengan Eskalator, hanya saja dipasang
dalam keadaan datar ataupun miring pada derajat <10°.

Alat ini berupa suatu plat tempat ijakan yang terpotong- potong dan dihubungkan
satu sama lain dengan rantai dan dinding sebagai alat pegangan. Jarak jangkauan alat ini
tergantung dari kebutuhan dengan lebar untuk dua orang.
3) Elevator ( Lift )
Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk mengangkut orang atau
barang dalam suatu gedung tinggi. Lift dapat dipasang pada bangunan – bangunan yang
tingginya lebih dari 4 lantai karena kemampuan orang untuk naik turun menjalankan
tugas atau keperluannya dalam bangunan tersebut hanya mampu dilakukan sampai 4
lantai.

Menurut fungsinya, lift dibagi menjadi :

 lift penumpang ( passenger elevator ), digunakan untuk mengangkut manusia.


 lift barang ( fright elevator ), digunakan untuk mengangkut barang.
 lift uang/ makanan (dump waiters ).
 lift pemadam kebakaran, seringkali lift ini juga difungsikan untuk mengangkut
barang.

E. Jaringan Telepon

Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah
banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data. Pembahasan berikut ini akan
ditekankan pada penggunaan telepon sebagai komunikasi suara. Pada dasarnya pesawat
telepon terdiri dari alat pengirim suara (mikropon) dan alat penerima suara (speaker).
Pesawat ini dihubungkan dengan sentral telepon menggunakan sepasang kabel tembaga
yang dikenal sebagai saluran 2 kawat. Untuk mengaktifkannya, pesawat telepon disatu
tegangan oleh sentral telepon. Tegangan telepon dicatu dari sentral sebesar 48V.
Tegangan ini dipilih agar cukup untuk mencatu pesawat telepon sampai beberapa
kilometer, sehingga rugi-rugi tegangan pada saluran 2 kawat tidak mempengaruhi kerja
pesawat telepon. Selain itu tegangan ini cukup aman bagi manusia ( tegangan di bawah
50V tergolong aman). Tegangan 48V juga mudah dihasilkan dari baterai (4x12V) yang
digunakan sebagai catu daya back up di sentral. Di beberapa tempat tegangan yang
digunakan bervariasi dalam range 36V sampai 60V. Sedangkan pada perangkat PABX
ada yang menggunakan tegangan 24 Volt Dari sentral telepon, tegangan melalui berkisar
2000 sampai 4000 ohm (tidak termasuk tahanan pesawat telepon). Tahanan minimal
pesawat telepon pada kondisi on hook (tidak aktif) adalah 30.000 Ohm, sedangkan pada
kondisi off hook (aktif) minimal 200 Ohm. Sedangkan arus yang mengalir pada saat off
hook berkisar 20 50 mA. Sinyal suara dari pesawat telepon dibatasi antara frekuensi 400
Hz sampai 3400 Hz. Pembatasan frekuensi rendah disebabkan adanya penggunaan
komponen transformator dan kapasitor dalam rangkaian, juga menghindari harmonisa
frekuensi tegangan listrik 60 Hz. Sedangkan pembatasan frekuensi tingginya atas
pertimbangan pada sisi transmisinya
Jenis-jenis Nada Telepon

Agar pesawat telepon dan sentral dapat berhubungan, diperlukan pensinyalan


(signalling). Pensinyalan antara sentral dengan pesawat telepon meliputi dialling tone,
dial, ringing back tone, busy tone, reorder tone, ringing tone dan call waiting.

a. Dialing Tone (Nada Pilih)


Dialing Tone adalah nada yang dikirimkan oleh sentral ke pesawat telepon sebagai tanda
jaringan tersedia dan siap untuk digunakan. Nada ini dikirimkan pada saat pemakai
telepon mengangkat handset telepon (telepon tidak dalam keadaan berdering).

b. Dial (Rotary Dial, Push Button Dial)


Ketika pemakai telepon menekan nomor tertentu, pesawat telepon tersebut mengirimkan
nomor dial ke sentral. Nomor dial yang dikirimkan oleh pesawat telepon dapat
berbentuk pulsa-pulsa (Rotary Dial System) maupun pasangan nada berfrekuensi
tertentu (Push Button Dial). Pada Rotary Dial System, nomor-nomor pada pesawat
telepon berupa piringan berputar atau rangkaian lojik yang menghasilkan pulsa-pulsa.
Lebar setiap pulsa adalah 10 millidetik. Pada Push Button System, nomor-nomor pada
pesawat berupa switch lembut yang mudah ditekan. Pesawat akan menghasilkan sinyal
sinyal dengan dua frekuensi yang berbeda. Sistem ini disebut juga Two Tone Dialling
atau Dual Tone Multi Frequency (DTMF). Alokasi frekuensinya ditetapkan oleh CCITT
berdasarkan rekomendasi No.Q

c. Ringing Back Tone (Nada Panggil Balik)


Nada ini dikirimkan oleh sentral ke pesawat telepon pemanggil, jika nomor pelanggan
yang dipanggil telah berdering. Nada akan berhenti jika pelanggan mengangkat pesawat
teleponnya.

d. Busy Tone (Nada Sibuk)


Busy Tone akan dikirimkan sentral ke pesawat telepon pemanggil jika saluran yang
tersedia sibuk ataupun pesawat pelanggan yang dituju sedang sibuk. Nada akan berhenti
jika pesawat telepon pemanggil diletakkan kembali.

e. Reorder Tone (Nada Gangguan)


Nada ini akan dikirimkan sentral telepon ke pesawat telepon pelanggan jika terjadi
gangguan, seperti putus, hubungan singkat dan sebagainya.

f. Ringing Tone (Nada dering)


Ringing tone dikirimkan sentral ke pesawat telepon pelanggan yang dipanggil. Sinyal ini
mengaktifkan bel pada pesawat telepon.
g. Call Waiting (Nada Tunggu)
Call waiting menandakan adanya interupsi atau panggilan lain saat telepon sedang off
hook.

Bagian-bagian perangkat telepon

Pada dasarnya pesawat telepon standar merniliki bagian-bagian antara lain :


- Network block, terdiri dari rangkaian yang
memisahkan antara input dari mikropon dan'output ke
speaker serta rangkaian antiside tone.
- Standar dial, yaitu papan dial yang digunakan untuk
memilih alamat tujuan yang akan dihubungi. - Papan
dial ini terdiri dari jenis push button maupun rotary
dial.
- Ringer, terdiri atas ranghaian bel yang akan berbunyi
saat telepon dihubangi.
- Handset, yaitu tempat meletakkan komponen
mikropon dan speaker.
- Hook switch, switch yang berfungsi untuk mengaktifkan telepon. Hook switch
berhubungan dengan peletakan handset.

Mikropon sebagai alat input sinyal suara dan speaker sebagai alat output untuk
mendengar suara lawan bicara diletakkan pada handset telepon. Kemudian keduanya
dihubungkan ke network block. Network block terdiri dari rangkaian anti side tone dan
rangkaian induksi (duplex coil). Rangkaian anti side tone berfungsi sebagai peredam
agar suara pembicara tidak terdengar lebih besar dari suara lawan bicara. Sedangkan
rangkaian induksi digunakan untuk mencegah tegangan DC 48V masuk ke mikropon
dan speaker serta sebagai konversi duplex. Ringer dan rangkaian dial dihubungkan
secara paralel ke line telepon. Hook switch diletakkan agar dapat mendeteksi saat
kondisi on hook maupun off hook.
Handset, ringer, dial dan hook switch dihubungkan ke network blok dengan
menggunakan kabel. Handset dihubungkan ke titik A dan B (speaker) serta ke titik B
dan C (mic). Ringer diliubungkan seri dengan sebuah koil dan capasitor dan
dihubungkan paralel dengan line (titik D dan E). Push button dial dihubuugkan ke D dan
E. Hook Switch dihubuugkan dengan beberapa cara, dapat diletakkan antara L1 dan D,
atau antara L2 dan E, dapat menggunakan single atau doubel switch. VRl dan VR2
adalah resistor variabel yang ditrim untuk menyesuaikan volume suara (incoming dan
outgoing). Pesawat telepon modern telah menggunakan IC sebagai pengganti pemakaian
trafo, selain itu dapat ditambahkan fitur-fitur seperti display, CLIP, lamp indicator,
memory dan lain lain.

Jaringan Akses Telepon

Jaringan Akses adalah jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan sentral telepon.
Jaringan ini adalah dasar jaringan telepon, karena pada dasarnya jaringan telekomunikasi
adalah gabungan dari beberapa jaringan akses. Jaringan akses Bering juga disebut
sebagai Outside Plan (OSP), beberapa istilah juga sering disebut sebagai Jaringan Lokal
Akses.

Ada empat jaringan akses yang digunakan dalam telekomunikasi, yakni :


 Jaringan Lokal Akses Kabel (Jarlokab atau Jarkab), yaitu jaringan yang menggunakan
kabel tembaga sebagai media transmisinya. Jaringan kabel adalah jaringan yang paling
lama dan paling banyak digunakan. Peningkatan jaringan ini menggunakan teknologi
penggandaan seperti Pair Gain dan xDSL.
 Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar), yaitu jaringan yang menggunakan radio sebagai
media aksesnya. Teknologi terdiri dari radio wireless (Wireless Local Loop, WLL),
Cordless dan radio Point To Point.
 Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarloka fl, jaringan ini menggunakan serat opti
sebagai medianya. Aplikasinya terdiri dari FTTZ, FTTC, FTTB, FTTO dan FTTH.
 Jaringan Akses Hibrid, jaringan ini menggunakan media transmisi gabungan, aplikasinya
antara lain teknologi HFC, PON dll.

Anda mungkin juga menyukai