Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang pengujian
Pengujian bahan 1 merupakan bagian dari reset-reset dalam ilmu teknik
sipil.Pengujian adalah perekayasaan yang berkembang melalui pemahamanpemahaman mengenai sifat, jenis, fungsi dan penggunaannya.
Pengujian bahan ini meliputi pengujian mortar dan kayu. Mortar
merupakan susunan dari air,pasir, dan semen sebagai bahan pengikat, Mortar
merupakan bahan bangunan yang sangat banyak mendominasikan bagian
kontruksi bangunan.Oleh karna nya penggunaan mortar harus diteliti dahulu
bahan-bahan penyusunannya dan kekuatan yang dimiliki oleh mortar tersebut.
Kayu merupakan bahan kontruksi yang dapat dari hasil tumbuhan alam.para ahli
terus memikirkan kegunaan kayu untuk kontruksi secara efektif dan efisien,
sehingga kosumsi kayu khususnya untuk kontruksi bangunan dapat diperkecil.
Salah satu jalan untuk menghadapi pemasalahan di atas dengan mengadakan
pengujian-pengujian kayu sebelum digunakan untuk bahan bangunan.
Pengujian material terhadap elemen-elemen dari suatu pembentuk
kontruksi

bangunan

merupakan

hal

terpenting

untuk

menentukan

kekuatan,ketahanan dan kualitas dari mutu pembentuk kontruksi tersebut.


1.2.Tujuan pengujian
Dalam pengujian bahan 1 ini, kita melakukan pengujian untuk menentukan
kekuatan/daya tahan kayu dan beton. Setelah adanya pengujian bahan ini,maka
kekuatan kayu dan beton dapat di sesuaikan dengan latak pada suatu kontruksi
serta bagaimana cara melakukan praktikum ini dan cara melakukan pemakaian
peralatan dengan baik.
1.3.Jenis-jenis pengujian
Adapun jenis-jenis pengujian yang di lakukan dalam praktikum ini adalah:
1. Pengujian kayu meliputi :

Kadar air kayu


Berat jenis kayu
Kuat tekan tegak lurus serat kayu
Kuat tekan sejajar serat kayu
2. Pengujian semen meliputi :
Konsistensi semen
Waktu pengikatan semen
Kekekalan semen dengan kue direbus
3. Pengujian Batu-bata meliputi :
Pemeriksaan sifat fisik batu bata
Suction rate batu batu bata
Kuat tekan batu bata
4. Pengujian Mortar meliputi :
Konsistensi mortal dengan flow table
Waktu pengikatan mortar
Kuat tekan mortar
Kuat lentur mortal

BAB II
KEGIATAN PRAKTIKUM BAHAN I
2.1 PENGUJIAN KAYU

Referensi
1.

Laporan Praktikum Bahan I, Teknik Sipil Politeknik Negeri


Lhokseumawe

Latar Belakang
Kayu adalah produk alami yang menampakkan berbagai variasi dalam

segi kualitas maupun sifat. Study perihal kayu dimulai dari sebatang pohon hidup
dengan meneliti tahap-tahap penebangan, pengubahan dan pengeringan.
Kayu merupakan suatu bahan konstruksi yang sangat dibutuhkan dalam
membangun sebuah konstruksi. Kayu ada yang digunakan sebagai kuda-kuda,
kosen pada pintu dan jendela, membuat pintu, daun jendela, plafond dan lain-lain
sebagainya. Kayu juga dapat digunakan sebagai hiasan pada rumah misalnya
kursi, meja, penggantung hiasan yang terbuat dari keramik, dan lain sebagainya.
Ada kayu yang tingkat penggunaan dan kekuatannya tidak dapat dijadikan
sebagai bahan bangunan. Kayu juga termasuk bahan bangunan yang murah dan
mudah didapat. Kayu terdiri dari beberapa kelas ada kelas I s/d kelas V.
Tingkatan kelas pada kayu, dapat dilihat di dalam tabel seperti dibawah ini.
Tabel
Jenis-Jenis Tingkatan Kelas pada Kayu
No

Jenis Kayu

Kelas Kayu

Jati (Lectona)

Nyatoh / Balam di Sumatra

II

Kesambi

Jeunjing / Sengon

IV

Rasa Mala

II

Ebony (Ujung Pandang)

Merawan (Sumatra)

II-III

Meuranti

II-IV

Keruing

I-II

10

Merbau

I-II

11

Duren

II-III

12

Terentang

III-IV

13

Dll

Selain kayu memiliki banyak kelebihan, kayu juga memiliki kelemahan


misalnya selain kelembaban, juga dapat terserang penyakit, seperti pembusukan,
berjamur, berinsek, (serangga), dan lain sebagainya. Tetapi kayu dapat diperbaiki
mutunya sehingga dapat memenuhi syarat sebagai bahan konstruksi, dengan cara
kayu harus diawetkan terlebih dahulu.
Cara mengawetkan kayu terdiri dari beberapa macam, misalnya dengan
cara:
1.

Diopen untuk mengeringkan

2.

Direndam dengan anti insektisida

3.

Dilapisi dengan bahan-bahan minyak

4.

Diuapkan dalam tangki dengan tekanan 4 8 atm.


Selain kayu yang terdapat dari alam terdapat pula kayu-kayu hasil

pengolahan dipabrik, kayu hasil olahan pabrik tersebut selain sudah kering dan
ukurannya standar sehingga finishingnya sudah baik. Kayu-kayu dibuat karena
makin langka kayunya sehingga diproses agar penggunaannya makin meluas.

Contoh-contoh kayu yang diolah dipabrik adalah seperti berikut :


1. Playwood
2. Teakwood
3. Teakhlook
4. Hard Board
5. Soft Board
6. Decoration Board
Kayu sebelum digunakan sebagai bahan-bahan konstruksi terlebih dahulu
harus dilihat tingkatan pada kayu, misalnya tingkat keawetannya, tingkat
kekuatannya, tingkat pemakaiannya, dan lain sebagainya.
Sehingga penggunaan kayu pada konstruksi tidak keliru. Misalnya apabila
kayu pada tingkat keawetan, kekuatan, dan pemakaiannya kayu pada kelas III-V
digunakan pada kuda-kuda suatu konstruksi maka akan terjadi patahan pada kayu
tersebut, karena tidak sanggup menahan beban yang seharusnya beban tersebut
hanya bisa ditahan pada kayu kelas I dan Iain-lain

Tujuan Pengujian Kayu


Tujuan dari pengujian kayu adalah supaya dapat menentukan tingkat kelas

pada kayu dengan cara menentukan kadar air, berat jenis, keteguhan tekan sejajar
serat, keteguhan kuat tekan tegak lurus serat, dan Keteguhan Geser sejajar serat
pada kayu.
2.26

Kadar Air Kayu

2.2.1

Referensi
1. Job Sheet Pengujian Bahan I

2.2.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari menentukan kadar air adalah untuk menentukan kadar air yang
terkandung dalam kayu pada berbagai keadaan, basah, kering, udara dan pada
keseimbangan kadar air, dapat menerangkan cara-cara pelaksanaan penentuan

kadar air pada kayu dan didapat mampu menilai karakteristik kayu ditinjau dari
kadar airnya.
2.2.3

Dasar Teori
Kayu sebagai bahan bangunan dapat mengikat dan juga melepaskan air

yang dikandungnya. Keadaan ini tergantung pada suhu udara disekelilingnya,


dimana kayu itu berada. Pada dasarnya pengeringan kayu bertujuan untuk
mengeluarkan air yang terdapat didalam kayu. Keuntungan dari pengeringan itu
adalah untuk menjaga kestabilan dimensi kayu dan menambah kekuatan kayu.
Jadi jelaslah bahwa pengujian kadar air diperlukan untuk mengetahui
kekuatan dan mutu kayu, karena makin rendah kadar airnya maka makin kuat
kayu tersebut. Kadar air adalah perbedaan antara berat kayu sebelum dikeringkan
dengan berat kayu sesudah dikeringkan terhadap berat kayu kering, dinyatakan
dalam persentase.
Tabel Kelas Kayu
Kelas
I
II
III
IV
V

2.2.4

Berat jenis
> 90
0,90-0,60
0,60-0,40
0,40-0,30
< 0,30

Kekuatan Lengkung
(kg/cm)
> 100
100-725
725-500
500-360
< 360

Kuat Tekan
(kg/cm)
> 650
600-425
425-300
300-215
< 215

Peralatan dan Bahan


Paralatan dan bahan yang digunakan dalam menentukan kadar air adalah

sebagai berikut :
1. Peralatan
a.

Gergaji potong

b.

Oven listrik

c.

Timbangan digital ketelitian 0,01 gram

2. Bahan
Kayu berukuran 5x 5x 5 cm sebanyak 3 potong.

Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja
2.2.5

Prosedur Pelaksanaan

1. Penimbangan pertama/awal
Setelah kayu dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, benda
uji tersebut ditimbang beratnya dengan ketelitian + 0,2%. Dengan
menggunakan timbangan digital. Setelah ditimbang catat berat benda uji
tersebut.
2. Pengeringan didalam oven
Setelah benda uji tersebut ditimbang beratnya, kemudian masukkan benda
uji tersebut ke dalam oven yang telah disediakan pada suhu tetap 103 o + 2o
C sampai mencapai berat tetap.
3. Penimbangan akhir

Setelah benda uji tersebut dikeluarkan dalam oven dinginkan benda uji
tersebut sebelum ditimbang. Setelah didinginkan benda uji tersebut
ditimbang kembali, lalu catat hasil dari masing-masing benda uji tersebut.
2.2.6

Data dan Perhitungan


Untuk mengetahui berapa kadar air yang terkandung dalam masingmasing benda uji tersebut, hitung dengan rumus dibawah ini.
B B1
B1

Kadar Air =

x 100%

Ket :
B

= Berat awal

B1

= Berat akhir (berat kering oven)

Tabel Perhitungan Kadar Air Hasil Percobaan


Jenis
Sampel

Benda Uji I
ukuran
5x5x5 cm

Benda Uji II
ukuran
5x5x20 cm

Benda Uji III


Ukuran
5x5x15 cm

No.
Sampel

B (gr)

B1 (gr)

Kadar Air
(%)

55,22

48.62

13,57

56,20

49,98

12,44

55,10

48,12

14,50

233,64

207,77

12,45

227,13

197,58

14,95

229,46

201,33

13,97

172,6

153,62

12,35

170,06

151,62

12,16

177,05

157,53

12,39

Rata-rata Kadar ai seluruh benda uji (%)

Kadar Air rata-rata


(%)

13,50

13,79

12,30

13,19

2.2.7

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kadar air rata-rata seluruh Benda Uji = 13.19%

2.3

Berat Jenis Kayu

2.3.1

Referensi
1. Job Sheet Pengujian Bahan I

2.3.2

Tujuan Percobaan
Tujuan dari menguji berat jenis kayu adalah untuk mengetahui cara

menghitung berat jenis kayu secara teliti dan benar, dapat mempergunakan alat
dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya dan supaya dapat menerangkan
cara penentuan berat jenis kayu, serta dapat menilai karakteristik kayu ditinjau
dari berat jenisnya.
2.3.3

Dasar Teori
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara minimum

0.20 (kayu basah) hingga berat jenis 1.28 (kayu nani). Berat jenis kayu pada
umumnya berbanding lurus dengan kekuatan dari pada kayu atau sifat-sifat
mekanisnya, makin tinggi harga berat jenis kayu, maka kekuatan kayu makin
tinggi pula.
Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga
sel yang membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh dari perbandingan antara
volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standart.
Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering oven atau
kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air tersebut.
Tabel Kelas Kayu
Kelas
I
II
III

Berat jenis
> 90
0,90-0,60
0,60-0,40

Kekuatan Lengkung
(kg/cm)
> 100
100-725
725-500

Kuat Tekan
(kg/cm)
> 650
600-425
425-300

IV
V

2.3.4

0,40-0,30
< 0,30

500-360
< 360

300-215
< 215

Peralatan dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam menguji berat jenis kayu
adalah sebagai berikut :
1. Peralatan
a.

Gergaji potong

b.

Timbangan digital, dengan ketelitian 0,01 gram

c.

Alat ukur / caliper

2. Bahan
Kayu berukuran 5 x 5 x 5 cm sebanyak 3 potong.

2.3.5

Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja

2.3.6

Prosedur Pelaksanaan
-

Ukur dimensi benda uji, yakni panjang, lebar, dan tinggi dengan
menggunakan jangka sorong atau mistar.

Tentukan volume masing-masing benda uji tersebut sebelum


menentukan berat jenis pada masing-masing benda uji.

Timbang masing-masing benda uji tersebut dengan menggunakan


timbangan digital.

Tentukan kadar air masing-masing benda uji seperti pengujian


sebelumnya.

2.3.7

Data dan Perhitungan


Untuk mengetahui berapa berat jenis yang terdapat pada masing-masing
benda uji tersebut gunakan rumus :
B

Berat jenis = p.l.t


Ket :
B

= Berat benda uji pada kadar air asli

= Panjang benda uji

= Lebar benda uji

= Tinggi benda uji

Apabila berat jenis diperhitungkan atas dasar benda uji pada keadaan kering
oven, maka dapat dipakai rumus :
B

Berat jenis = [1 M ]. p.l.t


100

Ket :
M

= Kadar air kayu, dalam %

= Berta benda uji pada kadar ais asli

= panjang benda uji

= lebar benda uji

= tinggi benda uji

Berat Jenis Kayu

l (cm)

t
(cm)

Volume
(cm)

Berat
Jenis asli

125

0,441

Berat Jenis
setelah di
oven
0,388

12,44

125

0,449

0,399

14,50

125

0,440

0,384

0,443

0,390

No.
Sampel

B
(gr)

B1
(gr)

Kadar
Air (%)

p (cm)

55,22

48.62

13,57

56,20

49,98

55,10

48,12

Rata-rata

2.3.8

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pengujian Berat Jenis Kayu rata-rata = 0.390, maka kayu
tersebut termasuk dalam kelas IV (0.40- 0.30).
Lampiran Gambar alat

OVEN
JANGKA SORONG

STOP WATCH

TIMBANGAN

ALAT PENEKAN

2.4

Keteguhan Tekan Tegak Lurus Serat Kayu

2.4.1

Referensi
1. Job Sheet Pengujian Bahan I

2.4.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari pengujian kuat tekan sejajar serat kayu adalah untuk dapat
menentukan keteguhan tekan pada kayu serta dapat menilai kelas kekuatan kayu,
dapat menerangkan cara pengujian keteguhan tekan sejajar serat kayu dengan
ketelitian yang cukup, dan dapat menggunakan alat dan bahan secara baik dan
benar, serta mampu menentukan karakteristik kayu ditinjau dari kekuatan tekan
sejajar seratnya.
2.4.3

Dasar Teori
Kayu mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda-beda, bukan saja karena

perbedaan jenis pohon, tetapi juga tergantung pada banyak faktor lain seperti :
keadaan musim, keadaan alam sekeliling pohon. Berbeda dengan baja, kayu tidak
mempunyai batas kenyal tetapi diagram / untuk suatu arah mempunyai bagian
yang lurus sebelum membengkok. Oleh karena itu kayu tidak mempunyai batas

kenyal tetapi mempunyai batas proporsional yaitu sebah titik pertemuan diagram
pada / antara garis yang lurus dan yang bengkok (P). Kayu lebih kuat
mendukung gaya tekan sejajar arah serat daripada tegak lurus serat.
Keteguhan tekan tegak lurus serat dihitung dengan rumus :
P
kg/cm
A

P = Beban Tekan, kg
A =Luas bidang tekan, yaitu 5x5 cm.

Kelas Kayu
I
II
III
IV
V

Kekuatan tekan Absolut (Kg/cm2)


650
650-425
425-300
300-215
< 215

Tabel. Daftar Kelas Kayu berdasarkan Kekuatan tekan


2.4.4

Peralatan dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam menentukan keteguhan tekan

sejajar serat kayu pada masing-masing benda uji adalah sebagai berikut :
1. Peralatan
a.

Gergaji potong

b.

Mesin Tekan 1000 kN

c.

Alat pengukur panjang

d.

Alat pengukur deformasi ketelitian 0,002 mm

e.

Oven listrik

2.4.5

Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek
6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja

2.4.6

Prosedur Pelaksanaan
1. Tahap awal
Potong masing-masing benda uji yang sesuai dengan kebutuhan.
2. Peletakan benda uji
Benda uji diletakkan ditengah-tengah dan diantara dua pelat penekan
mesin tekan sedemikian rupa sehingga arah bekerja beban tekan sejajar
dengan arah serat kayu.
3. Pemberian beban tekan dan deformasi
Mesin tekan dijalankan dan beban diberkan secara teratur dengan
kecepatan gerak menekan sebesar 0,008 cm panjang benda uji (disini
panjang benda uji 20 cm, maka kecepatan gerak mesin 0,008 x 20 = 0,16
cm setiap menit. Deformasi yang terjadi pada benda uji dicatat pada
curva secara teratur. Alat pengukur deformasi i diletakkan ditengahtengah arah panjang benda uji.
Alat pengukur deformasi yang standar ialah compressometer. Bila alat
ini tidak ada, maka dapat hanya diukur deformasi terbesar pada saat
benda uji pecah/patah untuh dapat menyesuaikan kecepatan gerak beban
tekan.
Pada pengujian tekan, beban diberikan terus secara teratur sampai
tercapai deformasi sebesar 15 cm atau sampai benda pecah/retak/belah
dan tidak mampu menahan beban lebih besar. Setelah hal ini dicapai

beban dihentikan, benda uji dikeluarkan dari mesin tekan lalu diamati
retak-retak yang terjadi. Catat beban maksimum, misalnya P kg
4. Retak-retak setelah pengujian tekan
Retak yang timbul dapat berbentuk seperti berikut :

2.4.7

f.

Retak mendatar

g.

Retak berbentuk baji

h.

Retak geser

i.

Belah memanjang

j.

Retak kompresidan geser

k.

Retak ujung

Data dan Perhitungan


Untuk dapat mengetahui berapa beban tekan maksimum gunakan rumus
seperti dibawah ini :
Keteguhan tekan =

P
.l .t

kg / cm2

Ket :
P

= Beban tekan maksimum

= Lebar benda uji

= Tinggi (tebal) benda uji

keteguhan tekan tegak lurus serat

No.
Contoh
1
2
3

Beban
tekan (P)
kg
4000
3500
4000

lebar
tinggi
benda uji benda uji
(l) cm
(t) cm
5
5
5
5
5
5
Rata-rata

luas
bidang
tekan (A)
cm
25
25
25

Keteguhan
tekan
(kg/cm)
160
140
160
460

2.4.8 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan kuat tekan tegak lurus sejajar serat =460 kg/cm

2.5

Keteguhan Tekan Sejajar Serat Kayu

2.5.1

Referensi
1. Job Sheet Pengujian Bahan I

2.5.2

Tujuan Percobaan
Tujuan dari pengujian keteguhan tekan tegak lurus serat pada kayu adalah

untuk dapat menentukan keteguhan kayu dengan teliti, untuk mengetahui cara
menghitung kuat tekan tegak lurus serat dengan teliti dan benar, dapat mengetahui
penggunaan alat secara baik dan benar, serta untuk dapat mengetahui kelas kayu.
2.5.3

Dasar Teori
Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan

muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Keteguhan tekan
tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban. Seperti halnya berat
rel kereta api oleh bantalan dibawahnya. Keteguhan ini mempunyai hubungan
juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser. Keteguhan tekan tegak lurus
arah serat pada semua kayu lebih kecil daripada keteguhan tekan sejajar serat
kayu.

Untuk menentukan keteguhan tekan // Serat dapat dihitung dengan


menggunakan rumus :

P
kg/ cm
l.t

P = beban tekan, kg.

Tabel Daftar Kelas Kayu menurut Kekuatan Tekan


Kelas kayu
I
II
III
IV
V

2.5.4

Kekuatan tekan absolute(kg/cm)


650
650 425
425 -300
300 215
< 215

Peralatan dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam menentukan keteguhan tekan

sejajar serat kayu adalah sebagai berikut.


1.

Peralatan
a.

Gergaji potong

b.

Mesin tekan 100 kN

c.

Alat pengukur panjang

d.

Alat pengukur deformasi ketelitian 0,002 mm

e.

Timbangan digital

f.

Oven listrik

g.

Pelat

2.5.4

Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya masing-masing
2. Simpan alat pada tempatnya
3. Konsentrasi dalam melakukan pekerjaan
4. Mengikuti instruksi dari instruktur
5. Menggunakan seragam praktek

6. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja

2.5.6

Prosedur Pelaksanaan
1.

Peletakan benda uji

Benda uji diletakkan diatas pelat dudukan tekan mesin tekan, lalu
sebuah pelat baja tebal 2-3 mm dan lebar 5 cm, diletakkan diatas
permukaan benda uji sedemikian rupa sehingga pelat ini tepat berada
pada bagian bidang tekannya.
2.

Pemberian beban tekan

Mesin tekan dijalankan dan beban diberikan melalui pelat baja secara
teratur dengan kecepatan gerakan 0,3 mm/menit, ketelitian 0,002 mm.
alat pengukuran deformasi diletakkan sedemikian rupa sehingga
deformasi pada bidang tekan dapat diukur. Beban tekan dihentika
apabila telah tercapai deformasi sebesar 2,5 mm. Besarnya beban
dicatat.

2.5.7

Data dan Perhitungan


Untuk dapat menentukan keteguahan tekan tegak lurus serat digunakan
rumus seperti berikut :

P
kg/cm2
A

Kuat tekan =

Ket :
P

= Beban tekan

= Luas bidang tekan

keteguhan tekan // serat kayu

No.
Contoh

Panjang
Benda
Uji (p)
cm

lebar
benda
uji (l)
cm

1
2
3

20
20
20

5
5
5

2.5.8

tinggi
benda
uji (t)
cm

Luas
(A)
cm

5
25
5
25
5
25
Rata-rata

Beban
Tekan
P
(KN)

Beban
Tekan P
(kg)

110
100
105

11000
10000
10500

Berat
kering
oven
(B1) gr
207,77
197,58
201,33

Keteguhan
tekan
(kg/cm)
440
400
420
420

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan sejajar serat rata-rata = 420,

maka kayu termasuk ke dalam kayu kelas III (300-425).

Lampiran Gambar Alat

OVEN

STOP WATCH

MESIN PENEKAN

JANGKA SORONG

MISTAR

BAB III
PENGUJIAN MORTAL

3.1

Konsistensi mortal dengan flow table


a. Referensi
-

Job Sheet Praktikum Uji bahan 1 oleh


Aiyub. ST

3.2

Tujuan percobaan:
Setelah Akhir pelajaran ini di harapkan dapat menentukan Konsistensi
Mortal yang di buat dari semen portland, air dan pasir.
Tujuan percobaan dengan menentukan waktu pengikatan mortal adalah
untuk menentukan waktu pengikatan mortal awal dan akhir dengan alat
vikat mortar dibuat dari bahan perekat hidrolik (semen Portland, air dan
pasir), dapat mempergunakan alat dengan baik dan benar sesuai dengan
fungsinya.
Dasar Teori

3.

Bahan untuk pembuatan aduk atau mortar terdiri atas bahan


perekat hidrolis dan bahan pengisi. Sebagai bahan perekat hidrolis,
yang biasa digunakan adalah semen Portland, kapur aduk, atau kapur

dan pusolan, bahan pengisinya adalah air. Yang mempengaruhi kuat


ikatan pada pasangan batu bata atau plesteran, waktu pengikatan mortal
digunakan untuk menentukan berapa lama kekerasan pada campuran
mortal sehingga campuran yang telah mengeras pada waktu tertentu
dapat digunakan tanpa menunggu waktu terlalu lama untuk menentukan
kekerasan mortal tersebut.
Mortal yang konsistensi standar mempunyai flow antara 110
120%
Konsistensi mortal dinyatakan dalam persen Flow yaitu :

3.3

Peralatan dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam menentukan waktu pengikatan

pada mortal adalah sebagai berikut :


Peralatan
a.

Alat pengaduk mortar

b.

Timbangan dengan ketelitian 1 gram

c.

Gelas ukur

d.

Spatula

e.

Stopwatch

f.

Alat vikat

g.

Cawan

h.

Sendok aduk

i.

Alat pemadat

j.

Mangkuk

k.

Sarung tangan

l.

Kaca datar 15 x 15 cm

Bahan
a.

Semen Portland

b.

Pasir

c.

Air

a. Keselamatan kerja
1. Simpan alat pada tempatnya
2. Pakai seragam praktek
3. Pusatkan perhatian pada pekerjaan
4. Ikutilah petunjuk instruktur
3.4 prosedur pelaksanaan
Pembuatan mortal
a. Timbangan : Semen porland
pasir
Air sebanyak

: 500 gr
: 1500 gr
: 0,5 kali berat semen (250ml)

b. Letakkan bejana dan pengaduk


c. Masukkan semua air + semen + pasir porland
d. Tambahkan air kedalam dan jalankan mesin pengaduk pada kecepatan rendah
selama 30 detik
e. Masukan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk pada kecepatan
rendah ( 140 5 rpm ) slama 30 detik.
f. Hentikan mesin pengaduk dan pindahkan kecepatan sedang ( 285 10 rpm )
lalu aduk selama 30 detik

g. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortal dalam bejana dan tunggu selama
1.5 menit sambil dorong kebawah mortal yang menempel pada dinding bejana
dan spatula.
h. Aduk kembali dengan kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian mortal
yang menempel pada dinding didorong kebawah
3.5 Penentuan konsistensi
a. persiapan flow table, cetakan dan penumbuk pada posisinya. Cetakan
diletakkan pad tengah-tengah meja ( plat ) dari flow teble yang sesuai dengan
garis-garis yang telah tertera
b. Setelah selesai pengadukan, mortal disisikan kedalam cetakan dalam dua
lapisan yang kirakira sama tingginya, masing-masing lapisan diratakan dengan
alat pemadat/ penumbuk dengan cara ditusuk sebanyak 20 kali. Kemudian
permukaan mortal diratakan bidang atasnya dengan bibir atas cetakan.
c. Cetakan dilepas dari mortal dengan cara diangkat perlahan- lahan
d. Gerakan flow table dengan cara dengan memutar tuas penggerak, sehinga
terjadi ketukan sebanyak dua kali dalam waktu 15 detik. Oleh katukan ini,
mortal diatas meja akan bergarak melebar, mengisi permukaan meja sampai
mencapai diameter tertentu
e. Konsistensi mortal ditujukan oleh yerjadinya aliran ( flow ) setelah di beri
ketukan
3.6 pengukuran flow dengan kaliper khusus
Apabila dipergunakan kaliper yang khusus untuk mengukur persen, maka
besarnya flow adalah perjumlahan dari hasil perjumlahan dari hasil pembacaan
skala pada 4 posisi pengukur diameter mortal, dinyatakan dalam persen
3.5 Data dan Perhitungan
Tabel perhitungan hasil Pengujian konsistensi Mortal dengan Flow table.
Semen

: 500 gram

Pasir

: 1500 gram

Air

: 415

ml

Posisi
1
2
3
4
Jumlah
(%)

Diameter (cm)
30
29
28
30
117

30 29 28 30
29,25 cm
4
D 0 10cm

D1

Flow

3.6

D1 D0
100%
D0
29 10

100%
10
190%

Waktu pengikatan Mortal ( setting time )


a. Referensi
- Job Sheet Praktikum Uji Bahan 1 oleh Aiyub. ST
b. Tujuan Percobaan
Setelah akhir pelajaran ini diharapkan dapat : Menentukan waktu
pengikatan mortal dengan alat vicat. Mortal dibuat dari bahan perekat
hidrolik (semen portland, air dan pasir (agregat harus).
c. Dasar Teori
Waktu pengikatan mortal di pengaruhi oleh waktu dan suhu diatas 30c
maka pengikatan akan lebih cepat terjadi dari pada waktu pagi dan suhu
di bawah 28c. Uji pengikatan mortal haruslah segara dilakukan setelah
dilakukan bahan uji mortal, sebelum terjadi penguapan pada mortal atau
sesudah dilakukan uji Flow table .

d. Peralatan dan bahan


Peralatan
1. Alat pengaduk mortal (mixer)
2. Timbangan
3. Alat vicat
4. Kaca datar
5. Alat pemadat
6. Stopwatch
7. Cawan
8. Spatula
Bahan
1. Semen porland padang
2. Air
3. Pasir / agregat halus
e. Keselamatan Kerja
- Simpan alat pada tempatnya
- Pakai seragam praktek
- Pusatkan perhatian pada pekerjaan
- Ikutilah petunjuk instruktur
f. Prosedur pelaksanaan :
1. pembuatan mortal
a. Timbang teliti : - semen porland : 500 gr
- Air 0.5 kali berat semen ( 340 ml )
- Pasir : 1500 gr
b. Letakkan bejana dan pengaduk pada posisinya dalam mesin
pengaduk ( mixser )
c. Masukkan semua air pengaduk kedalam bejana.
d. Masukkan semen kedalam bejana dan jalankan pengaduk
kecepatan rendah ( 140 5 rpm ) selama 30 detik

e. Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk


kecepatan rendah selama 30 detik
f. Hentikan mesin pengaduk dan pindahkan kecepatan sedang
( 285 10 rpm ) lalu aduk lagi selama 30 detik
g. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortal dalam bejana dan
tunggu selama 1.5 menit sambil dorong kebawah mortal yang
menempel pada dinding bejana dengan spatula.
h. Aduk kembali pada kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian
mortal yang menempel pada dinding bejana didorong kebawah
demgan spatula.
2. Penentuan konsistensi
a. Siapkan cetakan ( mangkuk atau silinder dari kuningan ) diatas
kaca datar
b. Segera setelah selesai pengadukan, masukkan mortal kedalam
cetakan untuk setebal kira-kira 20 mm dan padatkan dengan alat
pemadat/penumbuk, dengan cara: letakkan arah lebar pemadat
(25 mm) sejajar dengan radius cetakan dan tusukan pada bagian
tengah/ pusat setakan, yang umtuk setiap tusukan alat pemadat
diputar 450 terhadap poros memanjang.
c. Kemudian isikan mortal ke dalam cetakan sampai penuh,
padatkan dengan alat pemadat dengan cara seperti diatas.
Ratakan permukaan mortal dengan cara memotong kelebihan
mortal diatas cetakan memakai pisau perata (trowel). Lalu
permukaan diratakan kembali.
d. Segera setelah selesai pengisian cetakan, tutuplah bejana pada
alat pengaduk yang berisi sisi mortal, agar tidak terjadi
penguapan air dari mortal didalamnya.
e. Cetakan yang telah berisi mortal dan telah diratakan di bawah
batang/jarum pada alat vicat sedemikian sehingga batang/jarum
diameter 17,5 mm berada tepat pada titik tengah mortal.

f. Gerakan plunyer ke bawah sampai ujung jarum bertemu dengan


permukaan mortal lalu kencangkan baut penahan agar plunyer
diam.
g. Stel jarum penunjuk pada skala dan ambil pembacaan awal pada
garis skala atau letakkan jarum pada titik nol.
h. Segera lapaskan bebas plunyer yang diinginkan apabila jarum
menembus mortal sedalam 20 4 mm dari permukaan dalam
waktu 30 detik setelah jarum dilepaskan bebas.

3. Penentuan waktu pengikatan (time of setting)


a. Aduk kembali mortal yang tersisa dalam bejana pengaduk pada
kecepatan sedang selama 30 detik, setelah pada penentuan
konsistensi yang diinginkan.
b. Segera selesai pengadukan, isikan cetakan dengan mortal dan
padatkan dengan cara seperti pada butir 2 diatas.
c. Simpan cetakan yang berisi mortal ini dalam ruang lembab dan
selama penyimpanan tidak boleh terganggu oleh getaran atau
tergoyang.
d. Lakukan penentuan waktu pengikatan dengan jarum diameter 2
mm pada alat vicat, sebagai berikut:
- Cetakan cetakan berisi mortal di bawah jarum sehingga ujung
jarum bersinggungan dengan permukaan mortal, stel jarum
penunjuk skala pada titik nol atau ambil pembacaan awal pada
skala.
- Lepaskan bebas plunyer dan jarum menembus mortal.
- Pada saat permulaan, pengujian penembusan jarum mortal
dilakukan setiap 30 menit sampai pada saat jarum tidak
sampai menyentuh dasar/alas cetakan. Kemudian dilakukan

pada setiap 10 menit, sampai pada saat tercapai penembusan


sedalam 10 mm atau kurang.
e.

Waktu pengikatan tercapai apabila pada pengujian ini jarum


diameter 2 mm hanya menembus mortal sedalam 10 mm dalam
waktu 30 detik setelah pelepasan bebas plunyer dan jarum,
waktu pengikatan (time of setting) mortal adalah jangka waktu
semen air dan pasir dicampur dan diaduk dengan alat pengaduk
sampai saat tercapainya penembusan jarum sedalam 10 mm ke
dalam mortal dinyatakkan dalam 10 menit
.

Penentuan waktu pengikatan (time of setting)


Waktu pengikatan tercapai apabila pada pengujian inijarum diameter 2 mm
hanya menembus mortar sedalam 10 mm dalam waktu 30 detik setelah pelepasan
beban plunyer dan jarum. Waktu pengikatan mortar adalah waktu semen air dan
pasir dicampur dan diaduk dalam alat pengaduk sampai saat tercapai
penembusan jarum sedalam 10 mm kedalam mortar dinyatakan dalam menit.
Dan waktu penembusan dilakukan selama 10 menit sekali.

3.7 Data Dan Perhitungan


Tabel Penentuan Waktu Pengikatan Mortal

No. pengamatan penurunan


1

Waktu penurunan (menit)


15

Penurunan (mm)
43,5

10

42,5

10

37

10

10

36,5

10

37,5

10

37,5

10

36,5

10

31

10

10

23

11

10

29

12

10

22

13

10

27

14

10

26

15

10

20

16

10

17

17

10

23

18

10

16

19

10

0,9
26,83

Rata-rata

3.8 Kuat Tekan Mortal Semen Portland ( Compressive Strenght )


I. Referensi
- Aiyub, ST, 2005.job Sheet Praktikum Uji Bahan 1.Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
II. Tujuan percobaan :
Setelah akhir pelajaran Lab Bahan I diharapkan dapat menerangkat
pengaruh kekuatan semen terhadap kekuatan adukan.

III.Peralatan dan Bahan :


Peralatan:
-mesin pengaduk
-Timbangan 0,01 gr
-Spatula
-Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm
Bahan :
1. Semen porland atau sejenisnya
2. Air ( untuk pengaduk )
3. Pasir ( agregat halus )

IV. Keselamatan Kerja :


1. Berdoa terlebih dahulu sebelum bekerja
2. emakai seragam praktek
3. Konsentrasi pada pekerjaan
4. jangan bersenda gurau ketika pengujian berlangsung
5. Menggunakan alat sesuai fungsinya, dan simpan alat pada tempat yang
telah ditentukan jika tidak digunakan lagi
6. Bertanyalah kepada instruktur apabila ada pekerjaan yang kurang
dipahami
3.9 Prosedur Pelaksanaan
1 Pembuatan mortal
a. Timbang teliti bahan-bahan seperti disebutkan dalam susunan
campuran mortal ( butir 1 diatas )
b. Letakkan bejana dan pengaduk kedalam bejana
c. Masukkan sejumlah air pengaduk kedalam bejana
d. Masukkan semen dan dijalankan pengaduk pada kecepatan
rendah ( 140 5 rpm ) selama 30 detik
e. Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk
pada kecepatan renda selama 30 detik
f. Hentikan mesin pengaduk, lalu pindahkan kecepatan sedang
( 285 10 rpm ) terus aduk lagi selama 30 detik
g. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortal dalam bejana dan
tunggu 1.5 menit sambil dorong kebawah dengan spatula bagian
mortal yang menempel pada dinding bejana
h. Aduk kembali pada kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian
bagian mortal yang menempel pada dinding bejana di dorong ke
bawah dengan spatula.
i. Cetaklah benda uji paling lambat 2,5 menit setelah selesai
j. 30 detik setelah pengadukan , cetakan mortal dengan cetakan
kubus 5 x 5 x 5 cm.cetakan diisi dalam 2 lapisan, dimana setiap

lapisan dipdatkan dengan menumbuk sebanyak 32 kali dalam


waktu

10 detik, dengan urutan tumbukan yang telah

ditentukan.keseluruhan waktu pencetakan tidak boleh lebih dari


2 menit.
k. Ratakan permukaan mortal kemudian simpan cetakan ditempat
yang lembab selama 24 jam.
l. Bukalah cetakan dan rendamlah mortal dalam air bersih,
kemudian

periksalah kekuatan mortal dengan unsur yang

biasanya 3 hari.

Tabel kuat tekan mortal


No

Berat

Berat isi

Luas Bidang

Tgl

Tgl

Umur

Dial

Kekuatan Tekan

(gram)

(gr/cm3)

Tekan

pembuatan

pengujian

(hari)

reading

mortal (kg/cm2)

12/09/2013
12/09/2013
12/09/2013

16/09/2013
16/09/2013
16/09/2013

4
4
4

327
328
274

654,43
656,43
548,37

(cm)

1
2
3

245,07
246,68
244,16

1,960
1,973
1,952

25
25
25

Lampiran Gambar Alat

GELAS UKUR

STOP WATCH
CAWAN

SENDOK SPESI

SPATULA

TIMBANGAN

MESIN PENGADUK

BAB VI
PENGUJIAN LENTUR MORTAL SEMEN PORTLAND ( COMPRESSIVE
STRENGHT )
I. Referensi
- Aiyub, ST, 2005.job Sheet Praktikum Uji Bahan 1.Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
II. Tujuan percobaan :
Menerangkan pengaruh kekuatan semen terhadap kekuatan adukan.
III. Dasar Teori :
Kuat lentur mortal dilakukan yaitu untuk mengetahui karakteristik
kuat lentur suatu mortal yang terdiri dari campuran agregat halus
maupun kasar.
Proses kuat lentur mortal dilakukan dengan alat uji kuat lentur bahan
yang bertujuan untuk mengetahui range yang standar untuk campuran
suatu mortal yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang ada.
Dalam setiap pengujian ini kita akan menemukan karakteristik yang
berbeda sesuai dengan campuran yang telah disiapkan sebelum
pengujian dilakukan.

IV. Peralatan dan Bahan :


Peralatan:
-Mesin Pengaduk
-Gelas ukur
-Timbangan
-Stop Watch
-Mesin uji tekan lentur
-Cetakan baja berukuran 25 x 25 x 100 mm
-Pisau perata
Bahan :
4. Semen porland atau sejenisnya
5. Air ( untuk pengaduk )
6. Pasir ( agregat halus )

V. Keselamatan Kerja :
1. Berdoa terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Memakai seragam praktek
3. Konsentrasi pada pekerjaan
4. jangan bersenda gurau ketika pengujian berlangsung
5. Menggunakan alat sesuai fungsinya, dan simpan alat pada tempat yang
telah ditentukan jika tidak digunakan lagi
6. Bertanyalah kepada instruktur apabila ada pekerjaan yang kurang
dipahami
VI. Pembuatan mortal
1. Timbang teliti bahan-bahan seperti disebutkan dalam susunan
campuran mortal ( butir 1 diatas )
2. Letakkan bejana dan pengaduk kedalam bejana
3. Masukkan sejumlah air pengaduk kedalam bejana

4. Masukkan semen dan dijalankan pengaduk pada kecepatan


rendah ( 140 5 rpm ) selama 30 detik
5. Masukkan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk
pada kecepatan renda selama 30 detik
6. Hentikan mesin pengaduk, lalu pindahkan kecepatan sedang
( 285 10 rpm ) terus aduk lagi selama 30 detik
7. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortal dalam bejana dan
tunggu 1.5 menit sambil dorong kebawah dengan spatula bagian
mortal yang menempel pada dinding bejana
8. Aduk kembali pada kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian
bagian mortal yang menempel pada dinding bejana di dorong ke
bawah dengan spatula.
9. Cetaklah benda uji paling lambat 2,5 menit setelah selesai
10. 30 detik setelah pengadukan , cetakan mortal dengan cetakan
berbentuk persegi panjang.cetakan diisi dalam 2 lapisan, dimana
setiap lapisan dipdatkan dengan menumbuk sebanyak 8 kali
dalam waktu 10 detik, dengan urutan tumbukan yang telah
ditentukan.keseluruhan waktu pencetakan tidak boleh lebih dari
2 menit.
11. Ratakan permukaan mortal kemudian simpan cetakan ditempat
yang lembab selama 24 jam.
12. Bukalah cetakan dan rendamlah mortal dalam air bersih,
kemudian

periksalah kekuatan mortal dengan unsur yang

biasanya 3 hari.

kuat lentur mortal

NO

L
tumpuan
(cm)

2,5

2,5

7,5

10

0,2001

20,40

14,688

II

2,5

2,5

7,5

11

0,2201

22,44

16,156

III

2,5

2,5

7,5

0,1800

18,35

13,212

Ukuran

Dial
Reading

P (KN)

P (Kg)

Kuat
lentur
(Kg/cm3)

Rata-rata
Kuat
lentur
44,056

Kuat Lentur = 3 P L
2 b h2
= 3 . 20,40 . 7,5
2 . 2,5 . 6,25
= 14,688 Kg/Cm3

VII

Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa kuat lentur mortal

maksimum diperoleh sebesar 16,156 kg/cm 2 dengan kuat tekan rata rata
44,056 kg/cm3.

BAB V
PENGUJIAN BATU BATA MERAH
5.1

Pengujian Batu-Bata

5.1.1 Pemeriksaan sifat fisik B.B.M


a.

Referensi
- Job Sheet praktikum Uji Bahan 1 oleh Aiyub. ST

b.

Tujuan percobaan:
Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat menentukan mutu batu

bata berdasarkan ukuran dan tapak luar dari batu bata.dan Tujuan dari percobaan
sifat fisis batu bata adalah untuk dapat menentukan prosedur bata dan ukuran bata
merah dengan benar, dapat menentukan ukuran dan bentuk luar batu bata merah.
C. Dasar Teori
Bata merah adalah unsur bangunan yang digunakan untuk pembuatan
konstruksi bangunan, dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran
bahan-bahan lain, dibakar pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak
dapat hancur lagi bila disiram dengan air. Bata merah pejal yang berlobang
kurang dari pada 15% luas potongan datarnya termasuk lingkup standar ini.
Pengujian bata merah meliputi :
1.

Pengujian Ukuran
o

Panjang

Lebar

Tebal

Berat

2.

Pengujian Tampak Luar


o

Bidang-bidangnya

Rusuk-rusuknya

Warna dan penampang

Uji warna dan penampang bata


Uji warna dan retak-retak adalah mengambil warna dan permukaan bata
keretakan yang terdapat pada penampang potongan bata. Warna dinyatakan
dengan warna tua, merah muda, kekuning-kuningan, kemerah-merahan, keabuabuan dan sebagainya. Warna pada belahan merata atau tidak, mengandung butirbutir kasar atau tidak, serta rongga-rongga didalamnya.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data :
1.

Warna bata

2.

Kehalusan butiran

3.

Kekerasan butiran

4.

Rongga-rongga pada penampang potongan

Uji bentuk
Uji tampak luar dinyatakan dengan bidang-bidangnya rata atau tidak rata,
menunjukkan retak-retak atau tidak, rusuk-rusuknya siku dan tajam atau tidak,
rapuh atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut diatas, digunakan alat penyiku
yang akhirnya disimpulkan bentuk yang tidak sempurna ada berapa % dari jumlah
yang diperiksa

Uji ukuran
Ukuran batu bata merah yang sesuai dengan standar ada 2 macam, yaitu :
a. Batu Bata Merah : panjang 240 mm, lebar 115 mm, tinggi 52 mm
b. Batu Bata Merah : panjang 230 mm, lebar 110 mm, tinggi 50 mm
Penyimpangan maksimum diperbolehkan sebesar :
o

Panjang maksimum 3 %

Lebar maksimum 4 %

Tebal maksimum 5 %

Tetapi antara bata ukuran terbesar dan terkecil selisih maksimum yang
diperbolehkan ialah untuk panjang 10 mm, lebar 5 mm, tebal 4 mm.
Uji Berat
Diambil data yang dalam kondisi utuh dari sembarang letak/posisi contoh
atau bata yang diserahkan. Masing-masing mempunyai berat dalam keadaan
kering udara didalam ruangan pengujian. Dari hasil penimbangan dihitung harga
rata-ratanya yang dinyatakan dalam kg.
d.

Peralatan dan bahan


Peralatan
-

Jangka sorong/ mistar

Timbangan

Penyiku

Gergaji

Bahan
- Batu Bata Merah
e.

Keselamatan Kerja
- Pakai seragam praktek
- Baca petunjuk Job Sheet
- Ikutilah petunjuk Instruktur

- Perguanakan alat sesuai dengan fungsinya


- Gunakan perlengkapan keselamatan kerja.

f.

Prosedur pelaksanaan
1. pemeriksaan ukuran batu bata
1. Ukur panjang, lebar dan tebal batu bata dilakukan paling sedikit
3 kali pada tempat-tempat yang terlihat.
2. Tentukan pula penyimpanan maksimalnya dan dinyatakan dalam
mm

P
P

L
L
T

Tabel Hasil Pengukuran Batu Bata Merah


Laporan
No. Contoh
Pekerjaan

:
:
:

Tanggal
Dikerjakan
Diperiksa

Ukuran (cm)

:
: Kelompok II
:

Tampak Luar

Panjang

Lebar

Tinggi

Berat
(gr)

18.2

9.3

4,0

1300

18.8

9.5

4,0

1200

19.3

9.1

4.5

1300

4
5
6
7
8

18.6
18.2
19.0
19.0
18.9

9.6
9.5
9,8
9.8
10

4,0
4,0
4,0
4.0
4.0

1200
1200
1200
1200
1300

x
x
x
x
x

x
x
x

x
x

x
x

kekuningan
kemerahan

18,2

9.5

4.0

1300

Kemerahan

10

18,5

9.5

4.0

1300

kekuningan

18.7

9.6

4.0

1250

No. Contoh

Rata- rata

2.

Rata Retak Siku

Pemeriksan tampak luar


Bentuk :
-

Periksa keadaan permukaan batu bata yaitu:


a.

Bidang datar

b.

Kesikuan rusuk-rusuknya

Tajam

Warna

c.

kekuatan rusuk-rusuknya

d.

keretakan

hitung persentase batu bata yang tidak sempurna dari jumlah


yang diperiksa

Berat :
-

Timbangan berat batu bata utuh dengan ketelitian 10 gr

Hitung berat rata-rata batu bata dan nyatakan besar batu bata
dalam g

Warna :
-

Ukur sisi panjang batu bata

Beri tanda pada 1/2 panjang batu bata

potong batu bata tepat pada tanda tersebut (1/2 panjang ) shingga
diperoleh 2 potong batu bata yang sama panjang.

5.1.2

Suction rate batu bata


a.

Referensi
- Job Sheet Praktikum Uji Bahan 1 oleh Aiyub. ST

b. Tujuan percobaan :
Setelah akhir pelajaran trainee diharapkan dapat mengetahui besar
daya serap (suction rate) dari batu bata yang diperiksa.
c. Dasar Teori
Besarnya suction rate (penghisapan batu bata) batu bata di
anjurkan

10- 20 gr / dm / menit, jika batu bata mempunyai suction

lebih besar dari


dalam air.

pada angka ini, maka batu bata perlu di rendam

Suction Rate dapat dihitung dengan rumus :

d. Peralatan & Bahan :


Peralatan
-

Cawan

Kaki penyangga

Timbangan

Kain lap

Oven

Stopwatch

Bahan
-

Batu bata merah

Air

e. Keselamatan Kerja
- Pakai seragam praktek
- Baca petunjuk Job Sheet
- Ikutilah petunjuk Instruktur
- Perguanakan alat sesuai dengan fungsinya
- Gunakan perlengkapan keselamatan kerja.

f. Prosedur pelaksanaan :
1. Keringkan batu bata dalam oven yang suhunya tetap konstan
(110 5) 0C, hingga berat tetap (A gr)
2. Masukkan kaki penyangga dari baja siku ke dalam bak atur jarak as
ke as 3/4 panjang batu bata.
3. tuangkan air ke dalam bak, hingga air dalam bak mencapai
ketinggian 1 cm di atas permukaan kaki penyangga.
4. Masukkan batu bata ke dalam dengan meletakkannya pada kaki
penyangga.
5. Biarkan batu bata terendam selama 1 menit.
6. Angkat bau bata perlahan-lahan.
7. Lap bidang permukaan batu bata dari kelebihan air.
8. Timbang berat batu bata tersebut.
9. Hitung suction rate (penghisapan) batu bata.

Tabel Pemeriksaan Suction Rate B. Bta Merah


Laporan

Tanggal

No. Contoh

Dikerjakan

: Kelompok II

Pekerjaan

Diperiksa

Ukuran

(mm)

No.
Contoh
Panjang

1
2
3
4
5
6

182
188
193
186
182
190

Lebar
93
95
91
91
95
98

Luas (dm)
f

Berat Kering (gr)


a

Berat setelah 1
menit dlm air
b

Suction (b-a) /
f

16926
17860
17563
17670
17290
18620

1300
1200
1250
1200
1250
1250

1360
1350
1300
1300
1280
1310

35,44
83,98
28,64
28,64
32,22
32,22

5.1.3

Kuat Tekan Batu Bata


a. Referensi
Aiyub. ST, 2005. Job Sheet Praktikum Uji Bahan I. Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
b. Tujuan
Untuk mengetahui kuat tekan batu bata yang telah direndam selama 1
hari.

c. Dasar Teori
Pada dasarnya batu bata mempunyai ukuran bermacam macam.
Untuk mendapatkan hasil kerja

yang maksimum tentunya bahan

bahan bangunan yang didapat bermutu tinggi. Salah satunya batu bata
dilakukan dengan pengujian kuat tekan. Dua buah batu bata yang diberi
spasi mortal didiamkan selama 1 hari dan kemudian direndam selama
24 jam. Kemudian di uji kuat tekannya dengan mesin penekan. Sekuat
mana batu bata tersebut sanggup menahan beban yang diberikan.
Dengan adanya pengujian tersebut kita dapat mengetahui kualitas yang
baik.
d. Peralatan dan Bahan

Peralatan

Cetakan benda uji, spatula, cawan, tangki.

Bahan
Pasir, semen Portland, batu bata 4 buah.

e. Keselamatan Kerja
1) Berdoa terlebih dahulu sebelum bekerja.
2) Memakai seragam praktek.
3) Konsentrasi pada pekerjaan.
4) Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, dan simpan pada tempatnya
jika tidak digunakan lagi.
5) Bertanya jika ada pekerjaan yang tidak dimengerti.
f. Prosedur Percobaan
1) Potong batu bata menjadi 2 bagian yang sama besar.
2) Letakkan kedua potongan tersebut kedalam cetakan, dan diberi jarak
6 mm.
3) Isilah ruang antara tersebut dengan aduk spesi 1 semen : 3 pasir
hingga padat.
4) Diamkam selama 1 hari, kemudian dilepas dari cetakan.
5) Rendam benda uji dalam air bersih pada tangki pematang selama 24
jam.
6) Angkat benda uji dari tangki pematang.
7) Tekan benda uji dengan mesin penekan hingga tercapai kekuatan
maksimumnya.
g. Data dan Perhitungan
Kuat tekan benda uji dapat dihitung dengan ;

Kuat tekan =
Dimana, P

P
kg/cm2
A

= beban maksimum (kg)

A = luas bidang tekan (cm2)


Data percobaan :
P1 = 38 Ton
P2 = 64 Ton
P3 = 32 Ton
P4 = tidak terjadi perekatan, benda uji rusak.
Kuat tekan (1) =

3800
44.61 kg/cm2
85.19

Kuat tekan (2) =

6400
70.26 kg/cm2
91.09

Kuat tekan (3) =

3200
35.65 kg/cm2
89.77

Kuat tekan rata rata =


=

44.61 70.26 35.65


3
150.52
3

= 50.17 kg/cm2

Tabel Hasil Perhitungan Kuat Tekan Batu Bata

No

Ukuran(cm)
P
L

A (cm2)

P (KN)

Kuat Tekan
(kg/cm2)

9.2

82.8

2500

30.19

9.1

9.1

82.81

1800

21.73

Ket

9.2

Rata rata
Kuat tekan maksimum
Kuat tekan minimum

82.8

500

6.03
19.32
30.19
6.03

h. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa kuat tekan
maksimum diperoleh sebesar 30.19 kg/cm2. dengan kuat tekan rata rata
19.32 kg/cm2.

BAB IV
PENGUJIAN SEMEN
5.1 PENGUJIAN SEMEN
5.1.1. Konsistensi Semen
a.

Referensi
Aiyub. ST, 2005. Job Sheet Praktikum Uji Bahan I. Politeknik Negeri
Lhokseumawe.

b. Tujuan
Untuk mengetahui konsistensi semen secara fisik serta bertujuan untuk
menentukan kadar air yang diperlukan guna mencampur semen
sehingga diperoleh konsistensi yang normal.
c. Dasar Teori
Penggunaan semen adalah sebagai bahan pengikat batu, kerikil,
pasir dan bahan bahan lainnya. Peningkatan mutu semen Portland
serta penyempurnaan teknik bangunan beton sangat maju dalam
beberapa tahun ini. Semen berperan sebagai bahan perekat dalam
susunan beton yang mempunyai sifat hidrolis. Semen biasanya
mencapai 15 % dari volume total beton. Kadar air sangat
mempengaruhi air semen.
d. Peralatan dan Bahan

Peralatan

Alat vicat, sarung tangan karet, mesin pengaduk, timbangan digital,


spatula, stopwatch, dan gelas ukur

Bahan
Semen Portland 650 gr, air 169 gr.

e. Keselamatan Kerja
1.

Berdoa

terlebih

dahulu sebelum bekerja.


2.

Memakai pakaian lab.

3.

Konsentrasi pada pekerjaan.

4.

Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, dan simpan pada


tempatnya jika tidak digunakan lagi.

5.

Bertanya jika ada pekerjaan yang tidak dimengerti.

f. Prosedur Percobaan
1.

masukkan air ke dalam mesin pengaduk, masukkan semen, dan


diamkan selama 30 detik.

2.

jalankan mesin selama 30 detik.

3.

hentikan mesin selam 15 detik sambil bersihkan pasta.

4.

jalankan lagi mesin pengaduk selama 1 menit.

5.

bentuk pasta semen seperti bola kemudian lemparkan 6 kali dari


1 tangan ke tangan yang lain dengan jarak 15 cm.

6.

tekankan kedalam cincin konik sehingga penuh dengan pasta.

7.

pasta yang lebih diratakan dengan spatula hingga benar rata


dengan cincin konik.

8.

letakkan cincin konik dibawah jarum besar vicat dan sentuhkan


jarum dengan bagian tengah permukaan pasta.

9.

jatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30


detik.

g. Data dan Perhitungan

Konsistensi semen dapat dihitung dengan rumus :


Konsistensi =

Beratair
x100%
Beratsemen

Perhitungan :
Berat semen = 650 gr
Berat air = 162.5 gr
Konsistensi =

650
x100%
162.5

= 25 %

Tabel Waktu Pengikatan


No
Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu Penurunan
( menit )
0
15
30
45
60
75
90
105
120
135

Penurunan
( mm )
45
45
44
42
40
34
30
14
4
0

Grafik Pengikatan Semen


Penurunann awal (96 menit)
Penurunan akhir (39 menit)
Jumlah waktu penurunan 135
(2
jam, 15 menit )

h. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan nilai konsistensi semen adalah 25 %
dengan penurunan 10 mm.

Lampiran Gambar Alat

STOP WATCH

CAWAN
TIMBANGAN

GELAS UKUR

ALAT VICAT

FLOW TABLE

6.1.2

Waktu Pengikatan Semen Portland


a.

Referensi
Aiyub. ST, 2005. Job Sheet Praktikum Uji Bahan I. Politeknik Negeri
Lhokseumawe.

b.Tujuan
Untuk menentukan pengikatan awal dan pengikatan akhir saat
menguji.
c. Dasar Teori

Semen berperan sebagai bahan perekat dalam susunan beton


yang mempunyai sifat hidrolis. Semen biasanya mencapai 15 % dari
volume total beton. Kadar air sangat mempengaruhi air semen. Oleh
karena itu, dilakukan pengujian waktu pengikatan semen untuk
mengetahui berapa kadar air yang dianjurkan agar pengikatan semen
lebih kuat dan tahan lama.
d.Peralatan dan Bahan

Peralatan
Alat vicat, sarung tangan karet, mesin pengaduk, timbangan digital,
spatula, stopwatch, dan gelas ukur

Bahan
Semen Portland 650 gr, air 169 gr.

e.Keselamatan Kerja
6.

Berdoa

terlebih

dahulu sebelum bekerja.


7.

Memakai pakaian lab.

8.

Konsentrasi pada pekerjaan.

9.

Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, dan simpan pada


tempatnya jika tidak digunakan lagi.

10. Bertanya jika ada pekerjaan yang tidak dimengerti.


f. Prosedur Percobaan
10. masukkan air ke dalam mesin pengaduk, masukkan semen, dan
diamkan selama 30 detik.
11. jalankan mesin selama 30 detik.
12. hentikan mesin selam 15 detik sambil bersihkan pasta.
13. jalankan lagi mesin pengaduk selama 1 menit.

14. bentuk pasta semen seperti bola kemudian lemparkan 6 kali dari
1 tangan ke tangan yang lain dengan jarak 15 cm.
15. tekankan kedalam cincin konik sehingga penuh dengan pasta.
16. pasta yang lebih diratakan dengan spatula hingga benar rata
dengan cincin konik.
17. kemudian letakkan plat kaca pada lubang besar dan dibalikkan
18. letakkan cincin konik dibawah jarum besar vicat dan sentuhkan
jarum dengan bagian tengah permukaan pasta setelah 15 menit.
19. dan selanjutnya jatuhkan setiap 10 menit dan catatlah penurunan
yang terjadi selama 30 detik.
g.

Data dan Perhitungan


Analisa data :
Berat semen = 650 gr
Berat air = 162,5 gr
Konsistensi normal = 25 %
Pemeriksaan waktu pengikatan semen Portland dengan alat vicat

Laporan
no. contoh
Pekerjaan

: uji bahan i
:
: waktu pengikatan semen

nomor pengamatan
penurunan

waktu penurunan
(menit)

penurunan (mm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

3.9
3.4
2.9
2.7
2.3
2.0
1.6
1.2
0.5
0

Rata-rata

2.05

B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pengikatan awal yang terjadi pada 81.5 menit
pertama mengalami penurunan 0,5 mm dan pengikatan akhir pada waktu 100
menit mengalami penurunan 0 mm.

6.1.3
a.

Kekekalan Semen dengan Kue Direbus


Referensi
Aiyub. ST, 2005. Job Sheet Praktikum Uji Bahan I. Politeknik Negeri
Lhokseumawe.

b. Tujuan
Untuk menentukan kekal atau tidaknya semen sehingga dapat digunakan
untuk konstruksi bangunan.
c. Dasar Teori
Semen merupakan bahan utama untuk konstruksi bangunan. Untuk
mengetahui mutu semen itu sendiri, perlu dilakukan pengujian di
laboratorim. Salah satunya dengan cara menguji kekekalan semen
dengan kue direbus. Semen yang telah dikeraskan direbus dalam tangki
pemanas selama 3 jam. Semen yang telah direbus, dilihat apakah ada
perubahan pada semen tersebut atau terjadi retak retak pada benda
ujinya.
d. Peralatan dan Bahan

Peralatan
Mesin pengaduk, gelas ukur, sarung tangan karet, plat kaca, spatula,
timbangan digital,stop watch.

Bahan
Semen Portland sebanyak 650 gr dan air sebanyak 162,5 gr.

e. Keselamatan Kerja
11. Berdoa terlebih dahulu sebelum bekerja.
12. Memakai pakaian lab.
13. Konsentrasi pada pekerjaan.
14. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya, dan simpan pada
tempatnya jika tidak digunakan lagi.
15. Bertanya jika ada pekerjaan yang tidak dimengerti.
f. Prosedur Percobaan
1. timbang semen dan banyak air yang diperlukan, lalu masukkan
kedalam tromol pengaaduk selama 15 detik.
2. sementara itu bersihkan dinding tromol dengan spatula dari pasta
semen. Setelah itu jalankan kembali mesin pengaduk selama 60
detik.
3. ambil pasta sekepal dan letakkan diatas plat kaca dan bentuk seperti
kue dengan diameter 15 cm dengan tinggi bagian tengah 1,3 cm serta
tebalnya mengecil bagian tengahnya.
4. Kemudian simpan kue ditempat lembab selama 24 jam.
5. pasta yang telah keras direbus selama 3 jam.
6. setelah direbus lihat perubahan yang terjadi pada pasta semen.
g. Data dan Perhitungan
Untuk menetukan kekekalan semen kue direbus, terlebih dahulu dihitung
konsistensi semennya dengan menggunakan rumus :
Konsistensi semen =

Analisa data :

BeratAir
x100%
BeratSemen

- berat semen = 650 gr


- berat air = 162,5 gr
Perhitungan :
162,5
x100%
650

Konsistensi =

= 25 %
h.

Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas bahwa semen tersebut kekal dan tidak terjadi
keratakan atau pecah dan tidak ada perubahan bentuk pada permukaan
semen.

Lampiran Gambar Alat

SARUNG TANGAN

STOP WATCH

CAWAN

SENDOK SPESI

GELAS UKUR

ALAT VICAT

STOP WATCH

CAWAN
MESIN PENGADUK

BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktek laboratorium pengujian bahan selama tujuh
hari ,penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain adalah :
1. Dapat mengenal alat-alat dan mesin-mesin yang ada di laboratorium
sipil pada khususnya mesin-mesin dalam pengujian bahan I seperti :
-

Mesin Tekan

Timbangan

Oven Pengering

Alat Pemadat (Penumbuk)

Tabung Le Chatelier

Corong Kaca

Mesin Pengaduk

Alat Vicat dan Cincin Konik

Water Bach ( Mesin Rebus)

2. Dengan Adanya

mesin-mesin praktek di laboratorium dapat

meningkatkan keterampilan ,mutu,dan kualitas mahasiswa dalam hal


pengujian bahan.
3. Dalam pengujian bahan sebaiknya pengujian dilakukan dengan
teliti,cermat,bertanggung jawab dan tepat waktu.
7.2 Saran
Setelah melakukan pengujian bahan ini,ada beberapa hal yang ingin
penulis sampaikan berupa saran-saran sebagai masukan yang bersifat membangun
yaitu :
-

Dalam pengujian bahan,sebaiknya alat lebih lengkap dan


jumlahnya mencukupi ,agar pelaksanaan pengujian lebih efisien.

Untuk mencapai hasil pengujian yang standar /maksimal sebaiknya


pengujian dilakukan lebih teliti dan diawasi oleh instruktur.

Anda mungkin juga menyukai