Anda di halaman 1dari 17

Mekanisme Pengukuran Talang Air

I. Pengukuran Kebutuhan Talang & Aksesoris


Sebelum melakukan pemasangan talang terlebih dulu lakukan pengukuran keliling atap
bangunan untuk mengetahui berapa jumlah (m) talang yang akan di pasang.
Pengukuran dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Dengan bantuan gambar denah atap, dimana terdapat informasi seperti skala
perbandingan, desain atap, dan luas daerah yang akan di pasang talang. Walaupun
begitu tetap disarankan untuk melihat bentuk fisik atap dan bangunan.
2. Mengukur keliling atap secara manual yaitu dengan cara menggunakan meteran.

Talang Datar
Jumlah talang datar yang dibutuhkan = panjang keliling atap yang akan dipasang talang (Gb.
Dari A ke B ke C sampai D). Setelah diketahui jumlah talang yang dibutuhkan, tambahkan
jumlah tersebut dengan toleransi sbb :
Keliling Atap (m) Toleransi (m)
10 – 15 +1
15 – 25 +2
25 – 30 +3

Talang Sudut Luar dan Talang Sudut Dalam


Setiap sudut dari atap harus menggunakan Talang Sudut, baik itu sudut luar maupun sudut
dalam. Jumlah Talang Sudut yang dibutuhkan dapat diketahui dengan menghitung jumlah
sudut (luar & dalam) dari atap bangunan.

Penahan Limpahan
Penahan Limpahan berfungsi untuk menahan derasnya air yang meluncur dari atap karena
debit air yang banyak. Adapun area yang biasanya mempunyai debit air banyak yaitu area
Sudut Dalam, oleh sebab itu setiap Sudut Dalam dianjurkan untuk dipasang Penahan
Limpahan Sudut. Ada beberapa kasus area Talang Datar yang menggunakan Penahan
Limpahan.

Penggantung
Penggantung berfungsi sebagai tempat dudukan Talang. Penggantung sebaiknya dipasang
dengan sekrup langsung menembus ke rangka atap, agar lebih kokoh dan tidak membebani
listplang. Jarak antar penggantung jangan terlalu jauh, disarankan jarak antar penggantung
adalah 1m. Jadi jumlah penggantung yang dibutuhkan yaitu jumlah panjang talang +1.

Spacer
Spacer diperlukan untuk meluruskan posisi penggantung apabila listplang tidak tegak lurus
dan juga untuk menempatkan talang tepat dibawah ujung atap bawah. Pengukuran untuk
penentuan spesifikasi spacer terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Pengukuran jarak horizontal lisplang dengan ujung genteng (dari E ke F)
2. Pengukuran sudut kemiringan lisplang (sudut antara G dan H).
Jumlah kebutuhan spacer sama dengan jumlah penggantung.

Penyambung Talang
Penyambung talang digunakan di setiap pertemuan antara:
- Talang datar dengan talang datar
- Talang datar dengan talang sudut luar
- Talang datar dengan talang sudut dalam
Jumlah penyambung talang yang dibutuhkan tergantung berapa banyak sambungan yang ada.

Penutup Talang
Setiap ujung talang ditutup dengan penutup talang agar air tidak keluar jatuh bebas dari
talang. Jumlah penutup talang yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah ujung talang (
disesuaikan dengan kondisi di lapangan ).

Corong
Corong digunakan untuk menampung dan menyalurkan air dari talang ke pipa. Kebutuhan
jumlah corong yaitu setiap 6 – 10 m talang. Apabila jarak antar corong terlalu jauh dapat
mengakibatkan air tidak tertampung di talang.

II. Pengukuran Kebutuhan Pipa & Aksesoris


Untuk mengetahui berapa jumlah pipa yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1. Dengan bantuan gambar (blue print) dari bangunan, dimana terdapat informasi skala
perbandingan yang akan memudahkan penghitungan kebutuhan pipa.
2. Dengan cara mengukur langsung fisik bangunan dengan menggunakan meteran.
Pipa Tegak
Pipa tegak digunakan untuk menyalurkan air dari talang ke tanah atau saluran pembuangan.
Jumlah pipa tegak yang dibutuhkan yaitu = ( jarak plafon dengan lantai + jarak corong
dengan dinding ) x jumlah corong. Akan tetapi penghitungan dapat berbeda beda sesuai
dengan kondisi fisik bangunan yang sesungguhnya. Oleh karena itu dianjurkan untuk melihat
dan mengukur langsung fisik bangunan yang akan dipasang pipa. Panjang pipa tegak = 3m/
batang.

Pipa Lengkung
Pipa lengkung digunakan sebagai sambungan corong munuju pipa tegak. Jumlah pipa
lengkung yang dibutuhkan yaitu = jumlah corong x 2.

Penahan Pipa
Penahan pipa diperlukan untuk mengikat pipa ke dinding agar tidak berubah posisi (rubuh).
Jumlah penahan pipa yang disarankan yaitu per 2m pipa. Sebagai ilustrasi 6m pipa
menggunakan 4 pcs penahan pipa. Tapi jumlah tersebut dapat dikurangi atau ditambah sesuai
kebutuhan di lapangan.

Sepatu Pipa
Pada setiap ujung pipa yang mengarah ke tanah atau lantai dibutuhkan sepatu pipa untuk
mengarahkan jalannya air ke saluran pembuangan agar tidak menyebar kemana-mana.
Adapun jumlah sepatu pipa yang dibutuhkan yaitu sesuai dengan jumlah pipa tegak yang
mengarah ke lantai.
Apabila tidak terdapat sepatu pipa dapat digantikan dengan pipa lengkung.

Talang Utama

Pipa Tegak

 Nama Down Pipe


 Bentuk Bundar memanjang
 Fungsi Pipa tegak digunakan untuk menyalurkan air ke arah tanah agar air mengalir
dari atas menuju tempat yang diinginkan
Talang Datar

 Nama Gutter
 Bentuk Setengah Lingkaran
 Fungsi Bentuk ini berfungsi untuk mengalirkan air yang masuk dari atap akibat hujan
dan menyalurkannya ke corong pembuangan air

Pipa Lengkung

 Nama Bend Pipe


 Bentuk Pipa bulat melengkung
 Fungsi Pipa lengkung difungsikan untuk membelokkan aliran air dan
mengarahkannya ke pipa lain atau pipa tegak menuju tempat pembuangan akhir
Talang Sudut Dalam

 Nama Inside Gutter Angle


 Bentuk Siku Setengah Lingkaran
 Fungsi Jenis ini digunakan untuk setiap sudut rumah bagian dalam dimana akan
menyambungkan antar talang-talang datar yang ada

Talang Sudut Luar

 Nama Outside Gutter Angle


 Fungsi Jenis ini digunakan untuk setiap sudut rumah dimana akan menyambungkan
antar talang-talang datar yang ada

Corong Penyambung
 Nama Nozzle
 Fungsi Penyambung talang datar dengan pipa tegak yang akan menjadi corong
turunnya air hujan

Talang Penunjang

Penutup Talang

 Nama Stopend
 Fungsi Merupakan penutup ujung-ujung talang datar dimana sudah tidak ada lagi
sambungan talang ke arah lain
Penahan Pipa

 Nama Pipe Holder


 Fungsi Dipergunakan untuk menahan pipa tegak agar menjadi lebih kuat dan tidak
goyah ketika menahan aliran air

Penggantung Talang

 Nama Bracket
 Fungsi Berfungsi untuk menggantungkan talang datar dengan pinggiran atap rumah
dengan diintegrasikan menggunakan spacer
Spacer

 Nama Spacer
 Fungsi Menyatukan penggantung talang dengan lisplang dan untuk menyesuaikan
letak talang terhadap genting

Penyambung Talang

 Nama Gutter Join


 Fungsi Berfungsi menyambungkan lonjoran antar talang data
Sepatu Pipa

 Nama Shoe
 Fungsi Mengalirkan air ke saluran yang diinginkan setelah turun melalui pipa tegak

Penahan Limpahan
Rangkaian Dasar Talang Air Rumah

Kemiringan
Agar air mengalir kemiringan talang perlu di perhatikan. Perhitungannya adalah setiap 5 m
talang terdapat kemiringan antara 1,5 – 3 cm. Kemiringan dapat ditentukan dengan
menggunakan waterpass atau selang air.

Corong
Corong ditempatkan disetiap 10 m talang. Agar air mengalir menuju corong, posisi corong
harus lebih rendah. Terdapat 2 macam desain penempatan corong.

Pertama dengan menempatkan 2 corong di ujung talang. Kedua ujung talang lebih rendah
dari pada titik tengah talang. Jadi air yang jatuh ke tengah talang akan dialirkan ke kanan dan
kiri.

Kedua, cara ini corong ditaruh ditengah talang. Karena ujung talang yang lebih tinggi, maka
air akan bergerak ke tengah.
Jika posisi Corong telah ditentukan, Gergaji digunakan untuk melubangi bagian tersebut.
Untuk merakit Corong, di Corong terdapat ujung lipat yang masuk ke lingkaran kecil talang.
Proses akhir adalah melipat ujung, untuk mengunci Corong pada talang.

Spacer Vs Lisplang
Ada 2 macam lisplang, lisplang dengan kemi ringan 40° dan 60°. Spacer yang asli didesain
untuk lispalng dengan kemiringan 40° (gambar A). Jadi tidak perlu dimodifikasi.

Untuk kemiringan 60°, ujung Spacer paling bawah perlu dipotong dan ujung atas nya perlu
dibengkokan (gambar B). Seberapa banyak yang dipotong dan yang dibengkokkan
disesuaikan dengan kebutuhan.

Apa yang harus dipertimbangkan sebelum memasang


talang air hujan?
Talang hujan yang baik adalah bagian integral dari eksterior sebuah rumah. Sesuai fungsinya
untuk mengalirkan air ketempat pembuangan air, sehingga dampak-dampak negatif air dapat
diminimalisir. Disamping itu peran lain dari talang hujan tersebut harus dapat memperindah
penampilan rumah.

Ketika memasang talang hujan pada sebuah rumah, pemilik rumah harus mempertimbangkan
beberapa hal, antara lain adalah, harga, estetika dan bahan dasar talang hujan.

Harga talang hujan mempunyai rentang harga yang lebar, tergantung dari bahan dasar dan
bentuknya. Ungkapan “Harga tidak pernah menipu” adalah benar terjadi pada sebuah talang.
Sebuah talang hujan dengan bahan plat seng yang ditekuk langsung ditempat tentu harganya
akan jauh berbeda dengan sebuah talang tembaga berbentuk setengah lingkaran.

Berbicara tentang estetika, talang hujan adalah bagian yang cukup menonjol untuk tampilan
sebuah rumah (dari sisi luar atau eksterior ) mengingat letaknya yang berada dibagian bawah
dari konstruksi atap. Begitu berpengaruhnya talang hujan dalam penampilan sebuah rumah,
beberapa pemilik rumah model klasik menggunakan talang tembaga setengah lingkaran
dengan penyangga yang melingkar-lingkar indah untuk pemperkuat kesan klasiknya. Untuk
design minimalis mereka menggunakan talang hujan yang berbentuk sederhana, missal
menggunakan talang hujan bentuk setengah lingkaran dengan penyangga yang kecil
sederhana.

Berdasarkan bahan dasar, talang hujan pada dasarnya dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu
talang hujan berbahan dasar plastic (PVC) dan talang hujan berbahan dasar logam (seng,
aluminium, galvanis, tembaga). Talang hujan PVC banyak digunakan dengan pertimbangan
murah dan mudah didapat. Kelemahan dari penggunaan talang PVC adalah pada daya tahan
materialnya. PVC untuk penggunaan outdoor seperti itu dengan perubahan cuaca panas ke
dingin dan sebaliknya akan menjadikannya kehilangan kelenturan sehingga berakhir dengan
retak, berubah bentuk dan kusam. Untuk mengatasi hal tersebut harus dilakukan penggantian
rutin setidak 1-2 tahun sekali. Jadi sebenarnya dapat disimpulkan bahwa harga murah untuk
talang hujan PVC tidak sepenuhnya benar.

Talang hujan berbahan dasar logam biasa digunakan di Eropa, Amerika dan Australia.
Pertimbangan dasar penggunaan talang hujan ini adalah faktor daya tahan dan keindahannya.
Untuk negara-negara tersebut, ketahanan terhadap iklim mutlak diperlukan. Talang hujan
logam dengan sendirinya sangat tahan terhadap perubahan iklim. Dengan harga sebagai
pertimbangan utama, talang hujan berbahan tembaga adalah yang paling mahal. Pengguna
talang ini adalah bangunan berbentuk klasik yang menonjolkan warna emas, sedangkan yang
termurah adalah yang berbahan dasar pelat seng. Sebenarnya penggunaan seng ini cukup
memenuhi syarat sebuah talang hujan, tetapi mengingat kualitas dari lapisan tahan karat seng
yang sangat tipis ditambah proses pemasangan yang langsung dibuat ditempat membuat hasil
mutu yang tidak standar.

Talang hujan logam/metal yang paling sering digunakan adalah talang air hujan berbahan
dasar aluminium dan galvanis. Kedua bahan dasar terbut dianggap bisa menjawab kelemahan
yang ada, termasuk juga dari segi ekonomi (harga). Aluminium dan galvanis adalah bahan
yang tahan korosi (karat) dan juga kuat terhadap perubahan suhu ekstrim. Harganya pun
relatif murah jika melihat daya tahan dan kualitas walaupun tidak semurah talang hujan PVC.

Jadi, dengan berbagai uraian pertimbangan diatas, Anda dapat menentukan jenis talang air
hujan mana yang sesuai dengan kebutuhan anda.
Pengertian Gutter Dan Aplikasinya

Gutter atau biasa disebut selokan, got maupun talang air, merupakan suatu jalur
aliran air yang dibuat untuk menampung lalu mengalihkan atau membuang aliran air
tersebut. Selokan adalah saluran untuk menyalurkan air pembuangan dan/atau air
hujan untuk dibawa ke suatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan
dan kesehatan. Selokan umumnya terdapat di pinggir jalan, didesain untuk
mengalirkan kelebihan air hujan dan air permukaan dari jalan raya, tempat parkir,
sisi jalan, dan atap.
Talang Air Hujan

Talang air hujan / rain gutter adalah wadah atau tempat untuk menampung air yang
mengalir dari atap gudang / pabrik / rumah agar air tersebut mengalir terarah ke
suatu tempat yang dituju, dan air tidak berantakan kemana mana, talang air
sebaiknya terbuat dari fiberglass karena lebih tahan lama dan tidak korosi atau
bocor. Talang air hujan adalah sebuah palung yang sempit atau saluran yang
mengumpulkan air hujan dari atap bangunan dan mengalihkan menjauh dari
struktur, biasanya ke saluran pembuangan.

Box Gutter
Talang kotak, selokan paralel, atau palung adalah talang air di atap biasanya
berbentuk persegi panjang, mungkin akan dilapisi dengan logam, atau bisa juga
aspal, dan dapat dipasang tersembunyi di balik tembok pembatas atau pinggiran
atap, atau di celah atap. Talang kotak pada dasarnya ditempatkan di antara
permukaan paralel / sejajar, seperti di lembah antara atap paralel atau di
persimpangan atap dan dinding tembok pembatas. Ketentuan dalam desain talang
ini yaitu tergantung dari aliran hujan untuk outlet dengan kemiringan maksimum
1:200 dan minimal 1:400.
Air Hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh di permukaan tanah. Air tersebut dialirkan ke
saluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau kompleks perumahan
disalurkan melalui talang-talang vertical dengan diameter 3” (minimal) yang diteruskan ke
saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5 – 1% dengan jarak terpendek ke saluran
terbuka lingkungan.

Talang Air Hujan


Pipa pembuangan/pipa vertical di pasang pada shaft untuk air hujan yang dapat dibuang
sejajar dengan pipa-pipa plambing lainnya. Pipa ini dipasang sesuai dengan luas atap yang
menampung air hujan tersebut.

Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan, harus diketahui atap yang menampung
air hujan tersebut dalam luasan M². Sebagai standard ukuran pipa pembuangan dibuat tabel
sebagai berikut :

Tabel : Ukuran Pipa Vertical/Tegak untuk menampung Air Hujan dari Atap

 3″ > Luas atap 0 s.d – 180M2 > Volume 255 Ltr/Mnt


 4″ > Luas atap s.d 385 M2 > Volume 547 Ltr/Mnt
 5″ > Luas atap s.d 698 M2 > Volume 990 Ltr/Mnt
 6″ > Luas atap s.d 1.135 M2 > Volume 1.610 Ltr/Mnt
 8″ > Luas atap s.d 2.445 M2 > Volume 3.470 Ltr/Mnt

Perhitungan Talang Air Hujan

Contoh :

 Jika Luas atap = 1.000 M².


 Diketahui :
 Hujan rata-rata di Indonesia antara 300 – 500 mm/m²/jam = 5 – 8 liter/menit.
 Curah hujan = 1.000 m² x 5 – 8 liter/menit = 5.000 – 8.000 liter/menit.
 Luas atap 1.000 m²,
 dalam tabel paling efisien menggunakan diameter 6” dengan kapasitas +/- 1.610
liter/menit.
 Jika curah hujan = 10.000 liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam
waktu 1 x 6” = 10.000 : 1.610 = 6 menit.
 Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 6 buah yang
tersebar letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan terbuang keluar
dalam waktu 1 (satu) menit.

Anda mungkin juga menyukai