Anda di halaman 1dari 35

UTILITAS.

kuliah 2 : sistem sanitasi air bersih dan air panas


AIR BERSIH.
Skema umum Jaringan air bersih

Sumber Air Jaringan Jaringan


transmisi Penyimpanan Pemakaian
Bersih distribusi
PENYEDIAAN.

Air bersih dapat diperoleh dari beberapa sumber yaitu;


1. Air Tanah
2. Air Hujan
3. Air permukaan – dapat berasal dari sungai, danau, waduk, telaga dan
sebagainya

Air Tanah pada umumnya merupakan groundwater inflow (Gi) yang dapat
berupa;
1. Air tanah dalam, merupakan akifer tertekan (confined aquifer)
2. Air tanah dangkal, merupakan akifer tak tertekan (unconfined aquifer)
Berdasarkan gambar penampang diatas beberapa hal yang dapat dijelaskan antara lain:
1. Catchment area bagian atas memberi suplai pada daerah resapan sekunder
2. Catchment bagian bawah memberi suplai pada daerah resapan primer
3. Daerah resapan primer merupakan sumber air tanah bagi air tanah dangkal
4. Daerah resapan sekunder memberikan resapan bagi air tanah dalam (digunakan
dengan membuat sumur dalam/ deep well)
5. Infiltrasi air laut dapat terjadi jika akifer tidak terjaga dengan baik
BAKU MUTU.

Kualitas air harus memenuhi 3 syarat;


1. Syarat fisik. Tidak berwarna, tidak berbau
2. Syarat kimia. Tidak mengandung zat kimia yang merugikan
manusia (racun) dan tidak mengurangi efektivitas distribusi
pipa-pipa
3. Syarat bateriologis. Tidak mengandung bakteri maupun
organik lain yang dapat menyebabkan penyakit: tipus, kolera,
disentri, cacingan
PERHITUNGAN.
prinsip umum menghitung kebutuhan air bersih

1. Tetapkan jumlah populasi pemakai


2. Tentukan kebutuhan air bersih (air dingin dan air panas)
3. Tentukaan waktu-waktu puncak (peak hour)
4. Perhitungkan kehilangan air
5. Perhitungkan air cadangan/ kebutuhan statis, misalnya
cadangan untuk pemadam kebakaran, dsb.
KEBUTUHAN.
Kebutuhan air untuk bangunan komersial

jenis liter/orang/hari
pabrik dengan KM 43
pabrik tanpa KM 30
rumah sakit 340
asrama perawat 135
hotel 135
kantor 45
restoran 70
bioskop 15
gedung konser 15
sekolah (setengah hari) 40
PERHITUNGAN.
Untuk bangunan berlantai banyak, perhitungan dititik
beratkan pada waktu puncak dan occupancy rate dari
pemakai. Untuk ini occupancy diambil antara 60 % s/d 80 %
dari populasi pemakai tergantung dari karakteristik pemakai
dan fungsi bangunan, misalnya kantor berbeda dengan
apartemen atau sekolah. Sedang untuk waktu puncak
pemakaian diambil :

Q puncak = ξ x Q
Dimana :
ξ = faktor pengali, biasanya diambil 1,5
Q = Kebutuhan air pada keadaan normal
Volume reservoar diperhitungkan = 0,75 Qtotal.
PERHITUNGAN.
Contoh :
Suatu bangunan apartemen berlantai 5 dengan jumlah penghuni
50 KK. Kebutuhan air per orang per hari 135 liter. Occupancy rate
diambil 85 %

Diminta : Berapakah kapasitas reservoar yang diperlukan.

Jawab :
Asumsi 1 KK = 5 orang
Jadi jumlah penghuni apatermen = 50 x 5 = 250 jiwa
Kebutuhan air perhari = 0,85 x 250 x 135 Liter = 2768,75 liter =
27, 69 M3.
Kebutuhan pada waktu puncak = 1,5 x 27,69 = 41,54 M3 ~ 42 M3.
Volume reservoar = 0,75 x 42 = 31,5 M3
SISTEM DISTRIBUSI.

Up feed

Spillback tank

Down feed
Reduce valve
UP FEED.

Dalam sistem UF pipa distribusi langsung dari Tanki Bawah


(Ground Tank) dengan pompa langsung disambungkan
dengan pipa utama penyediaan air bersih pada bangunan,
dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan
pompa. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan
dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut,
sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan
gedung- gedung kecil yang rendah. Pembuatan relatif
murah tetapi pompa cepat rusak.

Kerugian sistem ini adalah:


1. Pompa bekerja terus menerus
2. Ketinggian terbatas karena kekuatan pipa terbatas untuk
mengantisipasi tekanan air di dalamnya
DOWN FEED.

Dalam sistem DF air ditampung dulu di tangki bawah


(ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper
tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai
tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh
bangunan.

Sistem tangki atap ini cukup efisien diterapkan karena:


1. Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi
pada alat plumbing hampir tidak berarti
2. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atas
bekerja secara otomatis dengan cara yang sangat
sederhana sehingga kesulitan dapat ditekan.
3. Perawatan tangki sangat sederhana dibandingkan
dengan misalnya tangki tekan.
Kelebihan down feed system ini adalah
1. Pompa tidak bekerja secara terus-menerus sehingga lebih efisien dan awet
2. Air bersih selalu tersedia setiap saat
3. Tidak memerlukan pompa otomatis, kecuali untuk sistem pencegah bahaya kebakaran
(sprinklle dan hidrant)

Kekurangan sistem ini adalah:


1. Membutuhkan biaya tambahan untuk pengadaan tanki tambahan
2. Menambah beban pada struktur bangunan
3. Menambah biaya pemeliharaan
tipe df01.

Apabila jumlah lantai sangat banyak, tekanan air dalam pipa


sangat tinggi, sehingga pipa dapat pecah karena tekanan
tinggi (setiap tujuh meter tekanan pipa menerima tekanan
sebesar 1 atm), maka down feed system ini dilengkapi
dengan :

01. SPILLBACK TANK. Berupa tangki pembantu yang


diletakkan pada setiap lantai tertentu. Tiap tanki dilengkapi
dengan katup pengendali tekanan. Bila tekanan air tinggi
maka katup akan menutup. Hal terpenting dalam sistem
tangki atap ini adalah menentukan letak tangki tersebut
apakah dipasang dalam langit-langit, di atas atap atau
dipasang dalam menara khusus. Penentuan ini harus
didasarkan pada jenis alat plumbing yang terpasang pada
lantai tertinggi bangunan dan yang menentukan tekanan
kerja tertinggi.
Prinsip kerja sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Air yang telah dipompakan dalam spill back tank yang
ada pada beberapa lantai sehingga udara di dalamnya
terkompresi
2. Air dalam tangki tersebut dialirkan dalam sistem
distribusi bangunan. Pompa diatur secara otomatis oleh
suatu detektor yang menggerakkan saklar motor listrik
penggerak pompa
3. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah
mencapai batas maksimum yang ditetapkan dan bekerja
kembali setelah tekanan tangki mencapai suatu batas
minimum yang telah ditetapkan pula. Daerah fluktuasi
tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0 – 1,5 kg/cm3
Tipe df02.

02. PRESURE REDUCER VALVE. Atau biasa disebut


Katup Reduksi Tekanan. Pada jumlah lantai yang relatif
banyak, ada kemungkinan tekanan dalam pipa sangat tinggi
sehingga perlu direduksi dengan katup (valve). Katup-katup
tersebut diletakkan pada beberapa lantai tertentu
pipa.

Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat


dengan jenis sebagai berikut:
1. Logam. Contoh: baja, besi atau tembaga yang
digalvanis
2. Plastik. Contoh: polyethylen (PE), acrilyonitile butadiena
stryrene (ABS), polyvinil chlorida (PVC), polyvinil
dichlorida (PVDC)
Pipa-pipa berikut yang digunakan harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1. Pipa yang digunakan tidak korosif pada permukaan aliran
2. Pipa mempunyai ketahanan terhadap tekanan air sesuai
dengan desain jaringan dengan angka keamanan yang
cukup
3. Kecepatan aliran dalam pipa tidak melebihi kecepatan
standar (berkaitan dengan noise yang ditimbulkan),
batas-batas kecepatan tertinggi (biasanya 2m/s atau
kurang). Sambungan memenuhi syarat dalam hal:
kekuatan sambungan, bahan, sistem sambungan,
menahan tekanan
4. Pipa memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan
bahan dan aspek pencemaran, misalnya pipa tidak boleh
bereaksi terhadap cairan yang mengalir di dalamnya
5. Sistem yang dipilih pipa harus dirancang dan dipasang
sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu
dapat dibuang/ dikeluarkan dengan mudah (mudah
diperbaiki dan diganti)
6. Pipa mendatar. Pada sistem pengaliran ke atas
sebaiknya dibuat agak miring keatas (searah aliran)
sedangkan pada sistem pengaliran kebawah dibuat
agak miring ke bawah. Kemiringan sekitar 1/300
7. Pemipaan yang tidak merata, agak melengkung ke atas
atau melengkung ke bawah harus dihindarkan. Kalau
akibat sesuatu hal tidak dapat dihindarkan (misalnya ada
perombakan gedung) hendaknya dipasang katup
pelepas udara
8. Sambungan harus benar-benar rapat supaya air tidak
dapat merembes keluar/ bocor
9. Pipa dan sambungannya harus mampu menahan
kekuatan/ tekanan air sebesar 10 kg/cm2
10. Bagian pipa yang melewati siar dilatasi bangunan harus
diberi sambungan fleksibel untuk menetralisir perubahan
kedudukan pipa apabila terjadi gempa
tanki.

Kapasitas tanki. Dalam menentukan kapasitas tangki harus


diperhatikan atau diperhitungkan kebutuhan air (laju aliran
air). Juaga kita tentukan beberapa lama pompa bekerja
mengisi tanki dalam setiap beberapa jam atau menit sekali.
Biasanya diharapkan pompa hanya bekerja beberapa kali
dalam sehari. Pengambilan waktu dapat ½ jam, 1 jam atau
1½ jam, tergantung dari sifat pemakaian pada peak hour.
pompa.

Berikut adalah jenis/ tipe pompa distribusi.


1. Pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal bekerja dengan
baling-baling atau alat sirip yang berfungsi menarik dan
mendorong aliran. Dalam hal ini baling-baling atau
propeler berfungsi pada saat berputar ke arah aliran
sehingga aliran akan menuju sirip belakan. Baling-baling
tersebut terletak di dalam ruang propeler yang
mempunya akurasi gesekan relatif mendekati nol.
2. Pompa Sudu (Torak). Pompa ini bekerja dengan sistem
hisap atau tekan oleh (torak/ sudu/ piston). Fungsi sudu
sesuai dengan jenis pompanya, yaitu sudu hisap (seperti
pompa tangan) dan sudu tekan.
3. Pompa Vortek. Jenis pompa yang di desain secara
khusus untuk pemesanan tertentu.
4. Jet Pump. Inti diatas sentrifugal sedangkan air menekan
dari bawah
Pompa
Pompa Hisap
Sentrifugal

Pompa air
Pompa Putar Pompa Tekan

Pompa Vorteks Pompa


Kombinasi

Jet Pump
hot water.

Hot water sistem pada prinsipnya terdiri dari:


1. Supply air bersih.
2. Boiler (Tangki Pemanas).
3. Tanki Air Panas.
4. Pompa
5. Pemipaan
6. Sistem Listrik dan Panel Kontrol
Hot water sistem pada prinsipnya terdiri dari:
1. Supply air bersih. Dalam perhitungannya kapasitas air
bersih yang perlu dicadangkan untuk keperluan air
panas sebesar 1/3 dari total kebutuhan air bersih atau
1/3 dari debit kebutuhan total air bersih. Tangki air bersih
yang digunakan secara ekonomis dapat dijadikan satu
dengan tangki air bersih untuk keperluan secara umum.

2. Boiler (Tangki Pemanas). Adalah unit pemanas air


yang digunakan dalam bangunan berlantai banyak untuk
keperluan suply air panas di bangunan tersebut.
a. Tangki persiapan/ tangki air bersih yang mampu
mensupply kebutuhan pemanas dalam waktu 1 jam
b. Alat pemanas (fire tube boiler). Terdiri dari burner
dan sistem kontrol (sensor)
3. Tanki Air Panas. Adalah tangki yang berfungsi sebagai
penyimpanan air panas dengan cadangan penyimpanan
selama minimum 1 jam. Dilengkapi dengan lapisan
isolasi panas sehingga tidak terjadi reduksi panas pada
saat distribusi dilaksanakan. Tangki air panas tersebut
harus mampu menahan panas air sekitar 180°F atau
82°C. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
tangki boiler umumnya dilengkapi dengan katup
pengaman (savety valve)
4. Pompa. Dalam hot water system diperlukan pompa,
karena pada umumnya letak boiler ada di bagian bawah
bangunan (basement). Apabila letaknya di bagian bawah
bangunan, maka jenis pompa yang diperlukan adalah
pompa tekan

5. Pemipaan. Pipa air panas mempunyai fungsi yang


spesifik yaitu mendistribusikan air panas untuk bagian
yang diperlukan serta menjaga suhu agar tidak terlalu
banyak mengalami penurunan. Dengan demikian:
a. Tahan pada suhu tinggi
b. Anti bocor
c. Kedap air
d. Dilapisi dengan serat kaca untuk menahan suhu
dengan ketebalan minimum ¼ inch secara merata di
seluruh permukaan pipa
6. Sistem Listrik dan Panel Kontrol
a. Tegangan dan Kuat arus listrik harus stabil
apabila menggunakan unit pemanas
dengan sistem pemanasan listrik
b. Panel Kontrol menunjukkan indikasi dari:
1. Volume air panas dalam tanki air
panas
2. Tekanan air
3. Suhu air panas
4. Volume bahan bakar apabila
menggunakan bahan bakar

Anda mungkin juga menyukai