PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang pengujian
Pengujian bahan 1 merupakan bagian dari reset-reset dalam ilmu teknik
sipil.Pengujian adalah perekayasaan yang berkembang melalui pemahamanpemahaman mengenai sifat, jenis, fungsi dan penggunaannya.
Pengujian bahan ini meliputi pengujian mortar dan kayu. Mortar
merupakan susunan dari air,pasir, dan semen sebagai bahan pengikat, Mortar
merupakan bahan bangunan yang sangat banyak mendominasikan bagian
kontruksi bangunan.Oleh karna nya penggunaan mortar harus diteliti dahulu
bahan-bahan penyusunannya dan kekuatan yang dimiliki oleh mortar tersebut.
Kayu merupakan bahan kontruksi yang dapat dari hasil tumbuhan alam.para ahli
terus memikirkan kegunaan kayu untuk kontruksi secara efektif dan efisien,
sehingga kosumsi kayu khususnya untuk kontruksi bangunan dapat diperkecil.
Salah satu jalan untuk menghadapi pemasalahan di atas dengan mengadakan
pengujian-pengujian kayu sebelum digunakan untuk bahan bangunan.
Pengujian material terhadap elemen-elemen dari suatu pembentuk
kontruksi
bangunan
merupakan
hal
terpenting
untuk
menentukan
BAB II
KEGIATAN PRAKTIKUM BAHAN I
2.1 PENGUJIAN KAYU
Referensi
1.
Latar Belakang
Kayu adalah produk alami yang menampakkan berbagai variasi dalam
segi kualitas maupun sifat. Study perihal kayu dimulai dari sebatang pohon hidup
dengan meneliti tahap-tahap penebangan, pengubahan dan pengeringan.
Kayu merupakan suatu bahan konstruksi yang sangat dibutuhkan dalam
membangun sebuah konstruksi. Kayu ada yang digunakan sebagai kuda-kuda,
kosen pada pintu dan jendela, membuat pintu, daun jendela, plafond dan lain-lain
sebagainya. Kayu juga dapat digunakan sebagai hiasan pada rumah misalnya
kursi, meja, penggantung hiasan yang terbuat dari keramik, dan lain sebagainya.
Ada kayu yang tingkat penggunaan dan kekuatannya tidak dapat dijadikan
sebagai bahan bangunan. Kayu juga termasuk bahan bangunan yang murah dan
mudah didapat. Kayu terdiri dari beberapa kelas ada kelas I s/d kelas V.
Tingkatan kelas pada kayu, dapat dilihat di dalam tabel seperti dibawah ini.
Tabel
Jenis-Jenis Tingkatan Kelas pada Kayu
No
Jenis Kayu
Kelas Kayu
Jati (Lectona)
II
Kesambi
Jeunjing / Sengon
IV
Rasa Mala
II
Merawan (Sumatra)
II-III
Meuranti
II-IV
Keruing
I-II
10
Merbau
I-II
11
Duren
II-III
12
Terentang
III-IV
13
Dll
2.
3.
4.
pengolahan dipabrik, kayu hasil olahan pabrik tersebut selain sudah kering dan
ukurannya standar sehingga finishingnya sudah baik. Kayu-kayu dibuat karena
makin langka kayunya sehingga diproses agar penggunaannya makin meluas.
pada kayu dengan cara menentukan kadar air, berat jenis, keteguhan tekan sejajar
serat, keteguhan kuat tekan tegak lurus serat, dan Keteguhan Geser sejajar serat
pada kayu.
2.26
2.2.1
Referensi
1. Job Sheet Pengujian Bahan I
kadar air pada kayu dan didapat mampu menilai karakteristik kayu ditinjau dari
kadar airnya.
2.2.3
Dasar Teori
Kayu sebagai bahan bangunan dapat mengikat dan juga melepaskan air
2.2.4
Berat jenis
> 90
0,90-0,60
0,60-0,40
0,40-0,30
< 0,30
Kekuatan Lengkung
(kg/cm)
> 100
100-725
725-500
500-360
< 360
Kuat Tekan
(kg/cm)
> 650
600-425
425-300
300-215
< 215
sebagai berikut :
1. Peralatan
a.
Gergaji potong
b.
Oven listrik
c.
2. Bahan
Kayu berukuran 5x 5x 5 cm sebanyak 3 potong.
Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja
2.2.5
Prosedur Pelaksanaan
1. Penimbangan pertama/awal
Setelah kayu dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, benda
uji tersebut ditimbang beratnya dengan ketelitian + 0,2%. Dengan
menggunakan timbangan digital. Setelah ditimbang catat berat benda uji
tersebut.
2. Pengeringan didalam oven
Setelah benda uji tersebut ditimbang beratnya, kemudian masukkan benda
uji tersebut ke dalam oven yang telah disediakan pada suhu tetap 103 o + 2o
C sampai mencapai berat tetap.
3. Penimbangan akhir
Setelah benda uji tersebut dikeluarkan dalam oven dinginkan benda uji
tersebut sebelum ditimbang. Setelah didinginkan benda uji tersebut
ditimbang kembali, lalu catat hasil dari masing-masing benda uji tersebut.
2.2.6
Kadar Air =
x 100%
Ket :
B
= Berat awal
B1
Benda Uji I
ukuran
5x5x5 cm
Benda Uji II
ukuran
5x5x20 cm
No.
Sampel
B (gr)
B1 (gr)
Kadar Air
(%)
55,22
48.62
13,57
56,20
49,98
12,44
55,10
48,12
14,50
233,64
207,77
12,45
227,13
197,58
14,95
229,46
201,33
13,97
172,6
153,62
12,35
170,06
151,62
12,16
177,05
157,53
12,39
13,50
13,79
12,30
13,19
2.2.7
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kadar air rata-rata seluruh Benda Uji = 13.19%
2.3
2.3.1
Referensi
1. Job Sheet Pengujian Bahan I
2.3.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dari menguji berat jenis kayu adalah untuk mengetahui cara
menghitung berat jenis kayu secara teliti dan benar, dapat mempergunakan alat
dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya dan supaya dapat menerangkan
cara penentuan berat jenis kayu, serta dapat menilai karakteristik kayu ditinjau
dari berat jenisnya.
2.3.3
Dasar Teori
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara minimum
0.20 (kayu basah) hingga berat jenis 1.28 (kayu nani). Berat jenis kayu pada
umumnya berbanding lurus dengan kekuatan dari pada kayu atau sifat-sifat
mekanisnya, makin tinggi harga berat jenis kayu, maka kekuatan kayu makin
tinggi pula.
Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga
sel yang membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh dari perbandingan antara
volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standart.
Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering oven atau
kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air tersebut.
Tabel Kelas Kayu
Kelas
I
II
III
Berat jenis
> 90
0,90-0,60
0,60-0,40
Kekuatan Lengkung
(kg/cm)
> 100
100-725
725-500
Kuat Tekan
(kg/cm)
> 650
600-425
425-300
IV
V
2.3.4
0,40-0,30
< 0,30
500-360
< 360
300-215
< 215
Gergaji potong
b.
c.
2. Bahan
Kayu berukuran 5 x 5 x 5 cm sebanyak 3 potong.
2.3.5
Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja
2.3.6
Prosedur Pelaksanaan
-
Ukur dimensi benda uji, yakni panjang, lebar, dan tinggi dengan
menggunakan jangka sorong atau mistar.
2.3.7
Apabila berat jenis diperhitungkan atas dasar benda uji pada keadaan kering
oven, maka dapat dipakai rumus :
B
Ket :
M
l (cm)
t
(cm)
Volume
(cm)
Berat
Jenis asli
125
0,441
Berat Jenis
setelah di
oven
0,388
12,44
125
0,449
0,399
14,50
125
0,440
0,384
0,443
0,390
No.
Sampel
B
(gr)
B1
(gr)
Kadar
Air (%)
p (cm)
55,22
48.62
13,57
56,20
49,98
55,10
48,12
Rata-rata
2.3.8
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengujian Berat Jenis Kayu rata-rata = 0.390, maka kayu
tersebut termasuk dalam kelas IV (0.40- 0.30).
Lampiran Gambar alat
OVEN
JANGKA SORONG
STOP WATCH
TIMBANGAN
ALAT PENEKAN
2.4
2.4.1
Referensi
1. Job Sheet Pengujian Bahan I
Dasar Teori
Kayu mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda-beda, bukan saja karena
perbedaan jenis pohon, tetapi juga tergantung pada banyak faktor lain seperti :
keadaan musim, keadaan alam sekeliling pohon. Berbeda dengan baja, kayu tidak
mempunyai batas kenyal tetapi diagram / untuk suatu arah mempunyai bagian
yang lurus sebelum membengkok. Oleh karena itu kayu tidak mempunyai batas
kenyal tetapi mempunyai batas proporsional yaitu sebah titik pertemuan diagram
pada / antara garis yang lurus dan yang bengkok (P). Kayu lebih kuat
mendukung gaya tekan sejajar arah serat daripada tegak lurus serat.
Keteguhan tekan tegak lurus serat dihitung dengan rumus :
P
kg/cm
A
P = Beban Tekan, kg
A =Luas bidang tekan, yaitu 5x5 cm.
Kelas Kayu
I
II
III
IV
V
sejajar serat kayu pada masing-masing benda uji adalah sebagai berikut :
1. Peralatan
a.
Gergaji potong
b.
c.
d.
e.
Oven listrik
2.4.5
Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja
2.4.6
Prosedur Pelaksanaan
1. Tahap awal
Potong masing-masing benda uji yang sesuai dengan kebutuhan.
2. Peletakan benda uji
Benda uji diletakkan ditengah-tengah dan diantara dua pelat penekan
mesin tekan sedemikian rupa sehingga arah bekerja beban tekan sejajar
dengan arah serat kayu.
3. Pemberian beban tekan dan deformasi
Mesin tekan dijalankan dan beban diberkan secara teratur dengan
kecepatan gerak menekan sebesar 0,008 cm panjang benda uji (disini
panjang benda uji 20 cm, maka kecepatan gerak mesin 0,008 x 20 = 0,16
cm setiap menit. Deformasi yang terjadi pada benda uji dicatat pada
curva secara teratur. Alat pengukur deformasi i diletakkan ditengahtengah arah panjang benda uji.
Alat pengukur deformasi yang standar ialah compressometer. Bila alat
ini tidak ada, maka dapat hanya diukur deformasi terbesar pada saat
benda uji pecah/patah untuh dapat menyesuaikan kecepatan gerak beban
tekan.
Pada pengujian tekan, beban diberikan terus secara teratur sampai
tercapai deformasi sebesar 15 cm atau sampai benda pecah/retak/belah
dan tidak mampu menahan beban lebih besar. Setelah hal ini dicapai
beban dihentikan, benda uji dikeluarkan dari mesin tekan lalu diamati
retak-retak yang terjadi. Catat beban maksimum, misalnya P kg
4. Retak-retak setelah pengujian tekan
Retak yang timbul dapat berbentuk seperti berikut :
2.4.7
f.
Retak mendatar
g.
h.
Retak geser
i.
Belah memanjang
j.
k.
Retak ujung
P
.l .t
kg / cm2
Ket :
P
No.
Contoh
1
2
3
Beban
tekan (P)
kg
4000
3500
4000
lebar
tinggi
benda uji benda uji
(l) cm
(t) cm
5
5
5
5
5
5
Rata-rata
luas
bidang
tekan (A)
cm
25
25
25
Keteguhan
tekan
(kg/cm)
160
140
160
460
2.4.8 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan kuat tekan tegak lurus sejajar serat =460 kg/cm
2.5
2.5.1
Referensi
1. Job Sheet Pengujian Bahan I
2.5.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dari pengujian keteguhan tekan tegak lurus serat pada kayu adalah
untuk dapat menentukan keteguhan kayu dengan teliti, untuk mengetahui cara
menghitung kuat tekan tegak lurus serat dengan teliti dan benar, dapat mengetahui
penggunaan alat secara baik dan benar, serta untuk dapat mengetahui kelas kayu.
2.5.3
Dasar Teori
Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan
muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Keteguhan tekan
tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban. Seperti halnya berat
rel kereta api oleh bantalan dibawahnya. Keteguhan ini mempunyai hubungan
juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser. Keteguhan tekan tegak lurus
arah serat pada semua kayu lebih kecil daripada keteguhan tekan sejajar serat
kayu.
P
kg/ cm
l.t
2.5.4
Peralatan
a.
Gergaji potong
b.
c.
d.
e.
Timbangan digital
f.
Oven listrik
g.
Pelat
2.5.4
Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
2.5.6
Prosedur Pelaksanaan
1.
Benda uji diletakkan diatas pelat dudukan tekan mesin tekan, lalu
sebuah pelat baja tebal 2-3 mm dan lebar 5 cm, diletakkan diatas
permukaan benda uji sedemikian rupa sehingga pelat ini tepat berada
pada bagian bidang tekannya.
2.
Mesin tekan dijalankan dan beban diberikan melalui pelat baja secara
teratur dengan kecepatan gerakan 0,3 mm/menit, ketelitian 0,002 mm.
alat pengukuran deformasi diletakkan sedemikian rupa sehingga
deformasi pada bidang tekan dapat diukur. Beban tekan dihentika
apabila telah tercapai deformasi sebesar 2,5 mm. Besarnya beban
dicatat.
2.5.7
P
kg/cm2
A
Kuat tekan =
Ket :
P
= Beban tekan
No.
Contoh
Panjang
Benda
Uji (p)
cm
lebar
benda
uji (l)
cm
1
2
3
20
20
20
5
5
5
2.5.8
tinggi
benda
uji (t)
cm
Luas
(A)
cm
5
25
5
25
5
25
Rata-rata
Beban
Tekan
P
(KN)
Beban
Tekan P
(kg)
110
100
105
11000
10000
10500
Berat
kering
oven
(B1) gr
207,77
197,58
201,33
Keteguhan
tekan
(kg/cm)
440
400
420
420
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan sejajar serat rata-rata = 420,
OVEN
STOP WATCH
MESIN PENEKAN
JANGKA SORONG
MISTAR
BAB III
PENGUJIAN MORTAL
3.1
3.2
Tujuan percobaan:
Setelah Akhir pelajaran ini di harapkan dapat menentukan Konsistensi
Mortal yang di buat dari semen portland, air dan pasir.
Tujuan percobaan dengan menentukan waktu pengikatan mortal adalah
untuk menentukan waktu pengikatan mortal awal dan akhir dengan alat
vikat mortar dibuat dari bahan perekat hidrolik (semen Portland, air dan
pasir), dapat mempergunakan alat dengan baik dan benar sesuai dengan
fungsinya.
Dasar Teori
3.
3.3
b.
c.
Gelas ukur
d.
Spatula
e.
Stopwatch
f.
Alat vikat
g.
Cawan
h.
Sendok aduk
i.
Alat pemadat
j.
Mangkuk
k.
Sarung tangan
l.
Kaca datar 15 x 15 cm
Bahan
a.
Semen Portland
b.
Pasir
c.
Air
a. Keselamatan kerja
1. Simpan alat pada tempatnya
2. Pakai seragam praktek
3. Pusatkan perhatian pada pekerjaan
4. Ikutilah petunjuk instruktur
3.4 prosedur pelaksanaan
Pembuatan mortal
a. Timbangan : Semen porland
pasir
Air sebanyak
: 500 gr
: 1500 gr
: 0,5 kali berat semen (250ml)
g. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortal dalam bejana dan tunggu selama
1.5 menit sambil dorong kebawah mortal yang menempel pada dinding bejana
dan spatula.
h. Aduk kembali dengan kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian mortal
yang menempel pada dinding didorong kebawah
3.5 Penentuan konsistensi
a. persiapan flow table, cetakan dan penumbuk pada posisinya. Cetakan
diletakkan pad tengah-tengah meja ( plat ) dari flow teble yang sesuai dengan
garis-garis yang telah tertera
b. Setelah selesai pengadukan, mortal disisikan kedalam cetakan dalam dua
lapisan yang kirakira sama tingginya, masing-masing lapisan diratakan dengan
alat pemadat/ penumbuk dengan cara ditusuk sebanyak 20 kali. Kemudian
permukaan mortal diratakan bidang atasnya dengan bibir atas cetakan.
c. Cetakan dilepas dari mortal dengan cara diangkat perlahan- lahan
d. Gerakan flow table dengan cara dengan memutar tuas penggerak, sehinga
terjadi ketukan sebanyak dua kali dalam waktu 15 detik. Oleh katukan ini,
mortal diatas meja akan bergarak melebar, mengisi permukaan meja sampai
mencapai diameter tertentu
e. Konsistensi mortal ditujukan oleh yerjadinya aliran ( flow ) setelah di beri
ketukan
3.6 pengukuran flow dengan kaliper khusus
Apabila dipergunakan kaliper yang khusus untuk mengukur persen, maka
besarnya flow adalah perjumlahan dari hasil perjumlahan dari hasil pembacaan
skala pada 4 posisi pengukur diameter mortal, dinyatakan dalam persen
3.5 Data dan Perhitungan
Tabel perhitungan hasil Pengujian konsistensi Mortal dengan Flow table.
Semen
: 500 gram
Pasir
: 1500 gram
Air
: 415
ml
Posisi
1
2
3
4
Jumlah
(%)
Diameter (cm)
30
29
28
30
117
30 29 28 30
29,25 cm
4
D 0 10cm
D1
Flow
3.6
D1 D0
100%
D0
29 10
100%
10
190%
Penurunan (mm)
43,5
10
42,5
10
37
10
10
36,5
10
37,5
10
37,5
10
36,5
10
31
10
10
23
11
10
29
12
10
22
13
10
27
14
10
26
15
10
20
16
10
17
17
10
23
18
10
16
19
10
0,9
26,83
Rata-rata
biasanya 3 hari.
Berat
Berat isi
Luas Bidang
Tgl
Tgl
Umur
Dial
Kekuatan Tekan
(gram)
(gr/cm3)
Tekan
pembuatan
pengujian
(hari)
reading
mortal (kg/cm2)
12/09/2013
12/09/2013
12/09/2013
16/09/2013
16/09/2013
16/09/2013
4
4
4
327
328
274
654,43
656,43
548,37
(cm)
1
2
3
245,07
246,68
244,16
1,960
1,973
1,952
25
25
25
GELAS UKUR
STOP WATCH
CAWAN
SENDOK SPESI
SPATULA
TIMBANGAN
MESIN PENGADUK
BAB VI
PENGUJIAN LENTUR MORTAL SEMEN PORTLAND ( COMPRESSIVE
STRENGHT )
I. Referensi
- Aiyub, ST, 2005.job Sheet Praktikum Uji Bahan 1.Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
II. Tujuan percobaan :
Menerangkan pengaruh kekuatan semen terhadap kekuatan adukan.
III. Dasar Teori :
Kuat lentur mortal dilakukan yaitu untuk mengetahui karakteristik
kuat lentur suatu mortal yang terdiri dari campuran agregat halus
maupun kasar.
Proses kuat lentur mortal dilakukan dengan alat uji kuat lentur bahan
yang bertujuan untuk mengetahui range yang standar untuk campuran
suatu mortal yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang ada.
Dalam setiap pengujian ini kita akan menemukan karakteristik yang
berbeda sesuai dengan campuran yang telah disiapkan sebelum
pengujian dilakukan.
V. Keselamatan Kerja :
1. Berdoa terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Memakai seragam praktek
3. Konsentrasi pada pekerjaan
4. jangan bersenda gurau ketika pengujian berlangsung
5. Menggunakan alat sesuai fungsinya, dan simpan alat pada tempat yang
telah ditentukan jika tidak digunakan lagi
6. Bertanyalah kepada instruktur apabila ada pekerjaan yang kurang
dipahami
VI. Pembuatan mortal
1. Timbang teliti bahan-bahan seperti disebutkan dalam susunan
campuran mortal ( butir 1 diatas )
2. Letakkan bejana dan pengaduk kedalam bejana
3. Masukkan sejumlah air pengaduk kedalam bejana
biasanya 3 hari.
NO
L
tumpuan
(cm)
2,5
2,5
7,5
10
0,2001
20,40
14,688
II
2,5
2,5
7,5
11
0,2201
22,44
16,156
III
2,5
2,5
7,5
0,1800
18,35
13,212
Ukuran
Dial
Reading
P (KN)
P (Kg)
Kuat
lentur
(Kg/cm3)
Rata-rata
Kuat
lentur
44,056
Kuat Lentur = 3 P L
2 b h2
= 3 . 20,40 . 7,5
2 . 2,5 . 6,25
= 14,688 Kg/Cm3
VII
Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa kuat lentur mortal
maksimum diperoleh sebesar 16,156 kg/cm 2 dengan kuat tekan rata rata
44,056 kg/cm3.
BAB V
PENGUJIAN BATU BATA MERAH
5.1
Pengujian Batu-Bata
Referensi
- Job Sheet praktikum Uji Bahan 1 oleh Aiyub. ST
b.
Tujuan percobaan:
Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat menentukan mutu batu
bata berdasarkan ukuran dan tapak luar dari batu bata.dan Tujuan dari percobaan
sifat fisis batu bata adalah untuk dapat menentukan prosedur bata dan ukuran bata
merah dengan benar, dapat menentukan ukuran dan bentuk luar batu bata merah.
C. Dasar Teori
Bata merah adalah unsur bangunan yang digunakan untuk pembuatan
konstruksi bangunan, dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran
bahan-bahan lain, dibakar pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak
dapat hancur lagi bila disiram dengan air. Bata merah pejal yang berlobang
kurang dari pada 15% luas potongan datarnya termasuk lingkup standar ini.
Pengujian bata merah meliputi :
1.
Pengujian Ukuran
o
Panjang
Lebar
Tebal
Berat
2.
Bidang-bidangnya
Rusuk-rusuknya
Warna bata
2.
Kehalusan butiran
3.
Kekerasan butiran
4.
Uji bentuk
Uji tampak luar dinyatakan dengan bidang-bidangnya rata atau tidak rata,
menunjukkan retak-retak atau tidak, rusuk-rusuknya siku dan tajam atau tidak,
rapuh atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut diatas, digunakan alat penyiku
yang akhirnya disimpulkan bentuk yang tidak sempurna ada berapa % dari jumlah
yang diperiksa
Uji ukuran
Ukuran batu bata merah yang sesuai dengan standar ada 2 macam, yaitu :
a. Batu Bata Merah : panjang 240 mm, lebar 115 mm, tinggi 52 mm
b. Batu Bata Merah : panjang 230 mm, lebar 110 mm, tinggi 50 mm
Penyimpangan maksimum diperbolehkan sebesar :
o
Panjang maksimum 3 %
Lebar maksimum 4 %
Tebal maksimum 5 %
Tetapi antara bata ukuran terbesar dan terkecil selisih maksimum yang
diperbolehkan ialah untuk panjang 10 mm, lebar 5 mm, tebal 4 mm.
Uji Berat
Diambil data yang dalam kondisi utuh dari sembarang letak/posisi contoh
atau bata yang diserahkan. Masing-masing mempunyai berat dalam keadaan
kering udara didalam ruangan pengujian. Dari hasil penimbangan dihitung harga
rata-ratanya yang dinyatakan dalam kg.
d.
Timbangan
Penyiku
Gergaji
Bahan
- Batu Bata Merah
e.
Keselamatan Kerja
- Pakai seragam praktek
- Baca petunjuk Job Sheet
- Ikutilah petunjuk Instruktur
f.
Prosedur pelaksanaan
1. pemeriksaan ukuran batu bata
1. Ukur panjang, lebar dan tebal batu bata dilakukan paling sedikit
3 kali pada tempat-tempat yang terlihat.
2. Tentukan pula penyimpanan maksimalnya dan dinyatakan dalam
mm
P
P
L
L
T
:
:
:
Tanggal
Dikerjakan
Diperiksa
Ukuran (cm)
:
: Kelompok II
:
Tampak Luar
Panjang
Lebar
Tinggi
Berat
(gr)
18.2
9.3
4,0
1300
18.8
9.5
4,0
1200
19.3
9.1
4.5
1300
4
5
6
7
8
18.6
18.2
19.0
19.0
18.9
9.6
9.5
9,8
9.8
10
4,0
4,0
4,0
4.0
4.0
1200
1200
1200
1200
1300
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
kekuningan
kemerahan
18,2
9.5
4.0
1300
Kemerahan
10
18,5
9.5
4.0
1300
kekuningan
18.7
9.6
4.0
1250
No. Contoh
Rata- rata
2.
Bidang datar
b.
Kesikuan rusuk-rusuknya
Tajam
Warna
c.
kekuatan rusuk-rusuknya
d.
keretakan
Berat :
-
Hitung berat rata-rata batu bata dan nyatakan besar batu bata
dalam g
Warna :
-
potong batu bata tepat pada tanda tersebut (1/2 panjang ) shingga
diperoleh 2 potong batu bata yang sama panjang.
5.1.2
Referensi
- Job Sheet Praktikum Uji Bahan 1 oleh Aiyub. ST
b. Tujuan percobaan :
Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat mengetahui besar
daya serap (suction rate) dari batu bata yang diperiksa.
c. Dasar Teori
Besarnya suction rate (penghisapan batu bata) batu bata di
anjurkan
Cawan
Kaki penyangga
Timbangan
Kain lap
Oven
Stopwatch
Bahan
-
Air
e. Keselamatan Kerja
- Pakai seragam praktek
- Baca petunjuk Job Sheet
- Ikutilah petunjuk Instruktur
- Perguanakan alat sesuai dengan fungsinya
- Gunakan perlengkapan keselamatan kerja.
f. Prosedur pelaksanaan :
1. Keringkan batu bata dalam oven yang suhunya tetap konstan
(110 5) 0C, hingga berat tetap (A gr)
2. Masukkan kaki penyangga dari baja siku ke dalam bak atur jarak as
ke as 3/4 panjang batu bata.
3. tuangkan air ke dalam bak, hingga air dalam bak mencapai
ketinggian 1 cm di atas permukaan kaki penyangga.
4. Masukkan batu bata ke dalam dengan meletakkannya pada kaki
penyangga.
5. Biarkan batu bata terendam selama 1 menit.
6. Angkat bau bata perlahan-lahan.
7. Lap bidang permukaan batu bata dari kelebihan air.
8. Timbang berat batu bata tersebut.
9. Hitung suction rate (penghisapan) batu bata.
Tanggal
No. Contoh
Dikerjakan
: Kelompok II
Pekerjaan
Diperiksa
Ukuran
(mm)
No.
Contoh
Panjang
1
2
3
4
5
6
182
188
193
186
182
190
Lebar
93
95
91
91
95
98
Luas (dm)
f
Berat setelah 1
menit dlm air
b
Suction (b-a) /
f
16926
17860
17563
17670
17290
18620
1300
1200
1250
1200
1250
1250
1360
1350
1300
1300
1280
1310
35,44
83,98
28,64
28,64
32,22
32,22
5.1.3
c. Dasar Teori
Pada dasarnya batu bata mempunyai ukuran bermacam macam.
Untuk mendapatkan hasil kerja
bahan bangunan yang didapat bermutu tinggi. Salah satunya batu bata
dilakukan dengan pengujian kuat tekan. Dua buah batu bata yang diberi
spasi mortal didiamkan selama 1 hari dan kemudian direndam selama
24 jam. Kemudian di uji kuat tekannya dengan mesin penekan. Sekuat
mana batu bata tersebut sanggup menahan beban yang diberikan.
Dengan adanya pengujian tersebut kita dapat mengetahui kualitas yang
baik.
d. Peralatan dan Bahan
Peralatan
Bahan
Pasir, semen Portland, batu bata 4 buah.
e. Keselamatan Kerja
1) Berdoa terlebih dahulu sebelum bekerja.
2) Memakai seragam praktek.
3) Konsentrasi pada pekerjaan.
4) Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, dan simpan pada tempatnya
jika tidak digunakan lagi.
5) Bertanya jika ada pekerjaan yang tidak dimengerti.
f. Prosedur Percobaan
1) Potong batu bata menjadi 2 bagian yang sama besar.
2) Letakkan kedua potongan tersebut kedalam cetakan, dan diberi jarak
6 mm.
3) Isilah ruang antara tersebut dengan aduk spesi 1 semen : 3 pasir
hingga padat.
4) Diamkam selama 1 hari, kemudian dilepas dari cetakan.
5) Rendam benda uji dalam air bersih pada tangki pematang selama 24
jam.
6) Angkat benda uji dari tangki pematang.
7) Tekan benda uji dengan mesin penekan hingga tercapai kekuatan
maksimumnya.
g. Data dan Perhitungan
Kuat tekan benda uji dapat dihitung dengan ;
Kuat tekan =
Dimana, P
P
kg/cm2
A
3800
44.61 kg/cm2
85.19
6400
70.26 kg/cm2
91.09
3200
35.65 kg/cm2
89.77
= 50.17 kg/cm2
No
Ukuran(cm)
P
L
A (cm2)
P (KN)
Kuat Tekan
(kg/cm2)
9.2
82.8
2500
30.19
9.1
9.1
82.81
1800
21.73
Ket
9.2
Rata rata
Kuat tekan maksimum
Kuat tekan minimum
82.8
500
6.03
19.32
30.19
6.03
h. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa kuat tekan
maksimum diperoleh sebesar 30.19 kg/cm2. dengan kuat tekan rata rata
19.32 kg/cm2.
BAB IV
PENGUJIAN SEMEN
5.1 PENGUJIAN SEMEN
5.1.1. Konsistensi Semen
a.
Referensi
Aiyub. ST, 2005. Job Sheet Praktikum Uji Bahan I. Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
b. Tujuan
Untuk mengetahui konsistensi semen secara fisik serta bertujuan untuk
menentukan kadar air yang diperlukan guna mencampur semen
sehingga diperoleh konsistensi yang normal.
c. Dasar Teori
Penggunaan semen adalah sebagai bahan pengikat batu, kerikil,
pasir dan bahan bahan lainnya. Peningkatan mutu semen Portland
serta penyempurnaan teknik bangunan beton sangat maju dalam
beberapa tahun ini. Semen berperan sebagai bahan perekat dalam
susunan beton yang mempunyai sifat hidrolis. Semen biasanya
mencapai 15 % dari volume total beton. Kadar air sangat
mempengaruhi air semen.
d. Peralatan dan Bahan
Peralatan
Bahan
Semen Portland 650 gr, air 169 gr.
e. Keselamatan Kerja
1.
Berdoa
terlebih
3.
4.
5.
f. Prosedur Percobaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Beratair
x100%
Beratsemen
Perhitungan :
Berat semen = 650 gr
Berat air = 162.5 gr
Konsistensi =
650
x100%
162.5
= 25 %
Waktu Penurunan
( menit )
0
15
30
45
60
75
90
105
120
135
Penurunan
( mm )
45
45
44
42
40
34
30
14
4
0
h. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan nilai konsistensi semen adalah 25 %
dengan penurunan 10 mm.
STOP WATCH
CAWAN
TIMBANGAN
GELAS UKUR
ALAT VICAT
FLOW TABLE
6.1.2
Referensi
Aiyub. ST, 2005. Job Sheet Praktikum Uji Bahan I. Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
b.Tujuan
Untuk menentukan pengikatan awal dan pengikatan akhir saat
menguji.
c. Dasar Teori
Peralatan
Alat vicat, sarung tangan karet, mesin pengaduk, timbangan digital,
spatula, stopwatch, dan gelas ukur
Bahan
Semen Portland 650 gr, air 169 gr.
e.Keselamatan Kerja
6.
Berdoa
terlebih
8.
9.
14. bentuk pasta semen seperti bola kemudian lemparkan 6 kali dari
1 tangan ke tangan yang lain dengan jarak 15 cm.
15. tekankan kedalam cincin konik sehingga penuh dengan pasta.
16. pasta yang lebih diratakan dengan spatula hingga benar rata
dengan cincin konik.
17. kemudian letakkan plat kaca pada lubang besar dan dibalikkan
18. letakkan cincin konik dibawah jarum besar vicat dan sentuhkan
jarum dengan bagian tengah permukaan pasta setelah 15 menit.
19. dan selanjutnya jatuhkan setiap 10 menit dan catatlah penurunan
yang terjadi selama 30 detik.
g.
Laporan
no. contoh
Pekerjaan
: uji bahan i
:
: waktu pengikatan semen
nomor pengamatan
penurunan
waktu penurunan
(menit)
penurunan (mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
3.9
3.4
2.9
2.7
2.3
2.0
1.6
1.2
0.5
0
Rata-rata
2.05
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pengikatan awal yang terjadi pada 81.5 menit
pertama mengalami penurunan 0,5 mm dan pengikatan akhir pada waktu 100
menit mengalami penurunan 0 mm.
6.1.3
a.
b. Tujuan
Untuk menentukan kekal atau tidaknya semen sehingga dapat digunakan
untuk konstruksi bangunan.
c. Dasar Teori
Semen merupakan bahan utama untuk konstruksi bangunan. Untuk
mengetahui mutu semen itu sendiri, perlu dilakukan pengujian di
laboratorim. Salah satunya dengan cara menguji kekekalan semen
dengan kue direbus. Semen yang telah dikeraskan direbus dalam tangki
pemanas selama 3 jam. Semen yang telah direbus, dilihat apakah ada
perubahan pada semen tersebut atau terjadi retak retak pada benda
ujinya.
d. Peralatan dan Bahan
Peralatan
Mesin pengaduk, gelas ukur, sarung tangan karet, plat kaca, spatula,
timbangan digital,stop watch.
Bahan
Semen Portland sebanyak 650 gr dan air sebanyak 162,5 gr.
e. Keselamatan Kerja
11. Berdoa terlebih dahulu sebelum bekerja.
12. Memakai pakaian lab.
13. Konsentrasi pada pekerjaan.
14. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, dan simpan pada
tempatnya jika tidak digunakan lagi.
15. Bertanya jika ada pekerjaan yang tidak dimengerti.
f. Prosedur Percobaan
1. timbang semen dan banyak air yang diperlukan, lalu masukkan
kedalam tromol pengaaduk selama 15 detik.
2. sementara itu bersihkan dinding tromol dengan spatula dari pasta
semen. Setelah itu jalankan kembali mesin pengaduk selama 60
detik.
3. ambil pasta sekepal dan letakkan diatas plat kaca dan bentuk seperti
kue dengan diameter 15 cm dengan tinggi bagian tengah 1,3 cm serta
tebalnya mengecil bagian tengahnya.
4. Kemudian simpan kue ditempat lembab selama 24 jam.
5. pasta yang telah keras direbus selama 3 jam.
6. setelah direbus lihat perubahan yang terjadi pada pasta semen.
g. Data dan Perhitungan
Untuk menetukan kekekalan semen kue direbus, terlebih dahulu dihitung
konsistensi semennya dengan menggunakan rumus :
Konsistensi semen =
Analisa data :
BeratAir
x100%
BeratSemen
Konsistensi =
= 25 %
h.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas bahwa semen tersebut kekal dan tidak terjadi
keratakan atau pecah dan tidak ada perubahan bentuk pada permukaan
semen.
SARUNG TANGAN
STOP WATCH
CAWAN
SENDOK SPESI
GELAS UKUR
ALAT VICAT
STOP WATCH
CAWAN
MESIN PENGADUK
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktek laboratorium pengujian bahan selama tujuh
hari ,penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain adalah :
1. Dapat mengenal alat-alat dan mesin-mesin yang ada di laboratorium
sipil pada khususnya mesin-mesin dalam pengujian bahan I seperti :
-
Mesin Tekan
Timbangan
Oven Pengering
Tabung Le Chatelier
Corong Kaca
Mesin Pengaduk
2. Dengan Adanya